PENDAHULUAN
Laporan penelitian ini kami buat untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
Dengan dibuatnya laporan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dari
pembaca.
Sekarang ini, banyak sekali pelajar bahkan masyarakat yang masih rancu
menempatkan kata dalam kalimat. Disadari atau tidak, penggunaan kata sering sekali
tidak tepat dalam penggunaan. Disamping itu kerancuan pun kerap membingungkan
masyarakat dalam penggunaan bahasa baku. Pelajar atau masyarakat sering kali tidak
memperhatikan apakah tulisannya sesuai aturan atau tidak. Yang penting tujuan dan
maksud mereka tersampaikan. Selain itu ketidakpahaman penggunaan tanda baca,
menyebabkan banyak tulisan-tulisan di spanduk, papan nama, selembaran, dan mading
tidak sesuai kaidah Bahasa Indonesia. Banyak ditemui kata yang tidak baku dan juga
ditemukan kesalahan dalam penulisan tanda baca yang tidak sesuai dengan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Hal itulah yang menyebabkan dalam tulisan
kerap tidak sesuai dengan PUEBI ataupun bahasa baku.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) belum lama ini diperbaiki menjadi Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Perubahan ini dilakukan sebagai dampak
meluasnya penggunaan bahasa melalui teknologi, pengetahuan, dan seni. Ada tiga hal
perubahan yang terjadi pada PUEBI. Penggantian menggunakan huruf diftong,
penggunaan huruf tebal, serta penggunaan huruf kapital.
1
Kedua, penelitian ini dilakukan karena terbatas. Terbatas di sini, berarti bahan
yang dikaji tidak terlalu banyak, hanya EYD dan diksi saja Kesalahan yang terjadi pada
papan nama di Darussalam banyak terjadi kesalahan pada EYD dan diksi. penelitian ini
dilakukan pada saat yang sama. Dengan Membagi anggota tim untuk mengambil gambar
di handphone dan mulai mensurvei dibeberapa tempat dan sebagian tim mencek
kesalahan-kesalahan dalam penggunaan EYD dan diksi, sehingga adapun kekurangan-
kekurangan itu kami diskusikan kembali oleh semua anggota tim, kami akan
memaparkan beberapa permasalahan, sampel gambar, dan juga paparan tabel hasil
analisis.
Hasil penelitian yang membuktikan papan nama di Jalan Teuku Chik Ditiro,
belum disetujui dan sesuai dengan aturan dan kaidah tata bahasa Indonesia. Sesuai
untuk menulis di papan nama, bebas-mata untuk golongan, berbakat, menulis, dapat
diterima oleh orang lain, dengan persyaratan harus sesuai dengan kaidah bahasa yang
baku. Masih banyak ditemukan kesalahan-kesalahan yang dianggap masyarakat tidak
terlalu penting, sehingga hampir disetiap Iklan maupun papan nama toko Itu hampir
ditemukan kesalahan, pentingnya bagi pemilik toko secara langsung mungkin tidak ada,
tetapi bagi para pembaca baik yang menyadari adanya kesalahan penulisan itu maupun
tidak dikhawatirkan menjadi suatu kebiasaan masyarakat, disamping melestarikan
budaya berbahasa Indonesia juga penting untuk mengembalikan kepedulian masyarakat
dalam berbahasa yang baik dan benar.
Sesuai dengan latar belakang di atas, penelitian ini membantu untuk memahami
bahasa Indonesia yang benar pada papan nama di Jalan Teuku Chik Ditiro, Aceh Besar.
1.2.2 Berapa macam sampel yang diambil untuk dijadikan bahan analisis?
1.2.3 Apa saja yang hal yang dianalisis dalam Iklan dan papan nama toko?
2
1.2.4 Apa saja yang menjadi masalah dan apa yang sesuai dengan kaidah PUEBI?
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca lainnya:
3
1.5 Definisi Oprasional
menjelaskan mengenai pengertian dari variabel yaitu :“Variabel penelitian adalah suatu
hal mengenai penulisan iklan, papan toko atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Dalam
penelitian ini penulis melakukan pengukuran terhadap keberadaan suatu variabel dengan
menggunakan instrumen penelitian. Setelah itu penulis akan melanjutkan analisis untuk
mencari pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Berdasarkan hubungan antara satu
variabel dengan variabel lain, maka variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predicator, antecedent. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas (independent variable) adalah Iklan dan papan nama toko juga spanduk.
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas sesuai dengan masalah yang akan diteliti
maka yang akan menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah penulisan kata-kata
yang akan dikoreksi.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan para
pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau bagian dari
komposisi yang “menyimpang” dari norma baku atau norma terpilih dari performansi
bahasa orang dewasa. Para guru dan orang tua yang telah bersabar terhadap kesalahan
berbahasa yang dilakukan siswa atau anak-anaknya tiba pada suatu simpulan bahwa
“berbuat kesalahan merupakan suatu bagian belajar yang tidak terhindarkan”. Dengan
kata lain, guru dan orang tua tidak perlu menghindar dari kesalahan, tetapi justru harus
menghadapi serta memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh murid atau anak
mereka. Kita hendaklah benar- benar menyadari bahwa orang tidak dapat belajar
bahasa tanpa sama sekali berbuat kesalahan-kesalahan secara sistematis.
5
tidak hanya dibuat oleh siswa yang mempelajari bahasa kedua (B2), tetapi juga oleh
siswa yang mempelajari bahasa pertamanya (B1). Hal ini menunjukkan bahwa
kesalahan berbahasa itu erat kaitannya dengan pembelajaran bahasa, baik pembelajaran
bahasa pertama (B1) maupun bahasa kedua (B2). Oleh karena itu, kesalahan-kesalahan
yang terjadi itu perlu diketahui dan dikaji secara mendalam, sebab kesalahan tersebut
merupakan bagian integral dari proses belajar bahasa. Dengan mengkaji kesalahan-
kesalahan tersebut, setidaknya ada tiga informasi yang diperoleh, yaitu: (1) sebagai
umpan balik bagi guru, sampai sejauh mana kemajuan telah dicapai siswa, sehingga
materi-materi apa sajakah yang masih tersisa dan harus dipelajari, (2) sebagai bukti
bagi peneliti tentang bagaimana seseorang memperoleh dan belajar bahasa, dan (3)
sebagai masukan bahwa kesalahan itu merupakan salah satu strategi yang digunakan
siswa dalam memperoleh bahasanya.
1) Errors adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan
tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah
memiliki aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain,
sehingga itu berdampak pada kekurangsempurnaan atau ketidakmampuan penutur.
Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadi kesalahan berbahasa
akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.
2) Mistakes adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih
kata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu
kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang
diketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua (B2)
6
Errors (kesalahan) dan mistakes (kekeliruan) yang oleh Corder (dalam
Rusminto: 2011) dinyatakan sebagai dua hal yang berbeda. Ditambahkan bahwa
errors (kesalahan) sebagai penyimpangan-penyimpangan yang terjadi secara sistematis
dan konsisten, dan disebabkan oleh belum dipahaminya sistem linguistik bahasa yang
digunakan. Sementara itu, mistakes (kekeliruan) adalah penyimpangan yang tidak
sistematis dan konsisten. Meskipun begitu, dalam uraian selanjutnya dinyatakan bahwa
untuk menentukan apakah suatu penyimpangan yang dibuat oleh siswa itu sebagai
suatu kesalahan (errors) atau kekeliruan (mistakes) merupakan permasalahan yang sulit
dan memerlukan pengkajian lebih lanjut.
Namun, Kachru menggunakan istilah yang sedikit berbeda dengan pakar lain. Dia
menggunakan istilah “deviations” (penyimpangan) dan ”mistakes” (kesalahan). Kedua
istilah ini digunakannya pada pembelajaran yang dilakuan pelajar India di dalam
mempelajari bahasa Inggris. Diungkapkan bahwa keduanya dipengaruhi oleh faktor
sosial budaya dan faktor kebahasaan yang dalam praktik penggunaan bahasa
Inggrisnya dipengaruhi oleh dialek lokal (bahasa India). Di dalam bahasa Indonesia,
pengaruh bahasa Ibu (bahasa daerah) juga sering dijumpai dalam bahasa lisan ataupun
bahasa tulis, sebagaimana contoh berikut.
7
1) Dia bisa ngomong seharusnya Dia bisa berbicara
2) Dia pergi ngantor seharusnya Dia pergi ke kantor
Demikian juga pengaruh bahasa Inggris sebagai bahasa ketiga (B3) yang
dipelajari siswa di sekolah juga memberi kontribusi terhadap kesalahan berbahasa
Indonesia. Berikut contoh kesalahan tersebut.
Saya berterima kasih kepada Amir, selaku kepala sekolah yang mana telah
sudi menerima kami sebagai guru di sekolah ini.
seharusnya
Saya berterima kasih kepada Amir, selaku kepala sekolah yang telah sudi
menerima kami sebagai guru di sekolah ini.
8
Kesalahan dan kekeliruan sebagai dua kata yang bersinonim, dua kata yang
memiliki makna kurang lebih sama. Istilah kesalahan (errors) dan kekeliruan
(mistakes) dalam pengajaran bahasa dibedakan, yakni di dalam penyimpangan dalam
pemakaian bahasa.
9
Kategori Kesalahan Kekeliruan
Sudut Pandang
1. Sumber Kompetensi Performansi
10
2.3 Sumber Kesalahan Berbahasa
Ejaan yang berlaku di dalam penggunaan bahasa Indonesia saat ini adalah
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang mulai berlaku pada tanggal 17
11
Agustus 1971dan direvisi berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 0543a/U/1987 tanggal 9 September1987.
Adapun hal-hal pokok yang diatur dalam “Ejaan Yang Disempurnakan”
adalah sebagai berikut.
3) Penulisan kata.
Berkaitan dengan Ejaan Yang Disempurkan (EYD) di atas, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan di dalam menganalisis kesalahan berbahasa siswa,
sebagaimana berikut ini.
12
9) Huruf pertama nama geografi.
10) Huruf pertama unsur nama negara, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali kata seperti dan.
11) Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat
pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi.
12) Huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang
sempurna,) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk
yang tidak terletak apada posisi awal Huruf pertama unsur
singkatan nama, gelar, pangkat, dan sapaan.
13) Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak,
ibu, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan
pengacuan.
14) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
13
vi. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan
kepala karangan, kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
vii. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan
tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
14
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringnya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
1) Kata Dasar
2) Kata Turunan
3) Bentuk Ulang
4) Kata Ganti
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya;
-ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya
5) Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap
sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
15
2.8 Penulisan Partikel
1) Lambang bilangan dapat dinyataka dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara
berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
2) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,
susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
16
Dimyati dan Mujiono mengatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara
aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. UUSPN No. 20 tahun
2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai
proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir
yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan
kemampuan mengonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Adapun ciri-ciri pembelajaran
adalah sebagai berikut.
17
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam Astuti (2010)
bahwa tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa adalah untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan, dan minatnya, sedangkan bagi guru adalah untuk mengembangkan
potensi bahasa Indonesia siswa, serta lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar
kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa.
Selain itu, tujuan umum pembelajaran sebuah bahasa adalah memiliki peran
sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan
merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran Bahasa memungkinkan manusia
untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang
lain, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesasteraan sebagai
salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti
dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi
pada data yang telah didapatkan tersebut. Metode penelitian memberikan gambaran
rancangan penelitian yang meliputi antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang
harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan dengan langkah apa data-data
tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah dan dianalisis.
19
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif.
Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran kesalahan penulisan pada
Jalan Teuku Chik Ditiro.Pelaksanaan metode ini dapat mengikuti langkah-
langkah kerja seperti menyusun instrumen penelitian,mengumpulkan
data,mengklasifikasi data,menganalisis data,menarik kesimpulan,serta menulis
laporan penelitian.Dalam hal ini Sudaryanto mengemukakan bahwa metode
deskriptif merupakan metode yang menyarankan bahwa penelitian yang
dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang
ada sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perincian seperti potret
paparan sebagaimana adanya.Selain itu, penelitian ini juga bermasud
memberikan gejala yang ada secara objektif, tanpa ada perlakuan yang
disengaja yang di rekayasa oleh peneliti. Keberhasilan penelitian ini sebagian
besar ditentukan oleh ketersediaan instrumen yang memiliki validitas dan
reliabelitas yang tinggi.Untuk mencapai kategori itu, ditetapkan langkah-
langkah kerja secara sistematis.Langkah-langkah kerja tersebut adalah sebagai
berikut:
iv. Pada teknik ini peneliti mengelompokkan data yang benar sesuai
kaidah bahasa Indonesia dan data yang tidak sesuai dengan kaidah
Bahasa Indonesia.Setelah itu,peneliti memuat alternatif pembetulan
data jika ada data yang salah atau tidak sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia .
vii. Sejalan dengan metode yang digunakan , data penelitian ini diperoleh
melalui terjun langsung kelapangan.Selanjutnya, data tersebut
dideskripsikan utuk memudahkan penarikam simpulan.Langkah-
langkah yang ditempuh dalam penganalisisan data penelitian ini
adalah sebagai berikut:
21
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
4.2 Pembahasan
1) Kesalahan pada penulisan kata serapan pada gambar di atas harusnya kata
"servece” di ganti dengan kata “Servis” karna kata yang tertulis di gambar
itu belum menggunakan kata serapan.
2) Penulisan kata “accesories” dalam gambar tersebut belum menggunakan
kata serapan yang benar yaitu yang seharusnya menggunakan “aksesoris”.
3) Kata “shoes” pada spanduk itu bukanlah kata serapan dan tidak efektif
untuk digunakan. Sebaiknya kata “shoes” di ganti dengan “sepatu” yang
lebih efektif.
4) Penulisan tanda baca yang tidak tepat dan penempatan huruf kapital
(MUKHSIN PUTRA HASPY , SH , Spn) yang seharusnya ditulis (Mukhis
Putra Haspy, S.H., Spn.)
5) Penulisan kata “mesjid” pada gambar di atas adalah salah karna seharusnya
kata “mesjid” di ubah menjadi kata yang lebih baku yaitu “masjid” dengan
menggunakan huruf ‘a’ dan bukannya menggunakan huruf ‘e’.
6) Penulisan pada kata “photocopy” pada gambar merupakan kata asal
“fotokopi” yang di serap dari bahasa Inggris jadi, penulisan yang benar
adalah “fotokopi”
7) Kata “gybsum” yang harusnya di ganti menjadi “gipsum” dengan
menggunakan huruf ‘i’ dan huruf ‘p’. Jadi, jika menggunkan huruf ‘y’ dan
‘b’ kata tersebut dianggap.
8) Penulisan olahraga yang benar adalah "olahraga", bukan "olah raga"
9) Kata olahraga merupakan gabungan kata benda yang sudah padu ditulis
serangkai. Jadi, apabila ditulis terpisah akan berbeda artinya.
Olahraga = gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh
Olah, dapat berarti laku; ulah; akal (daya upaya, tipu daya)
perbuatan tingkah; canda
Raga, dapat berarti keranjang yang kasar terbuat dari rotan
bola yang terbuat dari anyaman rotan
badan; tubuh
potong (untuk daging dalam ukuran besar)
32
Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai lainnya yaitu
i. acapkali
ii. adakalanya
iii. apalagi
iv. bagaimana
v. barangkali
vi. beasiswa
10) Penulisan singkatan ( KUA ) harusnya (KUA) karena pada dasarnya salah
satu aturan penggunaan spasi adalah
Spasi digunakan sebelum dan sesudah:
i. Tanda petik dan kurung. Spasi sebelum tanda pembuka dan setelah
tanda penutup. Bagian yang diapit tidak dipisahkan dengan spasi
dengan tanda pengapitnya. Contoh: "Kalimat", SIM (surat izin
mengemudi).
ii. Tanda elipsis (...). Tanda elipsis yang berada di akhir kalimat
ditambahkan satu titik tanpa spasi di antara kedua tanda tersebut.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan cermat ....
(ada empat titik; tiga elipsis, dan satu titik penutup kalimat).
11) Kata Jln. Peniti harusnya tetap di tulis peuniti, karna peuniti adalah nama
sebyah tempat atau kampung, sedangkan menurut KBBI peniti memiliki arti
peniti /pe·ni·ti/ n jarum penyemat (pengelat) walaupun hanya berbeda satu
huruf, jelas terdapat perbedaan makna.
12) Penulisan nama Tgk syikditiro harusnya di tulis Teuku Chik Ditiro karena
penulisan nama tokoh yang bersangkutan harus sesuai sebagaimana
mestinya.
13) Penulisan kata Body Massage kurang tepat digunakan karena Body
Massage merupakan bahasa asing yang tidak dipahami oleh semua kalangan
oleh karena itu lebih baik menggantinya dengan kata Pijat Tubuh.
14) Penulisan kata "Praktek" harusnya "praktik" . Karena kata praktik diserap
dari bahasa inggris yaitu (practice).
Berdasarkan KBBI penulisan yang tepat dari kata serapan praktik adalah
prak·tik n 1 pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori: teorinya
33
mudah, tetapi -- nya sukar; 2 pelaksanaan pekerjaan (tentang dokter,
pengacara, dan sebagainya): -- dokter dibuka mulai pukul 15.00; 3
perbuatan menerapkan teori (keyakinan dan sebagainya); pelaksanaan:
aturan itu menemui kesukaran dalam -- nya;
-- kandang kerja praktik yang dilakukan di perusahaan peternakan
(mencakup pengelolaan, perkandangan, pemberian makan, dan sebagainya);
i. ber·prak·tik v melakukan (melaksanakan) pekerjaan (tentang dokter,
pengacara, dan sebagainya): mereka ~ selama dua minggu; ia ~ sebagai
seorang astrolog;
ii. mem·prak·tik·kan v melakukan (apa yang tersebut dalam teori,
pelajaran, dan sebagainya); melaksanakan; menunaikan: ~ teori yang
telah dipelajarinya; ~ ajaran Budha
15) Penggunaan preposisi "disini" harusnya di tulis terpisah yaitu "di sini"
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
(PUEBI), penulisan kata depan di, ke, dan dari yang benar ialah terpisah
dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah
lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Untuk menghubungkan dua klausa tidak sederajat, bahasa Indonesia
tidak mengenal bentuk “di mana” (padanan dalam bahasa Inggris adalah
“who”, “whom”, “which”, atau “where”) atau variasinya (“dalam mana”,
“dengan mana”, “yang mana”, dan kata yang sejenis dengan itu).
Penggunaan kata “di mana”, “yang mana”, dll. sebagai kata
penghubung sangat sering terjadi pada penerjemahan naskah dari bahasa-
bahasa Indo-Eropa ke bahasa Indonesia.
Cara yang paling mudah untuk membedakan di sebagai kata depan dan di-
sebagai pasif adalah : bila di belakang di ada kata yang menyatakan tempat,
di ditulis terpisah, sedangkan bila belakangnya ada kata kerja ditulis
disambung.
26) Tanda elipsis (...). Tanda elipsis yang berada di akhir kalimat ditambahkan
satu titik tanpa spasi di antara kedua tanda tersebut. Contoh: Dalam tulisan,
tanda baca harus digunakan dengan cermat .... (ada empat titik; tiga elipsis,
dan satu titik penutup kalimat).
27) Simpang surabaya,Banda Aceh. Pada kata Surabaya tidak dengan diawali
huruf kapital karena jika memakai huruf kapital akan menyatakan tempat
atau daerah sebenarnya.
28) Kata sticker harusnya ditulis stiker karena di serap dari bahasa asing,
sebagaimana kita ketahui kata serapan merupakan suatu kata di dalam
bahasa Indonesia yang di dalamnya merupakan serapan atau bersumber dari
suatu bahasa asing yang di pergunakan utnuk mencari padanan kata yang di
anggapnya tepat. Cara mengucapkannya serta penulisannya pun dapat di
sesuaikan dengan kaidah-kaidah standar atau juga yang telah baku di dalam
EYD.
Semua proses penyerapannya dapat di lakukan dengan atau juga tanpa
adanya suatu perubahan, akan tetapi dapat berupa penyesuaian yang di berikan
berupa lafal atau juga ejaan.
Menurut KBBI stiker adalah sti·ker n lembaran kecil kertas atau plastik
36
yang ditempelkan; etiket.
37
14. Kata disini Penulisan yang tepat di sini
15. Penggunaan tanda baca (“Olah Raga Penulisan yang tepat “Olahraga
Yess”Narkoba No”) Yes, Narkoba No”
16. Penulisan kata Yess Penulisan yang tepat Ya
17. Penggunaan spasi setelah tanda baca Penulisan yang tepat adalah
titik dua (Nomor :) Nomor:
18. Penulisan singkatan jalan (Jl.) Penulisan yang tepat adalah Jln.
19. Kata AL iSLAM Penulisan yang tepat adalah AL
ISLAM
20. Kata NURDHANI Penulisan yang tepat adalah
Nurdhani
21. Kata di panggil Penulisan yang tepat adalah
dipanggil
22. Kata 1juta Penulisan yang tepat adalah 1
juta
23. Kata SpeedMaster Penulisan yang tepat adalah
Speedmaster
24. Kata ( PPAT ) Penulisan yang tepat adalah
(PPAT)
25. Penulisan tanda baca Simpang Surabaya Penulisan yang benar adalah
-Banda aceh Simpang Surabaya, Banda Aceh
26. Penulisan kata sticker Penulisan yang tepat adalah
stiker
38
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Selayaknyalah kalau semua orang/warga negara Indonesia mempunyai sikap
positif terhadap Bahasa Indonesia. Dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa
Indonesia baik tulisan maupun lisan, haruslah mempertimbangkan tepat tidaknya
ragam bahasa yang digunakan. Kita sebagai warga negara Indonesia harus
mempunyai sikap seperti itu karena siapa lagi yang menghargai Bahasa Indonesia
selain warga negara Indonesia. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
memang sudah seharusnya diterapkan, karena hal itu akan menunjukan jati diri kita
sebagai bangsa Indonesia.
5.2 Saran
Penggunaan Bahasa Indonesia yang sesuai kaidah memang seharusnya kita
terapkan. Didalam penulisan memang seharusnya mengikuti kaidah-kaidah
penulisan. Untuk itu sebaiknya kita harus mengikuti peraturan yang sudah disepakati
tersebut. Saran saya kepada pembaca setiap kali pembaca ingin menulis ada baiknya
pembaca memahami dulu kaidah-kaidah penulisan, salah satunya yaitu penggunaan
kata yang baku dan penggunaan EYD. Agar tulisannya sesuai dengan kaidah
penulisan yang sudah disepakati pengguna kata dan tanda bacanya.
39
40