Anda di halaman 1dari 13

Review Jurnal “Peningkatan Kreativitas Siswa dengan

Model Pendidikan Sebaya (Studi Kasus di TMI


Al-Amien Prenduan Sumenep)” Ditinjau
Berdasarkan EYD dan KBBI Edisi V

Alifda Selvita Nurcahya


STKIP PGRI Sumenep
alifdasnalsyafilaan@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian atau review ini untuk menganalisis bentuk kesalahan berbahasa dalam
jurnal ilmiah yang berjudul “Peningkatan Kreativitas Siswa dengan Model Pendidikan
Sebaya (Studi Kasus di TMI Al-Amien Prenduan Sumenep)”. Analisis kesalahan berbahasa
pada penelitian ini meliputi analisis bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis yang ditinjau
berdasarkan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) atau yang masih sering disebut EYD, dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V. Hasil penelitian ini berupa pembahasan
atau deskripsi tentang temuan kesalahan yang terdiri dari : 1) Kesalahan Penulisan Huruf
Kapital; 2) Kesalahan Penulisan Huruf Miring; 3) Kesalahan Karena Penggunaan Kata
Tidak Baku; 4) Kesalahan Akibat Tipografi atau disebut juga Kekeliruan Penulisan (Typo);
5) Kesalahan Penggunaan Tanda Titik (.); 6) Kesalahan Penulisan Kata Depan; 7)
Kesalahan Penulisan Kata Majemuk; 8) Kesalahan Penulisan Kata Bentukan; dan 9)
Kesalahan Karena Penggunaann Unsur Berlebihan dan Penjamakan Bentuk Jamak.
Kata kunci : kesalahan berbahasa, penulisan, kata

ABSTRACT
The purpose of this study or review was to analyze the form of language errors in a
scientific journal entitled "Improving Student Creativity with the Peer Education Model
(Case Study at TMI Al-Amien Prenduan Sumenep)". The analysis of language errors in
this study includes an analysis of the fields of phonology, morphology, and syntax which
are reviewed based on the Indonesian Spelling (EBI) or what is still often called EYD, and
the Big Indonesian Dictionary (KBBI) Edition V. The results of this study are in the form
of a discussion or description of finding errors consisting of: 1) Errors in Capital Letter
Writing; 2) Error in Italics; 3) Errors Due to the Use of Non-standard Words; 4)

1
Typographical Errors or also known as Typo; 5) Error using full stop (.); 6) Errors in
Writing Prepositions; 7) Error in Writing Compound Words; 8) Error in Writing the word
formation; and 9) Errors Due to Excessive Use of Elements and Plurals of Plurals.
Keywords : language error, writing, word

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi antarsesama manusia yang


pada dasarnya bahasa juga sebagai wadah untuk menyampaikan maksud dan tujuan
dalam berkomunikasi. Jika maksud dan tujuan penutur bahasa tidak jelas maka
komunikasi menjadi tidak efektif. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang
harus kita gunakan dalam berkomunikasi sebagai warga negara Indonesia. Bahasa
Indonesia juga mempunyai kedudukan penting sebagai bahasa nasional yaitu
bahasa pemersatu. Ada empat komponen keterampilan berbahasa yang tercakup di
dalamnya yaitu, (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3)
keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Keempat komponen
tersebut dalam pengaplikasiannya memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga
harus dilaksanakan sejalan dan terpadu.
Dalam hal ini kita akan lebih fokus pada keterampilan menulis. Seseorang
dikatakan memiliki keterampilan menulis yang baik, apabila mampu menulis
dengan baik dan benar sesuai dengan pedoman penulisan yang berlaku, diantaranya
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) dan sebagainya. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa kita sebagai
manusia yang tidak pernah lepas dari kesalahan, sehingga sering kali masih terdapat
kesalahan atau kekeliruan dalam menulis. Kesalahan berbahasa dapat diartikan
sebagai penyimpangan dari faktor-faktor penentu komunikasi dan kaidah tata
bahasa yang berlaku, khususnya bahasa Indonesia (Setyawati, 2010).
Pemahaman mengenai cara menulis yang baik dan benar dapat
ditingkatkan dengan minat baca seseorang yang harus tinggi. Namun, di era
digitalisasi seperti saat ini informasi yang berkembang di masyarakat berjalan
dengan cepat dan terkadang dicerna tanpa melewati proses penyaringan konten

2
bahasa yang baik dan benar. Hal ini menuntut pembaca harus selektif dalam
membaca informasi yang berkembang di dunia maya untuk mengetahui penulisan
yang baik dan benar baik karya tulis ilmiah maupun nonilmiah agar tidak terjadi
lagi kesalahan dalam penulisan. Selain itu, penulisan yang baik dan benar
bertujuan supaya tidak terjadi penerimaan informasi yang salah dari pembaca
tulisan. Menurut Dalman (2014), seseorang yang akan memulai proses pembuatan
karya tulis harus mempunyai keterampilan menulis yang baik. Keterampilan
menulis diperlukan untuk kegiatan berkomunikasi dengan pihak lain menggunakan
bahasa tulis sebagai media.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam pembuatan atau penulisan
karya ilmiah termasuk jurnal ilmiah harus dilakukan sesuai dengan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang merupakan acuan dalam penulisan
yang baik dan benar. Akan tetapi, beberapa tahun yang lalu Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) telah mengalami pemutakhiran, dan berubah
menjadi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang Disempurnakan Edisi V. Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI) merupakan sistem ejaan kelima yang digunakan dalam bahasa
Indonesia. Pada tahun 1974, ejaan yang digunakan adalah Ejaan Republik atau
Ejaan Suwandi. Tahun 1959, juga pernah muncul gagasan Ejaan Melindo (Melayu-
Indonesia). Namun, penggunaannya gagal karena adanya konflik politik antara
Indonesia dan Malaysia. Setelah itu, terbitlah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
pada tahun 1972. Penggunaan EYD ini berlaku hingga 25 November 2015, setelah
munculnya Permendikbud No. 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (Mulyadi, 2017).
Analisis kesalahan berbahasa dapat dilakukan dengan menganalisis pada
bidang linguistik, seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis. Kesalahan bidang
fonologi meliputi kesalahan penggunaan tanda baca (tnda titik, tanda koma, dan
lain-lain), kesalahan penulisan akibat tipografi, kesalahan penulisan kata baku, dan
sebagainya. Selanjutnya, kesalahan bidang morfologi dalam Bahasa Indonesia
berhubungan dengan kesalahan penulisan kata baku, pleonasme, dan sebagainya.
Sedangkan kesalahan pada bidang sintaksis meliputi kesalahan karena

3
penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat, penggunaan unsur berlebihan,
penjamakan bentuk jamak, dan lain-lain.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis
kesalahan jurnal ilmiah yang ditulis oleh Iwan Kuswandi, yang berjudul
“Peningkatan Kreativitas Siswa dengan Model Pendidikan Sebaya (Studi Kasus di
TMI Al-Amien Prenduan Sumenep)” sebagai objek penelitaan ini. Adapun rujukan
yang menjadi pedoman peneliti dalam mereview atau menganalisis yakni
menggunakan beberapa literatur, di antaranya berdasarkan Ejaan Bahasa Indonesia
(EBI) atau yang masih sering disebut EYD, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Edisi V. Dengan demikian, tidak lain tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
menganalisis kesalahan berbahasa baik di bidang fonologi, morfologi, maupun
sintaksis sehingga diharapkan adanya penelitian ini dapat menunjukkan dan
meningkatkan taraf pemahaman penulisan yang baik dan benar oleh penulis sebagai
subjek penelitian.

PEMBAHASAN

Hasil analisis kesalahan berbahasa yang ditemukan dalam jurnal ilmiah berjudul
“Peningkatan Kreativitas Siswa dengan Model Pendidikan Sebaya (Studi Kasus di
TMI Al-Amien Prenduan Sumenep)”, meliputi :

1. Kesalahan Penulisan Huruf Kapital


1) Bahkan mereka juga ada yag menjadi pendidik sebaya pada kegiatan
tadarus al-Qur’an dan kegiatan ibadah nawafil lainnya.
Penulisan huruf kapital pada kata al-Qur’an dalam kalimat tersebut
salah. Karena menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
(2022), huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan
ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk kata ganti untuk Tuhan. Contohnya : Islam, Al-Qur’an, Kristen,
Alkitab, Allah, Yang Maha Pengasih, Tuhan akan menunjukkan jalan
kepada hamba-Nya. Jadi, penulisan yang benar :

4
Bahkan mereka juga ada yag menjadi pendidik sebaya pada kegiatan
tadarus Al-Qur’an dan kegiatan ibadah nawafil lainnya.
2) Kegiatan Kompetensi Pilihan meliputi Kursus-kursus dan latihan-latihan.
Kata Kursus-kursus pada kalimat di atas merupakan kesalahan
penggunaan huruf kapital. Karena menurut Riri Ariyanti (2019),
penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia, yaitu huruf kapital dipakai pada huruf pertama pada
awal kalimat, bukan dipakai pada pertengahan kalimat. Maka, seharusnya
penulisan yang benar :
Kegiatan Kompetensi Pilihan meliputi kursus-kursus dan latihan-latihan.
2. Kesalahan Penulisan Huruf Miring
1) Kelompok pertama menggabungkan antara merajut dan menyulam,
sedangkan kelompok kedua menggabungkan antara hasta karya, grafiti,
dan letter.
2) Pada saat ada event lomba, mereka sangat termotivasi untuk belajar
dengan maksimal, karena lomba merupakan media belajar yang sangat
efektif bagi para santriwati di TMI Al-Amien Prenduan.
3) Diharapkan santri nantinya bisa ahli di salah satu bidang studi, jadi bukan
sekedar memperebutkan rangking.
Penulisan kalimat-kalimat tersebut salah karena terdapat kata yang
berasal dari bahasa asing yang tidak ditulis menggunakan huruf miring.
Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (2022), huruf
miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah dan bahasa asing. Bahkan penulisan kata serapan rangking pada
kalimat ketiga salah, seharusnya ranking. Kata letter, event, dan ranking
merupakan kata asing yaitu berasal dari Bahasa Inggris, maka harus ditulis
dengan huruf miring. Jadi, penulisan yang benar seharusnya :
1) Kelompok pertama menggabungkan antara merajut dan menyulam,
sedangkan kelompok kedua menggabungkan antara hasta karya, grafiti,
dan letter.

5
2) Pada saat ada event lomba, mereka sangat termotivasi untuk belajar
dengan maksimal, karena lomba merupakan media belajar yang sangat
efektif bagi para santriwati di TMI Al-Amien Prenduan.
3) Diharapkan santri nantinya bisa ahli di salah satu bidang studi, jadi
bukan sekedar memperebutkan ranking.
3. Kesalahan Karena Penggunaan Kata Tidak Baku
Kata baku merupakan sebuah kata yang digunakan sesuai dengan
pedoman atau kaidah bahasa yang sudah ditentukan. Menurut Kosasih dan
Hermawan (2012:83), kata baku adalah kata yang diucapkan atau ditulis oleh
seseorang sesuai dengan kaidah pedoan yag dibukukan. Kaidah strandar yang
dimaksud yaiu dapat berupa pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), tata
bahasa, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dengan demikian kata
yang tidak sesuai dengan pedoman tersebut disebut sebagai kata tidak kau.
Adapun beberapa kesalahan karena penggunaan kata tidak baku yang
ditemukan dalam jurnal yang menjadi objek penelitian ini, sebagai berikut :
1) ustadz, seharusya ustaz
2) sholat, seharusnya salat
3) jama’ah, seharusnya jamaah
4) tahajjud, seharusnya tahajud
5) mu’akkadah, seharusnya muakadah
6) arofah, seharusnya arafah
7) asyuroh, seharusnya asyura
8) tadabbur, seharusnya tadabur
9) dzikir, seharusnya zikir
10) shalawat, seharusnya selawat
11) faham, seharusnya paham
12) kreatifitas, seharusnya kreativitas
13) praktek, seharusnya praktik
14) mempraktekkan, seharusnya mempraktikkan
15) mempraktekkannya, seharusnya mempraktikkannya
16) analisa, seharusnya analisis

6
4. Kesalahan Akibat Tipografi atau disebut juga Kekeliruan Penulisan (Typo)
Kesalahan tipografi adalah kesalahan pada saat proses mngetik. Istilah
ini mencakup kesalahan karena kegagalan mekanis atau slip tangan atau jari,
tetapi tidak termasuk kesalahan yang timbul akibat ketidaktahuan penulis
seperti kesalahan ejaan (https://id.wwikipedia.org/wiki/Kesalahan_tipografi).
Dasar untuk menentukan kesalahan penulisan atau kekeliruan berbahasa adalah
bentuk-bentuk baku yang berlaku dalam Bahasa Indonesia sebagaimana yang
dijumpai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V. Tipografi / typo yang
ditemukan meliputi kelebihan huruf, kekurangan huruf, salah tik huruf, dan
penyisipan simbol “}” sehingga dapat menimbulkan kata tersebut memiliki arti
berbeda, bahkan tidak memiliki arti. Berikut ini beberapa temuan kata yang
salah akibat typo beserta penjelasannya :
1) Sabaya. Kata sabaya tersebut mengalami salah tik huruf a yang seharusnya
adalah huruf e. Jadi, pembenaran kata tersebut adalah sebaya.
2) sebanya, Kata sebanya tersebut kelebihan huruf n. Jadi, pembenaran kata
tersebut adalah sebaya.
3) system, Kata system tersebut mengalami salah tik huruf y yang seharusnya
adalah huruf i. Jadi, pembenaran kata tersebut adalah sistem.
4) nawafi, Kata nawafi tersebut kekurangan huruf l. Jadi, pembenaran kata
tersebut adalah nawafil.
5) bakar, Kata bakar tersebut mengalami salah tik huruf r yang seharusnya
adalah huruf t. Jadi, pembenaran kata tersebut adalah bakat.
6) factor, Kata factor tersebut mengalami salah tik huruf c yang seharusnya
adalah huruf k. Jadi, pembenaran kata tersebut adalah faktor.
7) memiiki, Kata memiiki tersebut kekurangan huruf l. Jadi, pembenaran kata
tersebut adalah memiliki.
8) tawad}u’, penulisan tersebut salah karena disisipkan simbol } yang tidak
memiliki maksud penting atau tidak dibutuhkan keberadaannya. Jadi,
pembenaran kata tersebut adalah tawaduk.

7
9) rid}a, penulisan tersebut salah karena disisipkan simbol } yang tidak
memiliki maksud penting atau tidak dibutuhkan keberadaannya. Jadi,
pembenaran kata tersebut adalah rida.
5. Kesalahan Penggunaan Tanda Titik (.)
1) Sebagaimana penuturan Moh Hamzah Arsa, M.Pd (2017), selaku kepala
sekolah MA TMI Putra, bahwa ... .
Pada penggalan kalimat tersebut terdapat kesalahan penggunaan
tanda titik. Setelah Moh dan M.Pd seharusnya diberi tanda titik karena
Moh merupakan singkatan dari Mohammad, dan M.Pd adalah singkatan
dari Magister Pendidikan. hal ini sejalan dengan pendapat Lanin (2019)
yang menjelaskan bahwa singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan,
atau pengkat, diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.
Maka, penulisan yang benar :
Sebagaimana penuturan Moh. Hamzah Arsa, M.Pd. (2017), selaku kepala
sekolah MA TMI Putra, bahwa ... .
6. Kesalahan Penulisan Kata Depan
1) Diantara berbagai jenis kemampuan di atas, kemampuan berpikir
kreatiflah yang mampu mengantarkan manusia pada peradaban modern.
Menurut pemaparan Syafi’i (2021), bentuk kata depan, seperti di,
ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Penulisan kata
depan di- pada kata diantara dalam kalimat tersebut salah. Sesuai dengan
Pedoman Umum Bahasa Indonesia (PUEBI), penulisan kata diantara
harusnya dipisah karena menunjukkan kata keterangan tempat. Maka,
pembenaran hal tersebut sebagai berikut :
Di antara berbagai jenis kemampuan di atas, kemampuan berpikir
kreatiflah yang mampu mengantarkan manusia pada peradaban modern.
7. Kesalahan Penulisan Kata Majemuk
1) Pertama, kegiatan intra kurikuler, yaitu kegiatan atau program pendidikan
yang dilaksanakan secara terjadwal dengan sistem klasikal (kelas-kelas)
pada jam-jam formal di pagi hari.

8
2) Kedua, kegiatan ekstra kurikuler, yaitu kegiatan atau program pendidikan
yang dilaksanakan di luar jam-jam pelajaran formal.
3) Ketiga, kegiatan ko kurikuler, yaitu kegiatan atau program pendidikan
yang dilaksanakan di luar jam-jam formal tetapi terjadwal.
4) ... kesusastraan, keterampilan teknis, dan berbagai jenis kompetensi vokal
atau non vokal lainnya.
5) Berangkat dari latarbelakang di atas inilah, kemudian kajian ini bertujuan
untuk mengetahui tentang ... .
Kata intra kurikuler, ekstra kurikuler, dan ko kurikuler tersebut
merupakan kata majemuk yang seharusnya ditulis serangkai karena merupakan
bentuk terikat. Sedangan kata latarbelakang, seharusnya ditulis terpisah. Hal
ini sejalan dengan pandangan menurut Indihadi, bahwa unsur-unsur seperti
anti, ekstra, intra, baku, in, infra, inter, pro, ko, non, mikro, kontra, ultra, dan
lain-lain merupakan salah satu hal yang menandakan bahwa paduan kata
dengan salah satu unsur tersebut adalah kata majemuk yang harus ditulis
serangkai, misalnya antibiotik, infrastruktur, proaktif, ekstrakurikuler,
kontraindikasi, dan sebagainya. Maka, penulisan yang benar :
1) Pertama, kegiatan intrakurikuler, yaitu kegiatan atau program pendidikan
yang dilaksanakan secara terjadwal dengan sistem klasikal (kelas-kelas)
pada jam-jam formal di pagi hari.
2) Kedua, kegiatan ekstrakurikuler, yaitu kegiatan atau program pendidikan
yang dilaksanakan di luar jam-jam pelajaran formal.
3) Ketiga, kegiatan kokurikuler, yaitu kegiatan atau program pendidikan
yang dilaksanakan di luar jam-jam formal tetapi terjadwal.
4) ........ kesusastraan, keterampilan teknis, dan berbagai jenis kompetensi
vokal atau nonvokal lainnya.
5) Berangkat dari latar belakang di atas inilah, kemudian kajian ini bertujuan
untuk mengetahui tentang ... .

9
8. Kesalahan Penulisan Kata Bentukan
1) Mengenai hal ini, tidak saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin
saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu memberikan
semangat dan kegiatan siswa untuk belajar.
2) Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa model klasifikasi kelas di TMI Al-
Amien Prenduan, dibagi berdasar bakat dan minat setiap santri atau
santriwati.
Pada kalimat pertama, kata mempersalahkan adalah salah karena
penulisannya tidak sesuai dengan kaidah ejaan yang benar. Kata yang benar
adalah menyalahkan karena kata bentukan tersebut berasal dari kata salah yang
mendapat awalan me- dan akhiran -kan. Menurut Oktaviani (2018), sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia, afiks me- yang bertemu dengan kata dasar
berawalan huruf K, T, S, dan P maka huruf tersebut akan hilang atau melebur.
Pada kalimat kedua, kata berdasar juga salah karena bentukan kata tersebut
kurang tepat akibat tidak mendapat akhiran -kan. Jadi, pembenaran hal tersebut
sebagai berikut :
1) Mengenai hal ini, tidak saja menyalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja
guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu memberikan
semangat dan kegiatan siswa untuk belajar.
2) Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa model klasifikasi kelas di TMI Al-
Amien Prenduan, dibagi berdasarkan bakat dan minat setiap santri atau
santriwati.
9. Kesalahan Karena Penggunaann Unsur Berlebihan dan Penjamakan Bentuk
Jamak
1) ... para santriwati diundang untuk menghias dekorasi pernikahan para
masyarakat sekitar pondok.
Para masyarakat merupakan bentuk penjamakan dari sebuah bentuk
jamak. Kata para mengacu pada sebuah kelompok, begitu juga dengan kata
masyarakat yang merujuk pada sekumpulan orang atau banyak orang,
sehingga penulisan kata para di depan kata masyarakat adalah salah karena

10
menjadikan kalimat justru tidak efektif dan terkesan berlebihan. Maka,
pembenaran kalimat tersebut :
... para santriwati diundang untuk menghias dekorasi pernikahan
masyarakat sekitar pondok.
2) Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan
observasi partisipan, serta ditambah dengan dokumentasi.
Penulisan kalimat tersebut kurang efektif karena penggunaan unsur
berlebihan, yaitu terdapat kata serta yang sudah berarti penambaha,
kemudian diikuti kata ditambah dengan. Seharusnya ditulis salah satu saja.
Hal ini sejalan dengan pendapat Hapsari (2021) yang mengemukakan
bahwa pemakaian kata-kata yang mengandung makna yang sama
(sinonim) sering dijumpai digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat.
Penggunaan kata-kata yang memiliki makna sama merupakan bentuk
penggunaan unsur yang berlebihan. Maka, kalimat yang benar :
Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan
observasi partisipan, serta dokumentasi.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas menunjukkan bahwa jurnal ilmiah yang


berjudul “Peningkatan Kreativitas Siswa dengan Model Pendidikan Sebaya (Studi Kasus
di TMI Al-Amien Prenduan Sumenep)” ditemukan kesalahan berbahasa sebanyak 9
poin pokok kesalahan, dengan perincian 1) Kesalahan Penulisan Huruf Kapital
sebanyak 2 kesalahan; 2) Kesalahan Penulisan Huruf Miring sebanyak 3 kesalahan; 3)
Kesalahan Karena Penggunaan Kata Tidak Baku sebanyak 16 kesalahan; 4) Kesalahan
Akibat Tipografi atau disebut juga Kekeliruan Penulisan (Typo) sebanyak 9 kesalahan; 5)
Kesalahan Penggunaan Tanda Titik (.) sebanyak 1 kesalahan; 6) Kesalahan Penulisan Kata
Depan sebanyak 1 kesalahan; 7) Kesalahan Penulisan Kata Majemuk sebanyak 5
kesalahan; 8) Kesalahan Penulisan Kata Bentukan sebanyak 2 kesalahan; dan 9)
Kesalahan Karena Penggunaann Unsur Berlebihan dan Penjamakan Bentuk Jamak
sebanyak 2 kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut ditinjau berdasarkan Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI) atau yang masih sering disebut EYD, dan Kamus Besar Bahasa

11
Indonesia (KBBI) Edisi V. Kesalahan terjadi karena kurangnya ketelitian penulis
dalam penulisan jurnal ilmiahnya. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat dihindari
dan diperbaiki dengan usaha melatih diri dalam menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar, serta dengan sering mengevaluasi setiap tulisan menggunakan
tinjauan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) edisi V.

DAFTAR PUSTAKA

AABot. 2016. https://id.wwikipedia.org/wiki/Kesalahan_tipografi. Diakses pada


tanggal 23 Oktober 2022 pukul 19.40 WIB.

Ariyanti, Riri. 2019. Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca,
dan Penulisan Kata Pada Koran Mercusuar. Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 4: 21.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2022. Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Jakarta: Kemendikbud.

Dalman, H. (2014). Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hapsari, I. K. D., Harahap, R. W., Bonde, A., & Cahya, I. A. 2021. Analisis
Kesalahan Frasa pada Teks Berita Covid-19 Koran Digital goriau.
com. Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 10(2), 35-42.

Indihadi, Dian. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-


MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_
SEBAGAI_BAHASA_KEDUA/10_BBM_8.pdf. Diunduh pada tanggal
27 Oktober 2022

KBBI, 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V. [Online, diakses pada
tanggal 19 Oktober 2022]

12
Kosasih, E. dan Hermawan, Wawan. 2012. Bahasa Indonesia Bebasis Kepenulisan
Karya Ilmiah dan Jurnal. Bandung: Thursina

Lanin, Ivan. 2019. Penulisan Singkatan dan Akronim. [Online, diakses pada tanggal
22 Oktober 2022]

Mulyadi, Yadi. 2017. EBI+ (Ejaan Bahasa Indonesia Plus). Bandung: Yrama
Widya.

Oktaviani, F., Rohmadi, M., & Purwadi, P. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia pada Karangan Eksposisi Siswa Kelas X MIPA (Studi Kasus di
SMA Negeri 4 Surakarta). BASASTRA, 6(1), 94-109.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa: Pengantar Penelitian


Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wahana
University Press.

Syafi’i, Bahaudin Alfiansyah, 2021. Analisis Kesalahan Morfologi Dalam


Penulisan Makalah Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah Iain Surakarta.
Jurnal Penelitian Humaniora Vol. 22, No. 1: 24.

13

Anda mungkin juga menyukai