Anda di halaman 1dari 13

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah

Mahasiswa Non-PBSI1
Nuryani2

Abstrak
Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah wajib di seluruh universitas,
termasuk UIN Syarif Hidyatullah Jakarta. Di UIN Syarif Hidayatullah, mata
kuliah bahasa Indonesia hadir di semua fakultas yang ada. Namun
demikian, keberadaannya belum mampu memberikan hasil yang signifikan
dalam produksi menulis. Hal tersebut dapat dilihat dalam makalah yang
disusun oleh mahasiswa guna memenuhi tugas mata kuliah. Dalam makalah
tersebut masih banyak ditemukan kesalahan dalam bidang penggunaan
EYD. Untuk itu, masalah yang hendak dilihat dalam penelitian ini adalah
bagaimana bentuk-bentuk kesalahan yang ditemukan dalam makalah
mahasiswa non-PBSI? Metode dalam penelitian ini adalah menggabungkan
antara kuantitatif dan kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah makalah
yang disusun oleh mahasiswa non-PBSI yang disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Hasil yang didapatkan dalam penelitian
ini adalah 1) bentuk-bentuk kesalahan yang ditemukan adalah penggunaan
huruf kapital, penggunaan huruf miring, penulisan imbuhan, penggunaan
tanda titik, penggunaan tanda koma, dan penggunaan tanda titik dua.
Sementara itu, untuk penggunaan tanda hubung tidak ditemukan kesalahan.

Kata kunci: Kesalahan EYD, makalah, non-PBSI

1Disajikan dalam Seminar Internasional Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 4-6 November 2014
2Dosen Linguistik Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pendahuluan
Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa nasional yang digunakan
oleh seluruh masyarakat di Indonesia dari segala lapisan. Masyarakat
memanfaatkan bahasa Indonesia dalam berbagai situasi dan untuk segala
keperluan baik secara lisan maupun tulisan. Terkait dengan kedudukannya,
bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang penting dalam perjalanan
keberadaan bangsa Indonesia sendiri. Bahasa Indonesia memiliki
kedudukan sebagai bahasa Negara dan bahasa Nasional. Dalam
kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia mengemban empat
(4) fungsi), yakni sebagai bahasa pengantar resmi acara kenegaraan, bahasa
pengantar resmi di lembaga pendidikan, bahasa resmi dalam kegiatan
perhubungan tingkat nasional, dan bahasa resmi dalam pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan iptek.
Melihat banyaknya fungsi yang dimiliki oleh bahasa Indonesia, dapat
dikatakan bahwa bahasa Indonesia menduduki peranan yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan beberapa hasil penelitian,
ternyata masih banyak ditemukan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia
terutama dalam kegiatan tulis menulis. Karena dalam kegiatan tulis
menulislah terdapat beberapa kaidah yang harus diikuti dan dipergunakan
secara benar. Kesalahan tersebut tidak hanya ditemukan di kalangan umum,
bahkan di perguruan tinggi, yang merupakan instansi yang menjadi rujukan
penggunaan bahasa secara ilmiah. Kesalahan ditemukan pada mahasiswa
dalam menulis makalah, skripsi, tesis, maupun tulisan-tulisan ilmiah yang
lain. Tidak hanya mahasiswa, beberapa jurnal yang ditulis oleh dosen juga
masih banyak ditemukan kesalahan.
Sebagai bentuk atau wujud nyata penghargaan lembaga pendidikan
terhadap fungsi bahasa Indonesia tersebut, di beberapa fakultasdi UIN
telah menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Umum (MKU).
Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mengantarkan mahasiswa supaya
dapat menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar baik secara
lisan maupun tertulis. Menggunakan bahasa Indonesia secara baik artinya
sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. Sementara
penggunaan secara benar artinya sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku.
Penggunaan yang benar akan terlihat dengan jelas pada tataran tulisan
formal, seperti makalah maupun skripsi.
Pada tahap penulisan makalah, bagi mahasiswa non-PBSI masih
ditemukan tulisan-tulisan yang tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Seperti penulisan huruf besar yang tidak tepat, penggunaan tanda baca yang
tidak tepat, dan beberapa kesalahan yang lain. Hal tersebut berimbas pada
penulisan-penulisan formal berikutnya. Penggunaan ejaan yang tidak tepat
akan banyak menimbulkan masalah, karena seperti pengemudi yang tidak
mengikuti rambu lalu lintas, sehingga keadaan jalan akan menjadi semrawut.
Hal tersebut apabila terus berlanjut dan tidak ada tindak lanjut secara nyata
akan berakibat buruk dalam proses penulisan yang lebih luas.
Berdasarkan beberapa kasus yang penulis melihat di beberapa
jurusan dan fakultas, hal tersebut dirasa cukup mengganggu. Untuk itu,
penulis tertarik melihat beberapa kesalahan yang sering terjadi sehingga
akan didapatkan jalan keluar guna membantu mahasiswa dalam
menghasilkan tulisan yang bagus baik secara isi maupun teknisnnya. Peneliti
dalam hal ini tertarik untuk melihat tulisan mahasiswa dalam makalah mata
kuliah umum bahasa Indonesia di Jurusan Non-PBSI di beberapa fakultas
yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-
bentuk kesalahan penggunaan EYD dalam makalah mahasiswa non-PBSI
pada mata kuliah Bahasa Indonesia tahun ajaran 2011/2012. Data dalam
penelitian ini berupa makalah mahasiswa non-PBSI yang disusun untuk
mata kuliah Bahasa Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
makalah mahasiswa yang disusun untuk tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
pada semester genap 2011/2012. Total populasi yang ada berjumlah 75
makalah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random
sampling, yakni pengambilan sampel secara acak. Dalam penelitian ini
diambil sampel sejumlah 15 makalah.

Pembahasan
Landasan Teori
Terdapat banyak pengertian mengenai ejaan itu sendiri. Beberapa
pakar memiliki pendapat yang berbeda-beda tetapi merujuk pada satu
simpulan. Beberapa di antara pengertian tersebut aan diuraikan sebagai
berikut.
Badudu memberikan batasan mengenai ejaan, yakni pelambangan
fonem dengan huruf. Merujuk pada pendapat ini, dapat dikatakan bahwa
ejaan hanya dapat dilihat melalui bentuk huruf. Dengan demikian, untuk
mengetahui kesalahan ataupun kebenaran penggunaan ejaan hanya dapat
dilihat melalui bentuk tulisan. Sementara untuk bentuk lisan, kesalahan
ataupun kebenaran penggunaan ejaan tidak dapat dilihat.
Pendapat lain mengenai ejaan disampaikan oleh Kridalaksana seperti
di bawah ini.
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis
menulis yang distandardisasikan, yang lazimnya mempunyai tiga
aspek, yakni aspek fonologis, yang menyangkut penggambaran
fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologis
yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfologis dan
mennyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis, serta
aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran tanda baca.
Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat disimpulkan mengenai
definisi ejaan. Ejaan dapat diartikan sebagai seperangkat aturan yang telah
distandardisasikan dan diterapkan dalam kegiatan tulis menulis. Dengan
demikian, untuk melihat ejaan diperlukan data yang berupa tulisan.
Sementara untuk data lisan, tidak dapat dilihat kesalahan ataupun
kebenarannya.
Terkait dengan aturan-aturan penggunaan EYD, pemerintah melalui
Pusat Pembinaan Bahasa, pemerintah menerbitkan buku pedoman yang
dapat digunakan sebagai rujukan untuk melihat dan memahami penggunaan
EYD. Dalam buku pedoman tersebut memuat sejumlah hal yang terkait
dengan kaidah-kaidah tulis yang harus diikuti.
Adapun tanda baca yang dibahas adalah tanda titik, tanda koma, tanda titik
koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda ellipsis, tanda
tanya, tanda seru, tanda kurung siku, tanda petik ganda, tanda petik tunggal,
tanda garis miring, dan tanda penyingkat.
Dalam penelitian ini analisis akan difokuskan pada penggunaan
huruf, penulisan imbuhan, dan penggunaan tanda baca. Untuk penggunaan
huruf, penelitian difokuskan pada penggunaan huruf besar dan huruf
miring. Sementara itu, untuk penggunaan tanda baca akan difokuskan pada
beberapa tanda baca, yakni tanda titik (.), tanda koma (,), tanda hubung ( -),
dan tanda titik dua (:).

Penggunaan Huruf Kapital dan Huruf Miring


Penggunaan Huruf Kapital
Beberapa kaidah yang ditetapkan untuk penggunaan huruf kapital diuraikan
di bawah ini. Huruf kapital dipakai dalam ketentuan: Dipakai untuk
mengawali kalimat; Dipakai pada huruf pertama petikan langsung; Dipakai
sebagai huruf pertama untuk menyebut hal-hal yang terkait dengan
ketuhanan.
a. Dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
kegamaan yang diikuti nama orang.
b. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti, nama instansi
atau nama tempat.
c. Dipakai sebagai huruf pertama nama orang.
d. Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, ataupun
bahasa.
e. Dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
f. Dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
g. Dipakai sebagai huruf pertama pada semua unsur Negara dan
kenegaraan.
h. Dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, dan dokumen resmi Negara
i. Dipakai sebagai huruf pertama pada semua kata dalam nama buku,
majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali preposisi dan kunjungsi
yang tidak di awal kalimat.
j. Dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
dan sapaan.
k. Dipakai sebagi huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, dan adik yang dipakai dalam
penyapaan.

Penggunaan Huruf Miring


Penggunaan huruf miring yang diatur dalam EYD meliputi:
a. Digunakan untuk penulisan nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan.
b. Digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, ataupun kelompok kata.
c. Digunakan untuk menuliskan nama ilmiah atau istilah (ungkapan) asing
kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Penulisan Imbuhan
Imbuhan merupakan kata turunan yang memiliki beberapa kaidah
penulisan.
1. Imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mendahului atau yang mengikuti.
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapatkan awalan dan
akhiran sekaligus, maka unsur tersebut ditulis serangkai.
4. Jika salah satu unsur gabungn kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
5. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf
kapital, di antara kedua unsur tersebut dituliskan tanda hubung (-).

Penggunaan Tanda Baca


Tanda baca yang diatur dalam EYD meliputi beberapa tanda. Akan
tetapi, dalam penelitian ini difokuskan pada empat tanda, yakni tanda titik
(.), tanda koma (,), tanda hubung (-), dan tanda titik dua (:).

Tanda titik (.)


Tanda titik (.) diatur penggunaannya dalam beberapa hal berikut.
a. Digunakan pada akhir kalimat yang menyatakan kalimat pernyataan atau
kalimat berita.
b. Digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian, ikhtisar,
atau daftar.
c. Digunakan untuk memisahkan angka jam, menitm dan detik yang
menunjukkan waktu.
d. Digunakan di antara nama penulis, judul tulisan, dan tempat terbit
dalam daftar pustaka.
e. Digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya yang
menunjukkan jumlah.

Tanda koma (,)


Penggunaan tanda koma diatur sebagai berikut.
a. Digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
b. Digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi dan melainkan.
c. Digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat tersebut medahului induk kalimatnya.
d. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi,
akan tetapi, dengan demikian.
e. Digunakan untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh dari kata lain
yang terdapat di dalam kalimat.
f. Digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
g. Digunakan di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah yang ditulis
berurutan.
h. Digunakan untuk memisahkan nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
i. Digunakan di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
j. Digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakan dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
k. Digunakan di depan angka yang menunjukkan desimal.
l. Digunakan untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
m. Digunakan untuk menghindari salah baca.
n. Tidak digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
jika kalimat tersebut diakhiri dengan tanda tanya atau tanda seru .

Tanda hubung (-)


a. Digunakan untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris.
b. Digunakan untuk menyambung awalan dengan bagian kata di
belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada
pergantian baris.
c. Digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
d. Digunakan untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
e. Digunakan untu memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau
ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
f. Digunakan untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –
an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v)
nama jabatan rangkap.
g. Digunakan untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.

Tanda titik dua (:)


a. Digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian
atau pemerian.
b. Tidak digunakan jika rangkaian atau pemerian tersebut merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
c. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
d. Digunakan dalam teks drama sesudah kata yanf menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
e. Digunakan di antara (i) jilid atau nomor dan halaman, (ii) bab dan ayat
dalam kitab suci, (iii) judul dan anak judul suatu karangan, dan (iv) nama
kota dan penerbit dalam daftar pustaka.

Temuan Penelitian
Kesalahan yang ditemukan dalam makalah mahasiswa terkait dengan
penggunaan EYD sangat beragam. Dari 7 kriteria yang diambil, hampir
setiap makalah memiliki kesalahan untuk setiap kriteria. Kesalahan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, ketidaktahuan ataupun
ketidakpahaman mahasiswa atas aturan-aturan ejaan yang ada. Kedua,
ketidaktelitian mahasiswa dalam membuat atau menulis makalah, sehingga
beberapa kesalahan yang ditemukan sepertinya bukan karena ketidaktahuan.
Akan tetapi, karena kesalahan tersebut masuk dalam kategori ejaan maka
tetap dimasukkan dalam kesalahan yang ditemukan, apapun penyebabnya.
Sementara faktor yang ketiga lebih pada sikap mahasiswa terha dap bahasa
Indonesia. Mahasiswa masih memiliki pemikiran bahwa bahasa Indonesia
mudah, sehingga tidak terlalu memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku.
Perlu diakui memang bahasa Indonesia mudah untuk digunakan
karena posisi kita sebagai orang Indonesia. Sama halnya bahasa Inggris
menjadi mudah bagi penutur asli bahasa Inggris. Meskipun demikian,
kemudahan yang ada hendaknya membuat kita lebih mengerti dan
memahami adanyan kaidah yang berlaku dalam bahasa kita. Dengan
demikian, kesalahan-kesalahan kecil dapat dihindari.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, terlihat jenis-jenis
kesalahan yang ditemukan. Dari lima belas makalah yang diambil sebagai
sampel, terdapat 193 total kesalahan dari 7 kriteria yang ditetapkan. Dalam
tabel 8 dapat dilihat kesalahan untuk tiap-tiap makalah. Makalah (3) yang
memiliki jumlah kesalahan paling banyak, sedangkan makalah (9)
merupakan makalah yang paling sedikit memiliki kesalahan. Kesalahan
dalam makalah (3) sebanyak 23 kesalahan, sementara untuk makalah (7)
memiliki 5 kesalahan.
Sementara itu, makalah kedua yang memiliki jumlah kesalahan
paling banyak adalah makalah (11) dengan jumlah total kesalahan sebanyak
21. Kesalahan paling banyak berikutnya adalah makalah (6) dengan 19 total
kesalahan. Kemudian disusul oleh makalah (14) dengan total kesalahan
sebanyak 17. Untuk makalah-makalah yang lain, memiliki rentang kesalahan
antara 8-15.
Dilihat dari kriteria jenis kesalahan, kesalahan paling banyak
ditemukan adalah pada penulisan imbuhan, dengan 69 total kesalahan.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, kesalahan dalam penulisan
imbuhan ini lebih banyak didasari oleh faktor ketidaktahuan penulis
perbedaan antara imbuhan (prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks) dengan
preposisi (kata depan).
Beberapa kesalahan yang ditemukan adalah menempatkan preposisi
sebagai prefiks, dan sebaliknya. Sebagai contoh kata “dibelakang”, yang
seharusnya ditulis dengan “di belakang”. Hal itu karena kata “belakang”
adalah menunjukkan tempat, sehingga morfem di berfungsi sebagai
preposisi bukan awalan. Dengan demikian, penulisannya harus dipisah.
Demikian juga dengan contoh kata “di revisi” yang seharusnya ditulis
“direvisi”. Hal ini karena kata “revisi” merupakan bentuk kegiatan, sehingga
morfem di berfungsi sebagai awalan. Dengan demikian, penulisannya harus
disambung.
Selain karena faktor di atas, faktor lain yang didapat oleh penulis
adalah karena mahasiswa kurang tahu bentuk dasar dari kata bentukan
tersebut. Dengan pemahaman terhadap kata dasar yang salah, maka dapat
dipastikan kata bentukan atau kata turunannya juga salah. Sebagai contoh
adalah kata “dirubah” yang seharusnya “diubah”. Dengan kata dasar “ubah”
kemudian mendapatkan awalan di-, sehingga bentukannya menjadi
“diubah”. Apabila kata bentukannya adalah “dirubah”, maka kata dasarnya
adalah “rubah” dengan mendapatkan awalan di-. Sementara “rubah”
maknanya adalah sejenis hewan. Kemungkinan lain adalah kata dasarnya
“ubah” dengan mendapatkan awalan dir-, sehingga menjadi “dirubah”.
Padahal, dalam bahasa Indonesia tidak terdapat awalan dir-, sehingga dapat
dipastikan bentukan ini salah.
Dari ke-7 kriteria yang ditetapkan, hanya satu kriteria yang tidak
ditemukan kesalahan, yakni penggunaan tanda hubung. Dalam penggunaan
tanda hubung, dalam semua makalah tidak ditemukan kesalahan sama
sekali. Artinya, 0 kesalahan dalam kriteria ini. Hal tersebut lebih
dikarenakan pada faktor fungsi. Tidak banyak fungsi yang diemban oleh
penggunaan tanda hubung, terlebih dalam penulisan karya ilmiah seperti
makalah. Dengan demikian, wajar jika tidak ditemukan kesalahan dalam
kriteria ini.
Kesalahan yang paling sedikit kedua adalah krteria penggunaan
tanda titik dua (:). Dalam kriteria ini hanya ditemukan 7 kesalahan yang
didominasi oleh makalah (12) dengan total 3 kesalahan. Disusul kemudian
oleh penggunaan tanda titik sebesar 15 kesalahan. Penggunaan huruf kapital
menempati urutan ketiga dalam kesalahan yang sedikit, yakni sebanyak 29
total kesalahan. Sebanyak 32 total kesalahan yang ditemukan pada
penggunaan huruf miring. Kesalahan ini menempati urutan kelima dalam
kesalahan yang sedikit. Kesalahan keenam dalam jumlah kesalahan yang
sedikit adalah pada penggunaan tanda koma dengan 41 total kesalahan.
Sementara itu, jumlah kesalahan yang paling banyak ditemukan pada
penulisan imbuhan.

Penutup
Berdasarkan analisis data dan interpretasi data yang telah dilakukan
di atas, didapatkan beberapa simpulan yang digunakan untuk menjawab
rumusan masalah yang diajukan.
Bentuk-bentuk kesalahan penggunaan EYD dalam makalah
mahasiswa non-PBSI pada mata kuliah Bahasa Indonesia tahun ajaran
2011/2012 ditemukan beberapa bentuk, yakni penggunaan huruf kapital,
penggunaan huruf miring, penulisan imbuhan, penggunaan tanda titik,
penggunaan tanda koma, dan penggunaan tanda titik dua. Sementara untuk
penggunaan tanda hubung tidak ditemuka kesalahan sama sekali dalam lima
belas makalah mahasiswa.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 1998.
Badudu, J.S. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Prima, 1985.

Keraf, Gorys. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah, 1989.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama, 2001.

Sudarno dan Eman A. Rahman. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT


Hikmat Syahid Indah. Tt.

Tim Pusat Bahasa. Pedoman Penulisan EYD. 2000

Anda mungkin juga menyukai