Disusun Oleh :
Kelompok 18
Cici Hidayanti
NIM : 221501058
Guevara Alcamilo
NIM : 221501059
Dosen Pengampu :
Dr. Sri Hesti Heriwati, M.Hum
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
A. Landasan Teori..........................................................................................1
1. Pengertian Bahasa.........................................................................................1
2. Teori-teori.....................................................................................................1
2. Contoh kesalahan kalimat...........................................................................15
BAB I
TEORI DASAR
Pada awal bab ini menjelaskan tentang landasan teori dalam penggunaan
bahasa di instagram. Menjelaskan pengertian dan beberapa teori tentang
penggunaan bahasa di instagram.
A. Landasan Teori
1. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan alat ucap
manusia dan dipakai masyarakat untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan
mengidentifikasikan diri. Setiap negara mempunyai bahasa masing-masing,
seperti negara Indonesia yang mempunyai bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
adalah alat komunikasi bagi negara Indonesia. Sebagaimana yang telah
dirumuskan dalam politik bahasa nasional, bahwa bahasa Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara mempunyai dua kedudukan, yaitu sebagai
bahasa nasional dan sebagai bahasa negara.
Hal ini didukung dengan pendapat salah satu ahli bahasa, Halim yang
menjelaskan bahwa “bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara”. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
berfungsi sebagai identitas nasional, kebanggaan bangsa, alat komunikasi, dan alat
pemersatu bangsa yang berbeda suku, agama, ras, dan adat istiadat. Bahasa negara
berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, alat pengantar dalam dunia
pendidikan, penghubung pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan pengembangan kebudayaan
nasional, ilmu, dan teknologi.
Penulisan dalam bahasa juga sangat penting untuk diperhatikan. tulisan dapat
dikatakan jelas apabila pembaca dapat membacanya dan memahami maknanya.
Disamping itu, tulisan yang jelas harus sederhana tidak boleh menyulitkan
pembaca, memiliki makna sebenarnya dan memberikan pokok masalah serta
tujuan yang ingin disampaikan. Oleh sebab itu, untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan maka para penulis surat hendaknya menyusun sesuai aturan
penulisan yang berlaku dan mengetahui Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) serta
kaidah yang baik dan benar.
Jagad hiburan tanah air tidak pernah lepas dari berita, informasi maupun
gosip atau yang biasa disebut infotainment. Istilah infotainment sudah menjamur
di Indonesia sejak bermunculan program acara di media televisi berupa tayangan-
tayangan yang membahas tentang gosip dan kehidupan artis. Jika dilihat dari arti
harfiahnya, kata infotainment merujuk pada dua kata yaitu information
(informasi) dan entertainment (hiburan) yang artinya kurang lebih informasi
1
mengenai dunia hiburan. Di Amerika Serikat, makna infotainment berbeda
dengan apa yang kita pahami selama ini. Terminologi infotainment merujuk pada
berita yang disampaikan sebagai hiburan (Nastiti dalam
https://www.scribd.com/doc/91799496/Mengup as-Tayangan-Infotainment-dari
KerangkaIndustri-Media). Sedangkan di Indonesia, istilah infotainment lebih
merujuk kepada informasi tentang hiburan yang sifatnya ringan dan sensasional.
Berita yang sebagian besar isinya mengupas kehidupan selebritas dan identik
dengan acara gosip. Singkatnya, infotainment adalah salah satu jenis
penggelembungan bahasa yang kemudian populer untuk istilah berita ringan.
Berita infotainmen biasanya berisi tentang berita-berita selebritas baik dalam
maupun luar negeri. Pada dasarnya, berita infotainment tidak hanya berisi berita-
berita gosip, tetapi juga memberitakan berita-berita baik mengenai publik figur.
Tidak semua artis atau publik figur menginginkan ketenaramelalui jalan instan.
Tapi, tidak sedikit pula artis rela mengumbar kehidupan pribadinya demi menjadi
bahan pemberitaan bagi banyak media. Sang artis, entah sengaja atau tidak
memberikan akses kepada media-media atau akun-akun gosip untuk mengetahui
kehidupan pribadi mereka baik itu dalam bentuk foto, video atau curhatan di
media sosial. Berita berita gosip tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi media
sehingga menarik minat pembaca/penontonnya. Meskipun demikian, tidak sedikit
pandangan buruk masyarakat terhadap berita infotainment karena mereka
beranggapan bahwa berita infotainment adalah berita yang tidak bermutu dan
tidak mendidik.
Melihat animo masyarakat yang begitu besar terhadap informasi hiburan,
maka bermunculan tabloid, acara, dan akun media sosial yang khusus membahas
gossip dan kehidupan artis. Salah satu akun yang sedang booming akhir-akhir ini
adalah akun Instagram (IG) Lambe Turah. Lambe Turah lebih memilih Instagram
sebagai platform medianya, karena Instagram lebih efektif dalam mengunggah
foto dan tidak memiliki batasan caption sehingga tidak ada batasan kata dalam
penulisan berita. Selain itu Instagram sudah menjadi media sosial yang digunakan
hampir seluruh masyarakat Indonesia.Bisa dikatakan bahwa akun IG Lambe
Turah merupakan akun gosip yang memiliki follower/pengikut banyak, dan
sebagian dari pengikutnya adalah kalangan selebritas. Gosip maupun berita yang
dihadirkan akun IG Lambe Turah selalu anyar dan menjadi rujukan tayangan dan
berita infotainment di tanah air.
2. Teori-teori
- Pentingnya Bahasa Indonesia yang baik dan benar
- Bentuk bahasa baku dan non baku
- Pengertian bahasa gaul
- Fenomena penggunaan bahasa gaul
- Pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap Bahasa Indonesia
- Contoh bahasa gaul
2
- Contoh penggunaan bahasa gaul
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
B. Pembahasan
3
Bahasa baku tidak dapat dipakai untuk segala keperluan, tetapi hanya
untuk komunikasi resmi, wacana teknis, pembicaraan di depan umum, dan
pembicaraan dengan orang yang dihormati. Di luar keempat penggunaan itu,
dipakai bentuk bahasa (ragam) non baku.
Secara keseluruhan ragam baku itu hanya ada satu dalam sebuah bahasa.
Dengan kata lain ragam-ragam selebihnya, termasuk dialek, adalah ragam non
baku. Dari sudut kebahasaan, ada perbedaan antara baku dan non baku
menyangkut semua komponen bahasa, yaitu tata bunyi, tata bentukan, kosa kata,
dan tata kalimat. Dalam hal tata bunyi ragam baku mempunyai ragam ejaan.
Dalam bahasa Indonesia, ejaan baku adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD),
sehingga penelitian yang melanggar EYD adalah ejaan non baku, sehingga ragam
tulisnya merupakan non baku pula.
4
lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem,
distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Masing-masing
komunitas (daerah) memiliki rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya bahasa ini
untuk memberikan kode kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian
juga menggunakannya).
Bahasa prokem ini mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia
menjadi bahasa gaul. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek
bahasa Indonesia non formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau
komunitas tertentu (contohnya, kalangan homo seksual atau waria). Penggunaan
bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian
mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan
menerbitkan kamus yang bernama “Kamus Bahasa Gaul” pada tahun 1999.
Meskipun bahasa gaul sebenarnya merujuk kepada bahasa khas yang
digunakan setiap komunitas atau subkultur apa saja, bahas gaul lebih sering
merujuk pada bahasa rahasia yang digunakan dalam kelompok yang menyimpang,
seperti kelompok preman, kelompok penjual narkotika, kaum
homoseksual/lesbian, pelacur, dsb.
Saat ini bahasa gaul telah banyak terasimilasi dan menjadi umum
digunakan sebagai percakapan sehari-hari dalam pergaulan di 18 lingkungan
sosial bahkan dalam media-media popular seperti TV, radio, dunia perfilman
nasional, dan sering pula digunakan dalam bentuk publikasi-publikasi yang
ditunjukan untuk kalangan remaja oleh majalahmajalah remaja popular.
Bahasa gaul umumnya digunakan di lingkungan perkotaan. Terdapat
cukup banyak variasi dan perbedaan dari bahasa gaul bergantung pada kota
tempat seseorang tinggal, utamanya dipengaruhi oleh bahasa daerah yang berbeda
dari etnis-etnis yang menjadi penduduk mayoritas dalam kota tersebut. Sebagai
contoh, di Bandung, Jawa Barat. Perbendaharaan kata dalam bahasa gaulnya
banyak mengandung kosakata-kosakata yang berasal dari bahasa sunda.
Contoh yang sangat mudah dikenali adalah dagadu yang artinya matamu.
Perubahan kata ini menggunakan rumusan penggantian fonem, dimana huruf M
diganti dengan huruf D, sedangkan huruf T diubah menjadi G. Sementara huruf
vokal sama sekali tidak mengalami perubahan. Rumusan ini didasarkan pada
susunan huruf pada aksara jawa yang dibalik dengan melompati satu baris untuk
masing-masing huruf. Bahasa ini dapat kita jumpai di daerah Yogyakarta dan
sekitarnya.
5
Bahasa gaul merupakan salah satu cabang bahasa dari bahasa Indonesia.
Bahasa gaul umumnya mulai muncul di kalangan masyarakat pada tahun 1980 –
an. Pada tahun 1980 – an bahasa gaul lebih dikenal dengan bahasa prokem.
Bahasa prokem saat itu digunakan oleh kalangan pergaulan preman. Penggunaan
bahasa prokem ini dapat dikatakan sebagai kode yang digunakan oleh kelompok
tertentu. Dapat dikatakan sebagai kode karena makna dari bahasa prokem setiap
kelompok dapat berbeda – beda. Makna dari bahasa tersebut hanya diketahui oleh
anggota kelompok tersebut saja. Pada awalnya penggunan bahasa prokem ini
bertujuan untuk merahasiakan isi obrolan dari kelompok tertentu.
Penggunaan bahasa prokem oleh preman saat itu tidak digunakan pada
situasi dan tempat yang khusus, melainkan pada situasi dan tempat yang umum.
Terlalu seringnya menggunakan bahasa prokem ini menjadikan orang awam yang
bukan anggota kelompok tersebut lama kelamaan akan mengerti makna dari
bahasa sandi tersebut. Pada akhirnya penggunaan bahasa prokem ini tidak hanya
digunakan oleh kalangan anggota kelompok tertentu saja. Namun orang awam
yang bukan anggota dari kelompok tersebut juga mulai menggunakan bahasa
prokem dalam kehidupan sehari – hari mereka. Oleh karena itu makna dari bahasa
prokem tidak lagi menjadi bahasa yang memiliki makna rahasia.
Seiring berjalannya waktu, sejalan dengan adanya perkembangan
teknologi komunikasi menyebabkan perkembangan bahasa menjadi pesat. Selain
perkembangan teknologo komunikasi ini mendorong perkembangan bahasa,
namun juga menimbulkan masalah mengenai keberadaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Hal ini didukung dengan mulai munculnya situs jejaring social di
dunia maya yang digunakan oleh masyarakat. Penggunaan jejaring social ini
memudahkan seseorang dalam mengetahui perkembangan bahasa yang ada.
Perkembangan bahasa dalam dunia maya ini dapat memunculkan berbagai
macam gaya bahasa baru dalam kehidupaan masyarakat. Perkembangan bahasa
ini menjadi pesat karena dalam mengakses situs jejaring social tidak hanya
terbatas pada pengguna dalam negeri, namun juga luar negeri. Interaksi antar
Negara inilah yang membuat perkembangan gaya bahasa menjadi pesat. Dengan
adanya perkembangan bahasa ini dapat membuat gaya bahasa Indonesia menjadi
bervariasi. Pada awal tahun 2000 istilah bahasa gaul mulai dikenal dan popular
terutama dikalangan remaja.
Menurut Femi Oktaviani (2014 : 5) Remaja merupakan bagian dari
masyarakat yang membentuk kelompok kecil (subkultur) yang terbentuk oleh
kesamaan umur. Subkultur ini mengembangkan sistem komunikasi sendiri demi
meningkatkan efisiensi. Mereka juga membentuk budaya sendiri sesuai dengan
nilai, norma, dan cara berpikirnya.
Saat ini penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari – hari sudah mulai bergeser digantikan oleh bahasa gaul. Bahasa
gaul jika digunakan dalam situasi nonformal akan dapat dipahami, namun sangat
tidak tepat jika penggunaan bahasa gaul ini digunakan dalam situasi yang formal.
Bahasa gaul banyak digunakan oleh kalangan remaja. Banyaknya pengguna
remaja dipicu oleh gengsi dalam diri mereka karena jika tidak mengetahui,
mengerti dan menggukan bahasa gaul maka remaja tersebut akan dianggap
ketinggalan jaman oleh remaja lain.
6
Fenomena penggunaan bahasa gaul tidak hanya hasil dari modifikasi
bahasa Indonesia namun juga terdapat modifikasi bari bahasa lain. Bahasa gaul
sendiri tidak hanya hasil dari modifikasi suatu bahasa namun juga dapat berupa
bahasa – bahasa yang sedang popupler digunakan oleh khalayak ramai.
7
memilih untuk menggunakan bahasa gaul sebagai bahasa sehari-hari. Sehingga
bahasa Indonesia semakin pudar bahkan dianggap kuno di mata remaja dan juga
menyebabkan turunnya derajat bahasa Indonesia.
Selain itu Beta Puspa (2015 : 5) juga mengungkapkan bahwa terdapat
pengaruh yang posistif dan negatif dari bahasa gaul sebagai berikut : dampak
positif ini dapat dilihat bawa penggunaan bahahasa gaul banyak digunakan di
kalangan remaja. Namun bila penggunaan bahasa gaul ini digunakan pada situasi
yang tepat akan memberikan manfaat mengenai inovasi bahasa yang muncul
nantinya.
Sedangkan dampak negative, penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit
pengguna bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di
tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Bahasa gaul dapat mengganggu siapapun yang membaca dan
mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang
mengerti akan maksud dari kata-kata gaul tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk
tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk
memahaminya. Bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya dalam
berkomunikasi dengan orang lain dalam acara yang formal.
8
Lho, kok kamu terlambat? -Kenapa kamu terlambat? (dengan ekspresi
heran)
Loh, apa-apaan ini! – Apa yang terjadi di sini? (pertanyaan retorik
dengan ekspresi terkejut/marah)
g) Nih(Kependekan dari 'ini'…)
Nih balon yang kamu minta. -Ini (sambil menyerahkan barang). Balon
yang kamu minta.
Nih, saya sudah selesaikan tugasmu. - Ini tugasmu sudah saya
selesaikan.
h) Sih(Karena ...)
Dia serakah sih. - Karena dia serakah. (dengan ekspresi mencemooh)
Kamu sih datangnya terlambat .- Karena kamu datangterlambat.
(dengan ekspresi menyesal)
i) Tuh/ tu(Kependekan dari 'itu', menunjuk kepada suatu objek…)
Lihat tuh hasil dari perbuatanmu. - Lihat itu, itulah hasil dari
perbuatanmu.
Tuh orang yang tadi menolongku. - Itu lihatlah, itu orang yang
menolongku.
j) Yah(Selalu menyatakan kekecewaan dan selalu digunakan di awal
kalimat atau berdiri sendiri….)
Yah, Indonesia kalah lagi -Indonesia kalah lagi (dengan ekspresi
kecewa)
9
d) Penggantian huruf "a" dengan "e": benar → bener, cepat → cepet,
teman→ temen, cakap → cakep, sebal → sebel, senang → seneng, putar → puter,
seram →serem.
e) Penggantian diftong "au", "ai" dengan "o" dan "e": kalau → kalo,
sampai → sampe, satai → sate, gulai → gule, capai → cape, kerbau → kebo,
pakai → pake, mau (bukan diftong) → mo, dll.
f) Pemendekan kata atau kontraksi dari kata/frasa yang panjang: terima
kasih → makasi/trims, bagaimana → gimana, begini → gini, begitu → gitu, ini →
nih, itu → tuh.
g) Peluluhan sufiks me-, pe- seperti: membaca → baca, bermain → main,
berbelanja → belanja, membeli → beli, membawa → bawa, pekerjaan → kerjaan,
permainan → mainan, dst.
h) Penggunaan akhiran "-in" untuk menggantikan akhiran "-kan": bacakan
→ bacain, mainkan → mainin, belikan → beliin, bawakan → bawain, dst.
i) Nasalisasi kata kerja dengan kata dasar berawalan 'c': mencuci → nyuci,
mencari → nyari, mencium → nyium, menceletuk → nyeletuk, mencolok →
nyolok.
j) Untuk membentuk kata kerja transitif, cenderung menggunakan proses
nasalisasi. Awalan "me-", akhiran "-kan" dan "-i" yang cukup rumit dihindarkan.
k) Proses nasalisasi kata kerja aktif+ in untuk membentuk kata kerja
transitif aktif: memikirkan→ mikirin, menanyakan → nanyain, merepotkan →
ngerepotin, mengambilkan → ngambilin.
l) Bentuk pasif 1: di + kata dasar + in: diduakan → diduain, ditunggui →
ditungguin, diajari → diajarin, ditinggalkan → ditinggalin
m) Bentuk pasif 2: ke + kata dasar yang merupakan padanan bentuk pasif
"ter-" dalam bahasa Indonesia baku: tergaet → kegaet, tertimpa → ketimpa,
terpeleset → kepeleset, tercantol → kecantol, tertipu → ketipu, tertabrak →
ketabrak.
Dari ciri-ciri bahasa gaul di atas kita dapat mengetahui jenis bahasa gaul
apa yang paling sering para remaja gunakan sehingga kita dapat mengerti pula apa
yang mereka bicarakan. Akan tetapi bahasa gaul tidak berhenti sampai disini, para
remaja terus berkreasi untuk menciptakan aturan bahasa gaul yang terbaru. Hal
tersebut dapat kita lihat dari semakin hari semakin banyak jenis bahasa gaul yang
di gunakan.
10
BAB III
Kesimpulan
11
BAB VI
Daftar Pustaka
Rahayu, Arum Putri. 2015. “Menumbuhkan Bahasa Indonesia yang Baik dan
Benar dalam Pendidikan dan Pengajaran”. Dalam Jurnal: Paradigma, Volume 2,
Nomor 1, Halaman 1-15. Diunduh pada 1 Januari 2023, pukul 21.57
Swandy, Eduardus. 2017. “Bahasa Gaul Remaja dalam Media Social Facebook”.
Dalam Jurnal: Bastra volume 1 nomor 4, halaman 1-4. Diunduh pada 1 Januari
2023, pukul 21.57
Sari, Beta Puspa. 2015. “Dampak Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja
Terhadap Bahasa Indonesia”. Dalam Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa
UNIB 2015, halaman 2-5. Diunduh pada 1 Januari 2023, pukul 21.57
12