Anda di halaman 1dari 29

1

I. PENDAHULUAN
1.1 Letak Geografis Peternakan
Praktik Kerja dilaksanakan di Perusahaan penggemukan sapi potong PT
Citra Agrobuana Semesta, Desa Sokanegara, Kecamatan Kejobong Kabupaten
Purbalingga. Desa Sokanegara terletak pada ketinggian 1000 m dari permukaan
laut, termasuk daerah perbukitan dengan batas wilayah sebelah Utara Desa
Gumiwang, sebelah Selatan Desa Penaruban, sebelah Barat Desa Lamuk dan
sebelah Timur Desa Krenceng.
Luas wilayah Desa Sokanegara adalah 536 ha. Sebagian besar wilayah
dipergunakan sebagai lahan pertanian dan bangunan rumah penduduk. Desa
Sokanegara mempunyai iklim yang relatif panas dengan temperatur sekitar 36 039oC. Jumlah penduduk Desa Sokanegara 3.118 jiwa, yang terdiri atas 1.558
laki-laki dan 1.560 perempuan. Mata pencaharian penduduk antara lain sebagai
petani, buruh atau swasta, pedagang dan pegawai negeri.
1.2 Riwayat Usaha / Sejarah Perusahaan
PT. Citra Agro Buana Semesta didirikan pada bulan Oktober 1998 sesuai
dengan akta notaris No. 1 tanggal 17 Oktober 1998, bergerak dibidang
penggemukan sapi potong. Tahun 1998 kondisi ekonomi nasional dikenal dengan
masa krisis ekonomi, sebagai peluang terbuka karena banyak sekali perusahaan
penggemukan sapi yang gulung tikar (bangkrut), maka para pendiri perusahaan
mencoba peluang yang ada, walaupun resikonya sangat besar.

Data perusahaan penggemukan sapi potong menunjukan bahwa pada saat


sebelum krisis terjadi sekitar 50 perusahaan atau importer sapi potong diseluruh
Indonesia, namun pada saat pasca krisis hanya 17 perusahaan yang masih aktif
menjalankan usahanya. Saat itulah PT. Citra Agro Buana Semesta didirikan
dengan fokus usaha utama mencoba pasar yang ditinggalkan oleh perusahaan
sejenis pada saat sebelum krisis.
PT. Citra Agro Buana Semesta didirikan untuk memenuhi kebutuhan sapi
potong yang diperlukan dalam rangka pengadaan daging segar. Pengadaan daging
sapi ditunjang oleh sapi lokal. Namun keberadaan sapi lokal tidak dapat
memenuhi

kebutuhan

daging

seiring

semakin

meningkatnya

kebutuhan

masyarakat akan daging sapi. Penyediaan daging sapi bagi masyarakat khususnya
Jawa Barat, PT. Citra Agro Buana Semesta melakukan impor sapi dari negara
Australia untuk selanjutnya digemukan di feedlot yang berlokasi didesa Mekar
Asih, kecamatan Malangbong, kabupaten Garut, dan desa Sokanegara, kecamatan
Kejobong, kabupaten Purbalingga
1.3 Bidang Usaha yang Dijalankan
PT. Citra Agro Buana Semesta adalah perusahaan yang bergerak dibidang
penggemukkan sapi impor dari Australia yang memiliki tujuan selain
meningkatkan laba juga memiliki maksud memenuhi kebutuhan masyarakat yang
semakin meningkat akan daging sapi. Selain sapi dari Australia, untuk
memenuhi produk daging, perusahaan juga memeliahara sapi oleh sapi lokal.

Selama menjalankan aktivitas mencoba melaksanakan usahanya secara


sederhana, yaitu menjaga kepercayaan supplier serta bertanggung jawab terhadap
pelanggan (pemotong), dimana kontinuitas suplai sangat dibutuhkan oleh
pelanggan PT. Citra Agro Buana Semesta. Selain itu PT. Citra Agro Buana
Semesta juga berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya karena sumber daya manusia yang baik merupakan salah satu kunci
dari keberhasilan perusahaan juga.
Aspek kegiatan perusahaan yaitu dibidang penggemukan sapi yang
diimpor langsung dari Australia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan daging sapi segar dan berkualitas juga menyediakan sapi local
berkualitas bagi konsumennya, namun kuantitas daging sapi local tidak
mencukupi kebutuhan masyarakat dalam memenuhi permintaan daging sapi
sehingga perusahaan pun harus mengimpor sapi dari Australia.
1.4 Struktur Organisasi
Penjabaran tugas berdasarkan struktur organisasi adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan , bertugas mengatur mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan
perusahaan dan menjadi selektor.
2. Staf Kantor , bertugas mengkoordinasikan segala sesuatu yang berkaitan
dengan pemasaran sapi potong.
3. Keamanan, bertugas mengkoordinasi keamanan

disekitar

kandang

termasuk pada saat penggilingan pakan.


4. Anak Kandang, bertugas melaksanakan kegiatan pemeliharaan sapi,
termasuk jaga malam.

1.PIMPINAN
SUPRIYATNA

2.STAFF KANTOR &


KANDANG
3.KEAMANA

4.ANAK KANDANG

N
-APRI

-DIRUN

-LINA

-TOTO

-SUPRI

KANG LIM

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Citra Agro Buana Semesta


-MARYO

1.5 Tenaga kerja


PT Citra Agro Buana Semesta Purbalingga memiliki karyawan tetap,
yaitu staf perusahaan yang berjumlah 3 orang, karyawan harian yaitu anak
kandang sebanyak 8 orang, dan bagian keamanan 1 orang. Staf dan karyawan
perusahaan bekerja sesuai dengan jam kerja aktif perusahaan, yaitu pada pagi hari
pukul 07.00 - 11.00 WIB dan siang hari pukul 13.00 - 16.00 WIB. Jaga malam
oleh anak kandang dilaksanakan setelah jam kerja aktif selesai, yaitu pukul 19.00
- 07.00 WIB yang bertujuan untuk pemberian pakan, mengawasi dan mengontrol
keadaan ternak serta menjaga keamanan lingkungan sekitar kandang.
1.6 Sarana dan Prasarana
PT Citra Agro Buana Semesta Purbalingga mempunyai sarana dan
prasarana pendukung, bangunan berjumlah delapan unit. Bangunan kandang
tersebut memiliki spesifikasi, sebagai berikut (1) Lantai kandang terbuat dari
beton yang keras (2) Rangka kandang terbuat dari kayu (3) Atap terbuat dari asbes

bergelombang (4) Pintu kandang terbuat dari besi (5) Tempat pakan terbuat dari
semen dan tempat minum menggunakan baskom (6) Dinding terbuat dari batako.
Selain bangunan kandang, terdapat bangunan kantor satu unit, gudang
pakan satu unit, bak penampungan limbah satu unit, mess satu unit, dan ruang
disel satu unit, timbangan ternak berjumlah satu unit, penampung air
berjumlah satu unit, pencampur konsentrat (mixer) berjumlah satu unit.

II. METODE
2.1 Materi
Materi

yang

dipergunakan

dalam

pelaksanaan

Praktik

Kerja

adalah (1) Sapi potong yang dipelihara pada peternakan ini berasal dari pasar

pasar

setempat

yang

didatangkan

oleh

para

suplayer

yang bekerja

sama dengan pihak perusahaan. (2) Bangunan kandang berupa kandang dengan
sistem head to head, dengan panjang 40 m dan lebar 15 m. Jadi luasnya yaitu 600
m2 (3) Pakan yang dipergunakan dalam pemeliharaan di peternakan sapi potong ini
yaitu adalah pakan dengan jerami dan konsentrat (4) Obat obatan yang terdiri
dari antbiotik, vitamin, obat semprot (5) Peralatan kandang, seperti : tempat
pakan, ember, tandon penampungan air, sapu, sekop, gerobak sorong dan
sebagainya.
2.2 Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan saat praktik kerja yaitu mengikuti semua
kegiatan yang dilakukan secara rutin dan interview dengan para karyawan. Data
yang diperoleh dengan mengikuti kegiatan penggemukan sapi potong secara
rutin. Kegiatan rutin dimulai dari pukul 07.00-16.00 WIB setiap hari Senin sampai
Minggu dan pada pukul 11.00-13.00 WIB merupakan jam istirahat. Sehingga jam
kerja selama 7 jam. Wawancara dilakukan di sela-sela waktu kerja. Kegiatan rutin
yang dilakukan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kandang dan
kelompok gudang. Adapun kegiatan kelompok kandang dan gudang antara lain :

Tabel 1. Kegiatan rutin di kandang PT. Citra Agro Buana Semesta


Waktu
Kegiatan
07.00-08.00
Pemberian Konsentrat
08.00-08.30
Pemberian Minum
08.30-08.45
Pengambilan Konsentrat dan Jerami
08.45-10.00
Pembersihan kandang
10.00-11.00
Lain-lain
11.00-13.00
Istirahat
13.00-13.30
Pemberian pakan konsentrat

13.30-1345
13.45-14.30
14.30-15.30
15.30-16.00

Pemberian Minum
Lain-lain
Pemberian Minum
Pemberian Jerami

2.3 Waktu dan Tempat


Praktik Kerja dilaksanakan mulai tanggal 11 Agustus sampai dengan 31
Agustus 2014 di peternakan sapi potong yang bertempat di desa Sokanegara,
Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga, propinsi Jawa Tengah.

III. KEGIATAN DAN PEMBAHASAN


3.1. Kegiatan Rutin
3.1.1. Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan di PT. Citra Agrobuana Semesta berupa hijauan
kering (jerami) dan konsentrat. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari pada
pukul 07.00, pukul 13.00 dan pukul 15.00 WIB. Jerami pada awalnya diberikan

hanya untuk sapi yang baru datang dan pada pagi hari. Sapi yang lolos seleksi
selanjutnya dikelola oleh PT Citra Agrobuana Semesta, dengan perlakuan
dipuasakan selama 4 jam, dan diberi hijauan 8 kg yang diberikan 2 kali sehari di
selingi dengan konsentrat sedikit demi sedikit dengan tujuan menyesuaikan
keadaan rumen.

Gambar.2.
tempat pakan
Sapi yang baru datang diistirahatkan selama kurang lebih 8 jam diberi
pakan hijauan dan air minum secara ad libitum agar keadaan sapi stabil. Pakan
diangkut menggunakan grobak dorong menuju setiap kandang. Pemberian pakan
yang baik dan benar serta teratur akan mendorong pertambahan bobot badan
ternak. Kebutuhan nutrisi yang utama untuk sapi adalah energi, protein, air,
mineral, dan vitamin. Apabila terjadi kekurangan zat makanan maka akan
memperlambat laju pertumbuhan urat daging dan memperlambat laju penimbunan

lemak, sedangkan pemberian pakan yang sempurna akan mempercepat terjadinya


laju puncak kedua-duanya (Anggorodi,1984).
Jerami diberikan rata-rata 2 kg per ekor per hari. Jerami yang digunakan
sebagai pakan ternak sapi diperoleh dari pengepul yang setiap hari mencari jerami
di daerah sekitar peternakan. Siregar (2000) menyatakan, bahwa jerami padi
merupakan limbah pertanian yang potensial dan mudah diperoleh, juga dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak, khususnya ruminansia.
Tingkat ketersediaan jerami yang tinggi memudahkan peternak dalam
memperoleh bahan pakan yang dibutuhkan dengan harga yang relatif murah. Jika
lokasi penggemukan merupakan sentra produksi padi, maka penggunaan jerami
padi dapat digunakan sebagai sumber hijauan. Penggunaan jerami padi
dimaksudkan sebagai pengenyang (bukly) dan untuk memenuhi kebutuhan serat
ternak sapi yang dipelihara. Jerami yang dibutuhkan PT. Citra Agro Buana
Semesta dalam satu periode pemeliharaan untuk 148 ekor adalah 63.492 kg.
Pemberian pakan menurut Santosa (2000) ada dua cara yaitu ad libitum,
diberikan dalam jumlah yang selalu tersedia dan restricted yaitu pemberian dalam
bentuk dibatasi. Selanjutnya dinyatakan bahwa cara pemberian ad libitum sering
kali tidak efisien karena akan menyebabkan bahan pakan banyak terbuang dan
bahan pakan yang tersisa akan menjadi busuk sehingga tumbuh jamur yang dapat
membahayakan ternak.
Pemberian pakan sapi potong di PT Citra Agro Buana Semesta sebesar
8 kg konsentrat per ekor per hari dan jerami padi 2 kg per ekor per hari dengan

10

bobot ternak sapi potong 300 kg dengan pertambahan bobot badan harian (PBBH)
0,75 kg, sehingga dapat dihitung bahwa pemberian konsumsi sebesar 8,46 Kg, PK
0,93 Kg, TDN 5,10 Kg, Ca 18,03 gr dan P 56,57 gr, dari hasil perhitungan
tersebut kebutuhan BK, PK, TDN dan P mengalami kelebihan, sedangkan Ca
mengalami kekurangan.
Tabel 2. Evaluasi kecukupan Nutrien Pakan Untuk Sapi Bobot 300 kg
PBBH 0,75 kg
BK(kg)

PK (kg)

TDN (kg)

Ca (gr)

P (gr)

Pemberian

8,46

0,93

5,10

18,03

56,57

Kebutuhan

7,4

0, 753

4,3

23

18

Selisih

+1,06

+0,17

+0,80

-4,96

+38,57

Perbandingan antara jerami dan konsentrat di PT. Citra Agro Buana


Semesta pada saat praktik kerja adalah 20% : 80% untuk sapi yang sudah terbiasa
dengan pakan konsentrat. Konsentrat atau pakan penguat adalah pakan yang
mengandung protein tinggi dengan kadar serat kasar yang relatif rendah dan
mudah dicerna. Pemberian pakan konsentrat juga dibutuhkan oleh ternak sapi
untuk mempercepat proses pertumbuhan dan menghasilkan produksi yang baik.
Pemberian pakan konsentrat dilakukan dua kali yaitu, pada pagi harinya diberikan
200 Kg dan siang hari 160 Kg.
3.1.2. Pemberian Air Minum
Pemberian minum dilakukan dua kali per hari dengan cara bergantian
menggunakan ember. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat Siregar (2000)
bahwa sapi sebaiknya disediakan air minum secara ad libitum dan yang bersih

11

pada tempat air minum. Blakely dan David (1994) menyatakan bahwa, tubuh
hewan memerlukan air untuk mengatur suhu tubuh, membantu proses pencernaan,
mengangkut zat-zat makanan dan mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi
tubuh.
Air minum tersebut berasal dari sumber air yang tidak jauh (sumur bor)
dari

perusahaan

kemudian

dialirkan

dan

ditampung

pada

bak

penampungan namun bak penampung air tersebut tidak terawat sehingga banyak
kotoran yang masuk misalnya daun yang gugur dari pohon sekitar
kandang. Pemberian dilakukan menggunakan ember yang diisi air dari bak
penampung menggunakan selang secara bergantian setiap sapi air minum
diberikan dua kali per hari dan berselang tiga jam dari pemberian pakan yaitu
sekitar pukul 10.00 dan 15.00 WIB.
Masing masing Sapi mengkonsumsi air 18 liter/hari. Menurut Setiadi
(2001), kebutuhan minum sapi kurang lebih 20-40 liter/ekor/hari yang harus
disediakan dalam kandang.

12

Gambar 3. Tempat penampungan air


3.1.3. Pembersihan Kandang
Kebersihan kandang dilakukan oleh semua karyawan. Satu kali per hari
yang meliputi kebersihan tempat pakan, dan pembersihan lantai kandang.
Kebersihan tempat pakan dilakukan sebelum ternak diberi pakan, dengan cara
mengambil sisa sisa pakan.
Pembersihan kotoran dilakukan menggunakan sekop yang terbuat dari
kayu atau plastik. Kotoran tersebut setiap 4 hari sekali diangkut oleh pemilik
kandang dan dibuat pupuk kandang. Kebersihan kandang dilakukan untuk
menghindari ternak terjangkit penyakit, Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Abidin (2002) bahwa jika kebersihan kandang tidak terjaga, maka akan timbul
penyakit Pneumonia.

13

Gambar 4. Pengumpulan Kotoran


3.2 Kegiatan Insidental
3.2.1 Penimbangan Sapi
Penimbangan sapi dilakukan pada saat sapi datang dan ketika sapi akan
dijual. Alat yang digunakan untuk menimbang sapi yaitu alat timbangan digital.
Setelah ditimbang sapi dibawa ke kandang dan dipisahkan dari sapi yang sudah
lama. Penimbangan sapi yang baru datang dilakukan untuk mengetahui bobot
awal dan mengetahui apakah sapi tersebut memenuhi kriteria untuk digemukan
atau tidak. Sapi yang diterima yaitu yang mempunyai bobot kurang lebih 350 kg.
dan kondisi tersebut tergantung juga pada siapa suppliernya. Jika supplier pak
Dayat penimbangan dilakukan dua kali yaitu pada sapi datang dan setelah
beberapa jam sapi diberi pakan dan bobot badan yang dipakai yaitu pada
timbangan kedua. Penimbangan sapi yang akan dijual dilakukan ketika pembeli

14

datang langsung ke kandang. Pertambahan bobot badan per hari 0,75 kg. Kondisi
tersebut tidak sesuai dengan pendapat Kearl (1982) bahwa pertumbuhan bobot
yang maksimal yaitu 1 kg per hari. PBBH tersebut sesuai standar Direktorat
Jenderal Peternakan yaitu 0,75 1,00 kg per hari.

Gambar 5. Timbangan Sapi


Tabel 3. Pertambahan Bobot Badan Harian Sapi
Nomor Sapi
91
92
93
94
95
96
97
Rata rata

Bobot awal (kg) Bobot


(kg)
286
467
367
443
486
575
278
342
265
386
281
416
412
525
339,28
450,57

akhir PBBH
(kg)
1,5
0,6
0,7
0,5
1,0
1,125
0,94
0,75

15

3.2.2. Penanganan Kesehatan


Keberhasilan pemeliharaan sapi potong tidak hanya pada usaha penggemukan dan
penambahan jumlah ternak yang dipelihara, tetapi juga pada perawatan dan
pengawasan, sehingga kesehatan ternak sapi tetap terjaga. Perawatan dan
pengobatan pada ternak sapi memerlukan pertimbangan dari berbagai segi, baik
dari segi penyakit (ringan, tidak menular, atau menular) maupun dari segi
ekomomis.
Penyakit yang sulit disembuhkan dan berbahaya bagi ternak lain karena
dapat menular harus dijauhi. Dilihat dari segi ekomonis biaya pengobatan jauh
lebih besar dari pada penjualan ternaknya, maka lebih baik ternak tersebut di jual
lebih awal dengan catatan tidak membahayakan konsumen. Faktor yang erat
kaitannya dengan kesehatan ternak menurut Murtidjo (1990) adalah tatalaksana
pemeliharaan, pemberian pakan, keturunan, isolasi atau karantina, vaksinasi,
pengobatan,

diagnosa,

lingkungan

peternakan,

kebersihan

kandang

dan

pemusnahan hewan pembawa penyakit.


Sapi yang baru datang setelah diistirahatkan dan dipuasakan, beberapa
hari kemudian diberi obat dan vitamin yaitu Oxytetra dan Bio- ATP agar tidak
stress setelah perjalanan jauh serta dapat menambah kekebalan tubuh agar tidak
mudah sakit. Obat yang diberikan antara lain vitamin untuk sapi yang
baru untuk menambah nafsu makan. Penanganan sapi yang penyakitnya sudah
parah kurang diperhatikan karena keberadaan dokter hewan tidak selalu ada
di farm, hal seperti ini yng menyebabkan angka kematian sapi tinggi 0,014%.
3.1.1

Pembuatan Konsentrat

16

Bahan yang digunakan untuk pembuatan konsentrat adalah dedak, onggok,


bungkil sawit, bungkil kopra, bungkil kapuk, garam, premix, kalsium, gaplek,
polard. Pembuatan konsentrat dilakukan di Wates Yogyakarta. Kemudian dikirim
konsentrat dari Wates biasanya dilakukan 30 hari sekali.

Gambar 6. Gudang Pakan


Tabel 4. Bahan Bahan Pembuatan Konsentrat
Bahan Pakan
Berat (Kg)
Dedak
50
Onggok
110
Bungki Sawit
60
Bungki Kelapa
109
Bungkil kapuk
15
Garam
5
Premix
1
Kalsium
7
Gaplek
93
Pollard
50
Total
500
Sumber : PT Citra Agro Buana Semesta

%
10
22
12
21,8
3
1
0,2
1,4
18,6
10
100

Kg
7.869,2
17.312,24
9.443,04
17.154,86
2.360,76
786,92
157,38
1.101,7
14.636,71
7.869,2
78.692

17

Bahan-bahan pembuat konsentrat yang digunakan disesuaikan dengan


ketersediaan bahan pakan yang ada. Blakely dan Blade (1991) menyatakan bahwa
ketersediaan dan harga pakan tidak selalu konstan maka tidak ada ransum yang
tetap yang dapat memenuhi kebutuhan gizi serta memenuhi pengamatan secara
ekonomi.
3.3 Kegiatan Penunjang
3.3.1 Pengamatan Kandang
Menurut Santosa (2000), kandang diperlukan untuk melindungi ternak
sapi dari keadaan lingkungan yang merugikan sehingga dengan adanya kandang
ternak akan memperoleh kenyamanan. Kandang penggemukan PT Citra Agro
Buana Semesta merupakan tipe koloni dengan system head to head. Sarwono
(2001), menyatakan bahwa kandang koloni adalah kandang yang hanya terdiri
atas satu bangunan atau ruangan, tetapi memelihara ternak dalam jumlah yang
banyak.
Tipe kandang koloni dipilih karena lebih efisiensi biaya, selain itu tipe
kandang koloni ternak akan lebih leluasa bergerak. Kelemahan kandang koloni
adalah pertumbuhan lebih lambat dan memerlukan tenaga yang lebih banyak.
Abidin ( 2008 ) bahwa pertumbuhan sapi dikandang koloni relatif lebih lambat
dibandingkan dengan di kandang individu karena ada energi yang terbuang akibat
gerakan sapi yang lebih leluasa, kebersihan kandang memerlukan perhatian ekstra,
karena kotoran dan urine sapi akan segera terinjak oleh sapi-sapi lainnya.
Jumlah kandang pada PT Citra Agro Buana Semesta ada 8 unit dengan
ukuran setiap kandang, panjang 40 m dan lebar 15 m. Bahan bangunan kandang

18

berupa besi, kayu, asbes dan seng serta dengan peralatan pendukung berupa slang,
skop dan ember. Jenis lantai kandang plesteran dengan kemiringan 5. Atap yang
digunakan yaitu asbes dan ada pula yang beratap seng. Kandang dengan
menggunakan atap seng memiliki kelemahan jika siang hari ruangan kandang
akan terasa panas. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugeng ( 2008 ) bahwa
pada waktu siang seng akan mengakibatkan ruangan didalam kandang sangat
panas dan sangat dingin diwaktu malam. Model atapnya yaitu gable roof.tidak
terdapat kandang karantina, tempat penampungan kotoran dan penanganan
limbah.
Fungsi kandang dalam pemeliharaan sapi adalah (1) melindungi sapi dari
hujan dan panas matahari (2) mempermudah perawatan dan pemantauan (3)
menjaga keamanan dan kesehatan sapi.
Tabel 5. Ukuran Kandang PT. Citra Agro Buana Semesta

No.

Jenis bangunan

Ukuran

Kandang

P : 40 m, l : 15 m, L : 600 m2

Tempat pakan

p : 5 m, l : 0.5 m, t : 60 m

Tempat minum

p : 4 m, l : 0.6 m, t : 0.78 m

Central allay

2.65 m

5
Kemiringan
2,0o
2
Luas setiap unit kandang 600 m terbagi menjadi empat pen dengan kapasitas
masing-masing pen berisi 22 ekor sapi atau 3.22 m2 per ekor. Hal tersebut kurang
sesuai dengan pendapat Sentosa ( 2008 ) yang mengatakan bahwa ukuran luas

19

kandang yang digunakan untuk satu ekor sapi agar pertumbuhannya maksimal
yaitu lebih dari 2 m2.
Lantai yang digunakan terbuat dari semen yang tahan injakan tetapi tidak
terlalu keras, bahan tersebut memiliki keunggulan diantarannya yaitu kokoh, awet
dan tidak kasar. Kemiringan lantai berkisar antara 5 0 agar aliran limbah kotoran
sapi mudah dibersihkan dan dapat dialirkan ke tempat penampungan feses. Lantai
kandang dibuat miring dengan saluran memanjang di tengah kandang sebagai
saluran pembuangan limbah. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat Siregar
(2000) bahwa kemiringan lantai kandang yaitu 20 .
3.3.2

Wawancara dengan narasumber


Kegiatan diskusi dengan staff perusahaan dilakukan setiap ada waktu

senggang guna mendukung kegiatan praktik kerja serta mengevaluasi semua


kegiatan yang dilakukan. Diskusi dengan anak kandang pada saat melakukan
aktivitas di lapangan maupun saat istirahat yang sangat berguna dalam menambah
pengetahuan tentang kegiatan yang dilakukan pada saat praktik kerja.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

20

4.1 Kesimpulan
1. Kegiatan usaha penggemukan di PT. Citra Agro Buana Semesta saat di
kandang meliputi pemberian pakan konsentrat, pemberian jerami, air
minum dan membersihkan kandang. Sedangkan di gudang pakan
meliputi pengangkutan bahan pakan.
2. PT. Citra Agro Buana Semesta merupakan PT yang bergerak di bidang
penggemukan dengan jenis sapi yang ada adalah sapi lokal dan
brahman cross ( BX ).
3. Penanganan kesehatan ternak di PT. Citra Agro Buana Semesta belum
cukup baik di karenakan tidak adanya dokter hewan, namun memiliki
kandang karantina.
4. Rata rata sapi awal yang masuk di PT. Citra Agro Buana Semesta
adalah 339 kg lama penggemukan 3 6 bulan dengan PBBH sebesar
0,75.
5. Rata rata pemberian pakan konsentrat 8 kg, dan jerami 2 kg.
4.2 Saran
1. Manajemen pemeliharaan sapi potong, perlu ditingkatkan agar lebih baik
lagi terutama dalam bidang penanganan kesehatan dan pakan.
2. Kebersihan sumber air minum dan bak penampung harus diperhatikan
karena air merupakan kebutuhan hidup sapi yang pting setelah pakan.
3. Manajemen perkandangan dan kebersihan harus lebih diperhatikan agar
sapi yang dipelihara tidak ada yang terjangkit penyakit ataupun mati
mendadak.
4. Segera dilakukan perbaikan kandang agar dalam proses manajemen
pemeliharaan sapi bisa lebih maksimal.

21

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. . 2008. Penggemukan Sapi Potong. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Anggorodi. 1984. Ilmu Makanan Ternak. PT. Gramedia. Jakarta.
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum.PT. Gramedia. Jakarta
Blakely, J dan D. H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University
Press : Yogyakarta.

22

Kearl, L.C. 1982. Nutrien Requirement of Ruminants in Developing Countries


(Logan, Utah: International feedstuff institute Utah Agricultural Experiment
Station Utah State University.
Murtidjo, B.A. 1992. Beternak Sapi Potong. Kanisus. Jakarta
Ngadiyono, N. 2007. Beternak Sapi. PT Citra Aji Pratama, Yogyakarta.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak Ruminan. UI press.
Jakarta.
Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.
Santosa, U. 2000. Pemeliharaan Ternak Sapi Cetakan Ke-2. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Setiadi, B. 2001. Beternak Sapi Daging dan Masalahnya. Aneka Ilmu. Semarang.
Setyaningrum, A, Y. Soebagyo, dan M.S. Yoga. 2003. Lecture Note Manajemen
Ternak Potong. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto
Siregar, B.S. 2000. Penggemukan Sapi potong cetakan kelima. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Siregar, S.B. 2002. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.7-9.
Sudarmono, A. S. dan Sugeng, Y. B. 2008. Sapi potong. Penebar Swadaya.
Jakarta.

23

Sugeng, Y.B. 2008. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta

LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran 1. Komposisi konsentrat
Bahan pakan

Berat (kg)

kg/ek/hr

Dedak

50

10

0,8

Onggok

110

22

1,76

Bungkil kelapa sawit

60

12

0,96

Bungkil kopra

109

21,8

1,744

Bungkil biji kapas

15

0,24

Garam

0,08

24

Premix

0,2

0,016

Kalsium karbonat

1,4

0,112

Gaplek

93

18,6

1,488

Polard

50

10

0,8

Jumlah

500

100

Lampiran 2. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan


Kandungan
BK

TDN

PK

SK

Ca

(%)

(%)

(%)

(%)

(%)

Jerami Padi*

86

2,41

53

0,10

1,0

Bungkil Kopra

88,6

78,7

21,3

14,20

0,17

0,62

Bungkil Kelapa Sawit

90,3

79,0

16,8

22,60

0,56

0,84

Bungkil Biji Kapas *

93

75

45

13

0,2

1,18

Dedak *

91

3,54

13

20

1,68

1,9

Onggok

79,8

78,3

19

8,9

1,05

0,8

Gaplek

79,5

78,5

2,6

5,67

0,17

0,09

Nama bahan

P
(%)

25

Pollard

88,5

69,2

18,5

9,78

0,23

1,10

Premix jadi

0,85

1,50

Kalsium Karbonat *

99

0,14

Garam

0,42

0,05

Sumber : Santosa (2000)


( * ) Parakassi Aminuddin (1999)

Lampiran 3. Perhitungan Kandungan Nutrien Pakan


1.

2.

3.

4.

5.

Jerami 2 kg
BK
= 86 %
X 2,00 kg
TDN = 2,4 % X 1,82 kg
PK
=4%
X 1,82 kg
Ca
= 0,10 % X 1,82 kg
P
= 1,0 %
X 1,82 kg
Dedak 0,8 kg
BK
= 91 %
X 0,8 kg
TDN = 3,54 % X 0,728 kg
PK
= 13 %
X 0,728 kg
Ca
= 1,68 % X 0,728 kg
P
= 1,9 %
X 0,728 kg
Gaplek 1,488 kg
BK
= 79,5 % X 1,488 kg
TDN = 78,5 % X 1,183 kg
PK
= 2,6 % X 1,183 kg
Ca
= 0,17 % X 1,183 kg
P
= 0,9 % X 1,183 kg
Pollard 0,8 kg
BK
= 88,50 % X 0,8 kg
TDN = 69,20 % X 0,708 kg
PK
= 18,50 % X 0,708 kg
Ca
= 0,23 % X 0,708 kg
P
= 1,10 % X 0,708 kg
Bungkil Kelapa Sawit 0,96kg
BK
= 90,30 % X 0,96 kg
TDN = 79,00 % X 0,8669 kg
PK
= 16,80 % X 0,8669 kg

= 1,72 kg
= 0,043862 kg
= 0,0728 kg
= 0,00182 kg
= 0,0182 kg
= 0,728 kg
= 0,0258 kg
= 0,0946kg
= 0,0122304 kg
= 0,013832 kg
= 1,183 kg
= 0,9286 kg
= 0,03076 kg
= 0,002111 kg
= 0,010647 kg
= 0,708 kg
= 0,4899 kg
= 0,1309 kg
= 0,0016284 kg
= 0,007788 kg
= 0,8669 kg
= 0,6848kg
= 0,1456kg

26

6.

7.

8.

9.
10.
11.

Ca
= 0,56 % X 0,8669 kg = 0,004856kg
P
= 0,84 % X 0,8669 kg = 0,007282kg
Bungkil Kopra 1,744kg
BK = 88,60 % X 1,744 kg = 1,5452 kg
TDN = 78,70 % X 1,5452 kg = 1,2162 kg
PK = 21,30 % X 1,5452 kg = 0,3291kg
Ca
= 0,17 % X 1,5452 kg = 0,0026268 kg
P
= 0,62 % X 1,5452 kg = 0,00958 kg
Onggok 1,76 kg
BK
= 79,8 % X 1,76 kg
= 1,4045 kg
TDN = 78,3 % X 1,4045 kg = 1,0997 kg
PK
= 19 % X 1,4045 kg = 0,0267 kg
Bungkil Biji Kapas 0,24kg
BK
= 93,00 % X 0,24 kg
= 0,2232 kg
TDN = 75,00 % X 0,2232 kg = 0,1674 kg
PK
= 45 %
X 0,2232 kg = 0,10044 kg
Ca
= 0,2 % X 0,2232 kg = 0,004464 kg
P
= 1,18 % X 0,2232 kg = 0,00263376 kg
Premik 0,016kg
Ca
= 0,85 % X 0,016 kg = 0,000136 kg
P
= 1,50 % X 0,016 kg = 0,00024 kg
Garam 0,08kg
Ca
= 0,42 % X 0,08kg
= 0,000336 kg
P
= 0,05 % X 0,08 kg
= 0,000004 kg
Kalsium karbonat 0,0112 kg
BK
= 99%
X 0,0112 kg
= 0,011088 kg
P
= 0,14 % X 0,011088 kg = 0,0000155232 kg

27

Lampiran 4. Pemberian Pakan Harian Per Ekor Sapi dengan BH 300Kg dan
PBBH 0,75 kg
Bahan pakan

BK

TDN

PK

Ca

Kg

Kg

Kg

Kg

Kg

Gaplek

1,183

0,9286

0,0308

0,002111

0,010647

Bungkil

0,8669

0,6848

0,1456

0,004856

0,007282

Bungkil kopra 1,5452

1,2162

0,3291

0,0026268

0,00958

Bungkil kapas 0,2232

0,1674

0,1004

0,004464

0,002633

Polard

0,708

0,4899

0,1309

0,0016284

0,007788

Dedak

0,7016

0,4763

0,0912

0,00006

0,00009

Premix

0,000136

0,00024

Garam

0,000336

0,000004

Onggok

1,4045

1,0997

0,0267

Kalsium

0,0112

0,0000155

Jerami

1,82

0,0439

0,0728

0,00182

0,0182

Pemberian

8,4636

5,1069

0,9309

0,0180372

0,0565722

Kebutuhan

7,4

4,3

0,753

23

18

Selisih

+1,0636

+0,8069

+0,1779

-4,9628

+38,5722

kelapa sawit

karbonat

Lampiran 5. Kebutuhan Zat Gizi untuk Pertumbuhan Bobot Badan Sapi


(Kearl, 1982)

28

Berat Badan

PBBH

BK

PK

TDN

Ca

(kg)

(kg)

(kg)

(g)

(kg)

(g)

(g)

250

0,75
1,00
1,00

6,4
6,6
6,6

693
753
782

3,8
4,6
4,6

21
23
30

17
18
20

300

0,75
1,00
1,00

7,4
7,5
7,6

753
819
847

4,3
5,0
5,3

23
28
30

18
19
21

350

0,75
1,00
1,00
0,75
1,00
1,00

8,3
8,5
8,5
9,1
9,3
9,4

806
874
899
875
913
942

4,8
5,6
5,9
5,4
6,2
6,6

25
30
31
26
31
32

18
21
23
21
24
25

400

Lampiran 6. Kebutuhan Tenaga Kerja


1 ekor =6.3HK/6 bulan dan 1 HK = 8 jam
6.3 HK x8jam = 50.4/ 180 hari= 0.28
1 hari = 8/0.28 = 29
Jumlah sapi =148 ekor
Maka kebutuhan tenaga kerja untuk kandang yang kapasitas 148 ekor sapi
yaitu 148/29 = 5.10 atau kebutuhan pekerjanya yaitu 5 orang.

Lampiran 7. Kemiringan Lantai Kandang

29

Tan = 15/ 420 = 0.0357


Inv tan 0.0357 = 2.040

Lampiran 8. Kepadatan Kandang (K)


Luas kandang barak

= 480 m2

Rata- rata BB sapi

= 350kg

Kapasitas kandang

= 48 ekor

480/ (350/140 x K)
K

= 48

= (480/48)/ (350/140) =10/ 2.5 = 4 m2/ ekor

Anda mungkin juga menyukai