Anda di halaman 1dari 20

PEMERIKSAAN KIMIA SECARA

KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

Dosen Pembimbing:
Demes Nurmayanti, ST., M.Kes
NAMA KELOMPOK

1. Zakiyah Shabrina Cahyani (P27833320036)


2. Zhafira Nur Habibah (P27833320037)
3. Adinda Rizky Safitri (P27833320038)
4. Alfaticha Bilqis Sakina (P27833320039)
5. Amirrahman As’ad (P27833320040)
ANALISIS KIMIA
Pemeriksaan TS, TSS, dan TDS dengan
metode gravimetri

● Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen yang
telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah
melalui proses pemisahan, dengan kata lain metode gravimetri menitik beratkan pada
prinsip pemurnian dan penimbangan.
● Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau
radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti.
PERSYARATAN ANALISIS GRAVIMETRI

1. Komponen yang ditentukan harus dapat mengendap secara sempurna,


endapan yangdihasilkan stabil dan sukar larut
2. Endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah dengan
larutan(dengan penyaringan)
3. Endapan yang ditimbang harus mempunyai susunan stoikiometrik tertentu
(dapatdiubah menjadi system senyawa tertentu dan harus bersifat murni atau
dapatdimurnikan lebih lanjut
ZAT PADAT

● Zat padat yang berada dalam air (solid) dapat didefinisikan sebagai materi
yang tersisa (residu).
● Residu dari penguapan dan pemanasan dapat berupa senyawa organik atau
anorganik, baik dalam bentuk terlarut ataupun yang tersuspensi dalam air.
pengukuran solid dalam air
● Total Solid (TS)
● Total Suspended Solid (TSS)
● Total Dissolved Solid(TDS)
● Fixed Total Solid (FTS)
● Fixed Suspended Solid (FSS)
● Fixed Dissolved Solid (FDS)
● Volatile Total Solid (VTS)
● Volatile Suspended Solid (VSS)
● Volatile Dissolved Solid(VDS)
Dasar perhitungan kosentrasi TS, TDS dan TSS
● TS = 1000/V x (E - A) x 1000 = ………… mg/L
● TDS = 1000/V × (F – B) × 1000 = …........ mg/L
● TSS = 1000/V × {G = (C + D)} × 1000 = …. mg/L
KETERANGAN :

A = berat Cawan penguap 1 (g)


B = berat Cawan penguap 2 (g)
C = berat Cawan penguap 3 (g)
D= berat Kertas Saring (g)
E = berat Cawan penguap 1 + residu total (g)
F = berat Cawan penguap 2 + residu terlarut (g)
G= berat Cawan penguap 3 + kertas saring filtrate (g)
V = volume sampel air (mL)
Argentometri
Argentometri adalah jenis titrasi yang melibatkan ion perak(I).ini digunakan untuk
menentukan jumlah hadir klorida dalam sampel.

Larutan sampel dititrasi terhadap larutan perak nitrat dengan konsentrasi yang diketahui. Ion
klorida bereaksi dengan ion perak(I) untuk menghasilkan perak klorida yang tidak larut:
Metode Volhard

Metode Volhard, dinamai Jacob Volhard, melibatkan penambahan kelebihan


perak nitrat ke analit; perak klorida disaring, dan sisa perak nitrat dititrasi terhadap
amonium tiosianat, dengan besi amonium sulfat sebagai indikator yang
membentuk [Fe(OH2)5(SCN)]2+ berwarna merah darah pada titik akhir .
Metode Mohr

Dalam metode Mohr, dinamai Karl Friedrich Mohr, kalium kromat adalah
indikator, memberikan kromat perak merah setelah semua ion klorida
bereaksi:

Metode Mohr dapat diadaptasi untuk menentukan kandungan klorin total


sampel dengan menyalakan sampel dengan kalsium, kemudian asam
asetat.
Metode Fajans

Dalam metode Fajans, dinamai Kazimierz Fajans, biasanya


diklorofluorescein digunakan sebagai indikator; titik akhir ditandai
dengan suspensi hijau yang berubah merah muda.
Sebelum titik akhir titrasi, ion klorida tetap berlebih. Mereka teradsorpsi
pada permukaan AgCl, memberikan muatan negatif pada partikel.
Melewati titik ekivalen, ion-ion perak(I) berlebih menyerap pada
permukaan AgCl, memberikan muatan positif.
Class’s Projects

Pewarna anionik seperti diklorofluorescein tertarik ke


partikel, dan mengalami perubahan warna setelah adsorpsi,
mewakili titik akhir. Eosin (tetrabromofluorescein) cocok
untuk titrasi terhadap anion bromida, iodida, dan tiosianat,
memberikan titik akhir yang lebih tajam daripada
dichlorofluorescein. Ini tidak cocok untuk titrasi terhadap
anion klorida karena ia berikatan dengan AgCl lebih kuat
daripada klorida.
Permanganometri
Permanganometri merupakan titrasi redoks yang dilakukan
berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4).

Titrasi ini melibatkan dua tahapan, yakni titrasi analit dengan


larutan kalium permanganat dan kemudian standardisasi
kalium permanganat dengan larutan natrium oksalat.

Larutan mangan
Larutan permanganat
(II), Mn²+
Events

Permanganometri dilakukan dalam larutan yang sangat


asam di mana reaksi berikut terjadi:

Larutan
manganat,
MnO4²-

Potensial standar dari reaksi elektrokimia ini


adalah:Eo = +1.51 Vyang menunjukkan bahwa
KMnO4 (dalam medium asam) adalah suatu agen
pengoksidasi yang sangat kuat.
Dalam larutan asam lemah MnO4− tidak dapat menerima 5 elektron untuk
membentuk Mn+2, kali ini hanya menerima 3 elektron dan membentuk
MnO2(s) melalui reaksi elektrokimia berikut:

Dan jika larutan memiliki konsentrasi c(NaOH)>1 mol dm−3


reaksi berikut terjadi:
Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi
dapat dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri seperti:

1. Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I)


yang dapat diendapkan sebagai oksalat.

2. 2. Ion-ion Ba dan Pb dapat pula


diendapkan sebagai garam khromat.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri,
antara lain terletak pada:1. Larutan pentiter KMnO4 pada
buret2. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada
larutan seperti H2C2O43. Penambahan KMnO4 yang
terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4

Larutan kalium permanganat


spektrofotometri
Spektrofotometri adalah salah satu metode pengukuran kuantitatif dalam
kimia analisis terhadap sifat refleksi atau transmisi cahaya suatu materi
sebagai fungsi dari panjang gelombang.

Metode ini lebih spesifik dibandingkan istilah umum spektroskopi


elektromagnetik, karena spektrofotometri berurusan dengan sinar
tampak, dekat-ultraungu, dan dekat-inframerah, tetapi tidak meliputi
teknik time-resolved spectroscopy.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai