Jurusan Bahasa Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
____________________________________________________________
The problem examined in this study is to analyse the grammatical errors of Indonesian
into Arabic translation through Imtranslator. The purpose of this study is to (1) describe
the forms of grammatical errors in the translation of literary works, scientific works, and
the mass media through the ImTranslator, (2) analyse the types of grammatical errors in
the translation of literary works, scientific works, and the mass media through the
ImTranslator, and (3) describe the level of grammatical errors in the translation of literary
works, scientific works, and the mass media through the ImTranslator. This was a
qualitative study, which employed a descriptive design. In the techniques of data collection,
researchers used observation method, through the basic techniques of sadap, combined with
the advanced techniques in the form of simak bebas cakap technique accompanied by the
techniques of taking notes. The results showed that the results of the translation of literary
works had more syntactic and morphological errors than others. The results of the
translation of scientific papers have syntactic errors and the results of the translation of the
mass media are the lowest translations of grammatical errors.
34
Ika Tri Ardiani / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (1) (2019)
35
Ika Tri Ardiani / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (1) (2019)
bahasa sumber tersampaikan ke dalam bahasa 11. Penerjemah juga dapat mengalihkan sajak
sasaran secara lentur. itu dalam bentuk sajak pula.
Sedangkan Larson (1989:21) merumuskan Sedangkan menurut Khursyd (1985:43-46)
pengertian penerjemahan secara lebih lengkap: bahwa penerjemahan bidang sastra lebih sulit
“Menerjemahkan berarti mempelajari leksikon, dari pada penerjemahan bidang keilmuan dan
struktur gramatikal, situasi komunikasi, dan kebudayaan.penerjemah bidang sastra
konteks budaya dari teks bahasa sumber. diharapkan mengikuti uslub-uslub sastra,
Kemudian menganalisis teks bahasa sumber mengenal kepribadian penyair, dan lain
untuk menemukan makna yang sama dan sebagainya. Sedangkan penerjemah bidang
mengungkapkannya dengan menggunakan keilmuan dan kebudayaan, hendaknya memiliki
leksikon dan struktur gramatikal yang sesuai pengetahuan kebudayaan dengan tetap menjaga
dalam bahasa sasaran dan konteks budayanya. bahasa sumber dan sasaran.
Seorang penerjemah dari bahasa Arab ke
PRINSIP-PRINSIP PENERJEMAHAN bahasa lain hendaknya mengetahui beberapa hal,
YANG BAIK diantaranya:
Menurut Theodore Savory (1968) dalam 1. Tidak menerjemahkan secara kata
bukunya The Art of Translation mengemukakan perkatakarena dapat merusak susunan
tentang prinsip-prinsip dasar menerjemahkan, bahasa Arab
yaitu: 2. Dasar bahasa Arab dimulai dengan kata
1. Penerjemah harus lah dapat mencarikan kerja bukan dengan kata benda.
padanan kata yang sesuai dengan makna 3. Keistimewaan bahasa arab dari bahasa
kata-kata aslinya. inggris yaitu, adanya jumlah ismiyyah
2. Penerjemah haruslah dapat menyajikan dalam bahasa Arab.
gagasan-gagasan aslinya. Contoh: مفيدالكتتاب
3. Penerjemah hendaknya dapat
4. Pengunaan kata Qod pada Fiil
menghasilkan karya terjemahan yang
madhy berarti menegaskan sedangkan
dapat dibaca dengan mudah.
penggunaan kata Qod pada fiil
4. Penerjemah hendaknya dapat
mudhari berarti mungkin
menghasilkan karya terjemahan yang
dapat merefleksikan gaya naskah
PENILAIAN KUALITAS PENERJEMAHAN
pengarang aslinya.
Aspek penilaian pada bahasa tulis berlaku
5. Penerjemah hendaknya memiliki gaya
pula dalam penilaian penerjemahan karena
penerjemahan yang mandiri.
penerjemahan pada hakikatnya tertuang dalam
6. Penerjemah hendaknya dapat
bahasa tulis. Penilaian penerjemahan merupakan
menghasilkan karya terjemahan yang
bagian penting dalam konsep teori
dapat dibaca sesuai dengan bahasa
penerjemahan. Diharapkan penilaian yang
kontemporer naskah aslinya.
diberikan dapat menilai terjemahan dengan baik
7. Penerjemah hendaknya juga dapat
karena untuk menentukan kualitas terjemahan
membuat karya terjemahan yang dapat
(Sayogie 2014:145).
dibaca sebagaimana bahasa kontemporer
Menurut Larson (dalam Farisi 2014:179)
penerjemah.
terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam
8. Penerjemah dapat melakukan
penilaian, yaitu (1) keakuratan, (2) kejelasan, dan
penambahan ataupun pengurangan bagian
(3) kewajaran. Inilah yang sejatinya mendapat
tertentudari naskah aslinya.
perhatian serius penerjemah. Boleh jadi teks
9. Penerjemah juga boleh mengerjakan apa
terjemahan memiliki tingkat keakuratan yang
adanya.
tinggi, tetapi sisi kejelasan terabaikan; bisa saja
10. Penerjemah dapat menerjemahkan
sebuah teks terjemahan memenuhi aspek
sebuah sajak dalam bentuk prosa.
kejelasan dan kewajaran, tetapi menyimpang dari
36
Ika Tri Ardiani / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (1) (2019)
pesan yang dibawa teks sumber; atau hasil Babylon, dan mesin terjemahan lain, yang
terjemahan akurat dan jelas, tetapi struktur diperuntukkan untuk menerjemahkan bagian
bahasa dan budaya yang dihadirkan terasa teks atau halaman web dalam satu bahasa ke
kurang wajar. bahasa lain. Situs ini memuat lebih dari 50 bahasa
yang dipakai di beberapa negara diseluruh dunia.
PERANGKAT PENERJEMAHAN ImTranslator melakukan penerjemahan
Ada dua jenis perangkat yang lazimnya dengan pendekatan yang disebut penerjemahan
digunakan oleh penerjemah, yaitu perangkat berdasar statistik dimana terjemahan yang
intelektual dan perangkat praktis. Perangkat dihasilkan berdasarkan model statistik yang
intelektual mecakupi: (1) kemampuan yang baik parameter-parameternya berasal dari analisis
dalam bahasa sumber (BSU); (2) kemampuan korporasi teks dwibahasa
yang baik dalam bahasa sasaran (BSA); (3) (sumber:Wikipedia.com). Pendekatan statistik
pengetahuan mengenai pokok masalah yang ini memugkinkan peningkatan akurasi
diterjemahkan; (4) penerapan pengetahuan yang terjemahan dengan teks-teks dwibahasa lain yang
dimiliki; (5) keterampilan. Perangkat praktis digunakan.
mencakupi: (1) kemampuan menggunakan Mengenai kualitas terjemahan mesin,
sumber-sumber rujukan biasa, kamus elektronis, ImTranslator sendiri mengakui dalam situs
maupun kamus peristilahan serta narasumber mereka bahwa mesin penerjemahan yang paling
bidang yang diterjemahkan; (2) kemampuan canggih sekalipun saat ini belum dapat
mengenali konteks suatu teks baik langsung mendekati keterampilan seorang penerjemah
maupun tidak langsung (Machali 2000:11). professional.
Kedua jenis perangkat itu dapat juga Output terjemahan yang dihasilkan mesin
disebut sebagai modal dasar yang harus dimiliki penerjemah sebenarnya tidak ada bedanya
seorang penerjemah. Jika salah satu dari modal dengan terjemahan yang dihasilkan manusia,
dasar itu tidak dimiliki atau kurang baik, maka yaitu untuk menghasilkan terjemahan yang
terjemahan yang dihasilkan dapat menampakkan berkualitas maka diperlukan editing, dan revisi
berbagai kekurangan, tergantung dari oleh penerjemah kedua sebelum pemublikasian.
kemampuannya memanfaatkan perangkat diatas. Namun kesalahan yang dihasilkan mesin
penerjemah tentu berbeda dari penerjemahan
MESIN PENERJEMAH manusia. Oleh karena itu, terjemahan yang
Menurut Hutchins (dalam Arnold, et all dihasilkan mesin terjemah pada dasarnya dapat
1994:1) Mesin Penerjemah atau Mesin dijadikan bentuk kasar pra-terjemahan oleh
Terjemahan atau Terjemahan Mesin adalah penerjemah.
upaya untuk mengotomatisasi semua atau
sebagian kegiatan terjemahan. ANALISIS GRAMATIKA
Mesin penerjemah mengalami Kridalaksana (1993:66) mendefinisikan
perkembangan dan evolusi yang sangat gramatika sebagai subsistem dalam organisasi
mengagumkan. Evolusi ini tentu saja bahasa di mana satuan-satuan bermakna
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya bergabung untuk membentuk satuan-satuan yang
faktor politik-ekonomi. Politik dan kekuatan lebih besar. Secara kasar, gramatika terbagi
ekonomi banyak mempengaruhi keputusan menjadi atas morfologi dan sintaksis dan terpisah
tentang bahasa sumber (BSU) yang akan dari fonologi, semantik, dan leksikon.
diterjemahkan, serta bahasa sasarannya (BSA). Morfologi adalah imu tentang bentuk.
Morfologi menurut Chaer (2008:8) adalah
IMTRANSLATOR pembicaraan mengenai pembentukan kata dari
Imtranslator adalah situs layanan beberapa unsur morfem, baik morfem dasar
penerjemahan gratis dan instan yang didukung maupun morfem afiks dengan berbagai alat untuk
oleh Google Translate, Microsoft Translator, pembentukan kata itu.
37
Ika Tri Ardiani / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (1) (2019)
Sintaksis merupakan cabang linguistik diistilahkan dalam bahasa Arab dengan tashri:f
yang mengkaji tentang struktur dan unsur-unsur (derivasi), yaitu adanya proses pembentukan kata
pembentuk kalimat, juga mengkaji tentang baru (Hidayatullah 2017:62).
satuannya yang berupa kata, frasa, klausa,
kalimat dan wacana (Chaer 2007:206-207). SISTEM INFLEKSIONAL
Istilah infleksi secara umum merujuk
MORFOLOGI kepada perubahan fonologis sebuah kata yang
Morfologi merupakan istilah yang terjadi karena dipakai dalam sebuah konteks
dipertalikan pada seorang filosof Jerman Johan (Kuswardono 2017:112).
Wolfgang von Geothe (1749-1832) yang dipakai Terdapat delapan kategori infleksional
pada awal abad ke-18 pada bidang biologi. Kata utama sebagai ciri khas konkordansi dalam
morfologi berasal dari kata morf yang berarti bahasa Arab, yaitu (1) kala, (2) persona, (3)
‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’ diatesis, (4) modus, (5) gender, (6) jumlah, (7)
(Kuswardono 2017:1). kasus, dan (8) ketakrifan. Kategori yang dipakai
Dalam bahasa Arab morfologi disebut ilmu atau dipergunakan pada verba ada enam meliputi
al-sharf yaitu ilmu yang mempelajari seluk-beluk kala, persona, diatesis, modus, gender, dan
bentuk kata dalam bahasa Arab. Al-Ghalayaini jumlah. Kategori dipakai atau dipergunakan
(2005) memaparkan definisi ilmu al-sharf sebagai pada nomina dan ajektiva ada empat meliputi
ilmu yang mengkaji akar kata untuk mengetahui gender, jumlah, kasus, dan ketakrifan.
bentuk-bentuk kata Arab dengan segala ihwal- Sedangkan kategori pada pronomina ada empat
ihwalnya diluar i’rab dan bina’. Sedangkan meliputi persona, gender, jumlah, dan kasus
menurut Irawati (2013:101) ilmu sharaf atau namun jumlahnya sangat terbatas Ryding (dalam
disebut juga ilmu perbendaharaan kata, yaitu Kuswardono 2017:112).
dalil-dalil yang memberikan kepada kita tentang
keadaan kata-kata sebelum tersusun dalam METODE PENELITIAN
kalimat. Dalam penelitan ini, peneliti
Bahasa Arab memiliki prinsip akar dan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Analisis
pola (Holes 1995:81). Secara struktur dan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk
semantik, leksikon bahasa Arab berkaitan dengan mencari kesalahan dari hasil terjemahan
akarnya. Akar-akar tersebut diderivikasikan ImTranslator dan mengklasifikasikan masing-
dengan menggandakan radikal tengah, masing kesalahan tersebut menurut aspek
menambahkan vokal panjang di antara radikal, kebahasaannya.
menambahkan prefik yang berupa konsonan, Sedangkan rancangan yang digunakan
atau kombinasi dari proses-proses tersebut dalam penelitian ini adalah rancangan deskriptif.
(Hidayatullah 2017:61). Penelitian jenis ini berusaha menggambarkan
Maksud dari akar adalah “asal sebuah variabel sebagaimana apa adanya dalam suatu
kata”. Kata kataba mempunyai asal KTB. Dari kondisi dan tidak diarahkan untuk menguji
asal kata ini nantinya akan melahirkan beberapa hipotesis.
pola yang disebut juga dengan wazn. Contoh pola Data diambil dari hasil terjemahan
pada kata kataba adalah yaKTUBU ‘menulis’, ImTranslator sedangkan sumber data diperoleh
KiTa:B ‘buku’, maKTaB ‘meja’, maKTaBah dari karya sastra, jurnal dan media massa online
‘perpustakaan’, muKa:TaBah, dsb. Dengan berskala nasional.
demikian dapat disimpulkan bahwa akar adalah Dalam penelitian ini, peneliti
asal dari suatu kata, sedangkan pola adalah menggunakan metode simak, dengan teknik
bentuk kata yang mengalami perkembangan dasar sadap dan teknik lanjutan berupa teknik
sehingga dari satu asal kata akan menghasilkan simak bebas cakap diiringi teknik catat; yaitu
kata yang berbeda-beda dengan makna yang peneliti hanya menjadi pengamat ata penyimak
tentunya berbeda pula dan inilah yang beberapa teks dari terjemahan ImTranslator dari
38
Ika Tri Ardiani / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (1) (2019)
karya sastra, jurnal, dan media massa online, disebabkan karena kata < >رسالةberposisi
kemudian mencatat sebagian kesalahan yang sebagai obyek verba <>قرأت. Sehingga bentuk
ada, dan selanjutnya mencoba membandingkan
semestinya adalah قرأت الرسالة من
dan menganalisisnya dengan buku-buku yang
dijadikan sebagai bahan rujukan dalam
أتاك جيندو
penelitian. Contoh (2) pada kalimat terjemahan
Instrumen penelitian yang digunakan oleh “Zulaikha berlarian di sekitar tenda-tenda
peneliti berupa kartu data dan lembar sukunya”
rekapitulasi. Kartu data digunakan oleh peneliti <زليخة يركض خيام >القبيلة
sebagai alat penelitian pada saat pengumpulan kesalahan terjadi karena tidak adanya kesesuaian
data. Instrumen ini digunakan sebagai alat bantu atau konkordansi antara nomina atau isim dan
yang secara teknis dapat menjadi salah satu cara verba atau fi’il yang mewatasinya. Dalam hal ini
untuk mengumpulkan dan mengolah data fi’il < >يركضsejatinya mewatasi isim
kemudian menganalisisnya. <>زليخة. Karena < >زليخةmerupakan isim
Adapun teknik yang digunakan dalam dalam bentuk mu’anast (bergender feminin),
penelitian ini adalah teknik analisis kesalahan. maka fi’il yang mewatasinya juga seharusnya
Prosedur kerja analisis kesalahan mempunyai dalam bentuk mu’anast (bergender feminin)
langkah-langkah sebagaimana yang sehingga bentuk fi’il yang benar untuk <>يركض
dikemukakan oleh Corder, yang meliputi:
adalah <>تركض.
1. Penyediaan data berupa teks terjemahan
Selain itu, kesalahan yang berkaitan
ImTranslator dari karya sastra, jurnal, dan
dengan aturan konkordansi juga terdapat pada
media massa online.
hasil terjemahan ImTranslator ini. Seperti contoh
2. Pengidentifikasian kesalahan
berikut ini. Dalam hasil terjemahan kalimat (3)
3. Pengklasifikasian kesalahan, yaitu dengan
“Penculik dan istrinya menangis memohon
cara mengenali dan memilah-milah
ampun”
kesalahan berdasarkan aspek-aspek
gramatikal, seperti morfologi dan <>الرحمة خاطف وزوجته تبكي لطلب
sintaksis. Pada kalimat tersebut terdapat kesalahan
4. Penjelasan kesalahan, berupa deklinasi nomina. Kata < >خاطفpada <
5. Pengevaluasian kesalahan >لطلب الرحمة خاطف وزوجته تبكي
semestinya mendapat prefiks artikula ( )الta'rif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil analisis data terhadap 100 teks Hal ini disebabkan karena kata <>خاطف
hasil terjemahan terdapat berbagai macam berposisi sebagai mubtada’. Seperti perkataan
kesalahan yang ditemukan seperti kesalahan tata imam ibnu malik dalam kitab alfiyah, isim yang
letak, kesalahan konkordansi meliputi kesalahan dijadikan mubtada harus berupa isim ma’rifat dan
dalam konjugasi verba dan deklinasi nomina, tidak boleh dari isim nakiroh. Sehingga kata yang
kesalahan frasa struktur sintaksis serta kesalahan tepat untuk adalah <>الخاطف.
morfologi. Selanjutnya dalam penerjemahan kalimat (4)
Contoh pada kalimat terjemahan (1) “Aku “Falimo mengajarkan pada Meage cara menjadi
baca surat Pak Atek Gindo” seorang anak laki-laki yang baik”
<>قرأت أتاك جيندو رسالة <كيفيةأن يصبح ميغي األوالد فاليمو يعلم حول
terdapat kesalahan susunan kata dalam >جيدة
kalimat. Kata < >رسالةpada <أتاك قرأت kesalahan terletak pada penggunaan
>جيندو رسالةsemestinya berada setelah bentuk plural atau jama’ dalam frasa < األوالد
kata <>قرأت. Kata < >رسالةsemestinya juga >جيدة. Penggunaan frasa <>األوالد جيدة
mendapat prefiks artikula ( )الta'rif. Hal ini harusnya dalam bentuk tunggal karena frasa
39
Ika Tri Ardiani / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (1) (2019)
tersebut berposisi sebagai khobar dari <>يصبح. <>حكة في قلبي القصب توصيل جذوره
Mubtada’ dan khabar memiliki dalam bahasa Arab
Kesalahan terjadi karena nomina <>حكة
memiliki ketentuan bahwa keduanya harus selalu
sesuai dari sisi bilangannya maupun dari sisi seharusnya berpola mengikuti akar <>فاعلية
jenisnya. Maka frasa nominal tersebut harusnya karena nomina < >حكةmenjadi na’at dari kata
berbunyi <>جيدا ولدا. <>جذوره. Secara umum, na’at (sifat) mengikuti
Terdapat juga kesalahan ketidaksesuaian man’ut-nya (isim yang diberi sifat) dalam hal jenis
dieksis pronomina antara pronominal dan (mudzakkar/mua’anast), dalam hal jumlah
nomina yang menjadi referennya. Contoh pada (mufrad/mutsanna/jamak), dalam hal
kalimat terjemahan (5) “di tepi hutan belantara, ma’rifah/nakirah, dan dalam hal i’rab
ada sebuah rumah yang dihuni oleh keluarga (rafa’/nashab/jer). Dengan demikian kata yang
miskin” tepat adalah <>الحاكية.
< هناك،>منزل تسكنها أسر فقيرة على حافة البرية Ketidaksesuaian hasil terjemahan juga
Kesalahan berupa ketidaksesuaian terjadi karena terdapat kata yang dialihkan
pronomina terikat هاpada kata <>تسكنها.
< > secara tidak akurat dari bahasa Indonesia sebagai
bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran yaitu
Bentuk < >هاmerupakan pronomina persona
bahasa Arab sebagaimana contoh data berikut
ketiga tunggal feminin, sedangkan referennya
ini. Hasil terjemahan kalimat (8) “Periksa lagi
merupakan nomina tunggal maskulin. Sehingga
genting-genting”
bentuk < >هاtidak sesuai dengan referennya,
<جنتنج->التحقق مرة أخرى من جنتنج
yaitu < >منزلyang merupakan nomina tunggal
Ketidakakuratan hasil terjemahan pada
maskulin.
kalimat diatas, terdapat pada pengalihbahasaan
Adapun pronomina yang sesuai untuk
kata genting-genting yang diterjemahkan menjadi
terjemahan tersebut adalah <>ه. Sehingga kata
<جنتنج- >جنتنجyang bukan merupakan
yang tepat adalah <>تسكنه.
kata bahasa Arab. Dalam penerjemahan ini, kata
Pada kalimat terjemahan (6) “Kami berdua
<جنتنج->جنتنج tidak diterjemahkan
duduk di bus kota yang akan mengantar kami
menurut kaidah morfologi Arab, melainkan
menuju hotel”
diserap dengan penyesuaian bunyi. Maka,
< التى نحن على حد سواء الجلس على حافلة املدينة terjemahan yang tepat adalah <>السقوف.
>سوف تأخذنا إلى الفندوق Dari penelitian ini, dapat disimpulkan
Terdapat kesalahan pada pembentukan bahwa hasil terjemahan karya sastra memiliki
frasa nominal (idhafah) yaitu <حافلة kesalahan sintaksis dan morfologis lebih banyak
dibanding yang lain. Hasil terjemahan media
>مدينة. Pada pembentukan idhafah dalam
massa mempunyai kesalahan sintaksis lebih
bahasa Arab, ada aturan yang menyatakan
banyak daripada kesalahan morfologisnya dan
bahwa nomina yang menjadi mudhaf ilaih harus
hasil terjemahan karya ilmiah menjadi hasil
diawali dengan tanda takrif berupa ()ال. Kata terjemahan yang paling rendah kesalahan
< >مدينةyang berkedudukan sebagai mudhaf gramatikalnya.
ilaih seharusnya diawali dengan tanda takrif
berupa ( )الmenjadi <>المدينة. DAFTAR PUSTAKA
Ada beberapa kesalahan morfologi yang Al-Ghalayain, Musthofa. 2005. Jami’ Ad-Durus Al-
ditemukan pada hasil terjemahan karya sastra A’rabiyah. Beirut: Dar Al-Kutub Al-I’lmiyah
Al Farisi, M. Zaka. 2014. Pedoman Penerjemahan Arab
melalui ImTranslator.
Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Contoh pada kalimat terjemahan (7) “Di
Munawwir, Ahmad W. 1997. Kamus Al-Munawwir
hatiku alang-alang menancapkan akar-akarnya Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka
yang gatal” Progresif.
40
Ika Tri Ardiani / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (1) (2019)
41