Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

BALAI INSEMINASI BUATAN DI INNDONESIA

OLEH :
SATRIA ARYA NUGRAHA NIS.21.03.067

YAYASAN PENDIDIKAN PUTRA JAYA JABAL


RAHMAH
SMK SWASTA PERTANIAN PEMBANGUNAN PUTRA
JAYA STABAT
KONSENTRASI KEAHLIAN
AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS
KECAMATAN STABAT – KABUPATEN LANGKAT
SUMATERA UTARA
TAHUN 2023
`BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB) DI INDONESIA

1. Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari

BBIB Singosari didirikan pada 1982 saat terjadi pemindahan lokasi dari

Wonocolo, Surabaya ke Singosari dan pada tahun 1984 Dirjen Peternakan menetapkan

sebagai Cabang Balai Inseminasi Buatan Singosari. Tanggal 29 Februari 1988 status

Cabang Balai Inseminasi Buatan ditingkatkan menjadi Balai Inseminasi Buatan Singosari

dan pada tanggal 29 Agustus 1996 ditetapkan sebagai Pusat Pelatihan Inseminasi Buatan.

Pada tahun 2004, statusnya ditingkatkan menjadi Balai Besar Inseminasi Buatan

Singosari (BBIB).

Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari merupakan Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. BBIB Singosari

merupakan salah satu Balai Inseminasi Buatan tingkat nasional di samping BIB Lembang

yang berusia lebih tua. BBIB Singosari terletak di Dusun Glatik, Desa Toyomarto,

Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Jaraknya sekitar 20 km di sebelah utara Kota

Malang. Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari memiliki areal seluas 67,72 Ha,

dilengkapi dengan bangunan perkantoran, asrama, gedung belajar, auditorium, guest

house, kandang sapi dan kambing, laboratorium, arena penampungan, kebun rumput,

gudang, garasi, perumahan dinas, kereta biosecurity dan alat mesin pertanian. Balai Besar

Inseminasi Buatan Singosari merupakan salah satu balai yang melakukan penelitian dan

pengembangan teknologi peternakan mengenai semen beku ternak untuk meningkatkan

produktivitas dan kualitas ternak.


Singosari telah memproduksi semen beku dari sembilan bangsa sapi (Limousine,

Simental, Aberdeen Angus, Brangus, Brahman, Ongole, Madura, Bali dan Friesien

Holstein) dan dua bangsa kambing (Peranakan Ettawa dan Boer).

2. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang

Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, adalah Balai Inseminasi Buatan pertama

didirikan di Indonesia. BIB Lembang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang

dikelola oleh Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Pertanian. Balai ini dibangun

pada tahun 1975, dan diresmikan oleh Menteri Pertanian Prof. DR. Ir. Toyib Hadiwidjaya

dan Wakil Perdana Menteri Selandia Baru Mr. Hon B Talboys, sebagai Balai Inseminasi

Buatan (BIB) pertama di Indonesia dan diresmikan pada tanggal 3 April 1976. BIB

Lembang diberi mandat pemerintah untuk memproduksi semen beku ternak sapi perah

dan sapi potong, dalam rangka memenuhi kebutuhan semen beku untuk Inseminasi

Buatan (IB). Sebelum dibangun BIB Lembang, Indonesia masih bergantung pada semen

beku impor untuk kebutuhan IB. Melalui keberadaan BIB Lembang, Indonesia telah

mampu memenuhi sebagian kebutuhan semen beku sapi secara mandiri. Sejak berdiri

hingga saat ini BIB Lembang telah memproduksi semen beku 38 juta dosis dan

didistribusikan ke daerah- daerah pelaksana IB sebanyak 34 juta dosis.

Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

yang dikelola oleh Pemerintah Pusat Indonesia. BIB Lembang berlokasi di Desa Kayu

Ambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. BIB

Lembang bergerak di bidang penelitian dan produksi semen beku secara mandiri untuk

memenuhi kebutuhan Inseminasi Buatan (IB) dalam negeri.


BIB Lembang didirikan di wilayah yang sangat kondusif untuk proses

pengembangan dan pemeliharaan ternak. Di BIB hewan ternak seperti sapi, kambing, dan

domba akan dimurnikan rasnya dan dilakukan grading up (penigkatan mutu genetik).

Sebagai rumah kedua bagi sapi-sapi yang diimpor langsung dari luar negeri, BIB

Lembang perlu disesuaikan. Hal ini dilakukan agar kondisi lingkungannya tidak jauh

berbeda dengan negara asal hewan ternak tersebut. Lahan yang subur dan iklim dan cuaca

yang tidak jauh berbeda dengan tempat asal ternak.

Dikutip dari website resmi BIB Lembang, luas lahan yang mereka miliki

sekitar 56.550 m2.

Ternak yang dipelihara di balai merupakan pejantan yang bersertifikat yang

merupakan hasil seleksi dan Uji yaitu dengan Uji Zuriat pada sapi perah, dan Uji

Performans pada sapi potong, serta secara rutin melaksanakan replacement (peremajaan)

agar dapat menghasilkan pejantan yang produktif. Jenis ternak yang ada saat ini adalah

sapi perah, sapi potong, kambing dan domba unggul. Alokasi kebun rumput seluas 19,9

hektar untuk penanaman rumput Gajah dan rumput Afrika (African star grass) serta

penanaman legume perdu dan pohon sebagai sumber protein sebagai green Concentrate.

3. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Padang Mengatas

Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTUHPT) Padang

Mengatas merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) dibawah Direktorat Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. BPTUHPT Padang Mengatas

merupakan satu satunya UPT Pembibitan ternak yang dikhususkan untuk memproduksi

bibit sapi potong jenis Simental dan Limosin di Indonesia.


BPTU HPT Padang Mengatas, merupakan lembaga pembibitan ternak tertua di

Indonesia karena merupakan peninggalan pemerintahan klonial Belanda yang dibangun

tahun 1916. Pada zaman pasca kemerdekaan tahun 1945-149 kegiatannya terhenti, pada

tahun 1950 wakil Presiden Dr. Mohammad Hatta berkunjung ke Padang Mengatas dan

kembali mengatifkan balai tersebut dengan naman Induk Taman Ternak (ITT)

Padang Mengatas.

4. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Unggran

Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran adalah balai inseminasi buatan daerah

yang merupakan salah satu Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) dari Dinas

Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. Balai Inseminasi Buatan

memiliki sejarah panjang,dimulai sejak tahun 1953 dimana untuk pertama kalinya

dibentuk Balai Pembenihan Ternak di Ungaran yang bertugas mengaplikasikan

inseminasi buatan (IB) di JawaTengah. Pada tahun1972 kemudian berubah nama menjadi

UPT-IB Sidomulyo. UPT-IBSidomulyo di samping menggunakan semen beku dari dalam

negeri juga menggunakan semenbeku impor. Mulai tahun 1976 UPT-IB berfungsi

sebagai distributor semen beku dari BIBLembang dan BIB Singosari. Pada tahun 2002

Organisasi BIB Ungaran dibentuk secararesmi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1

Tahun 2002 dan pada tahun 2008 mengalami perubahan Struktur Organisasi dan Tata

Kerja (SOTK) dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur Nomor 34 Tahun2008. Balai

Inseminasi Buatan Ungaran beralamat di Jalan MT. Haryono No. 53 Sidomulyo,Ungaran,

kurang lebih 2 km dari pusat kota Ungaran, berada pada ketinggian kuranglebih 316

meter dan dengan luas lahan 7 hektar.


Semen pejantan yang telah berhasil ditampung harus segera dibawa ke

laboratorium untuk dilakukan proses pemeriksaan. Apabila tempat penampungan semen

dengan laboratorium jauh, maka dibutuhkan sebuah motor untuk dapat mempercepat

proses pengiriman. Lamanya prosespengiriman juga bisa menjadi salah satu faktor yang

menyebabkan semen menurunnya kualitas semen. Pada saat proses pengiriman semen

tidak boleh mengalami temperature shock atau perbedaan suhu antara semen dengan

lingkungan serta tidak boleh terkena sinar matahari. Untuk mengantisipasi hal tersebut,

maka pada saat proses pengiriman, tabung reaksi yang berisi semen dibungkus dengan

kain hitam. Semen yang telah ditampung segera dibawa ke laboratorium untuk diperiksa

untuk menentukan apakah semen segar tersebut layak untuk diproduksi

menjadi semen beku.

5. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lampug

UPTD BIB dibentuk tahun 2001 dengan nama nomenklatur UPTD Inseminasi

Buatan, Pembibitan dan Pakan Ternak (UPTD IBBITKAN). Pada tahun 2008 melalui

Pergub Lampung No.14 Tahun 2008 dirubah menjadi UPTD BIBD, selanjutnya tahun

2020 berdasarkan Pergub Lampung No.10 Tahun di UPTD Balai Inseminasi Buatan

(UPTD BIB). UPTD BIB Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung

berlokasi Jl. Lintas Sumatera Km 69, Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung

Tengah Provinsi Lampung dengan luas areal ± 18 ha. Saat ini sekitar 1,5 lahan

digunakan untuk bangunan perkantoran, kandang dan sarana pendukung lainnya,

sedangkan 16,5 untuk lahan hijauan pakan ternak.


UPTD Balai Inseminasi Buatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan

teknis produksi, distribusi, pemasaran mani beku dan penyediaan sarana prasarana Balai

Inseminasi Buatan.

6. Balai Inseminasi Buatan (BIB)

UPTD. Inseminasi Buatan merupakan UPTD Dinas Peternakan dan Kesehatan

Hewan Provinsi Bengkulu, secara resmi berdiri tahun 2008 berdasarkan Peraturan

Gubernur Bengkulu No. 22 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi, Uraian Tugas

Pokok dan Fungsi UPT pada Dinas dan Badan Provinsi Bengkulu yang sudah

diperbaharui dengan Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor : 63 Tahun 2017 yang

mengatur tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi serta

Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

Provinsi Bengkulu.

Keberadaan UPTD IB ini diharapkan dapat menjawab tantangan dalam

pembangunan daerah melalui peningkatan produksi dan kualitas ternak, terutama ternak

sapi. Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan teknologi di daerah

dan untuk memenuhi permintaan masyarakat akan bibit ternak, maka sejak tahun 2010

UPTD IB telah memproduksi semen cair dan pada akhir tahun 2013 mencoba

memproduksi semen beku. Mulai Tahun 2014 produksi semen beku produksi UPTD IB

sudah dapat digunakan oleh masyarakat Bengkulu untuk mendukung program pemerintah

dalam swasembada daging sapi. Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas semen

beku yang dihasilkan UPTD IB, diperlukan beberapa terobosan dalam peningkatan

kuantitas dan kualitas. Hal ini penting untuk mendukung pembangunan peternakan di
Provinsi Bengkulu dengan peningkatan kualitas bibit ternak melalui inseminasi buatan,

terutama peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal.

Anda mungkin juga menyukai