Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Media sosial telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat modern. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi interaksi sosial, tetapi juga
memberikan dampak besar pada penggunaan bahasa. Dalam konteks Bahasa Indonesia,
penggunaan media sosial menjadi semakin penting dalam membentuk pemahaman dan
penggunaan bahasa oleh penggunanya. Seiring dengan pertumbuhan pesat pengguna
media sosial di Indonesia, penting untuk memahami bagaimana platform-platform
tersebut memengaruhi cara orang berkomunikasi dan menggunakan bahasa. Media sosial
telah mengubah lanskap komunikasi global dengan cara yang tidak dapat diabaikan.
Fenomena ini memunculkan perubahan besar dalam cara manusia berinteraksi dan
menyampaikan informasi. Dengan miliaran pengguna di seluruh dunia, platform-media
sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya, telah menjadi saluran utama
untuk menyebarkan berita, ide, dan pengalaman. Meskipun media sosial menawarkan
keuntungan besar dalam meningkatkan konektivitas global, tetapi dampaknya tidak hanya
terbatas pada domain tersebut. Pengaruh media sosial juga merambah ke dalam ranah
bahasa, memengaruhi cara orang memahami dan menggunakan bahasa mereka sehari-
hari (Handayani et al., 2023).
Media sosial berperan sebagai lingkungan virtual di mana pengguna dapat
berinteraksi dengan teman, keluarga, dan bahkan orang yang tidak dikenal. Dalam
atmosfer ini, bahasa menjadi alat utama untuk menyampaikan gagasan, emosi, dan
informasi. Perubahan signifikan dalam pola komunikasi yang dihasilkan oleh media
sosial dapat membentuk paradigma baru dalam penggunaan bahasa, dan hal ini tak
terkecuali dalam konteks Bahasa Indonesia. Fenomena ini tidak hanya mencakup aspek
teknologi dan sosial, tetapi juga melibatkan perubahan signifikan dalam penggunaan
bahasa. Dalam dunia yang semakin terhubung ini, pengaruh media sosial tidak hanya
mempercepat pertukaran informasi, tetapi juga membentuk dinamika bahasa dalam
masyarakat. Dalam konteks Bahasa Indonesia, pengaruh ini mengarah pada transformasi
dalam pemahaman dan penggunaan bahasa sehari-hari
(Kurnia Sherlyanita & Rakhmawati, 2016)
.
Media sosial menciptakan ekosistem bahasa yang dinamis, di mana pengguna
diberi kebebasan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dalam format yang lebih santai.
Dalam keseharian pengguna media sosial, penggunaan singkatan, simbol, dan bahasa
non-formal semakin menjadi ciri khas. Ini dapat memengaruhi pemahaman konvensional
terhadap struktur tata bahasa dan kata-kata dalam Bahasa Indonesia. Selain itu, media
sosial memfasilitasi penggunaan istilah dan frasa baru yang mungkin belum ditemui
dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Melalui meme, hashtag, dan trend tertentu,
masyarakat dapat mengadopsi ungkapan-ungkapan baru yang kemudian terintegrasi ke
dalam percakapan sehari-hari. Hal ini menciptakan dinamika baru dalam evolusi kosakata
Bahasa Indonesia (Manajemen & Raheni, 2018).
Dalam konteks Bahasa Indonesia, media sosial telah memberikan kontribusi
signifikan terhadap evolusi bahasa sehari-hari. Pengguna media sosial sering kali
mengadopsi gaya bahasa yang lebih santai, terkadang dengan pemendekan kata atau
penggunaan istilah populer yang mungkin tidak sesuai dengan norma bahasa formal. Hal
ini dapat memengaruhi pemahaman tata bahasa dan kosakata dalam Bahasa Indonesia.
Pemahaman Bahasa Indonesia melalui media sosial juga dapat dipengaruhi oleh fluktuasi
dalam tren bahasa yang cepat berubah. Unggahan, meme, dan bahkan hashtag tertentu
dapat memperkenalkan frasa atau istilah baru, yang kemudian diadopsi oleh pengguna
media sosial dalam percakapan sehari-hari. Oleh karena itu, perubahan cepat ini bisa
menciptakan variasi dalam pemahaman bahasa, terutama di antara generasi yang aktif di
dunia digital (Secsio et al., n.d.).
Dengan adanya fenomena perubahan pola komunikasi melalui media sosial,
muncul pertanyaan mengenai sejauh mana media sosial memengaruhi kecakapan
berbahasa Indonesia pada pengguna aktifnya. Dalam konteks ini, perubahan gaya bahasa,
pemilihan kata, dan norma-norma kebahasaan dapat menjadi fokus penelitian untuk
memahami perubahan tersebut. Selain itu, penelitian ini juga akan mengeksplorasi peran
media sosial dalam membentuk pemahaman bahasa Indonesia dalam konteks
keberagaman bahasa dan dialek yang ada di Indonesia. Bagaimana media sosial dapat
menjadi sarana pembelajaran informal yang mampu memperkaya kosakata dan struktur
bahasa Indonesia, atau sebaliknya, dapat merusak norma kebahasaan yang telah ada
(Moch et al., 2016).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan media sosial memengaruhi perubahan gaya bahasa dan
pemilihan kata dalam penggunaan bahasa Indonesia di kalangan pengguna aktif
media sosial?
2. Sejauh mana media sosial berkontribusi dalam pembentukan dan perubahan
norma kebahasaan bahasa Indonesia di era digital?
3. Bagaimana peran media sosial dalam mempengaruhi pemahaman bahasa
Indonesia, terutama dalam konteks keberagaman bahasa dan dialek di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi dampak penggunaan media
sosial terhadap pemahaman dan penggunaan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat
yang aktif terlibat dalam platform-platform digital. Penelitian ini bertujuan untuk
memahami bagaimana media sosial memengaruhi perubahan gaya bahasa, pemilihan
kata, dan norma kebahasaan, serta untuk mengeksplorasi peran media sosial dalam
membentuk pemahaman bahasa Indonesia dalam konteks keberagaman bahasa dan dialek
di Indonesia. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penggunaan
bahasa Indonesia di media sosial terhadap aspek sosial dan budaya masyarakat, serta
untuk mengidentifikasi potensi konsekuensi positif atau negatif terkait dengan hilangnya
nilai kebahasaan tradisional akibat pengaruh media sosial. Melalui pencapaian tujuan ini,
diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang
bagaimana media sosial membentuk dan memengaruhi bahasa Indonesia dalam era
digital ini.
D. Batasan Masalah
1. Penelitian ini akan difokuskan pada pengguna media sosial di Indonesia yang
aktif berpartisipasi dalam platform-platform digital. Batasan ini diterapkan untuk
memfokuskan analisis pada kelompok yang secara aktif terlibat dalam dinamika
penggunaan media sosial.
2. Kajian akan membatasi diri pada jenis-jenis media sosial tertentu yang memiliki
dampak signifikan terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Contohnya, platform
seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan platform media sosial lainnya dapat
menjadi fokus penelitian.
3. Penelitian akan memfokuskan analisis pada aspek-aspek tertentu dari bahasa
Indonesia, termasuk perubahan gaya bahasa, pemilihan kata, dan norma
kebahasaan. Aspek-aspek ini dipilih untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
terinci tentang dampak media sosial pada bahasa.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat yang signifikan dalam memahami dan mengatasi
dampak penggunaan media sosial terhadap pemahaman dan penggunaan bahasa
Indonesia. Hasil penelitian dapat memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana
media sosial memengaruhi perubahan gaya bahasa, pemilihan kata, dan norma
kebahasaan di masyarakat digital saat ini. Dengan memahami peran media sosial dalam
membentuk pemahaman bahasa Indonesia, penelitian ini dapat memberikan kontribusi
penting dalam pengembangan strategi pendidikan dan kebijakan yang mampu
memelihara keberlanjutan penggunaan bahasa Indonesia, sekaligus merespons perubahan
dinamika komunikasi yang dihadapi oleh masyarakat terkoneksi secara digital. Selain itu,
pemahaman lebih dalam tentang dampak media sosial pada bahasa juga dapat
memberikan panduan bagi pihak-pihak terkait, termasuk pendidik, peneliti, dan pembuat
kebijakan, dalam menjawab tantangan yang muncul dalam melestarikan nilai dan
kekayaan bahasa Indonesia di era teknologi informasi dan komunikasi.

BAB ll
METODE PENELITIAN

A. Landasan Teori
Media Sosial

Media sosial merupakan suatu bentuk platform atau saluran digital yang
memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, berbagi konten, dan menjalin hubungan
secara daring. Platform ini memungkinkan individu maupun kelompok untuk membuat,
mengelola, dan mendistribusikan informasi, termasuk teks, gambar, dan video. Ciri
utama media sosial adalah adanya interaksi dua arah antara pengguna, memungkinkan
mereka tidak hanya menjadi konsumen tetapi juga produsen konten. Berbagai platform
media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan LinkedIn menawarkan fitur-fitur
berbeda, namun semuanya memiliki fokus pada aspek interaktif dan berbagi informasi.
Melalui media sosial, pengguna dapat membangun jejaring sosial, memperluas jangkauan
informasi, dan berpartisipasi dalam dialog yang global. Meskipun memberikan berbagai
manfaat, media sosial juga menghadapi tantangan terkait privasi, penyebaran informasi
palsu, dan dampak sosial-psikologis yang perlu diperhatikan (Meleong, Lexy J, 2010).

Dalam ekosistem media sosial, pengguna dapat membuat profil pribadi yang
mencerminkan identitas mereka, memungkinkan mereka mengekspresikan diri, minat,
dan pandangan. Fitur-fitur seperti komentar, like, dan share memberikan peluang untuk
berinteraksi dan memberikan respons terhadap konten yang dibagikan oleh pengguna
lain. Media sosial juga menjadi wahana untuk menyampaikan informasi secara real-time,
sehingga memfasilitasi pertukaran berita, tren, dan topik aktual dengan cepat.
Penggunaan media sosial tidak terbatas pada tingkat personal, tetapi juga diadopsi secara
luas oleh perusahaan, organisasi, dan tokoh publik sebagai alat pemasaran dan branding.
Perusahaan dapat menggunakan media sosial untuk mengenalkan produk, membangun
citra merek, dan berkomunikasi secara langsung dengan konsumen. Selain itu, media
sosial sering menjadi platform untuk kampanye sosial, aktivisme, dan penyuluhan,
memanfaatkan potensi viral dari konten untuk memperluas dampaknya
(Diyah & Palupi, n.d.)

Meskipun media sosial memberikan keuntungan signifikan, ada juga sejumlah


dampak negatif yang perlu diperhatikan. Isu privasi menjadi perhatian utama karena
pengguna sering kali harus berbagi informasi pribadi mereka untuk menggunakan
platform tersebut. Selain itu, penyebaran informasi palsu atau disinformasi di media
sosial telah menjadi tantangan serius, mempengaruhi opini publik dan proses
pengambilan keputusan. Dengan demikian, dalam era yang semakin terkoneksi ini,
penting untuk secara kritis mengevaluasi peran dan dampak media sosial dalam
masyarakat kita (Ereine Rantung, n.d.),

Pemahaman Bahasa
Pemahaman bahasa merupakan kemampuan seseorang untuk memahami dan
menginterpretasikan informasi yang disampaikan melalui bahasa, baik secara lisan
maupun tertulis. Hal ini mencakup kemampuan menguraikan makna kata, kalimat, dan
teks secara keseluruhan. Pemahaman bahasa melibatkan proses kognitif kompleks,
termasuk penerapan kaidah tata bahasa, pengenalan konteks, dan interpretasi makna yang
bersifat kontekstual. Pemahaman bahasa mencakup beberapa aspek, termasuk
pemahaman kata dan frasa, struktur kalimat, dan pemahaman makna global dari teks. Ini
juga melibatkan kemampuan untuk mengenali nuansa, makna tersirat, dan gaya bahasa
yang digunakan dalam suatu komunikasi. Seseorang yang memiliki pemahaman bahasa
yang baik mampu mengurai informasi dengan akurat, mengidentifikasi tujuan
komunikasi, dan menangkap esensi pesan yang disampaikan (Fronika & Pendidikan, n.d.).

Selain itu, pemahaman bahasa tidak hanya berfokus pada aspek linguistik, tetapi
juga memperhatikan konteks budaya, situasional, dan sosial yang dapat memengaruhi
interpretasi suatu teks. Dalam konteks pendidikan, pemahaman bahasa menjadi
keterampilan kunci dalam membaca, mendengarkan, dan menghasilkan teks, yang pada
akhirnya mendukung pengembangan kemampuan berkomunikasi yang efektif. Oleh
karena itu, pemahaman bahasa memiliki peran sentral dalam memfasilitasi interaksi
sosial, transfer pengetahuan, dan pembelajaran di berbagai konteks kehidupan.
Pemahaman bahasa juga melibatkan kemampuan mengaitkan informasi baru dengan
pengetahuan yang telah ada, membentuk hubungan antaride, dan mengenali pola-pola
makna. Ini memerlukan proses kognitif yang kompleks, seperti inferensi dan analisis,
untuk mengisi celah informasi yang mungkin tidak eksplisit disampaikan dalam teks.

Pentingnya pemahaman bahasa tidak hanya terbatas pada kemampuan individu,


tetapi juga memiliki dampak luas dalam perkembangan masyarakat. Pemahaman bahasa
yang kuat mendukung keberhasilan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan,
pekerjaan, dan hubungan sosial. Di dunia yang semakin terhubung dan multikultural,
pemahaman bahasa juga memainkan peran kunci dalam memfasilitasi pertukaran budaya,
pemahaman lintasbudaya, dan kolaborasi global. Sementara teknologi terus berkembang,
pemahaman bahasa juga mencakup kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
dalam bentuk komunikasi digital, seperti pesan teks, media sosial, dan platform daring
lainnya. Dengan demikian, pemahaman bahasa bukan hanya sebagai keterampilan
individu, tetapi juga sebagai komponen vital dalam memahami dan mengikuti
perkembangan masyarakat modern yang dinamis (Gani, n.d.)

Penggunaan Bahasa

Penggunaan bahasa merujuk pada cara individu atau kelompok mengaplikasikan


dan mengekspresikan diri melalui bahasa dalam berbagai konteks komunikasi. Ini
mencakup pilihan kata, struktur kalimat, dan elemen tata bahasa yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau berinteraksi dengan orang lain. Penggunaan bahasa juga
mencakup pemilihan gaya komunikasi yang sesuai dengan situasi, audiens, dan tujuan
komunikatif. Penggunaan bahasa tidak hanya berkaitan dengan aspek linguistik, tetapi
juga melibatkan pemahaman konteks sosial, budaya, dan situasional di mana bahasa
digunakan. Oleh karena itu, penggunaan bahasa mencerminkan kemampuan seseorang
untuk beradaptasi dengan norma-norma kebahasaan yang berlaku dalam suatu
masyarakat atau kelompok tertentu (Mustomi et al., 2020)

Dalam konteks pendidikan, penggunaan bahasa sering kali menjadi fokus utama
dalam pengembangan keterampilan berbahasa. Ini mencakup kemampuan untuk menulis,
berbicara, mendengarkan, dan membaca dengan efektif, dengan memperhatikan norma-
norma kebahasaan yang berlaku. Pemahaman yang baik tentang penggunaan bahasa juga
membantu individu dalam membangun hubungan sosial, berpartisipasi dalam budaya
tertentu, dan mencapai tujuan komunikatif mereka. Selain itu, penggunaan bahasa juga
memainkan peran penting dalam membentuk identitas individu dan kelompok. Gaya
berbicara, pilihan kata, dan preferensi linguistik dapat menjadi ciri khas yang
membedakan satu kelompok atau individu dari yang lain. Penggunaan bahasa dapat
mencerminkan nilai-nilai budaya, latar belakang sosial, dan pengalaman hidup, sehingga
memberikan dimensi lebih dalam pada cara komunikasi dilakukan.

Penggunaan bahasa juga terkait erat dengan fungsi komunikatif, di mana bahasa
digunakan untuk tujuan tertentu, seperti meyakinkan, menghibur, memberi informasi,
atau mengungkapkan perasaan. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami konteks
dan memilih gaya bahasa yang sesuai dengan tujuan komunikatif menjadi keterampilan
penting dalam penggunaan bahasa yang efektif. Dalam era digital dan globalisasi,
penggunaan bahasa juga mencakup adaptasi terhadap perkembangan teknologi
komunikasi. Penggunaan bahasa dalam konteks media sosial, pesan singkat, atau
platform daring lainnya memerlukan pemahaman terhadap konvensi komunikasi digital,
penggunaan emoji, dan pemilihan kata yang sesuai dengan medium yang digunakan.
Sehingga, penggunaan bahasa tidak hanya merupakan aspek praktis dalam komunikasi
sehari-hari, tetapi juga mencerminkan dinamika perubahan dalam cara kita
berkomunikasi di dunia yang terus berubah (Sugianto Putri, 2016),

Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa persatuan di Indonesia. Ini
adalah bahasa yang digunakan secara luas di seluruh negeri sebagai alat komunikasi
formal dan informal. Bahasa Indonesia bersifat baku dan normatif, diatur oleh Pusat
Bahasa dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, sehingga memiliki struktur
gramatika dan kosa kata yang konsisten dan terstandarisasi. Sebagai bahasa yang merujuk
pada kelompok bahasa Melayu, Bahasa Indonesia memiliki akar historis yang dalam
dengan bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Namun, melalui kebijakan bahasa nasional
dan pendidikan formal, Bahasa Indonesia telah berkembang menjadi suatu medium yang
menggambarkan kesatuan dan identitas nasional bagi beragam etnis dan suku di
Indonesia (Pada Rohis di SMA Perintis et al., n.d.)

(Kurnia Sherlyanita & Rakhmawati, 2016) Bahasa Indonesia memiliki sistem


penulisan dengan huruf Latin dan sistem pengucapan yang relatif sederhana,
membuatnya dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat. Meskipun bahasa resmi,
Bahasa Indonesia juga terus berkembang seiring waktu, mengakomodasi perubahan
dalam masyarakat dan kebutuhan komunikasi modern. Dengan demikian, Bahasa
Indonesia tidak hanya sebagai alat komunikasi sehari-hari, tetapi juga sebagai lambang
persatuan dan keberagaman budaya di Indonesia.

B. Hipotesis
1. Terdapat hubungan positif antara tingkat interaksi pengguna dengan media sosial
dan pemahaman bahasa Indonesia. Pengguna media sosial yang lebih aktif
cenderung terpapar dengan variasi bahasa dan struktur kalimat yang lebih luas,
yang dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap bahasa Indonesia..
2. Terdapat hubungan positif antara tingkat interaksi pengguna dengan media sosial
dan pemahaman bahasa Indonesia. Pengguna media sosial yang lebih aktif
cenderung terpapar dengan variasi bahasa dan struktur kalimat yang lebih luas,
yang dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap bahasa Indonesia..

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang diusulkan untuk menginvestigasi "Pengaruh Media Sosial


terhadap Pemahaman dan Penggunaan Bahasa Indonesia" mencakup kombinasi
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Studi survei kuantitatif akan melibatkan pengguna
media sosial di Indonesia, menggunakan survei daring untuk mengukur tingkat interaksi,
frekuensi penggunaan, dan pemahaman bahasa Indonesia. Seiring dengan itu, analisis
konten media sosial akan mengeksplorasi perubahan gaya bahasa, penggunaan kata, dan
norma kebahasaan melalui ekstraksi dan kategori analisis dari konten bahasa Indonesia di
berbagai platform. Untuk mendapatkan perspektif yang lebih mendalam, wawancara dan
fokus kelompok akan dilakukan dengan pengguna media sosial untuk memahami
pengalaman mereka, bagaimana penggunaan media sosial memengaruhi bahasa mereka,
dan persepsi mereka terhadap perubahan bahasa. Gabungan ketiga metode ini diharapkan
dapat memberikan pemahaman yang holistik dan mendalam tentang dampak media sosial
pada pemahaman dan penggunaan bahasa Indonesia dalam konteks masyarakat yang
semakin terkoneksi secara digital.

BAB lll
JADWAL PENELITIAN

A. Jadwal
Waktu penelitian untuk menginvestigasi "Pengaruh Media Sosial terhadap
Pemahaman dan Penggunaan Bahasa Indonesia" diperkirakan akan memakan waktu
sekitar 8 hingga 14 bulan. Fase persiapan dan perancangan penelitian akan mengambil
waktu sekitar 2-3 bulan, termasuk menentukan tujuan penelitian, merumuskan hipotesis,
dan merancang instrumen survei serta kategori analisis untuk analisis konten media
sosial. Pengumpulan data, yang mencakup pelaksanaan survei, ekstraksi dan analisis
konten media sosial, serta wawancara dan diskusi fokus, diestimasi memakan waktu 3-4
bulan. Fase analisis data dan temuan memerlukan waktu tambahan sekitar 2-3 bulan
untuk menganalisis hasil kuantitatif dan kualitatif, mengidentifikasi temuan, dan
menggabungkan hasil penelitian. Akhirnya, penyusunan laporan penelitian diperkirakan
memakan waktu 1-2 bulan, yang mencakup penulisan laporan, penyusunan daftar
pustaka, dan presentasi temuan penelitian. Waktu total dapat bervariasi tergantung pada
kompleksitas penelitian dan ketersediaan sumber daya.

DAFTAR PUSTAKA
Diyah, I., & Palupi, R. (n.d.). PENGARUH MEDIA SOSIAL PADA PERKEMBANGAN KECERDASAN ANAK USIA DINI.

Ereine Rantung, A. P. (n.d.). PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DI
INDONESIA.

Fronika, W., & Pendidikan, J. A. (n.d.). PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP SIKAP REMAJA.

Gani, A. G. (n.d.). Pengaruh Media Sosial Terhadap Perkembangan Anak Remaja.

Handayani, A., Hikmah Rhamadani, A. J., & Ryketeng, M. (2023). Analisis Penerapan PSAK 22 Pada Penyajian
Laporan Keuangan Bank Syariah Indonesia Setelah Merger (Studi Pada BSI KCP Panakkukang). Nusantara
Journal of Multidisciplinary Science, 1(5). https://jurnal.intekom.id/index.php/njms

Kurnia Sherlyanita, A., & Rakhmawati, A. (2016). Pengaruh dan Pola Aktivitas Penggunaan Internet serta
Media Sosial pada Siswa SMPN 52 Surabaya. In Journal of Information Systems Engineering and Business
Intelligence (Vol. 2, Issue 1). http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/

Manajemen, J. S., & Raheni, C. (2018). The Effect Of Social Media On Consumer Buying Interest Study Case
Study. 5(2). http://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/JSM

Moch, H., Purwidiantoro, D., Fajar, K. S. W., & Hadi, W. (2016). PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM). Pengaruh Penggunaan Media Sosial
Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Jurnal EKA CIDA, 1(1), 30.

Mustomi, D., Puspasari, A., Bisnis, A., Ekonomi, F., Bisnis, D., Bina, U., & Informatika, S. (2020). PENGARUH
MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA THE INFLUENCE OF SOCIAL MEDIA ON
CONSUMPTIVE BEHAVIOR OF STUDENTS (Vol. 4, Issue 1).

Pada Rohis di SMA Perintis, S., Lampung, B., Ferlitasari, R., & Rosana Abstrak, E. (n.d.). PENGARUH MEDIA
SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA. 01.
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/sr

Secsio, W., Putri, R., Nurwati, R. N., Meilanny, &, & Santoso, B. (n.d.). 7 PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP
PERILAKU REMAJA.

Sugianto Putri, C. (2016). PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN CHERIE
MELALUI MINAT BELI. In PERFORMA: Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis (Vol. 1, Issue 5).

Karyawati, Golrida. 2012. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta. Erlangga.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitin Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Nainggolan, P. 2005. Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis. PT Raya
Jakarta. Grafindo.
Purnama, YA 2014, Pengelolaan dan Pelaporan Pada Masjid (Studi Kasus pada Masjid Agung
At-Taqwa Bondowoso), Jurnal, Universitas Muhammadiyah Jember.

Rahmi, Siti Amir dan Treesje Runtu. 2014. Analisis Penerapan Psak Tentang Penyajian Laporan
Keuangan Pada Pt. Bank Sulut Tbk (Persero). Jurnal EMBA, Vol.2 No.3 September
2014, Hal. 068-078. ISSN 2303-1174

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,Bandung:Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai