Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA

JURNAL AUTENTIK
“Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Tunagrahita dengan
Mengoptimalkan Penggunaan Media Yang Ada di Lingkungan Sekolah di
Sekolah Dasar Luar Biasa Saronggi Kabupaten Sumenep”

Nur Faizah
Prodi PGSD STKIP PGRI Sumenep
Email : nurfaizah17062001@gmail.com

Abstract
The purpose of this paper is to describe the results of the analysis related to
the use of good and correct Indonesian and to adjust it with existing guidelines.
The analysis was carried out on one of the Authentic Journals "Teachers' Efforts
in Increasing the Learning Motivation of Mentally Impaired Students by
Optimizing the Use of Existing Media in the School Environment at the Saronggi
Special Elementary School, Sumenep Regency". There are several analyzes
carried out by the author, both on typing errors (typo), standard words, sentence
effectiveness, conjunctions, brackets, and writing capital letters. This is done so
that the written work is even better than before. The calculation of the overall
analysis that has made the most errors is in the typo and standard words.

Keywords : language errors, sentence effectiveness, authentic journals

Abstrak
Tujuan dari penulisan ini untuk mendeskripsikan hasil dari analisis terkait
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menyesuaikan dengan
pedoman yang ada. Analisis dilakukan terhadap salah satu Jurnal Autentik “Upaya
Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Tunagrahita dengan
Mengoptimalkan Penggunaan Media Yang Ada di Lingkungan Sekolah di
Sekolah Dasar Luar Biasa Saronggi Kabupaten Sumenep”. Ada beberapa analisis
yang dilakukan oleh penulis, baik terhadap kesalahan pengetikan (typo), kata
baku, keefektifan kalimat, kata penghubung, tanda kurung, dan penulisan huruf
kapital. Hal ini dilakukan agar karya tulis yang dibuat lebih baik lagi dari
sebelumnya. Perhitungan dari keseluruhan analisis yang sudah dilakukan
kesalahan terbanyak yaitu pada bagian kesalahan penulisan (typo) dan kata baku.

Kata kunci: kesalahan bahasa, keefektifan kalimat,jurnal autentik


PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat yang digunakan seseorang untuk berkomunikasi
dalam hal mengekspresikan ide ataupun gagasan baik secara lisan maupun tulisan.
Dalam berkomunikasi tentu harus mennggunakan bahasa yang baik dan benar,
agar lawan bicara (komunikasi) dapat dengan mudah memahami kata demi kata
yang disampaikan oleh si pembicara. Karena penggunaan bahasa yang baik dan
benar merupakan hal yang sangat penting agar tujuan dari komunikasi atau
informasi dapat tercapai dengan mudah dan tepat Ayudia dan Wayulo (2016).
Dapat kita pahami dari gagasan terkait penggunaan bahasa yang diutarakan diatas
bahwasanya dalam berkomunikasi harus menggunakan bahasa yang baik dan
benar artinya ketika berkomunikasi tanpa memperhatikan penggunaan bahasa
yang benar dapat mempersulit lawan bicara (komunikasi) dalam hal memahami
apa yang diutarakan oleh si pembicara, begitu juga penggunaan bahasa dalam
penulisan karya ilmiah juga perlu memperhatikan penggunaan bahasa yang baik
dan benar agar pembaca tidak kesulitan dalam memahami tulisan tersebut,
sehingga makna yang terkandung dalam karya tulis ilmiah tersebut dapat
tersampaikan dengan baik terhadap pembaca.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah (pedoman)
penulisan merupakan keharusan dalam penulisan karya ilmiaah. Dan salah satu
pedoman yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penulisan karya tulis ilmiah
yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD), alangkah baiknya
menggunakan EYD edisi terbaru yang sudah diterbitkan (EYD edisi V). Karena
dalam menulis suatu karya tulis, juga harus mengikuti dan menyesuaikan dengan
perkembangan zaman dari masa ke-masa, agar apa yang kita tulis menjadi lebih
bermutu dan lebih banyak peminatnya. Karena salah satu tujuan dari penulisan
karya ilmiah yaitu untuk menarik perhatian khalayak agar membaca karya tulis
tersebut, dan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian
seseorang yaitu dengan mengusung tema yang actual dan isu-isu terhangat yang
sedang diperbincangkan saat ini. dan menurut pandangan Nursyamsi (2016)
pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar ditentukan oleh ragam
pemakaian sesuai dengan situasi dan kondisi serta bidang kehidupan tertentu.
Oleh karena itu aturan penulisan karya ilmiah diwajibkan untuk menggunakan
bahasa yang baik dan benar, karena jika terdapat kesalahan dalam penggunaan
bahasa dapat mennghambat informasi yang akan disampaikan terhadap pembaca.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah pasti terdapat beberapa kesalahan
penggunaan bahasa Indonesia, karena manusia tidak jauh dari kata lupa dan salah.
Ada banyak faktor yang menyebabkan kesalahan itu terjadi baik dari faktor
internal yaitu : kurang teliti, kecapean, terburu-buru, kesalahan menekan huruf
pada keybord karena telak hurufnya yang berdekatan, dll, sedangkan faktor
eksternalnya yaitu : typo/salah ketik (yang memang terjadi karena dari sistem
operasi pada laptop/not book yang digunakan dalam mengetik). Dan untuk
mengetahui kesalahan apa saja yang terdapat dalam karya tulis tersebut perlu
malakukan review. Tujuan dari review untuk memberikan saran ataupun masukan
terhadap penulis agar kesalahan-kesalahan yang ada dapat diperbaiki kembali dan
dapat lebih teliti lagi dalam menulis karyanya, sehingga tidak terulang lagi
kesalahan-kesalahan yang terjadi sebelumnya, dapat dijadikan referensi bagi
penulis, serta dapat menambah pengetahuan dalam menggunakan bahasa yang
baik dan benar baik dalam penggunaan kata baku, struktur kalimat, kata
penghubung, penggunaan tanda kurung, awalan dan akhiran, huruf kapital, dan
kata asal yang diberi imbuhan.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil review pada jurnal autentik yag berjudul “Upaya Guru
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Tunagrahita Dengan
Mengoptimalkan Penggunaan Media Yang Ada Di Lingkungan Sekolah Di
Sekolah Dasar Luar Biasa Saronggi Kabupaten Sumenep” (Iwan Kuswandi dan
Mafruhah, 2017) terdapat beberapa kesalahan dalam penggunaan bahasa
indonesia yang ditemukan dalam jurnal tersebut. Adapun beberapa kesalahannya
antara lain :
1) Kesalahan Pengetikan (typo) : di hal. 31(keterbatan), hal. 32 (sarongg),
di hal 34 (yng), hal. 36 (terttentu), di hal. 36 (sangan) dan penggunaan
spasi antar kata : di hal. 31 (rendahdaya)
Kesalahan pengetikan atau yang biasa disebut typo oleh sebagian
besar orang, merupakan hal yang kerap terjadi dan di alami oleh pengguna
teknologi. Kesalahan pengetikan yang biasa terjadi seperti penggeseran
urutan karakter atau huruf dari satu kata yang dapat terjadi karena
kesalahan menekan huruf pada keyboard seperti kata (sangan) yang
seharusnya ditulis (sangat) dan kata (keterbatan) yang seharusnya ditulis
(keterbatasan), penulisan huruf yang lebih dari satu (doble) yang
seharusnya kata tersebut tidak menggunakan huruf lebih dari satu yang
membuat pembaca kesulitan dalam membaca karena kesalahan pengetikan
seperti kata (terttentu) yang seharusnya di tulis (tertentu), kekurangan
huruf dalam satu kata yang juga membuat pembaca kebingungan dan
kesulitan untuk membacanya seperti kata (yng) yang seharusnya ditulis
(yang) dan kata (Sarongg) yang seharusnya ditulis (Saronggi). Kesalahan
tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya :
(a) Letak huruf pada keyboard yang berdekatan, sehingga menyebabkan
penulis salah menekan huruf atau angka.
(b) Kesalahan karena kegagalan mekanis atau slip dari tangan (jari).
(c) Kesalahan yang disebabkan oleh ketidak sengajaan.
Penulisan karya ilmiah ataupun jenis-jenis karya tulis lainnya tentunya
penulis harus menulis tulisannya dengan beberapa ketentuan yang ada,
selain itu penggunaan spasi antar kata juga harus diperhatikan. Sebab
penggunaan spasi antar kata juga dapat menimbulkan kesalahan-kesalahan
kecil seperti terjadinya kesalahan penulisan. karena kurangnya spasi anatar
kata dapat menyebabkan kata tersebut tidak mengandung makna.
Kesalahan-kesalahan yang dipaparkan diatas dapat diatasi dengan
menggunakan aplikasi tambahan untuk memperbaikinya seperti :
(a) aplikasi Autocorrect merupakan suatu fitur yang dapat memeriksa dan
memperbaiki kesalahan penulisan secara otomatis.
(b) aplikasi Algoritma Jaro-Winker ialah suatu metode untuk menghitung
kesamaan antara dua buah string sehingga mampu memperbaiki kata
yang salah urutannya sekaligus memberikan usulan kata. Misalkan
pengguna bernian menulis kata “tidur” tetapi terjadi kesalahan
sehingga tertulis “tidyr”. Kata “tidyr” tidak ditemukan pada daftar kata
di database sehingga kata “tidyr” akan dihitung jarak kedekatannya
dengan semua kata yang jumlah karakternya empat sampai eman
karakter yang terdaftar di database menggunakan Algoritma Jaro-
Winker Distance. Contoh : tiban, tidak, tidur, tifa, dan tifus.
Perhitungan jarak kedekatan kata “tidyr” (s1) dengan kata “tiban” (s2)
menggunakan Algoritma Jaro-Winker.
(c) Algoritma Levenshtein dan metode Empiris
Levenshtein Distance dibuat oleh Vladimir Levenshtein pada tahun
1965. Perhitungan edit distance didapatkan dari matriks yang
digunakan untuk menghitung jumlah perbedaan string antara dua
string. Dan perhitungan jarak anatara dua string ini ditentukan dari
jumlah minimum operasi perubahan untuk membuat string A menjadi
string B. Ada 3 macam operasi utama yang dapat dilakukan oleh
Algoritma ini yaitu :
(1) Operasi pengubahan karakter
Operasi pengubahan karakter adalah operasi menukar sebuah
karakter lain misalnya penulis menuliskan string “yamg” menjadi
“yang”. Dalam kasus ini karakter “m” diganti dengan huruf “n”.
(2) Operasi penambahan karakter
Operasi penambahan karakter memiliki arti menambahkan karakter
ke dalam suatu string. Contohnya string “kepad” menjadi string
“kepada”, hal tersebut dilakukan penambahan karakter “a” di akhir
string. Penambahan karakter tidak hanya dilakukan di akhir kata,
namun juga bisa ditambahkan diawal ataupun di tengah string.
(3) Operasi penghapusan karakter
Operasi penghapusan karakter dilakukan untuk menghilangkan
karakter dari suatu string. Misalnya string “barur” karakter terakhir
dihilangkan sehingga menjadi string “baru”. Pada operasi ini
dilakukan penghapusan karakter “r”.
2) Kata Baku dan Tidak Baku : di hal. 31(tehnik), di hal. 34 (inteligensi),
hal. 37 (memroyeksikan)
Kata baku merupakan kata yang digunakan berdasarkan pada pedoman
atau kaidah bahasa yang telah ditetapkan. Dalam KBBI edisi ke V di
jelaskan bahwa standar ialah yang utama, tolak ukur yang berlaku untuk
kuantitas dan kualitas kesepakatan standar (Setiawati, Sulis, 2016:48).
Kata baku pada umunnya sering digunakan pada kalimat resmi atau ragam
bahasa baku, baik melalui lisan ataupun tulisan. Sedangkan kata tidak
baku merupakan kata yang dipakai tidak sesuai dengan ketentuan,
pedoman atau kaidah bahasa Indonesia. ketidak bakuan suatu kata tidak
hanya disebabkan adanya kesalahan penulisan, namun juga disebabkan
kesalahan dalam pengucapan kata yang diucapkan dalam menyusun
sebuah kalimat, dan kata baku tersebut selalu dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), seperti: kata “tehnik” termasuk kata tidak baku
dan kata bakunya yaitu “teknik”, kata “inteligensi” termasuk kata tidak
baku dan kata bakunya yaitu “intelegensi”, kata “memroyeksikan”
termasuk kata tidak baku dan kata bakunya yaitu “memproyeksikan”.
3) Keefektifan Kalimat : di hal. 33 (adalah merupakan)
Menurut pandangan Finoza (2009 : 172) menyatakan bahwa kalimat
efektif merupakan kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penulis
secara tepat sehingga maksud tersebut dapat tersampaikan serta mudah
dipahami oleh pembaca/pendengar. Sedangkan menurut Widjono
(2007:160) menuturkan bahwa kalimat efektif merupakan kalimat yang
singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara
tepat.
Dari kedua pandangan diatas terkait kalimat efektif dapat ditarik
sebuah kesimpulan bahwasanya pentingnya penulis/pembicara
memperhatikan kalimat yang akan disampaikan secara singkat, padat dan
jelas agar maksud dari kalimat tersebut dapat tersampaikan dan mudah
dipahami oleh pendengar/pembaca. Pada jurnal ditemukan satu kesalahan
keefektifan kalimat. Kesalahan tersebut berada di halaman 33 (paragraph
pertama) yaitu pada kalimat :
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
merupakan sejumlah proses-proses psikologikal, yang
menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dalam proses
pembelajaran.
Pada kalimat tersebut terdapat kesalahan keefektifan kalimat pada
kata “adalah merupakan” yang kedua kata tersebut memiliki arti yang
sama yakni untuk menjelaskan/memaparkan suatu hal, dimana kalimat
tersebut tidak mengacu pada pemborosan penggunaan kata sehingga
mengandung kesan bertele-tele artinya kalimat tersebut tidak singkat,
padat, dan jelas, hal tersebutlah yang menyebabkan pembaca kebingungan
dan sulit untuk memahami maksud dari kalimat tersebut, sehingga kalimat
tersebut tergolong ke dalam kalimat yang tidak efektif. Jadi, alangkah
baiknya penulis/pembicara lebih memperhatikan lagi penggunaan kata
yang baik dan benar agar tidak terjadi lagi pemborosan kata, akan tetapi
juga tidak mengurangi makna atau mengubah informasi. Penulisan yang
benar pada kalimat tersebut yakni :
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
sejumlah proses-proses psikologikal, yang menyebabkan
timbulnya sikap antusiasme dalam proses pembelajaran. Atau
bisa juga seperti :
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan sejumlah proses-proses psikologikal, yang
menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dalam proses
pembelajaran.
Karena dua kata tersebut (adalah, merupakan) mengandung makna yang
sama jadi, bisa menggunakan salah satu dari kata tersebut. Sehingga
kalimat tersebut dapat menjadi kalimat yang efektif serta dapat
tersampaikan dan mudah dipahami oleh pembaca ataupun pendengar.
4) Penggunaan Kata Penghubung “dengan” : di hal. 33 (dengan)
Menurut Chaer (2006:140) memaparkan bahwa kata penghubung
merupakan kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan
kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Kata penghubung
sangatlah penting dalam sebuah kalimat untuk memperjelas kalimat agar
tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda dari apa yang sudah ditulis.
Berdasarkan data yang saya peroleh hanya terdapat satu kesalahan
penggunaan kata penghubung dengan.
Contoh kesalahan dari penggunaan kata hubung dengan misalnya :
Pada halaman 33 pada paragraph pertama ditemukan kesalahan, yaitu :
Motivasi memang berhubungan upaya memenuhi kebutuhan.
Seharusnya :
Motivasi memang berhubungan dengan upaya memenuhi
kebutuhan.
Pada kalimat tersebut seharusnya menggunakan kata penghubung
dengan, karena jika diantara kata “berhubungan” dan “upaya” tidak
diberikan kata penghubung akan menyebabkan pembaca kurang
memahami tulisan tersebut serta dapat menimbulkan persepsi baru yang
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penulis.
5) Penggunaan Tanda Kurung (…….)
a) untuk mengapit angka atau huruf sebagai penanda perincian yg ditulis
kesamping atau kebawah dalam kalimat : di hal. 34
Dan kesalahan yang terdapat dalam jurnal berada di halaman 34 yaitu :
Dalam sekolah luar biasa untuk tunagrahita, dengan retardasi
mental dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu :
a. Educable
Pada kategori ini anak-anak……………
b. Trainable
Kategori trainable atau mampu latih dapat diberikan……..
Seharusnya :
Dalam sekolah luar biasa untuk tunagrahita, dengan retardasi
mental dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu :
a) Educable
Pada kategori ini anak-anak……………
b) Trainable
Kategori trainable atau mampu latih dapat diberikan……..
Selaras dengan pembahasan di dalam EYD edisi V, yang membahas
terkait penggunaan tanda kurung. Kesalahan dalam jurnal tersebut
yakni tidak menggunakan tanda kurung sebagai penanda perincian yg
ditulis kesamping atau kebawah dalam kalimat yang harusnya
digunakan. Dalam EYD edisi V dijelaskan bahwa tanda kurung
digunakan untuk mengapit huruf atau angka sebagai penanda perinci
yang ditulis kesamping atau kebawah di dalam kalimat.
Misalnya :
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan
(c) tenaga kerja.
Pelamar harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan
(1) daftar riwayat hidup
(2) ijazah terakhir
(3) surat keterangan kesehatan
6) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata petunjuk
hubungan kekerabatan : di hal. 40 (ibu).
Kesalahan terletak pada paragraph ke lima yaitu :
Sebagaimana cerita ibu Agustin Nurhidayati “ayo ibu punya
gambar buah,
Seharusnya :
Sebagaimana cerita Ibu Agustin Nurhidayati “ayo Ibu
punya gambar buah,
Kata Ibu seharusnya huruf depannya ialah (i) harus ditulis
menggunakan huruf kapital, karena kata Ibu termasuk ke dalam salah satu
kata penunjuk hubungan kekerabatan, hal demikian selarang dengan EYD
edisi V yang membahas terkait penggunaan huruf kapital yang salah
satunya membahas terkait hal tersebut yaitu huruf capital di gunakan
sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak,
ibu, kakak, dan adik serta kata atau unkapan lain (termasuk unsur bentuk
ulang utuh) yang digunakan sebagai sapaan. Dan ada catatan yang perlu
diingat yakni :
a) Kata anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya :
Sudahkah Anda tahu ?
Hanya teman Anda yang mengerti masalah itu.
b) Kata atau unkapan yang digunakan dalam pengacuan tulisan dengan
huruf awal kapital.
Misalnya :
“Bu, saya sudah melaporkan hal itu kepada Bapak.”
“Besok Paman akan datang bersama Kakakku
c) Istilah kekerabatan yang diikuti oleh kata yang menunjukkan
kepemilikan ditulis dengan huruf nonkapital.
Misalnya :
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

KESIMPULAN

Berdasarkas hasil review yang dilakukan pada jurnal autentik dengan


judul: Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Tunagrahita
Dengan Mengoptimalkan Penggunaan Media Yang Ada di Lingkungan Sekolah
di Sekolah Dasar Luar Biasa Saronggi Kabupaten Sumenep, Vol. 1, No. 2 yang
diterbitkan pada bulan Juli tahun 2017. Terdapat beberapa kesalahan penggunaan
bahasa Indonesia, adapun beberapa kesalahan yang ditemukan diantaranya :
kesalahan pengetikan (typo), kata baku, keefektifan kalimat, kata penghubung,
tanda kurung, dan penulisan huruf kapital. Dari beberapa kesalahan tersebut,
kesalahan yang paling banyak ditemukan yaitu pada kesalahan pengetikan (typo)
dan penggunaan kata baku. Kesalahan – kesalahan tersebut dapat menjadi
pedoman bagi penulis kedepannya agar dapat lebih letili, fokus dan
memperhatikan penulisan, supaya karya tulis yang dibuat menjadi lebih baik lagi
sehingga dapat tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami oleh pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Ayudia, E. S., & Waluyo, B. (2016). Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia
dalam Laporan Hasil Observasi Pada Siswa SMP. BASASTRA Jurnal
Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, Vol. 4. No. 1.
Berdasar pada EYD edisi ke lima.
Berdasar pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online.
Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: diksi Insan
Mulia.
Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
di Perguruan Tinggi. Edisi Revisi. Jakarta: Grasindo.
Kuswandi, Iwan dan Mafruhah. 2017. Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Tunagrahita dengan Mengoptimalkan Penggunaan Media
Yang Ada Di Lingkungan Sekolah Di Sekolah Dasar Luar Biasa Saronggi
Kabupaten Sumenep. Jurnal Autentik, Vol. 1. No. 2.
Mahpudoh dan Romdhoningsing, Diana. 2022. Analisis Penggunaan Kosa Kata
Baku dan Tidak Baku dalam Bahasa Indonesia Di Lingkungan Mahasiswa
Universitas Bina Bangsa Banten. Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan
Kesusatraan Indonesi, Vol. 6. No. 2.
Muni, Andriyani Ni Made, dkk. Implementasi Algoritma Levenshten Distance
dan Metode Empiris Untuk Menampilkan Saran Perbaikan Kesalahan
Pengetikan Dokumen Berbahasa Indonesia.
Nursyamsi, N. 2016. Kesalahan Penulisan Kata Bahasa Indonesia dalam Jurnal
Ilmiah Sains dan Teknologi. Multilingual, Vol. 15. No. 2.
Prasetyo, Agung, dkk. 2018. Algoritma Jaro-Winker Distance : Fitur Autocorrect
dan Spelling Suggestion Pada Penulisan Naskah Bahasa Indonesia di BMS
TV. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 5. No.
4.

Anda mungkin juga menyukai