Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“BAHASA INDONESIA DALAM IPTEK”

KELOMPOK: 3

Nama Anggota : 1. NUR SALSABLAH RAHMAN

2. FITRI

3.NURIZKY RAHMATULLAH

4. MEINARTI

KELAS : M236

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam.
Atas segala karunia nikmatNya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Makalah yang berjudul “Bahasa Indonesia Dalam IPTEK” disusun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh Hj. Nurhaedah,
S.Pd., M.Hum.

Makalah ini berisi tentang “Bahasa Indonesia Dalam IPTEK”. Dalam penyusunannya
melibatkan berbagai pihak, Oleh sebab itu Kami mengucapkan banyak terima kasih atas
segala kontribusinya dalam membantu penyusunan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal, namun kami sebagai manusia biasa menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian.

Besar harapan kami makalah ini dapat menjadi sarana membantu mahasiswa dalam
memahami Bahasa Indonesia Dalam IPTEK. Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga
pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini.

Limbung, 26 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB 1.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5

1.3 Tujuan...............................................................................................................................5

BAB 2.........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

2.1 Bahasa Indonesia Dalam IPTEK.....................................................................................6

2.2 Perubahan Pembelajaran Bahasa Indonesia....................................................................8

2.3 Teknologi Informasi Dalam Pembelajaran Bahasa........................................................11

BAB 3.......................................................................................................................................14

PENUTUP................................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................14

3.2 Saran..............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi antara satu orang dengan orang lain. Dengan
bahasa, segala sesuatu dapat dipahami untuk maksud dan tujuan tertentu. Selain itu, bahasa
juga digunakan untuk menyampaikan sesuatu, gagasan (pendapat), gagasan kepada orang lain
agar mereka mengerti apa yang kita inginkan. Menurut Sunaryo (2000:6), tanpa bahasa
(termasuk Bahasa Indonesia), ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat tumbuh dan
berkembang. Selain itu, bahasa Indonesia memiliki beberapa kedudukan, tugas dan peran
dalam struktur kebudayaan, yaitu sebagai akar dan produk kebudayaan, yang sekaligus
berfungsi sebagai alat berpikir dan sebagai alat penunjang pertumbuhan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. . Tanpa peran bahasa tersebut, ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak dapat berkembang. Tujuan pengembangan keterampilan berpikir adalah
menjadikan bahasa sebagai infrastruktur berpikir modern. Jadi kalau kita berhati-hati dalam
menggunakan bahasa, kita juga berhati-hati dalam berpikir, karena Bahasa adalah cermin dari
budi (mind).
Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai
bahasa negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu bahasa Indonesia juga
mempunyai empat fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai lambang kebangsaan negara;
2. Lambang identitas negara;
3. Alat penghubung antarwarga, antardaerah, antarbudaya;
4. Alat yang menyatukan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya yang
berbeda.
Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional,
ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa Indonesia merupakan alat yang digunakan sebagai
Bahasa media massa untuk menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahasa
Indonesia yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten. Sedangkan
bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan
situasi
pemakaiannnya. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan
pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud
identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa
Indonesia bersikap terbuka sehingga mampu mengembangkan dan menjalankan fungsinya
sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.
Semakin berkembangnya teknologi dalam kehidupan kita juga mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai penunjang tumbuh dan berkembangnya
budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di era globalisasi ini, bangsa Indonesia harus
berperan dalam dunia persaingan bebas, politik, ekonomi, dan komunikasi. Konsep dan
istilah baru dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua
produk budaya juga tumbuh dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk bahasa Indonesia, serta berfungsi sebagai
prasarana berpikir dan sebagai alat penunjang tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan ilmu pengetahuan. Teknologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bahasa Indonesia Dalam IPTEK

2. Perubahan Pembelajaran Bahasa Indonesia

3. Teknologi Informasi Dalam Pembelajaran Lokal

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang Bahasa Indonesia Dalam IPTEK

2. Mengetahui manfaat teknologi informasi dalam pembelajaran Bahasa indonesia


BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Bahasa Indonesia Dalam IPTEK
Manusia banyak menggunakan bahasa untuk berinteraksi atau berkomunikasi
antarmanusia. Bahasa dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulisan, Dari sudut
pandang yang lain, bahasa sendiri dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu: bahasa alami dan
bahasa buatan. Bahasa alami adalah bahasa yang berkembang secara alami dan digunakan
untuk berkomunikasi antara manusia, misalnya, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa
Jawa, dan sebagainya. Bahasa buatan adalah bahasa yang secara sengaja dikembangkan
untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya bahasa pemrograman komputer.

Interaksi antara manusia dengan komputer saat ini lebih banyak menggunakan bahasa
buatan yang berbentuk tulisan. Teknologi komputer saat ini tidak mempunyai kesulitan yang
berarti untuk melakukan proses bahasa buatan yang tertulis, misalnya menerima data base
atau mengartikan pola pikir manusia yang dituangkan dalam suatu bahasa pemrograman
komputer. Namun demikian, teknologi komputer sekarang masih mempunyai banyak
keterbatasan untuk memproses bahasa alami dan bahasa lisan.

Kehadiran dan kecepatan perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan


terjadinya proses perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan. Kehadiran teknologi
informasi tidak memberikan pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta dalam
memanfaatkannya. Teknologi informasi sekarang ini memungkinkan terjadinya proses
komunikasi yang bersifat global dari dan ke seluruh penjuru dunia sehingga batas wilayah
suatu negara menjadi tiada dan negara-negara di dunia terhubungkan menjadi satu kesatuan
yang disebut 'global village' atau desa dunia. Melalui pemanfaatan teknologi informasi, siapa
saja dapat memperoleh layanan pendidikan dan institusi pendidikan mana saja dan kapan saja
dikehendaki.

Menurut sebagian kalangan, teknologi informasi adalah solusi bagi program masalah
pendidikan. Secara khusus, pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran dipercaya
akan:

1. Meningkatkan kualitas pembelajaran;


2. Mengembangkan keterampilan (skill) yang diperlukan mahasiswa ketika bekerja
dan dalam kehidupan nanti

3. Memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran

4. Menjawab 'the technological imperative' (keharusan berpartisipasi dalam teknologi)

5. Mengurangi biaya pendidikan dan

6. Meningkatkan rasio biaya-manfaat dalam pendidikan.

Sistem pendidikan yang tidak memanfaatkan teknologi informasi akan menjadi


kadaluarsa dan kehilangan kredibilitas. Namun, di sisi lain, ada juga pendapat yang
menyatakan bahwa situasi ini lebih disebabkan oleh adanya konspirasi yang mengakibatkan
terjadinya. ketergantungan dunia pendidikan terhadap teknologi informasi. Kedua pendapat
itu tidak perlu diperdebatkan karena memiliki kesahihan tersendiri dari perspektif yang
berbeda. Justru, yang seharusnya menjadi perhatian adalah bagaimana dampak teknologi
informasi terhadap sistem pendidikan-terutama sistem pembelajaran, serta bagaimana strategi
pemanfaatannya dalam pembelajaran? Tentunya, untuk semua itu diperlukan langkah-
langkah strategis agar dapat diperoleh hasil yang optimal.

2.2 Perubahan Pembelajaran Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Berikut adalah beberapa fungsi dan peran Bahasa Indonesia dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi:

 Bahasa komunikasi : Bahasa Indonesia menjadi alat komunikasi antara ilmuwan dan
pakar ilmu pengetahuan
 Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa resmi negara yang identitasnya
tergantung pada kemampuan berbahasa dan keberhasilan pengembangan bahasa
tersebut
 Bahasa ilmiah : Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan ilmu pengetahuan melalui artikel penelitian, buku terbuka, maupun
untuk pengenalan di lembaga pendidikan. Ilmuwan mengkomunikasikan gagasannya
dengan menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan tepat untuk artikel
menulis ilmiah
 Bahasa pendukung : Bahasa Indonesia menjadi bahasa pendukung ilmu pengetahuan
dan teknologi modern. Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi antar
masyarakat Indonesia, bahkan untuk proses belajar mengajar dan materi pelajaran di
buku menggunakan bahasa Indonesia
 Bahasa peristilahan : Bahasa Indonesia diletakkan menjadi penarik/ penghela ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek). Bahasa Indonesia perlu diletakkan dalam bingkai
perencanaan bahasa yang lebih matang dan terencana. Salah satu yang dapat
diwujudkan adalah perencanaan bahasa Indonesia bidang peristilahan (pembentukan
istilah)

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa Indonesia juga


memiliki peran penting dalam mempermudah manusia untuk beraktifitas dan menambah
wawasan dan pengetahuan. Bahasa Indonesia juga menjadi alat pemersatu bangsa, dari
berbagai macam etnis dan suku yang berbeda sampai bergbagai macam latar belakang
lainnya2.2 Perubahan Pembelajaran Bahasa IndonesiaPembelajaran bahasa Indonesia
memiliki tradisi, kaidah ilmiah, serta norma akademik terhadap sistem pembelajaran.
Teknologi informasi menawarkan beragam bentuk pemanfaatan dalam sistem pembelajaran
bahasa Indonesia pada khususnya dan pembelajaran pada umumnya, yaitu Computer Assisted
Instruction (CAI). Computer Managed Learning (CMI), dan Computer Mediated
Communication (CMC). Bentuk pemanfaatan teknologi informasi yang mutakhir dalam
pembelajaran adalah proses pembelajaran maya atau yang dikenal dengan istilah virtual
learning. Proses pembelajaran maya terjadi pada kelas maya (virtual clasroom) atau
universitas maya (virtual university) yang berada dalam cyberscape (dunia siber) melalui
jaringan internet.

Proses pembelajaran maya berintikan keterpisahan ruang dan waktu antara mahasiswa
dan dosen, serta sistem belajar terbuka yang berintikan akses yang terbuka dan kebebasan
memilih ragam sumber belajar serta alur proses belajar oleh mahasiswa. Pembelajaran maya
yang memanfaatkan the wold wide web (www) pada prinsipnya memberikan apa yang
diinginkan setiap orang (dalam beragam bentuk), di tempat yang diinginkannya. Pada saat
yang diinginkannya (to give what people want, where they want it, and when they want it-
www). Dengan demikian, mahasiswa dapat memperoleh bahan ajar yang sudah dirancang
dalam paket-paket pembelajaran yang tersedia dalam situs maya. Biasanya bahan ajar
disediakan dalam bentuk multimedia terpadu, dengan kemungkinan untuk mencetak bagian-
bagian tertentu pada printer seseorang, Mahasiswa dapat mempelajari bahan ajar tersebut
sendiri, tanpa bantuan belajar apa pun atau dari siapa pun. Jika diperlukan, mahasiswa dapat
memperoleh bantuan belajar dalam bentuk interaksi yang difasilitasikan oleh komputer, yaitu
belajar berbantuan komputer (computer assisted learning atau interactive web pages), belajar
berbantuan tenaga pengajar secara synchronous (dalam titik waktu yang sama), maupun
asynchronous (dalam titik waktu yang berbeda), dan/atau belajar berbantuan sumber belajar
lain seperti teman dan pakar melalui surat elektronik (email), diskusi (chat- room),
perpustakaan (melalui kunjungan ke situs-situs basis informasi yang ada dalam jaringan
internet). Di samping itu, mahasiswa juga memiliki catatan-catatan pribadi dalam note-book.
Penilaian hasil belajar mahasiswa (web-based evaluation) juga dapat dilakukan secara
terbuka melalui komputer-kapan saja mahasiswa merasa siap untuk dinilai
(embedde/terintegrasi dalam virtual course).

Secara umum, proses pembelajaran maya dapat menjadi sistem pembelajaran


tersendiri (instructor independent) atau juga digabungkan dengan proses pembelajaran
langsung (tatap muka di kelas) yang mengandalkan kehadiran tenaga pengajar (instructor
independent). Apa pun bentuknya, pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran
membawa perubahan tradisi atau budaya pembelajaran. Dalam pembelajaran berbasis
teknologi informasi peran tenaga pengajar sebagai "the sole authority of knowledge" berubah
menjadi fasilitator bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan berbagai sumber belajar dan
bersama mahasiswa menemukan berbagai sumber belajar dan informasi terkini dalam bidang
ilmunya. Dalam hal ini, tenaga dosen dan mahasiswa tidak mungkin lagi bergantung hanya
pada satu sumber belajar saja. Sumber belajar dalam pembelajaran berbasis teknologi
informasi tidak hanya terbatas pada ruang kelas, satu orang tenaga pengajar, satu buku teks,
atau sumber yang terdapat di lingkungan institusi pendidikan itu sendiri, melainkan terbuka
lintas institusi, lintas negara, dan lintas waktu.

Sementara itu, adanya tuntutan untuk berinteraksi dengan beragam sumber belajar
mengakibatkan mahasiswa perlu menguasai keterampilan navigasi informasi (knowledge
navigation), keterampilan bekomunikasi dengan beragam sumber belajar, dan keterampilan
belajar mandiri. Keterampilan tersebut merupakan rangkaian kompetensi yang harus dikuasai
mahasiswa dan menjadi indikator kualitas mahasiswa pada era teknologi informasi ini. Dalam
hal ini, mahasiswa bukan lagi gelas kosong yang harus diisi oleh dosen pengajar, tetapi
manusia utuh, unik, memiliki potensi, serta kaya akan pengalaman belajar dan pengetahuan
yang telah dikuasainya. Jadi, mahasiswa diasumsikan mampu untuk belajar secara mandiri
melalui interaksinya dengan beragam sumber belajar.

Dengan perubahan-perubahan tersebut, budaya pembelajaran mengalami perubahan


secara keseluruhan. Teknologi secara nyata menyebabkan terjadinya perubahan budaya
pembelajaran, dari pembelajaran yang berfokus pada tenaga pengajar atau materi (teacher-
centered atau content-centered) menuju budaya pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa
dan kompetensi, atau pengalaman belajar Pembelajaran yang berorientasi pada
mahasiswa/kompetensi memiliki ciri utama yang berbeda dari pembelajaran berorientasi pada
tenaga pengajar/materi. Perbedaan kuduanya digambarkan sebagai berikut:

Pembelajaran berorientasi pada mahasiswa atau kompetensi dicirikan oleh:


 Belajar
 Siswa
 Proses dan produk
 Ragam alternatif
 Penemuan atau kontruksi makna

Pembelajaran berorientasi pada dosen atau materi dicirikan oleh:

 Mengajar
 Dosen
 Materi keilmuan
 Jawaban yang benar atau terbaik
 Penyajian oleh dosen
 Perampatan

Kendati perbedaan keduanya bersifat continuum (rentangan), namun pembelajaran


berbasis teknologi informasi akan secara kental diwarnai dengan pembelajaran yang
berorientasi pada mahasiswa dan kompetensi. Dalam konteks ini, arti belajar dan mengajar
atau menjadi tenaga pengajar juga berubah sebagaimana tampak dalam tabel di atas.

Tabel tersebut menunjukan bahwa dalam pembelajaran berorientasi pada mahasiswa


dan kompetensi, belajar berarti menciptakan makna sebagai hasil interaksi mahasiswa dengan
lingkungan belajar dan beragam sumber belajar, termasuk tenaga pengajar. Dengan demikian,
tidak ada lagi pertisipasi mahasiswa yang pasif menerima informasi keilmuan yang
disampaikan dosen, dan kemudian mereproduksi dari informasi keilmuan secara benar dan
tepat sebagai hasil belajar. Sementara itu, menjadi tenaga pengajar dalam pembelajaran
berorientasi pada mahasiswa dan kompetensi berarti menjadi perancang pengalaman belajar
yang bermakna, dan menjadi fasilitator proses belajar mahasiswa. Tenaga pengajar
merupakan scaffolder yang membantu mahasiswa untuk mengisi ketimpangan skemanya
(zone of proximal development) dengan demikian, dalam pembelajaran berorientasi pada
mahasiswa dan kompetensi, tenaga pengajar tidak lagi mengajar, tetapi memberi bantuan
kepada mahasiswa untuk berkembang. Perubahan budaya belajar tersebut memperlihatkan
dalam budaya belajar yang baru ini mahasiswa diposisikan sebagai pembelajar yang
menggali, mengolah, dan membangun makna (pengetahuan, sikap, dan keterampilan).
Orientasi pembelajaran pun bergeser dari teaching ke learning, dari transmission (sekedar
penyampaian informasi) ke transaction dan transformation (memberdayakan mahasiswa
sebagai individu yang memiliki potensi dan kemampuan untuk menggali, mencari, serta
mengolah dan memaknai informasi).

Perubahan budaya pembelajaran yang diakibatkan oleh pemanfaatan teknologi


informasi sangat bergantung pada berbagai komponen dalam sistem pendukung pembelajaran
bahasa Indonesia. Tenaga pengajar merupakan salah satu komponen terpenting yang sangat
berperan dalam perubahan tersebut. Perubahan budaya pembelajaran menuntut kemampuan
kreatif, akses, serta wawasan tenaga pengajar tentang perubahan tersebut. Di samping itu,
tenaga pengajar juga dituntut untuk memiliki keterampilan teknis penguasaan teknologi
informasi agar dapat melakukan perubahan secara operasional dan bersikap positif terhadap
teknologi

Di samping tenaga pengajar, mahasiswa juga perlu dipersiapkan, begitu juga para
administrator pembelajaran, karena tidak ada perubahan yang terjadi secara isolatif dan dalam
kondisi vakum. Dengan demikian, perubahan budaya pembelajaran yang diakibatkan oleh
pemanfaatan teknologi informasi bukan hanya untuk segelintir orang saja, atau satu dua
komponen saja, akan tetapi berlaku bagi semua tatanan sistem pembelajaran BI, bahkan
sistem pendidikan di suatu institusi pendidikan secara umum. Konsekuensinya, imbas
maupun hasil dari perubahan budaya pembelajaran juga menjadi milik seluruh pihak yang
berkontribusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

2.3 Teknologi Informasi Dalam Pembelajaran Bahasa


Memanfaatkan teknologi informasi sebagai alat bantu interaksi pembelajaran bahasa
Indonesia memerlukan perancangan pembelajaran yang sistematik. Perlu dihindarkan
pemanfaatan teknologi informasi yang bersifat sekadar suplemen atau bagian tambahan yang
tidak bermakna bagi proses pembelajaran. Oleh karena itu, sejak awal, perlu ada kejelasan
tentang keterampilan atau kompetensi yang hendak dicapai melalui pemanfaatan teknologi
informasi Berturut- turut kemudian perlu dipertimbangkan dampak penggiring (nurturant
effect) dan nilai tambah (added value) yang diperoleh dari pemanfaatan teknologi informasi
(dibandingkan pemanfaatan media lain), jangka waktu interaksi, bagaimana interaksi akan
dilaksanakan (kontak dengan siapa? strategi?).

Untuk keterampilan berbahasa, sumber belajar di jaringan internet serta teknologi


informasi dapat dimanfaatkan sebagai berikut.
Membaca : Keterampilan membaca cepat, membaca bermakna, inferensi, skimming dan
scanning, analisis wacana.

Menulis : Keterampilan menulis beragam jenis tulisan: surat, sinopsis, karya ilmiah,
rangkuman, argumentasi, puisi, cerita pendek, dll.

Menyimak : Keterampilan mendengar dari berbagai situs, radio, televisi.

Berbicara : Latihan (drill and practice), diskusi, pengambilan keputusan, mengontrol.

Interaksi untuk keterampilan membaca, menulis, menyimak dapat diakomodasikan


melalui pemanfaatan teknologi informasi dan sumber belajar di internet. Namun, interaksi
untuk keterampilan berbicara sampai saat ini masih memerlukan pemanfaatan teknologi
informasi yang berbasis komputer dalam bentuk computer assisted instruction, dan program
simulasi yang lebih menekankan pada latihan berbicara (drill and practice).

Sementara itu, untuk unsur bahasa seperti kosakata, tata bahasa, kesusastraan, dan
kebahasaan, interaksi berbasis teknologi informasi dapat dimanfaatkan secara optimal Untuk
kosakata, di jaringan internet terdapat berbagai kamus, termasuk tesaurus. Mudah-mudahan
Kamus Umum Bahasa Indonesia sudah masuk dalam internet. Begitu juga brosur
perkembangan bahasa Indonesia. Untuk kesusastraan dan kebahasaan, analisis, dan kajian
berbagai karya dapat ditemukan di internet, sehingga diskusi dan analisis lebih lanjut dapat
difasilitasi.
Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran bahasa semakin populer dalam
beberapa tahun terakhir. Berikut beberapa cara pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran
bahasa:

Materi pembelajaran terprogram : Guru dapat menggunakan materi pembelajaran


terprogram yang sudah tersedia online untuk membantu siswa belajar suatu bahasa. Materi-
materi ini dapat diakses dari mana saja dan kapan saja, sehingga nyaman bagi siswa.

Interaksi online : Guru dan siswa dapat berinteraksi satu sama lain melalui internet,
yang dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan berbahasanya. Ini dapat dilakukan
melalui konferensi video, email, atau obrolan.

Fleksibilitas : Teknologi memungkinkan adanya fleksibilitas dalam hal waktu dan


tempat. Siswa dapat belajar bahasa sesuai kecepatan mereka sendiri dan dari mana pun
mereka mau, selama mereka memiliki akses ke internet.

Peningkatan keterampilan bahasa : Teknologi dapat membantu siswa meningkatkan


keterampilan bahasa mereka di semua bidang, termasuk mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis. Misalnya, siswa dapat mendengarkan rekaman audio, menonton video, dan
membaca artikel online untuk meningkatkan kemampuan bahasa mereka.

Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai pemanfaatan teknologi


informasi dalam pembelajaran bahasa. Misalnya, sebuah studi tentang penggunaan teknologi
dalam pengajaran bahasa Arab menemukan bahwa teknologi dapat membantu siswa belajar
bahasa Arab dengan lebih efektif. Studi lain mengenai penggunaan teknologi dalam
pengajaran bahasa Inggris menemukan bahwa teknologi dapat membantu siswa
meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka. Secara keseluruhan, pemanfaatan
teknologi dalam pembelajaran bahasa dapat bermanfaat baik bagi guru maupun siswa.
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam Iptek sebagai alat komunikasi dan
penyebaran ilmu pengetahuan.Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
memudahkan pemahaman, penulisan, dan publikasi dalam Iptek.Perkembangan teknologi
memengaruhi cara kita menggunakan bahasa Indonesia, seperti dalam jargon dan istilah
khusus.Bahasa Indonesia harus terus berkembang dan beradaptasi dengan perkembangan
Iptek.

3.2 Saran
Kami merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kritik
dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Pannen, Paulina., dkk. 2003. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Bahasa Indonesia. Makalah Kongres Bahasa VIII. Jakarta: Pusat Bahasa
Depdiknas RI, pp. 1-6.

R, Haryanto., dkk. 2000. Bahasa Indonesia, IPTEK, dan Era Globalisasi. Makalah Kongres
Bahasa VII. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas, p. 273.

https://osf.io/6crv5/download/?format=pdf

https://www.kompasiana.com/nazilatul08539/5fc5fc41d541df53f238bf42/fungsi-bahasa-
indonesia-menjadi-bahasa-pendukung-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi

https://www.kompasiana.com/mahasiswaunpam22/62b58318bb44864dc1131035/peran-
bahasa-indonesia-dalam-kemajuan-ilmu-pengetahuan-di-era-global

https://jurnal.ugj.ac.id/index.php/jurnaltuturan/article/view/812

https://id.scribd.com/document/345818326/Kelompok-8-Makalah-Peran-Bahasa-Indonesia-
Dalam-Perkembangan-IPTEK

https://www.academia.edu/35122650/
MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_DALAM_PERKEMBANGAN_ILMU_PENGETAH
UAN_DAN_TEKNOLOGI_pdf

https://www.neliti.com/publications/281933/pemanfaatan-teknologi-informasi-dalam-
mengatasi-masalah-belajar-bahasa-arab

https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/pilar/article/download/4416/3411/10164

Anda mungkin juga menyukai