Anda di halaman 1dari 10

EUFEMISME DAN DISFEMISME PADA MEDIA

BERITA DARING REPUBLIKA: PERKEMBANGAN KASUS


SETYA NOVANTO EDISI JANUARI 2018

Nanang Heryana
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak
E-mail: enha.cholil@gmail.com

Abstract
This research aims to identify, describe, and analyze the use of euphemism and dysphemism
from the forming process, meaning, and function of Republika online media related to the
Development of Setya Novanto Case in January 2018 edition. Method used is descriptive
with qualitative approach. Data source is news issued by Republika online regarding Setya
Novanto Case Development in January 2018 edition many as 15 news issues. Research data
is the use of euphemism and dysphemism including word, phrase, clause, and sentence. Data
collecting technique used is documentation and tool of data collecting is news capture. Data
analysis method used are identity and distributional method. The meaning of euphemism
and dysphemism including collocative meaning and connotative meaning either in form of
word, phrase, or clause. Euphemism can function as a protective tool, smoothing utterance,
provocation, encouragement, fraud cover, and diplomacy. Dysphemism can function as a
negative image of someone or something, showing low value thing, exaggerate something,
and showing disrespect.

Key Words: Euphism, Dyshemism, Republika Online, Setya Novanto Case

Eufemisme dan disfemisme adalah bentuk Satu di antara media berita daring di
perubahan makna dalam bahasa. Selain Indonesia ialah Republika. Sejak pertengahan
eufemisme (penghalusan makna) dan 2008 Republika Daring mengalami perubahan
disfemisme (pengasaran makna), perubahan besar dari sekadar situs berita sederhana menjadi
makna dapat pula berupa perluasan makna dan web portal multimedia. Kemudian, tahun 2009
penyempitan makna. Perubahan dalam bahasa situs ini mulai melakukan pembenahan isi berita
mungkin terjadi dalam rangka mengakomodasi sehingga bukan hanya website yang
perkem-bangan sosial, budaya, serta teknologi di memindahkan berita koran ke internet. Akan
masyarakat tuturnya. tetapi, mulai memosisikan diri mejadi portal
Berita sebagai satu di antara penyedia berita yang menampilkan berita-berita setiap
informasi sudah menjadi bagian yang penting saat dan lebih cepat. Hingga sekarang media
dalam kehidupan masyarakat. Informasi seputar berita daring ini semakin banyak mengakses
masalah ekonomi, sosial, maupun budaya akan berita. Satu di antaranya perkembangan kasus
selalu menarik perhatian masyarakat di berbagai Setya Novanto.
kalangan. Untuk memenuhi kebutuhan Kasus Setya Novanto berkaitan dengan
masyarakat akan informasi itulah, berbagai pengalihan dana e-KTP merupakan satu di
program berita disiarkan melalui stasiun televisi, antara kasus yang masih hangat dan menjadi
radio, dan koran. Apalagi, informasi dapat berita yang paling ditunggu perkembangannya
semakin mudah diperoleh melalui media berita oleh masyarakat di Indonesia. Perkembangan
daring (online). berita ini tidak hanya dapat diperoleh melalui

62
media televisi, surat kabar, atau pun radio. Akan Penelitian ini menggunakan sumber pustaka
tetapi, masyakat juga dapat mendapatkan acuan primer yang relevan dan terkini dengan
perkembangan berita ini melalui media masa mengutamakan hasil penelitian pada jurnal
daring (online) seperti Republika tersebut. ilmiah. Berikut ini beberapa jurnal yang
Dalam penyampaian pesan terhadap berhubungan dengan penelitian. Pertama, hasil
pembacanya, berita pastinya meggunakan penelitian yang dilakukan oleh Amelia Yuli
bahasa yang menarik. Khususnya pada Astuti berjudul Eufemisme Bahasa Pendukung
perkembangan kasus Setya Novanto yang Capres RI Tahun 2014 dalam Akun Facebook:
hingga sekarang masih menjadi satu di antara Kajian Sosiopragmatik. Hasil analisis penelitian
berita yang paling ditunggu. Bahkan memasuki terhadap penggunaan eufemisme menunjukkan
Januari 2018 masih terdapat sekita lima belas bahwa penggu-naan eufemisme oleh para
berita berkaitan dengan kasus tersebut di media pendukung calon presiden RI tahun 2014
daring Republika. terdiri atas proses pembentukan eufemisme
Penulisan berita perkembangan kasus Setya berupa kata dan frasa. Kedua, penelitian
Novanto masih menjadi berita hangat di media Penelitian tentang eufemisme juga dilakukan
daring seperti Republika. Khusunya edisi oleh Ana (2014) yang mengkaji penggunaan
Januari 2018 ditemukan hal menarik, yaitu eufemisme dalam surat kabar harian Singgalang.
istilah eufemisme dan disfemisme dalam Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui
pemaparan berita tersebut. Penggunaan istilah makna dan fungsi penggunaan eufemisme dalam
ini sangat menarik ditinjau dari segi proses surat kabar.
pembentukan, fungsi penggunaanannya, serta Chaer (2009:144) mengatakan bahwa
maknanya. Eufemisme dan disfemisme dapat eufemisme adalah gejala ditampil-kannya kata-
berupa kata, frasa, dan kalimat. Misalnya pada kata atau bentuk-bentuk yang dianggap memiliki
kata korupsi mengarah pada pengasaran makna makna yang lebih halus atau lebih sopan
(disfemisme). Sebaliknya frasa penyalahgunaan daripada yang akan digantikan. Menurut
anggaran merupakan eufemisme. Djajasudarma (1993: 78), eufemisme termasuk
Berikut ini dirumuskan beberapa masalah ke dalam pergeseran makna. Pergeseran makna
dalam penelitian ini, yaitu 1) Bagaimanakah dapat terjadi pada kata, frasa, bahkan kalimat.
proses pembentukan eufemisme dan disfemisme Pergeseran makna dapat terjadi dengan
pada media berita daring Republika menggantikan simbol baik berupa kata, frasa,
Perkembangan Kasus Setya Novanto edisi maupun kalimat dengan yang baru dan
Januari 2018?, 2) Bagaimanakah makna maknanya akan bergeser. Warren (1992)
eufemisme dan disfemisme pada media berita menyatakan bahwa bentuk eufemisme
daring Republika Perkembangan Kasus Setya melibatkan sebuah proses pembentukan dan
Novanto edisi Januari 2018?, dan 3) membagi menjadi tiga bentuk inovasi formal,
Bagaimanakah fungsi eufemisme dan yaitu pembentukan kata, modifikasi fonem, dan
disfemisme pada media berita daring Republika kata pinjaman.
Perkembangan Kasus Setya Novanto edisi Menurut Leech (1981), makna eufemisme
Januari 2018? juga dapat diketahui berdasar-kan akibat asosiasi
Penelitian ini bertujuan untuk makna yang diketahui makna aslinya. Asosiasi
mengidentifikasi, mengklasifikasikan, makna terjadi karena adanya hubungan antara
mendeskripsikan, dan menganalisis penggunaan makna konseptual dan makna asosiatif. Untuk
eufemisme dan disfemisme media berita daring mengetahui pembagian dari makna konseptual
Republika Perkem-bangan Kasus Setya Novanto dan makna asosiatif tersebut, maka dapat dilihat
edisi Januari 2018. Pertama, berkaitan dengan dari tabel berikut yang dipaparkan oleh Leech
proses pembentukan eufemisme dan disfemisme (1981:9-23) tentang pembagian makna. Makna
dalam media berita daring. Kedua, makna asosiatif adalah makna kata yang berkenaan
eufemisme dan disfemisme dalam media berita dengan adanya hubungan kata itu sendiri dengan
daring. Ketiga, fungsi penggunaan eufemisme sesuatu yang berada di luar bahasa (Leech,
dan disfemisme dalam media berita daring. 1981:18). Berdasarkan tipe-tipe makna yang

68
dipaparkan oleh Leech di atas, dapat semantik (nuansa makna) yang timbul karena
disimpulkan bahwa makna yang dikategorikan adanya pengetahuan ensiklopedik tentang
sebagai makna asosiatif adalah makna konotatif, makna denotasi kata serta pengalaman,
makna sosial, makna afektif, makna refleksi, dan kepercayaan dan konteks digunakannya
makna kolokatif. ungkapan itu. Dengan kata lain, disfemisme
Eufemisme digunakan dalam ranah dipilih penutur untuk menunjukkan penilaian
kehidupan sosial, politik, agama, dan budaya. negatifnya mengenai sesuatu atau seseorang
Beberapa ahli linguistik telah serta menimbulkan nuansa negatif melalui
mengklasifikasikan fungsi dari eufemisme bahasa yang digunakannya.
berdasarkan fenomena kebahasaan. Menurut Pendapat Allan dan Burridge mengenai
Wardaugh (1986:229), penggu-naan eufemisme disfemisme ini sejalan dengan pendapat
bermaksud jika suatu kata yang tidak dapat McArthur (dalam Duda, 2010: 10) yang
dinyatakan, maka pengguna bahasa akan mendefinisikan disfemisme sebagai “the use
menggantinya dengan cara lain. Secara umum of a negative or disparaging expression to
fungsi eufemisme adalah untuk menjadikan describe something or someone”. Menurut
sebuah makna yang pada awalnya bersifat kasar McArthur, disfemisme adalah penggunaan
atau tabu menjadi makna yang lebih halus. ungkapan negatif atau ungkapan berisi kritik
Burridge (2012) membagi fungsi eufemisme untuk mendeskripsikan sesuatu atau seseorang.
menjadi enam hal, yaitu eufemisme Dengan menggunakan ekspresi disfemisme,
perlindungan (the protective eufemisme), penutur memiliki intensi untuk melukai
eufemisme kecurangan (the underhand perasaan pendengarnya dengan pengungkapan
euphemism), eufemisme penyemangat (the suatu realitas secara langsung.
uplifting euphemism), eufemisme profokasi (the Menurut Zolner (dalam Kurniawati,
provocative euphemism), kepaduan eufemisme 2009), disfemisme digunakan dengan berbagai
(the cohesive euphemism), dan eufemisme latar belakang seperti, menyatakan hal yang
menggelikan (the ludic euphemism). Senada tabu, tidak senonoh, asusila, menunjukkan rasa
dengan hal tersbut, Wijana (2008) membagi lima tidak suka atau tidak setuju terhadap seseorang
fungsi utama eufemisme di dalam berbahasa, di atau sesuatu, penggambaran yang negatif
antaranya alat menghaluskan ucapan, alat tentang seseorang, mengungkapkan kemarahan
merahasiakan sesuatu, alat berdiplomasi, alat atau kejengkelan, mengumpat atau memaki,
pendidikan, dan alat penolak bala. menunjukkan rasa tidak hormat atau
Allan dan Burridge (dalam Alvestad, merendahkan seseorang, mengolok-olok,
2014:162) mendefinisikan disfemisme dengan mencela, atau menghina, melebih-lebihkan
jelas sebagai berikut: sesuatu, menghujat atau mengkritik, dan
(Dysphemism is) an expression with menunjukkan sesuatu hal yang bernilai rendah.
connotations that are offensive either about the
denotatum or to the audience, or both, and it is METODE
substituted for a neutral or euphemistic Metode yang digunakan dalam penelitian
expression for just that reason. ini adalah metode deskriptif. Bentuk penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Allan dan Burridge, dalam pernyataan bentuk kualitatif. Penelitian kualitatif
mereka diatas, tidak dapat memisahkan merupakan suatu pendekatan dalam melakukan
disfemisme dari eufemisme dan ungkapan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau
netral (ortofemisme). Mereka mengungkapkan gejala yang bersifat alami (Mahmud, 2011: 89).
bahwa disfemisme adalah ungkapan yang Menurut Satori dan Komariah (2011: 25)
berkonotasi kasar tentang suatu hal atau tentang penelitian kualitatif adalah suatu bentuk
seseorang, atau juga keduanya, dan merupakan penelitian yang mengungkapkan situasi sosial
substitusi untuk ungkapan netral tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan
(ortofemisme) dan ungkapan eufemisme karena secara benar, dibentuk oleh kata-kata
alasan tertentu. Konotasi ini sendiri berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis
didefinisikan Allan dan Burridge sebagai efek

69
data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan
yang alamiah. cara melihat fitur-fitur makna.
Sumber data penelitian ini berupa berita Penyajian hasil analisis data dapat
pada media daring Republika Perkembangan menggunakan penyajian informal dan formal.
Kasus Setya Novanto edisi Januari 2018. Data Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya
penelitian ini adalah penggunaan eufemisme dan digunakan penyajian informal. Metode informal
disfemisme berupa kata, frasa, dan kalimat. digunakan pada pemaparan hasil analisis data
Teknik yang dipergunakan dalam berupa kata-kata atau uraian tanpa lambang-
penelitian ini adalah teknik pengumpulan data lambang formal yang bersifat teknis.
dengan dokumentasi dan alat pengumpul data
dokumen berupa berita pada media daring HASIL DAN PEMBAHASAN
Republika edisi Januari 2018. Hasil Penelitian ini sudah memasuki proses
dokumentasi digunakan sebagai pengamatan dan pengumpulan data berupa pendokumentasian
pencatatan secara sistematis terhadap gejala berita daring Republika berjumlah 15 berita edisi
yang tampak pada penelitian. Teknik Januari 2018. Setelah itu, menandai bagian-
dokumentasi ini dipergunakan untuk bagian teks yang menggunakan eufemisme dan
mengidentifikasi penggunaan produksi ujaran disfemisme. Bagian-bagian teks yang
dalam diskusi panel tersebut. menggunakan eufemisme dan disfemisme
Peneliti menyimak dan mengamati diinventarisasikan dengan pengcodingan.
fenomena eufemisme dan disfemisme pada
kolom berita daring Republika edisi Januari Tabel 1
2018. Teknik yang digunakan dalam penelitian Contoh Data Eufemisme dalam Media Berita
ini adalah teknik simak bebas libat cakap atau Daring Republika Perkembangan Kasus
teknik SBLC. Selain teknik SBLC, peneliti juga Setya Novanto Edisi Januari 2018
menggunakan teknik capture. Peneliti
mengumpulkan data dengan menangkap NO KATA/ BERI- BAGI-
(capture) dokumen yang memiliki bentuk FRASA TA AN
eufemisme dan disfemisme pada media berita 3 Kerugian B1 P8 K1
daring tersebut. Dalam mengumpul-kan data, keuangan
peneliti mencari bentuk eufemisme dan Negara
disfemisme dengan mengaitkannya ke dalam 4 Menyalah B1 P14 K1
bentuk makna terhadap masing- masing data -gunakan
yang telah dikumpulkan. Selanjutnya data kewenang
tersebut disusun ke dalam sebuah tabel. Tabel -an
bertujuan untuk menyusun bentuk eufemisme 15 Ketum B6 P6 K4
dan disfemisme berdasarkan kriteria masing- 16 Pembagia B6 P6 K4
masing penggunaan bahasa. n fee
Ada dua metode analisis data yang 31 Melepas B9 P5 K3
digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode jabatan-
padan dan metode agih (Sudaryanto, 2015). nya
Metode padan adalah alat penentunya di luar,
terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa Berdasarkan uraian tabel data tersebut terdapat
yang bersangkutan. Metode padan yang dipakai 49 kata/frasa yang termasuk dalam eufemisme
adalah metode padan referensial, metode dari 15 berita daring Republika Perkembangan
translasional, metode ortografis, dan metode Kasus Setya Novanto edisi Januari 2018.
pragmatis. Alat penentu metode padan Inventaisasi data eufemisme disusun
referensial adalah daya pilah yang digunakan berdasarkan kata/frasa, berita (pada berita ke
sebagai pembeda referen (sosok yang berapa), dan bagian (paragraph dan kalimat).
ditunjukkan oleh kata tersebut). Metode padan Inventarisasi data disertai coding ini untuk

70
mempermudah peneliti dalam mendata kata atau 1.1 Bentuk Eufemisme Media Berita Daring
pun frasa yang termasuk eufemisme. Kasus Setya Novanto Edisi Januari 2018
Tabel 2 Berdasarkan uraian tabel data tersebut
Contoh Data Disfemisme dalam Media terdapat 49 kata/frasa yang termasuk dalam
Berita Daring Republika Perkembangan eufemisme dari 15 berita daring Republika
Kasus Setya Novanto Edisi Januari 2018 Perkembangan Kasus Setya Novanto edisi
Januari. Analisis bentuk eufemisme
NO KATA/ BERI- BAGI- menggunakan teori Warren (1992) tiga bentuk
FRASA TA AN inovasi formal, yaitu pembentukan kata,
1 Tersang B1, P1 K1, modifikasi fonem, dan kata pinjaman.
-ka B5, P1 K2, TDE 3
B5, P2 K1, Kerugian keuangan negara
B12 P2 K1 Penggunaan frasa kerugian keuangan Negara
2 Korupsi B1, P1 K1, terdapat pada penggalan berita berikut ini.
B3, P2 K2, (1a) Keberatan tersebut antara lain mengenai
B4, P1 K1, kerugian keuangan negara tidak nyata dan tidak
B5, P2 K1, pasti karena dalam surat dakwaan Irman dan
B5, P3 K1, Sugiharto serta Andi Agustinus, kerugian negara
B6, B7 P3 K1, adalah senilai Rp2,31 triliun berdasarkan
P1 K1 perhitungan Badan Pengawasan Keuangan dan
5 Cabut B5 J5 Pembangunan (BPKP) itu tidak
11 Lari B9 P2 K1 memperhitungkan penerimaan 7,3 juta dolar AS
12 Kehi- B10 P1 K1, atau setara Rp94,9 miliar untuk Setya Novanto,
langan P5 K1 800 ribu dolar AS atau setara Rp10,4 miliar
nyali untuk Charles Sutanto dan Rp2 juta untuk Tri
Sampurno yang seluruhnya sebesar Rp105,3
Berdasarkan uraian tabel data tersebut miliar. (B1, P8K1)
terdapat 20 kata/frasa yang termasuk dalam (1b) Keberatan tersebut antara lain mengenai
disfemisme dari 15 berita daring Republika korupsi uang negara tidak nyata dan tidak pasti
Perkembangan Kasus Setya Novanto edisi karena dalam surat dakwaan Irman dan
Januari 2018. Inventaisasi data disfemisme Sugiharto serta Andi Agustinus, kerugian negara
disusun berdasarkan kata/frasa, berita (pada adalah senilai Rp2,31 triliun berdasarkan
berita ke berapa), dan bagian (paragraf dan perhitungan Badan Pengawasan Keuangan dan
kalimat). Inventarisasi data disertai coding ini Pembangunan (BPKP) itu tidak
untuk mempermudah peneliti dalam mendata memperhitungkan penerimaan 7,3 juta dolar AS
kata atau pun frasa yang termasuk disfemisme. atau setara Rp94,9 miliar untuk Setya Novanto,
800 ribu dolar AS atau setara Rp10,4 miliar
1. Bentuk Eufemisme dan Disfemisme untuk Charles Sutanto dan Rp2 juta untuk Tri
Media Berita Daring Kasus Setya Sampurno yang seluruhnya sebesar Rp105,3
Novanto Edisi Januari 2018 miliar.
Berdasarkan penggalan kalimat 1a dan 1b
Bagian ini disajikan analisis bentuk tersebut penggunaan eufemisme, yaitu frasa
eufemisme dan disfemisme pada media berita kerugian keuangan negara. Secara bentuk,
daring Republika Kasus Setya Novanto Edisi frasa kerugian keuangan negara merupakan
Januari 2018. Data-data yang telah diambil dari bentuk eufemisme dengan melalui proses
media berita daring tersebut telah diinventarisasi pembentukan kata, yaitu penggabungan kata
dalam bentuk tabel. Selanjutnya, analisis bentuk (compounding). Proses ini menggabungkan dua
eufemisme dan bentuk disfemisme dipaparkan kata yang memiliki makna yang lebih halus
sebagai berikut. untuk menggantikan istilah yang yang kurang
dapat diterima. Frasa kerugian keuangan negara

71
merujuk kepada korupsi berkaitan dengan uang (1a) Terdakwa kasus korupsi KTP Elektronik
negara. Dalam hal surat dakwaan Irman dan Setya Novanto menjalani sidang lanjutan di
Sugiharto serta Andi Agustinus. Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (11/1).
TDE 4 (B4, P1K1)
Menyalahgunakan kewenangan (1b) Terdakwa kasus penyalahgunaan uang
(1a) Pasal tersebut mengatur tentang orang yang negara KTP Elektronik Setya Novanto
melanggar hukum, menyalahguna-kan menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor,
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada Jakarta Pusat, Kamis (11/1).
padanya jabatan atau kedudukan sehingga dapat Berdasarkan penggalan kalimat tersebut
merugikan keuangan dan perekonomian negara penggunaan disfemisme yaitu kata korupsi.
dan memperkaya diri sendiri, orang lain atau Secara bentuk, kata korupsi merupakan bentuk
korporasi dengan ancaman pidana penjara disfemisme dengan melalui proses inovasi
maksimal 20 tahun dan denda paling banyak Rp1 semantis, yaitu bentuk implikasi. Kata korupsi
miliar. (B1, P12K1) merujuk arti penyalahgunaan uang negara pada
(1b) Pasal tersebut mengatur tentang orang yang kalimat (1b), ((2b), (3b), dan (4b). Dalam hal ini,
melanggar hukum, korupsi kekuasaan, korupsi KTP elektronik yang dilakukan Setya
kesempatan atau sarana yang ada padanya Novanto terlihat pada (1a), (2a), (3a), dan (4a)
jabatan atau kedudukan sehingga dapat
merugikan keuangan dan perekonomian negara TDD 5
dan memperkaya diri sendiri, orang lain atau Cabut
korporasi dengan ancaman pidana penjara (1a) Menkes Bisa Cabut Izin RS yang Rawat
maksimal 20 tahun dan denda paling banyak Rp1 Setya Novanto. (B5, J5)
miliar (1b) Menkes Bisa Mengambil Hak Izin RS yang
Penggunaan eufemisme, yaitu frasa Rawat Setya Novanto.
menyalahgunakan kewewenangan. Secara Berdasarkan penggalan kalimat tersebut
bentuk, frasa menyalahgunakan kewewenangan penggunaan disfemisme yaitu kata cabut. Secara
merupakan bentuk eufemisme dengan melalui bentuk, kata cabut merupakan bentuk
proses pembentukan kata, yaitu penggabungan disfemisme dengan melalui proses inovasi
kata (compounding). Proses ini semantis, yaitu bentuk implikasi. Kata cabut
menggabungkan dua kata yang memiliki makna secara tidak langsung merujuk pada arti
yang lebih halus untuk menggantikan istilah mengambil hak terlihat kalimat (1b) dan (2b).
yang yang kurang dapat diterima. Frasa Dalam hal ini, Menkes Bisa Cabut Izin RS yang
menyalahgunakan wewenang merujuk kepada Rawat Setya Novanto.
korupsi kekuasaan atau jabatan. Dalam hal ini
pasal yang mengatur hal tersebut dan ancaman 2. Makna Eufemisme dan Disfemisme
bagi yang melakukannnya. Media Berita Daring Kasus Setya
Novanto Edisi Januari 2018
1.2 Bentuk Disfemisme Media Berita Daring
Kasus Setya Novanto Edisi Januari 2018 Bagian ini disajikan analisis makna
Berdasarkan uraian tabel data tersebut eufemisme dan disfemisme pada media berita
terdapat 32 kata/frasa yang termasuk dalam daring Republika Kasus Setya Novanto Edisi
eufemisme dari 15 berita daring Republika Januari 2018. Data-data yang telah diambil dari
Perkembangan Kasus Setya Novanto edisi media berita daring tersebut telah diinventarisasi
Januari. Analisis bentuk eufemisme dalam bentuk tabel. Selanjutnya, analisis makna
menggunakan teori Warren (1992) tiga bentuk eufemisme dan bentuk disfemisme dipaparkan
inovasi formal, yaitu pembentukan kata, sebagai berikut.
modifikasi fonem, dan kata pinjaman.
2.1 Makna Eufemisme Media Berita Daring
TDD 2 Kasus Setya Novanto Edisi Januari 2018
Korupsi

72
Berdasarkan uraian tabel data tersebut eufemisme yang digunakan untuk mengubah
terdapat 49 kata/frasa yang termasuk dalam makna negatif agar terkesan menjadi lebih halus
eufemisme dari 15 berita daring Republika karena merujuk pada sesuatu, yaitu adanya
Perkembangan Kasus Setya Novanto edisi suatu pertentangan dengan politisi.
Januari. Analisis makna eufemisme
menggunakan teori Leech (1981), makna 2.1.2 Makna Konotatif
eufemisme juga dapat diketahui berdasarkan
akibat asosiasi makna yang diketahui makna TDE 16
aslinya. Asosiasi makna terjadi karena adanya Pembagian fee
hubungan antara makna konseptual dan makna “Ihwal jumlah jatah yang diterima mantan
asosiatif. Untuk mengetahui pembagian dari ketum Partai Golkar itu masih menjadi yang
makna konseptual dan makna asosiatif tersebut terbesar dalam pembagian fee megaproyek itu,
asosiatif adalah makna konotatif, makna sosial, menurut Firman, masih harus dibuktikan”.(B6,
makna afektif, makna refleksi, dan makna P6K5)
kolokatif. Penggalan kalimat tersebut menunjukkan
penggunaan eufemisme pada frasa pembagian
2.1.1 Makna Kolokatif fee. Frasa pembagian fee memiliki hubungan
Makna kolokatif lebih berhubungan makna konotasi. Penggunaan frasa pembagian
dengan penempatan makan dalam frasa sebuah fee untuk merujuk makna pembagian biaya atau
bahasa. Makna kolokatif adalah makan kata duit. Secara tidak langsung frasa pembagian duit
yang ditentukan oleh openggunaannya dalam ini memberikan efek yang terkesan negatif
kalimat. Kata tang bermakna kolokatif memiliki sekaligus menyindir mantan ketum Partai Golkar
makna yang sebenarnya. Dalam hal ini, makna itu diduga masih menjadi yang terbesar dalam
eufemisme pada Media Berita Daring Kasus pembagian fee megaproyek itu. Oleh karena itu,
Setya Novanto Edisi Januari 2018 yang tergolong digunakan kata yang lebih halus, yaitu
makna kolokatif. Berikut ini dipaparkan analisis pembagian fee. Dalam hal ini, Firman
makna kolokatif tersebut. mengemukakan bahwa perlu pembuktian Ihwal
TDE 30 jumlah jatah yang diterima mantan ketum Partai
Kontradiksi Golkar itu masih menjadi yang terbesar dalam
"Dan di sini ada kontradiksi dengan politisi. (B9, pembagian fee megaproyek itu.
P4K1)
Penggalan kalimat tersebut menun- 2.2 Makna Disfemisme Media Berita Daring
jukkan penggunaan eufemisme pada kata Kasus Setya Novanto Edisi Januari 2018
kontradiksi. Kontradiksi berarti adanya Berdasarkan uraian tabel data tersebut
pertentangan. Dalam hal ini pernyataan terdapat 20 kata atau frasa yang termasuk dalam
tersebut, terdapat kontradiksi dengan politisi. disfemisme dari 15 berita daring Republika
Kata kontradiksi memiliki hubungan makna Perkembangan Kasus Setya Novanto edisi
kolokatif. Januari 2018. Analisis makna disfemisme
Analisis komponensial makna pada kata menggunakan teori Leech (1981), makna
kontradiksi dan pertentangan sebagai berikut. eufemisme juga dapat diketahui berdasarkan
Kontra- Perten- akibat asosiasi makna yang diketahui makna
diksi tangan aslinya. Asosiasi makna terjadi karena adanya
Dua hal + + hubungan antara makna konseptual dan makna
Bertolak + + asosiatif. Untuk mengetahui pembagian dari
belakang makna konseptual dan makna asosiatif tersebut
Perselisihan - + asosiatif adalah makna konotatif, makna sosial,
Pertikaian - + makna afektif, makna refleksi, dan makna
kolokatif.
Pengunaan kata kontradiksi dalam konteks
2.2.1 Makna Kolokatif
kalimat tersebut untuk merujuk makna adanya
Makna kolokatif lebih berhubungan
pertentangan. Kata kontradiksi merupakan
dengan penempatan makan dalam frasa sebuah

73
bahasa. Makna kolokatif adalah makan kata tertentu. Makna konotatif adalah makna berupa
yang ditentukan oleh openggunaannya dalam kiasan atau yang disertai nilai rasa, tambahn-
kalimat. Kata tang bermakna kolokatif memiliki tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari
makna yang sebenarnya. Dalam hal ini, makna suatu zaman, dan kriteria-kriteria tambahan yang
disfemisme pada Media Berita Daring Kasus dikenakan pada sebuah makna konseptual.
Setya Novanto Edisi Januari 2018 yang tergolong Dalam hal ini, makna disfemisme pada Media
makna kolokatif. Berikut ini dipaparkan analisis Berita Daring Kasus Setya Novanto Edisi Januari
makna kolokatif tersebut. 2018 yang tergolong mengandung makna
TDD 7 konotatif. Berikut ini dipaparkan analisis makna
Membongkar konotatif tersebut.
“Status tersebut jika dikabulkan Komisi TDD 5
Pemberantasan Korupsi (KPK), disebut bakal Cabut
membongkar nama-nama besar lain terkait (1a) Menkes Bisa Cabut Izin RS yang Rawat
korupsi KTP-el”. (B6, P1K1). Setya Novanto. (B5, J5)
Berdasarkan penggalan kalimat tersebut (2a) "Itu ranah kriminal dulu, jadi dibuktikan
penggunaan disfemisme yaitu kata betul dia kriminal, kalau hukumannya dari kami
membongkar. Kata membongkar berarti cabut izin," kata Menteri Kesehatan Nila
membuka rahasia. Dalam hal ini, Status Moeloek di Jakarta, Jumat (12/1). (B5, P1K2)
tersebut jika dikabulkan Komisi Pemberantasan Penggalan kalimat (1a) dan (2a) tersebut
Korupsi (KPK), disebut bakal membongkar menunjukkan penggunaan disfemisme pada
nama-nama besar lain terkait korupsi KTP-el. kata cabut. Kata cabut memiliki hubungan
Kata membongkar memiliki hubungan makna makna konotasi. Penggunaan kata cabut untuk
kolokatif. merujuk makna mengambil hak. Secara
langsung Penggunaan klausa mengambil hak ini
Analisis komponensial makna pada kata terkesan lebih halus dan santun. Oleh karena itu,
membongkar dan membuka sebagai berikut. dipilih kata cabut yang dapat memberikan efek
terkesan negatif sekaligus menyindir langsung
Membong Membu- dan memberi hukuman pada Rumah Sakit yang
-kar ka merawat Setya Novanto. Hal ini terlihat dari
Merusak + - konteks kedua kalimat yang merujuk pada Nila
Merobohkan + - Moeloek selaku Menteri Kesehatan yang Bisa
Paksa + - Cabut Izin Rumah Sakit yang Rawat Setya
Menguraikan + + Novanto bila terbukti melakukan pelanggaran
Mengungkap + + tindakan kriminal.
kan
Pengunaan kata membongkar dalam 3. Fungsi Eufemisme dan Disfemisme
konteks kalimat tersebut untuk merujuk makna Media Berita Daring Kasus Setya
membuka rahasia. Kata membongkar Novanto Edisi Januari 2018
merupakan disfemisme yang digunakan untuk Bagian ini disajikan analisis makna
mengubah makna yang lebih halus menjadi eufemisme dan disfemisme pada media berita
makna yang terkesan negatif dengan tujuan daring Republika Kasus Setya Novanto Edisi
tertentu. Hal ini merujuk pada Status tersebut Januari 2018. Data-data yang telah diambil dari
jika dikabulkan Komisi Pemberantasan Korupsi media berita daring tersebut telah diinventarisasi
(KPK), disebut bakal membongkar nama-nama dalam bentuk tabel. Selanjutnya, analisis fungsi
besar lain terkait korupsi KTP-el. eufemisme dan bentuk disfemisme dipaparkan
sebagai berikut.
2.2.2 Makna Konotatif
Makna konotatif mengandung nilai-nilai 3.1 Fungsi Eufemisme
emosi tertentu. Dalam berbahasa orang tidak Pembahasan mengenai fungsi eufemisme
haya mengungkaplan gagasan, pendapat atau isi melibatkan pada konteks kalimat dan makna
pikiran, tetapi juga mengungkapkan emosi yang terdapat pada kata atau frasa dalam sebuah

74
data. Fungsi eufemisme tersebut meliputi alat Berikut ini contoh fungsi atau hal yang
menghaluskan ucapan, alat merahasiakan melatarbelakangi penggunaan disfemisme.
sesuatu, alat berdiplomasi, alat pendidikan, dan 3.2.1 Menunjukkan sesuatu yang bernilai
alat penolak budaya, perlindungan, kecurangan, rendah
penyemangat, profokasi, kepaduan dan Disfemisme sebagai kebalikan dari
menggelikan. Berikut ini contoh fungsi eufemisme merupakan ungkapan yang
eufemisme tersebut. digunakan untuk mendeskripsikan seseuatu yang
bernada negatif. Disfemisme dapat berfungsi
untuk menunjukkan sesuatu yang bernilai rendah
sehingga dapat menimbulkan efek negatif
3.1.1 Eufemisme Perlindungan (The tertentu kepada sesuatu atau pun seseorang yang
Protective Eufemisme) mendapatkan predikat itu. Analisis fungsi
Fungsi eufemisme perlindungan digunakan disfemisme menunjukkan sesuatu bernilai rendah
unutk menghindari kara yang dapat tentang seseorang atau sesuatu dalam penelitian
menimbulkan masalah, konflik, bahaya, emosi, ini sebagai berikut.
kemarahan, melukai perasaan, mamalukan, TDD 14
menghujat, mengumpat, tabu, kata yang tidak Perusakan barang bukti
sopan, menjijikan, dan menghindari kata yang “Dahnil juga menyoroti kasus dugaan perusakan
dapat menimbulkan kepanikan. Analisis fungsi barang bukti oleh dua penyidik KPK dari
eufemisme sebagai pelindungan dalam penelitian kepolisian yang tidak jelas hukumannya”. (B10,
ini sebagai berikut. P3K1)
TDE 1 Berdasarkan penggalan kalimat tersebut
Berandai-andai penggunaan disfemisme, yaitu pada kalimat
“KPK tidak mau berandai-andai apakah perusakan barang bukti. Kalimat perusakan
eksepsi Setya Novanto akan diterima atau tidak barang bukti berfungsi untuk menunjukkan
oleh Majelis Hakim”. (B1, P2 K2) sesuatu yang bernilai rendah sehingga dapat
Berdasarkan konteks tuturan pada data tersebut, menimbulkan efek negatif tertentu kepada
penggunaan kata ulang berandai-andai sesuatu atau pun seseorang yang mendapatkan
digunakan sebagai eufemisme pelindungan. Hal predikat itu. Kalimat perusakan barang bukti
ini terlihat pembicara menggunakan kata pada konteks tersebut merujuk pada arti
berandai-andai sebagai bentuk pelindungan melakukan pelanggaran hukum. Penggunaan
sehingga pembicara tidak secara gamblang kalimat tersebut menggam-barkan tentang
berasumsi terlabih dahulu secara langusng sesuatu hal yang bernilai rendah karena
menuduh dalam hal mengiyakan eksepsi yang melanggar suatu norma dan hukum dalam
akan dilakukan Setya Novanto. masyarakat. Dalam hal ini, Danhil lah yang
menyoroti kasus dugaan perusakan barang bukti
3.2 Fungsi Disfemisme oleh dua penyidik KPK dari kepolisian yang
Pembahasan mengenai fungsi disfemisme tidak jelas hukumannya tersebut.
sebagai kebaikan dari eufeisme yang merupakan
ungkapan berkonotasi negatif. Disfemisme SIMPULAN DAN SARAN
memiliki fungsi atau latar belakang dalam Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 69
penggunaanya, seperti menyatakan hal yang kata, frasa, atau klausa yang termasuk ke dalam
tabu, tidak senonoh, menunjukkan rasa tidak suka eufemisme dan disfemisme dalam 15 berita
atau tidak setuju terhadap sesuatu, penggambaran daring Republika Perkembangan Kasus Setya
negatif terhadap sesuatu, mengungkapkan Novanto Edisi Januari 2018, dapat disimpulkan
kemarahan atau kejengkelan, mengumpat atau beberapa hal sebagai berikut.
memaki, menunjukkan rasa tidak hormat atau 1. Terdapat 49 kata atau frasa yang termasuk
mernedahkan seseorang, mencela, melebihkan dalam eufemisme dan 20 kata atau frasa
sesuatu, menhujat atau mengkritik, dan termasuk dalam disfemisme. Eufemisme
menunjukkan sesautu yang bernilai rendah. dan disfemisme dapat terbentuk melalui

75
proses bentuk inovasi formal berupa Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik
pembentukan kata, modifikasi fonem, dan Bahasa Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta.
kata pinjaman.
2. Makna eufemisme dan disfemisme dalam Djajasudarma. 1993. Semantik Pemahaman Ilmu
15 berita daring Republika Perkembangan Makna. Bandung: PT. Eresco.
Kasus Setya Novanto Edisi Januari 2018
meliputi makna kolokatif dan makna Keraf, Gorys. 1996. Diksi dan Gaya Bahasa.
konotatif baik berupa kata, frasa, atau pun Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
klausa.
3. Eufemisme dapat berfungsi sebagai alat Kurniawati, 2009. “Eufemisme dan Disfemisme
perlindungan, penghalusan ucapan, dalam Spiegel Online” Tesis pada
provokasi, penyemangat, menutupi Program Magister Linguistik Universitas
kecuarangan, dan berdiplomasi. Negeri Yogyakarta.
Disfemisme sebagai penggambaran negatif
tentang seseorang atau sesuatu hal, Leech, Geoffrey. 1981. Semantics: The Study
menunjukkan sesuatu yang bernilai rendah, of Meaning. New York: Penguin Books.
melebihkan sesuatu hal, menunjukkan rasa
tidak hormat. Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa
Tahapan Strategi, Metode, dan
Saran Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.
Eufemisme dan disfemisme adalah
McArthur. 1992. The Oxford Companion to the
bentuk perubahan makna dalam bahasa. English Language.Oxford: Oxford
Perubahan dalam bahasa mungkin terjadi University Press.
dalam rangka mengakomodasi
perkembangan sosial, budaya, serta nd
Palmer, Robert. 1976. Semantics 2 Edition.
teknologi di masyarakat tuturnya. Cambridge University Press.
Penggunaan eufemisme dan disfemisme
pada media berita daring Republika Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal.
Perkembangan Kasus Setya Novanto Jakarta: Rineka Cipta.
memilik proses, makna, dan fungsi tertentu.
Pinker, Steven. 1994. The Language Instict.
Melalui hasil penelitian ini, diharapkan
NewYork: A Division of Harper Collins
kepada pembaca dan pengguna media Publisher.
daring, dapat mencerna informasi yang
disampaikan dengan penggunaan Rababah, H. A. 2014. The Translatability and
eufemisme dan disfemisme di dalamnya use of X-Phemism Expressions (X-
Phemization): Euphemisms, Dyphemisms
DAFTAR RUJUKAN and Orthophemisms In the Medical
Discourse. Studies in Literature and
Allan, Keith dan Kate Burridge. 2006. Language, Vol 9, No 3, Hlm. 229-240
Forbidden Words, Taboo and the Warren, Beatrice. 1992. What Euphemism Tell
Consoring of Language. New York: Us about the Interpretation of Words.
Cambridge University Press. Studia Linguistica.
Astuti, Yuli Amelia. 2016. “Eufemisme Wijana, IPutu Dewa. 2008. Semantik: Teori dan
Bahasa Pendukung Capres RI Tahun 2014 Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.
dalam Akun Facebook: Kajian
Sosiopragmatik”. Tesis pada Program Sudaryanto. 2015. Metode Aneka Teknik
Studi Linguistik. Universitas Andalas. Analisis Data.Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.

76

Anda mungkin juga menyukai