Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KESALAHAN PENERAPAN EBI DALAM MEDIA

JUDUL
PUBLIKASI BERUPA SPANDUK, POSTER, DAN PAPAN NAMA
JURUSAN Pendidikan Teknologi Agroindustri
1. Najah Farihah (1803810)
2. Siti Afina Sabrina (1803880)
ANGGOTA 3. Akmal Rifa’I Ukadama (1804066)
4. Ajeng Salsa Khoirunissa (1804206)
5. Ryzki Milennia Caprianti (1804607)
() KELENGKAPAN KETERANGAN
HALAMAN SAMPUL Ajeng
LEMBAR ABSTRAK Ajeng
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Ryzki
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Ryzki
1.3 Tujuan Penelitian Ryzki
1.4 Manfaat Penelitian Ryzki
1.5 Metode Pelaksanaan Ryzki
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia Najah

2.2 Ejaan Najah

2.3 Diksi (Pilihan Kata) Najah

2.4 Jenis Media Najah


3. ANALISIS KESALAHAN PENERAPAN EBI DALAM MEDIA
PUBLIKASI BERUPA SPANDUK, POSTER, DAN PAPAN NAMA
3.1 Kesalahan yang ditemukan dan cara penulisan kata Akmal
yang tepat untuk setiap kesalahan
4. PENUTUP
4.1 Simpulan Siti Afina
4.2 Saran Siti Afina
DAFTAR PUSTAKA Siti Afina
LAMPIRAN-LAMPIRAN Siti Afina
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan faktor penting bagi terciptanya interaksi dalam


kehidupan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Depdiknas,
2008:hlm. 119), bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri. Sistem lambang bunyi yang dimaksud adalah suatu yang
dapat mewakili gagasan, perasaan, benda dan tindakan secara arbiter atau mengacu
pada kesepakatan bersama dalam bentuk mana suka.

Penggunaan bahasa dikatakan benar jika mengacu pada kaidah Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Ejaan yang disempurnakan ini berlaku sejak tahun 1972
tetapi kini mengalami penyempurnaan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penyempurnaan tersebut
menghasilkan Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50
Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) (Qhadafi,
2018).

Kesalahan dalam berbahasa dapat disebabkan oleh penggunaan bahasa


asing dan bahasa daerah telah memengaruhi cara berpikir masyarakat dalam
penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Bahasa yang biasa digunakan dalam
media publikasi berupa spanduk, poster maupun papan nama terkadang tidak
menggunakan bahasa baku dan ejaan yang tepat. Acap kali ditemukan kesalahan
penulisan kata seolah-olah menjadi sebuah kelaziman dalam kehidupan sehari-hari
dikarenakan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan kaidah
penulisan kata yang benar. Untuk itu, diperlukan tata cara penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin memberikan
pengetahuan tentang pentingnya penulisan kata yang tepat dalam proses publikasi
khususnya dalam bentuk penulisan kata.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan penelitian ini


sebagai berikut.

1. Kesalahan apa saja yang ditemukan dalam media publikasi berupa


spanduk, poster maupun papan nama?
2. Bagaimana cara penulisan kata yang tepat untuk setiap kesalahan yang
ditemukan dalam media publikasi berupa spanduk, poster maupun
papan nama?
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Dapat mendeskripsikan kesalahan apa saja yang ditemukan dalam


media publikasi berupa spanduk, poster maupun papan nama.
2. Mengetahui bagaimana cara penulisan kata yang tepat untuk setiap
kesalahan yang ditemukan dalam media publikasi berupa spanduk,
poster maupun papan nama.
1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut.


1. Dapat memperkaya teori-teori yang berkaitan dengan penulisan yang benar
dengan memerhatikan ejaan sesuai dengan PUEBI.
2. Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya
dengan objek penelitian yang berbeda sehingga dapat dijadikan tuntunan
dalam kegiatan menulis sesuai dengan ejaan dengan berpedoman pada
PUEBI.
1.5 Metode Pelaksanaan

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif. Metode


ini memiliki tujuan untuk dapat mengumpulkan data secara detail, mendalam dan
juga aktual. Penelitian ini juga melakukan perbandingan antara hasil penelitian
dengan kajian pustaka sehingga dapat menemukan sebuah solusi yang dapat
diimplementasikan dalam menghadapi sebuah permasalahan.
II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

Menurut Afifah & Hasibuan (2017), dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa
kata yang artinya bernuansa dengan kesalahan, yaitu: penyimpangan, pelanggaran,
dan kekhilafan. Keempat kata itu dapat dideskripsikan artinya sebagai berikut:

1. Kata ‘salah’ diantonimkan dengan ‘betul’, artinya apa yang dilakukan tidak
betul, tidak menurut norma, tidak menurut aturan yang ditentukan. Hal tersebut
mungkin disebabkan oleh pemakai bahasa yang belum tahu atau tidak tahu terdapat
norma, kemungkinan yang lain adalah kekhilafan. Jika kesalahan ini dikaitkan
dengan penggunaan kata, ia tidak tahu kata yang tepat dipakai.

2. ‘Penyimpangan’ dapat diartikan menyimpang dari norma yang telah ditetapkan.


Pemakai bahasa menyimpang karena tidak mau, enggan, malas mengikuti norma
yang ada. Sebenarnya, pemakai bahasa tersebut tahu norma yang benar, tetapi dia
memakai norma lain yang dianggap lebih sesuai dengan konsepnya. Kemungkinan
lain penyimpangan disebabkan oleh keinginan yang kuat yang tidak dapat dihindari
karena satu dan lain hal. Sikap berbahasa ini cenderung menuju ke pembentukkan
kata, istilah, slang, jargon, bisa juga prokem.

3. ‘Pelanggaran’ terkesan negatif karena pemakai bahasa dengan penuh kesadaran


tidak mau menurut norma yang telah ditentukan, sekalipun dia mengetahui bahwa
yang dilakukan berakibat tidak baik. Sikap tidak disiplin terhadap media yang
digunakan seringkali tidak mampu menyampaikan pesan dengan tepat.

4. ‘Kekhilafan’ merupakan proses psikologis yang dalam hal ini menandai


seseorang khilaf menerapkan teori atau norma bahasa yang ada pada dirinya, khilaf
mengakibatkan sikap keliru memakai. Kekhilafan dapat diartikan kekeliruan.
Kemungkinan salah ucap, salah susun karena kurang cermat (Setyawati, 2010:13-
14).

Menurut Nurwicaksono (2018), Corder dalam Fisiak (1981) menyatakan


bahwa kesalahan berbahasa terdiri atas tiga istilah, yakni (1) lapses, (2) error, (3)
mistake. Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk
menyatakan sesuatu sebelum tuturan (kalimat) selesai dinyatakan secara lengkap.
Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh penuturnya.
Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan tata
bahasa (breach of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki aturan
atau kaidah tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain sehingga berdampak
pada ketidaksempurnaan tuturan. Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat
penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu.
Kesalahan ini mengacu kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan
kaidah yang diketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua
(B2).

2.2 Ejaan

Menurut Afifah & Hasibuan (2017), biasanya ejaan itu bukan hanya soal
perlambangan fonem dengan huruf saja, tetapi juga mengatur cara penulisan kata
dan penulisan kalimat beserta dengan tanda-tanda bacanya (Chaer, 2006:36).
Sejalan dengan pendapat Chaer, Setyawati (2010:155) juga mengatakan bahwa
ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama
berkaitan dengan cara mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar,
misalnya penggunaan tanda baca pada satuan-satuan huruf, kata, kelompok kata,
atau kalimat. Masalah ejaan pada hakikatnya merupakan kaidah bahasa tulis.
Dengan kata lain, ejaan adalah seperangkat aturan tentang keseluruhan sistem
penulisan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai
sarananya. EYD merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan
bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. EYD sangat
berperan sebagai pemersatu bangsa sebab ejaan yang telah ditetapkan ini
merupakan bahasa tulis yang telah resmi digunakan di Indonesia. Selain itu, EYD
juga dapat digunakan sebagai pedoman dalam beraktivitas berbahasa terutama
dalam berbahasa resmi, baik, dan benar, serta dapat dijadikan sebagai pengendali
perkembangan bahasa Indonesia terhadap pengaruh bahasa asing dan IPTEK.
Sementara itu, tujuan penggunaan EYD adalah agar penggunaan dan penulisan
bahasa sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga tidak ada lagi kesenjangan
antara pengucapan atau penulisan kalimat dan makna asli dari kalimat tersebut.
Kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD), meliputi pemakaian
huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.

2.3 Diksi (Pilihan Kata)

Menurut Afifah & Hasibuan (2017), pilihan kata atau diksi pada dasarnya
adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk digunakan dalam kalimat atau
wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya
hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar memilih kata yang
tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan
konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan yang
nilai rasa masyarakat pemakainya.

Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata


dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan
mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara
aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu
mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.

2.4 Jenis Media

Menurut Susanti & Agustini (2016), media periklanan luar ruangan merupakan
salah satu media yang diletakkan di luar ruangan yang pada saat ini telah menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat, yang memiliki tujuan menyampaikan pesan
promosi suatu produk atau jasa. Menurut Fandy Tjiptono (2008:243), media luar
ruangan adalah media yang berukuran besar Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa
Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 51 dipasang di
tempat-tempat terbuka, seperti di pinggir jalan, di pusat keramaian atau tempat-
tempat khusus lainnya, seperti di dalam bus kota, gedung, pagar tembok, dan
sebagainya.

Contoh media iklan luar ruang, di antaranya sebagai berikut.

1. Billboard
Billboard bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar. Bisa disebut
juga billboard adalah bentuk poster dengan ukuran yang lebih besar yang diletakkan
tinggi di tempat tertentu yang ramai dilalui orang. Billboard termasuk model iklan
luar ruang yang paling banyak digunakan.Perkembangannya pun cukup
pesat.Sekarang di jaman digital, billboard pun menggunakan teknologi baru
sehingga muncullah digital billboard. Ada juga mobile billboard yaitu billboard
yang berjalan ke sana ke mari karena dipasang di mobil (iklan berjalan). Mobile
billboard sendiri sekarang sudah ada yang digital mobile billboard. Di Indonesia,
billboard punya definisi sendiri, yaitu billboard yang berbentuk bidang dengan
bahan terbuat dari kayu, logam, fiberglas, kain, kaca, plastik, dan sebagainya yang
pemasangannya berdiri sendiri, menempel bangunan dengan konstruksi tetap, dan
reklame tersebut bersifat permanen. Jadi papan iklan di atas toko pun masuk
kategori billboard.

2. Spanduk

Spanduk adalah kain membentang biasanya berada di tepi-tepi jalan yang berisi
teks, warna, dan gambar. Spanduk merupakan suatu media informasi. Spanduk bisa
dibuat sendiri dengan menggunakan cat, sablon (screen printing) ataupun dengan
cara cat mesin (offset). Spanduk juga termasuk media promosi yang cukup populer
belakangan ini karena harganya yang murah dan proses pengerjaannya yang cepat.
Zaman sekarang banyak perusahaan yang bergerak di bidang periklanan memiliki
mesin digital print sendiri.

3. Sign Board

Papan penunjuk letak toko atau instansi terkait, biasannya berpentuk papan atau
MMT yang bertuliskan nama dan arah menuju tempat.

4. Neon Boks

Neon Boks merupakan alternatif lain untuk media promosi, variasi bentuk dan
warna sekaligus memadukan unsur pencahayaan sehingga dapat menarik perhatian
khalayak. Neon boks adalah bagian media promosi luar ruang yang umumnya
berbentuk kotak dan diterangi lampu neon dari dalam boks itu sendiri. Corak dan
model biasanya mencerminkan identitas corporate atau usaha itu sendiri.

5. Shop Sign

Shop Sign adalah sejenis papan nama usaha sebagai identitas dari perusahaan
tersebut. Media ini biasanya menempel tidak jauh-jauh dari gedung tempat usaha
agar klien atau konsumen juga tidak jauh-jauh bertanya dan mudah mengenali.

III. ANALISIS

3.1 Kesalahan yang dan cara penulisan kata yang tepat untuk setiap kesalahan
a). Mushola harusnya Musala

Kesalahan kata Mushola termasuk dalam istilah ‘Mistake’ karena penutur


tidak tepat dalam menggunakan kaidah yang diketahui benar bukan karena
kurangnya penguasaan bahasa.

Kesalahan dalam kata Mushola dalam kategori strategi perfomasi termasuk


dalam Missformation (Kesalahbentukan) karena penutur membentuk suatu frase
yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa.

b). Kwalitas harusnya Kualitas

Kesalahan kata Kwalitas termasuk dalam kategori strategi perfomasi, lebih


tepatnya addition (penambahan) yaitu adanya unsur lain yang sebenarnya tidak
diperlukan. Termasuk juga kesalahan interlingual yakni kesalahan yang bersumber
(akibat) dari pengaruh bahasa yang benar.

c). Surabi harusnya Serabi

Kesalahan dalam kata Surabi termasuk dalam kategori strategi performasi,


lebih tepatnya Missinformastion (kesalahbentukan) karena kesalahan penutur
dalam meletakkan unsur yang salah dalam suatu kata.

d). Sovenir harusnya Souvenir


Kesalahan dalam kata Sovenir termasuk dalam istilah ‘Lapses’ karena
penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh unsur selesai
diungkapkan. Kesalahan ini terjadi karena ketidaksengajaan penuturnya.

Kesalahan dalam kata Sovenir termasuk dalam kategori strategi perfomasi


termasuk dalam kesalahan omission (penanggalan) dimana kata Sovenit tidak utuh
atau terjadi penanggalan satu unsur.

e). Strum harusnya Setrum

Kesalahan dalam kata Strum termasuk dalam istilah ‘Lapses’ karena


penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh unsur selesai
dinyatakan selengkapnya. Kesalahan ini sering terjadi akibat ketidaksengajaan dan
tidak disadari oleh penuturnya.

Kesalahan dalam kata Strum juga termasuk dalam kategori strategi


perfomasi. Lebih tepatnya omission (penanggalan) karena penutur menanggalkan
satu unsur dalam kata Setrum.

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dapat disimpulkan


bahwa masih banyak kesalahan penerapan EBI dalam media publikasi berupa
spanduk, poster, dan papan nama. Bentuk kesalahan penerapan EBI dalam media
publikasi berupa spanduk, poster, dan papan nama adalah kesalahan dalam
pemilihan kata. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman masyarakat
dalam penggunakan ejaan yang baik dan benar.

Cara penulisan yang tepat untuk memperbaiki setiap kesalahan yang


ditemukan dalam media publikasi berupa spanduk, poster, dan papan nama
disesuaikan dengan kategori strategi penulisan yang telah dijelaskan dalam hasil
analisis.
4.2 Saran

Kita sebagai warga negara Indonesia diharuskan memahami penggunaan


Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kita harus selalu berusaha untuk
memperbaiki kesalahan dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang telah kita
lakukan, yaitu dengan memeriksa kembali kata yang akan digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, N. & Hasibuan, N. S. (2017). ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA


PENULISAN MEDIA LUAR RUANG DI WILAYAH KOTA MEDAN, Vol. 2, No.
1 ISSN 2541-3775.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:


Depdiknas.

Nurwicaksono, B. D. dkk. (2018). ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA


INDONESIA PADA TEKS ILMIAH MAHASISWA. AKSIS Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 2, No. 2, 138-153. doi:
doi.org/10.21009/AKSIS.020201

Sarwono. (2016). KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA PADA


PENULISAN PAPAN NAMA DAN SPANDUK DI PROVINSI JAMBI.
Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan, Vol. 12, No. 2, 547-557.

Susanti, R. & Agustini, D. (2016). ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA


PADA PENULISAN IKLAN LUAR RUANG DI KOTA SURAKARTA.
Jurnal Sainstech Politeknik Indonesia Surakarta, Vol. 2, No. 5, 46-58.

Qhadafi, M. R. (2018). ANALISIS KESALAHAN PENULISAN EJAAN YANG


DISEMPURNAKAN DALAM TEKS NEGOSIASI SISWA SMA NEGERI 3
PALU. Jurnal Bahasa dan Sastra, Vol. 3, No. 4 ISSN 2302-2043
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1. Mushola (Najah Farihah) Gambar 2. Kwalitas (Ryzki Milennia C.)

Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 3. Surabi (Ajeng Salsa K.) Gambar 4. Sovenir (Siti Afina S.)

Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi


Gambar 5. Strum (Akmal Rifa’I U.)

Sumber: Dokumen Pribadi

Anda mungkin juga menyukai