Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS KONTRASTIF WACANA BERITA DUKA DALAM KORAN

ANALISA DAN XUN BAO

《Analisa》和《讯报》讣告对比分析

(“Analisa” hé “xùn bào” fùgào duìbǐ fēnxī)

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH:

NAMA : INTAN LAILA KUSUMA

NIM : 130710028

PROGRAM STUDI SASTRA CINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam kehidupan

manusia. Fungsi yang dimaksud adalah sebagai alat komunikasi,yaitu sebagai

sarana untuk menyampaikan pikiran,perasaan atau pesan dari orang lain baik

secara lisan maupun tulisan (Alwi,dkk,2014).

Kegiatan komunikasi tidak hanya melibatkan seorang partisipan, tetap

juga melibatkan partisipan-partisipan yang lain. Agar partisipan saling memahami

maksud dari tuturan lawan bicaranya, penelitian harus mempunyai kerjasama

yang baik. Sebagai salah satu bidang kehidupan manusia, iklan dan periklanan

mempunyai peranan yang amat penting jika ditinjau dari segi ekonomi, sosiologi,

psikologi, dan komunikasi. Dari segi ekonomi dan bisnis, periklanan merupakan

alat penjualan yang paling efektif atau merupakan sarana promosi yang paling

penting, yang bergerak dengan saluran media massa kepada khalayak secara luas

untuk menawarkan barang atau jasa. Iklan merupakan cara yang paling efektif

untuk menarik jumlah konsumen.

Iklan juga memberikan informasi kepada masyarakat. Dari segi psikologi,

periklanan mempengaruhi motivasi seseorang dalam mengambil keputusan dan

bertindak. Sedangkan, dari segi komunikasi periklanan menyangkut efektivitas

media iklan sebagai alat komunikasi periklanan menyangkut efektifitas media

iklan sebagai alat komunikasi. Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong,

2
membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang

ditawarkan .Iklan berusaha untuk memberikan informasi, membujuk dan

meyakinkan. Dengan kata lain, iklan merupakan sarana komunikasi yang paling

efektif untuk menyebarluaskan informasi, produk barang,Jasa dan ide-ide dari si

pembuat iklan, kepada audiencenya. Komunikasi pada iklan verbal dapat dibagi

menjadi dua yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Contoh komunikasi

pada iklan verbal visual antara lain melalui pameran.

Contoh komunikasi pada iklan verbal audio visual yaitu melalui radio atau

televisi. Berbeda dengan komunikasi iklan verbal, komunikasi pada non verbal

hanya memiliki satu cara untuk dapat berhubungan dengan penerimanya, yaitu

melalui media cetak, seperti surat kabar dan majalah.

Iklan yang merupakan gabungan dari keduanya, yaitu iklan dengan media

pandang dengar, seperti televisi dan film. Iklan bisa berisi beberapa macam

informasi berita yang ada di koran salah satunya berisi berita duka yaitu iklan

yang isinya berita duka yang bertujuan untuk memberi informasi kepada orang

lain yang belum mengetahui berita duka cita adanya meninggal seseorang yang di

dalam berita tersebut meninggal saudaranya.

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah iklan non

verbal dengan media cetak Analisa dan Xun bao Edisi Januari 2018 Iklan non

verbal ini adalah iklan melalui media cetak. Pada penelitian ini hanya diambil

contoh koran Analisa dan Xun Bao saja maksud faktor yang dipengaruhi pada

pemilihan bentuk kata yang diujarkan oleh penutur. terdapat faktor lain bagaimana

situasinya dan apa medianya. Untuk mengetahui faktor – faktor tersebut

3
digunakan pendekatan sosiolinguistik dengan cabang linguistik untuk mengakaji

bahasa dalam hubungannya dengan masyarakat.

1.2 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian, dengan

hanya memfokuskan padaStruktur Wacana Berita Duka dalam Koran Analisa dan

Xun Bao Edisi 19-27 Januari 2018 .

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diungkapkan, maka yang menjadi permasalahan

rumusan penelitian ini adalah:

1. Bagaimana persamaan wacana berita duka pada koran Analisa dan Xun Bao?

2. Bagaimana perbedaan wacana berita duka pada koran Analisa dan Xun Bao?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

1. Untuk mendeskripsikan persamaan wacana berita duka pada koran Analisa dan

Xun Bao.

2. Untuk mendeskripsikan perbedaan wacana berita duka pada koran Analisa dan

Xun Bao.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini

adalah dapat menambah pengetahuan dan masukan untuk penelitian selanjutnya

dalam studi linguistik. Penilitian ini juga dapat dijadikan bahan perbandingan

4
penelitian-penelitian yang akan datang. Penulis juga berharap penelitian ini dapat

dimanfaatkan untuk menguasai konsep atau teori yang mendukung perkembangan

ilmu pengetahuan.

1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini

adalah secara praktis diharapkan sebagai salah satu bahan perbandingan dalam

kajian perbandingan struktur wacana berita duka pada koran Analisa dan Xun

Bao.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep adalah ide- ide khusus yang jelas diturunkan dari suatu model

tertentu ( Emzir, 2014:33), ide-ide yang diturunkan tersebut dibentuk oleh

koseptualisasi data yang didasarkan pada teori Moleong (2005:72).Dalam konsep

akan dipaparkan variabel-variabel yang terdapata dalam judul penelitian.

2.1.1 Wacana

Istilah wacana berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna “ucapan atau

tuturan”. Wacana dipadankan dengan istilah discourse dalam bahasa Inggris dan

le discours dalam bahasa Prancis. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani

discursus yang bermakna “berlari ke sana ke mari” (Sudaryat, 2009 : 110). Di

dalam Dictionnaire de Linguistique (1973:156) le discours diartikan sebagai “une

unité égale ou supérieure à la phrase ; il est constitué par une suite formant un

message ayant un commencement et une clôture”.

Wacana adalah kesatuan yang tatarannya lebih tinggi atau sama dengan

kalimat, terdiri atas rangkaian yang membentuk pesan, memiliki awal dan akhir.

Hal tersebut hampir sama seperti yang diungkapkan oleh Carlson bahwa wacana

merupakan rentangan ujaran yang berkesinambungan (Carlson dalam Tarigan,

2009 : 22). Dalam pengertian khusus menurut ilmu tata bahasa moderen, wacana

6
diartikan sebagai tout énoncé supérieure à la phrase, considéré du point de vue

régles d’enchaînement des

suites de phrases. Yang dimaksud dengan wacana adalah semua ujaran yang

tatarannya lebih tinggi dari pada kalimat, berdasarkan sudut pandang aturan

rangkaian kalimat yang saling berkaitan (Dictionnaire de Linguistique,

1973 :156).

Kridalaksana (2008 : 259) mendefinisikan wacana sebagai satuan bahasa

terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau

terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku

13seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat atau kata yang

membawamanat yang lengkap.

Menurut Alwi (2003 : 419) wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan

yang menghubungkan proposisi yang satu dengan lainnya dalam kesatuan makna.

Sejalan dengan Alwi, Deese (dalam Tarigan, 2009 : 24) mendefinisikan wacana

sebagai seperangkat preposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa

kepaduan atau rasa kohesi bagi penyimak atau pembaca.

Tarigan (2009 : 24) menyebutkan ada delapan unsur penting yang terdapat

dalam wacana yaitu (1) satuan bahasa, (2) terlengkap dan terbesar/tertinggi, (3) di

atas kalimat/klausa, (4) teratur/rapi/rasa koherensi, (7) lisan dan tulis, (8) awal dan

akhir yang nyata.

Wacana merupakan salah satu bentuk tindakan, yaitu tindakan

komunikasi.Semua bentuk ujaran merupakan bentuk dari tindakan seperti janji,

interogasi, nasehat dan sebagainya. Ciri wacana yang keempat menurut

7
Maingueneau adalah interaktif. Wacana disebut interaktif karena melibatkan dua

pihak. Wujud interaksi ini lebih mudah dilihat dalam wacana lisan seperti dalam

percakapan dua orang. Dalam wacana tulis interaksi terjadi antara penulis dan

pembaca (Maingueneau, 1998 : 39). Seperti yang disampaikan oleh Arifin & Rani

(2000 : 3) bahwa apapun bentuk wacananya, diasumsikan adanya penyapa

(addressor) dan pesapa (adresse).

Dalam wacana lisan, penyapa adalah pembicara sedangkan pesapa adalah

pendengar. Dalam wacana tulis, penyapa adalah penulis sedangkan pembaca

sebagai pesapa. Dalam sebuah wacana harus ada unsur pesapa dan penyapa.

Tanpa adanya kedua unsur itu tidak akan terbentuk suatu wacana.Wacana bersifat

kontekstual ,sebuah ujaran yang sama namun memiliki konteks yang berbeda akan

menghasilkan dua wacana yang berbeda. Berdasarkan berbagai pendapat tentang

pengertian wacana di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa wacana adalah

sebuah bentuk tindakan komunikasi interaktif yang dapat dilakukan baik secara

lisan atau tertulis.

Wacana selalu melibatkan dua pihak yaitu penyapa dan pesapa. Wacana

merupakan organisasi bahasa tertinggi yang lebih besar atau di atas kalimat.

2.1.2 Teks dan Wacana

Teks dan wacana memiliki makna yang sama pendapat pertama ini

bersumber dari pendapat Haliday dan Hasanyang menyebutkan meskipun teks

tampak seakan-akan terdiri atas kata-kata dan kalimat, sesungguhnya teks itu

terdiri atas makna-makna. Teks pada dasarnya adalah satuan makna, sehingga teks

dan wacana adalah dua istilah yang sama maksudnya (Halliday dan Hasan dalam

8
Arifin & Rani, 2000 : 5). Pendapat serupa diungkapkan oleh Ricour yang

mengatakan bahwa teks adalah wacana berbentuk

lisan yang difiksasikan ke dalam bentuk tulisan (Ricour dalam Sobur, 2006 : 53).

Menurut Oetomo (1993 : 4) istilah teks lebih dekat pemaknaannya dengan

bahasa tulis, dan wacana pada wacana lisan. Jadi perbedaan kedua istilah itu

semata-mata terletak pada segi (jalur) pemakaiannya saja. Berdasarkan berbagai

pendapat di atas, penulis cenderung memaknai teks dan wacana sebagai dua hal

yang berbeda dimana wacana merupakan sebuahproses sedangkan teks

merupakan hasil atau keluaran (output) dari prosestersebut.

2.1.3 Jenis-jenis wacana

Wacana dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa sudut pandang,

antara lain berdasarkan langsung atau tidaknya pengungkapan

wacana,berdasarkan tertulis atau tidaknya wacana, berdasarkan bentuknya, dan

berdasarkan tujuannya.Berdasarkan langsung atau tidaknya, wacana dibedakan

menjadi wacana langsung dan wacana tidak langsung.

Wacana langsung adalah kutipan wacana yang sebenarnya dibatasi oleh

intonasi atau pungtuasi. Sedangkan wacana tidak langsung adalah pengungkapan

kembali wacana tanpa mengutip harfiah kata-kata yang dipakai oleh pembicara

dengan mempergunakan kontruksi gramatikal atau kata tertentu, antara lain

dengan klausa subordinatif, kata bahwa, dan sebagainya (Kridalaksana, 2008 :

259).

Berdasarkan bentuknya wacana dapat berupa puisi, prosa atau drama

(Tarigan, 2009 : 49). Berdasarkan media yang digunakan maka wacana dapat

9
dibedakan atas wacana tulis dan wacana lisan. Wacana tulis artinya wacana yang

disampaikan dengan bahasa tulis atau melalui media tulis. Untuk dapat menerima

memahami wacana tulis maka sang penerima atau pesapa harus membacanya.

Dalam wacana tulis terjadi komunikasi secara tidak langsung antara

penulis dengan pembaca. Sementara itu, wacana lisan berarti wacana yang

disampaikan dengan bahasa lisan atau media lisan. Untuk dapat menerima dan

memahami wacana lisan maka sang penerima atau pesapa harus menyimak atau

mendengarkannya. Di dalam wacana lisan terjadi komunikasi secara langsung

antara pembicara dengan pendengar (Sumarlam, 2003 : 16).

Berdasarkan cara dan tujuan pemaparannya, wacana dapat dibedakan

menjadi wacana deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan narasi

(Sumarlam, 2003 : 17). Wacana persuasi adalah wacana yang isinya

bersifatajakan atau nasihat, biasanya ringkas dan menarik, serta bertujuan

untukmempengaruhi secara kuat pada pembaca atau pendengar agar melakukan

nasihatatau ajakan tersebut (Sumarlam, 2003 : 20).

Wacana persuasi merupakan wacana yang bertujuan mempengaruhi mitra

tutur untuk melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penuturnya (Arifin &

Rani, 2000 : 36). Wacana persuasi dapat ditemukan dalam bentuk wacana iklan.

Seperti yang disampaikan oleh Arifin & Rani (2000 : 36) bahwa iklan merupakan

salah satu jenis penggunaan bahasa yang bertujuan mempengaruhi dan menyerang

calon konsumen agar menggunakan suatu layanan jasa atau produk yang

diiklankan. Oleh sebab itu, iklan sering disebut sebagai wacana persuasi-

provokasi.

10
Wacana dapat bersifat transaksional maupun interaksional. Wacana

bersifat transaksional jika yang dipentingkan ialah isi komunikasi. Sebaliknya

wacana bersifat interaksional jika merupakan timbal balik (Sudaryat, 2009 : 110).

Iklan merupakan salah satu bentuk wacana transaksional sebab iklan

merupakan bentuk penggunaan bahasa yang ada dimasyarakat untuk menyalurkan

pesan dari seorang pengusaha (atau lainnya) kepada calon konsumen (Samsuri

dalam Arifin & Rani, 2000 : 6). Menurut Brown dan Yule (dalam Arifin & Rani,

2000 : 6) iklan termasuk wacana transaksional karena wacana ini lebih

menekankan pada pengekspresian pesan yang ditujukan kepada calon konsumen.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Analisis Kontrastif

Analisis kontrastif, menurut Tarigan (1997) muncul sebagai jawaban atas

pertanyaan Bagaimana cara mengajarkan bahasa kedua atau bahasa asing secara

efisien dan efektif? Ruang lingkup analisis kontrastif adalah menemukan cara

mengajarkan bahasa kedua secara efisien dan efektif. Sebagai sebuah prosedur

kerja, analisis kontrastif dapat menjelaskan jawaban atas pertanyaan itu. Langkah-

langkahnya seperti disebutkan di atas, yakni: (1) membandingkan bahasa struktur

bahasa pertama (B1) dan struktur bahasa kedua (B2) yang akan dipelajari oleh

siswa sehingga tergambar perbedaan di antara kedua bahasa itu, (2) berdasarkan

perbedaan itu diprediksi kesulitan belajar dan kesalahan berbahasa yang akan

dialami oleh siswa dalam mempelajari bahasa kedua, (3) berdasarkan kesulitan

belajar dan kesalahan berbahasa tersebut disusunlah bahan ajar (bahan

11
pengajaran) yang lebih tepat, dan (4) bahan pengajaran tersebut disajikan dengan

cara-cara tertentu yang sesuai dengan keadaan siswa.

Dalam teori interferensi, diakui bahwa kesalahan berbahasa pada

pembelajaran bahasa kedua, antara lain diakibatkan oleh transfer negatif dari

unsur-unsur bahasa pertama (B1). Berdasarkan unsur-unsur bahasa, transfer

negatif itu dimungkinkan terjadi pada tataran: (a) fonologi, (b) morfologi, (c)

sintaksis, (d) semantik maupun (e) tataran wacana. Berdasarkan taksonomi

strategi performasi, kesalahan berbahasa itu terjadi akibat: (a) penanggalan

(omission), (b) penambahan (addition), (c) kesalahbentukan (misformation)

ataupun (d) kesalahurutan (misordering) unsur-unsur bahasa (B1) pada

penggunaan unsur-unsur bahasa kedua (B2). Oleh karena itu, analisis kontrastif

akan mendeskripsikan hal tersebut. Jadi, itu pun dapat dipandang sebagai ruang

lingkup dari analisis kontrastif, yakni bagaimana unsur-unsur bahasa pertama (B1)

dapat menjadikan transfer negatif pada bahasa kedua (B2).Hasil dari analisis ini,

selanjutnya dapat digunakan untuk memprediksi kesalahan dan kesulitan siswa

dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa kedua.

Ukuran kesalahan dalam bahasa Indonesia dapat didasarkan pada faktor-

faktor penentu dalam berkomunikasi dan kaidah kebahasaan. Ukuran itu

dikembangkan dari pernyataan Pergunakanlah Bahasa Indonesia yang baik dan

benar.Apabila bahasa Indonesia yang dipergunakan berada di luar ukuran itu,

maka itu dipandang memiliki kesalahan. Faktor-faktor penentu dalam

berkomunikasi antara lain adalah sebagai berikut.

12
a. Siapa yang berbahasa dengan siapa.

b. Untuk tujuan apa berbahasa.

c. Dalam situasi apa (tempat dan waktu) berbahasa.

d. Dalam konteks apa (partisipan lain, kebudayaan, suasana) berbahasa.

e. Dengan jalur mana (lisan atau tulisan).

f. Dengan media apa (tatap muka, bertelepon, surat, koran, makalah, ataupun

buku).

g. Dalam peristiwa apa (ceramah, upacara, pernyataan perasaan, laporan,

bercakap-cakap, lamaran pekerjaan, ataupun pernyataan kecewa).

2.3 Tinjaun Pustaka

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan wacana atau analisis antara

lain :

1. Adrianus Riky Rambing, (2014) dalam penelitiannya berjudul, “Analisis

Wacana pada Pidato Abraham Lincoln”, penelitian ini mengidentifikasi

dan menganalisis tentang tujuh norma yang terdapat dalam wacana pidato

presiden Amerika Serikat ke-16. Skripsi ini memberikan kontribusi

terhadap penulis yaitu pemahaman mengenai struktur wacana.

2. berjudul “Address at Gettysburg, Pennsylvania, November 19, 1863”

Ketujuh norma yang dimaksud adalah (1) norma kohesi, (2) norma

koherensi (3) norma intensionalitas (4) norma akseptibilitas, (5) norma

informalitas (6) norma situaasionalitas (7) norma intertektualitas. Skripsi

13
ini memberikan kontribusi mengidentifikasi dan menganalisis tentang

tujuh norma pidato.

3. Mira Erlinawati, (2013) dalam penelitiannya berjudul, “Analisis Wacana

Berita Duka Media Massa Solopos dan Kompas Edisi November 2012”.

Penelitian ini mengidentifikasi yaitu (1) mendeskripsikan struktur wacana

yang ada dalam berita duka ditinjau dari isinya di Koran Solopos dan

Kompas (2) Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi wacana berita

duka (3)Mengetahui kesamaan wacana berita duka pada koran Solopos

dan Kompas.

4. Mariska Rossi Sarina (2015), dalam penelitian skripsinya yang mengakat

judul “ Analisis Wacana pada Pidato King George IV”. Dalam skripsinya

penulis menggunakan teori Alba- Juez (2009 : 20) yang diambil dalam

buku yang berjudul Perspektif Analisis Wacana : Teori dan Praktek.

5. Evrianti Tulaseket (2015) yang mengankat judul “Analisis Wacana pada

Pidato Marthin Luther King JR”. Dalam skripsinya, penulis menggunakan

teori Alba.

14
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pada bagian metode penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif

kualitatif. Hal ini dapat dilihat dari ciri yang ditunjukkan bahwa data yang

digunakan dalam penelitian berwujud kata-kata atau kalimat dan bukan angka-

angka melainkan data-data berupa uraian atau peryataan.

Data penelitian ini berupa Wacana Berita Duka di Koran Analisa dan Xun

Bao. Selanjutmya, sumber data dalam penelitian ini adalah Iklan non verbal ada

Koran Analisa dan Xun Bao Edisi Januari 2018.

3.2 Data dan Sumber Data

3.2.1 Data

Tahap ini merupakan upaya peneliti untuk menyediakan data yang

secukupnya yang berkaitan langsung dengan masalah yang dimaksud. Tahap ini

merupakan upaya peneliti menjawab masalah yang terdapat pada data. Contohnya

di bawah ini :

Telah berpulang ke Rahmatullah Suami,Ayah,Kakek,kami tercinta :

dr.H.Dadang Sulaeman Rusydi, Sp.PD. pada hari Rabu,15 Juni 2011 pukul

01.05 WIB di rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, pada usia 71 tahun. Telah

dimakamkan di pemakaman Keluarga Kemayoran, kec. Ciawi Kabupaten

Tasikmalaya. Pada kesempatan ini, kami keluarga besar Almarhum

dengan segala kerendahan hati memohon kepada Bapak/Ibu, Saudara/I,

15
untuk membuka pintu maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan

dan kekhilafan Almarhum semasa hidupnya. Kami juga mengucapkan

terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu semenjak Almarhum sakit hingga dimakamkan.

3.2.2 Sumber Data

1. Sumber Data primer


Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari

tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan

spesifik studi. Sumber data primer adalah responden individu, kelompok fokus,

internet juga dapat menjadi sumber data primer jika koesioner disebarkan melalui

internet (Uma Sekaran,2011).Pengertian data primer menurut Umi Narimawati

(2008;98) dalam bukunya “Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori

dan Aplikasi” bahwa: “Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli

atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam

bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah

teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang

yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi

yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data sekunder adalah

catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh

media, situs Web, internet dan seterusnya (Uma Sekaran,2011). Data  sekunder

adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data

(Sugiono : 2008 : 402). Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya

16
mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang

berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan kredit pada suatu bank.

3.3. Studi Lapangan

Menganalisis data adalah menguraikan atau memilah unsur-unsur kata

sehingga status sebuah data jelas. Selain penelitian ini teknik analisis data yang

digunakan adalah teknik deskriptif. Data deskripsikan sehingga status dan makna

jelas di ringkas, padat, efektif, menarik dan memikat. Pada tahap analisis data

peneliti berupaya meneliti langsung permasalahan yang terkandung dalam data.

Penanganan itu tampak adanya tindakan mengamati yang segera diikuti dengan

membedah atau menguraikan masalah yang bersangkutan dengan cara tertentu

( Mastoyo, 2007:47).

3.4 Teknik Analisis Data

Hasil data menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi merupakan

teknik yang didasari pola pikir fenemonologi yang bersifat multiperspektif.

Trianggulasi data dilakukan dengan cara peneliti membaca, menyimak,dan

memilih wacana berita duka di koran Analisa dan Xun Bao.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunkan

metode simak, mencatat dan wawancara masyarkat tionghoa. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan

pertayaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Moleong, 2006:186).

3.6 Sistematika Penulisan

17
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Batasan Masalah

1.3 Rumusan Masalah

1.4 Tujuan Penelitian

1.5 Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

2.1.1 Wacana

2.1.2 Teks dan Wacana

2.1.3 Jenis-Jenis Wacana

2.2 Landasan Teori

2.3 Tinjauan Pustaka

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

3.2 Data dan Sumber Data

3.3. Studi Lapangan

3.4 Teknik Analisis data

18
3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.6 Sistematika Penulisan

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KORAN ANALISA DAN XUN


BAO

4.1 Persamaan Wacana Berita Duka Koran Analisa dan Xun Bao

4.2 Perbedaan Wacana Berita Duka Koran Analisa dan Xun Bao

BAB V

5.1 Simpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

19
4.1 PEMBAHASAN

1. Analisis Struktur Wacana Berita Duka Ditinjau Dari Isi Di Koran

Analisa dan Xun Bao.

a. Wacana Yang Strukturnya Lengkap

Wacana struktur lengkap (wacana yang unsur-unsurnya meliputi amanat,

judul, peryataan, nama yang meninggal, alamat, waktu dan pemakaman, yang

mengasihi, dan keluarga yang ditinggalkan (cucu, cicit)).

Wacana merupakan wacana berstruktur lengkap. Karena ,semua unsur

terdapat semua wacana. Misalnya, terdapat amanat yang dapat memberi

ketenangan kepada pembaca, judul, peryataan, nama yang meninggal, waktu dan

tempat pemakaman, yang mengasihi dan keluarga yang ditinggalkan. Pada

keluarga yang ditinggalkan juga terdapat tulisan cina setelah nama indonesianya.

Analisis berita duka sebelum pada judul juga terdapat sebuah peryataan yakni ia

membuat segala sesuatu indah pada waktunya ( pengkhotbah 3:11a). kepala

berita menggunakan Rest In Peace yang umumnya digunakan oleh orang asli

Cina.

Telah berpulang ke Rumah Bapa di Sorga, suami, ayah, ayah mertua, ayah

angkat,kakek, saudara kami yang tercinta.pada 30 juli 2017 dan pemakaman pada

tanggal 03 Agustus 2017 di Crematorium Tie Cang Tien, Tanjung Morawa. Pada

berita duka lainnya tidak semua menggunakan penutupan peti hanya tertentu saja.

Pada nama mengasihi umumnya menggunakan nama Cina dan ada juga yang

tidak dicatumkan pada menantu. Misalnya, (suami) Shi Hui Fang, (anak) Lina

Laiman, SE, Lise Laiman, SE, Lisa Laiman, SE, Aity Laiman, SE, Mery Laiman,

20
SE, Ellys Laiman, SE.Ak (menantu) Udo Classen, MBA, B.Sc, Hok Cuan, ST.

Pada akhir teks hanya dicantumkan beserta beserta segenap cucu dan cicit saja.

(D.1.A).

Wacana merupakan wacana yang berstruktur lengkap. Karena terdapat

komponen amanat, judul, peryataan, nama yang meninggal, waktu dan

pemakaman, yang mengasihi dan segenap family. Analisis berita duka sebelum

judul terdapat peryataan yang menyentuh hati yang di ambil dari Mazmur yakni

“Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya

Engkaulah, ya Tuhan, yang membiarkan aku diam dengan aman”( Mazmur 4: 9).

Pada judul terdapat telah meninggal dunia. Meninggal pada tanggal 29 juli 2017

pemakamannya lima hari setelah meninggal pada tanggal 02 agustus 2017. Nama

yang meninggal Kho Siu Kie, tetapi memiliki nama Indonesia yakni Sukia Sarh.

Ia meninggal pada usia 80 tahun yang akan dimakamkan di perkuburan Tie Cang

Tien, Tanjung Morawa. Keluarga yang berduka cita terdapat nama Indonesia

tetapi sebagian saja. Misalnya, (anak lelaki) Khu Tan Chun Hua (Suhata Intan)

( nama Suhata merupakan nama panggilan di Indonesia), (calon istri cucu dalam)

Chang Ik Fong (Lina) pada akhit teks Keluarga yang lainnya tidak dicantumkan

hanya beserta segenap famili saja. (D.2.A).

Wacana berita duka ketiga merupakan wacana yang strukturnya lengkap

karena semua unsur yang terdapat dalam wacana telah dicantumkan semua.

Misalnya, terdapat amanat yang terletak sebelum judul, judul, peryataan, yang

meninggal, alamat, waktu dan tempat pemakaman, yang mengasihi dan keluarga

yang ditinggalkan (saudara, saudara ipar). Analisis berita duka sebelum judul pada

21
berita duka ini terdapat duka ini terdapat peryataan yakni aku telah memelihara

iman ( II Timotius 4:7). Pada berita duka lainnya umunya tidak terdapat sebuah

peryataan dan lansung head line. Head line menggunakan Rest in Peace. Berita

duka ini buat oleh keluarga besar yang telah ditinggalkan. Pemakaman ini di

laksanakan setelah lima hari meninggal. Telah meninggal dunia tenang,

ibu/mertua/nenek/nenek mertua/buyut/ipar/saudari/makcik/bibi kami yang tercinta

pada 28 Juli 2017 dan pemakaman tanggal 01 agustus 2017. Pada nama yang

meninggal terdapat nama cina dan nama indonesia LIM SIU TIN/Tina yang

meninggal pada usia 101 tahun. Keluarga hanya beberapa yang menggunakan

nama cina. Misanya, (suami) Tan Nai Tjui, (anak perempuan) Tan Mei Cien/

Mina Samin, saudara ipar, cucu,cicit. Dalam teks semuanya hanya tertulis pada

akhir teks dan segenap keluarga. (D.3.A).

Wacana kedua pada Analisa merupakan struktur wacana lengkap karena

semua unsur wacananya terdapat dalam wacana tersebut. Misalnya, terdapat unsur

judul, amanat, peryataan, nama yang meninggal, alamat, tempat dan waktu

pemakaman, yang mengasihi dan keluarga yang ditinggalkan. Analisis berita duka

pada judul ditulis dengan Pulang Ke Rumah Bapa. Sebelum ke nama diri seorang

yang meninggal terdapat peryataan yakni “Aku telah mengakhiri pertandingan

yang baik,aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman”(II

Timotius 4:7). Peryataan tersebut dapat berarti ia telah merasakan kehidupan

selama di dunia dengan suka dukanya dan sekarang garis atau kematian telah

menjemputnya serta selama hidupnya Ia telah memelihara iman yang sekaranng

menjadi bekal ke akhirat. Telah meninggal dunia dengan tenang ibu, mertua, ibu

22
angkat, nenek, kami yang tercinta pada tanggal 28 Juli 2017 yang pemakamannya

dilaksanakan selama lima hari pada tanggal 01 Agustus 2017 Nilawaty (Lee Siu

May) Nilawaty merupakan nama Indonesia dan mendapat nama tambahan Cina Ia

meninggal dalam usia 86 tahun dan akan disemayamkan di Rumah Duka Medan

Murni Ruang VIP.TU-LIP-C(FULL-AC). Keluarga yang ditinggalkan juga

mempunyai nama Cina. Misalnya, (suami) Lee Woon Tak, (anak lelaki) Lee Yong

Ching/ Hartadi Dharsono, (menantu perempuan) Lee Yung- U.K/Heriati Holt,

(cucu dalam lelaki) Ronan Shane Lee. Nama depan Lee juga merupakan nama

besar dalam keluarga dan pada akhir ditulis beserta segenap keluarga dan yang

lain tidak dicantumkan. ( D.4.A).

b. Wacana Yang Strukturnya Agak Lengkap

Wacana Strukturnya Agak Lengkap (Wacana yang unsur- unsurnya ada yang

tidak terdapat dalam wacana). Misalnya, judul, peryataan, nama yang meninggal,

alamat, yang mengasihi, keluarga yang ditinggalkan.

Wacana keempat merupakan wacana yang strukturnya agaka lengkap

karena terdapat salah satu unsur yang tidak dicantumkan dalam wacana tersebut.

Misalnya, wacana diatas meliputi judul, peryataan, nama yang meninggal, alamat,

tempat dan waktu pemakaman, yang mengasihi dan keluarga yang ditinggalkan.

Jika ragam jurnalistik (berita) dikenal prinsip 5W (Who, What, When, Where dan

Why) serta 1H (How). Maka demi kejelasan iklan keluargapun setidak- tidaknya

juga menerapkan prinsip tersebut meskipun tidak lengkap.

Analisis berita duka pada judul berita Rest In Peace yang bisa juga berarti

berita duka tetapi judul berita tersebut tergantung seseorang yang menyakininya.

23
Struktur yang digunakan lengkap karena semua unsur- unsurnya terdapat di dalam

wacana.

Telah pulang ke rumah Bapa di surga pada hari Rabu tanggal 31 Oktober

2012 jam 03.00 wib. Suami, papa, saudara, dan saudara ipar kami yang tercinta.

Peryataan berikut duka tersebut dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan

karena terdapat kata suami, papa, dan saudara ipar kami yang tercinta. Oen

Ciptawijaya nama orang yang meninggal tersebut sebenarnya nama asli dari

Indonesia ia tinggal di Indonesia tetapi daerah asalnya Cina dan bernama Siek

Oen Tiong. Ia mempunyai nama Indonesia karena berdomisili di Surabaya bersatu

dengan istri dan keluarganya. Ini dibuktikan dengan tercantumnya alamat

Surabaya. Nama istrinya Shirly Sthepanie ia bukan mendapat tambahan, tetapi

nama asal. Anak dari seorang yang meinggal tidak menggunakan nama Cina

tetapi hanya Baktis karena beragama kristen yakni Christian Hadinata Wijaya dan

Novandry Finata Wijaya. Nama Wijaya diambil dari nama akhir ayahnya karena

merupakan keluarga besar. Pemakaman tidak langsung saat itu juga tetapi jangka

waktu lima hari baru dimakamkan karena terkadang di beri obat pengawet

sehingga seseorang yang melayat bisa terus berdatangan dan memberi

penghormatan berakhir.

Jenazah akan dimakamkan pada hari sabtu, 29 Juli 2017 pukul 00:15.

Jenazah mendiang disemayamkan di Rumah Duka Medan Murni Ruang VVIP.

Tulip A (FULL AC) jl. Pancing No. 321 Medan.

Peryataan waktu dan tempat pemakaman dijelaskan dalam wacana sehingg

pembaca mudah memahaminya. Seseorang yang meninggal ini asli Cina

24
dibuktikan dengan adanya saudara dan saudara ipar tidak mempunyai nama

Indonesia. Misalnya (saudara) Tok A Ngin yang beragama kristen dengan adanya

tanda salib, Tan A Moi, Lim Kang He, Lim Kang Po, Lim Kang Cui dan suadara

iparnya Yek Ling, Lie Fang Lie m Ping An. Semua keluarga tidak disebutkan

semuanya hanya mewakili saja dan beserta segenap keponakan family, kalimat itu

di tulis pada akhir karena jika di tulis dan disebutkan semua akan menghabiskan

tempat (D.4.A).

Wacana kelima merupakan wacana yang strukturnya agak lengkap karena

salah satu unsur wacana tidak terdapat dalam berita duka tersebut. Misalnya tidak

terdapat amanat dalam wacana berita duka. Analisis berita duka pada judul di tulis

secara umum yakni Berita Duka tidak menggunakan kata yang lain.

Pemakamannya juga tidak langsung waktu meninggal tetapi jarak waktu empat

hari.

Telah meninggal dunia dengan tenang, ibu/mertua/ ibu angkat/ mertua

angkat/ nenek mertua/buyut/ipar/saudari kami tercinta pada hari selasa, 25 Juli

Agustus 2017 pukul 08.19. Pada nama sebenarnya asli Cina tetapi berdomisili di

Medan sehingga mempunyai nama Suwarni Hsu dan nama asli Cina Tan Sui Gek

. Mempunyai nama Indonesia karena apabila seseorang memanggilnya akan

mudah, tetapi jika hanya nama Cina orang Indonesia kesulitan untuk

memanggilnya karena tidak terbiasa dan umumnya Indonesia mempunyai nama

yang sederhana. Misalnya (suami) Lim Bun Cien/ Noerdin Halim, (anak) Lim

Ming Tong. (D.5.XB).

25
Struktur wacana merupakan wacana yang strukturnya agak lengkap

karena salah satu unsur juga tidak terdapat dalam wacana. Misalnya, wacana

meliputi komponen judul, peryataan, nama yang meninggal, alamat, waktu dan

tempat pemakaman yang mengasihi dan keluarga yang ditinggalkan. Analisis

berita duka pada judul Rest In Peace menggunakan nama itu karena seseorang

yang meninggal itu asli Cina.

Telah berpulang ke Rumah Bapa di Sorga,suami, ayah, ayah mertua, ayah

angkat, kakek, saudara kami yang tercinta. Pada hari minggu, 30 Juli 2017 akan

disemayamkan pada tanggal 03 agustus 2017.

Secara umum pemakamannya tidak langsung pada saat meninggal namun

emapat atau sampai lima hari masih diawetkan. Mempunyai nama asli Cina dan

nama Indonesia yaitu Lai Kok Siong/ Laiman. Jenazah ini akan disemayamkan di

Rumah Duka Medan Murni dan diperabukan di Creamatorium, Tanjung Morawa.

Anak dan menantunya ada yang mempunyai nama Indonesia dan nama Cina.

Misalnya, (anak) Lina Laiman, SE, (menantu) Udo Classen, MBA, B.S.c. seorang

yang meinggal ini sudah tua dan mempunyai banyak cucu dan cicit. Misalnya,

(cucu luar lelaki) Jason Julius Winata, (cucu luar perempuan) Aurell Angel

Winata. (D.6.A).

Struktur wacana sembilan pada Analisa merupakan struktur wacana agak

lengkap, karena salah satu unsur tidak terdapat dalam wacana tersebut. Misalnya,

terdapat komponen judul, peryataan, nama yang meninggal, tempat dan waktu

pemakaman, yang mengasihi dan keluarga yang ditinggalkan (cucu, cicit, dan

beserta segenap family). Analisis berita duka pada judul berita ditulis dengan

26
Berita Duka Cita. Telah meninggal dunia dengan tenang,

ibu/mertua/nenek/nenekmertua/buyut ipar/ saudari/makcik/bibi kami tercinta LIM

SIU TIN/ TINA pada hari Jumat, 28 Juli 2017 pukul 21.40 WIB DI RS Colombia

Asia Medan. Jenazah mendiang disemayamkan di Balai Persamayaman

Angsapura (Full Ac) VIP C-D, Jl.waja No. 2-4 Telp 7345503- 7364202 Medan

dan akan perabukan pada hari Selasa, 01 Agustus 2017 pukul 11.00 WIB di

Taman Damai Sejahtera Angsapura (Wang Ning Yuan) Tanjung Morawa. Nama

diri keluarga terdapat campuran nama Indonesia. Misalnya, Tan Nai Tjui, Tan

Han Siong(Susanto), Tan Han Tong(Adenan Samin), Tan Han Ling (dr. Burhan

Samin, M.Kes,PA(K), Tan Han Cong (Dr.dr. Buter Samin, Sp. Rad). Tan

merupakan nama keluarga besar. (menantu) Huang Sien Ing, Oei Giok Lie, Tio

Han Cin, Dr.dr. Aida Rosita Tantri, Sp.An-Kar, (Cucu) Jimmy Susanto, dr.Hendra

Raharja, dr.Hendy Million Samin. Keluarga besar semua tidak di cantumkan

hanya ditulis beserta segenap famili. (D.9.A).

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Berita Duka

a. Keturunan dan Generasi

Generasi ialah orang yang semasa hidupnya hanya menggunakan nama

Cina saja (tidak ada nama indonesia), nyaris mengunnakan Huruf Hanzi dalam

tulisannya. Ciri – cirinya mempunyai keturunan, seangkatan (KBBI, 154:2009).

Misalnya pada D.9.A Tan Nai Tjui, Tan Han Siong(Susanto), Tan Han

Tong(Adenan Samin), Tan Han Ling (dr. Burhan Samin, M.Kes,PA(K), Tan Han

Cong (Dr.dr. Buter Samin, Sp. Rad). Tan merupakan nama keluarga besar.

27
(menantu) Huang Sien Ing, Oei Giok Lie, Tio Han Cin, Dr.dr. Aida Rosita Tantri,

Sp.An-Kar, (Cucu) Jimmy Susanto, dr.Hendra Raharja, dr.Hendy Million Samin.

b. Kekayaan atau ekonomi

Kekayaan ialah seseorang yang mempunyai harta yang melimpah dan

bermatabat. Ciri – cirinya mendapat rasa hormat, bisa beramal, meraih

kebahagiaan, berpangkat tinggi dan menjadi contoh untuk sukses

(KBBI,230:2009). Pada tulisan berita duka ukurannya besar, jumlah keluarga

banyak, semua anggota keluarga dicantumkan semua. Misalnya (D.4.XB), (anak

laki laki) Tjioe Sui Huat, Tjioe Sui Guan, (anak perempuan) Tjioe Guek Chun,

(anak angkat laki-laki) Ang Tek Liong, Oh Ju Kiong, (anak angkat perempuan)

Ong Gek Chun, Oh Hui Phing,(cucu dalam laki-laki) Tjioe Chan Chai/ Endy,

Tjioe A Pin/Apen, (cucu dalam perempuan) Tjioe A Na/ Elina, Tjioe A Yin/Erin,

(istri anak angkat) Sim Siau Ling, Ang Guek Tun, (cucu luar laki-laki) Tio Sen

Sen/Edison, (cucu luar perempuan) Chua Mei Ni/ Mariani, (menantu laki-laki)

Chua Tiong Khie, (menantu perempuan) The A Hue.

c. Kedudukan dalam keluarga besar

Kedudukan ialah jabatan dalam suatu keluarga,sehingga semakin tinggi

seseorang maka ia dihormati dan dihargai. Ciri – cirinya mempunyai keluarga

yang banyak, menjadi panutan anggota keluarga, mempunyai tanggung jawab.

Misalnya pada (D.9.A) Telah meninggal dunia dengan tenang,

ibu/mertua/nenek/nenekmertua/buyut ipar/ saudari/makcik/bibi kami tercinta LIM

SIU TIN/ TINA pada hari Jumat, 28 Juli 2017 pukul 21.40 WIB DI RS Colombia

Asia Medan. Jenazah mendiang disemayamkan di Balai Persamayaman

28
Angsapura (Full Ac) VIP C-D, Jl.waja No. 2-4 Telp 7345503- 7364202 Medan

dan akan perabukan pada hari Selasa, 01 Agustus 2017 pukul 11.00 WIB di

Taman Damai Sejahtera Angsapura (Wang Ning Yuan) Tanjung Morawa. Nama

diri keluarga terdapat campuran nama Indonesia. Misalnya, Tan Nai Tjui, Tan

Han Siong(Susanto), Tan Han Tong(Adenan Samin), Tan Han Ling (dr. Burhan

Samin, M.Kes,PA(K), Tan Han Cong (Dr.dr. Buter Samin, Sp. Rad). Tan

merupakan nama keluarga besar. (menantu) Huang Sien Ing, Oei Giok Lie, Tio

Han Cin, Dr.dr. Aida Rosita Tantri, Sp.An-Kar, (Cucu) Jimmy Susanto, dr.Hendra

Raharja, dr.Hendy Million Samin. Keluarga besar semua tidak di cantumkan

hanya ditulis beserta segenap famili.

d. Kewarganegaraan

Kewarganegaraan merupakan kelompok sosial yang menduduki wilayah

atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga pemerintah yang efektif

sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Ciri – cirinya mempunyai hak

dan kewajiban.

3. Kesamaan Berita Duka di Koran Analisa dan Xun Bao

Kesamaan Berita Duka di Koran Analisa dan Xun Bao

No Unsur Pada Analisa Unsur Pada XunBao

1. Amanat -

2. Judul Judul

3. Pernyataan Pernyataan

4. Nama yang meninggal Nama yang meninggal

5. Alamat Alamat

29
6. Waktu dan pemakaman Waktu dan pemakaman

7. Yang mengasihi Yang mengasihi

8. Keluarga yang ditinggalkan Keluarga yang ditinggalkan

Unsur –unsur wacana berita duka memiliki kesamaan antara Analisa dan

Xun Bao. Misalnya, sama-sama terdapat pemakaman, yang mengasihi dan

keluarga yang ditinggalkan. Meskipun strukturnya yang digunakan sama tetapi isi

dalam wacana berita duka berbeda karena setiap seseorang yang meninggal

mempunyai keluarga sendiri. Perbedaan terletak pada amanat yang dicantumkan

dalam wacana berita duka Analisa, karena tidak semua berita duka terdapat

amanat. Amanat berisi nasihat mengenai kematian dan agar pembaca menjadi

bijaksana.

30
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, Dkk. 2014.” Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka

Bardara, Aris. 2012.”Analisis Wacana”, Teori, Metode, dan Penerapannya

padaWacana Media. Kendari : Kencana Prenada Media Group.

https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/08/14/analisis-kontrastif/10/01/2018

09:11

Kasim, Razali.1996.”Sastra Bandingan”, Ruang Lingkup Dan Metode. Medan :

USU PRESS

Mastoyo. 2007. Pengantar Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta:

Carasvatibooks.

Mira, Erlinawati. 2013.”Analisis Wacana Berita Duka Dalam Media Massa

Solopos dan Kompas Edisi November 2012”. Skripsi. Surakarta, Jawa Tengah :

FKIP .UMS.

Robins, R.H. 1992.”Linguistik Umum”, Sebuah Pengantar. Yogyakarta : Penerbit

Kanisius.

Takasihaeng, Janet, Erika. 2016. “Struktur Wacana dan Diksi Dalam Iklan Berita

Duka di Media Cetak Surat Kabar Harian Kompas”. Skripsi. Manado : FIB.

Unsrat.

31
32

Anda mungkin juga menyukai