Anda di halaman 1dari 20

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA


SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2019/ 2020

FK205 – BAHASA INDONESIA FOR COMMUNICATION


Minggu/Pertemuan ke-7 Bahasa Diplomasi Perusahaan
Dosen Koordinator : Dr. Niknik M. Kuntarto, M.Hum.
Tim Penyusun : Dr. Ariani Selviana, M.Pd.
Randi Ramliyana, M.Pd.
Friska Melani, M.Hum.
Wa Ode Wulan, S.S.
Capaian Pembelajaran Mingguan Mata Kuliah (Sub-CPMK):

Sub-CPMK ke-8-10:
• Mampu menerapkan bahasa jurnalistik dengan cara merangkai kata dan kalimat sehingga
terbentuk karya tulis jurnalistik. (A-4, P-2)
Materi Minggu Ketujuh:
Bahasa Diplomasi Perusahaan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia
karena dengan bahasa kita mengetahui informasi yang diperlukan.
Selain itu, kita pun dapat menyampaikan ide dan pemikiran melalui
bahasa. Gorys Keraf mendeskripsikan bahasa sebagai alat komunikasi
yang merupakan saluran perumusan maksud, melahirkan perasaan,
dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama. Dengan kata lain,
bahasa mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita.
“Pergunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar” sebuah slogan yang
akrab di telinga kita. Timbul pertanyaan apakah Bahasa Indonesia yang
baik dan benar itu? Bahasa adalah media luwes yang bisa dipergunakan
pada berbagai kesempatan dan kebutuhan. Bahasa membantu manusia
menyampaikan segala maksud kepada pihak lain. Dalam praktiknya, kita
sering mendengar istilah “baik” dan “benar” yang dilekatkan pada kata
bahasa. Mari kita mengupasnya dari bahasa benar terlebih dulu. Bahasa
benar sering disitilahi pula bahasa baku. Bahasa baku memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
 
Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola
kalimat yang baku.
Penggunaan kata-kata baku.
Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa
Indonesia adalah PUEBI. Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal
baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku
adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah.
Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan
bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan
komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar
atau pembaca persis sesuai maksud aslinya
Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan
tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, lawan bicara, dan topik pembicaraan.
Mengacu pada kalimat di atas maka cara berkomunikasi akan disesuaikan dengan
konteks komunikator dalam berbagai perspektif.
Dari perspektif sosiolingual, bahasa harus dipahami secara kontekstual karena
wujud bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga oleh
faktor- faktor nonlinguistik.
Faktor-faktor linguistik menyangkut pemakaian bahasa dalam relasinya dengan tata
bunyi, tata bentuk, tata kalimat, tata wacana, dan tata makna. Faktor- faktor
nonlinguistik menyangkut pemakaian bahasa dalam kaitannya dengan faktor-faktor
sosial, situasional, dan kultural.
Faktor sosial menyangkut status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi,
dan lain-lain. Faktor situasional menyangkut kepada siapa, kapan, di mana, dengan
bahasa apa, dan tentang apa suatu tuturan berlangsung.
Faktor kultural menyangkut latar belakang kehidupan seseorang yang berpengaruh
pada pemakaian bahasanya. Dalam dunia jurnalistik, ketiga faktor di atas
mempunyai pengaruh kuat terhadap pemakaian bahasa.
Unsur-unsur situasional yang terkait dengan media cetak, seperti ruang, pesan,
topik, dan pembaca, merupakan faktor yang secara langsung berpengaruh
terhadap bentuk pemakaian ragam bahasa yang akan digunakan. Faktor ruang
mempengaruhi penulis untuk menggunakan bahasa secara ringkas; faktor pesan
mempengaruhi penulis untuk menggunakan bahasa secara lugas; faktor topik
memaksa penulis harus menggunakan salah satu ragam atau tipe wacana yang
tepat; dan faktor pembaca mempengaruhi penulis untuk menggunakan bahasa
secara sederhana.
“MENJUAL” PERUSAHAAN
A.Memperkenalkan Profil
B.Mempromosikan Produk
C.Memengaruhi Konsumen
D.Memikat Konsumen
PROFIL PERUSAHAAN

Gambaran jati diri perusahaan yang dirancang


sedemikian rupa agar konsumen memeroleh
gambaran yang jelas tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengannya.

Media yang digunakan:


A. Media Cetak
B. Media Audio
C. Media Audio-Visual
Membangun Brand Image melalui Story Telling
Storytelling digunakan untuk memperkenalkan brand atau
mengokohkan positioning brand dengan cara yang menghibur.
Story telling menceritakan suatu brand dengan cara yang
berbeda dan lebih humanis,
Semua orang bisa bercerita karena komunikasi telah ada sejak
manusia bisa bicara, bahkan sebelumitu meraka melakukan
interaksi dengan cara menggambar.
Story telling dapat menciptakan hubungan yang lebih
mendalam
antara merek dan pelanggannya.
Cerita memiliki kekuatan untuk menyentuh hati
dan emosi orang dan mampu menggerakkan
orang untuk melakukan sesuatu.
Cerita juga tidak menggurui dan bahkan
bisa melibatkan kehidupan audiensnya.
Cerita yang menyentuh tersebut biasanya dekat
dengan kehidupan audiensnya yang dipenuhi
dengan drama dan konflik.
Menciptakan StoryTelling yang Persuasif
1. Tentukan alur cerita yang mengusung visi dan misi
perusahaan/produk
2. Ciptakan kisah cerita yang otentik
3. Ciptakan tokoh utama yang berkarakter kuat.
4. Ciptakan konflik cerita yang singkat, padat, dan berpesan
kuat.
5. Pilihlah latar musik yang mendukung.
LANGKAH-LANGKAH
Pra-produksi
Riset
Membuat storyline
Membuat storyboard
Membuat biaya produksi
Produksi
Shooting
Pascaproduksi
Editing
Revisi
Selesai
RISET
Sebelum membuat video profil terlebih dahulu kumpulkan
data dengan riset
Wawancara dengan pimpinan atau perwakilan
Wawancara dengan salah satu anggota
Mencari data melalui berbagai sumber
Foto-foto atau video
APA SAJA YANG HARUS DICARI TAHU
Sejarah singkat berdirinya.
Visi dan misi.
Struktur organisasi.
Kinerja/prestasi.
Gambaran umum.
Promosi.
Kontak.
PERSIAPKAN KONSEP DASAR
Perhatikan soal image yang akan dibangun.
Pesan yang ingin disampaikan.
Dengan begitu naskah dapat dibuat sesuai keinginan dari
perusahaan/organiasasi/komunitas kampus.
RENCANAKAN ISI VIDEO
Isi video harus terkonsep dengan baik.
Isi video bisa berupa storytelling atau secara biasa pada
umumnya video profil.

PERHATIKAN DURASI
Tak ada batasan pasti, tetapi menurut para pebisnis
setidaknya tidak lebih dari 2,5 menit. Durasi ini dianggap
sedang.
Jika harus panjang durasinya, isi video harus menarik.
ASPEK AUDIO VIDEO HARUS SEIMBANG DAN MENARIK

Dua hal ini sangat penting dalam pebuatan video profil karena
sifatnya teknikal. Keseuaian menit per menit bahkan detik per
detik harus diperhatikan.
Aspek audio harus diperhatikan, karena harus terdengar dan
tidak tumpang tindih dengan efek suara.
Menyiasati audio dengan teks di bawah video.
Ayo kita coba membuat profil
perusahaan dengan bahasa diplomasi!

Anda mungkin juga menyukai