Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN-B


PEMERAHAN SUSU SAPI

Dosen Pembimbing :
Narwati, S.Si, M.Kes
Putri Arida Ipmawati, SKM, M.Kes
Ajeng Zahra Kartikasari, S.Tr.Kes (Instruktur)

1. Cintia Triyuslina (P27833320010)


2. Vianita Fitria F. (P27833320035)
3. Zakiyah Shabrina C. (P27833320036)
4. Zhafira Nur H. (P27833320037)

PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN PROGRAM SARJANA


TERAPAN JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
2022/2023
A. METODOLOGI PRAKTIKUM
 Hari/Tanggal : Rabu, 26 Oktober 2022
 Pukul : 19.00 WIB - Selesai
 Lokasi : Perusahaan Susu Sapi Raju, Gang Besar Selatan No. 33, Bendul
Merisi, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, Jawa Timur 60238

B. HASIL PEMBAHASAN
 Bangunan dan Fasilitasnya

Pada kunjungan yang telah kami lakukan, lokasi bangunan Perusahaan Susu Sapi Radju
milik Ali Ceko berdiri mulai tahun 1950 terletak di Jl. Bendul Merisi Gg. Besar Selatan No.
33, Kelurahan Bendul Merisi, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya. Jumlah sapi pada saat
ini sebanyak 22 ekor. Terdapat beberapa aspek yang kami nilai seperti bangunan ruang
produksi, lantai, dinding, langit-langit, pintu, permukaan tempat kerja, dan kelengkapan
ruang produksi. Hasil yang kami dapat dari kunjungan di Perusahaan Susu Sapi Radju
seperti :
 Bangunan Ruang Produksi
Konstruksi bangunan pada ruang produksi terbuat dari bahan yang tahan lama yaitu
bertembok dengan semen dan beratapkan genteng. Konstruksi bangunan yang mudah
dirawat dan mudah dibersihkan dapat mengurangi kontaminan produk yang dihasilkan.
Bangunan yang kami identifikasi pada ruang produksi juga digunakan untuk
memproduksi produk lain tidak hanya memproduksi susu hasil pemerahan sapi karena
ruang produksi Perusahaan Susu Sapi Radju jadi satu dengan dapur pemilik, tidak ada
ruang produksi tersendiri untuk mengolah hasil pemerahan susu sapi. Sebaiknya ruang
produksi hasil pemerahan susu sapi memiliki tempat khusus.
 Lantai
Lantai di Perusahaan Susu Sapi Radju terbuat dari semen yang kuat, kedap air dan
diberi keset karet hitam untuk melindungi area yang licin. Sebelum dan setelah proses
pengolahan pemerahan sebaiknya lantai dibersihkan dari kotoran, debu, lendir dan
lainnya untuk menghindari kontaminasi dari lantai ke susu sapi yang telah di perah. Hal
tersebut terpenuhi dimana lantai dan sapi dibersihkan sebelum dan sesudah pemerahan
susu sapi.
 Dinding
Dinding di Perusahaan Susu Sapi Radju terbuat dari bahan yang kedap air, rata, halus,
tahan lama, tidak mudah terkelupas, dan kuat. Dinding yang digunakan berbahan material
batu bata yang bersemen, hal tersebut memudahkan dalam pembersihan secara berkala.
 Langit – Langit
Kontruksi langit-langit sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan lama, tahan terhadap
air, tidak mudah bocor, tidak mudah terkelupas atau terkikis. Permukaan langit-langit
sebaiknya rata, berwarna terang dan jika diruang produksi menggunakan atau
menimbulkan uap air sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak menyerap air dan dilapisi
cat tahan panas. Kontruksi langit-langit sebaiknya didesain dengan baik untuk mencegah
penumpukan debu, pertumbuhan jamur, pengelupasan, bersarangnya hama,
memperkecilnya terjadinya kondensasi.
Pada konstruksi langit-langit terbuat dari genting tanah liat yang kuat dan tahan lama.
Permukaan langit-langit tersebut tidak ada, hanya dibiarkan saja dari genting tanpa
tertutup plafon sehingga dapat menimbulkan kontaminasi pada susu perah dan ketika
dalam keadaan kotor dan berdebu sulit untuk dibersihkan. Pada konstruksi langit-langit
belum didesain dengan baik sehingga masih dapat digunakan hama untuk bersarang.
 Pintu
Pintu ruangan sebaiknya dari bahan tahan lama, kuat, tidak mudah pecah atau rusak,
rata, halus, berwarna terang. Pada tempat pemerahan dan ruangan produksi tidak terdapat
pintu sehingga berisiko dapat membawa masuk kotoran dan mudahnya hama yang keluar
masuk membuat sanitasi pada kandang kurang baik.
 Permukaan Tempat Kerja
Permukaan tempat kerja yang bersentuhan langsung dengan makanan harus dalam
kondisi baik, tahan lama, mudah dibersihkan dan disanitasi. Permukaan kerja telah
memenuhi karena kondisi permukaan selama proses pemerahan dalam kondisi baik, tahan
lama, bebas dari detergen dan desinfektan.
 Kelengkapan Produksi
Pada ruang produksi di Perusahaan Susu Sapi Radju telah memiliki pencahayaan yang
baik karena terdapat pencahayaan buatan dan dari sinar matahari langsung. Disediakan
tempat cuci tangan tetapi tidak ada sabun sehingga kondisi ini beresiko menimbulkan
pencemaran pada susu yang diperah.
 Perawatan Sapi
Pada hal perawatan sapi didalamnya terdapat empat aspek pembahasan menurut
Keputusan Menteri Pertanian No. 422 Tahun 2001 Tentang Pedoman Budidaya Ternak
Sapi Perah Yang Baik (Good Farming Practice) antara lain pengecekan kondisi sapi oleh
pihak dinak peternakan, perawatan sapi yang sakit, pembersihan tubuh sapi sebelum
dilakukan pemerahan, dan pemberian makan sapi. Sementara dalam Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan RI No. 66 Tahun 2016 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Kategori Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan Golongan Pokok
Pertanian Tanaman, Peternakan, Perburuan Dan Kegiatan Yang Berhubungan Dengan Itu
(YBDI) Bidang Produksi Ternak, terdapat dua elemen kompetensi untuk penerapan
perawatan ternak.
Pertama mempersiapkan perawatan ternak yang dapat dilakukan antara lain
Kebutuhan perawatan ternak diidentifikasi sesuai dengan tujuan produksi ternak, tata cara
perawatan ternak ditentukan sesuai dengan jenis ternak dan tujuan produksi, alat dan
bahan perawatan ternak disiapkan sesuai peruntukan. Kedua Menerapkan teknik
perawatan ternak hal yang dapat dilakukan yaitu perawatan dan penanganan ternak
dijelaskan sesuai dengan prinsip budidaya ternak yang baik dan kesejahteraan hewan,
kebutuhan penanganan ternak diidentifikasi sesuai dengan tujuan perawatan ternak,
perawatan dan penanganan ternak yang baik dilaksanakan sesuai dengan prinsip budidaya
ternak yang baik dan kesejahteraan hewan.
Berikut hasil pembahasan yang kami ambil dari kegiatan kunjungan ke tempat
pemerahan susu sapi milik Pak Ali Ceko terletak di Jl. Bendul Merisi Gg. Besar Selatan.
No. 33, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya.
 Pengecekan kondisi sapi oleh dinas peternakan
Pada aspek pembahasan ini, kondisi sapi milik Pak Ali Ceko sudah pernah
dilakukan pengecekan oleh pihak dinas peternakan. Pengecekan ternak oleh pihak
dinas peternakan dilakukan tidak rutin. Pengecekan kondisi sapi oleh pihak dinas
bertujuan untuk menjamin kualitas ternak yang dipelihara dan hasil produk yang
dihasilkan seperti susu segar.
 Perawatan jika sapi sakit
Pada aspek ini, perawatan untuk sapi sakit dilihat dari tingkat
keparahannya. Kesehatan sapi tidak dicek secara rutin, sehingga hanya saat
terdapat seekor sapi yang sakit dapat dilakukan pengecekan kondisi kesehatan
ternak tersebut. Jika sapi mengalami sakit yang parah maka dari pihak pemilik
ternak akan mengambil tindakan dengan memanggil dokter hewan yang
terpercaya atau langganan mereka. Selain itu, sapi dengan kondisi kurang sehat
akan diistirahatkan dan diberi perawatan sehingga tidak diperah dahulu. Sapi tidak
pernah mengalami penyakit menular.

 Pembersihan tubuh sapi


Pada aspek ini, untuk pembersihan tubuh sapi dilakukan dua kali sehari
yang sesuai dengan jadwal pemerahan (dini hari dan sore hari). Pembersihan
tubuh sapi sebelum dilakukan pemerahan susu. Membersihkan tubuh sapi hanya
menggunakan air bersih yang mengalir melalui selang air. membersihkan tubuh
sapi dengan air bersih mulai dari membilas tubuh bagian atas atau punggung sapi
hingga bagian yang mudah menempel kotoran seperti lipatan paha atau kaki,
ambing, dan puting susu.

 Pemberian makan sapi


Pelaksanaan memberikan pakan berdasarkan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan RI No. 66 Tahun 2016 Tentang Penetapan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia Kategori Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan
Golongan Pokok Pertanian Tanaman, Peternakan, Perburuan Dan Kegiatan Yang
Berhubungan Dengan Itu (YBDI) Bidang Produksi Ternak.
Dalam meramu pakan ternak yang dapat dilakukan anatara lain Kebutuhan
pakan ternak ditentukan sesuai dengan periode pemeliharaan/bobot badan dan
harga pakan, jumlah dan jenis bahan pakan ditentukan dengan tepat sesuai dengan
kebutuhan, dosis penggunaan imbuhan pakan dan pelengkap pakan ditentukan
sesuai standar.Sedangkan dalam menyajikan pakan ternak hal yang dapat
dilakukan yaitu Teknik pemberian pakan ditetapkan sesuai dengan jenis ternak;
jenis pakan; jumlah ternak dan jenis kandang, teknik pemberian pakan diterapkan
sesuai dengan efisiesi penggunaan pakan.
Pada aspek ini, untuk pemberian makan sapi dilakukan dua kali sehari pagi
dan sore yang sesuai dengan jadwal sebelum pemerahan (dini hari dan sore hari).
Selain itu, pemberian makanan juga dilakukan pada saat sebelum jadwal
pembersihan kandang. Makanan yang diberikan pada sapi adalah sisa ampas tahu.

 Pemerahan Susu Sapi dan Pengelolaan Hasil Pemerahan

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa saat dilakukannya
proses pemerahan susu sapi dipastikan dilakukan pencucian pada ambing sapi. Sebelum
dilakukan proses pemerahan susu sapi, kandang sapi dibersihkan terlebih dahulu
menggunakan air mengalir guna menghilangkan sisa-sisa kotoran berupa feses maupun urin
pada sekitar tubuh sapi. Selanjutnya kotoran akan dialirkan menuju selokan khusus untuk
menampung kotoran dan urin sapi.

Setelah dilakukan pembersihan kandang dan juga tubuh sapi menggunakan air
mengalir, ambing sapi juga dibersihkan menggunakan air mengalir. Namun, pada saat
melakukan proses pencucian ambing sapi tidak ditemukan adanya penggunaan disinfektan
setelah ambing dibersihkan menggunakan air. Hipotesis awal yang dapat disimpulkan adalah
kemungkinan terjadinya kontaminasi silang antara mikroorganisme yang masih berada pada
ambing sapi dengan susu yang dihasilkan. Alternatif lain yang dapat digunakan selain
pengaplikasian disinfektan pada ambing sapi sebelum dilakukan proses pemerahan adalah
dengan mengaplikasikan prinsip celup puting sapi menggunakan povidone iodine. Aplikasi
celup puting menggunakan povidone iodine dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan
cara melapisi lubang puting, sehingga mikroba yang masuk ke dalam lubang puting terlapisi
oleh zat iodium yang dapat merusak dinding sel bakteri bagian luar dan membran sel,
kemudian menembus sitoplasma sampai ke inti sel dengan merusak metabolisme sel
mikrobaa sehingga perkembangbiakkan bakteri akan terhambat sampai akhirnya bakteri mati
(Mahardhika dkk., 2012).

Proses pemerahan susu sapi dibantu menggunakan mentega agar ambing sapi bersifat
licin dan mudah dilakukan pemerahan. Wadah penampungan yang digunakan saat melakukan
pemerahan sapi adalah ember tanpa penutup. Ember yang digunakan terbuat dari bahan yang
kuat, tahan lama, tidak beracun, dan mudah dipindahkan. Hipotesis awal yang dapat
disimpulkan adalah penggunaan ember tanpa penutup dapat memungkinkan terjadinya
kontaminasi baik dari mikroorganisme maupun dari udara sekitar yang nantinya akan
bereaksi dengan kandungan susu. Berdasarkan penuturan dari karyawan setempat susu yang
dihasilkan kurang lebih sebanyak 6 liter susu dalam satu kali pemerahan. Setelah dilakukan
pemerahan, susu akan langsung dikemas dalam kemasan plastik 1 liter yang nantinya akan
langsung dikirim menuju tempat pembeli. Selanjutnya susu akan diolah mejadi olahan yang
memiliki daya simpan lebih lama dibandingkan susu sapi yang baru saja diperah.

C. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum di Susu Sapi Raju Surabaya dapat diketahui bahwa terdapat
identifikasi kontaminasi di tempat pemerahan di Susu Sapi Raju ini antara lain, tidak
tersedianya fasilitas sabun cuci tangan, konstruksi bangunan yang tidak mudah di rawat
dan dibersihkan apabila bangunan yang kotor dapat mengkontaminasi produk yang
dihasilkan. Pemindahan susu dari wadah satu ke wadah lainnya juga terdapat
kontaminasu karena adah yang digunakan tidak dibersihkan terlebih dahulu sehingga
kontaminasi dapat terjadi. Serta penyimpanan susu segar tidak dilakukan paha suhu
optimum sehingga dapat mengurangi masa simpan susu dan mengurangi kualitas susu.

D. SARAN
Adapun beberapa saran dalam penerapan prinsip higiene sanitasi pemerahan susu sapi,
yaitu untuk penjamah menggunakan APD yaitu celemek, handscoon dan masker,
memberi pembatas atau sekat antar sapi, menutup saluran drainase agar tidak menjadi
tempat perindukan vektor, untuk tempat pembuangan limbah seharusnya ditampung
terlebih dahulu, serta untuk tempat penampungan air dibersihkan setiap satu minggu
sekali.

E. DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 422/Kpts/OT.210/7/2001 Tentang Pedoman Budidaya


Ternak Sapi Perah Yang Baik (Good Farming Practice).
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor : 66 Tahun 2016 Tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pertanian, Kehutanan Dan
Perikanan Golongan Pokok Pertanian Tanaman, Peternakan, Perburuan Dan
Kegiatan Yang Berhubungan Dengan Itu (YBDI) Bidang Produksi Ternak.
F. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai