SOSIAL
Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Penggunaan
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Dalam Media Sosial. Adapun maksud
dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi kelompok .Kelompok telah berusaha untuk dapat
menyusun Makalah ini dengan baik, namun kelompok pun menyadari bahwa
kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik
penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran
dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk
dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama.
Kelompok 4
Daftar isi
Judul.....................................................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................................ii
Daftar isi..............................................................................................................iii
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar belakang .................................................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................................2
C. Tujuan pembahasan..........................................................................................2
Bab 2 Pembahasan
A. Pengertian Bahasa dan Media Sosial…………………………..…………….3
B. Jenis jenis Media Sosial...................................................................................4
C. Bahasa yang digunakan dalam media sosial…………………………….…...4
D. Pengaruh Bahasa Media Sosial pada kalangan remaja……………….……...6
E. penggunaan bahasa indonesia yang baku dalam media sosial………….…... 7
Bab 3
kesimpulan…………………………………………………………………....…9
Daftar Pustaka……….........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa Negara sesuai dengan yang tercantum
dalam UUD 1945 pasal 3 yang menyatakan bahwa “Bahasa Negara adalah Bahasa
Indonesia”.Oleh sebab itu,banyak Perguruan Tinggi dan sekolah-sekolah di Indonesia yang
menambahkan Bahasa Indonesia dalam kurikulumnya.Materi yang diajarkan dalam pelajaran
Bahasa Indonesia menjadi semakin popular dan menarik karena banyak pelajar luar negeri
yang juga mempelajari tentang Bahasa Indonesia.Namun disamping itu,materi tentang
Bahasa Indonesia juga dianggap sebagai pelajaran yang mudah atau biasa saja. Penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan suatu keharusan bagi rakyat Indonesia
seperti yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 63 tahun 2019
tentang penggunaan Bahasa Indonesia.Namun penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar di zaman sekarang sungguh memprihatinkan. Kemajuan teknologi yang semakin
berkembang,memaksa para kaum muda di zaman sekarang kurang memperdulikan
penggunaan bahasa Indonesia yang tepat.Anak muda sekarang lebih cenderung menggunakan
bahasa atau ungkapan yang sedang nge-trend di seluruh dunia.Pengaruh sosial media dapat
memenuhi aspek fungsi definisi bahasa Indonesia yang tepat,sehingga ini membuat
kedudukan bahasa Indonesia semakin terjepit.Kita sering mendengar orang berdalih bahwa
berbahasa itu yang terpenting lawan berbicara dapat memahami informasi yang kita
sampaikan,dan tidak harus menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagaimana yang
diatur dalam bahasa Indonesia. Adanya aturan buku tentang penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar (formal),masih saja disalahgunakan oleh sebagian masyarakat kita.Hal
ini dapat kita lihat dari perilaku berbahasa masyarakat kita dewasa ini.Sikap bangsa Indonesia
terhadap bahasa Indonesia cenderung ambivalen,sehingga terjadi dilematis.Artinya, di satu
pihak kita mengijinkan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern dan dapat mengikuti
perkembangan zaman serta mampu merekam ilmu pengetahuan dan teknologi global,tetapi di
pihak lain kita telah melunturkan identitas dan citra diri itu dengan lebih banyak
mengapresiasi bahasa asing sebagai lambang modernisasi.Atas dasar itu,tidak heran jika para
remaja masa kini lebih cenderung menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul sebagai
bagian dari hidupnya jika mereka tidak ingin disebut ketinggalan zaman. Dalam upaya
meningkatkan kesadaran terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar,maka
perlu dilakukan pembinaan terhadap para pelajar atau peserta didik.Hal ini juga untuk
mempertegas kecintaan kita terhadap bahasa sendiri agar identitas bangsa kita lebih dihargai
dalam skala Internasional,sehingga tidak menutup kemungkinan,bahasa Indonesia dapat
menjadi bahasa Internasional di masa mendatang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bahasa ?
2. Apa pengertian media sosial ?
2. Jelaskan penggunaan bahasa dalam media sosial!
3. Jelaskan penggunaan bahasa indonesia yang baku dalam media sosial!
C.Tujuan Pembahasan
1. Mendeskripsikan pengertian Bahasa
2. Mendeskripsikan pengertian media sosial
3. Mendeskripsikan penggunaan bahasa dalam media sosial
4. Mendeskripsikan penggunaan bahasa indonesia yang baku dalam media sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan salah satu fenomena sosial (Antono,2019). Sekaligus sebagai media
komunikasi utama masyarakat Indonesia. Bahasa secara filosofis adalah pengungkapan
manusia atas realitas melalui simbol simbol. Berarti, eksistensi bahasa Indonesia sangat
tergantung pada tingkat keberhasilan mengembangkan bahasa, misalnya menciptakan kosa
kata dan istilah-istilah baru, baik penyerapan kosa kata bahasa daerah maupun asing semakin
digiatkan. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam
memberikan informasi yang berupa pikiran, gagasan, maksud maupun perasaan. Fungsi
bahasa yang paling utama adalah sebagai sarana komunikasi dan interaksi (Chaer dan
Agustina, 2010:17). Bahasa Indonesia harus mampu menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan
teknologi. Mengingat saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era global,
terutama teknologi informasi sangat cepat (Marsudi, 2009: 133). Fungsi utama bahasa adalah
sebagai alat komunikasi di dalam masyarakat yang digunakan dalam berbagai lingkungan,
tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam ( Saddhono, 2012). Bahasa mempunyai
fungsi sosial, baik sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi maupun sebagai cara
mengidentifikasikan kelompok sosial (Simatupang,2018). Terdapat fungsi utama bahasa
adalah sebagai alat untuk komunikasi antara sesama manusia, sebab tanpa komunikasi
kebahasaan, sistem sosial kemasyarakatan tidak akan terwujud. Tanpa bahasa manusia tidak
dapat berinteraksi dengan yang lain serta tidak dapat menjalin hubungan kekerabatan antara
yang satu dengan yang lain. Sehingga bahasa memiliki fungsi utama untuk berkomunikasi
(Nababan, 1986). Disisi lain bahasa menunjukan bangsa, tutur bahasa yang sopan
menunjukan asalusul yang tinggi. Bahasa juga dianggap memiliki fungsi selain fungsi
ekspresif , yaitu sebagai alat untuk menunjukan identitas pemakai bahasa (Rai, 2017:2).
Bahasa bervariasi yang menyangkut pilihan bahasa-bahasa bagi para pemakai dan digunakan
sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan pikiran-pikiran dari seseorang( Saddhono,
2006). Tentunya media sosial sekarang juga sama berfungsi sebagai alat komunikasi dan
informasi. Adapun variasi bahasa indonesia ebagai pengantar dibagi menjadi bahasa baku dan
bahasa nonbaku(Saddhono,2012).
Itu adalah beberapa jenis-jenis media sosial di jaman teknologi sekarang ini,
a. Bahasa gaul
Menurut (Nurhasanah, 2014) bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan
atau modifikasi dari berbagai macam bahasa termasuk bahasa Indonesia, sehingga bahasa
gaul tidak memiliki struktur bahasa yang pasti. Pengguna yang sering
menggunakan bahasa gaul ini hamper didominasi oleh kalangan remaja.
Contoh dari Bahasa gaul antara lain:
1. Menggunakan kosakata yang khas
Kata kamu : Loe, Lu
Kata aku : Gue, Akoh, Gue
Kata Cantik : Kece
2. Penghilangan huruf awal
Kata memang : emang
Kata Sudah : Udah
Dari hasil penelitian tentang bahasa gaul (Sari, 2015) bahwa faktor penyebab
terjadinya bahasa gaul di karenakan oleh menjamurnya internet dan situs-situs
internet yang berdampak signifikan terhadap perkembangan bahasa gaul, Pengaruh
lingkungan sekitar dan pengaruh media elektronik maupun cetak.
b. Bahasa alay
Bahasa alay menjadi sebuah variasi bahasa yang marak di kalangan remaja.Bahasa alay
menjadi fenomenal karena sebagian besar kaum remaja menggunakannya di media Facebook,
dengan alasan agar menjadi keren dan diakui oleh sesama rekan. Menurut Raja Rachmawati
(2011: 50-58) dalam artikelnya yang berjudul “Penggunaan Bahasa Indonesia oleh Remaja
Pada Media Facebook” terdapat beberapa bentukan bahasa alay, yakni (1) abreviasi
(singkatan, penggalan, akronim, dan kontraksi); (2) perubahan huruf (penggantian huruf dan
penambahan huruf); (3) Pemakaian kata lain; (4) pemakaian huruf besar dan kecil yang tidak
beraturan; dan (5) penyingkatan kalimat. Dari hasil inventarisasi data yang berhasil
dikumpulkan, penulis mengelompokkan data tersebut berdasarkan bentukan bahasa alay yang
diungkapkan oleh Rachmawati antara lain (1) abreviasi, (2) singkatan, (3) penggalan, (4)
akronim, (5) kontraksi, (6) perubahan huruf, (7) penambahan huruf, (8) pemakaian kata lain,
(9) pemakaian huruf besar dan kecil yang tidak beraturan, dan (10) penyingkatan kalimat.
Berikut adalah uraian masing-masing bagian tersebut.
Abreviasi merupakan proses morfologis berupa penggalan satu atau beberapa bagian
leksem atau kombinasi sehingga terjadi bentuk baru yang berstatus kata. Peristiwa abreviasi
dapat dibagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut. Singkatan adalah hasil proses
pemendekan berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja maupun yang tidak dieja.
Berikut adalah contoh singkatan dalam media sosial
. (1) Gw bosan, mo pergi ajah. (‘Gue bosan, mau pergi saja’.)
(2) Gi otw, nih. ‘Sedang on the way (di jalan), nih’.
Penggalan merupakan hasil proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian
dari leksem. Hal ini bisa terlihat dari beberapa contoh berikut.
(3) Sepi law kmu gak ada. ‘(Sepi kalau kamu tidak ada’.)
(4) Hanya makan siang ja, gak ke manamana gi. (‘Hanya makan siang saja, tidak ke
mana-mana lagi’.)
Akronim merupakan bentuk pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau
bagian lain yang ditulis atau dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi
fonotaktik kaidah satu bahasa. Akronim ini bisa dilihat pada beberapa contoh berikut.
(5) Izin copas ya, Bro. (‘Izin copy paste ya, Brother’.)
Kontraksi merupakan proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau
gabungan leksem, seperti yang terlihat pada contoh berikut.
(7) Makasih ya, say. (‘Terima kasih, ya, Sayang.’)
(8) Aku yakin cintamu tak kan berpaling dariku. ‘Aku yakin cintamu tidak akan berpaling
dariku’.Proses penggantian huruf terbagi ke dalam beberapa kelompok, seperti pergantian
huruf dengan huruf dan pergantian huruf dengan tanda baca. Pengantian huruf tersebut dapat
dilihat pada beberapa contoh berikut.
(9) Saia sdh gak bisa percaya gi sama kmu, krn kmu sudah menduakan rasa
cayankq padamu. (‘Saya sudah tidak bisa percaya lagi sama kamu, karena kamu)
Penggunaan bahasa alay dianggap wajar sesuai dengan tuntutan perkembangan pribadi usia
remaja, yang menciptakan bahasa rahasia dalam kelompoknya. Tentu saja yang memahami
bahasa rahasia itu adalah anggota kelompoknya saja. Apabila mereka berada di luar
kelompok, seharusnya mereka meninggalkan bahasa sandi tersebut dan kembali
menggunakan bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan itu. Namun, kemudian
bahasa alay ini menjadi masalah tatkala bahasa ini digunakan dalam komunikasi massa atau
dipakai dalam komunikasi secara tertulis.
Namun, tidak setiap bahasa media sosial berpengaruh negatif, adapula pengaruh positif dari
adanya bahasa media sosial.
1. Menciptakan sebuah kekereatifitasan para remaja dalam menciptakan bahasa baru.
2. Menciptakan suasana yang lebih asik, dalam artian apabila menggunakan bahasa baku
terus menerus akan terasa cepat bosan.
Unsur-unsur yang penting yang mempengaruhi keterampilan berbahasa Indonesia yang baru
adalah
Menyimak kemampuan untuk memperhatikan dengan baik apa yang diucapkan atau dibaca
orang lain.
Membaca merupakan sebuah keterampilan untuk memahami lambang, tanda, tulisan, gambar
menjadi suatu makna tertentu.
Berbicara adalah suatu kemampuan berkomunikasi untuk menyampaikan pikiran dan
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan.
Diskusi adalah proses interaksi yang melibatkan dua atau lebih orang untuk mencapai suatu
kesimpulan atau keputusan bersama jadi keterampilan berbahasa yang dimiliki seseorang
dengan proses latihan melalui beberapa unsur di atas sangat mendukung dalam penggunaan
bahasa Indonesia yang baku di media sosial.
Alasan mengapa bahasa tidak baku lebih populer digunakan dalam media sosial.
Penggunaan bahasa yang tidak baku di media sosial seperti singkatan, akronim, bahasa gaul,
bahasa daerah dan sebagainya bertujuan supaya pembicaraan lebih komunikatif, santai dan
lebih akrab. Hal ini terjadi karena dalam perbincangan itu dilakukan dengan keluarga, teman
akrab dalam situasi santai. Percakapan di media sosial dengan menggunakan bahasa yang
tidak baku karena topic pembicaraan biasanya tentang kehidupan sehari-hari, obrolan ringan,
basa basi, sehingga ragam bahasa yang digunakan tidak formal.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baku dalam media
sosial :
1. Menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat pada masa depan,
perlu adanya usaha pada saat ini menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan
kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional.
Para orangtua, guru dan pemerintah sangat dituntut kinerja mereka dalam menanamkan dan
menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap Bahasa
Indonesia.
2. Perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa
Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa pengantar dalam
dunia pendidikan.
3. Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus bangsa ini, Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaannya. Dengan demikian,
mereka lebih mengutamakan
penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada bahasa gaul.
4. Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi bangsa dan juga
masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa Indonesia dengan penggunaan Bahasa
Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang
dapat kita gunakan untuk merekatkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
Pembinaan bahasa Indonesia di kalangan remaja dan pemuda sebagai komunitas yang
paling banyak menggunakan media sosial, menjadi tantangan dunia pendidikan supaya
membuat sistem pembinaan bahasa Indonesia dikalangan para siswa dan mahasiswa agar
memiliki sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Seperti yang dikemukakan dalam
buku pembinaan bahasa Indonesia sebagai berikut tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia
di perguruan tinggi adalah agar supaya mahasiswa memiliki sikap yang positif terhadap
bahasa Indonesia yang diwujudkan dengan: Kesetiaan berbahasa Indonesia, kebanggaan
terhadap bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa dan kesadaran akan adanya norma
berbahasa sehingga para mahasiswa dapat menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan
kaidah dan aturan yang berlaku (Juanda, Sobarna Dan Darheni, 2017:13)
BAB III
KESIMPULAN
Kehadiran media sosial sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi memang luar biasa. Bahasa dalam media sosial juga mempunyai pengaruh yang
sangat besar bagi kalangan remaja dan Bahasa yang digunakan di media sosial banyak
macamnya dari bahasa gaul, bahasa alay, bahasa bilingual atau multibilingual dan bahasa
yang digunakan tidak melihat unsur kebahasaannya. Pengaruh bahasa seperti itu, berdampak
pada kalangan remaja baik berdampak positif maupun berdampak negatif.
Tetapi Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang
tidak tepat di kalangan masyarakat, baik lembaga pendidikan formal maupun non formal
merupakan persoalan utama yang perlu segera diperhatikan. Dengan demikian, peningkatan
mutu penggunaan bahasa Indonesia perlu dilakukan secara berkesinambungan karena
perubahan-perubahan yang terjadi oleh adanya kemajuan teknologi akan mempengaruhi
perilaku masyarakat dalam berbahasa.
Daftar Pustaka:
Ensiklopedia Bahasa Indonesia, Sumarianto S.S, Aneka Ilmu, Semarang 2010
Bahasa Indonesia Terapan, Shinta Diana Martaulina, Deepublish, Jogjakarta 2018
Pembinaan Bahasa Indonesia, Juanda, Cece Sobarna dan Nani Darheni, Kanisius
Jogjakarta 2017