Anda di halaman 1dari 2

Nama : Anisa Salma Balqis

Npm : 2210301028
Kelas : PBSI 01
Menulis Genre Teks

Tantangan dalam Mengatasi Kesalahan Umum dalam Penggunaan Bahasa Indonesia

Tolak ukur penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di ruang publik terlihat dari
penggunaan bahasa pada papan-papan nama yang dipasang di gedung perkantoran,
permukimam, lembaga usaha, dll. Kesalahan penggunaan bahasa Indonesia di media massa
mencakup beberapa hal, yaitu ejaan, bentuk dan pilihan kata, serta struktur kalimat.

Ejaan berkaitan dengan tata tulis yang meliputi pemakaian huruf, penulisan kata, termasuk
penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Ejaan mengatur penggunaan kaidah dalam bahasa
tulis. Wujud kesalahan ejaan meliputi huruf kapital, huruf miring, singkatan dan akronim, kata
depan, gabungan kata, penulisan angka dan bilangan, penggunaan tanda titik, tanda koma, tanda
pisah, tanda titik dua, dan tanda titik koma.

Kasus ejaan lain terdapat pada penggunaan huruf miring. Huruf miring dipakai untuk istilah asing
yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Namun, jika istilah itu sudah ada padanannya dalam
bahasa Indonesia, sebaiknya digunakan istilah yang dalam bahasa Indonesia.

Kasus ejaan yang juga sering muncul adalah penulisan singkatan dan akronim. Menurut Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan
suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil. Penulisan singkatan yang sering
salah adalah singkatan nama dan gelar. Singkatan gelar diikuti dengan tanda titik pada setiap
unsur singkatan itu. Penulisan kata depan juga masih menjadi kendala karena masih banyak
kesalahan yang muncul. Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia kata depan di ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.

Kesalahan penulisan tanda baca dapat dikategorikan sebagai salah satu kesalahan berbahasa
dikarenakan telah menjadi penyimpangan kaidah bahasa yang telah diatur dalam ejaan yang
Disempurnakan (EYD). Menurut Wijayanti (2014) “Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam
sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua, dan sebagainya).

Kesalahan dalam bidang ejaan yang meliputi kesalahan pemakaian huruf kapital, Penulisan huruf
kapital tampak sepele, tetapi justru menyebabkan terjadi banyak kesalahan. Kesalahan
pemakaian huruf kapital terbanyak yaitu pemakaian huruf kapital di tengah kalimat.

Ungkapan adalah apa-apa yang diungkapkan. Selain itu, ungkapan juga bisa diartikan sebagai
kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus (makna unsur- unsurnya
sering kali menjadi kabur.)

Dalam penulisan bentuk kata, kesalahan ditemukan pada penulisan kata berimbuhan atau
a ksasi. Kesalahan dalam penulisan gabungan kata, dan kesalahan dalam penulisan kata ulang
atau reduplikasi.

Meskipun perubahan dalam penggunaan Bahasa Indonesia oleh anak muda membawa keunikan
dan kekhasan, tantangan juga muncul. Salah satunya adalah hilangnya pemahaman terhadap tata
bahasa formal dan keterampilan menulis yang baik. Anak muda perlu memahami pemahaman
yang baik mengenai pentingnya Bahasa Indonesia yang benar, terutama dalam konteks
pendidikan dan profesional. Penggunaan Bahasa Indonesia di kalangan anak muda mengalami
perubahan yang signi kan. Gaya bahasa yang santai, pengaruh media sosial, dan adaptasi kata-
kata baru adalah fenomena yang umum ditemui. Namun, penting bagi anak muda untuk tetap
memperhatikan penggunaan Bahasa Indonesia yang benar dan memperoleh pemahaman yang
baik tentang tata bahasa formal.

Penguasaan kosakata adalah kemampuan mahasiswa untuk mengenal, memahami, dan


menggunakan kata-kata yang terdapat dalam suatu bahasa dengan tepat. Penguasaan kosakata
bukan keterampilan yang sederhana.
fi
fi
Mempelajari dan meningkatkan kosakata baru memungkinkan seseorang meningkatkan daya
ingat mereka dan bisa berkomunikasi dengan lebih efektif. Mempelajari dan meningkatkan
kosakata baru sangat membantu otak Anda menciptakan lebih banyak cara untuk
mempertahankan informasi.

Usia bahasa Indonesia yang di bawah satu abad masih termasuk belia, dan apalagi bahasa ini
bukan termasuk bahasa yang digunakan banyak orang di kepulauan ini kala itu. Oleh karena itu,
wajar jika berbagai kelemahan dan tantangan masih dihadapi bahasa ini saat sekarang.

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berbicara kini semakin jarang
digunakan, hal ini disebabkan oleh adanya globalisasi dan westernisasi. Banyaknya masyarakat
Indonesia terutama generasi milenial yang tidak paham akan bahasa baku menyebabkan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi semakin tergeser. Masuknya budaya
asing yang menyebabkan terjadinya akulturasi dengan bahasa lokal membuat bahasa baku
semakin tergeser.

Sejak kebudayaan asing masuk ke Indonesia mulai dari bahasa, musik, maupun cara berpakaian,
hal itu membuat ketertarikan masyarakat Indonesia dalam memperdalam bahasa serta budaya
Indonesia menjadi berkurang. Mereka lebih tertarik untuk mempelajari bahasa serta budaya asing
tersebut dibanding dengan bahasa dan budayanya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai