Anda di halaman 1dari 8

LISANUL ARAB 8 (1) (2019)

Journal of Arabic Learning and Teaching


(Terakreditasi Sinta 4)
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/laa

KESALAHAN PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INDONESIA KE


BAHASA ARAB MELALUI IMTRANSLATOR (ANALISIS
GRAMATIKAL)
Ika Tri Ardiani, Singgih Kuswardono , M. Yusuf A.H.

Jurusan Bahasa Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ____________________________________________________________
Sejarah Artikel: Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis kesalahan gramatikal
Diterima januari 2019 penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab melalui ImTranslator. Adapun tujuan
Disetujui februari 2019 penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk terjemahan yang mengandung kesalahan
Dipublikasikan Juni 2019 gramatikal dalam penerjemahan karya sastra, karya ilmiah, dan media massa melalui
________________ ImTranslator, (2) menganalisis jenis-jenis kesalahan gramatikal dalam penerjemahan karya sastra,
Keywords: karya ilmiah, dan media massa melalui ImTranslator, dan (3) mendeskripsikan tingkat kesalahan
Indonesian Language Text gramatikal dalam penerjemahan karya sastra, karya ilmiah, dan media massa melalui
Translation into Arabic, ImTranslator. Jenis dan desain penelitian ini adalah kualitatif dengan rancangan yang digunakan
Imtranslator, Grammatically adalah rancangan deskriptif. Dalam teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan metode
____________________ simak, dengan teknik dasar sadap dan teknik lanjutan berupa teknik simak bebas cakap diiringi
teknik catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil terjemahan karya sastra memiliki
kesalahan sintaksis dan morfologis lebih banyak dibanding yang lain. Hasil terjemahan karya ilmiah
mempunyai kesalahan sintaksis terendah dan hasil terjemahan media massa menjadi hasil
terjemahan yang paling rendah kesalahan gramatikalnya.

Abstract
____________________________________________________________
The problem examined in this study is to analyse the grammatical errors of Indonesian
into Arabic translation through Imtranslator. The purpose of this study is to (1) describe
the forms of grammatical errors in the translation of literary works, scientific works, and
the mass media through the ImTranslator, (2) analyse the types of grammatical errors in
the translation of literary works, scientific works, and the mass media through the
ImTranslator, and (3) describe the level of grammatical errors in the translation of literary
works, scientific works, and the mass media through the ImTranslator. This was a
qualitative study, which employed a descriptive design. In the techniques of data collection,
researchers used observation method, through the basic techniques of sadap, combined with
the advanced techniques in the form of simak bebas cakap technique accompanied by the
techniques of taking notes. The results showed that the results of the translation of literary
works had more syntactic and morphological errors than others. The results of the
translation of scientific papers have syntactic errors and the results of the translation of the
mass media are the lowest translations of grammatical errors.

© 2019 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: P-ISSN 2252-6269
Gedung B4 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: ikatriardiani@gmail.com, singgihkuswardono@gmail.com,
yusufarab@mail.unnes.ac.id

34
Ika Tri Ardiani / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (1) (2019)

PENDAHULUAN antarbahasa melalui Google Translate atau Bing


Kegiatan penterjemahan bukanlah sesuatu Translator sudah banyak dilakukan.
yang asing bagi siapa saja yang berkecimpung Berdasarkan paparan yang penulis sajikan
dalam bidang bahasa, khususnya bahasa asing. dalam latar belakang diatas, penulis tertarik
Namun, tidak sedikit dari mereka yang untuk mengetahui dan kemudian berusaha
dihadapkan pada berbagai kesulitan yang menganalisa kesalahan penerjemahan yang
berkaitan dengan aspek kebahasaan, non- muncul pada mesin penerjemah dari Imtranslator,
kebahasaan, dan kebudayaan. namun disini penulis membatasi pada tinjauan
Untuk menghindari kesulitan dalam analisis gramatika dan keakuratan ejaan bahasa
menterjemah, di era teknologi yang serba canggih saja karena yang akan penulis analisis adalah
ini mereka tidak lagi membolak-balik kamus atau penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa
mendatangi perpustakaan. Pengalihbahasaan Arab dimana keduanya mempunyai perbedaan
(penerjemahan) dewasa ini tidak hanya dapat kaidah gramatikal yang sangat mendasar. Data
dilakukan oleh manusia tetapi oleh juga mesin- dalam penelitian ini berupa karya sastra, karya
mesin penerjemah. Diawali dengan lahirnya ilmiah, dan media massa. Pemilihan data ini
perangkat lunak kamus dengan kemampuan dengan pertimbangan agar peneliti bisa
terjemahan yang terbatas pada kata dan frase, membandingkan letak kesalahan yang dominan
kini telah bermunculan mesin-mesin penerjemah terjadi dalam penerjemahan teks bahasa
yang mengklaim tidak hanya dapat Indonesia ke dalam bahasa Arab menggunakan
menerjemahkan frasa, kalimat, dan paragraf ImTranslator.
tetapi bahkan naskah lengkap dan buku.
Terdapat banyak layanan penerjemahan LANDASAN TEORI
yang disediakan bahkan secara gratis di internet. PENERJEMAHAN
Berdasarkan hasil pencarian penulis terkait kata Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008)
kunci “Penerjemahan online” di internet berikut dijelaskan bahwa istilah penerjemahan terbentuk
adalah layanan penerjemahan yang berada di dari kata “terjemah” yang diimbuh dengan “pe-
posisi puncak: Google Translate, Bing Translator, an” yang menunjukkan kata benda (nomina),
dan ImTranslator. yaitu proses, cara, dan perbuatan
Ketiga program tersebut mampu menerjemahkan atau pengalihbahasaan. Kata
menerjemahkan ke dalam lebih dari 50 bahasa, terjemah sendiri berasal dari bahasa Arab, yakni
salah satunya adalah dari bahasa Arab ke bahasa <‫ >ترجمة‬yang mengandung arti terjemah,
Indonesia dan sebaliknya. Namun, sebagai tafsir (Al-Munawwir,1997).
sebuah mesin penerjemah, hasil yang Setiap pakar mendefinisikan
diterjemahkan belumlah sempurna karena pada penerjemahan dengan variasi yang beragam.
dasarnya mesin penerjemah hanya menyediakan Eugene A. Nida dan Charles R. Taber, dalam
layanan dengan hasil terjemahan “kasar” yang bukunya The Theory and Practice of Translation
masih perlu di revisi. (1982:54) memberikan definisi penerjemahan
Hasil terjemahan tersebut perlu dikaji lebih sebagai: “Translating consist in reproduction in the
jauh terutama untuk melihat kesalahan receptor language the closest natural equivalent of the
kebahasaan yang ada, karena banyak pihak yang source language message, first in terms of meaning and
meragukan kualitasnya. Kesalahan bahasa itu secondly in terms of style.”
bisa berupa kesalahan morfologis, sintaksis dan Definisi diatas menyatakan bahwa
fonologis. menerjemahkan adalah memproduksi padanan
Disini penulis lebih tertarik untuk yang wajar dan yang paling dekat dengan pesan
menganalisis kesalahan penerjemahan bahasa bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran yaitu
Indonesia ke dalam bahasa Arab melalui yang berhubungan dengan arti dan gaya bahasa.
Imtranslator karena berbagai pertimbangan. Dalam hal ini yang penting adalah pesan dari
Penelitian mengenai kesalahan penerjemahan

35
Ika Tri Ardiani / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (1) (2019)

bahasa sumber tersampaikan ke dalam bahasa 11. Penerjemah juga dapat mengalihkan sajak
sasaran secara lentur. itu dalam bentuk sajak pula.
Sedangkan Larson (1989:21) merumuskan Sedangkan menurut Khursyd (1985:43-46)
pengertian penerjemahan secara lebih lengkap: bahwa penerjemahan bidang sastra lebih sulit
“Menerjemahkan berarti mempelajari leksikon, dari pada penerjemahan bidang keilmuan dan
struktur gramatikal, situasi komunikasi, dan kebudayaan.penerjemah bidang sastra
konteks budaya dari teks bahasa sumber. diharapkan mengikuti uslub-uslub sastra,
Kemudian menganalisis teks bahasa sumber mengenal kepribadian penyair, dan lain
untuk menemukan makna yang sama dan sebagainya. Sedangkan penerjemah bidang
mengungkapkannya dengan menggunakan keilmuan dan kebudayaan, hendaknya memiliki
leksikon dan struktur gramatikal yang sesuai pengetahuan kebudayaan dengan tetap menjaga
dalam bahasa sasaran dan konteks budayanya. bahasa sumber dan sasaran.
Seorang penerjemah dari bahasa Arab ke
PRINSIP-PRINSIP PENERJEMAHAN bahasa lain hendaknya mengetahui beberapa hal,
YANG BAIK diantaranya:
Menurut Theodore Savory (1968) dalam 1. Tidak menerjemahkan secara kata
bukunya The Art of Translation mengemukakan perkatakarena dapat merusak susunan
tentang prinsip-prinsip dasar menerjemahkan, bahasa Arab
yaitu: 2. Dasar bahasa Arab dimulai dengan kata
1. Penerjemah harus lah dapat mencarikan kerja bukan dengan kata benda.
padanan kata yang sesuai dengan makna 3. Keistimewaan bahasa arab dari bahasa
kata-kata aslinya. inggris yaitu, adanya jumlah ismiyyah
2. Penerjemah haruslah dapat menyajikan dalam bahasa Arab.
gagasan-gagasan aslinya. Contoh: ‫مفيدالكتتاب‬
3. Penerjemah hendaknya dapat
4. Pengunaan kata Qod pada Fiil
menghasilkan karya terjemahan yang
madhy berarti menegaskan sedangkan
dapat dibaca dengan mudah.
penggunaan kata Qod pada fiil
4. Penerjemah hendaknya dapat
mudhari berarti mungkin
menghasilkan karya terjemahan yang
dapat merefleksikan gaya naskah
PENILAIAN KUALITAS PENERJEMAHAN
pengarang aslinya.
Aspek penilaian pada bahasa tulis berlaku
5. Penerjemah hendaknya memiliki gaya
pula dalam penilaian penerjemahan karena
penerjemahan yang mandiri.
penerjemahan pada hakikatnya tertuang dalam
6. Penerjemah hendaknya dapat
bahasa tulis. Penilaian penerjemahan merupakan
menghasilkan karya terjemahan yang
bagian penting dalam konsep teori
dapat dibaca sesuai dengan bahasa
penerjemahan. Diharapkan penilaian yang
kontemporer naskah aslinya.
diberikan dapat menilai terjemahan dengan baik
7. Penerjemah hendaknya juga dapat
karena untuk menentukan kualitas terjemahan
membuat karya terjemahan yang dapat
(Sayogie 2014:145).
dibaca sebagaimana bahasa kontemporer
Menurut Larson (dalam Farisi 2014:179)
penerjemah.
terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam
8. Penerjemah dapat melakukan
penilaian, yaitu (1) keakuratan, (2) kejelasan, dan
penambahan ataupun pengurangan bagian
(3) kewajaran. Inilah yang sejatinya mendapat
tertentudari naskah aslinya.
perhatian serius penerjemah. Boleh jadi teks
9. Penerjemah juga boleh mengerjakan apa
terjemahan memiliki tingkat keakuratan yang
adanya.
tinggi, tetapi sisi kejelasan terabaikan; bisa saja
10. Penerjemah dapat menerjemahkan
sebuah teks terjemahan memenuhi aspek
sebuah sajak dalam bentuk prosa.
kejelasan dan kewajaran, tetapi menyimpang dari

36
Ika Tri Ardiani / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (1) (2019)

pesan yang dibawa teks sumber; atau hasil Babylon, dan mesin terjemahan lain, yang
terjemahan akurat dan jelas, tetapi struktur diperuntukkan untuk menerjemahkan bagian
bahasa dan budaya yang dihadirkan terasa teks atau halaman web dalam satu bahasa ke
kurang wajar. bahasa lain. Situs ini memuat lebih dari 50 bahasa
yang dipakai di beberapa negara diseluruh dunia.
PERANGKAT PENERJEMAHAN ImTranslator melakukan penerjemahan
Ada dua jenis perangkat yang lazimnya dengan pendekatan yang disebut penerjemahan
digunakan oleh penerjemah, yaitu perangkat berdasar statistik dimana terjemahan yang
intelektual dan perangkat praktis. Perangkat dihasilkan berdasarkan model statistik yang
intelektual mecakupi: (1) kemampuan yang baik parameter-parameternya berasal dari analisis
dalam bahasa sumber (BSU); (2) kemampuan korporasi teks dwibahasa
yang baik dalam bahasa sasaran (BSA); (3) (sumber:Wikipedia.com). Pendekatan statistik
pengetahuan mengenai pokok masalah yang ini memugkinkan peningkatan akurasi
diterjemahkan; (4) penerapan pengetahuan yang terjemahan dengan teks-teks dwibahasa lain yang
dimiliki; (5) keterampilan. Perangkat praktis digunakan.
mencakupi: (1) kemampuan menggunakan Mengenai kualitas terjemahan mesin,
sumber-sumber rujukan biasa, kamus elektronis, ImTranslator sendiri mengakui dalam situs
maupun kamus peristilahan serta narasumber mereka bahwa mesin penerjemahan yang paling
bidang yang diterjemahkan; (2) kemampuan canggih sekalipun saat ini belum dapat
mengenali konteks suatu teks baik langsung mendekati keterampilan seorang penerjemah
maupun tidak langsung (Machali 2000:11). professional.
Kedua jenis perangkat itu dapat juga Output terjemahan yang dihasilkan mesin
disebut sebagai modal dasar yang harus dimiliki penerjemah sebenarnya tidak ada bedanya
seorang penerjemah. Jika salah satu dari modal dengan terjemahan yang dihasilkan manusia,
dasar itu tidak dimiliki atau kurang baik, maka yaitu untuk menghasilkan terjemahan yang
terjemahan yang dihasilkan dapat menampakkan berkualitas maka diperlukan editing, dan revisi
berbagai kekurangan, tergantung dari oleh penerjemah kedua sebelum pemublikasian.
kemampuannya memanfaatkan perangkat diatas. Namun kesalahan yang dihasilkan mesin
penerjemah tentu berbeda dari penerjemahan
MESIN PENERJEMAH manusia. Oleh karena itu, terjemahan yang
Menurut Hutchins (dalam Arnold, et all dihasilkan mesin terjemah pada dasarnya dapat
1994:1) Mesin Penerjemah atau Mesin dijadikan bentuk kasar pra-terjemahan oleh
Terjemahan atau Terjemahan Mesin adalah penerjemah.
upaya untuk mengotomatisasi semua atau
sebagian kegiatan terjemahan. ANALISIS GRAMATIKA
Mesin penerjemah mengalami Kridalaksana (1993:66) mendefinisikan
perkembangan dan evolusi yang sangat gramatika sebagai subsistem dalam organisasi
mengagumkan. Evolusi ini tentu saja bahasa di mana satuan-satuan bermakna
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya bergabung untuk membentuk satuan-satuan yang
faktor politik-ekonomi. Politik dan kekuatan lebih besar. Secara kasar, gramatika terbagi
ekonomi banyak mempengaruhi keputusan menjadi atas morfologi dan sintaksis dan terpisah
tentang bahasa sumber (BSU) yang akan dari fonologi, semantik, dan leksikon.
diterjemahkan, serta bahasa sasarannya (BSA). Morfologi adalah imu tentang bentuk.
Morfologi menurut Chaer (2008:8) adalah
IMTRANSLATOR pembicaraan mengenai pembentukan kata dari
Imtranslator adalah situs layanan beberapa unsur morfem, baik morfem dasar
penerjemahan gratis dan instan yang didukung maupun morfem afiks dengan berbagai alat untuk
oleh Google Translate, Microsoft Translator, pembentukan kata itu.

37
Ika Tri Ardiani / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (1) (2019)

Sintaksis merupakan cabang linguistik diistilahkan dalam bahasa Arab dengan tashri:f
yang mengkaji tentang struktur dan unsur-unsur (derivasi), yaitu adanya proses pembentukan kata
pembentuk kalimat, juga mengkaji tentang baru (Hidayatullah 2017:62).
satuannya yang berupa kata, frasa, klausa,
kalimat dan wacana (Chaer 2007:206-207). SISTEM INFLEKSIONAL
Istilah infleksi secara umum merujuk
MORFOLOGI kepada perubahan fonologis sebuah kata yang
Morfologi merupakan istilah yang terjadi karena dipakai dalam sebuah konteks
dipertalikan pada seorang filosof Jerman Johan (Kuswardono 2017:112).
Wolfgang von Geothe (1749-1832) yang dipakai Terdapat delapan kategori infleksional
pada awal abad ke-18 pada bidang biologi. Kata utama sebagai ciri khas konkordansi dalam
morfologi berasal dari kata morf yang berarti bahasa Arab, yaitu (1) kala, (2) persona, (3)
‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’ diatesis, (4) modus, (5) gender, (6) jumlah, (7)
(Kuswardono 2017:1). kasus, dan (8) ketakrifan. Kategori yang dipakai
Dalam bahasa Arab morfologi disebut ilmu atau dipergunakan pada verba ada enam meliputi
al-sharf yaitu ilmu yang mempelajari seluk-beluk kala, persona, diatesis, modus, gender, dan
bentuk kata dalam bahasa Arab. Al-Ghalayaini jumlah. Kategori dipakai atau dipergunakan
(2005) memaparkan definisi ilmu al-sharf sebagai pada nomina dan ajektiva ada empat meliputi
ilmu yang mengkaji akar kata untuk mengetahui gender, jumlah, kasus, dan ketakrifan.
bentuk-bentuk kata Arab dengan segala ihwal- Sedangkan kategori pada pronomina ada empat
ihwalnya diluar i’rab dan bina’. Sedangkan meliputi persona, gender, jumlah, dan kasus
menurut Irawati (2013:101) ilmu sharaf atau namun jumlahnya sangat terbatas Ryding (dalam
disebut juga ilmu perbendaharaan kata, yaitu Kuswardono 2017:112).
dalil-dalil yang memberikan kepada kita tentang
keadaan kata-kata sebelum tersusun dalam METODE PENELITIAN
kalimat. Dalam penelitan ini, peneliti
Bahasa Arab memiliki prinsip akar dan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Analisis
pola (Holes 1995:81). Secara struktur dan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk
semantik, leksikon bahasa Arab berkaitan dengan mencari kesalahan dari hasil terjemahan
akarnya. Akar-akar tersebut diderivikasikan ImTranslator dan mengklasifikasikan masing-
dengan menggandakan radikal tengah, masing kesalahan tersebut menurut aspek
menambahkan vokal panjang di antara radikal, kebahasaannya.
menambahkan prefik yang berupa konsonan, Sedangkan rancangan yang digunakan
atau kombinasi dari proses-proses tersebut dalam penelitian ini adalah rancangan deskriptif.
(Hidayatullah 2017:61). Penelitian jenis ini berusaha menggambarkan
Maksud dari akar adalah “asal sebuah variabel sebagaimana apa adanya dalam suatu
kata”. Kata kataba mempunyai asal KTB. Dari kondisi dan tidak diarahkan untuk menguji
asal kata ini nantinya akan melahirkan beberapa hipotesis.
pola yang disebut juga dengan wazn. Contoh pola Data diambil dari hasil terjemahan
pada kata kataba adalah yaKTUBU ‘menulis’, ImTranslator sedangkan sumber data diperoleh
KiTa:B ‘buku’, maKTaB ‘meja’, maKTaBah dari karya sastra, jurnal dan media massa online
‘perpustakaan’, muKa:TaBah, dsb. Dengan berskala nasional.
demikian dapat disimpulkan bahwa akar adalah Dalam penelitian ini, peneliti
asal dari suatu kata, sedangkan pola adalah menggunakan metode simak, dengan teknik
bentuk kata yang mengalami perkembangan dasar sadap dan teknik lanjutan berupa teknik
sehingga dari satu asal kata akan menghasilkan simak bebas cakap diiringi teknik catat; yaitu
kata yang berbeda-beda dengan makna yang peneliti hanya menjadi pengamat ata penyimak
tentunya berbeda pula dan inilah yang beberapa teks dari terjemahan ImTranslator dari

38
Ika Tri Ardiani / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (1) (2019)

karya sastra, jurnal, dan media massa online, disebabkan karena kata <‫ >رسالة‬berposisi
kemudian mencatat sebagian kesalahan yang sebagai obyek verba <‫>قرأت‬. Sehingga bentuk
ada, dan selanjutnya mencoba membandingkan
semestinya adalah ‫قرأت الرسالة من‬
dan menganalisisnya dengan buku-buku yang
dijadikan sebagai bahan rujukan dalam
‫أتاك جيندو‬
penelitian. Contoh (2) pada kalimat terjemahan
Instrumen penelitian yang digunakan oleh “Zulaikha berlarian di sekitar tenda-tenda
peneliti berupa kartu data dan lembar sukunya”
rekapitulasi. Kartu data digunakan oleh peneliti <‫زليخة يركض خيام‬ ‫>القبيلة‬
sebagai alat penelitian pada saat pengumpulan kesalahan terjadi karena tidak adanya kesesuaian
data. Instrumen ini digunakan sebagai alat bantu atau konkordansi antara nomina atau isim dan
yang secara teknis dapat menjadi salah satu cara verba atau fi’il yang mewatasinya. Dalam hal ini
untuk mengumpulkan dan mengolah data fi’il <‫ >يركض‬sejatinya mewatasi isim
kemudian menganalisisnya. <‫>زليخة‬. Karena <‫ >زليخة‬merupakan isim
Adapun teknik yang digunakan dalam dalam bentuk mu’anast (bergender feminin),
penelitian ini adalah teknik analisis kesalahan. maka fi’il yang mewatasinya juga seharusnya
Prosedur kerja analisis kesalahan mempunyai dalam bentuk mu’anast (bergender feminin)
langkah-langkah sebagaimana yang sehingga bentuk fi’il yang benar untuk <‫>يركض‬
dikemukakan oleh Corder, yang meliputi:
adalah <‫>تركض‬.
1. Penyediaan data berupa teks terjemahan
Selain itu, kesalahan yang berkaitan
ImTranslator dari karya sastra, jurnal, dan
dengan aturan konkordansi juga terdapat pada
media massa online.
hasil terjemahan ImTranslator ini. Seperti contoh
2. Pengidentifikasian kesalahan
berikut ini. Dalam hasil terjemahan kalimat (3)
3. Pengklasifikasian kesalahan, yaitu dengan
“Penculik dan istrinya menangis memohon
cara mengenali dan memilah-milah
ampun”
kesalahan berdasarkan aspek-aspek
gramatikal, seperti morfologi dan <‫>الرحمة خاطف وزوجته تبكي لطلب‬
sintaksis. Pada kalimat tersebut terdapat kesalahan
4. Penjelasan kesalahan, berupa deklinasi nomina. Kata <‫ >خاطف‬pada <
5. Pengevaluasian kesalahan ‫>لطلب الرحمة خاطف وزوجته تبكي‬
semestinya mendapat prefiks artikula (‫ )ال‬ta'rif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil analisis data terhadap 100 teks Hal ini disebabkan karena kata <‫>خاطف‬
hasil terjemahan terdapat berbagai macam berposisi sebagai mubtada’. Seperti perkataan
kesalahan yang ditemukan seperti kesalahan tata imam ibnu malik dalam kitab alfiyah, isim yang
letak, kesalahan konkordansi meliputi kesalahan dijadikan mubtada harus berupa isim ma’rifat dan
dalam konjugasi verba dan deklinasi nomina, tidak boleh dari isim nakiroh. Sehingga kata yang
kesalahan frasa struktur sintaksis serta kesalahan tepat untuk adalah <‫>الخاطف‬.
morfologi. Selanjutnya dalam penerjemahan kalimat (4)
Contoh pada kalimat terjemahan (1) “Aku “Falimo mengajarkan pada Meage cara menjadi
baca surat Pak Atek Gindo” seorang anak laki-laki yang baik”
<‫>قرأت أتاك جيندو رسالة‬ <‫كيفيةأن‬ ‫يصبح ميغي األوالد فاليمو يعلم حول‬
terdapat kesalahan susunan kata dalam ‫>جيدة‬
kalimat. Kata <‫ >رسالة‬pada <‫أتاك قرأت‬ kesalahan terletak pada penggunaan
‫ >جيندو رسالة‬semestinya berada setelah bentuk plural atau jama’ dalam frasa < ‫األوالد‬
kata <‫>قرأت‬. Kata <‫ >رسالة‬semestinya juga ‫>جيدة‬. Penggunaan frasa <‫>األوالد جيدة‬
mendapat prefiks artikula (‫ )ال‬ta'rif. Hal ini harusnya dalam bentuk tunggal karena frasa

39
Ika Tri Ardiani / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (1) (2019)

tersebut berposisi sebagai khobar dari <‫>يصبح‬. <‫>حكة في قلبي القصب توصيل جذوره‬
Mubtada’ dan khabar memiliki dalam bahasa Arab
Kesalahan terjadi karena nomina <‫>حكة‬
memiliki ketentuan bahwa keduanya harus selalu
sesuai dari sisi bilangannya maupun dari sisi seharusnya berpola mengikuti akar <‫>فاعلية‬
jenisnya. Maka frasa nominal tersebut harusnya karena nomina <‫ >حكة‬menjadi na’at dari kata
berbunyi <‫>جيدا ولدا‬. <‫>جذوره‬. Secara umum, na’at (sifat) mengikuti
Terdapat juga kesalahan ketidaksesuaian man’ut-nya (isim yang diberi sifat) dalam hal jenis
dieksis pronomina antara pronominal dan (mudzakkar/mua’anast), dalam hal jumlah
nomina yang menjadi referennya. Contoh pada (mufrad/mutsanna/jamak), dalam hal
kalimat terjemahan (5) “di tepi hutan belantara, ma’rifah/nakirah, dan dalam hal i’rab
ada sebuah rumah yang dihuni oleh keluarga (rafa’/nashab/jer). Dengan demikian kata yang
miskin” tepat adalah <‫>الحاكية‬.
<‫ هناك‬،‫>منزل تسكنها أسر فقيرة على حافة البرية‬ Ketidaksesuaian hasil terjemahan juga
Kesalahan berupa ketidaksesuaian terjadi karena terdapat kata yang dialihkan
pronomina terikat ‫ ها‬pada kata <‫>تسكنها‬.
< > secara tidak akurat dari bahasa Indonesia sebagai
bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran yaitu
Bentuk <‫ >ها‬merupakan pronomina persona
bahasa Arab sebagaimana contoh data berikut
ketiga tunggal feminin, sedangkan referennya
ini. Hasil terjemahan kalimat (8) “Periksa lagi
merupakan nomina tunggal maskulin. Sehingga
genting-genting”
bentuk <‫ >ها‬tidak sesuai dengan referennya,
<‫جنتنج‬-‫>التحقق مرة أخرى من جنتنج‬
yaitu <‫ >منزل‬yang merupakan nomina tunggal
Ketidakakuratan hasil terjemahan pada
maskulin.
kalimat diatas, terdapat pada pengalihbahasaan
Adapun pronomina yang sesuai untuk
kata genting-genting yang diterjemahkan menjadi
terjemahan tersebut adalah <‫>ه‬. Sehingga kata
<‫جنتنج‬-‫ >جنتنج‬yang bukan merupakan
yang tepat adalah <‫>تسكنه‬.
kata bahasa Arab. Dalam penerjemahan ini, kata
Pada kalimat terjemahan (6) “Kami berdua
<‫جنتنج‬-‫>جنتنج‬ tidak diterjemahkan
duduk di bus kota yang akan mengantar kami
menurut kaidah morfologi Arab, melainkan
menuju hotel”
diserap dengan penyesuaian bunyi. Maka,
< ‫التى‬ ‫نحن على حد سواء الجلس على حافلة املدينة‬ terjemahan yang tepat adalah <‫>السقوف‬.
‫>سوف تأخذنا إلى الفندوق‬ Dari penelitian ini, dapat disimpulkan
Terdapat kesalahan pada pembentukan bahwa hasil terjemahan karya sastra memiliki
frasa nominal (idhafah) yaitu <‫حافلة‬ kesalahan sintaksis dan morfologis lebih banyak
dibanding yang lain. Hasil terjemahan media
‫>مدينة‬. Pada pembentukan idhafah dalam
massa mempunyai kesalahan sintaksis lebih
bahasa Arab, ada aturan yang menyatakan
banyak daripada kesalahan morfologisnya dan
bahwa nomina yang menjadi mudhaf ilaih harus
hasil terjemahan karya ilmiah menjadi hasil
diawali dengan tanda takrif berupa (‫)ال‬. Kata terjemahan yang paling rendah kesalahan
<‫ >مدينة‬yang berkedudukan sebagai mudhaf gramatikalnya.
ilaih seharusnya diawali dengan tanda takrif
berupa (‫ )ال‬menjadi <‫>المدينة‬. DAFTAR PUSTAKA
Ada beberapa kesalahan morfologi yang Al-Ghalayain, Musthofa. 2005. Jami’ Ad-Durus Al-
ditemukan pada hasil terjemahan karya sastra A’rabiyah. Beirut: Dar Al-Kutub Al-I’lmiyah
Al Farisi, M. Zaka. 2014. Pedoman Penerjemahan Arab
melalui ImTranslator.
Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Contoh pada kalimat terjemahan (7) “Di
Munawwir, Ahmad W. 1997. Kamus Al-Munawwir
hatiku alang-alang menancapkan akar-akarnya Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka
yang gatal” Progresif.

40
Ika Tri Ardiani / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (1) (2019)

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum cetakan ketiga.


Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia
(Pendekatan dan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Indonesia. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hidayatullah, Moch. Syarif. 2017. JEMBATAN KATA:
Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia.
Jakarta: Gramedia Widiasarana
Irawati, Retno Purnama. 2013. Pengantar Memahami
Linguistik. Semarang: Penerbit Cipta Prima
Nusantara Semarang.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik.
Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama.
Kuswardono, Singgih K. 2013. Pengantar Sintaksis
Arab. Modul Kuliah Universitas Negeri
Semarang.
Larson, Mildred L. 1989. Penerjemahan Berdasar Makna:
Pedoman Untuk Pemadanan Antar Bahasa. Alih
Bahasa Kencanawati Taniran. Jakarta: Penerit
Arcan.
Machali, Rochayah. Pedoman Bagi Penerjemah. 2000.
Jakarta: Grasindo.
Nida, A. Eugene dan Taber, R. Charles. 1969. The
Theory and Practice of Translation. Leiden: E.J
Brill.
Savory, Theodore. 1968. The Art of Translation.
London: Jonathan Cope

41

Anda mungkin juga menyukai