SISKA MARYUNI
NIM.221016161201046
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berkat Rahmat dan Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini dengan judul ”Pemakaian Bahasa Sarkasme Di Dalam Media Sosial”
Pelaksanaan penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk
memenuhi salah satu syarat mata kuliah Pednidikan Kewarganegaran. Penulis
menyadari bahwa penyelesaian makalah ini banyak melibatkan pihak yang telah
memberikan motivasi baik moril maupun moterial.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal
semua pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................. 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi kepada seseorang untuk
menyampaikan aspirasi yang dipikirkan dan dirasakan. Sehingga memiliki
peran salah satunya untuk menyatakan segala sesuatu yang tersirat dalam benak
kita. Salah satu fungsi bahasa yang lain adalah untuk memengaruhi tingkah laku
ataupun tindak-tanduk orang lain. Melalui ungkapan bahasa penutur,
diharapkan adanya perilaku lawan tutur baik yang terlihat mamupun yang tidak
terlihat. Di masa moderen ini, komunikasi berbahsa tulis jadi salah satu perihal
inik. Disebut sebagai wujud berkomunikasi yang unuk sebab saat ini
komunikasi tulis merupakan komunkasi yang mutakhir karena hadirnya media
sosial penutur bisa berbicara dengan banyak orang tanpa wajib bertatap muka
secara langsung (face To face). Tidak hanya itu penuturpun bisa memakai
emoticon guna menyingkat pesan sebagai wujud untuk mengekspresikan diri
sendiri.(Hariyanto, 2017).
Chaer (2006:5) mendefinisikan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi
baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa merupakan sesuatu sistem lambang
berbentuk bunyi yang arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur dalam
bekerja sama satu dengan yang lainnya, komunikasi, serta mengenali diri
sendiri.
Bahasa juga merupakan faktor yang utama dalam kehidupan manusia.
Bahasa sebagai perlengkapan komunikasi baik secara perorangan maupun
perkelompok. Komunikasi ini bisa terjalin apabila terdapat interaksi antar
manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Lewat bahasa manusia bisa
mendapatkan data dari sesamanya secara sempurna.
Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk mengembangkan
media sosial. Pada pengaplikasian media sosial bahasa digunakan sebagai
wujud dalam berkomunikasi dan menyampaikan data. Dengan hadirnya media
sosial manusia bisa melaksanakan komunikasi tanpa harus bertatap muka secara
1
langsung. Hal ini menjadikan bahasa lisan yang digunakan untuk berbicara
secara langsung dapat menjadi bahasa tulis. Maka dari itu timbullah
penggunaan bahasa tulis dengan gaya bahasa sarkasme.
Bahasa juga merupakan bahasa yang berupa kata kasar yang penuh
dengan sindiran. Bahasa ini mengacu pada perkataan yang kasar dan
mengandung olokan atau sindiran pedas yang bisa menyakiti hati seseorang.
(Keraf, 2010:143). Bahasa sarkasme bisa bersifat ironis yang jelas jika pemakai
sarkasme bermaksud menyakiti perasaan seseorang dengan bahasa yang secara
lisan maupun tulisan.
Sarkasme didefinisikasn sebagai gaya bahsa yang memiliki celaan yang
menjadi hinaan yang kurang baik didengar oleh lawan tutur.
(Anshari&:Al2018). Handono (2018) berpendapat bahwasanya sarkasme
memiliki kepahitan serta celaan yang berlebihan karena merendahkan serta
mengejek. Biasnaya sarkasme digunakan buat mengolok-olok ataupun
menjatuhkan pihak lawan tutur. Pemakaian gaya bahasa ini biasanya akan
menyakiti hati pendengar, sehingga sarkasme bisa dikatakan kurang santun,
karena pemakaian bahasa sarkasne di kolom komentar instagram senantiasa
menyimpang dari keabsahan prinsip kesantunan berbahasa.
Kegiatan dalam berbicara maupun berbahasa hendaknya penutur lebih
memerhatikan lagi penyusunan berbahasanya. Hal ini bertujuan agar maksud
dari tuturan yang diucapkan mudah dimengerti oleh lawan tuturnya.
(Retnaningsih, 2014). Suatu tuturan bisa dikatakan santun apabila pembicara
mencermati prinsip-prinsip kesantunan dalam berbahasa. Ada 3 kaidah yang
wajib diikuti agar tuturan bisa terdengar santun atau baik oleh pendengar. Yaitu,
a)foralitas, b)ketidaktegasan, c)kesamaan ataupun kesekanan. Secara singkat
bisa dikatakan kalau suatu ucapan terdengar santun bila tidak memfosir serta
angkuh. Ungkapan ini memberikan pilihan kepada lawan bicara kita untuk
bahagia mendengarnya.
Istilah media sosial tersusun dari dua kata, yaitu “media” dan sosial.
Media didefinisikan sebagai alat berkomunikasi (Laughey, 2007; Mc Qualiti,
2003). Adapun kata sosial diartikan sebagai kenyataan sosial bahwasanya setiap
2
saat orang-orang berintraksi dan berkontribusi terhadap masyarakat. Hal ini
ditegaskan bahwa realita dari media dan semua perangkat lunak lainnya adalah
sosial atau makna sebenarnya merupakan hasil dalam proses media sosial.
Masing-masing dari pengertian dapat diberi kesimpulan bahwasanya media
sosial merupakan alat untuk berkomunikasi yang digunakan untuk prosessial.
Seiring berkembangnya, zaman teknologi yang semakin pesant
peningkatan serta kecanggihannya membuat banyaknya masyarakat memilih
untuk memanfataankan teknologi sebagi sarana berkomunikasi dengan sesama.
Media sosial adalah perangkat lunak yang seringkali digunakan untuk
memudahkan seseorang dalam berkomunikasi secara cepat dan di manapun.
Dengan adanya media sosial dapat menghemat biaya dalam berbagai hal
misalnya mengirim, mengunggah dokumen, foto, vidio dan lainnya. Hingga
saat ini berbagai macam media sosial yang digunakan masyarakat seperti
instagram, twitter, facebook whatsApp, dan lain sebagainya.
Berbagai media sosial yang sangat terkenal di dunia saat ini, instagram
adalah salah satunya. Karena instagram memiliki jutaan pengguna dari berbagai
macam nama atau tipe di media sosial. Adapun fungsi yang paling signifikan di
instagram yaitu adanya fitur atau pembuat foto dan vidio yang bisa dikirim
dengan sangat cepat, tentunya tidak hanya foto dan vidio saja namun terdapat
fitur untuk berdagang yang dapat memudahkan pebisnis online untuk menjual
dagangannya melalui media sosial.
Netizen merupakan sebutan bagi pengguna media sosial yang aktif
menggunakannya. Mereka memiliki kebebasan untuk mengekpresikan diri
dalam media massa. Melalui media tulis dan lisan, seorang netizen selalu
berusaha menampilkan jati diri mereka masingmasing dan menunjukkan
eksistensinya di dunia maya. Di era millenial ini, manusia dapat dikatakan tidak
bisa hidup tanpa internet. Internet sudah menjadi bagian dari kehidupan
terpenting mereka . Dengan adanya internet, manusia dapat dengan mudah
mengakses informasi. Sehingga tak jarang bahwa semua orang dapat dikatakan
sebagai netizen. Hal itu terbukti dari setiap akun media sosial yang dimiliki oleh
3
orang-orang yang memiliki gawai atau mereka yang suka berselancar dan
menggunakan internet.(Hariyanto, 2017)
kemunculan media sosial khususnya instagram dilingkungan masyarakat
membawa dampak tersendiri. Misalnya memudahkan manusia untuk saling
berkomunikasi dalam jarak jauh secara cepat, sebagai wadah bersosialisasi dan
interaksi. Dengan menyebarluasnya suatu jaringan, maka manusia pun merasa
lebih mudah untuk saling berkomunikasi dengan siapa saja dan dimana saja
(Fitriyanto, Ilham, Romi, Achmad, & Ade, 2018). Namun tidak dapat
dipungkiri dampak yang ditimbulkan dari adanya internet atau media masa.
Salah satu dampak yang muncul yaitu misalnya ujaran kebencian dan bullying.
Nurrachmi & Ririn (2018) Beberapa perilaku yang sering dilakukan oleh
netizen yaitu mulai dari memaki, mengucapkan kata kotor, hingga merendahkan
diri si korban. Hal ini dikarenakan oleh para netizen atau pengguna internet
yang kurang bijak dalam menggunakannya (Aziz, 2018).
Banyaknya bukti buliying dari netizen atau pengguna media sosial. Salah
satu dari kasus buliying yang terjadi saat ini adalah kasus dari salah satu
penyanyi religi di tanah air mendapat gosip yang kurang mengenakan di telinga
netizen maka mereka akan berbondong-bondong untuk menyerang akun-akun
yang berkaitan dengan kasus tersebut dengan menggunakan perkataan sumpah
serapah kepada si korban, tak memandang mereka siapa atau dampak dari
perbuatan mereka, karena netizen hanya mencari kepuasan hasrat mereka
bahkan hanya untuk mencari ketenaran semata. Dalam kolom komentar tersebut
banyak sekali ditemukan pelanggar prinsip kesantunan dalam berbahasa.
A. Rumusan Masalah
Beradasrkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah ”Bagaimana pemakaian Bahasa Sarkasme dalam media sosial ?”
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah ingin
mengetahui pemakaian Bahasa Sarkasme dalam media sosial.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bahasa Sarkasme
1. Pengertian Bahasa Sarkasme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian
sarkasme adalah penggunaan kata-kata pedas yang ditujukan untuk
menyakiti hati orang lain, kata-kata ini berupa cemooh dan ejekan kasar.
Sarkasme atau dalam Bahasa Inggris disebut sarcasm adalah
sebuah majas sindiran atau figure of speech yang digunakan untuk
mengatakan kebalikan dari apa yang sebenarnya. Sarkasme umumnya
bernada negatif. Maksudnya adalah menggunakan ungkapan positif untuk
menyatakan sesuatu yang negatif.
Sarkasme merupakan penggunaan kata-kata pedas untuk menyakiti
orang lain; cemoohan atau ejekan kasar (Sugono: 2008, 1270). Kata
sarkasme diturunkan dari kata Yunani sarkamos yang berarti merobek-
robek daging seperti anjing, menggigit bibir karena marah, atau berbicara
dengan kepahitan.
Sarkasme menurut Keraf (2009, hal.143-144) sarkasme adalah suatu
acuan yang lebih kasar dari ironi dan sinisme, sedangkan menurut
Zainuddin (1992, hal.55) sarkasme adalah mengatakan sesuatu yang
bermaksud mengejek dengan cara menggunakan kata-kata yang kasar atau
tidak sopan.
Sedangkan, menurut Poerwadarminta, sarkasme adalah gaya bahasa
yang mengandung olok-olok atau sindiran pedas yang menyakitkan
(Hariyanto: 2017, 10-11). Sarkasme merupakan gaya bahasa yang
mengejek secara kasar, sindiran pedas yang mampu menyakiti hati dan
kurang enak di dengar.
5
2. Ciri-ciri Bahasa Sarkasme
Banyak yang beranggapan bahwa majas sarkasme mirip dengan
majas sinisme. Meskipun sama-sama berbentuk sindiran, kedua majas ini
memiliki ciri yang berbeda. Majas sinisme digunakan untuk menyatakan
sindiran secara langsung, misalnya: "Perbuatanmu tadi sangat
memalukan!" Sementara majas sarkasme menggunakan ejekan, sindiran,
atau kata-kata kasar yang memang ditujukan untuk melakukan penghinaan.
Menurut Tarigan (2013, hal.92) terdapat tiga ciri majas sarkasme sebagai
berikut :
a. Kepahitan dan celaan yang getir,
b. Menyakiti hati,
c. Kurang enak didengar.
6
sabar untuk ikut rapat, deh.” dengan nada datar, mungkin sulit untuk
tahu apakah dia benar-benar ingin pergi atau tidak.
d. Polite Sarcasm
Sarkasme sopan adalah jenis sarkasme dimana pembicara tampak baik
tetapi sebenarnya tidak tulus. Contohnya, kalau ada seseorang
memberi tahu orang lain, "Bajumu terlihat bagus!" padahal sebenarnya
tidak demikian.
e. Obnoxious Sarcasm
Sarkasme yang menjengkelkan terjadi ketika seorang pembicara
menggunakan sarkasme untuk menyinggung orang lain secara jelas
dan langsung.
f. Raging Sarcasm
Raging sarcasm merupakan bentuk majas sindiran dimana pembicara
menggunakan sarkasme untuk mengekspresikan kemarahan.
Pembicara yang menggunakan sarkasme jenis ini sering menggunakan
banyak hal yang dilebih-lebihkan dan mungkin tampak kasar.
g. Manic Sarcasm
Sarkasme manik adalah jenis sarkasme dimana nada pembicara sangat
tidak wajar sehingga mereka tampak dalam kondisi mental manik.
Misalnya, ada temanmu yang sedang stres belajar mendekati ujian tapi
ia malah berseru “Aku tidak apa-apa!”
7
g. Bentuk penyampaian pertanyaan
h. Bentuk pernyataan persamaan
i. Bentuk pernyataan perbandingan
j. Bentuk pernyataan sapaan.
B. Media Sosial
1. Pengertian Media Sosial
Menurut KBBI, pengertian media sosial adalah laman atau aplikasi
yang memungkinkan pengguna dapat membuat dan berbagi isi atau terlibat
dalam jaringan sosial. Media sosial adalah platform atau situs web yang
memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan
menciptakan konten melalui internet dan perangkat seluler.
Menurut Jumartin Gerung dalam buku Media Sosial dalam Digital
Marketing, pengertian media sosial adalah media online (daring) yang
dimanfaatkan sebagai sarana pergaulan sosial secara online di internet. Ada
banyak media sosial yang kini sering digunakan oleh orang-orang. Mulai
dari Facebook hingga Twitter, Instagram, dan LinkedIn, media sosial
memungkinkan kita untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan berbagi
informasi dengan orang lain di seluruh dunia.
Media sosial menjadi semakin populer di seluruh dunia, dan telah
menjadi bagian penting dari kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Media
sosial tidak hanya mencakup jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan
Instagram, tetapi juga platform komunikasi seperti WhatsApp, Telegram,
dan Line, serta platform berbagi video seperti YouTube dan TikTok. Selain
8
itu, ada juga platform khusus seperti LinkedIn untuk profesional dan Reddit
untuk komunitas tertentu.
9
ini memungkinkan pengguna untuk membangun komunitas dan
meningkatkan visibilitas mereka di dunia maya.
c. Pemasaran dan Promosi
Media sosial juga berfungsi sebagai alat pemasaran dan promosi yang
efektif. Dengan media sosial, bisnis dapat mempromosikan produk dan
jasa mereka secara gratis atau dengan biaya yang relatif murah. Hal ini
memungkinkan bisnis untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan
menarik pelanggan baru.
d. Hiburan
Media sosial juga memiliki fungsi hiburan yang penting. Pengguna
dapat menemukan konten hiburan seperti video lucu, meme, dan game
online di platform media sosial tersebut. Hal ini membuat pengguna
dapat bersantai dan menghilangkan stres dengan mengakses konten
yang mereka sukai.
e. Sumber Informasi
Media sosial dapat menjadi sumber informasi yang penting bagi
pengguna. Pengguna dapat mengakses berita, informasi tentang
peristiwa terbaru, dan tren terbaru di media sosial. Hal ini
memungkinkan pengguna untuk tetap terinformasi tentang
perkembangan terbaru dalam berbagai topik.
10
Seorang netizen berkomentar menggunakan bahasa sarkasme Bentuk
Penyampaian Pendapat, hal ini sejalan dengan penyampaian pendapat yang
berdasarkan hasil dari pemikiran sendiri. Kalimat “ga bakal laku” sangat jelas
merupakan penyampaian pendapat netizen, berdasarkan postingan dari akun
instagram @dreamcoid yang memberitakan bahwasanya Grup musik Sabyan
telah merilis lagu barunya denga judul ‘maha kasih’.
Postingan tersebut dikomentari oleh netizen bahwasanya lagu yang baru
dirilis oleh NS tidak bakal laku akibat dari “kelakuannya g bener eneg” kata
netizen. Maksudnya komentar “kelakuan g bener eneg” ditujukan oleh NS dan
AS karena gosip perselingkuhan yang telah menimpa mereka berdua. data ini
merupakan bentuk sarkasme sifat, karena komentar netizen menyampaikaikan
sifat buruk seseorang dengan mengatakan NS dan AS melakukan hal yang tidak
benar, maksud kelakuan tidak benar adalah kasus perselingkuhan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemunculan media sosial khususnya instagram dilingkungan
masyarakat membawa dampak tersendiri. Misalnya memudahkan manusia
untuk saling berkomunikasi dalam jarak jauh secara cepat, sebagai wadah
bersosialisasi dan interaksi. Dengan menyebarluasnya suatu jaringan, maka
manusia pun merasa lebih mudah untuk saling berkomunikasi dengan siapa
saja dan dimana saja. Namun tidak dapat dipungkiri dampak yang
ditimbulkan dari adanya internet atau media masa. Salah satu dampak yang
muncul yaitu misalnya ujaran kebencian dan bullying. Beberapa perilaku
yang sering dilakukan oleh netizen yaitu mulai dari memaki, mengucapkan
kata kotor, hingga merendahkan diri si korban. Hal ini dikarenakan oleh para
netizen atau pengguna internet yang kurang bijak dalam menggunakannya
B. Saran
Kepada para pengguna akun media sosial agar lebih bijak dalam menggunakan
akun media sosial yang mereka gunakan. Penulis berharap pada masyarakat
untuk lebih bijak dalam memilah informasi. Era globalisasi yang menyebabkan
kemudahan penyebaran informasi, hoaks dan berita palsu dengan mudah
tersebar. Peneliti juga berharap, masyarakat tidak hanya melihat satu peristiwa
berdasarkan kontruksi dari satu media, melainkan dari banyak sumber. Jika
suatu media dapat menjadi pengawas dari kekuasaan, maka masyarakat juga
dapat menjadi pengawas dari konten sebuah media.
12
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta:
Rineka Cipta.
Keraf, Gorys.(2009). Diksi dan Gaya
Zainuddin.(1992). Materi pokok bahasa sastra indonesia. Jakarta. CV. Angkasa.
Haryanto. (2017). Kajian Implementasi Pembelajaran Berbasis E-learning
dengan Pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use of
Technology ( UTAUT ). Jurnal Khatulistiwa Informatika, V(1), 14–2
Anshari, F., & Hafiz, A. (2018). Bahasa Sarkasme dalam Berita OlahragaStudi
Kasus Bolatory. com. Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, 2(01),
184-196. 0.
13