Anda di halaman 1dari 7

KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA SISTEM

AKADEMIK (SIAKAD) UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2019

Anggie Meilinda Zienitha


Universitas Sebelas Maret
anggiezie51@student.uns.ac.id

Abstrak

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional bangsa Indonesia yang dapat


menghubungkan komunikasi banyak suku dan budaya di Indonesia. Struktur
kaidah Bahasa Indonesia diatur dalam PUEBI (Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia) dan terdapat dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Akan tetapi, masih sering dijumpai kesalahan-kesalahan
penulisan berupa ketidak efektifan tulisan, tulisan yang ambigu, kesalahan
penulisan kata hubung, penggunaan kata baku, bahkan penulisan tanda baca.
Kesalahan-kesalahan tersebut juga terdapat pada Sistem Akademik
(SIAKAD) online Universitas Sebelas Maret 2019. Sistem Akademik
(SIAKAD) diakses oleh mahasiswa, dosen, dan admin prodi untuk
memberikan dan mendapatkan informasi perkuliahan berupa Kartu Rencana
Studi, Kartu Hasil Studi, jadwal dan list dosen. Kesalahan penulisan dapat
mempengaruhi pemahaman sehingga perlu untuk mengaji ulang apa saja
kesalahan yang ditemukan untuk dapat diperbaiki.
Kata kunci : SIAKAD UNS, kesalahan penulisan, mahasiswa, komunikasi.

A. PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
dan digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari. Karena budaya Indonesia sangatlah
banyak, maka perlu adanya suatu bahasa yang dapat mengikat perbedaan yang ada.
Pentingnya peran bahasa Indonesia tidak serta-merta membuat masyarakat mau
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal, sudah jelas diketahui
bahwa bahasa Indonesia memiliki aturan dan kaidah yang telah ditetapkan dalam
penggunaannya. Hal ini tentu menguatkan anggapan bahwa bahasa Indonesia hanya
digunakan sebagai alat komunikasi semata. Jika bahasa Indonesia hanya dipandang
sebagai alat komunikasi, tidak heran banyak masyarakat yang menutup mata akan
kaidah dan aturan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak terkecuali
mereka yang berstatus sebagai mahasiswa (Rahayu 2015).
Ejaan adalah keseluruhan peraturan pelambangan bunyi ujaran, penggabungan
atau pemisahan kata, penulisan kata, penggunaan lambang bilangan, dan pemakaian
tanda baca. Pengertian kata ejaan berbeda dari mengeja. Mengeja adalah kegiatan
melafalkan huruf, suku kata atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan
yang jauh lebih luas dari sekadar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara
menuliskan bahasa dengan menuliskan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan
dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan
berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna (Karyati 2016).

INA-Rxiv (December, 2019)


Akan tetapi, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) masih sangat jarang digunakan.
Masih banyak ditemukan kesalahan penulisan bahasa. Kesalahan tulisan tersebut dapat
berupa ketidak efektifan tulisan, tulisan yang ambigu, kesalahan penulisan kata
hubung, penggunaan kata baku, bahkan penulisan tanda baca pun masih ditemui
kesalahan. Dalam tulisan-tulisan seperti esai, karya ilmiah, ataupun tulisan bebas
masih banyak ditemui penggunaan Bahasa Indonesia yang disesuai PUEBI. Tidak
hanya dalam bentuk tulisan, dalam percakapan sehari-hari pun Bahasa Indonesia yang
digunakan mahasiswa masih belum tepat. Masih sering terdengar Bahasa Indonesia
yang diucapkan tercampur dengan bahasa daerah atau bahasa asing .
Kesalahan penulisan juga terjadi di lingkungan kampus UNS. Padahal kita tahu
bahwa kampus adalah suatu lembaga pendidikan tinggi yang seharusnya memiliki
kualitas yang baik terhadap bahasa. Kesadaran para civitas academica yaitu dosen dan
mahasiswanya terhadap penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar masih
sangat rendah. Kesalahan tersebut bahkan terjadi pada Sistem Akademik online yang
dimiliki oleh UNS yang biasa disebut SIAKAD. Sistem tersebut digunakan mahasiswa
untuk melihat jadwal kuliah, mencetak Kartu Rencana Studi (KRS), mencetak Kartu
Hasil Studi (KHS), dan lain-lain.
Kesalahan penulisan pada SIAKAD yaitu berupa penulisan kalimat yang tidak
baku, penyingkatan kata yang tidak tepat dan kesalahan ketik lainnya. Halaman
pertama pada saat kita membuka laman SIAKAD sudah banyak ditemui kesalahan
penulisan bahasa. Hal ini sangat disayangkan karena kesalahan tersebut dapat merusak
kualitas diri UNS itu sendiri. Hampir setiap hari para mahasiswa mengunjungi laman
web SIAKAD, sistem ini memang sangat penting bagi mahasiswa untuk mengakses
infomasi tentang perkuliahan. Pihak UNS perlu untuk meninjau ulang dan melakukan
pembaharuan tulisan pada SIAKAD.
Hal ini menjadi sebuah tanggung jawab bersama untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada. Membiasakan menulis atau berbicara menggunakan bahasa
yang baik dan benar harus bisa dimulai dari diri sendiri. Maka akan tercipta
lingkungan bahasa yang baik jika semua orang sadar akan pentingnya ejaan Bahasa
Indonesia yang benar. Pembaharuan tulisan pada SIAKAD UNS memang sangat
diperlukan. Kesalahan penggunaan Bahasa Indonesia yang terdapat pada SIAKAD
tentu tidak akan terjadi, apabila dari setiap diri kita sudah terbiasa menggunakan
bahasa yang baik dan benar pada kehidupan sehari-hari.
Pemahaman yang baik berkaitan dengan pemakaian bahasa yang ada akan
berdampak pada interaksi yang lebih baik. Hal ini tentu sangat penting karena
pemakaian bahasa di lingkungan pendidikan ada kalanya berdampak luas dalam
masyarakat. Lingkungan pendidikan, terlebih di perguruan tinggi dipadang oleh
masyarakat luas sebagai sebuah ranah yang diisi oleh kaum intelektual dan akademisi.
Apabila pemakaian bahasa di perguruan tinggi baik maka pandangan masyarakat pun
akan menjadi baik dan sebaliknya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi cermin diri dan bahkan refleksi bagi civitas akademika di perguruan
tinggi, baik dosen, mahasiwa, maupun karyawan. Dengan upaya tersebut, diharapkan
bahasa Indonesia lebih bermartabat dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat dan
bangsa Indonesia (Ani Rakhmawati, Kundharu Saddhono, Rio Devilito n.d.). Dengan
adanya penelitian mengenai kesalahan penggunaan Bahasa Indonesia pada SIAKAD
UNS diharapkan dapat mememberikan informasi dan kesadaran kepada para civitas
academic di UNS tentang pentingnya penggunaan bahasa sesuai PUEBI.

INA-Rxiv (December, 2019)


B. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian observatif dengan strategi content analisys
(menganalisis konten). Penelitian ini tidak terikat oleh tempat penelitian, sebab objek
penelitian berupa naskah (teks) tertulis kesalahan berbahasa yang terdapat pada web
Sistem Akademik (SIAKAD) UNS 2019. Penelitian menghasilkan data deskriptif
berupa tangkapan layar contoh kesalahan-kesalahan yang dapat ditemukan pada web
SIAKAD.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


SIAKAD UNS adalah Sistem Akademik berbasis online yang digunakan
mahasiswa untuk mengisi dan mencetak Kartu Rencana Studi (KRS) dan Kartu Hasil
Studi (KHS). SIAKAD juga berisi informasi dan pengumuman tentang perkuliahan.
Kesalahan-kesalahan berbahasa indonesia yang terjadi di UNS dapat ditemukan
dalam tulisan maupun lisan. Akan tetapi, bahasa lisan terkadang tidak begitu
dipermasalahkan karena itu tercampur dengan logat dan bahasa daerah masing-masing
mahasiswa yang menjadi ciri khas mereka. Sedangkan kesalahan berbahasa melalui
tulisan dapat ditemukan pada poster-poster, tulisan mahasiswa, modul praktikum. Tak
terkecuali Sistem Akademik online (SIAKAD) yang biasa diakses mahasiswa, dosen
dan admin prodi. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat berupa salah tik, ketidak
efektifan tulisan, penggunaan tanda baca yang tidak tepat, kesalahan huruf kapital dan
singkatan-singkatan yang tidak tepat.
Berikut ini merupakan contoh bebarapa kesalahan penulisan yang terjadi pada
Sistem Akademik (SIAKAD) UNS :

Contoh 1

Kesalahan penulisan pertama yang dapat ditemukan yaitu penulisan kata


“mahasiswa” yang disingkat menjadi MHS dan kata “mata kuliah” yang disingkat
menjadi MK. Penyingkatan dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi 2 kategori,
yaitu Singkatan dan Akronim. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,
1994:945) Singkatan adalah (1) hasil menyingkat (memendekkan) yang berupa

INA-Rxiv (December, 2019)


huruf atau gabungan huruf (misalnya, DPR, KKN, yth.,dsb., dan hlm.), (2)
kependekan; ringkasan. Singkatan MHS pada contoh di atas merupakan bentuk
tidak baku dan tidak tepat, karena kata “mahasiswa” bukanlah sebuah frasa
sehingga tidak dapat disingkat dengan menggunakan huruf besar/kapital.
Sedangkan singkatan MK yang dimaksudkan untuk menyingkat kata “mata kuliah”
juga tidak tepat, karena singkatan MK dalam Bahasa Indonesia berarti Mahkamah
Konstitusi, bukan “mata kuliah”.
Kesalahan penulisan kedua yaitu kesalahan penulisan yang mungkin tidak
disengaja, seperti kata UNS UNS dan .. (titik titik). Kesalahan selanjutnya yaitu
penggunaan huruf kapital yang tidak tepat pada kata “Dosen”, “Rencana”, dan
“Mata Kuliah”. Dalam PUEBI, penulisan huruf kapital hanya digunakan dengan
ketentuan-ketentuan tertentu, seperti sebagai huruf pertama awal kalimat,
menuliskan nama, hari, tempat, dan kata agama, sebagai awal kalimat pada petikan
langsung dan penulisan gelar. Sehingga tidak tepat ketika kata “dosen”, “rencana”,
“maka kuliah” diawali dengan huruf kapital padahal posisi kata berada ditengah
kalimat dan bukan termasuk ketentuan-ketentuan di atas.

Contoh 2.

Pada contoh di atas, kesalahan penulisan yang dapat ditemukan yaitu pada
penulisan kata “Praktek”. Menurut KKBI, kata Praktek merupakan bentuk tidak
baku dari kata “Praktik” yang berarti (1) pelaksanaan secara nyata apa yang disebut
dalam teori, (2) pelaksanaan pekerjaan (tentang dokter, pengacara, dan sebagainya),
(3) perbuatan menerapkan teori (keyakinan dan sebagainya) ; pelaksanaan.
Kesalahan penulisan kata “Praktik” menjadi “Praktek” memang kerap terjadi, hal

INA-Rxiv (December, 2019)


tersebut dikarenakan pelafalan bunyinya yang hampir sama sehingga sering
menimbulkan kekeliruan.

Contoh 3

Pada contoh 3 dapat ditemukan kesalahan penulisan berupa huruf kapital


yang tidak tepat, yaitu kata “mata” yang diawali huruf kapital sedangkan kata
“anda” tidak diawali huruf kapital. Seharusnya kata “anda” ditulis dengan huruf
kapital menjadi “Anda”. Menurut PUEBI, kata “Anda” merupakan kata panggilan
atau kekerabatan sehingga harus ditulis menggunakan huruf kapital.

Contoh 4

Pada contoh 4 di atas dapat ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital


yang tidak tepat dan penulisan kata hubung “di” pada kalimat “di semester” yang
tidak tepat. Kata hubung “di” harus dipisah jika menunjukkan suatu tempat, tetapi
tidak perlu dipisah jika menunjukkan kalimat pasif. Akan tetapi, kata “semester” di
atas tidak menunjukan tempat maupun kalimat pasif sehingga lebih tepat jika
menggunakan kata hubung “pada” karena lebih cenderung menunjukkan
keterangan waktu.

INA-Rxiv (December, 2019)


Penyebab Terjadinya Kesalahan Penulisan
Kesalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran bahasa (bahasa asing
atau bahasa kedua) membedakan kesalahan berbahasa menjadi 3, yaitu lapses,
error dan mistake (Corder, 1974).
1. Lapses adalah kesalahan yang terjadi akibat ketidaksengajaan atau tidak
disadari oleh penulis. Atau dalam bahasa Indonesia disebut saltik (salah tik).
2. Error adalah kesalahan akibat si pembelajar melakukan pelanggaran aturan tata
bahasa yang berlaku dalam bahasa karena ketidakpahaman.
3. Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat si penutur tidak tepat memilih kata
atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu.
Pada error si pembelajar tidak mampu melakukan self correction karena
memang pemahamannya masih dangkal, tetapi pada mistake si pembelajar siap
membuat self correction (Suroso, 2015).
Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada SIAKAD mencakup ketiga kategori
tersebut. Lapses dapat ditemukan pada contoh 1 pada penulisan “UNS UNS” dan
“..” (titik titik). Error dapat ditemukan pada penulisan singkatan yang tidak tepat
dan penggunaan huruf kapital yang tidak sesuai. Sedangkan Mistake dapat
ditemukan pada contoh 4, yaitu penggunaan kata hubung “di” yang seharusnya
ditulis “pada”.
Kesalahan penulisan di atas dapat terjadi karena ketidakpahaman penulis
akan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar, pada umumnya
disebabkan karena kebiasaan lisan yang tidak tepat sehingga berpengaruh kepada
tulisan. Kesalahan-kesalahan tersebut juga dapat terjadi karena ketidaktelitian
penulis atau penulis yang tidak mengedit ulang tulisan.

D. SIMPULAN
Kesalahan-kesalahan pada SIAKAD UNS dapat diperbaiki dengan mengedit
ulang tulisan. Agar operator SIAKAD tidak mengulangi kesalahan yang sama, akan
lebih baik apabila diadakan sosialisasi atau kepelatihan penulisan yang baik oleh
pihak UNS. Penulisan Bahasa Indonesia masih sering ditemukan beberapa
kesalahan yang disebabkan karena ketidakpahaman penulis atau ketidaktelitiannya.
Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar harus dibiasakan dari diri
sendiri dan ditanamkan dari kecil sehingga akan terbiasa. Kesalahan penulisan
biasa terjadi karena pelafalan kata yang salah sehingga berpengaruh kepada tulisan.

INA-Rxiv (December, 2019)


E. REFERENSI
Ani Rakhmawati, Kundharu Saddhono, Rio Devilito, Sri Hastuti. “A PHENOMENON
OF INDOGLISH USAGE AT UNIVERSITIES IN INDONESIA : BREAKING
DOWN THE MOTIVES.” : 146–52.
Corder, Pit. 1974. Techniques in applied linguistics. In Edinburgh course in applied
linguistics, 3, ed. J. P. B. Allen and S. Pit Corder. Oxford: Oxford University
Press.
Karyati, Zetty. 2016. “ANTARA EYD DAN PUEBI: SUATU ANALISIS
KOMPARATIF.” 1(2): 175–85.
Rahayu, Arum Putri. 2015. “MENUMBUHKAN BAHASA INDONESIA YANG
BAIK DAN BENAR DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN.”
2(November).
Suroso, I. (2015). Grammatical Errors Dalam Presentasi Lisan Bahasa Inggris. Orbith:
Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa dan Sosial, 11(2).
Turistiani, T. D. (2014). Fitur Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan
dalam Makalah Mahasiswa. Paramasastra, 1(1).

INA-Rxiv (December, 2019)

Anda mungkin juga menyukai