Anda di halaman 1dari 95

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh pendidikan di
sekolah kejuruan adalah siswa wajib melaksanakan Praktik Kerja Industri
(Prakerin). Untuk melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Maka,
kami siswa dari SMK SPP St.Paulus Makale dengan jurusan Agribisnis
Ternak Ruminansia (ATR) melaksanakan prakerin di Balai Besar
Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari. BBIB Singosari dipilih sebagai tempat
Praktik Kerja Industri (Prakerin) karena BBIB singosari merupakan salah
satu tempat yang sesuai untuk pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin).
Sebagaimana jurusan kami di sekolah yaitu Agribisnis Ternak Ruminansia
(ATRm). Kegiaan prakerin adalah salah satu program yang sangat
membantu kami dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama
disekolah. Dengan adanya kegiatan prakerin ini kami dapat mengetahui
secara langsung kegiatan industri biologis (produksi semen beku) dengan
demikian diperoleh manfaat dapat membandingkan antara ilmu dari sekolah
dengan keadaan yang nyata di industri. Selain itu dengan adanya program
prakerin ini, kami telah mendapatkan kesempatan untuk terjun langsung
dalam dunia industri dan menerapkan ilmu yang kami dapat dari sekolah
kedunia industri. .

2. Tujuan Prakerin
Secara umum, praktik kerja industri bertujuan untuk memberi
gambaran kepada siswa pada saat bekerja, baik di suatu perusahaan ataupun
di suatu lembaga instansi. Sedangkan secara khususnya antara lain :
a. Dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu pengetahuan pada
masing-masing siswa.
b. Melatih keterampilan yang dimiliki siswa sehingga dapat bekerja
dengan baik.
c. Dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
d. Menambah kreatifitas siswa agar dapat mengembangkan bakat yang
terdapat dalam dirinya.
e. Memberikan motivasi sebagai semangat dalam meraih cita-cita.
f. Melatih siswa agar dapat membuat suatu laporan yang terperinci dari
apa saja yang merka kerjakan selama praktik.

3. Manfaat Prakerin
Adanya manfaat prakerin, antara lain :
a. Menambah wawasan kepada siswa
b. Membina hubungan kerja sama yang baik antar pihak sekolah
dengan perusahaan atau lembaga instansi lainnya.
c. Menambah pengalaman untuk bekal pada saat bekerja nantinya.
d. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan anatara pihak
sekola dengan pihak perusahaan.
e. Media observasi
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 1
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 2
BAB II
PROFIL BBIB SINGOSARI

Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari merupakan Unit


Pelaksanaan Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan sesuai dengan peraturan Menteri Pertanian
No.40/permentan/OT.140/6/2012, tanggal 5 Juni 2012. Pada tahun
2010,BBIB Singosari telah ditetapkan sebagai instansi pemerintah yang
menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK- BLU)
melalui SK Menteri Keuangan Nomor 54/KMK.05/2010.
Dengan pengalaman lebih dari dua puluh delapan tahun BBIB
Singosari telah memproduksi semen beku dari bangsa sapi (Limousin,
Simental, Aberdeen Angus, Banteng Cross, Brangus, Brahman, Ongole,
Madura, Bali, Friesien Holstein, dan Wagyu) dan bangsa kambing
(Peranakan Ettawa, Boer, Saanen, dan Senduro).
BBIB Singosari memiliki motto “Setetes Mani Sejuta Harapan”
yang telah teregistrasi di Departemen Hukum dan Hak Asasi manusia No.
IDM000138723. Dengan motto tersebut BBIB Singosari senantiasa
memproduksi semen beku berkualitas sesuai dengan SNI 01-4869, 1-2008,
dengan menggunakan bahan pengencer yag berkualitas dan mesin-mesin
modern. Sebagai jaminan terhadap kualitas semen beku produksi BBIB
Singosari, Laboatorium Uji Mutu Semen BBIB Singosari telah terakreditasi
yang ke dua kali pada tanggal 19 Februari 2010, menerapkan dan
memelihara sistem Mutu sesuai ISO/IEC 17025:2005.
BBIB Singosari memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan
dunia peternakan di Indonesia. Hal ini diwujudkan dalam bentuk Program
Progeny Testing / Uji Zuriat yang telah dilaksanakan bekerjasama dengan
pemerintah Jepang dalam proyek ATA – 233 (The Strengthening of
Singosari Al Centre). Progam ini telah menghasilkan FH Elite Indonesia
yang memiliki mutu genetik yang tinggi dan mampu beradaptasi dengan
baik terhadap iklim tropis.
A. Sejarah BBIB Singosari
a) Tahun 1976, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa timur bekerja sama
dengan Pemerintah Belgia (AB 05 dan ATA 73) mendirikan laboratoium
semen beku di Wonocolo Surabaya.
b) Tahun 1978, Pemerintah Pusat mengambil alih pengelolaan laboratorium
dan ditetapkan sebagai Cabang Balai Besar Inseminasi Buatan Wonocolo
dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 314/Kpts/Org/5/1978,
tanggal 25 Mei 1978.
c) Tahun 1982, pemindahan lokasi dari Wonocolo ke Singosari Malang
tahun 1984, Direktur Jenderal Peternakan menetapkan sebagai Cabang
Balai Besar Inseminai Buatan Singosari.
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 3
d) Tahun 1986, kerja sama dengan Pemerintah Jepang dalam proyek
pengembangan BBIB Singosari (The strengthening of Singosari Al
Centre ATA 233) melalui Japan international Cooperation Agency
(JICA). Sejak saat itu dikembangkan Program Uji Zuriat (Progeny Test).
e) Tahun 1988, statusnya ditingkatkan menjadi Balai Besar Inseminasi
Buatan Singosari dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
193/Kpts/OT. 210/2/1988, pada tanggal 29 Februari 1988.
f) Tahun 1996, ditetapkan sebagai Pusat Pelatihan Inseminasi Buatan
dengan Surat Keputusan Jenderal Peternakan No.52/OT.210/Ktps/0896,
tanggal 29 Agustus 1996.
g) Tahun 2004, statusnya ditingkatkan menjai Balai Besar Inseminasi
Buatan Singosari dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
681/Kpts/Ot.140/11/2004, tanggal 25 November 2004. Tahun 2010,
BBIB Singosari ditetapkan menjadi PK – BLU berdasarka Surat
Kepurusan Menteri Keuangan No : 54/KMK.05/2010, tanggal 5 Februari
2010.

B. Keadaan Geografis
Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari terletak di Dusun Gelatik Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Berdasarkan jarak
tempuh, 20 km sebelah utara kota Malang, dengan ketinggian 800-1.200
meter diatas permukaan laut. Rataan suhu udara berkisar antara 16-22º C,
dengan kelembapan dengan berkisar antara 70-90% dan curah hujan 2.233
mm/tahun. Luas areal 67.72 Ha, terdiri dari :
 Kantor
 Laboratorium
 Guesthouss
 Perumahan dinas
 Kebun rumput
 Kandang sapi dan kambing
 Auditorium
 Asrama
 Gedung promosi
 Area penampungan
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 4
 Kereta Biosecurity
 Alat mesin pertanian

C. Tugas Pokok dan Fungsi BBIB Singosari


Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 40 / permentan /
OT .140 /6 / 2012 tanggal 05 Juni 2012, BBIB Singosari memiliki tugas
pokok sebagai berikut : “Produksi, Distribusi, Pemasaran dan Pemantauan
Mutu Semen Ternak Unggul serta Pengembangan Inseminasi Buatan”.
BBIB Singosari memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan progam, evaluasi dan laporan kegiatan produksi,
pemasaran dan pemantauan mutu semen ternak unggul, serta
pengambangan Inseminasi Buatan.
b. Pelaksanaan produksi dan pemberian saran teknis produksi semen
ternak unggul.
c. Pelaksanaan pengujian dan pemantauan mutusemen ternak unggul.
d. Pelaksanaan pengembangan inseminasi buatan dan metode produksi.
e. Pelaksanaan pemeliharaan pejantan ternak unggul.
f. Pelaksanaan perawatan kesehatan pejantan ternak unggul.
g. Pelaksanaan pengawan dan penyediaan pakan pejantan ternak unggul.
h. Pelaksanaan pengujian keturunan dan peningkatan mutu genetic
pejantan ternak unggul.
i. Pelaksanaan kerjasama dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya.
j. Pelaksanaan penyimpanan, pendistibusian dan pemasaran hasil
produksi.
k. Pengelolaan prasarana dan sarana produksi
l. Pengelolaan informasi dan promosi hasil produksi.
m. Pengelolaan urusan tata usaha, rumah tangga dan perlengkapan.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 5


D. Struktur Organisasi dan Personalia BBIB
Singosari

Gambar 1.1 Struktur organisasi dan personalia BBIB Singosari


Tugas masing-masing jabatan, antara lain:
1. Kepala Balai
Kepala Balai mempunyai tugas dan wewenang yakni menyusun rencana
kerja tahunan, menetapkan kebijakan dalam mengelola semen beku serta
bertanggung jawab atas pekerjaan yang di lakukan oleh Kepala Bidang dan
Kepala Seksi .

2. Kepala Bagian Umum


Bertugas membantu Kepala Balai dalam membina pekerjaan di bidang
administrasi dan mewakili Kepala Balai jika berhalangan hadir dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya.
Kepala Bagian Umum di bagi menjadi 3 Sub Bagian, yaitu :
a. Sub Bagian Kepegawaian Tata Usaha
Tugas dari Sub kepegawaian Tata Usaha adalah melakukan urusan
kepegawaian dan tata usaha.
b. Sub Bagian Program dan Keuangan
Tugas dari Sub Program dan Keuangan adalah melakukan penyiapan
bahan penyusunan program, evaluasi, rencana bisnis dan anggaran,
dokumen pelaksanaan anggaran, pengelolaan pendapatan dan belanja,

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 6


pengelolaan kas, urusan akuntansi, penerapan sistem informasi
manajemen keuangan, serta penyusunan laporan.
c. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan
Tugas dari Sub Bagian Rumah Tangga dan Pelengkapan adalah
melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan, serta prasarana dan
sarana produksi.
3. Bidang Pelayanan Teknik
Tugas dari Bidang Pelayanan Teknik adalah melaksanakan pemberian
layanan teknis pemeliharaan ternak dan peningkatan mutu genetik ternak,
produksi semen ternak unggul, serta pengembangan inseminasi buatan.
Fungsinya yaitu :
a. Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan ternak.
b. Pemberian pelayanan kesehatan pejantan ternak unggul.
c. Pemberian pelayanan pengawasan dan penyediaan pakan pejantan
ternak unggul.
d. Pemberian pelayanan teknis peningkatan mutu genetik ternak.
e. Pemberian pelayanan teknis produksi semen ternak unggul.
f. Pemberian pelayanan ternak pengembangan inseminasi Buatan.

Bidang Pelayanan Teknik dibagi menjadi 2 Seksi, yaitu :


a. Seksi Pemeliharaan dan Peningkatan Mutu Genetik Ternak.
Tugas dari Seksi Pemeliharaan dan Peningkatan Mutu Genetik Ternak
adalah melakukan pemberian pelayan teknis pemeliharaan ternak, pelayanan
kesehatan ternak, penyediaam dan pengawasan pakan ternak, serta
peningkatan mutu genetik ternak.
b. Seksi Produksi Semen dan Pengembangan Inseminasi Buatan
Tugas dari Seksi Produksi Semen dan Pengembangan Inseminasi
Buatan adalah melakukan pemberian pelayanan teknis produksi semen
ternak unngul dan pengembangan inseminasi buatan.
4. Bidang Pemasaran dan Informasi
Tugas dari Bidang Pemasaran dan Informasi adalah melaksanakan
kerjasama dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya, penyimpanan dan
pendistribusian hasil produksi, serta pengolahan informasi dan promosi hasil
produksi.
Fungsinya yaitu :
a. Penyiapan kerja sama dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya.
b. Pelaksanaan penyimpanan dan pendistribusian hasil produksi.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 7


c. Pelaksanan urusan informasi dan promosi hasil produksi.
d. Pelaksaan pencatatan dan dokumentasi hasil produksi.
e. Pemberian pelayanan purna jual
f. Pemberian pelayanan pemantauan mutu semen ternak unggul.
Bidang Pemasaran dan Informasi dibagi menjadi 2 Seksi yaitu :
A. Seksi Pemasaran dan Kerja sama
Tugas dari Seksi Pemasaran dan Kerja sama adalah melakukan
penyiapan bahan kerja sama dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya,
serta penyimpanan dan pendistribusian hasil produksi.
B. Seksi Informasi dan Pemantauan Mutu Semen
Tugas dari Seksi Informasi dan Pemantauan Mutu Semen adalah
melakukan pelaksanaan urusan informasi dan promosi, pencatatan dan
dokumentasi hasil produksi, pemberian pelayanan purna jual, serta
pelayanan pemantauan mutu semen ternak unggul.

E. Visi dan Misi


Visi BBIB Singosari adalah :
“Menjadi model BLU yang handal, akuntabel dan inofatif berbasis
teknologi peternakan bertaraf Internasional.”

Untuk mewujudkan visi tersebut BBIB Singosari mempunyai misi, yaitu :

a. Meningkatkan prosuksi semen beku, difersifikasi produk yang


berkualitas melalui pengujian yang akurat dan teknologi mutakhir.
b. Melaksanakan replacement pejantan dan produksi bibit unggul secara
berkesinambungan yang ditunjang oleh optimalisasi pakan ternak dan
biosecurity.
c. Meningkatkan profesionalisme SDM melalui perdidikan dan pelatihan
serta promosi dan penempatan berdasarkan kompetisi guna tercapainya
kesejahteraan.
d. Mengoptimalkan fasilitas serta meningkatkan nilai tambah aset fisik
dan intelektual dengan pengembangan teknologi dan pendaftaran hak
paten-merek.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 8


e. Meningkatkan kualitas pelayanan, pemasaran dan penjualan produk,
monitoring dan Evaluasi.
f. Meningkatkan tertib administrasi dan keuangan, efesiensi da
akuntabilitas, koordinasi dan komunikasi serta pelayanan
gunamewujudkan manajemen bisnis modern.

F. MOTTO BBIB SINGOSARI

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 9


BAB III
Perawatan Ternak Ruminansia Dan Perkandangan
di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari

A. Perawatan Ternak
Pemeliharaan sapi pejantan sangat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas semen. Untuk mendapatkan kriteria kualitas dan kuantitas semen
yang bagus maka perlu memperhatikan beberapa faktor diantaranya yaitu
pakan, kesehatan, dan manajemen.

1. Bangsa-Bangsa Sapi di Balai Besar Inseminasi Buatan


Singosari
Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari terdapat beberapa bangsa
sapi, diantaranya yaitu : Sapi Brahman, Sapi Ongole, Sapi Bali, Sapi
Madura, Sapi Friesian Holstein, Sapi Brangus, Sapi Simmental, Sapi
Limousin, Sapi Aberdeen Angus, Sapi Galekan, Sapi Wagyu, dan Sapi
Banteng Cross.

Tabel Populasi Ternak Sapi Pejantan di BBIB Singosari :

No Bangsa Jumlah
.
1. Sapi Limousin 40 ekor
2. Sapi Simental 23 ekor
3. Sapi Brahman 11 ekor
4. Sapi Peranakan Ongole 14 ekor
5. Sapi Arbedeen Angus 5 ekor
6. Sapi Friesian Holstein 18 ekor
(FH)
7. Sapi Bali 50 ekor
8. Sapi Madura 5 ekor
9. Sapi Banteng Cross 1 ekor
10. Sapi wagyu 1 ekor
11. Sapi Galekan 1 ekor
12. Sapi brangus 1 ekor
13. Sapi Red Brahman 1 ekor
14. Calon pejantan 5 ekor
Simental
15. Calon pejantan 11 ekor
Limousin
Total 185 ekor

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 10


Sumber : BBIB Singosari
1.1 Sapi Brahman
Sapi brahman adalah keturunan sapi Zebu atau Bos Indiscus. Berasal dari
India, kemudian masuk ke Amerika pada tahun 1849.
Ciri-ciri:
a. Warna putih keabu abuan atau kemerahan
b. Bergelambir dari rahang sampai ujung dada
c. Badan besar panjang dan dalam
d. Berpunuk diatas bahu
e. Kepala panjang
f. Telinga besar rebah
g. Paha besar
h. Kulit tebal dan lepas.

Gambar 1.2 Sapi Brahman


Keunggulan:
 Tahan terhadap panas tinggi
 tahan endo dan ekto parasit
 dapat beradaptasi terhadap pakan jelek
 pertumbuhan relatif cepat
 persentase karkas tinggi.

1.2 Sapi Peranakan Ongole


Bangsa sapi Ongole berasal India dan termasuk golongan Sapi Zebu atau
Sapi berpunuk, sa,pi ini diternakkan di wilayah Sumba, maka dari itu
dikenal sebagai Sumba Ongole (SO).
Ciri-ciri:
a. Warna putih keabu abuan
b. Bergelambir mulai bawah rahang sampai ujung dada bagian depan

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 11


c. Badan besar, panjang dan dalam serta berpunuk
d. Kepala panjang, telinga kecil dan tegak
e. Paha besar, kulit tebal dan lepas.

Gambar 1.3 Sapi Peranakan Ongole

Keunggulan:
 Tahan terhadap panas
 Tahan terhadap ekto dan endo parasit
 Dapat beradaptasi terhadap pakan jelek
 Pertumbuhan relatif cepat
 Persentase karkas yang baik.

1.3 Sapi Bali


Sapi Bali merupakan Sapi potong asli Indonesia. Habitat aslinya yaitu di
Pulau Bali. Sapi Bali bukan satu subgenus dengan bangsa sapi Bos taurus
atau Bos indicus. Berdasarkan hubungan silsilah famili Bovidae, kedudukan
sapi Bali diklasifikasikan ke dalam subgenus Bibovine tetapi masih
termasuk genus bos. Dari Pulau Bali yang dipandang sebagai pusat
perkembangan sekaligus pusat bibit,sapi Bali menyebar dan berkembang
hampir ke seluruh pelosok nusantara. Penyebaran sapi Bali di luar Pulau
Bali yaitu ke Sulawesi Selatan pada tahun 1920 dan 1927, ke Lombok pada
abad ke-19, ke Pulau Timor pada tahun 1912 dan 1920. Selanjutnya sapi
Bali berkembang sampai ke Malaysia, Philipina dan Ausatralia bagian
Utara. Sapi Bali juga pernah diintroduksi ke Australia antara 1827-1849.
Ciri-ciri:
a. Berwarna hitam, pantat dan kaki berwarna putih
b. Kepala lebar dan pendek, dahi datar, telinga sedang dan tegak
c. Tanduk panjang dan besar ke samping atas depan
d. Dada dalam
e. Kaki kuat.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 12


Gambar 1.4 Sapi Bali
Keunggulan:
 Daya tahan terhadap panas tinggi
 Pertumbuhan baik dengan pakan jelek
 Persentase karkas tinggi dan kulitas daging baik
 Dapat beranak setiap tahun.

1.4 Sapi Madura


Sapi Madura adalah sapi potong lokal asli Indonesia hasil persilangan antara
banteng dengan bos indicus atau sapi Zebu yang secara genetik memiliki
sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan
terhadap serangan penyakit.
Ciri-ciri:
a. Warna merah bata atau merah coklat
b. Tanduk kecil, pendek keluar.
c. Paha belakang berwarna putih.
d. Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun
berukuran kecil.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 13


Gambar 1.5 Sapi Madura
Keunggulan:
 Pertumbuhan baik dengan pakan jelek,
 persentase karkas tinggi
 kualitas daging baik
 adaptasi lingkungan tropis tinggi, berlari cepat

1.5 Sapi Friesian Holstein (FH)


Sapi FH berasal propinsi Belanda Utara dan propinsi Friesland Barat.Negeri
Belanda terkenal dengan tanahnya yang subur dan banyak sehingga
menghasilkan pasutra yang sangat baik.Sapi FH adalah sapi perah yang
produksi susunya tertinggi, dibandingkan bangsa-bangsa sapi perah lainya,
dengan kadar lemak susu yang rendah.
Ciri-ciri:
a. Warna belang hitam putih dengan batas jelas, ujung ekor putih.
b. Apabila ada warna hitam dibawah tartus tidak boleh terpotong sampai
atas

Gambar 1.6 Sapi Friesian Holstein

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 14


Keunggulan:
 Penghasil susu yang cukup tinggi.
 Tahan terhadap panas

1.6 Sapi Brahman Angus (Brangus)


Sapi Brahman Angus adalah sapi yang berasal dari skotlandia dan
merupakan hasil persilangan bos taurus. Penyebaran ini telah sampai ke
berbagai belahan dunia.
Ciri-ciri:
a. Warna hitam seluruh tubuh
b. Leher dan telinga pendek
c. Punggung lurus, badan kompak dan padat
d. Kaki kuat dan kokoh

Gambar 1.7 Sapi Brangus


Keunggulan:
 Tubuh besar dan kompak
 Pertumbuhan cepat, BB dewasa = 900 kg
 Tahan terhadap suhu tropis dan pakan yang sederhana.

1.7 Sapi Simental


Sapi Simental adalah Bangsa Bos taurus (Talib dan Siregar, 1999), berasal
Simme Dari Daerah di Negara Swiss tetapi sekarang berkembang lebih
Cepat di Benua Eropa dan Amerika, merupakan tipe sapi perah dan
pedaging, warna bulu coklat kemerahan (merah bata), dibagian muka dan
lutut kebawah Serta Ujung ekor berwarna putih.
Ciri-ciri:
a. Warna krem kecoklatan sedikit merah
b. Bulu bagian muka dan ujung ekor berwarna putih
c. Bentuk tubuh kekar dan berotot

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 15


d. Sangat cocok dipelihara didaerah beriklim sedang.

Gambar 1.8 Sapi Simental


Keunggulan:
 Pertumbuhansangatbaik
 Kualitas dagingnya tinggi dengan sedikit lemak
 Type sapi dwi guna (daging dan susu).

1.8 SapiLimousin
Sapi Limousin adalah bangsa Bos taurus (Talib dan Siregar, 1999),
dikembang-kan pertama di Perancis, merupakan tipe sapi potong dengan
perototan yang lebih baik dari Simental, warna bulu coklat tua kecuali
disekitar ambing berwarna putih serta lutut kebawah dan sekitar mata
berwarna lebih muda.Secara genetik, sapi Limousin adalah sapi potong yang
berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai
volume rumen yang besar
Ciri-ciri:
a. Warna coklat muda kuning agak kelabu
b. Bentuk tubuh besar, panjang, kompak dan padat
c. Cocok didaerah yang mempunyai curah hujan tinggi
d. Sangat cocok dipelihara di iklim sedang.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 16


Gambar 1.9 Sapi Limousin
Keunggulan:

 Pertumbuhanbadansangatcepat
 Kalitasdagingtinggi, dikenaldisukaipeternak.
 Cocok dipelihara di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan
beriklim sedang.

1.9 Sapi Aberdeen Angus


Sapi Arbedeen angus adalah sapi yang berasal dari skotlandia dan
merupakanbangsa bos taurus. Penyebaran ini telah sampai ke berbagai
belahan dunia.
Ciri-ciri:
a. Warna hitam seluruh tubuh
b. Leher pendek, telinga pendek penuh bulu
c. Punggung lurus, badan kompak dan padat
d. Kaki kuat dan kokoh
e. Sangat cocokdipelihara di daerah beriklim sedang.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 17


Gambar 2.0 Sapi Aberdeen Angus

1.10 Sapi Banteng Cross


Sapi Banteng Cross merupakan antara Sapi Bali dan Banteng Jawa. Sapi
Banteng Cross juga bisa de sebut Sapi Jaliteng yang merupakan singkatan
dari Jawa, Bali, dan Banteng.

Gambar 2.1 Sapi Banteng Cross


Ciri-ciri:
a. Warna putih pada bagian belakang paha, mulai tartus dan carpus sampai
batas pinggir atas kuku
b. Rambut pada ujung ekor berwarna hitam
c. Rambut pada bagian dalam telinga putih
d. Warna tubuh ternak beragam.

1.11 SapiWagyu
Jenis sapi ini berasal dari Jepang yang merupakan persilangan sapi lokal
dari Jepang dengan Sapi Aberdeen Angus. Jenis sapi ini di datangkan dari
BET Cipelang dengan jumlah 1 ekor.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 18


Gambar 2.2 Sapi Wagyu
Ciri-ciri :
a. Berwarna Hitam keseluruhan
b. Leher dan Telinga pendek, penuh bulu
c. Punggung lurus
d. Badan kompak dan padat serta kaki kuat dan kokoh

1.12 Sapi Galekan


Sapi galekan merupakan keturunan dari Sapi Jawa yang saat ini harus di
lestarikan, Sapi Galekan adalah Sapi khas Trenggalek.

Gambar 2.3 Sapi Galekan


Ciri-ciri:
a. Warna badan di dominasi warna merah bata.
b. Pantat dan kaki berwarna putih
c. Punggung lurus dengan garis punggung hitam
d. Bertanduk
e. Telinga dan mata bergaris hitam.

Bangsa-Bangsa Kambing di Balai Besar Inseminasi Buatan


Singosari

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 19


Terdapat 4 (empat) bangsa kambing yang terdapat di BBIB Singosari,
yaitu Boer, PE(Peranakan Etawa), Senduro dan Saanen.

1. Kambing Boer
Kambing ini adalah kambing yang di khususkan untuk kambing pedaging.
Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan.

Gambar 2.4 Kambing Boer


Ciri-ciri:
 Badan berwarna belang coklat dan putih dan kadang-kadang
merah.warna yang umum adalah adalah coklat dan putih pada bagian
tubuh
 Di bagian kepala berwarna coklat, warna ini bertujuan untuk
melindungi kepala kambing agar tidak terkena kanker kulit karena
kambing ini suka terpapar langsung di bawah sinar matahari
 Telinga lebar melengkung
 Tanduk besar dan panjang mengarah ke samping berasal dari afrika
selatan
 Berat badan pejantan dewasa mencapai 110-135 kg
 Berat badan betina 90-100 kg

2. Kambing PE (Peranakan Etawa)


Merupakan kambing dwiguna, yaitu sebagai penghasil daging dan susu.
Jenis kambing ini merupakan hasil persilangan antara kambing ettawa
(India) dengan Kambing Kacang.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 20


Gambar 2.4 Kambing PE
Ciri-ciri:
 Warna bulu hitam dan putih di bagian kepala hitam di bagian tubuh
putih
 Tanduk kecil
 Muka cembung
 Bergelambir cukup besar
 Daeraah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang
 Telinga panjang dan terkulai ke bawah
 Keunggulan dari kambing ini adalah produksi susu tinggi
 Pertumbuhan relative cepat dan
 Kidding rate tinggi

3. Kambing saneen
Kambing saanen berasal dari lembah swiss yang sama dengan kambing PE
sebagai pengasil susu. Jenis bangsa kambing saanen dI BBIB Singosari
didatangkan dari Jawa Timur.

Gambar 2.5 Kambing Saneen

Ciri-ciri kambing saanen adalah:


 Memiliki warna dominan putih terkadang terdapat corak hitam di
telinga dan hidung

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 21


 Telinga terlihat tegak lurus keatas
 Memiliki tanduk
 Ukuran kaki relatif kecil
4. Kambing Senduro
Senduro merupakan nama desa yaitu desa Senduro di Kecamatan Lumajang
di bawah lereng gunung Mahameru. Jenis bangsa kambing senduro di BBIB
Singosari didatangkan dari Senduro, Jawa Timur.

Gambar 2.6 Kambing Senduro


Ciri-ciri:
 Memiliki warna putih
 Kepala mayoritas tanpa tanduk
 Telinga yang melipat tidak sempurna tapi berukuran panjang

2. Sanitasi Pejantan dan Kandang


Tata cara yang harus di perhatikan dalam pemeliharaan salah satunya
adalah perawatan pejantan , karena perawatan ternak merupakan hal rutin
yang menentukan performan sapi pejantan untuk menghasilkan semen yang
berkualitas.
2.1. Sanitasi Pejantan
Sapi pejantan setiap pagi hari di gosok dengan menggunakan sikat agar
kotoran yang menempel pada tubuh sapi lebih bersih. Tujuan dari sanitasi
pejantan yaitu untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak, terutama
pada bagian rambut ekor, kaki dan preputium untuk mencegah pertumbuhan
kuman penyakit yang dapat menurunkan kesehatan ternak.
2.2. SanitasiKandang :
Sanitasi kandang di mulai dari pengambilan sisa pakan pada tempat pakan ,
kemudian bersihkan tempat pakan. Sekrup feses pada lantai ( alas/karpet )
kandang dan buang feses ke dalam tampat penampungan kotoran padat
dengan menggunakan kereta dorong setelah itu semprot dengan
menggunkan air sampai bersih ke saluran air kemudian sapu pada saluran
air hingga sampai ke penampungan kotoran cair , setelah itu bersihkan
tempat minum seminggu dua kali dengan di sikat, kemudian disemprot air
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 22
smpai bersih. Kotoran yang di tampung di gunakan sebagai bahan untuk
pupuk dalam budidaya rumput. sekitar kandang juga di bersihkan dari
kotoran rumput kering dengan di sapu kemudian di kumpulkan dan di bakar
untuk mencegah penumpukan sampah yang dapat menjadi sumber penyakit.

3. Perkandangan di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB)


Singosari
Kandang adalah suatu tempat perlidungan ternak yang berfungsi sebagai
tempat tinggal ternak yang berfungsi untuk melindungi ternak dari pengaruh
iklim buruk, gangguan hewan lain , dan terhindar dari pencurian ternak.
Kandang harus di buat senyaman mungkin agar ternak mampu berproduksi
secara optimal. Secara umum perkandangan di BBIB Singosari di bagi
menjadi tiga lokasi kandang yaitu kandang atas ,kandang bawah , dan
kandang kambing.
Adapun hal – hal yang harus di perhatikan dalam menentukan lokasi
kandang antara lain :
1. Tersedia sumber air ,terutama untuk minum , memandikan ternak , dan
sanitasi kandang.
2. Dekat dengan sumber pakan.
3. Transportasi mudah ,terutama untuk pengadaan pakan.
4. Jauh dari pemukiman warga.

3.1. Perlengkapan kandang

Perlengkapan kandang – kandang berupa pakan dan minum sebaiknya di


buat dari luar kandang, tetapi masih satu atap dengan kandang sapi. Tempat
di buat lebih tinggi dari permukaan lantai agar pakan yang di berikan tidak
diinjak – injak atau tercampur dengan kotoran. Tempat minum sebaiknya di
buat permanen, berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari permukaan
lantai sehingga kotoran dan tidak tercampur di dalamnya .

Selain itu, kandang juga berfungsi sebagai tempat makan serta minum ,
istirahat, perawatan, serta buang kotoran. Dengan demikian, di butuhkan
perlengkapan kandang agar dapat terpelihara dengan baik. Perlengkapan
kandang secara umum yang di gunakan adalah sebagai berikut :
3.1.1. Tempat penyediaan air

Air sangatlah penting di butuhkan oleh setiap makluk hidup. Dalam


peternakan, ketersediaan air diperlukan untuk mencukupi kebutuhan air
minum. Sanitasi kandang atau halama, dan unyuk memandikan sapi.
Kebutuhan air minum dapat berasal dari air minum khusus yang sengaja di
sengaja di sediakan pada bak air. Oleh karena itu, cara penydiaan, cara

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 23


pengaliran, maupun cara pemberiannya memerlukan penataan yang baik .
penataan bak air diusahakan agar sapi dapat minum secara barsama – sama
dan teratur , tidak membahayakan ternak , dan bak air tidak rusak.
Kebutuhan air bagi tiap ekor sapi di oerhitungkan sekitar 40 liter sehari.
Tempat minum hampir sama dengan tempat pakan , baik itu pembuatannya
maupun bahan untuk membuatnya. Tempat minum penempatanya biasanya
berdekatan dengan tempat pakan. Pada saat pembuatanya tempat minum di
usahakan sedemikian rupa sehingga mudah untuk di bersihkan.

3.1.2. Tempat pakan

Tempat pakan dan minum merupakan perlemgkapan yang harus ada.


Penempatan yang tepat dapat memperlancar ternak dalam memanfaatkanya.
Tempat pakan sebaiknya tidak mudah dimasuku ternak , tidak terinjak –
injak ternak , mudah di bersihkan , dan di buat dari bahan tidak berbahaya.
Sebaiknya tempat pakan dan minum satu dengan yang lainya dibuat
bersekat untuk mencegah penyebaran penyakit. Tempat pakan dan minum
dibuat semudah mungkin agar ternak mudah untuk memanfaatkannya.

Tempat pakan pada umumnya dibuat atau dipasang permanen disisi


kandang seperti tempat pakan untuk ternak sapi , dan kerbau. Tempat pakan
dapat dibuat dari bahan papan dan beton. Kandang – kandang tempat pakan
tidak di buat permanen , akan tetapi cukup dengan baskom atau ember
plastik yang tahan pecah.

3.1.3. Alas lantai kandang

Lantai kandang hendaknya di buat dari bahan yang kuat dan sedemikian
rupa sehingga mudah dalam pembersihannya , disamping itu untuk lantai
kandang ternak sapi di buat miring. Dengan tujuan agar urine, air bekas
memandikan ternak ,air bekas sanitasi tempat pakan , atau air lainya yang
ada dalam kandang dapat mengalir keluar dengan mudah. Syarat lantai
kandang yang baik antara lain adalah : tidak licin agar ternak tidak
tergelincir , tidak becek , tidak terlalu keras dan tidak terlalu kasar.

Lantai kandang sebagai tempat berdirinya ternak atau berbaring setiap saat.
Untuk meningkatkan kebersihan dan memberikan rasa nyaman pada sapi ,
terutama anak sapi atau pedet , di atas lantai dapat di beri jerami atau serbuk
gergaji atau lainnya. Fungsinya sebagai penghangat pada saat berbaring dan
tidak langsung basah jika terkena kotorannya sendiri. Namun sapi biasanya
lebih nyaman dengan karpet.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 24


3.1.4. Selokan

Selokan digunakan untuk mengalirkan air kencing dan air dari pembersihan
kandang atau pembersihan sapi. Selokan harus di desain sedemikian rupa
agar dapat mengallir dengan lancar pada suatu tempat yang telah ditentukan
sebagai pembuangan atau penampungan air. Selokan sapi di BBIB Singosari
terletak dibagian dalam kandang atau berada di belakang sapi.
3.1.5. Tempat Penampungan Kotoran

Tempat penampungan kotoran di BBIB Singosari terdapat disebelah


kandang. Kontruksi menyerupai rumah tanpa dinding untuk menampung
kotoran pada masing-masing kandang yang ada disekitarnya.

3.1.6. Tempat Penampungan Urine

Urine berfungsi sebagai tempat pembuangan urine dari kandang. Urine


mengalir bersama air hasil pemandian ternak menuju tempat pembuangan
urine. Dengan adanya tempat pembuangan urine maka kebersihan kandang
selalu terjaga sehingga ternak tidak mudah terserang penyakit.

3.1.7. Peralatan Kandang

 Skop untuk membersihkan kotoran dan untuk mengaduk pakan.


 Ember plastik untuk mengangkut air, pakan konsentrat dan memandikan
ternak.
 Sapu lidi untuk membersihkan kandang.
 Sikat untuk membersihkan sisa pakan dan kotoran dalam kandang.
 Selang dan sprayer untuk memandikan sapi atau membersihkan
lingkungan kandang.
 Sikat untuk menggosok badan ternak waktu dimandikan dan menggosok
lantai waktu membersihkan kandang.
 Kereta dorong/gerobak digunakan untuk mengangkut sisa kotoran ternak,
sampah dan rumput ke tempat pembuangan.
 Tali untuk mengikat dan keperluan lainnya.
 Tipe kandang sapi yang terdapat di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB)

Kandang pejantan di lengkapi dengan palungan pakan dan minum (pada sisi
depan) dan saluran pembuangan feses pada sisi belakang. Kontruksi
kandang pejantan harus kuat serta mampu menahan benturan dan dorongan
serta memberikan kenyamanan dan keleluasan bagi ternak. Tipe kandang di
BBIB Singosari dibedakan berdasarkan bentuk, fungsi dan bentuk atap.
Berdasarkan bentuk, kandang dibedakan menjadi kandang tunggal dan
kandang ganda. Kandang ganda dibagi menjadi dua bentuk, yakni kandang
tail to tail dan kandang head to head. Tipe kandang berdasarkan fungsi
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 25
yaitu kandang perawatan, kandang paddock, kandang isolasi, kandang
karantina, dan kandang jepit (Bull Crush). Sedangkan kandang berdasarkan
bentuk atapyaitu : monitor, semi monitor, dan gable.

3.2. Kandang berdasarkan bentuk.


3.2.1. Kandang tipe tunggal

Kandang tunggal merupakan penempatan sapi pada kandang yang di


lakukan dengan menggunakan metode satu baris atau sejajar. Pada bagian
depan ternak merupakan tempat palungan (tempat pakan dan minum),
sedangkan bagian belakang adalah selokan pembuangan kotoran.
Keuntungan menggunakan kandang tunggal adalah ternak mudah jinak,
tidak mudah stres, dan pertumbuhan bobotnya cepat.
3.2.2. Kandang ganda

Kandang tipe ganda merupakan kandang yang terdiri dari 2 baris dengan
posisi saling berhadapan (head to haid) atau bertolak belakang (tail to tail).

a. Kandang sistim head to head


Kandang sistim head to head yaitu tempat pakan saling berhadapan
sehingga akan memudahkan petugas dalam memberi pakan, karena tidak
perlu berputar mengelilingi kandang

Gambar 2.7 Kandang tipe Head to head


b. Kandang Sistim Tail To Tail
Kandang sistim tail to tail yaitu ekor sapi yang saling berhadapan.
Kentungan tipe kandang ini akan memudahkan petugas dalam
membersihkan kotoran sapi.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 26


Gambar 2.8 Kandang sistim tail to tail
3.3. Kandang berdasarkan fungsi

3.3.1. Paddock

Kandang paddock merupakan tipe kandang dengan penempatan sapi secara


individual dengan di lengkapi dengan lapangan umbaran. Kandang paddock
ini biasanya di gunakan untuk sapi±sapi yang berat badanya berlebihan dan
sapi±sapi yang terluka kakinya. Kandang paddock dapat memudahkan
ternak untuk bisa bergerak lebih leluasa dan bebas di banding dengan
kandang tipe individu maupun kandang tipe ganda. Kandang paddock
berlantai pasir hal ini bertujuan agar ternak tersebut tetap dalam keadaan
bersih. Kandang tipe paddock mempunyai sistem atap semi monitor,
ventilasi terbuka.
3.3.2. Kandang Isolasi

Kandang isolasi merupakan kandang yang di gunakan untuk mengisolasikan


ternak yang sakit menular, dengan tujuan untuk memudahkan dalam
pengobatan dan mencegah penularanpenyakit pada sapi lainnya.Kandang
isolasi tipe kandangnya berbentuktunggal dengan kepala menghadap keluar
dalam satu baris.Kandang isolasi terdapat di area kandang atas dan kandang
bawah .

Gambar 2.9 Kandang Isolasi

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 27


3.3.3. Kandang karantina

Gambar 3.0 Kandang Karantina

Kandang karantina merupakan kandang yang di gunakan untuk ternak yang


baru datang sebelum di tempatkan pada kandang perawatan. Tujuan dari
kandang karantina adalah untuk adaptasi pakan, lingkungan, dan
manajemen. Sapi di tempatkan di kandang karantina selama kurang lebih 14
hari untuk melewati tahapan-tahapan pemeliharaan kesehatan ternak.
Pemeriksaan tersebut di lakukan untuk mengetahui apakah ternak terjangkit
penyakit atau tidak. Setelah di pastikan bahwa ternak bebas dari penyakit,
maka ternak dapat di pindahkan ke dalam kandang perawatan. Kandang
karantina di BBIB Singosari hanya satu yang menyerupai kandang
paddock .

3.4. Kandang berdasarkan betuk atap

Atap kandang berfungsi untuk menghindarkan ternak dari panas dan hujan.
Atap kandang di usahakan dari bahan yang awet , memberi kehangatan bagi
ternak pada malam , 1hari. Atap kandang dapat menggunakan genting, seng,
asbes , ilalang maupun ijuk. Gunakan bahan atap kandang yang harganya
murah ,mudah didapat ,tahan lama, panas matahari dapat ditahan dengan
baik, sehingga tidak langsung mempengaruhi panas ruangan kandang

Apabila atap kandang dari bahan seng gunakanlah seng yang jenisnya
bergelombang, begitu juga konstruksi kandang harus tinggi agar pans tidak
langsung mempengaruhi ternak didalamnya. Atap kandang dari bahan
ilalang pemasangannya kurang praktis dan tidak dapat tahan lama , sehingga
jarang digunakan oleh peternak yang skala usaha besar. Ada beberapa tipe
atap kandang yang ada di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari,
yaitu semi monitor, monitor dan gable.

3.4.1. Atap Semi Monitor

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 28


Gambar 3.1 Atap Semi Monitor
Tipe atap ini dinilai cocok karena memiliki celah ventilasi udara yang baik,
tipe atap semi monitor memberikan serkulasi udara yang baik dan mampu
menahan angin yang terlalu kencang.
3.4.2. Atap Monitor

Gambar 3.2 Atap Monitor


Atap monitor yaitu atap kandang yang terdiri dari dua sisi pada bagian
puncaknya, kandang tipe atap monitor berfungsi untuk menunjang sistem
ventilasi kandang.

3.4.3. Atap Gable

Tipe atap gable yaitu atap yang terdiri atas dua sisi dan tidak terdapat lubang
diatasnya. Tipe atap ini terdapat di kandang kambing.

 Kandang Panggung

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 29


Gambar 3.3 Kandang Panggung
Kandang panggung adalah kandang yang lantainya dibuat berkolong
untuk memudahkan pembersihan kotoran ternak. Kandang ini digunakan
untuk menempatkan ternak kambing secara kelompok baik jantan, betina
maupun anakannya.

 Kandang semi paddock

Gambar 3.4 Kandang semi paddock


Kandang semi paddock adalah perpaduan antara kandang panggung yang
di sertai dengan halaman dibelakangnya dan diberi pagar seperti kandang
paddock biasanya. Di design sedemikian rupa untuk memudahkan kambing
untuk exercise. Kandang ini digunakan untuk kambing pejantan dewasa
secara individu agar tidak berkelahi satu sama lain.

4. Exercise
Exercise merupakan suatu kesempatan yang diberikan pada ternak untuk
melakukan gerakan yang lebih bebas ketika dikeluarkan dari kandang.
Sehingga kesehatan dan kebugaran tubuh ternak tetap terjaga. Tujuan
dilakukan exercise pada ternak adalah untuk memperoleh sinar matahari
yang cukup, memperkuat perototan, dan memperlancar peredaran darah.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 30


Gambar 3.5 Exersice

Exercise untuk ternak sapi yang ada di Balai Besar Inseminasi Buatan
(BBIB) Singosari biasanya dilakukan pada pagi hari setelah dimandikan dan
diberi pakan, berkisar antara pukul 09.00-11.00 wib. Exercise digunakan
untuk sapi yang tidak dijadwalkan untuk di tampung semennya.

5. Penimbangan

Penimbangan di lakukan setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan


timbangan digital. Penimbangan ini tujuannya untuk mengetahui berat
badan, perkembangan berat badan, yang selanjutnya digunakan sebagai
acuan pemberian pakan yang di berikan dan untuk mengetahui acuan
pemberian dosis dan obat yang di berikan.Cara penimbangan ternak
dimasukkan di kandang jepit. Ternak yang ditimbang berdiri pada plat kayu
atau besi yang digunakan untuk menimbang. Bila posisi sudah benar dan
keadaan ternak dalam posisi tenang atau tidak memberontak ke mudian
tombol pada timbangan digital segera di tekan kemudian timbangan akan
menunjukan angka atau berat ternak pembacaan dan pencataan dibuku
recording.
6. Pengukuran
Pengukuran dilakukan setiap 1 bulan sekali pada sapi yang berumur
dibawah 4 tahun dan 3 bulan sekali pada sapi diatas 4 tahun. pangukuran
yang dilakukan dengan :
 Pengukuran tinggi badan : dengan cara di ukur dari titik tertinggi
gumba sampai tempat berdiri/lantai
 Panjang badan : dengan cara mengukur dari skapula
sampai tulang pelvis.
 Lingkar dada : dengan cara di ukur dari belakang kaki
depan sampai belakang gumba.
 Lingkar skortum :dengan cara melingkari bagian tengah skortum.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 31


7. Pemberian identitas

Dilakukan dengan metode ear tage yang terbuat dari plastik. Pemberian
identitas ini, meliputi nama dan nomor kode yang dipasang di telinga ternak.
Selain ear tag identitas juga terdapat pada papan nama untuk memudahkan
pada saat ternak akan ditampung.

Gambar 3.6 Identitas


8. Body Condition Score (BCS)

Body Condition Score (BCS) yaitu menilai timbunan lemak pada suatu
ternak secara visual dan palpasi dilihat dari belakang kemiringan 45°. Body
Condition Score (BCS) scornya dari 1-5 dengan interval 0,25
1. Sangat kurus: tonjolan tulang terlihat sangat jelas.
2. Kurus: sudah mulai ada timbunan lemak pada tulang shortrib.
3. Sedang: antara tulang huk, thull, pin berbentuk v.
4. Gemuk : tonjolan tulang sudah tidak terlihat lagi tetapi bila diraba
masih terasa.
5. Sangat gemuk: tonjolan tulang sudah tidak terlihat dan bila diraba tidak
terasa.

9. Bull Salon

Di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari perawatan yang dilakukan


yaitu perawatan bull salon terdiri dari pemotongan rambut telinga, ekor dan
pemotngan rambut preputium yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi kotoran.

9.1. Pemotongan rambut preputium

Pemotongan rambut preputium bertujuan untuk mencegah kontaminasi


sperma dari debu dan pasir kotoran.

9.2. Pemotongan rambut ekor

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 32


Pemotongan rambut ekor bertujuan untuk menjaga kebersihan tubuh ternak
dari feses yang menempel pada ekor.

9.3. Pemotongan rambut telinga

Pemotongan rambut telinga bertujuan untuk mencegah agar tidak terjadi


sarang telur ekto parasit.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 33


B. Manajemen Hijauan Pakan Ternak (HPT)
Hijauan pakan ternak adalah segala macam hijauan yang dapat
dimakan oleh ternak tanpa mengganggu kesehatan ternak, namun dapat
dimanfaatkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan dan bereprosuksi.
Hijauan makanan ternak merupakan salah satu bahan pakan sangat di
butuhkan oleh ternak. HPT juga merupakan pakan pokok bagi ternak
ruminansia besar seperti sapi dan kerbau.

1. HPT (Hijauan Pakan Ternak)


Hijauan pakan ternak yang ada di BBIB Singosari antara lain :
Rumput Gajah, King grass, Star grass, Gamal, Centro, Rhodes, BD, BH,
kaliandra, Gajah Odot, Tarum, Beru, Setaria Lampung, Rensoni, Pangola,
BM, Kolonjono, alfalfa, setaria, dll.
a. Rumput Gajah
Rumput gajah merupakan tanaman yang termasuk ke dalam
kelompok tanaman rumput-rumputan. Rumput gajah banyak dimanfaatkan
pada bidang peternakan, terutama pada peternakan ruminansia yang
digunakan sebagai pakan ternak. Umumnya rumput gajah yang digunakan di
Indonesia adalah rumput yang tumbuh secara liar. Namun, peternak
sekarang ini sebagian besar memelihara atau sengaja menanam secara
khusus rumput gajah. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ternak.
Rumput gajah (Pennisetum purpureum) adalah tanaman yang dapat tumbuh
di daerah dengan minimal nutrisi, rumput gajah membutuhkan minimal atau
tanpa tambahan nutrien. Tanaman ini dapat memperbaiki kondisi tanah yang
rusak akibat erosi. Tanaman ini juga dapat hidup pada tanah kritis dimana
tanaman lain relatif tidak dapat tumbuh dengan baik (Sanderson dan Paul,
2008)

Klasifikasi Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)


Kingdom : Plantae
Phlum : Spermatophyta
Class : Monokotil
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Pennisetum
Spesies : Pennisetum purpureum

Rumput gajah (Pennisetum purpureum) berasal dari afrika tropik,


tumbuh berumpun dan tingginya dapat mencapai 3 m lebih. Permukaan
buluhnya licin dan pada buluh yang masih muda bisanya ditutupi oleh
sejenis zat lilin tipis. Pelepahnya licin atau berbulu pada waktu muda dan
kemudian berbulu-bulu tersebut gugur. Daunnya berbentuk garis,
pangkalnya lebar dan ujungnya lancip sekali. Tepi daun kasar. Perbungaan
berupa tandan tegak yang panjangnya sampai 25 cm. Gagang-gagangnya
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 34
berbulu, bulir-bulirnya berkelompok, terdiri dari 3-4 buliran tiap
kelompoknya dan bergagang pendek sekali. Pangkal bulirnya-bulirannya
berbulu panjang dan halus. Perbanyakan dapat dilakukan dengan pemecahan
rumpun dan potongan-potongan buluhnya. Dapat tumbuh hingga pada
ketinggian 1500 m dpl (www.flickr.com). Okaraonye dan Ikewhuci (2009)
menambahkan bahwa rumput gajah mempunyai daun relatif besar, bunga
tersusun dalam tandan warna keemasan, batangnya tebal dan keras. Rumput
gajah banyak disukai ternak karena bernilai gizi yang tinggi (Soegiriet al.,
1980). Produktifitas rumput gajah adalah 40 ton per hektar pada daerah
beriklim subtropis dan 80 ton per hektar pada daerah beriklim tropis
(Woodard dan Prine,1993). Total karbohidrat dan serat kasar termasuk
selulosa jumlahnya masing-masing adalah 30,91% dan 9,09%.
Masa panen rumput gajah yaitu saat umur 55-60 hari atau saat belum
berbunga. Pada umur tersebut rumput gajah belum tua tidak terlalu muda.
Cara memanen rumput gajah adalah dengan cara memotong batangnya dari
bagian tanah, kira-kira dengan ketinggian 10-15 cm dari permukaan tanah.
Kalau pemotongannya tinggi atau terlalu rendah, maka tunas yang tumbuh
tidak akan banyak, maka pemotongan rumput gajah harus diperhatikan
dengan jarak yang pas dari tanah. Rumput gajah dibudidayakan dengan
potongan batang (stek) atau sobekan rumpun (pols) sebagai bibit.bahan stek
berasal dari batang yang sehat dan tua, dengan panjang stek 20-25 cm (2-3
ruas atau paling sedikit 2 buku atau mata). Sebelum penanaman bagian
vegetatif dari sobekan rumpun dipangkas terlebih dahulu untuk menghindari
penguapan yang tinggi sebelum sistem perakaran dapat aktif menghisap air.
b. Rumput BD (Brachiaria decumbens)
Rumput Brachiaria decumbers/ bede sering juga disebut rumput
signal. Rumput ini dapat bertumbuh baik pada ketinggian 0 – 1200 m
(daerah dataran rendah dan dataran tinggi). Dengan curah hujan 1000-1500
mm/tahun, kemasaman tanah (pH) 6-7 (Kismono dan Susetyo, 1977).
Rumput BD juga dapat sebagai rumput gembalaan yang tumbuh menjalar
dengan stolon berbentuk hamparan lebat yang tingginya sekitar 30-45 cm.
Rumput BD mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu :
a. Daun kaku dan pendek
b. Ujung daun meruncing
c. Mudah berbunga
d. Bunga berbentuk seperti bendera

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 35


Gambar 3.7 Rumput BD
Rumput ini merupakan bahan yang baik untuk membuat hay, karena
rumput ini mempunyai batang yang kecil, sehingga saat di jadikan hay
rumput ini mudah menjadi kering. Rumput ini juga termasuk rumput yang
berumur panjang , karena dapat tumbuh dengan membentuk hamparan lebat
dan penyebarannya sangat cepat melalui stolon.

Klasifikasi Rumput BD (Brachiaria decumbens)

Divisi : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Graninales
Family : Graminaea
Genus : Brachiaria
Species : Braciaria decumbens

Rumput BD mempunyai keistimewaan, yaitu rumput ini dapat tahan


hidup di musim kemarau(tahan kering) selain itu, rumput ini juga
mempunyai perakaran yang sangat kuat dan cepat menutup tanah, sehingga
dapat mengurangi erosi (Siregar, 1987). Pemotongan atau penggembalaan
pertama, dapat dilakukan setelah tanaman rumput BD berumur 2 bulan. Bila
keadaan memungkinkan (cukup hujan) dengan tujuan untuk meratakan dan
merangsang pertumbuhan akar tanaman. Pemotongan atau penggembalaan
berikutnya dilakukan setiap 5±6 minggu (40 hari) pada musim hujan. Jika
musim kemarau, diperpanjang sampai 8 minggu (60 hari). Pada saat musim
hujan, tinggi potong rumput BD biasanya 5±15 cm dari permukaan tanah.
Sedangkan jika musim kemarau, potong rumput BD biasanya lebih dari 15
cm dari permukaan tanah.

c. Gamal (Gliricidia sepium)


Gamal (Gliricidia sepium) adalah nama sejenis perdu dari kerabat
polong±polongan (leguminosa). Sering digunakan sebagai pagar hidup atau
peneduh, perdu atau pohon kecil ini merupakan salah satu jenis leguminosa
multi guna yang terpenting setelah lamtoro (Leucaena leucecophala).

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 36


Gamal merupakan tanaman perdu atau pohon kecil, biasanya bercabang
banyak, tinggi 2±15 cm dan gemang (berbatang besar) bisa mencapai 15±30
cm.

Klasifikasi Gamal
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Faboideae
Genus : Gliricidia
Species : G. Sepium

Gamal mempunyai bunga, sehingga sebagian orang menanamnya


sebagai tumbuhan yang eksotik. Bunga gamal sering nampak di seluruh
pohon, meskipun dalam kondisi daun yang sangat sedikit. Pada umumnya,
bunga gamal mucul di musim kemarau, pohon tak berdaun. Buah polong
berbiji 3±8 butir, pipih memanjang, berwarna hijau agak kekuningan dan
pada akhirnya berwarna coklat kehitaman, sehingga memecah ketika masak
dan kering, gamal akan melontarkan biji±bijinya hingga cukup jauh dari
pohon induknya.

d. Tarum (Indigofera)
Indigofera merupakan hijauan pakan jenis leguminosa yang
memiliki kualitas nutrisi yang tinggi. tanaman ini memiliki kandungan
protein yang tinggi setara dengan alfalfa, dengan kandungan protein yang
tinggi (21±24%) disertai kandungan serat yang relatif rendah dan tanaman
ini sangat baik sebagai sumber pakan dasar maupun sebagai pakan suplemen
sumber protein dan energi.

Gambar 3.8 Tarum

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 37


Klasifikasi Indigofera
Kingdom : Plantae
Divisi : Eudicots
Kelas : Rosids
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Faboideae
Genus : Indigofera L.
Species : Indigofera tinctoria

Proses pasca panen indigofera :


1. Pengambilan biji dari pohon (panen) biju ysng berwarna kuning
kecoklatan dan berisi.
2. Biji dikeringkan, proses pengeringan ± 6 hari. Kemudian, dilakukan
pemecahan kulit biji.
3. Kemudian pengayakan sampai mengeluarkan biji. Pengayakan
dilakukan untuk menghilangkan debu-debu dan kotoran.
4. Lalu dilakukan penimbanga dan pengemasan.

Proses persemaian indigofera :


1. Penyediaan media penyemaian, berupa pupuk kandang, sekam, dan
tanah. Dengan perbandingan 1 : 1.
2. Benih yang akan disemai direndam dalam air hangat (40º C) 4 jam.
3. Masukkan ke dalam box yang berlubang pada bawahnya, taburkan
benih.
4. Benih yang tealah berkecambah dan berdaun minimal 4 (1,5 bulan
setelah tebar benih) Siap dipindah ke polybag.
5. Masukkan kedalam polybag ukuran minimal 9x12.
6. Perawatan bibit (penyiraman, penyiangan, penyulaman).
7. Setelah tinggi bibit mencapai 25cm siap dipindah ke lahan.

e. Kaliandra (Calliandra calothyrsus)


Kaliandra merupakan tanaman tumbuh liar atau semak yang biasa kita
temui didaerah sekitar kehutanan maupun lereng-lereng bukit. Tanaman
berkayu yang banyak hidup di hutan-hutan sebagai tanaman serapan air.
Dapat dikembangkan dengan biji. Tanaman ini memiliki daun majemuk
dengan warna batang merah. Jenis legum ini memiliki bunga dengan warna
merah menyala. Daunnya sangat disukai oleh kambing dan domba.

Klasifikasi Kaliandra
Kingdom : Plantae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 38


Subfamili : Mimosoideae
Genus : Calliandra benth
Species : Calliandra calothyrsus

Tanaman ini memiliki tinggi hingga 8 meter. Kaliandra dapat tumbuh


dengan baik di dataran rendah sampai mencapai ketinggian 1.500 meter dari
bawah permukaan laut. Selain dapat tumbuh dengan cepat, tanaman
kaliandra berbintil akar jadi dapat menahan air air dengan tanah. Kaliandra
dapat tumbuh dengan baik pada kawasan dengan intensitas curah hujan rata-
rata 700-4000 mm/tahun, namun dihindari tergenang air, tumbuh dengan
baik pada ketinggian 400-1800 meter diatas permukaan air laut. Kaliandra
dapat tumbuh pada bermacam-macam tipe tanah, pada tipe tanah asam,dan
tanah yang tidak subur.

f. Jagung (Zea mays L)


Jagung adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan yang
mempunyai batang tunggal. Pertumbuhan jagung di bagi menjadi 3 tahap,
yaitu : 1.) fase berkecambah, pada saat proses imbibisi air yang ditandai
dengan pembengkakanbii jagung sampai dengan sebelum munculnya daun
pertama. 2.) fase pertumbuhan vegetatif, fase mulai munculnya daun
pertama yang terbuka sempurna. 3.) fase produktif, yaitu fase pertumbuhan
setelah silking sampai masak fisiologis (subekti et. al.,)

Klasifikasi Jagung
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminae
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.

Bagian-bagian Jagung yang digunakan oleh peternak untuk pakan,


yaitu :
1. Tebon jagung sendiri adalah seluruh tanaman jagung termasuk batangnya,
daun, dan buah jagung muda yang umumnya dipanen pada umur 45-65 hari
(Soeharsono dan Sodaryanto, 2006).
2. Tebon jagung ini dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak ruminansia.
3. Biji jagung dapat digunakan untuk pakan ternak unggas, khususnya untuk
pembuatan ransum.

2. KEGIATAN HPT
1. Pengolahan Tanah
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 39
1.1 Land Clearing
Land clearing adalah memebersihkan tanah dari tanaman yang tumbuh
liar yang ada di area lahan tersebut, seperti : pepohonan, semak-semak,
alang-alang atau tanaman lainnya yangbersifat merugikan.

1.2 Pembajakan
Pembajakan merupakan proses pemecahan lapisan tanah menjadi
bongkahan-bongkahan. Hal ini dilakukan agar proses mineralisasi bahan
organik berlangsung dengan cepat.

1.3 Penggaruan
Penggaruan adalah proses penghancuran bongkahan-bongkahan padat
melalui tekstur yang remah dan juga sekaligus membersihkan sisa-sisa
perakaran dari tanaman liar. Sebelumnya diberikan pemupukan awal dengan
pupuk organik atau anorganik ( P dan K) sehingga penggaruan dapat
tercampur secara merata pada tanah.

2. Penanaman
Ada dua cara penanaman, yaitu penanaman langsung dan tidak
langsung. Berikut ini adalah penjelasannya :

2.1 Penanaman Langsung


Penanaman langsung yaitu penanaman yang dilakukan secara langsung
di lahan. Contohnya penanaman dapat berupa biji, stek maupun pols.

2.2 Penanaman Tidak Langsung


Penanaman ini dapat dilakukan dengan proses persemaian. Persemaian
adalah suatu areal pemeliharaan bibit yang lokasinya tetap dan dibangun
dengan peralatan yang rapi dan teratur yang berkaitan dengan penghutanan
kembali areal tanah kosong yang rusak maupun peruntukan lainnya.
Tanaman yang disemai di BBIB singosari yaitu : alfalfa, stilo, sentro,
klitoria, turi, rinsoni, dan lain-lain.

Berikut ini adalah cara penyemaian Indigofera :


Proses :
a. Pengambilan biji dari pohon (panen) biji yang dipanen berwarna kuning
kecoklatan dan berisi
b. Kemuadian biji dikeringkan, proses pengeringan ± 6 hari.
c. Dilakukan pemechan kulit biji
d. Pengayakan sampai mengeluarkan biji
e. Dihilangkan dari debu dan kotoran (seleksi biji)
f. Penimbangan dan pengemasan

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 40


g. Pohon dapat mencapai ± 1kg

Media pengemasan :
a. Tanah feses kambing,
b. sekam,
c. dedak
Sekam dan dedak dapat mempertahankan air dengan perbandingan 1:1
Proses penyemaian :
1. Penyediaan media penyemaian ditempatkan pada media persemaian

Gambar 3.9 media persemaian

2. Penyediaan benih yang akan di semai


a. Penimbangan benih indigofera
b. Direndam dengan air hangat ± 1-2 jam
c. Ditaruh diatas media penyemaian
d. Diratakan sampai rata kemudian ditutup dengan tanah
e. Setiap pagi disiram untuk menjaga kelembaban

Proses pertumbuhan:
a. Indigofera berkecambah setelah 8 hari
b. Umur 16 hari tumbuh daun
c. Umur 21 hari tingginya 1-2 cm
d. Pindah tanam 21-24 hari

Gambar 4.0 Indigofera umur ±21 hari


SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 41
Per poliback berisi 1 bibit

Gambar 4.1 Poliback yang berisi tanaman indigofera

 Umur 2-3 bulan dipindah ke lahan. Pemindahan harus dilakukan ketika


musim hujan.
 Umur 8 bulan sudah bisa di panen ( 2 bulan 1x daun bisa dipanen ).
3. Perawatan
3.1 Pemupukan
Pemupukan menurut pengertian khusus adalah pemberian bahan
yang dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Pada umumnya,
pupuk diberikan dalam bentuk padat atau cair melaui tanah dan diserap oleh
akar tanaman. Namun, pupuk juga dapat diberikan lewat permukaan tanah
tanaman, terutama daun. Pupuk yang digunak di BBIB Singosari yaitu
pupuk organik dan anorganik.
3.2 Penyiraman/ irigasi
Penyiraman atau irigasi merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengairi lahan pertanian. Irigasi berfungsi yaitu memasok kebutuhana air,
menjamin ketersediaan air apabila terjadi kekeringan, menurunkan suhu
tanah, dan mengurangi kerusakan pada tanaman.
3.3 Penyiangan
Penyiangan merupakan salah satu kegiatan mencabut gulma yang
berada di antara sela-sela tanaman dan sekaligus menggemburkan tanah.
Sedangkan gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak di inginkan
pada lahan pertanian karena menurunkan produktivitasnya.
3.4 Pendangiran
Pendangiran yaitu usaha menggemburkan tanah disekitar tanaman
dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi
pertumbuhan tanaman.
3.5 Penyulaman

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 42


Penyulaman yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan
tanaman yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu
setelah tanam, penyulaman ke dua dilakukan pada waktu pemeliharaan
tahun pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar bibit sulaman
tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai
pemeliharaan yang intensif.
3.6 Peremajaan
Jika tanaman sudah semakin tua, maka respon tanaman terhadap
pengelolahan seperti pemupukan akan berkurang, sehingga produksinya
juga akan menurun. Oleh karena itu, tanaman tersebut harus dibongkar,
kemudian dilakukan pengelolahan tanah kembali dari awal. Kemudian
dilakukan penanaman kembali dengan bibit tanaman yang baru.
4. Pemberian Pakan
Pakan diberikan pada pejantan di BBIB Singosari pada pagi hari
dan sore hari. Pada pagi hari pakan diberikan pada pukul 07.00 sebelum
penampungan semen, dan sore hari di berikan pada jam 14.00
4.1. Pemberian pakan pada sapi
Pemberian pakan pada sapi rumputnya 2.800 kg, silase 1.200 kg,
konsentrat 900 kg, mineral 10 kg, hay 520 kg per hari.

4.2. Pemberian pakan pada kambing


Pemberian pakan hijauan pada kambing 8 kg, sedangkan untuk
konsentrat 0,5. Pemberian pakannya pada pagi hari 4kg dan sore hari 4kg.
Pemberian konsentrat 0,25 kg pagi hari dan sore hari 0,25 kg

5. TMR (Complete Feed)


Secara umum complete feed adalah suatu teknologi pemberian pakan
yang mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan dan
konsentrat yang dicampur menjadi satu.
Tabel pemberian pakan pada ternak
No. Bangsa Pagi Sore
1. Bali 12 kg 12 kg
2. Ongole 12 kg 12 kg
3. FH 16 kg 16 kg
4. Brahman 12 kg 12 kg
5. Simmental 16 kg 16 kg
6. Limousin 16 kg 16 kg
7. Madura 12 kg 12 kg
8. Angus 16 kg 16 kg
9. Galekan 12 kg 12 kg

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 43


10. Calon 12 kg 12 kg
Pejantan

3. PAKAN AWETAN
Pada musim hujan persediaan hijauan melimpah, baik itu rumput
ataupun hijauan yang lainnya. Akan tetapi, jika musim kemarau persediaan
hijauan terbatas. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan cara
pengawetan hijauan. Pengawetan hijauan dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu pembuatan silase dan hay.
1. Hay
Hay adala hijauan pakan ternal yang sengaja dipotong dan
dikeringkan. Di BBIB Singosari memakai rumput yang berbatang kecil.

Gambar 4.2 Hay


a.) Bahan dan peralatan
1. Rumput berbatang kecil, sehingga mudah untuk di keringkan.
2. Alat pemotong rumput (manual ataupun mesin)
3. Garpu atau garuk, untuk proses pembalikan
4. Mesin pengering (hay dryer energy) ataupun dengan sinar matahari
5. Alat pengepak atau mesin pengepak (hay baller machine)
6. Tempat penyimapanan hay

b.) Cara pembuatan


1. Rumput dipanen menggunakan disk mower (pemotong rumput) atau sabit.
2. Rumput di jemur ditempat penjemuran atau di tempat dimana rumput itu di
potong dan di bolak balik satu hari 2x menggunakan mesin pembalik hay.
3. Pada sore hari atau menjelang turun hujan, rumput di tumpuk seperti bukit
kemudian di tutup dengan terpal atau plastik supaya terlindung dari embun
dan hujan.
4. Pada hari berikutnya di lakukan kembali penjemuran dan pembalikan
rumput.
5. Penjemuran di lakukan selama ±3-5 hari.Tergantung cuacanya hingga kadar
air mencapai 10-15%.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 44


c.) Ciri-ciri hay yang bagus
1. Berwarna kehijauan
2. Kering, tetapi tidak mudah patah
3. Berbau harum agak manis, sertaa baunya masih khas rumput.
4. Tidak berjamur dan kadar air 10-15%.

d.) Cara pemberian pakan Hay


Pemeberian hay dapat dilakukan secara langsung tanpa perlakuan
khusus. Pada umumnya palabilitas ternak terhadap hay cukup tingikarena
baunya yang manis dan harum khas rumput.
2. Silase

a. Pengawetan silase
Silase adalah pakan ternak yang masih memiliki kadar air yang
tinggi sebagai hasil pengawetan pengawetan HMT melalui proses
fermentasi yang dibantu oleh mikroba dalam kondisi anaerob (tanpa
oksigen) baik dengan penambahan atau tanpa penambahan bahan pengawet.

Gambar 4.3 Pembuatan Silase


Bahan dan peralatan;
1. Hijauan berbatang besar, seperti rumput gajah dan jagung.
2. Bahan starter berfungsi sebagai sumber makanan bakteri yang ada sehingga
bakteri tersebut tidak merusak hijauan yang akan diawetkan (molases/ tetes
tebu).
3. Silo, yaitu tempat pembuatan silase.
4. Chopper, yaitu untuk mencacah hijauan.
5. Plastik atau bahan lain yang kedap udara dan tahan terhadap rembasan air.
6. Terpal, sebagai pelindung plastik.
7. Bahan bekas atau karung yang berisi pasir, sebagai pemberat atau beban di
atasnya.

Cara pembuatan;
1. Pemanenan hijauan, tanaman jagung berumur 70-80 hari atau rumput
berumur 40-60 hari (sebelum berbunga).
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 45
2. Hijauan yang sudah panen dilayukan hingga kadar air menjadi 60-70% .
3. Pemotongan hijauan menggunakan chopper dengan ukuran 3-5 cm.
4. Penambahan bahan pengawet atau starter sebanyak 3% dari hijauan dengan
cara menaburkan kesesluruh permukaan pada setiap penebalan 20 cm. Di
BBIB Singosari pembuatan silase menggunakan seluruh bagian tanaman
jagung termasuk buahnya (kecuali akar). Buah jagung digunakan sebagai
starter, sedangkan penambahan starter digunakan pada proses pembuatan
silase dari rumpaut gajah.
5. Pemadatan rumput didalam Silo dengan cara di injak-injak.
6. Pengisian Silo sampai penuh.
7. Penutupan Silo dengan plastik atau bahan lain yang kedap udara kemudian
ditutup kembali dengan terpal untuk melindungi plastik supaya tidak sobek.
8. Beri beban (bahan bekas atau karung berisi pasir) di atasnya.
9. Pengisian Silo dengan bahan silase harus selesai dalam waktu 10-12 hari.
10. Setelah 40 hari silase siap dibuka dan dapat diberikan kepada ternak.

b. Ciri-ciri silase yang baik.


1. Berbau harum agak kemanis manisan (keasaman).
2. Tidak berjamur dan tidak menggumpal.
3. Berwarna kehijau hijauan.
4. PH antara 4-4,5.

c. Cara pemeberian silase


Silase yang baru diambil tidak langsung diberikan kepada ternak,
silase harus diangin-anginkan terlebih dahulu. Sebelum memberikan silase
kepada ternak, sebaiknya ternak diberikan pakan hijauan terlebih dahulu,
guna untuk menghindari terjadinya mencret atau kembung.

4. PAKAN NON HIJAUAN


a. Konsentrat
Konsentrat adalah pakan yang disediakan untuk ternak ruminansia
selain pakan hijauan, bahan yang terkandung dalam konsentrat yaitu dedak,
jangung, bungkil kelapa, molasses, pecahan gandum, vitamin, antioksida,
fosfor, calsium, dan trace mineral.

Ciri-ciri konsentrat yang baik :


Jika dilihat secara mikroskopis, konsentrat yang baik terbebas dari
unsur-unsur berbahaya, sedangkan jika dilihat secara makroskopis,
konsentrat yang baik mempunyai ciri-ciri antara lain :
1. Baunya segar tidak apek
2. Warnanya yang bagus yaitu coklat tua, tetapi warna juga tergantung spesifik
bahan dasar.
3. Konsentrat yang sudah tercemar jamur warnanya akan menjadi kusam.
4. Tidak menggumpal dan tidak berserbuk.
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 46
b. Mineral
Mineral adalah pakan tambahan yang diberikan kepada ternak yang
bertujuan untuk mengantisipasi ternak yang kekurangan mineral. Mineral
ada 2 macam yaitu :
1. Mineral Blok
Mineral blok adalah pakan tambahan yang mengandung mineral dan
berbentuk blok atau bongkahan keras. Ternak akan menjilat-jilat mineral
blok tersebut jika tubuhnya kekurangan mineral.

2. Mineral bubuk
Mineral bubuk adalah pakan tambahan yang mengandung mineral
dan berbentuk serbuk putih. Mineral bubuk biasanya langsung ditaburkan
diatas pakan.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 47


C. Kesehatan Hewan

Program ini dilakukan untuk mencegah dan mengobati ternak yang


terkena penyakit menular maupun tidak menular. Pada prinsipnya kegiatan
kesehatan hewan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu :

1. Penyusunan program kesehatan hewan

Penyusunan program kesehatan hewan meliputi program penanganan


kesehatan hewan baik kegiatan per bulan maupun per tahun. Pada program
kesehatan hewan secara holistik meliputi kegiatan mulai dari pengumpulan
data bobot pejantan (untuk penetapan volume obat yang diberikan), data
kebutuhan obat dan bahan untuk penanganan kesehatan hewan,program :
observasi pejantan (pagi,sore), desinfeksi,biosecurity, pengobatan
(pemberian obat cacing, pemberian vitamin, perawatan kuku, pengobatan
ternak sakit, penyemprotan ektoparasit), surveilen, tindak karantina,isolasi
ternak sakit terduga penyakit hewan menular,pembuatan memo istirahat.

2. Pencegahan Penyakit Hewan

Kegiatan pencegahan penyakit hewan meliputi :

2.1 Tindakan Karantina

Indakan karantina adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk


mencegah masuknya/menularnya penyakit hewan menular yang
kemungkinan dibawa oleh ternak yang baru masuk. Tindakan karantina
dilakukan di kandang karantina dengan masa karantina 14-21 hari. Tujuan
dari tindakan karantina adalah untuk mencegah peluang masuknya
(menularnya) penyakit hewan menular yang dibawa oleh ternak yang baru
masuk ke BBIB Singosari. Setiap pejantan yang masuk ke BBIB Singosari
harus dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan dan Surat Pembebasan
Karantina. Rangkaian kegiatan tindak karantina meliputi: pemeriksaan
kesehatan, observasi, pemberian vitamin, pengobatan (pada hewan yang
sakit), vaksinasi, skrining test,pembebasan dari status penyakit (decalartion
of free deseases).
Bagi ternak yang lulus dari masa tindak karantina selanjutnya ternak
tersebut diizinkan dipelihara di kandang pemeliharaan.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 48


2.2 Biosecurity

Menurut bahasa biosekurity dari kata bio dan security, bio artinya hidup dan
security artinya perlindungan atau pengamanan. Biosecurity adalah tindakan
untuk melindungi atau mengamankan suatu kehidupan (ternak) dari segala
ancaman dari luar area peternakan. Biosecurity merupakan suatu kegiatan
yang bertujuan untuk melindungi ternak dari segala bahaya termasuk
ancaman serangan penyakit atau semua tindakan yang merupakan
pertahanan pertama untuk pengendalian wabah dan dilakukan untuk
mencegah semua kemungkinan kontak/penularan dengan peternakan
tertular, dan mencegah penyebaran penyakit. .
Tindakan Biosekurity di BBIB Singosari:
a. Perlindungan area peternakan dengan cara pemagaran.
b. Penyemprotan desinfektan pada kendaraan yang memasuki areal BBIB
Singosari
c. Penggunaan kerta biosekurity pagi para pengunjung yang akan meninjau
lokasi ternak.
d. Penggunaan jas dan sepatu boot bagi pengunjung yang memasuki areal
peternakan
e. Pembatasan akses lokasi peternakan dengan memasang tanda areal
biosekurity.
f. Penyediaan desinfektan pada tiap pintu kandang
g. Sanitasi kandang dan ternak
h. penguburan dan penyemprotan desinfektan pada bangkai ternak yang mati
dan pasca dinekropsi dan pada areal kandang ternak yang ditempati.

2.3 Desinfeksi

Gambar 4.4 Bestades


Desinfeksi adalah tindakan untuk membunuh organisme patogen
menggunakan bahan kimia yang disebut desinfektan antara lain BKC(benzal
konium clorid) dosis 5 ml/ liter air dan disemprotkan keseluruh
lantai,dinding,dan halaman kandang. Desinfeksi dilakukan stiap 1minggu 1
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 49
kali . Penyemprotan dilakukan ketika kandang sudah bersih dari kotoran dan
feses.

Gambar 4.5 Desinfeksi


2.4 Vaksinasi

Vaksinasi adalah tindakan perlindungan hewan dari tertularnya penyakit


menular, dilakukan dengan cara memasukkan anti gen (bakteri, virus) yang
dilemahkan atau dimatikan. Sejauh ini, vaksinasi yang dilakukan pada
pejantan di BBIB Singosari adalah vaksin SE (Septicaemia Epizootica) atau
ngorok, yang dilaksanakan pada masa karantina (dilakukan oleh Balai
Karantina hewan) sebagaimana dilakukan pada sapi yang didatangkan dari
Australia.
2.5 Screning test
Screning test adalah kegiatan pengujian tentang adanya penyakit menular.
Screning test secara prinsip dilakukan pada 3 fase yaitu :
Pada seleksi awal, pada masa karantina, dan pada masa survelen. Prinsip
pada screning test adalah terbebas dari 13 penyakit, yaitu :
2.5.1 Bovin viral diarhe (BVD)
Penyakit ini di sebabkan oleh virus Bovine Viral Diarreha (BVD) yang
termasuk dalam genus pestivirus.Penularan penyakit dapat terjadi dengan
cara kontak langsung atau tidak langsung, melalui pakan yang
terkontaminasi tinja atau urine ternak yang sakit.
Gejala :
1. Demam tinggi, mencapai 42ºC.
2. Tampak lesu dan hilang nafsu makan.
3. Penderita mengalami diare yang sangat cair bercampur lendir dan titik-titik
darah.
4. Bisa terjadi batuk yang berlangsung sekitar 10 hari.Dapat terjadi kematian
pada waktu 1 sampai 2 minggu

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 50


2.5.2 Infectius bovine rhinotacheitis (IBR)

Penyakit ini di sebabkan oleh virus herpes, yang termasuk dalam keluarga
Herpetoviridae. Gejala yang timbul tergantung pada organ yang paling berat
menderita oleh karena itu di kenal beberapa bentuk penyakit, diantaranya
bentuk respiratorik(organ yang menderita adalah saluran pernafasan bagian
atas seperti hidung, sinus dan tenggorokan).
Gejala :
1. Nafsu makan menurun.
2. Gangguan alat pencernaan .
3. Penurunan berat badan secara derastis.
4. Tumbuhnya tumor pada permukaan kulit.

2.5.3 Enzontic bovine leucocis (EBL)

Penyakit ini di sebabkan oleh retrovirus family retroviridae. Penularan


penyakit ini di sebabkan oleh vektor seperti lalat.Selain itu dapat pula terjadi
melalui kontak dengan darah yang telah terinfeksi.

Gejala penyakit:
1. Nafsu makan menurun.
2. Gangguan alat pencernaan .
3. Penurunan berat badan secara derastis.
4. Tumbuhnya tumor pada permukaan kulit.
5.
2.5.4 Brucellocis

Penyakit ini di kenal sebagai penyakit kluron, penyebabnya adalah brucella


abortus. Gejala sakit : ternak yang menderita brucelocis pada umunya akan
menunjukkan gejala keguguran pada masa bunting umur 5-8 bulan. Sapi
yang terinfeksi akan sukar untuk bunting kembali. Pada sapi jantan yang
terserang penyakit ini, gejala yang terlihat adalah terjadi peradangan di
dalam epidermis, testis, dan saluran kelamin jantan lainnya.

2.5.5 Leptospirosis

Penyebab penyakit leptospirosis adalah sejenis kuman yang di sebut


leptospira interogans.
Gejala :
1. Demam.
2. Terlihat menggigil.
3. Terlihat lesu.
4. Sering muntah.
5. Warna urin kadang berwarna merah dan kuning.
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 51
6. Penurunan produksi.
7. Kematian terhadap pedet.
2.5.6 Paratuberollosis
Penyakit ini di sebabkan oleh kuman Mycobacterium
paratuberculosis.
Gejala :
1. Penurunan kondisi tubuh yang terjadi sedikit demi sedikit.
2. Diare terus menerus sehingga penderita menjadi lemas dan kurus.
3. Rambut dan kulit berwarna pucar dan kasar.

2.5.7 Bovine Genital Camphylobacterosis (BGC)

Penyakit ini di sebabkan oleh bakteri Campylobacter Feotus. Penyakit inidi


tularkan melalui perkawinan alami antara hewan yang telah terinfeksi
dengan hewan yang sehat.
Gejala :
1. Siklus estrus tidak teratur
2. Tingkat kehamilan rendah.
3. Aborsi. Biasanya terjadi di usia kebuntingan muda

2.5.8 Trichomoniasis
Penyakit ini disebabkan oleh jenis protozoa yaitu tritrichomonas foetus.
Penularan penyakit melalui penggunaan semen atau peralatan yang
terkontaminasi pada inseminasi buatan. Gejala penyakit : semen yang
dihasilkan akan terkontaminasi oleh tritrichomonaz foetus sehingga dapat
menular pada betina.

2.5.9 Theileriasis

Penyakit ini disebabkan oleh protozoa theileria sp. Penularan penyakit :


hanya dapat ditularkan oleh caplak.
Gejala penyakit :
1. Berat badan menurun.
2. Suhu tubuh tinggi.
3. Anemia dan batuk .
4. Dehidrasi.
5. Adakalanya darah ditemukan di feses.

2.5.10 Anaplasmosis
Penyakit ini disebabkan oleh protozoa yaitu anaplasma marginale dan
anaplasma centrale. Penularan penyakit melalui parasit berpindah dari
ternak satu ke ternak yang lain melalui gigitan serangga penghisap serangga,
yaitu lalat kuda, lalat kandang dan nyamuk.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 52


Gejala penyakit :
1. Selaput lendir dan mata terlihat pucat.
2. Terlihat demam.
3. Pada sapi laktasi produksi susu menurun.
4. Selaput lendir mata dan mulut berwarna kuning.
5. Penderita mengalami dehidrasi dan rambut kelihatan kering.
6. Penderita mengalami konstipasi.
7. Dapat terjadi kematian dalam waktu 2-3 hari.

2.5.11 Babesiosis
Penyakit ini disebabkan oleh babesia bigemin, babesia argentia, babesia
divergent. Penularannya melalui caplak atau lalat penghisap darah lainnya.

Gejala penyakit :
1. Demam tinggi.
2. Nafsu makan berkurang.
3. Pernafan dan denyut nadi cepat.
4. Selaput lendir mulut dan mata brwarna pucat kekuningan.
5. Air kencing berwarna merah.

2.5.12 Jembrana (khusus sapi bali)

Penyakit ini disebabkan oleh virus jembrana yaitu jembrana disease


virus.
Gejala penyakit :
1. Suhu badan tinggi (antara 40-42ºC)
2. Lesu, hilang nafsu makan.
3. Pengeluaran ingus yang berlebihan.
4. Hipersalifasi.
5. Berkeringat darah

2.6 Observasi
Observasi atau pengamatan adalah aktivitas untuk mendapatkan informasi-
informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
3. Pengendalian penyakit
Pengendalian penyakit adalah upaya mengurangi hubungan antara penyebab
penyakit. Kegiatan pengendalian penyakit meliputi :
3.1 Isolasi
Isolasi merupakan kegiatan memisahkan individu yang teridentifikasi
penyakit menular. Isolasi bertujuan untuk mecegah menularnya penyakit
dan memberi kesempatan kepada hewan yang teridentifikasi penyakit untuk
istirahat dan membantu mempercepat kesembuhan.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 53


3.2 Surveilen

Surveilen adalah kegiatan pemantauan dan monitoring status ada tidaknya


penyakit hewan menular yang dilaksanakan secara reguler (di BBIB
Singosari dilaksanakan tiap 6 bulan sekali) dan terencana. Pada prinsipnya
rangkaian kegiatan survelen meliputi :
3.2.1 Pengambilan sampel uji :
3.2.1.1 Feses
Feses di ambil secara langsung dan steril di dalam rectum, di masukkan ke
dalam kantong plastik dan di beri nama sesuai nama pejantan yang di ambil
fesesnya. Tujuan pengambilan sampel feses adalah untuk mengetahui ada
atau tidaknya telur/larva cacing. Pengambilan sampel feses di lakukan 2 kali
dalam setahun.
3.2.1.2 Darah
Sampel darah dapat berupa serum dan whole blood.Pengambilan sampel
darah di lakukan setiap 2 tahun sekali.untuk mengetahui ada tidaknya
penyakit yang di timbulkan oleh parasit darah.
a. Serum
Diambil dari vena jugularis dengan menggunakan vacuum venoject tidak
berheparin sebanyak 10 ml kemudian diberi dan dibiarkan selama 2 jam,
setelah itu dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm selama 5 mnt.
Serum kemudian dipindahkan ke dalam tabung koleksi dan diberi nama
sesuai pejantan. Sampel berupa serum digunakan untuk diaknosa awal yaitu
ada tidaknya 13 penyakit, baik bakteri maupun virus.
b. Whole blood

Gambar 4.6 Pengambilan sample darah

Diambil dari vena jugularis dengan menggunakan vacuum venoject


sebanyak 1 ml dan diberi nama pejantan. Sampel berupa darah segar
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya parasit darah. Sampel-

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 54


sampel tersebut kemudian dikirim ke Balai Veteriner Wates, Balai Besar
Veteriner Denpasar, dan Penelitian Veteriner Bogor untuk diperiksa secara
laboratoris. Apabila dari hasil penelitian tersebut ternak diketahui positif
terhadap penyakit tertentu dilakukan pengusulan untuk di afkir atau di
isolasi dan diberikan kartu istirahat ternak atau bisa juga ternak tetap di
tampung semennya, kemudian semen beku tetap di distribusikan dan di
amati gejala klinisnya dan dilaporkan kondisinya setiap bulan.

3.2.1.3 Preputium washing


Cara pengambilannya yaitu dengan membilas preputium dengan
menggunakan larutan NaCl fisiologis, kemudian air bekas bilasan tersebut
di masukkan ke dalam botol dan di beri nama sesuai nama pejantan yang
telah di bilas preputiumnya tersebut.Tujuan pengambilan sampel preputium
wash ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri atau protozoa
pada organ reproduksi.Pengambilan sampel preputium wash di lakukan
setiap(1 tahun 2 kali).

3.2.2 Pengepakan Sampel uji


Sampel uji di tempatkan di tempat yang telah disiapkan.

3.2.3 Pengkodean Sampel


Setelah pengepakan, sampel diberi kode bull dan nama bull.
3.3 Pembuatan memo istirahat
Pembuatan memo istirahat bertujuan untuk memberi kesempatan kepada
hewan yang teridentifikasi penyakit untuk istirahat. Memo istirahat berisi
tentang hewan tidak di tampung terlebih dahulu dikarenakan sakit. Ada juga
memo SAP, memo tersebut berisi tentang larangan untuk tidak
menegdarkan atau menunda pendistribusian semen beku terkait adanya
indikasi penyakit menular.

4. Pengobatan Penyakit hewan

Pengoabatan dilakukan pada ternak yang terkena penyakit menular maupun


tidak menular. Berikut ini adalah kegiatan pengobatan yaitu :

4.1 Pemeriksaan kesehatan

Pemerikasaan kesehatan dapat dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi,


perkusi, dan auskultasi. Ternak yang akan masuk ke BBIB Singosari harus
terbebas dari penyakit yang menular maupun tidak menular.Ternak harus
terbebas dari 13 macam penyakit.
4.2 Pengobatan hewan sakit

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 55


Pengobatan diberikan setelah dilakukannya pemeriksaan, saat pemberian
obat harus di sesuaikan dengan dosis. Biasanya, pemberian obat di
sesuaikan dengan bobot badan. Saat pemberian obat tidak boleh berlebihan,
hal itu dapat membuat hewan ternak overdosis.
4.3 Pemberian Vitamin

Kegiatan pemberian vitamin di BBIB Singosari dilakukan secara rutin yaitu


satu bulan sekali dengan cara injeksi atau intramuscular. Pemberian vitamin
pada sapi pejantan 1 bulan sekali sedangkan untuk kambing 1 bulan 2 kali.
Vitamin yang diberikan secara rutin adalah vitamin A,D,E .
4.4 Pemberian obat cacing
Kegiatan deworming di BBIB Singosari yang dilakukan 6 bulan
sekali.tujuannya untuk membrantas parasit cacing.Obat cacing yang di pakai
yaitu Albendazole ,penentuan dosis berdasarkan bobot badan .Aplikasi
dengan menggunakan drencing gun atau per oral melalui mulut ternak.
4.5 Penyemprotan ektoparasit
Ektoparasit adalah parasit yang hidup pada bagian luar inangnya
(permukaan kulit sapi) seperti pada berbagai jenis serangga
(lalat,nyamuk,caplak,pinjal,kutu dan tungau). Keberadaannya mengganggu
kenyamanan ternak,sehingga nafsu makan menurun dan akan berdampak
pada kualitas produk ternak disamping itu ektoparasit berperang sebagai
vektor (menularkan penyakit). Kontrol ektoparasit di lakukan 1 bulan 2 kali
menggunakan insektisida antara lain cyper killer yang mengandung bahan
aktif cyper maxtrin.

Gambar 4.7 Penyemprotan Ektoparasit


4.6 Perawatan kuku

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 56


Kuku berfungsi sebagai alat penopang tubuh, sehingga apabila kuku
bermasalah maka akan sangat menggangu aktivitas ternak. Tujuan
dilakukan pemotongan kuku yaitu, agar tidak mengganggu saat
pengambilan semen, menjadikan rasa nyaman pada waktu berjalan maupun
berdiri dan menjaga keseimbangan tubuh ternak,deteksi dini kemungkinan
terjadinya infeksi pada kuku.

Di BBIB Singosari pemotongan kuku dilakukan selama 3 bulan sekali.


Alat-alat yang digunakan ialah bull crush hidrolyc, kama gata teito, kikir,
mistar ukur, rennet, gerinda,gunting, pinset, dan solder, tali herauchi.

Gambar 4.8 Alat pemotongan kuku

 Langkah-langkah dalam pemotongan kuku yaitu sebagai berikut :


 Siapkan peralatan untuk pemotongan kuku kemudian atur tali penopang
tubuh pada mesin pemotong kuku.
 Keluarkan ternak dari kandang, pastikan ternak sudah dimandikan dan
diberi pakan.
 Ternak dimasukkan kedalam mesin pemotong kuku(mesin semi hidrolid)
yang bentuknya seperti kandang jepit kemudian ternak di restrain dengan
tali penopang tubuh sapi dibagian tengah, depan dan belakang tubuh sapi
yang sudah dikaitkan pada mesin potong kuku dengan cara melingkarkan
tali pada bagian perut dan dada kemudian dikencangkan.
 Kemudian tekan tombol hidrolik untuk mengangkat sapi keatas meja dan
dibaringkan terlebih dahulu. Proses pengangkatan tubuh sapi menggunakan
system hidrolik dengan 2 buah silinder sehingga proses pengangkatan lebih
halus dan lebih bertenaga. Kecepatan mengangkat bisa diatur tergantung
kebutuhan dan kekuatan dengan mengatur tombol pada mesin disesuaikan
dengan object kerja.
 Setelah itu ikat kaki ternak dengan tali pada tiang mesin potong kuku yang
terangkat tadi. Perlu diperhatikan bahwa pada saat pemotongan kuku
sebaiknya ternak ditali dengan model halter (tali kepala) yang ditambah

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 57


kuat, sedangkan tali nose ring ditambat sedikit longgar. Tujuannya supaya
apabila ternak berontak maka hidungnya tidak terluka atau bahkan terputus.
 Ukur panjang kuku ternak dengan mistar kuku, setelah dicatat kemudian
bersihkan kotoran-kotoran atau batu pada kuku. Setelah itu kuku diberi
desinfektan atau dibersihkan lagi menggunakan sikat.
 Selanjutnya buatlah pola dengan gerinda.
 Gerakan tangan memotong kuku ternak adalah mengiris, yaitu kama ditarik
vertikal dari atas ke bawah, bukan mencabik. Lakukan pemotongan menurut
garis pola yang sudah dibuat secara rata sampai kedua belah kuku betul-
betul simetris dan rata.

Gambar 4.9 Pemotongan kuku


 Apabila ada cekungan pada kuku, bersihkan menggunakan rennet.
 Bila dinding kuku masih terlihlat tebal, gunakan gerinda atau alat kikir
hingga 0,5 cm dari batas garis putih.
 Setelah selesai. Panjang kuku diukur dengan mistar dan dicatat kembali
kemudian kaki ternak dan tali dilepas dan ternak dibawa kembali ke
kandang.

Bull crush hidrolyc setelah di pakai dan ditempat sekitarnya kemudian


disanitasi agar mesin tetap terawat dan terjaga.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 58


BAB IV
PRODUKSI SEMEN

A. Penampungan Semen
1. Metode Penampungan Semen
Penampungan semen merupakan salah satu cara yang dapat di
pergunakan untukmemaksimalkandaya guna semen pejantan, semen harus
di proses kemudian di inseminasikan ke beberapa ternakbetina (sapi dan
kambing). Tahap awal proses pengolahan semen ialah proses penampungan
semen di BBIB singosari di kenal beberapa metode penampungan semen
yaitu:
1. Menggunakan AV (Artificial Vagina)

Gambar 5.0 Artificial Vagina


2. Elektroejakulator

Gambar 5.1 Elektroejakulator


3. Pengurutan (massage)
Penampungan semen di BBIB Singosari biasanya menggunakan
metode AV (Artificial Vagina).Penampungan semen di BBIB singosari di
lakukan 5 kali dalam1 minggu, di mulai pada hari Senin sampai dengan hari
Jumat, jika pada kambing penampungan semen di lakukan pada hari Selasa
dan Jumat, dan penampungansemen harus di laksanakan sesuai dengan
jadwal penampungan.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 59


 Tahapan Penampungan Semen
1. Persiapan penampungan
Berdasarkan hasil pengamatan di BBIB Singosari ada beberapa hal
yang perlu dilaksanakansebelum proses penampungan semen pejantan yaitu:
1.1 Pengambilan pejantan dari kandang
a. Hal –hal yang harus di perhatikan sebelum mengeluarkan pejantan dari
kandang ialah : nama sapi,bangsa sapi, label pada sapi (ear tag).
b. Pastikan bahwa pejantan sudah dalam keadaan bersih terutama pada bagian
bawah perutdanpantat (sudah di mandikan) dan sudah di beri pakan
hijauan, hal ini bertujuan agar pejantan mempunyai tenaga ataupun energi
pada saat melakukan proses ejakulasi.
c. Keluarkan pejantan dari kandang menuju ke tempat penampungan.
d. Perhatikan keamanan petugas handling pejantan saat membawa bull.
1.2 Pencucian Preputium
a. Potong rambut preputium menggunakan gunting secara manual /elektrik
b. Cucilah preputium dengan menggunakan larutan NaCl fisiologis 0,85-0,9
%atau larutan desinfektan ringan 1:4000, dengan alat Preputium
WashingMachine.

Gambar 5.2 alat pencuci preputium


c. Tiap ekor pejantan menggunakan satu alat pencuci (nipple dan plastic cup).
d. Setelah pencucian , preputium di keringkan dengan menggunakan handuk.
1.3 Persiapan Tempat Penampungan
a. Bersihkan sampah dan kotoran yang ada di tempat penampungan.
b. Pasang dan atur matras/karpet

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 60


Gambar 5.3 Tempat penampungan
c. Siram lantai area penampungan dengan air untuk menghilangkan debu.
1.4 Persiapan pembuatan larutan pencuci dan larutan desinfektan
a. Buat larutan air desinfektan ringan dengan perbandingan 1:4000.
b. Siapkan handuk atau kain Siapkan air bersih di dalam ember
c. untuk mengeringkan bagian tubuh pejantan.
1.5 Persiapan teaser (pemancing)
Tujuan penggunaan bull teaser ialah untuk mempermudah sapi untuk
meningkatkan libido. Ukuran bull teaser harus lebih kecil, dan mudah di
handle, bull teaser kemudian di masukkan ke dalam kandang jepit, lalu di
ikat. Cara mengikat bull teaser yaitu : bagian ekor sapi di ikat engan
menggunakan tali, lalu di lewatkan pada perut bagian bawah , kemudian di
ikat pada leher bull teaser. Hal-hal yamg harus di perhatikan untuk
persiapan bull teaser ialah:
a. Bersihkan badan teaser, terutama pada bagian belakang /pantat dengan
menggunakan handuk .
b. Bersihkan bagian pantat teaser setiap kali selesai penampungan dan setiap
kali selesai membuang kotoran
1.6 Persiapan artificial vagina (AV)
a. Menyiapakan AV
Sebelum AV di gunakan, AV sudah dalam kondisi steril, kemudian AV diisi
air panas dengan suhu berkisar antara 550C-600C dan diisi air sebanyak 550-
650 ml pada AV sapi, 80-110 ml pada AV kambing, dengan tujuan
mendapatkan kondisi suhu yang sama seperti suhu vagina betina sapi 400C.
b. karet corong , tabung penampung, karet , air hangat,serta alat pengisi angin.
c. AV di rangkai dengan cone pada salah satu ujung.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 61


d. Kemudian AV di pompa sesuai dengan ukuran besar kecilnya AV
e. Saat akan di gunakan AV di olesi dengan Lubricating jelly dengan
menggunakan glass stick di mulai dari bagian terluar AV ke bagian dalam
AV sampai 1/3 bagian atas.

Gambar 5.4 Pengolesan Lubricating jelly

f. Tabung dengan penutup hitam di rangkai dengan come dan di ikat kuat.

Gambar 5.5 AV
g. Memasukkan air hangat pada AV, dan mengisi angin pada AV.

Gambar 5.6 Perlakuan terhadap AV yang akan digunakan


2. Pelaksanaan Penampungan .
Penampungan semen di awali dengan menempatkan bull teaser di
dalam kandang jepit, sebelumnya pejantan yang akan di tampung semennya
di bersihkan pada bagian perut yang dekat preputium , kemudian pejantan di

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 62


dekatkan dengan bull teaser , dan di lakukan handle sebanyak 2-3 kali
supaya penis menjadi keras dan merah. Proses naik nya pejantan ke bull
teaser ini disebut dengan istilah mounting. Saat proses mounting, kondisi
preputium harus dalam keadaan bersih, untuk membersihkan preputium
kolektor menggunakan larutan desinfektan ringan dengan cara
menyiramkannya langsung dengan menggunakan gayung. Setelah sapi siap
di tampung ,kolektor akan mengambil AV lalu melumasi AV dengan
lubricating jelly sampai sepertiga bagian AV. Hal ini bertujuan agar tidak
terjadi luka pada penis pejantan saat masuk ke bagian dalam AV, kemudian
di lakukan kerja sama antara petugas handle dan kolektor untuk mengambil
semen sapi.
3. Kegiatan setelah penampungan
Semen yang telah di tampung akan di lakukan pendataan oleh
petugas meliputi : nama dan kode pejantan , nama pemancing, volume
semen, waktu ejakulasi, jumlah handle, daya jepit,daya dorong, nama
kolektor, dan nama petugas handle. Setelah semen didata kemudian semen
segar tersebut di bungkus menggunakan kain hitam untuk menghindari
sinar matahari secara langsung. Semen harus langsung di antar ke
laboratorium agar suhu semen tetap stabil. Suhu yang dilarang untuk semen
atau titik kritis nya adala -60º sampai 0ºC.
B. Pemeriksaan Semen Segar
Semen segar yang telah sampai di laboratorium akan segera di lakukan
pemeriksaan, pemeriksaan tersebut meliputi:
1. Pemeriksaan Makroskopis
Pemeriksaan makroskopis meliputi pemeriksaan volume, warna, dan
pH (keasaman) warna semen normal biasanya putih susu sampai putih
kekuningan . Dalam melihat warna juga perlu di perhatikan adanya
abnormalitas pada semen seperti darah,bulu preputium,ataupun kotoran pH
semen normal berkisar antara 6,2 – 6,8 untuk sapi dan kambing dandapat di
ukur menggunakan kertas lakmus BTB.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 63


Gambar 5.7 Kertas lakmus dan spektofotometer

2. Pemeriksaan Mikroskopis
Periksaan mikroskopis meliputi pemeriksaan pergerakan massa dan
pergerakan individu, pergerakan massa dapat di ukur menggunakan
mikroskop dengan pembesaran 100X. Semen di ambil menggunakan pipet
volumetric dan di permukaan object glass tanpa menggunakan cover glass,
dalam pergerakan massa akan terlihat adanya pusaran- pusaran gelombang
yang terbentuk oleh sperma, pergerakan massa (2+ sampai 3+). +).
Pergerakan individu dapat di ukur menggunakan mikroskop dengan
pembesaran 200 X dan semen pada object glass di tutup dengan cover glass,
pergerakan individu yang progresif akan di nilai. Jika pergerakan individu
sperma di bawah 60% maka semen di nyatakan afkir,semen yang
pergerakannya individunya 60% maka dapat di lakukan proses berikutnya.
3. Pemeriksaan konsentrasi dan konsistensi semen segar
Caranya dengan menyiapkan NaCl 0,9% sebanyak 3,5 ml ke dalam
tabung reaksi, kemudian ambil semen menggunakan pipet volumetrik
sebanyak 35 ml selanjutnya masukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah
berisi larutan NaCl 0,9%, lalu kemudian di homogenkan menggunakan
thermo mixer selama 10 detik, dan kemudian semen yang telah tercampur
kedalam cuvet, masukkan cuvet ke dalam alat bersama alat
spectrophotometer, kemudian angka jumlah sperma akan muncul dalam
juta/ml.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 64


Gambar 5.9 Spektofotometer
Penilaian konsentrasi berkaitan dengan konsistensi seperti berikut:
-Jika konsentrasi semen < 1000 juta/ml maka konsistensinya adalah encer
-Jika konsentrasi semen antara 1000- 1.500 juta/ml maka konsistensinya
adalah sedang
-Jika konsentrasi semen >1.500 juta/ml maka konsistensinya adalah pekat.
C. Pengenceran Semen
Pengenceran semen di BBIB Singosari di lakukan dalam tiga tahap yaitu
pengenceran A1,A2dan B, sedangkan pada pengenceran B menggunakan
tris yolk dan di tambahkan gliserol 13%. Berikut merupakan bahan
pembuatan tris yolk.

Nama bahan Komposisi


Tris amino 1,6 % (g/g)
methane
Citric Acid 0,9 % (g/g)
Lactose 1,4 % (g/g)
Raffinose 2,5 % (g/g)
Distilled 80 % (g/g)
Water
Egg yolk 20 % (g/g)
Penisiln 100.000/100 ml
Streptomycin 0,1 g/100 ml

Bahan pengencer di BBIB Singosari yaitu tris yolk karena bahan


tersebut mempunyai beberapa kelebihan , selain pemenuhan kebutuhan

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 65


nutrisi terhadap sperma, dan jika di periksa dengan menggunakan
mikroskop pergerakan sel sperma akan terlahat lebih jelas.
Fungsi dari macam –macam bahan pengencer di atas ialah :
a. Tris Amino Methane
 Sebagai buffer yaitu upaya untuk mencegah perubahan tingkat keasaman
akibat dari hasil Metabolisme sperma.
 Mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elektrolit yang sesuai.
b. Citrid Acid
 Sebagai buffer
 Mengikat butir-butir lemak yang ada di dalam kuning telur
 Mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elekrolit yang sesuai
 Mengikat zat besi
c. Lactosa
 Fungsinya yaitu pada waktu freezing sebagai sumber energi bagi
spermatozoa.
d. Raffinosa
 Berfungsi melindungi membran sperma.
e. Egg yolk
 Berfungsi melindungi membran sperma dari cold shock sebagai sumber
energi.
f. Antibiotic
 Mencegah pertumbuhan mikroorganisme
g. Gliserol
 Melindungi sperma terhadap efek lethal pembekuan.

Fungsi pengencer yaitu menambah volume, sebagai super energi, anti cold
shock, untuk mencegah penyakit masuk kedalam semen yang akan di IB
kan.

Syarat pengencer :

1. Pengandung sumber energi

2. Mengandung zat anti cold shock

3. Mengandung antibiotik

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 66


4. Sebagai buffer

1. Pengenceran A1
Proses pengenceran A1 di lakukan pada suhu water bath sekitar
37⁰C yaitu suhu yangmendekati suhu semen. Sebelumnya bahan pengencer
A1 di hangatkan terlebih dahulu kedalam water bath bersuhu 37⁰C. Pada
proses pengenceran A1 perbandingan antara bahan pengencer dengan semen
adalah 1:1, semen yang telah lolos dari pemeriksaan mikroskopis dan
makrosopis akan segera di lakukan pengenceran A1. Tahapannya ialah :
a. Lihat volume semen dari collection tube
b. Ambil pengencer A1 sejumlah volume semen menggunakan spuite
c. Tuangkan pengencer A1 ke dalam collection tube yang lebih besar melalui
dinding tabungsecara perlahan.
d. Sebelumnya collection tube dengan volume 50 ml di hangatkan terlebih
dahulu dalam water bath yang suhunya mencapai 37⁰C
e. Semen di campur dengan pengencer A1
f. Tuangkan semen dari collection tube 15 ml ke collection tube 50 ml (di
bolak-balik 2-3 kali)
g. Collection tube di tutup menggunakan aluminium foil, pesan nama bull
h. Masukkan ke dalam jacket glass yang sudah berisi air bersuhu 37⁰C
i. Pidahkan lagi ke dalam cooling unit cabinet sampai suhu turun menjadi 4-
7⁰C
Saat suhu semen sudah turun hingga mencapai 4-7⁰C ,semen siap untuk di
lakukanproses pengenceran A2. Penurunan suhu semen di lakukan secara
bertahap, dan hal inibertujuan untuk menghindari terjadinya temperatur
shock yang akan merusak kualitas semen.
2. Pengenceran A2
Proses pengenceran A2 dilakukan dalam cooling unit cabinet
bersuhu 4-70C. sebelumnya siapkan terlebih dahulu bahan pengencer A2,
labu Erlenmeyer dan gelas ukur dalam cooling unit cabinet agar suhunya
sama dengan suhu semen, agar tidak menimbulkan temperatur shock pada
semen. Setelah semua siap maka proses pengenceran A2 dapat
dilaksanakan, yang pertama yaitu tuang pengencer A2 kedalam gelas ukur

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 67


sesuai dengan rumus yang telah dihitung, kemudian tuangkan semen ke
dalam labu Erlenmeyer, tuang pengencer A2 ke dalam collection tubetanpa
menyentuh ujung dari collection tube dan tuang lagi ke dalam labu
Erlenmeyer dan di tutup menggunakan aluminium foil dan pindahkan kode
bull yang terpasang. setelah proses pengenceran A2 selesai labu Erlenmeyer
dipindahkan ke dalam sterofoam dan disimpan ke dalam freezer dengan
suhu 3-5oC selama 18-24 jam sebelum dilaksanakan pengenceran B.

Volume total = Volume sperma x konsentrasi x 0,25


25 x 106

Volume B = ½ x volume total


Volume pengencer A2 = V total - (∑ vol.semen +Vol.A1)
2

3. Pengenceran B
Pada proses pengenceran B di lakukan dalam colling unit cabinet
bersuhu 3-5⁰C . Bahanpengencer B yaitu tris yolk yang sudah di tambah
gliserol 13%. Tujuan penambahan gliserol 13% agar kadar gliserol dalam
semen bisa mencapai standart 6-7%. Gliserol yang di tambahkan13%
alasannya yaitu karena sebelumnya sudah di tambah pengencer A1 yang
merupakan setengah dari volume total, dari hal tersebut bisa di simpulkan
bahwa jika pengencer B sudah tambahkan, maka kadar gliserol dalam labu
erlenmeyer menjadi 6,5%. Setelah proses pegenceranB selesai maka proses
selanjutnya ialah before freezing.

D. Pemeriksaan Before freezing

Pemeriksaan Before frezzing adalah tahap evaluasi kedua yang di


lakukan dengan menggunakan mikroskop yang di hubungkan dengan layar
televisi .Di dalam pemeriksaan ini,semen akan di amati lagi motilitasnya
setelah di lakukan pengenceran. Tahapannya sebagai berikut :
 Siapkan alat-alat pemeriksaan BF seperti Ose, Object Glass, Cover Glass
dan mikroskopyang telah di setting.
 Ambil sampel semen cair menggunakan Ose lalu teteskan pada object glass.
 Tutup menggunakan cover glass.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 68


 Kemudian amatilah pergerakan sel sperma pada layar televisi dan tentukan
motilitas semen.
Standart motilitas semen cair setelah proses pengencer adalah ≥55 %
(di peroleh dari gerakan sperma antara +++ dan ++, dan jika presentase
motilitas semen ≤55 % maka semen di nyatakan afkir. Semen yang telah
lolos dari pemeriksaan BF akan memasuki proses selanjutnya yaitu
pengisian ke dalam straw / istilah yang di sebut filling and sealling.
E. Printing Straw

Identifikasi straw di lakukan menggunakan mesin printing straw.


Identifikasi dilakukan dengan menyamakan warna straw dan bangsa ternak.

Kode Bangsa Warna


pejantan SNI straw
SNI
1 Bali Merah
2 Ongole Biru
mudah
3 FH Abu-abu
4 Brahaman Biru tua
6 Simental Putih
transparan
8 Limousin Merah
Muda
14 Brangus Hijau Tua
16 Madura Hijau
Muda
17 Aberdeen Salmon
Angus
Kambing Kuning

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 69


Gambar 6.0 Printing straw
Contoh: BBIB SGS SNI BALI BEDUGUL 11293 PP 1002
Keterangan:
 BBIB SGS menunjukkan bahwa semen tersebut di produksi dari Balai Besar
Insemnasi Buatan Singosari
 SNI menunjukkan bahwa semen beku yang di produksi sesuai Standart
Nasional Indonesia
 Bali merupakan bangsa pejantan bali yang ada di BBIB singosari.
 BEDUGUL merupakan nama pejantan
 1 adalah kode bull
 12 adalah tahun lahir pejantan yaitu 2012
 93 yaitu nomor urut pejantan masuk ke Balai Besar Inseminasi
BuatanSingosari
 PP 1002 merupakan kode batch/kode produksi
Setelah format benar maka proses printing straw dapat dilakukan sesuai
dengan dosis yang telah terhitung. Selanjutnya di sterilisasi dengan sinar
UV menggunakan UV STERILIZER selama 15 menit, kemudian straw
dapat digunakan untuk prises filling and sealling.
F. FILLING AND SEALLING

Proses ini dilakukan dalam colling unit cabinet dengan suhu 4-5⁰C
menggunakan Automatic Fillingand Sealling Mechine. Sebelumnya siapkan
terlebih dahulu straw di dalam Colling Unit Cabinet, setelah itu siapkan
Fleksible Rubber Section yaitu unit yang memiliki empat jarum yang
terpasang karet fleksibel pada bagian pangkalnya. Ada dua tipe Fleksible
Rubber Section yaitu Long Needle and Short Needle. Kemudian siapkan
Tiper Disc yaitu wadah yang berbentuk kerucut yang nantinya akan di buat
tempat untuk semen pada saat proses Filling and Sealling.
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 70
 Pasang Tiper disc pada Filling and Sealling Mechine.
 Pasang Fleksible Rubber Section dengan tipe Long Needle dan letakkan
karet fleksibel padaTiper Disc dengan posisi lurus ke atas.
 Pasang Fleksible Rubber Section dengan tipe Short Needle secara sejajar
dengan Long Needle.
 Tuangkan semen cair ke dalam Tiper Disc, kemudian petugas akan menekan
tombol start untuk memulai proses Filling and Sealling.
 Straw akan secara otomatis keluar empat-empat dengan posisi Factory Plug
yaitu sumbat pabrik akan menghadap ke Short Needle yang nantinya akan
menghisap semen dalam tiper disc, meuju ke long needle dan akan
memasukkan semen cair ke dalam straw, kemudian mesin akan secara
otomatis member segel. Segel tersebut disebut Laboratoryum Plug atau
sumbat laboratorium.
 Straw yang terisi sempurna kemudian akan di pindahkan dalam colling unit
cabinet satunya, di mana straw nantinya akan di hitung dan di lakukan
proses prefreezing dan freezing.

Gambar 6.1 Proses Filling and sealing


G.PREFREEZING DAN FREEZING
Straw yang kualitasnya baik akan segera di hitung sebelum
prosesprefreezing. Perhitungan straw juga di lakukan di dalam Cooling Unit
Cabinet.Alat untuk menghitung straw tersebut adalah Strawplate,strawplate
yang di gunakan mempunyai kapasitas 175 dosis . Di atas strawplate
nantinya akan di pasang rak straw yang berfungsi sebagai tempat untuk
melakukan proses prefreezing. Straw yang telah di hitung akan di tata di
atas rak straw kemudian rak tersebut di susun di dalam Cooling Unit

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 71


Cabinet sebelum di masukkan ke dalam digit cool untuk prefreezing. Proses
prefreezing di lakukan di dalam digit cool dengan cara sebagai berikut:
siapkan digit cool sehingga mencapai suhu 4ºC, kemudian semen cair yang
sudah di susun di atas rak straw di masukkan ke dalam digit cool dan
stabilkan suhunya selama 5 menit sehingga mencapai suhu 4ºC, tekan
tombol start dan otomatis semen cair ersebut akan menjadi beku melalui uap
N2 cair, suhu digit cool akan mencapai -140ºC dalam waktu sekitar 7 menit,
kemudian tekan tombol fan dan N2 di matikan. Semen beku siap untuk di
ambil dan di masukkan kedalam goblet, untuk proses prefreezing yang
selanjutnya, digit cool harus d tutup, kemudian tekan tombol heat lalu tekan
tombol start. Apabila suhu dalam digit cool sudah mencapai 4ºC, maka
proses prefreezing selanjutnya dilakukan sama dengan cara yang di jelaskan
di atas. Setelah digit cool selesai digunakan, digit cool di keringkan ke suhu
45ºC kemudian di turunkan lagi suhunya mencapai suhu 20ºC, kemudian
digit cool di bersihkan dan komputer di matikan. Proses freezing di mulai
dari mengambil straw di dalam digit cool dan di pindahkan ke dalam
gobletakan di celupkan lagi ke dalam N2 cair. Proses pencelupan straw ke
dalam N2 cair inilah yang di sebut proses pembekuan/freezing. Jika ada
straw yang meletup atau mengapung, berarti straw tersebut kosong dan di
anggap afkir, kemudian straw akan di ambil sampel untuk pemeriksaan
PTM (Post Thawing Motility) sebanyak 2 sampel/dosis, sedangkan straw
yang lainnya akan di masukkan ke dalam canester dan di masukkan lagi ke
dalam Container yang telah berisi nitrogen cair (N2 cair).

Gambar 6.2 Proses Prefreezing dan freezing


H.Pemeriksaan Post Thawing Motility (PTM)

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 72


Untuk bisa mengetahui kualitas semen setelah dibekukan maka semen
akan di lakukan proses pemeriksaan Post Thawing Motility (PTM).Sebelum
melakukan pemeriksaan siapkan terlebih dahulu air hangat yang bersuhu
37±38ºC. Pemeriksaan PTM di lakukan 1 x 24 jam setelah semen
dibekukan. Pemeriksaan PTM cara kerjanya hampir sama dengan
pemeriksaan sebelumnya, tetapi pada pemeriksaan PTM semen yang di
periksa dalam keadaan beku. Oleh karenaa itu semen dalam straw perlu di
lakukan proses thawing/pencairan. Proses thawing itu sendiri dilakukan
selama 15±30 detik, setelah semen di thawing maka semen tersebut akan di
keluarkan dari straw dengan cara : potong segel laboratorium, kemudian
potong bagian tengah straw, tetapi jangan sampai straw tersebut putus, lalu
teteskan semen pada object glass, setelah itu tutup dengan cover glass,
kemudian periksa semen menggunakan mikroskop yang sudah terhubung
dengan layar monitor setting focus pada mikroskop sampai pergerakan
individu sel terlihat dengan jelas dan amati pergerakannya, lalu amati
pergerakan sel pada lima lapang pandang kemudian hitung motilitasnya,
motilitas untuk pergerakan sel sperma setelah dilakukan thawing antara (++
+) dan (++) menurut SNI adalah < 40%, jika kurang dari itu maka semen
tidak dapat di pasarkan atau afkir.

Gambar 6.3 Proses PTM


I.PENYIMPANAN SEMEN BEKU
Pemeriksaan pada container akan di lakukan terlebih dahulu, apabila
container dinyatakan tidak normal maka tidak dapat digunakan untuk

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 73


menyimpan semen beku, apabila container dinyatakan normal maka semen
beku akan disimpan dalam coutainer tersebut yang sebelumnya telah di isi
nitrogen cair. Penyimpanan semen beku dalam countener di usahakan
terendam nitrogen cair.

Gambar 6.4 Countainer


J.STERILISASI PERALATAN LABORATORIUM
Untuk menjaga kualitas semen beku alat yang digunakan dalam
processing harus dalam keadaan bersih dan steril. Di BBIB Singosari proses
sterilisasi peralatan dilakukan dengan dua cara yaitu sterilisasi basah dan
sterilisasi kering.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 74


Gambar 6.5 Sterilisasi Peralatan penampungan
Sterilisasi suhu rendah atau sterilisasi UV yaitu sterilisasi yang
dikhususkan pada peralatan yang tidak tahan panas seperti peralatan yang
terbuat dari karet dan plastik, seperti AV, Cone, yellow tip, cuvet, spuit dan
needle. Pertama-tama peralatan tersebut dicuci menggunakan deterjen tipol
2 %, kemudian di bilas minimal 7 x dengan air yang mengalir, selanjutnya
peralatan di rebus pada suhu 100ºC selama 5 menit, setelah itu di tiriskan
dan di masukkan ke dalam UV Sterilisator dengan suhu 40ºC sampai
peralatan kering, ketika peralatan sudah kering nyalakan lampu UV selama
15 menit untuk mensterilkan peralatan tersebut. Untuk jacket glass di cuci
dengan deterjen biasa lalu di tiriskan.
Sterilasasi kering yaitu sterilisasi yang di lakukan pada alat yang tahan
panas seperti peralatan yang terbuat dari logam, seperti tabung reaksi,
collection tube,Erlenmeyer,tabung semen,gelas ukur,object glass,pengaduk
kaca sertaneedle yang pangkalnya terbuat dari logam. Pertama-tama cuci

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 75


peralatan menggunakan detergen Tipol 2 % bilas dengan menggunakan air
mengalir minimal 7 kali. Setelah alat-alat tersebut diangkat kemudian
diletakkan sesuai dengan jenis nya , diamkan sampai mengembun. jika
langsung ditiriskan maka akan terjadi plak pada peralatan tersebut. setelah
peralatan kering masukkan peralatan tersebut kedalam oven atau sterilisator
dan dipanaskan hingga mencapai suhu 180oC selanjutnya untuk labu
Erlenmeyer dan tabung reaksi jika sudah kering maka alat-alat tersebut
ditutup dengan aluminium foil dan disimpan kedalam lemari kaca steril

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 76


BAB V
PEMASARAN DAN INFORMASI
A. Pemasaran dan Kerjasama
1. Pemasaran dan kerjasama
Tugas Pokok Pemasaran
a. Melaksanakan pendapatan terhadap semua data tentang konsumen semen
beku di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari.
b. Membuat target dan realisasi pemasaran semen.
c. Melakukan kegiatan administrasi tentang distribusi.
d. Menyimpan dan merawat semen beku yang telah di produksi semennya.
e. Mendistribusikan dan memasarkan produk.
Tugas Utama Pemasaran
a) Penyiapan kerjasama dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya.
b) Pelaksanaan, penyimpanan, dan pendistribusian hasil produksi.
c) Pelaksanaan pencatatan dokumentasi hasil produksi.
d) Pemberian purna jual.
e) Pelayanan pemberian pemantauan semen ternak unggul.

1.1 Perawatan Semen Beku di Dalam Kontainer


Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena dapat mengurangi kualitas
semen beku yang akan di distribusikan. Seksi pemasaran bertugas merawat
semen beku yang telah di simpan di dalam container. Semen beku
membutuhkan membutuhkan perawatan secara rutin untuk menjaga kualitas
semen beku.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus di perhatikan dalam perawatan
semen beku, yaitu :
a. Komunitas Nitrogen cair
b. Nitrogen cair di dalam Container minimal 15 cm untuk canister satu dingat
dan minimal 30 cm untuk canister dua tingkat.
c. Straw tidak boleh di angkat melebihi batas minimal atau melebihi leher
Container.
d. Semen beku dapat di tempatkan dalam goblet di dalam Container.
e. Diupayakan terdapat kartu petunjuk isi Container dalam setiap canister yang
berisi : nama pejantan dan bangsa
f. Hindari pemindahan semen beku yang terlalu sering karena akan
menurunkan motilitasnya.
g. Pemindahan straw dari satu Container ke Container lain hendaknya
menghindari sinar matahari langsung.
h. Usahakan Container dalam kondisi stabil, container yang rusak di tandai
dengan adanya pengembunan pada leher container. Pengembunan ini terjadi
karena adanya penguapan yang besar.
i. Straw yang sudah di thawing jangan di kembalikan ke dalam container.
j. Sebaiknya setiap 6 bulan sekali container dibersihkan atau di kuras untuk
menghindari adanya kerak nitrogen.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 77


Saat pengisian Nitrogen cair, hendaknya menyiapkan peralatan sebagai
berikut :
a. Sarung tangan
Sarung tangan digunakan untuk memegang VGL karena apabila tangan
menyentuhnya, maka tangan akan melepuh.

b. Sepatu safety
Sepatu digunakan untuk melindungi kaki agar tidak terlindas oleh
roda VGL.

c. Masker
Masker digunakan untuk untuk melindungi dari gangguan
pernapasan.

d. Kaca mata
Kaca mata digunakan untuk melindungi mata dari percikan nitrogen
cair.
e. Penutup telinga
Penutup telinga digunakan untuk menlindungi telinga pada saat pembukaan
VGL, yang biasanya akan keluar bunyi yang sangat keras.

Resiko kegiatan pengisian nitrogen cair adalah jika tidak menggunakan


standart perlengkapan safety dapat menyebabkan resiko seperti kebutaan,
ganguan kesehatan (seperti gangguan pernapasan) dan cedera pada tubuh.
Pengisian Nitrogen cair dari tabung ke dalam container perlu diperhatikan
beberapa hal berikut :
 Pembukaan tutup container.
 Pemasangan selang pada mulut liquid.
 Pembukaan FB untuk membuat tekanan, pemeriksaan tekanan apabila sudah
sesuai tekanan untuk mengeluarkan nitrogen cair yang bagus diatas 10 PSI.
Namun, apabila kurang dari itu, maka tekanan akan kurang stabil. Apabila
pengisian sudah selesai, maka tekanan akan di keluarkan kembali melalui
Gas Use.
 Pengaliran N2 cair dari tabung dengan putaran liquid, arah pemutaran
berlawanan arah jarum jam dengan perlahan.
 Tunggu hingga uap dari selang keluar bersamaan dengan nitrogen cair,
kemudian barulah dimasukkan ke dalam mulut container secara perlahan-
lahan setiap container di isi dengan nitrogen cair.

Prosedur Pengurasan Nitrogen Cair dari dalam Container


 Memindahkan isi container ke container lain yang sudah di siapkan.
 Nitrogen cair di tuangkan keluar.
 Container di angin-anginkan terlebih dahulu sampai kering dengan
menghindari sinar matahari langsung.
 Simpan dalam ruangan yang tidak lembab dengan posisi yang benar.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 78


 Pengeluaran canister dengan cara mengangkatnya kurang lebih 2 cm dan di
putar 180º Celcius di upayakan agar tidak melebihi conteiner. Cara
memasukkan canister adalah dengan menurunkan secara perlahan sampai
menyentuh dasar, ketepi dan mengunci pada indeks ring.

2. Pola Distribusi Semen Beku di Balai Besar Inseminasi Buatan

Distribusi adalah penyampaian aliran barang dari produsen ke konsumen


atau semua usaha yang menyangkup kegiatan arus barang dan jasa sampai
di tangan konsumen.

Pengertian dari pola distribusi adalah sebagianorang atau lembaga yang


kegiatannya menyalurkan barang dari produsen sampai konsumen dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan.

Pola distribusi semen beku di BBIB Singosari menggunakan dua pola yaitu
APBN dan BLU.

2.1 Pola APBN

Pola distribusi APBN merupakan program yang direncanakan oleh


pemerintah untuk membantu kemajuan peternakan di Indonesia yaitu
dengan memberikan subsidi semen beku. Pola distribusi APBN dilakukan
dengan sistem subsidi dari pemerintah.

Tahapan alur pola distribusi APBN yaitu :

a) Kepada Disnak Provinsi mengajukan surat permohonan rencana alokasi


distribusi semen beku ke Direktur Perbibitan Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan Kementan dengan tembusan ke BBIB Singosari.
b) Kepala BBIB Singosari meminta kepada Kepala Bidang Pemasaran dan
Informasi membuat rencana alokasi sesuai stok, potensi pejantan dan dana
APBN semen beku.
c) Mengirim rencana distribusi ke Direktur Perbibitan Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan kementrian setelah diverifikasi oleh
Kepala BBIB Singosari.
d) Menerima surat persetujuan rencana distribusi dari Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kementan setelah diverifikasi oleh Kepala BBIB
Singosari.
e) Disnak mengirim Conteiner kosong ke BBIB Singosari.
f) Container diuji di BBIB Singosari sekali 24 jam.
g) Membuat surat order sesuai barang yang akan dikirim.

2.2 Pola BLU

Pola distribusi BLU merupakan pola distribusidengan bentuk pembelian


langsung dar satu badan atau instansi tertentu. Pola BLU merupakan

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 79


pemasaran atau pembelian langsung oleh konsumen ke BBIB Singosari.
Tahapan alur pola distribusi BLU yaitu:
a) Pelanggan swasta, koperasi, pemerintah mengajukan permohonan melalui
surat, telepon, faksimile, sms ke BBIB Singosari.
b) Mengecek stok semen beku yang tersedia,
c) Konfirmasi ke pelanggan akan kebutuhan semen beku yang dilayani serta
jumlah dan sarana penunjang yang harus disiapkan.
d) Pelanggan mengirim container kosong dan transfer dana ke BBIB Singosari.
e) Cintainer diuji di BBIB Singosari satu kali dalam 24 jam.
f) Membuat surat order sesuai pesanan yang masuk dalam sistem BLU.

3. Prosedur Distribusi Semen Beku dan Penerimaan Container


Kosong

3.1 Prosedur distribusi semen beku

Pengiriman semen beku di BBIB Singosari dilakukan sesuai prosedur agar


semen beku sampai ke tangan konsumen dalam kondisi baik. Prosedur
pengiriman semen beku didokumentasikan untuk memastikan prosedur
pengiriman tersebut sudah benar atau tidak, sehingga jika ada complain dari
konsumen.

Prosedur pengiriman semen beku di BBIB Singosari sudah baik dan sesuai.
Berikut ini adalah prosedur pengiriman distribusi :

3.1.1 Pengiriman container kosong oleh pelanggan

Pelanggan mengirim conatiner kosong untuk tempat semen beku yang


dibeli, penerimaan container langsung di cek serta diberi kartu identitas.

3.1.2 Pengisian dan pengecekan container pelanggan

Pengisisan Nitrigen cair sangat penting karena apabila nitrogen cair kurang,
hal itu dapat menurunkan kualitas semne beku. Apabila dalam container ada
satu goblet dalam container maka tinggi nitrogen cair minimal 15 cm dan
apabila ada dua goblet maka tinggi nitrogen cair minimal 30 cm, semen
beku harus selalu terendam oleh nitrogen cair.

3.1.3 Penghitungan semen beku

Penghitugan dilakukan untuk memastikan semen beku yang diinginkan oeh


konsumen sesuai. Penghitungan semen beku tersebut menggunakan rak
penghitung semen beku dengan kapasitas 100 dosis.

3.1.4 Pengecekan ketinggian nitrogen cair menggunakan mistar ukur

Pengukuran ketinngian nitrogen cair yang ada didalam container dilakukan


menggunakan mistar khusus berwarna hitam, hal ini untuk memudahkan
pengamatan. Mistar harus tetap berada di tengah mulut container dan mistar

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 80


harus tegak lurus dan tidak miring agar pengukuran tepat. Setelah itu, mistar
diangkat kemudian diamati dan dicatat ketinggiannya. Pengukuran ini
dilakukan dengan tujuan untuk menentukan jumlah kebutuhan.

3.1.5 Packing container pelanggan

Packing container harus dilakukan, karena hal ini dapat menghindari


container dari benturan, tertindih, dan tidak mudah bergoyang karena
pengiriman yang dilakukan di BBIB Singosari menggunakan papan kayu
yang dibuat berbentuk persegi, kemudian di paku rapat dengan ukuran yang
sesuai dengan container.

3.1.6 Penyegelan tutup container

Penyegelan dilakukan untuk memberi segel pada tutup container. Segel


yang diberikan menggunakan kawat segel dan timba segel. Kawat segel
dikunci menggunakan timba segel kemudian di proses menggunakan tang
yang memiliki kode dari BBIB Singosari. Penyegelan ini berfungsi untuk
mengamankan semen beku dalam container agar tidak terjadi kecurangan
selama proses pengiriman hingga sampai ke tangan konsumen.
3.1.7 Penandatanganan oleh pihak ekpedisi sebelum dikirim

Penandatanganan oleh pihak ekpedisi dilakukan untuk bukti serah terima


pada konsumen.

3.1.8 Penimbangan Berat container

Penimbangan ini dilakukan dengan menimbang container menggunakan


timbangan. Penimbangan berfungsi untuk mengetahui kondisi berat awal
container saat di distribusikan dari BBIB Singosari ke tangan konsumen,
karena selama proses pengiriman akan terjadi penguapan.

3.1.9 Pengiriman container via jasa pengiriman

Pengiriman semen beku dilakukan oleh via jasa pengiriman, dan pada saat
memasukkan container kedalam mobil ekspedisi harus dilakukan dengan
hati-hati agar tidak terjadi benturan, sehingga kualitas semen beku tetap
baik.

4. Penerimaan Container Kosong

BBIB Singosari juga dilakukan penerimaan container kosong dari


konsumen. Conatiner kosong yang diterima harus sesuai dengan prosedur.

Prosedur penerimaan container kosong dari konsumen sebagai berikut :


 Container kosong datang ke BBIB Singosari.
 Identifikasi Container mulai dari tipe container, tanggal datang, jumlah,
canister, kalau ada jumlah goblet serta alamat pelanggan yang mengirim
container.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 81


 Pengujian container dilakukan pengisian nitrogen cair dan diamankan
selama sekali 24 jam.
 Dan pencatatan pada papan keluar masuk container.

Ciri-ciri container yang baik :


a) Kering bagian luarnya.
b) Tidak ada kebocoran.
Ciri-ciri container yang terdapat gangguan atau kerusakan :
a) Mengembun
b) Ada kebocoran
c) Terdapat gumpalan kristal pada leher container

Apabila ada kebocoran atau kerusakan container petugas dar BBIB


Singosari akan melaporkan kepada pemilik dari pada container itu sendiri
dan apabila container itu baik maka petugas segera melakukan prosedur
distribusi.
5. Prosedur Pengiriman Semen Beku di BBIB Singosari

Sebelum di distribusikan dilakukan penghitungan ulang semen beku. Hal ini


sebegai kontrol terakhir untuk mengetahui kondisi fisik dari semne beku
yang akan dikirimkan. Penghitungan semen beku didalam container yang
berisi nitrogen cair. Container dilengkapi vacum untuk menghisap uap
nitrogen cair agar tidak mengganggu saat perhitugan berlangsung.
Penghitungan semen beku dilakukan berdasarkan jumlah pesanan dari
konsumen.

Berikut ini adalah prosedur semen beku :


a) Mengambil semen dari container sesuai bangsa yang di pesan.
b) Meletakkan straw pada rak perhitungan berkapasitas 100 straw dan dihitung
dengan bantuan counter setiap 100 straw ditekan satu kali.
c) Straw yang sudah dihitung diletakkan didalam goblet yang berisi nitrogen
cair dengan posisi sumbat pabrik dibawah dan sumbat laboratorium diatas
diatas dan dimasukkan dalam canister, satu canister berisi 2 goblet.
d) Canister dimasukkan kedalam container didistribusikan atau container milik
konsumen.

Saat melakukan perhitungan semen beku dalam ministraw sebaiknya


menggunakan jaket dan sepatu. Hal tersebut dilakukan agar tidak melukai
dan demi keamanan petugas. Ketika penghitungan berlangsung, maka harus
dilakukan recording penghitungan semen beku. Rincian dari semen beku
yang dihitung dimasukkan kedalam kartu isi container yang diberi data
tentang nama badan atau instansi yang memesan,tipe countainer, tanggal,
daerah tujuan dan anggaran.

Kartu Recording Penghitungan Semen Beku di Pemasaran

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 82


N N K K J Ta %
o a o o u ng
. m d d m ga P
a e e la l T
B B h M
u B a
l u t
l l c
l h
1
.
2
.
3
.

Pada saat penghitungan, dilakukan juga pemeriksaan kondisi fisik straw.


Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa straw yang akan
di distribusikan berada dalam keadaan yang bagus yaitu tidak pecah,
meletup, mengapung ataupun kosong. Apabila di temukan straw yang rusak
maka di lakukan pengafkiran terhadap straw tersebut.

Identifikasi straw yang rusak meliputi nama bull,kode bull,nama batch,


jumlah, keterangan (pecah, meletup, mengapung atau kosong). Selanjutnya
semen yang rusak akan di sendirikan.

6. Deskripsi Perlengkapan Pemasaran

6.1 Container

Container merupakan bejana vakum yang terdiri dari bahan baja atau
alumunium berdinding, memiliki isi ruang vacum serta isolasi yang ketat.
Berikut ini merupakan tipe container berdasarkan fungsinya :
a) Container depo, merupakan container yang di gunakan untuk menyimpan
semen beku sebelum di distribusikan. Contoh container depo antara lain :
34XT, 34HC, 35HC, GT40, dan sebagainya.
b) Container transpot, merupakan container yang di gunakan untuk pengiriman
atau pendistribusian semen beku menuju lokasi pemesan.Contoh container
transpot antara lain : GT2, 3XTL,35XT, dan sebagainya.
c) Container produksi atau penghitungan, merupakan container yang di
gunakan untuk produksi serta penghitungan semen beku sebelum semen
beku di distribusikan.

BBIB Singosari memiliki 1 tipe conteiner dengan jumlah canister, jumlah


goblet, kapasitas nitrogen cair, dan kapasitas semen beku yang dapat di lihat
pada tabel berikut ini :

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 83


N Typ Ju Ju Ka Ka
o e ml m pasi pasi
. Con ah la tas tas
tain Ca h N2 Se
er nis G Cai me
ter o r n
(B bl (lite bek
ua et r) u
h) ( (Do
B sis)
u
a
h)
1 DR 1 1 2 200
. 2

2 3 6 6 3 1.2
. XT 00
L
3 LR 6 1 7 2.4
. 7 2 00

4 10 9 9 10 1.8
. HC 00
L
5 10 6 1 10 2.4
. XT 2 00
6 CD 6 1 15 8.4
. B20 2 00
15
7 DR 6 1 17 2.4
. 17 2 00
8 XR 6 1 30 2.4
. 16 2 00
9 DR 6 1 30 8.4
. 30/ 2 00
6
1 DR 10 2 30 14.
0 30/ 0 000
. 10
1 MV 6 1 30 8.4
1 E 2 00
. 30/
6
1 MV 9 1 30 12.
2 E 8 600
. 30/
9
1 SC 6 1 30 2.4
3 33/ 2 00
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 84
. 26
1 DR 6 1 31 2.4
4 31 2 00
.
1 34 6 1 34 2.4
5 XT 2 00
.
1 34 6 1 34 8.4
6 HC 2 00
.
1 35 10 2 35 14.
7 HC 0 000
.

6.2 Canister

Canister yang di guanakan di BBIB Singosari memiliki bagian yang terditi


dari : pegangan canister, gagang canister ( bagian yang menghubungkan
pegangan canister dengan silinder logam), silinder dengan alas tertutup.
Gagang canister di lapisi denganplastik atau viber untuk mencegah
kerusakan container karena leher container juga terbuat dari bahan viber.
Gagang canister berlapis viber ini juga sebagai ciri khusus yang
membedakan dengan canister asli dengan canister palsu.Canister palsu tidak
memiliki gagang canister berlapis viber lebih mudah merusak leher
container. Silinder logam dengan alas tertutup berfungsi sebagai tempat
penyimpanan straw semen beku. Silinder ini mempunyai ukuran 2X panjang
goblet sehingga dalam satu canister dapat di beri 2 goblet,sehingga dalam
satu canister dapat memuat kurang lebih 1000 straw semen beku.

6.3 Goblet

Goblet merupakan suatu silinder plastik dengan dasar yang tidak tembus
cairan, ukuranya setengah dari tinggi canister. Penyimpanan ministraw di
dalam goblet dahulu kemudian di masukkan ke dalam goblet yang lebih
besar atau ministraw langsung di simpan.

7. Perawatan Container

7.1 Container (depo)

Perawatan container depo di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari


dilakukan dengan cara melakukan pengisian nitrogen cair pada seluruh
container. Perawatan container sangat penting di lakukan secara rutin untuk
menjaga terjadinya kebocoran container.Kebocoran container dapat di
kelompokkan menjadi 2 tipe yaitu : kebocoran ringan dan berat. Container
yang mengalami kebocoran atau kerusakan ringan di tandai dengan

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 85


keluarnya embun nitrogen cair pada bagian tutup atau leher container,
sedangkan container yang mengalami kerusakan atau kebocoran berat di
tandai dengan munculnya kristal nitrogen cair pada tutup atau leher
container.

B.SeksiInformasidanPemantauanMutu Semen
Informasi dan pemantauan mutu semen bertugas melakukan pelaksanaan
urusan informasi, dan dokumentasi hasil produksi, pemberian pelayanan
purna jual, serta pelayanan pemantauan mutu semen ternak unggul.
Tugas pokok seksi informasi di BBIB Singosari adalah sebagai
berikut :

1.Memberikan informasi mengenai Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari

Seksi informasi dan pemantauan mutu semen beku mengumpulkan


informasi dengan tujuan masyarakat menggunakan layanan BBIB Singosari,
baik berupa data maupun foto kegiatan yang ada di lingkungan internal
BBIB Singosari untuk dijadikan bahan promosi. Bentuk informasi yang
dipromosikan adalah 9 layanan BBIB Singosari. Ada beberapa tahapan
dalam pembuatan bahan promosi, yaitusebagaiberikut :
a. Pengumpulan bahan informasi. Bahan informasi bisa berupa gambar, video,
data, dan lain-lain.
b. Pengelolahan bahan informasi. Pengelolahan ini bertujuan mengubah bahan
informasi menjadi informasi yang bisaberupa media cetak, media elektronik,
dan media online.
c. Penyebaran informasi dan promosi. Informasi yang sudah di proses
kemudian siap untuk di sebarkan sesuai dengan bentuk media.

1.1 Metode kegiatan promosi yang dilakukan yaitu secara langsung dan
secara tidak langsung.
1.1.1Secara langsung
 Penyampaian ini di lakukan pada saat bertatap muka seperti kegiatan
kunjungan,
 Pihak-pihak terkait maupun tamu ke BBIB Singosari,
 Pelayanan purnajual,
 Padasaat BBIB Singosari melakukan sosialisasi maupun pameran.

1.1.2Secara tidak langsung


 Penyampaian ini dilakukan melalui bahan-bahan promosi seperti media
cetak contohnya brosur, leaflet, katalog, buletin, poster, buku saku, notes,
kalender, media elektronik contohnya tv touchscreen, serta media online
contohnya website, dan media social.

2.Monitoring dan evaluasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi didasarkan dari anggaran Balai Besar


Inseminasi Buatan Singosari dan permintaan dari pelanggan. Dalam

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 86


melakukan monitoring dan evaluasi ada tim tersendiri yang di tugaskan
oleh pihak BBIB Singosari yang akan langsung datang ke lapangan maupun
panggilan dari konsumen. Tujuan dari monitoring dan evaluasi di antaranya
sebagai jaminan pelanggan atas produk yang di gunakan, pembinaan kepada
petugas IB (inseminator) tentang bagaimana cara IB yang benar dan kepada
peternak tentang bagaimana cara beternak yang bagus, mengetahui potensi
pasar, serta mempertahankan relasi dengan pelanggan. Wilayah kegiatan
monitoring dan evaluasi tersendiri berada didaerah pulau Jawa maupun luar
Jawa dan biasanya di lakukan di tingkat Kabupaten, yang di lakukan tim
kegiatan monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut:

 Berdiskusi dengan petugas teknis/petugas dinas terkait dengan evaluasi


produk (semen beku) BBIB Singosari,
 Untuk memandu pembinaan petugas inseminator dan peternak,
 Melakukan evaluasi secara langsung untuk meyakinkan bahwa produk
BBIB Singosari yang di simpan pelanggan masih layak. Sampel yang
digunakan untuk evaluasi berasal dari produk yang di simpan pelanggan,
 Melakukan kunjungan ke peternak dan petugas IB untuk mengetahui
kualitas pedet hasil IB,
 Mengetahui potensi pasar terhadap 9 layanan,
 Mempertahankan pelanggan dalam menggunakan produk.

3. Evaluasi fertilitas semen beku


Evaluasi fertilitas semen beku di dasarkan pada pengolahan data fertilitas
yang di perolehdari data yang di kirimoleh Dinas Peternakan Provinsi.
Fertilitas memiliki dua parameter diantaranya cervice per conception (S/C)
yang artinya kebutuhan semen beku untuk menjadi bunting pada satu ekor
sapi danconception rate (CR %) yang artinya prosentase berapa yang
bunting pada satu kali IB atau IB pertama, dengan data tersebut akan mudah
di ketahui bagaimana keberhasialan semen yang didistribusikan kelapangan
atau peternak.
4. Evaluasi kepuasanmasyarakat
Indeks kepuasan masyarakat terbagi menjadi dua diantaranya yaitu indeks
kepuasan masyarakat layanan nasional, dan indeks kepuasan masyarakat 9
layanan. Indeks kepuasan masyarakat gambaran secara objekif mengenai
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan public yang di berikan pihak
BBIB Singosari kepada masyarakat. Tujuan dari evaluasi kepuasan
masyarakat adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif
tentang suatu produk yang ada di BBIB Singosari, untuk memperoleh
indeks kepuasan masyarakat ini biasanya di peroleh dari kuisioner.

5.Pengelolaan perpustakaan
Tugas utama dari petugas perpustakaan ini adalah pelayanan perpustakaan
BBIB Singosari yang menyediakan buku refresi, kumpulan album,
kumpulan laporan hasil peserta magang atau pkl di BBIB Singosari,dan
berkas-berkas lainnya.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 87


Seksi Informasi dan Pemantauan Mutu Semen memberikan informasi
dan promosi mengenai 9 Layanan, adapun 9 Layanan BLU antara
lain :

1. Penjualan Semen Beku


Semen beku yang di produksi oleh BBIB Singosari berasal dari bangsa
pejantan unggul seperti Sapi Simental, Limousin, Aberdeen Angus, Wagyu,
Banteng Cross, Brahman, Brangus, Ongole, Bali, Madura, Galekan, Friesian
Holstein, kambing Saanen, kambing Boer, kambing Peranakan Etawa, dan
kambing Senduro. Produk semen beku di BBIB Singosari didistribusikan ke
seluruh Indonesia dan di ekspor ke luar negeri.

Pelayanan yang diberikantelahsesuaidengan:


 Jenis bangsa pejantan unggul (SapiSimental, Madura, Limousin, Brahman,
Ongole,Bali, Aberdeen Angus, FH, Galekan, Banteng Cross, Brangus,
kambing Senduro, kambing Peranakan Etawa, kambing Saanen, dan
kambing Boer).
 Semen beku yang di jual di BBIB Singosaritelahmenerapakan SNI 01 -
4869.1:2008.
 Bahan pengencer menggunakan standar internasional yaitu tris kuning telur
untuk sapi dan andromek untuk kambing.
 Telah di uji di laboratoriumujimutu yang menerapakansistemmutusesuai
ISO/IEC.
 Tarif sesuai dengan peraturan menkeu RI No:119/PMK.05/2013 tentang
tarif layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Inseminasi Buatan
Singosari.

Adapun tarif penjualan semen beku sebagai berikut :


Dalam Negeri
Semen beku Unsexing :
 Sapi potong/sapi FH kelas B/ Kambing Rp. 7.000/dosis
 Sapi FH kelas A Rp. 8.000/dosis
 Sapi FH proven sire Rp. 9.000/dosis
 Sapi FH Elite Bull Rp. 12.000/dosis
 Ikan Rp. 15.000/dosis

Semen Beku Sexing


 Sapi potong/sapi FH kelas B/ Kambing Rp. 36.000/dosis
 Sapi FH kelas A Rp. 40.000/dosis
 Sapi FH proven sire Rp. 45.000/dosis
 Sapi FH Elite Bull Rp. 60.000/dosis

Luar Negeri
Semen Beku Unsexing
 Sapi potong/sapi FH kelas B/ Kambing Rp. 30.000/dosis
SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 88
 Sapi FH kelas A Rp. 40.000/dosis
 Sapi FH proven sire Rp. 60.000/dosis
 Sapi FH Elite Bull Rp. 80.000/dosis

Semen Beku Sexing


 Sapi potong/sapi FH kelas B/ Kambing Rp. 115.000/dosis
 Sapi FH kelas A Rp. 150.000/dosis
 Sapi FH proven sire Rp. 155.000/dosis
 Sapi FH Elite Bull Rp. 165.000/dosis

2. Bimbingan Teknis
Peningkatan mutu genetik ternak harus diikuti dengan peningkatan mutu
sumber daya manusia peternakan. Dalam rangka peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) peternakan dan sebagai tindak lanjut keputusan Direktur
Jenderal Peternakan Nomor. 52/OT.210/Kpts/0896 BBIB Singosari
menyelenggarakan Bimbingan Teknis yang bertujuan untuk mencetak
sumber daya manusia peternakan yang handal dan terampil. bimbingan
teknis dan magang terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :
2.1 Jenis Bimbingan Teknis
 Inseminator Sapi/kerbau
 Inseminator kambing/Domba
 Pemeriksaan kebuntingan
 Asisten Teknis Reproduksi

2.2 Jenis Magang


 Recording
 Handling Semen Beku
 Potong Kuku/Hoof trimming
 Bull Master
 Pembuatan hay dan silase
 Bull Salon
 Manajemen Perkantoran

Berikut adalah bentuk pelayanan bimbingan teknis :


1. Besifat kelompok :
 Penyampaian teori
 Praktek RPH
 Praktek laboratorium
 Pengenalan organ reproduksi ternak
 Kunjungan lapang
 Pelaksaan per kelompok
2. Bersifat perseorangan
 Penyampaian teori dan praktek

Tarif Bimbingan Teknis (Bimtek)


SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 89
Tabel. 1.1
No Bersifat Lama Biaya
. Kelompok Bimtek
1. Inseminator 21 hari Rp.
Sapi/Kerbau 7.000.000
2. Inseminator 14 hari Rp.
Kambing/Domba 5.000.000

3. Pemeriksaan 14 hari Rp.


Kebuntingan 7.500.000
(PKB)
4. Asisten Teknik 14 hari Rp.
Reproduksi 7.500.000
(sumber dari website BBIB Singosari)

Tabel 1.2
No Besifat Lama Biaya
. Perorangan Bimtek
1. Penanganan 5 hari Rp. 2.500.000
Semen Beku
2. Potong Kuku 5 hari Rp. 2.500.000
3. Bull Salon 5 hari Rp. 2.500.000
4. Laborant 5 hari Rp. 2.500.000
5. Bull Master 5 hari Rp. 2.500.000
6. Pembuatan 5 hari Rp. 2.500.000
Silase
7. Pembuatan 5 hari Rp. 2.500.000
Hay
8. Manajemen 5 hari Rp. 2.500.000
Peternakan
(sumber dari website BBIB Singosari)

Pesyaratan Peserta Bimtek (Bersifat Kelompok)


 Pendidikan minimal SMA
 Membawa surat rekomendasi/surat penugasan dari Dinas
 Berbadan sehat ditunjukan dengan surat rekomendasi dokter
 Umur maksimal 30 tahun (untuk IB), dan 40 tahun (Untuk PKB dan ATR)
 Membawa foto copy sertifikat IB (untuk PKB)
 Memebawa foto copy sertifikat IB dan PKB (untuk ATR)

3. Layanan Masyarakat
BBIB Singosari menyediakan layanan masyarakat dalam bentuk wisata
peternakan. Layanan ini diciptakan guna meningkatkan gairah dan kecintaan
masyarakat luas terhadap dunia peternakan juga menumbuhkan minat untuk
beriwausaha di bidang peternakan. Dalam wisata peternakan, pengunjung
diajak berkeliling melihat koleksi kebun rumput dan ternak unggul juga

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 90


alam BBIB Singosari yang asri, dipandu oleh petugas yang handal dan
profesional di bidang peternakan.
Biaya/Tarif
Dalam Negeri :
 Paket I (SD, Tk, Play Group) : Rp. 5.000,- /orang
 Paket II : Rp. 10.000,- /orang

Luar Negeri :
 Paket I : Rp. 30.000,- /orang

4. Pengujian Mutu Semen


Bentuk sampel pengujian adalah berupa semen segar, semen cair, dan semen
beku. Jenis pengujian yang dilakukan adalah derajat keasaman (pH),
motilitas semen, konsentrasi semen (jumlah sel sperma), livabilitas sel
sperma (presentasi hidup sel spermatozoa) dan abnormalitas sel sperma.
Waktu pelayanan yang dilakukan yaitu 30-60 menit sejak diterimanya
permohonan waktu pelaksanaan 1-5 hari.
Biaya/Tarif :

Motilitas Semen Segar Rp. 25.000,-


Konsentrasi Semen Segar Rp. 25.000,-
pH Semen Segar Rp. 25.000,-
Motilitas Semen Cair Rp. 25.000,-
Motilitas Semen Beku Rp. 50.000,-
Livabilitas semen segar/cair Rp. 50.000,-
Abnormalitas Semen Rp. 50.000,-
Segar/cair
Livabilitas Semen Beku Rp. 50.000,-
Abnormalitas Semen Beku Rp. 50.000,-

5. Tenaga Instruktur
 BBIB menyediakan pelayanan instruktur bidang manajemen IB dan Juri
Kontes ternak yang meliputi pemberian materi, pemberian praktek lapangan
, dan pemberian penilaian
 Tujuan mengetahui etalase kemajuan ternak dan ajang apresiasi terhadap
peternak
 Tarif jasa tenaga instruktur dan juri kontes ternak di BBIB adalah sebagai
berikut:
 Jawa Timur : Rp. 750.000,-
 Luar Jawa Timur : Rp. 1.000.000,

6. Jasa Konsultasi
Jasa konsultasi memberikan pemahaman dalam usaha peternakan dan
beternak secara terpadu yang terintegrasi dengan sektor lain. Balai Besar
Inseminasi Buatan Singosari menyediakan ruang lingkup / jenis konsultasi,
yaitu :

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 91


 Bidang pemeliharaan ternak
 Pengawetan pakan
 Pemulihan ternak/breeding
 Penanganan reproduksi ternak
 Penanganan semen beku
 Manajemen perkantoran

Jasa konsultasi dengan bentuk : konsultasi teknis, monitoring produk BBIB


Singosari di lapangan.
Biaya/ tarif
Dalam Negeri :
a. Jawa Timur : Rp. 750.000,-/orang/kegiatan
b. Luar Jawa Timur : Rp. 1.000.000,-/orang/ kegiatan

Luar Negeri : Sesuai kesepakatan, dengan keterangan Transport PP,


Akomodasi, Konsumsi di tanggung instansi penyelenggara.

7. Penggunaan Sarana dan Prasarana


Optimalisaasi penggunan aset pemerintah sebagai alternatif tempat
pertemuan, rapat dan eduwisata. Bentuk pelayanan penggunaan saran dan
prasarana di BBIB Singosari berupa penggunaan ruang / gedung serta sarana
dan prasaran lainnya.Jenis prasarana berupa : gedung auditorium , gedung
workshop, gedung asrama/guesthouse, kandang karantina , gedung
serbaguna dan ruang makan.
Jenis Sarana dan Prasarana yang disewakan beserta biaya :
 Gedung Auditorium, biaya Rp. 1.500.000/paket/hari
 Gedung Workshop, biaya Rp. 800.000/hari
 Kamar Asrama I, biaya Rp. 20.000/orang/hari
 Kamar Asrama II, biaya Rp. 150.000/kamar
 Ruang Makan, biaya Rp. 250.000/hari
 Guest House, Rp. 150.000/hari
 Kandang Karantina, biaya Rp. 40.000/ekor/hari

8. Jasa pelayanan penelitian S2,S3 dan Program kampus


Jasa penelitian :
 Produksi ternak
 Nutrisi ternak
 Kualitas semen
 Prosesing semen
 Kesehatan hewan,pemuliaan ternak dan ekonomi peternakan.

Adapun pelayanan yang diberikan berupa penyediaan ruangan,penyediaan


alat dan atau bahanuntuk setiap penelitian S2,S3 dan program kampus
dikenai tarif Rp.3.500.000/orang/kegiatan.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 92


9. Pelayanan Purna Jual
Ruang lingkup pelayanan purna jual yang ada di BBIB Singosari
meliputi:
 Penanganan semen beku yaitu penanganan kelainan reproduksi
 Manajemen pakan ternak
 Manajemen pemeliharaan ternak
 Pasca pelatihan manajemen IB
 Program pemuliaan ternak/breeding
 Aktivitasbalai.Bentuk pelayanan yang diberikan yaitu
pertemuanteknis,kunjungan lapangan,pengujian semen beku di lapangan.

Evaluasi hasil pelaksanaan hasil manajemen IB. Pada pelayanan purna jual
ini tidak dikenakan biaya/gratis. Penampungan semen beku harus dilakukan
secara cepat dan cermat untuk menjaga kualitas semen beku sebelum di
distribuskan. Sebelum di distribusikan, dilakukan pengecekkan dan
perhitungan ulang serta menjaga semen beku agar selalu terendam nitrogen
cair. Distribusikan semen beku juga didukung dengan layanan informasi
untuk memperkenalkan segala aktifitas yang ada di BBIB Singosari.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 93


BAB VI
PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari merupakan unit yang


bergerak dibidang peterakan, khususnya teknologi Inseminasi Buatan
(IB) dan produksi semen beku.
b. Balai Besar Inseminasi Buatan terletak di Dusun Glatik Desa
Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
c. Bangsa sai yang ada di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari ada
12 bangsa yaitu : Sapi Bali, Sapi Madura, Sapi FH, Sapi Simental,
Sapi Limousin, Sapi Brahman, Sapi Angus, Sapi Brangus, Sapi
Wagyu, Sapi Peranakan Ongole, Sapi Banteng Cross dan Sapi
Galekan.
d. Kandang pemeliharaan yang ada di BBIB Singosaru berupa kandang
tunggal, paddock, dan ganda.
e. Pada bagian pemeliharaan ternak terbagi menjadi 3 bagian yaitu
bagian perawatan, Hijauan Pakan Ternak (HPT) dan Kesehatan
Hewan.
f. Untuk menghasilkan semen beku yang berkualitas baik, Balai Besar
Inseminasi Buatan Singosari melakukan seleksi untuk memperoleh
bibit yang unggul dan menerapkan manajemen pemeliharaan yang
baik, serta produksi semen beku yang dilakukan dengan penerapan
yang mengacu pada Standart Nasional Indonesia (SNI).
g. Distribusi semen beku di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari
dengan cara 2 jalur, yaitu : APBN dan BLU
h. Bagian Bidang Informasi yang bertugas untuk menyebarluaskan
informasi dengan car langsung maupun tidak langsung kepada
masyarakat terkait 9 layanan yang di sediakan Balai Besar Inseminasi
Buatan Singosari.

2. Saran

a. Seharusnya siswa pkl maupun magang di ikut sertakan upacara


bendera.
b. Seharusnya siswa pkl maupun magang diharuskan berganti seragam di
kamar mandi bukan di tempat istirahat.

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 94


DAFTAR PUSTAKA

Tugas dan fungsi BBIB Singosari, tugas dan fungsi bagian Umum,tugas dan
fungsi Bidang Pelayanan Teknis, tugas dan fungsi Bidang Pemasaran dan
Informasi.

Mendokumentasi di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari


 Gambar Bangsa Sapi dan Kambing
 Gambar kandang isolasi, karantina, pemotongan kuku
 Jenis tipe kandang tunggal, ganda paddock
 Jenis atap kandang semi monitor, monitor, dan gable
 Peralatan penampungan
 Area penampungan
 Gambar hijauan yang ada di BBIB Singosari
 Gambar pengencer, mesin printing straw, Coll Tube, Post Thawing
Motillity.
 Gambar pengisian N2Cair.

Website BBIB Singosari

SMK SPP ST.PAULUS MAKALE 2016/2017 95

Anda mungkin juga menyukai