Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

SURABAYA-MALANG-BALI 2013





Disusun oleh:
Kelompok

Nama (lengkap) NIM


Perusahaan / Institusi: BBIB Singosari


KULIAH KERJA LAPANGAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013




KATA PENGANTAR






























LATAR BELAKANG
SEJARAH PERUSAHAAN / INSTANSI

Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari terletak di dusun Glatik
desa Toyomarto, Knecamatan Singosari, kabupaten Malang. Berdasarkan
jarak tempuh, 20 km sebelah utara kota Malang, dengan ketinggian 800-
1200 m diatas permukaan laut. Luas areal 67,72 Ha, terdiri dari kantor,
laboratorium, guest house, perumahan pegawai, kebun rumput, kandang
pejantan, balai pertemuan, asrama gedung promosi, dan lainnya.
Pada tahun 1976, pemerintah daerah propinsi Jawa Timur
bekerjasama dengan pemerintah Belgia (AB 05 dan ATA 73) mendirikan
laboratorium semen beku di Wonocolo-Surabaya. Perkembangan
selanjutnya, pemerintah pusat mengambil alih pengelola laboratorium dan
ditetapkan sebagai cabang Balai Inseminasi Buatan Wonocolo pada tahun
1978. Tahun 1982, adanya pemindahan lokasi dari Wonocolo ke
Singosari-Malang. Kemudian pada tahun 2004, statusnya menjadi Balai
Besar Inseminasi Buatan Singosari (BBIB).
Inseminasi buatan (IB) adalah suatu tehnik memasukkan semen ke
dalam saluran reproduksi hewan betina dengan menggunakan inseminasi
gun (postulate). Hal ini dilakukan agar hewan betina tersebut bunting. IB
merupakan tehnologi yang murah untuk memperbaiki mutu genetik ternak,
mengubah dengan cepat konfigurasi genetik ternak, mudah dilaksanakan
secara massal dan mencegah penyebaran penyakit reproduksi. Di
Indonesia telah dikenal dan dilaksanakan sejak tahun 1950. Namun, baru
pada tahun 1972 di Indonesia dilaksanakan secara intensif di lapangan
dengan menggunakan semen beku.
Sebagai salah satu instansi yang memproduksi semen beku, BBIB
Singosari telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2008 di bidang sistem
manajemen mutu. Kemudian pada tanggal 19 Februari 2010 BBIB
Singosari menerapkan sertifikasi ISO/IEC 17025-2005 dalam
pemeliharaan sistem mutu. Dengan moto Setetes Mani Sejuta Harapan
yang telah terregistrasi di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia No.
IDM000138723, BBIB Singosari senantiasa memproduksi semen beku
berkualitas sesuai dengan SNI 01-4869,1-2005, dengan menggunakan
bahan pengencer yang berkualitas dan mesin - mesin modern.
Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui misi dan visi BBIB Singosari.
2. Mengetahui proses pengambilan produksi semen beku di BBIB
Singosari.
3. Mengetahui prosedur kerja setiap divisi yang ada di BBIB Singosari.
Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang tugas, visi dan
misi dari BBIB Singosari.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang proses
penambilan dan penyimpanan semen beku di BBIB Singosari.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pelayanan
publik di BBIB Singosari.











PEMBAHASAN

A. Perusahaan / instansi ( sesuai Kelompok )
Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari merupakan Unit
Pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan. Sesuai dengan Surat Keputusan menteri Pertanian No.
681/Kpts/OT.140/11/2004, tanggal 25 Nopember 2004, BBIB Singosari
merupakan Unit Pelaksana Teknis eselon 2b yang bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Dengan pengalaman lebih dari dua puluh delapan tahun BBIB
Singosari telah memproduksi semen beku dari sembilan bangsa sapi
(Limousine, Simental, Aberdeen Angus, Brangus, Brahman, Ongole,
Madura, Bali dan Friesien Holstein) dan dua bangsa kambing (Peranakan
Ettawa dan Boer).
BBIB Singosari memiliki motto "Setetes Mani Sejuta Harapan"
yang telah terregistrasi di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia no
IDM000138723. Dengan motto tersebut BBIB Singosari senantiasa
memproduksi semen beku berkualitas sesuai dengan SNI 01-4869,1-
2008, dengan menggunakan bahan pengencer yang berkualitas dan
mesin - mesin modern. Sebagai jaminan terhadap kualitas semen beku
produksi BBIB Singosari, Laboratorium Uji Mutu Semen BBIB Singosari
telah terakreditasi yang ke dua kali pada tanggal 19 Pebruari 2010,
menerapkan dan memelihara Sistem Mutu sesuai ISO/IEC 17025:2005.
BBIB Singosari memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan
dunia peternakan di Indonesia. Hal ini diwujudkan dalam bentuk Program
Progeny Testing / Uji Zuriat yang telah dilaksanakan bekerjasama dengan
pemerintah Jepang dalam proyek ATA - 233 (The Strengthening of
Singosari AI Centre). Program ini telah menghasilkan FH Elite Indonesia
yang memiliki mutu genetic yang tinggi dan mampu beradaptasi dengan
baik terhadap iklim tropis.
Secara umum, BBIB memproduksi dan mendistribusi mani beku
dari aneka pejantan sapi, kambing dan ikan seperti ikan Koi, Tawes, ikan
Mas, ikan Patin. Sedangkan jenis sapi pejantan yang tersedia di BBIB
sebanyak 92 ekor dan 21 ekor kambing (data Desember 2006), sebagai
berikut;
a. Sapi Bali : 11 ekor
b. Sapi Brahman : 5 ekor
c. Sapi Limosin : 23 ekor
d. Sapi Simental : 20 ekor
e. Sapi Angus : 1 ekor
f. Sapi FH : 24 ekor
g. Sapi Madura : 3 ekor
h. Sapi Brangus : 2 ekor
i. Sapi Ongole : 3 ekor
j. Kambing peranakan Etawa (PE)
Pejantan : 10 ekor
Kambing Betina : 4 ekor
k. Kambing Boer
Pejantan : 5 ekor
Kambing betina : 2 ekor

BBIB Singosari memiliki tugas dan fungsi, yakni sebagai berikut;
a. Produksi, distribusi, pemasaran dan pemantauan mutu semen beku
aneka pejantan sapi, kambing dan ikan serta pengembangan
inseminasi buatan.
b. Melaksanakan pelatihan yang berhubungan dengan inseminasi
buatan.
c. Melaksanakan uji performan dan uji zuriat.
d. Menguji kualitas semen dari balai IB yang lain


Visi
Mewujudkan unit kerja yang professional, efisien dan tangguh
untuk menghasilkan semen yang berkualitas dan mampu bersaing dalam
mendukung peternakan yang tangguh
Misi
1. Menjaga profesionalisme SDM melalui disiplin dan dedikasi yang
tinggi.
2. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta teknologi .
3. Mewujudkan lembaga yang kokoh dan mandiri serta berorientasi
kedepan.
4. Menghasilkaan produk semen beku yang berkualitas dan mampu
bersaing.
5. Mewujudkan kesejahteraan untuk masyarakat petani peternak.
Fungsi
1. Penyusunan program kegiatan produksi, pemasaran dan
pemantauan mutu semen unggul ternak serta pengembangan
Inseminasi Buatan.
2. Pelaksanaan pemeliharaan ternak pejantan unggul.
3. Pelaksanaan pengujian keturunan dan fertilisasi pejantan unggul.
4. Pelaksanaan produksi dan penyimpanan semen unggul.
5. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan mutu semen unggul
ternak yang beredar.
6. Pelaksanaan pengembangan tehnik dan metoda Inseminasi
Buatan.
7. Pemberian saran tehnik produksi semen unggul ternak.
8. Pemberian pelayanan tehnik kegiatan produksi dan pemantauan
semen unggul ternak dan pengembangan Inseminasi Buatan.
9. Pelaksanaan pemasaran dan distribusi semen unggul ternak.
10. Pemberian informasi dan pelaksanaan dokumentasi hasil kegiatan
Inseminasi Buatan.
11. Pengelolaan urusan tata usa dan rumah tangga BIB.
A.1 Struktur kepengurusan dan lokasi
BBIB Singosari menyadari bahwa sumber daya manusia merupaka
n asset yang berharga
untuk mencapai keberhasilan visi yang dimiliki oleh BBIB Singosari. Untuk
menunjang aktivitasnya BBIB Singosari didukung oleh pegawai yang
senantiasa bekerja profesional dalam team work yang solid. Jumlah
pegawai BBIB Singosari sebanyak 98 orang yang terdiri dari:
Golongan IV : 5 orang
Golongan III : 54 orang
Golongan II : 35 orang
Golongan I : 4 orang

Organisasi
1. Kepala Balai
2. Kabag Umum
a. Kasubag Prog & Keu
b. Kasubag Kepeg & TU
c. Kasubag RT & Perlengkapan
3. Kabid Pelayanan Teknis
a. Kasie Yantek Pem.Ternak
b. Kasie Yantek Prod.Semen
4. Kabid Pemasaran & Informasi
a. Kasie Pemasaran
b. Kasie Informasi
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, BBIB Singosari
mempunyai 77 karyawan yang berasal dari lulusan S1,S2 maupun D3.
Untuk menjalankan tugasnya, BBIB Singosari mempunyai 2 jenis
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat luas yaitu :


1. Core Busines
Pelayanan ini meliputi produksi, pendistribusian semen beku,
perawatan ternak, teknologi hasil ternak, serta manajemen sistem
perkandangan dan pakan ternak.
2. Usaha Tambahan
Pelayanan ini meliputi jasa konsultasi tentang semen beku, magang
/ PKL bagi pelajar atau mahasiswa di bidang peternakan, pelatihan
inseminator,layanan wisata ternak, serta penyewaan aset institusi yang di
miliki oleh BBIB Singosari.
Lokasi
BBIB Singosari terletak di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang, 20 km sebelah Utara kota Malang, dengan ketinggian
800 1200 m di atas permukaan laut.Rataan suhu udara berkisar antara
16 - 22
o
C, dengan kelembaban berkisar antara 70 90% dan curah hujan
2.233mm/tahun.
Untuk menunjang aktivitasnya, BBIB Singosari yang memiliki areal
seluas 67,72 hektar dilengkapi dengan bangunan perkantoran, asrama,
gedung belajar, auditorium, guest house, kandang sapi dan kambing,
laboratorium, arena penampungan, kebun rumput, gudang, garasi,
perumahan dinas, kereta biosecurity dan alat mesin pertanian.

A.2 Manajemen Pengelolaan / Kegiatan perusahaan / instansi
Pemerintah melalui kementerian terkait yaitu Kementerian
Pertanian telah mencanangkan program swasembada daging sapi tahun
2014 atau yang disingkat PSDS-2014. Dalam Himpunan Pedoman
teknis Pengembangan Ternak Sapi Potong di Indonesia dari Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian
bekerja sama dengan JICA (2011), bahwa PSDS-2014 merupakan
program utama Kementerian Pertanian terkait dengan upaya mewujudkan
ketahan pangan hewani asal ternak berbasis sumberdaya domestik.
Program ini diharapkan mampu mendorong dalam mengembalikan
Indonesia sebagai eksportir sapi. Selain itu, diharapkan semakin
mengurangi impor daging dan sapi bakalan, yang mencapai sekitar 30
persen dari total kebutuhan daging nasional.
Untuk mencapai target tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah
stategis di bidang peternakan. Langkah-langkah yang diperlukan terutama
untuk menaikkan jumlah daging dalam negeri yaitu merangsang
berkembangnya peternakan besar maupun kecil milik rakyat.
Pengembangan peternakan harus dimbangi dengan melakukan
manajemen yang baik.
Recording
Dalam pengelolaan peternakan modern, recording menjadi sangat
penting. Hal ini disebabkan karena jumlah ternak yang dikelola tidak
sedikit. Recording adalah segala hal yang berkaitan dengan pencatatan
terhadap ternak secara individu yang menunjukkan pertumbuhan dan
perkembangannya. Apalagi jika berkaitan dengan ternak bibit, karena
berhubungan dengan kualitas ternak ke depan.
Untuk memudahkan pemahaman tentang recording, maka dibuat
penggolongan recording. Secara umum recording:
1. Identitas. Setiap ternak diberi identitas agar lebih mudah dalam
pengenalan. Kita bisa membagi lagi identitas ini menjadi beberapa yaitu
identifikasi fisik, penandaan fisik dan penandaan tambahan.
Dalam hal ini, Identifikasi fisik meliputi ciri-ciri fisik misalnya warna
bulu, konformasi tubuh, bulu sekitar mata, tanduk, kaki, bentuk telinga,
punuk, dll. Penandaan fisik ternak dapat dibedakan menjadi semi
permanen dan permanen. Penandaan permanen adalah penandaan pada
sapi yang bersifat tetap. Sedangkan semipermanen bersifat sementara
saja, dan jika sewaktu-waktu diperlukan mudah dihilangkan atau diganti.
Sedangkan penandaan tambahan adalah penandaan yang diberikan pada
sapi di lingkungan sapi tersebut hidup yang memudahkan dikenali
meskipun dari kejauhan. Sebagai contoh pemberian papan nama di atas
masing-masing kandang, berikut nama sapi, jenis sapi, kode sapi, tanggal
lahir, dan asal sapi.
2. Dokumentasi
Pada kondisi sekarang ini upaya mendokumentasikan kegiatan
sangat diperlukan tidak terkecuali untuk sapi jika memang populasinya
dalam lokasi peternakan cukup besar. Pendokumentasian sapi dapat
dilakukan melalui pembuatan sketsa atau gambar individu, profilnya, foto
maupun rekaman video. Data-data tersebut akan membantu memudahkan
pengelolaan ternaknya . Menurut Pallawarukka (2009) penggambaran
atau sketsa dapat digunakan untuk identifikasi ternak dengan penandaan
warna yang unik atau spesifik.
3. Catatan Khusus.
Dalam pengelolaan peternakan besar sangat diperlukan
pencatatan detail bagi setiap individu sapi, sehingga diperlukan
pencatatan khusus. Yang termasuk pencatatan khusus meliputi nama
sapi, tanggal lahir, nomor kode ternak, asalnya, berat badannya, berat
lahir, berat sapih, bangsa, juga kesehatannya. Selain itu, catatan
perkawinan atau inseminasi buatan termasuk dalam hal ini. Catatan ini
harus memuat segala hal lengkap agar memudahkan bagi tenaga medis
atau perawat ternak yang lain melakukan penangan dan mengurangi
terjadinya kesalahan penanganan.

4. Sertifikat Ternak.
Recording yang terakhir ini menjadi penting keberadaannya jika
terkait dengan pembibitan terutama di UPT/perusahaan pembibitan,
apalagi jika sapi berasal dari impor. Mengapa penting, karena untuk
memudahkan pelacakan terhadap tetuanya berkualitas unggul atau tidak,
memudahkan seleksi, menjaga penyebaran bibit semen di lapangan agar
tidak terjadi inbreeding. Dalam sertifikat ternak ini yang sangat penting
harus memuat breeding, asal-usul tetua pejantan dan betinanya, tanggal
lahir. Dengan sertifikat ini, akan menambah kepercayaan dan kepuasan
pengguna bibit sapi.
Berikut ini beberapa beberapa manfaat recording:
1. Memudahkan pengenalan terhadap ternak, terutama recording yang
terpasang langsung pada ternak ataupun di dekat ternak seperti ear
tag, pengkodean ternak, penamaan, papan nama, foto, pemberian ciri-
ciri pada ternak.
2. Memudahkan dalam melakukan penangan, perawatan maupun
pengobatan pada ternak, berdasarkan catatan-catatan yang dimiliki.
3. Memudahkan manajemen pemeliharaan terutama jika ternak tersebut
membutuhkan perlakuan khusus.
4. Menghindari dan mengurangi kesalahan manajemen pemeliharaan,
pengobatan, pemberian pakan ataupun produksi semen
5. Memudahkan dalam melakukan seleksi ternak sehingga didapatkan
ternak yang unggul, melalui sertifikat ternak, catatan kesehatan, berat
lahir, dll.
6. Menghindari terjadinya inbreeding.
7. Menjadikan pekejaan lebih efektif dan efisien terutama dalam sebuah
usaha peternakan yang besar.
(Sunardi)
Penyuluhan IB
Yang dimaksud dengan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik
adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (spermatozoa atau
semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang
berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan
menggunakan metode dan alat khusus yang disebut insemination gun.
Tujuan Inseminasi Buatan
Memperbaiki mutu genetika ternak;
Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang
dibutuhkan sehingga mengurangi biaya ;
Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih
luas dalam jangka waktu yang lebih lama;
Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur;
Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.
Keuntungan IB
Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;
Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding);
Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat
simpan dalam jangka waktu yang lama;
Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian
walaupun pejantan telah mati;
Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan
karena fisik pejantan terlalu besar;
Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang
ditularkan dengan hubungan kelamin.
Kerugian IB
Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak
tepat maka tidak akan terjadi terjadi kebuntingan;
Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku
yang digunakan berasal dari pejantan dengan breed / turunan yang
besar dan diinseminasikan pada sapi betina keturunan / breed
kecil;
Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan
semen beku dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang
lama;
Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek
apabila pejantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik
(tidak melalui suatu progeny test).
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas bibit unggul ternak
ruminansia, BBIB Singosari memproduksi semen beku dari berbagai jenis
sapi serta memproduksi semen beku kambing etawa dan kambing boer.
Dengan mengedepankan mutu dan kualitas yang di hasilkan, BBIB
Singosari menerapkan berbagai langkah dalam untuk meningkatkan
produktivitas semen beku tersebut, yaitu meliputi :
Penampungan semen
Pemeriksaan semen
Prosesing semen
Pengembangan produk
Fertilitas pejantan
Dalam pendistribusiannya, BBIB telah bekerjasama dengan instansi
terkait yang berada di daerah daerah di seluruh Indonesia seperti dengan
Departemen peternakan kabupaten/kota di Indonesia serta bekerjasama
dengan pihak swasta yang menangani inseminasi buatan. Untuk menjaga
mutu dan kualitas semen beku yang dihasilkan agar tetap baik sampai di
tempat yang di tuju, BBIB menggunakan N
2
cair serta wadah yang higienis
sehingga sangat mendukung terjaminannya kualitas semen tersebut
selama pengiriman.
Penampungan Semen
Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari sebagai salah satu
stasion inseminasi buatan nasional dari awal berdiri sampai sekarang
masih mempertahankan metode penampungan sperma dengan
menggunakan vagina buatan.
Pada dasarnya jenis vagina buatan yang dimiliki oleh Balai adalah
model double-walled type AV dan termasuk model yang sering dipakai di
Indonesia. Metode ini tetap dipertahankan oleh Balai karena kelebihan
yang dimilikinya sebagai sebuah simulasi yang sempurna terhadap
perkawinan secara alam dan semen tertampung dalam kualitas yang jauh
lebih baik dari pada metode-metode lainnya.
Pengujian Mutu Semen
Pelayanan Masyarakat

Bimbingan Teknis
Peningkatan mutu genetik ternak harus diikuti dengan peningkatan
mutu sumber daya manusia peternakan. Dalam rangka peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM) peternakan dan sebagai tindak lanjut
Keputusan Direktur Jenderal Peternakan Nomor. 52/OT.210/Kpts/0896
BBIB Singosari menyelenggarakan Bimbingan Teknis yang bertujuan
untuk mencetak sumber daya manusia peternakan yang handal dan
terampil.

Jenis Bimbingan Teknis
1. Bersifat Kelompok:
Inseminator sapi/ kerbau
Inseminator kambing/domba
Pemeriksa Kebuntingan (PKB)
Asisten Teknik Reproduksi (ATR)
2. Bersifat Perseorangan
Penanganan Semen Beku
Potong Kuku
Bull Salon
Laborant
Bull Master
Pembuatan silase
Pembuatan hay.

Bentuk Pelayanan
1. Bersifat Kelompok
Penyampaian teori
Praktek RPH
Praktek di Laboratorium
Pengenalan organ reproduksi ternak
Kunjungan Lapang
Pelaksanaan per kelompok
2. Bersifat Perseorangan
Penyampaian teori dan praktek.
Pelayanan Purna Jual












Fasilitas Pemeliharaan Ternak

Sarana dan Infrastruktur BBIB Singosari

Infrastruktur yang dimiliki oleh BBIB Singosari bertujuan untuk
memberikan kenyamanan kepada pelanggan dan merupakan jaminan
atas kualitas produk yang dihasilkan.
Untuk menunjang aktivitasnya,
BBIB Singosari yang memiliki areal seluas67,72 hektar memliki berbagai f
asilitas antara lain:
BangunanPerkantoran
Laboratorium
Guest House
Perumahan Karyawan
Auditorium
Asrama
Kandang Pejantan
Areal Hijauan Pakan Ternak
Perpustakaan.

B. Obyek wisata ( Bebas )

















KESIMPULAN
KRITIK DAN SARAN





























LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai