Anda di halaman 1dari 10

Kohesi Gramatikal Referensial...

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSIAL DALAM WACANA BERITA


SITUS HTTP://WWW.KOMPAS.COM EDISI DESEMBER 2015–JANUARI
2016
COHESION OF GRAMMATICAL REFERENTIAL IN THE DISCOURSE NEWS SITE
HTTP://WWW.KOMPAS.COM FOR DECEMBER 2015-JANUARY 2016 EDITIONS

Oleh: tanti tien nur khasanah, universitas negeri yogyakarta, Tanti.tien@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan wujud, (2) mendeskripsikan makna wujud,
dan (3) mendeskripsikan fungsi wujud penanda kohesi gramatikal referensial dalam wacana berita situs
http://www.kompas.com edisi Desember 2015-Januari 2016. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
simak diikuti dengan teknik baca dan teknik catat. Adapun metode dan teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih. Metode agih dengan menggunakan teknik dasar
bagi unsur langsung (BUL) dan teknik baca markah. Sementara, keabsahan data diperoleh dari teknik
ketekunan pengamatan dan teknik triangulasi teoretik. Hasil penelitian dalam penelitian ini adalah
pertama, perolehan wujud penanda referensi eksofora yang ditemukan meliputi bentuk kita, –nya,
tersebut, ini, kini, saat ini, pagi, dan sore. Wujud penanda referensi endofora-anafora yang ditemukan
meliputi bentuk saya, aku, kami, kita, dia, ia, mereka, –nya, ini, itu, tersebut, sini, saat ini, saat itu,
besok, dan kemarin. Sementara, wujud penanda referensi endofora-katafora yang ditemukan meliputi
bentuk saya, aku, –ku, kita, kami, –nya, itu, sini, dan itulah. Kedua, makna wujud penanda kohesi
gramatikal referensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah makna gramatikal dan makna
leksikal. Ketiga, fungsi-fungsi yang ditemukan dalam penelitian ini adalah penanda penunjukan kata
ganti orang, penunjukan tempat, membentuk kata benda, membentuk kata keterangan, dan memberi
penegasan. Dalam penelitian ini, ditemukan wujud kesalahan sintaksis, yakni bentuk dia dan ditemukan
penemuan baru yakni bentuk –nya pada kata keduanya.

Kunci : Kohesi Gramatikal, Referensi.

Abstract
This research is intended to (1) describe a form, (2) describe meaning of a form, and (3)
describe function of the existence of a marker of cohesion of grammatical referential in the discourse
news site http://www.kompas.com for December 2015-January 2016 editions.This research uses a
descriptive research. The method of accumulating data used in this research is by listening method,
reading and also writing techniques. The method and data analysis technique used are the Agih
Methods. The Agih methods use a very basic method for direct element and reading technique of sign.
Meanwhile, the validity of data obtained by the techniques of perseverance observations and the
techniques of theoretical triangulations. The conclusion of this research is (1) the acquisition form of a
marker of reference of eksofora that found are kita, -nya, tersebut, ini, kini, saat ini, pagi, dan sore. The
form of a marker of reference of endefora-anafora that found are saya, aku, kami, kita, dia, ia, mereka,
-nya, ini, itu, tersebut, sini, saat ini, saat itu, besok, kemarin. Meanwhile, The form of a marker of
reference of endofora, katafora that found are saya, aku, -ku, kita, kami, -nya, itu, sini, itulah. (2) The
meaning of the form of a marker of referential grammatical cohesion used in this research is the meaning
of grammatical and the meaning of lexical. (3) the functions found in this research is the marker
appointment of the personal pronoun, the appointment of place, the formation of noun, the formation of
adverb and giving affirmation. This research found many syntax errors, those are the form dia and a
new invention, the form –nya in the two words

Keywords: Grammatical Cohesion, References.


Kohesi Gramatikal Referensial... 2

A. PENDAHULUAN membentuk wacana. Koherensi merupakan


Linguistik memiliki tataran bahasa hubungan keterkaitan antarproposisi, tetapi
yang lebih luas dari kalimat (rentetan tidak secara eksplisit atau nyata dapat
kalimat-paragraf) yang disebut wacana. dilihat pada kalimat-kalimat yang
Wacana memuat rentetan kalimat yang mengungkapkannya. Sementara, menurut
menghubungkan proposisi satu dengan Djajasudarma (2006: 44), bahwa kohesi
proposisi yang lain dan membentuk merujuk pada keterpautan bentuk,
kesatuan informasi. Proposisi adalah sedangkan koherensi merujuk pada
konfigurasi makna yang menjelaskan isi keterpautan makna.
komunikasi (dari pembicaraan); atau Penyusunan sebuah wacana
proposisi adalah isi konsep yang masih diharuskan untuk menggunakan bahasa
kasar yang akan melahirkan statement tulis yang efektif dan merujuk pada
(pernyataan kalimat) (Djajasudarma, 2006: keterpautan bentuk. Menurut Moeliono (via
1). Wujud wacana sebagai media Mulyana, 2005: 26), untuk memperoleh
komunikasi berupa rangkaian ujaran wacana yang baik dan utuh, maka kalimat-
(tuturan) lisan dan tulis (Djajasudarma, kalimatnya harus kohesif. Adanya
2006: 7). Wacana tulis ditandai oleh adanya hubungan yang kohesif seperti itu, suatu
rangkaian antarkalimat secara gramatikal unsur dalam wacana dapat diinterpretasikan
dan di dalamnya terdapat unsur-unsur sesuai ketergantungannya dengan unsur-
pembangun wacana. unsur yang lain. Penanda kohesi atau sering
Unsur pembangun wacana harus disebut sebagai alat kohesi (cohesion
dirangkaikan secara runtut agar didapatkan device) adalah perangkat analisis wacana
informasi yang baik dan padu dari segi untuk memahami wacana secara utuh.
bentuk atau maknanya. Mempertahankan Rohmadi (2010: 31), berpendapat bahwa
keruntutan atau keterpaduan bentuk dan kemungkinan hanya ada satu penanda
makna dalam wacana dinamakan kohesi kohesi yang digunakan untuk memahami
dan koherensi. wacana, tetapi kemungkinan untuk
Alwi, dkk. (2010: 440), menyatakan memahami wacana dibutuhkan lebih dari
bahwa kohesi merupakan hubungan satu penanda kohesi.
keterkaitan antarproposisi yang dinyatakan Salah satu alat atau penanda kohesi
secara eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal adalah penanda referensi. Penanda referensi
dan semantik dalam kalimat-kalimat yang biasa disebut dengan pengacuan atau
Kohesi Gramatikal Referensial... 3

perujukan. Hubungan kohesif yang ditandai memperjelas makna dan sebagai acuan
oleh penggunaan hubungan pengacuan (Djajasudarma, 2006: 39). Unsur tersebut
membantu pembaca dalam memahami dapat ditemukan dalam wacana berita situs
makna kalimat. Penanda hubungan http://www.kompas.com. Assegaff (via
pengacuan memperlihatkan hubungan yang Suladi, 2000: 18-19) menyatakan, bahwa
tampak antarbagiannya dan penanda berita merupakan laporan tentang fakta atau
hubungan pengacuan menciptakan ide yang dipilih oleh staf redaksi suatu
hubungan yang semantis. harian untuk disiarkan karena menarik
Halliday dan Hasan (1976: 31) perhatian pembaca, luar biasa, penting,
membagi referensi menjadi dua, yaitu berakibat, dan mencakup segi-segi human
referensi eksoforis dan referensi endoforis. interest seperti humor, emosi, dan
Referensi endoforis terdiri dari anaforis dan ketegangan.
kataforis. Sementara Brown dan Yule Dalam wacana berita situs
(1996: 198), berpendapat bahwa ko- http://www.kompas.com banyak ditemukan
referensi eksoforis memberikan petunjuk adanya variasi wujud penanda kohesi
kepada pendengar atau pembaca agar gramatikal referensial yang mengacu pada
melihat keluar teks untuk mengidentifikasi referen, sehingga dapat memperjelas
apa yang sedang diacu. Ko-referensi makna. Referensi di dalam bahasa yang
endoforis memberikan petunjuk kepada menyangkut nama diri digunakan sebagai
pendengar atau pembaca agar melihat di topik baru (untuk memperkenalkan) atau
dalam teks untuk menemukan apa yang untuk menegaskan bahwa topik masih
sedang diacu. Ko-referensi endoforis yang sama. Djajasudarma (2006: 39) menyatakan
anaforis merujuk silang pada unsur yang bahwa subjek hanya disebut satu kali pada
disebutkan terdahulu, sedangkan ko- permulaan kalimat, lalu tidak disebut atau
referensi endoforis yang kataforis merujuk diganti dengan acuan (referensi) yang sama.
silang pada unsur yang disebutkan Beberapa predikat dengan subjek yang
setelahnya. sama menjadi sebuah topik, biasanya
Unsur-unsur yang digunakan dalam muncul pada kalimat yang panjang.
wacana tulis seperti, pelaku perbuatan, Guna mengetahui secara lebih
penderita, perbuatan yang dilakukan oleh mendalam mengenai kohesi gramatikal
pelaku, dan tempat perbuatan. Unsur itu referensial, maka peneliti bermaksud untuk
acapkali harus diulang-ulang untuk meneliti fenomena tersebut. Judul
Kohesi Gramatikal Referensial... 4

penelitian yang akan peneliti ambil adalah dilakukan dengan cara mendokumentasikan
“Kohesi Gramatikal Referensial dalam temuan dalam proses pembacaan,
Wacana Berita Situs mentranskrip data-data yang mengandung
Http://Www.Kompas.Com Edisi Desember kajian penanda kohesi gramatikal
2015–Januari 2016”. referensial, dan peneliti mengevaluasi
Tujuan penelitian ini adalah ketepatan penanda kohesi gramatikal
mendeskripsikan 1) Wujud penanda kohesi referensial dengan teliti dan seksama.
gramatikal referensial dalam wacana berita Metode dan teknik analisis data
situs http://www.kompas.com, 2) Makna yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wujud penanda kohesi gramatikal metode agih. Metode agih dengan
referensial dalam wacana berita situs menggunakan teknik dasar bagi unsur
http://www.kompas.com. 3) Fungsi wujud langsung (BUL) dan teknik baca markah.
penanda kohesi gramatikal referensial Sementara, keabsahan data diperoleh dari
dalam wacana berita situs teknik ketekunan pengamatan dan teknik
http://www.kompas.com. triangulasi teoretik.

B. METODE PENELITIAN C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini menggunakan jenis 1. Hasil Penelitian
penelitian deskriptif. Sumber utama dari Perolehan data referensi eksofora
penelitian ini diambil dari situs dan penanda referensi endofora tentu
http://www.kompas.com. Tiap-tiap berita berbeda. Data referensi eksofora sebanyak
yang terbit setiap hari Minggu di bulan 85 data, sedangkan referensi endofora
Desember 2015-Januari 2016. Jenis data sebanyak 295 data. Dalam penelitian ini,
pada penelitian ini adalah wacana tulis tidak semua bagian dari bentuk relasi
online. referensi dapat ditemukan. Bentuk relasi
Metode pengumpulan data yang referensi yang tidak ditemukan antara lain,
digunakan dalam penelitian ini adalah referensi pronomina persona dua dan
metode simak diikuti dengan teknik baca referensi komparatif.
dan teknik catat. Teknik baca digunakan Wujud yang paling dominan yang
untuk memperoleh data yang dilakukan ditemukan dalam penelitian ini adalah
dengan cara membaca penggunaan bahasa bentuk –nya yang berfungsi untuk
dalam wacana berita situs membentuk kata benda, membentuk kata
http://www.kompas.com. Teknik catat keterangan, dan memberi penekanan.
Kohesi Gramatikal Referensial... 5

2. Pembahasan penanda referensi pronomina persona tiga,


Referensi digunakan untuk yakni bentuk –nya. Wujud penanda
mengetahui acuan dalam teks atau sebuah referensi demonstrativa yang ditemukan
wacana. Pada sub-bab sebelumnya sudah adalah referensi demonstrativa tempat dan
dipaparkan rincian hasil temuan dan referensi demonstrativa waktu. Wujud
kategorisasi yang di dalamnya terdapat penanda referensi demonstrativa tempat
wujud, makna wujud, dan fungsi wujud yang ditemukan, yakni bentuk ini, itu,
kohesi gramatikal referensial dalam wacana tersebut, saat ini, dan saat itu, sedangkan
berita situs http://www.kompas.com. wujud penanda referensi waktu yang
Analisis dalam penelitian ini dibagi menjadi ditemukan, yakni bentuk kini, besok,
dua bagian, yakni penanda referensi kemarin, lalu, pagi, siang, dan sore. Berikut
eksofora dan penanda referensi endofora. contoh data dan pembahasan.
Referensi eksofora di dalamnya (10) "Bagaimana pun mereka masih saudara
saudara kita, TNI, Polri, dan pemerintah
terdapat bentuk referensi pronomina dan
akan membantu kepulangan mereka.
referensi demonstratifa. Sementara, pada (30/24-01-2016/Eks-058)
referensi endofora terdapat dua bagian,
Bentuk kita pada contoh kalimat
yakni endofora-anafora dan endofora-
nomor 1), berkategori sebagai pronomina
katafora. Dalam penelitian ini juga
persona satu (jamak), bermakna orang yang
ditemukan kesalahan sintaksis dan temuan
berbicara atas nama kelompok. Bentuk kita
terbaru dari wujud –nya pada kata
berfungsi sebagai penanda penunjukan kata
keduanya yang akan dideskripsikan berikut.
ganti orang pertama jamak dalam hubungan
a. Wujud, Makna Wujud, dan Fungsi eksofora menunjuk pada unsur yang
Wujud Penanda Referensi Eksofora disebutkan di luar teks.
Dalam penelitian ini, ditemukan
b. Wujud, Makna Wujud, dan Fungsi
penanda referensi eksofora, yakni penanda
Wujud Penanda Referensi Endofora
referensi yang mengacu atau menunjuk
Referensi endofora adalah referensi
unsur yang berada di luar teks. Bentuk
yang bersifat tekstual, acuannya berada di
referensi eksofora yang ditemukan dalam
dalam teks. Referensi endofora dibagi
penelitian ini, yakni bentuk referensi
menjadi dua jenis, yakni endofora-anafora
pronomina dan referensi demonstrativa.
dan endofora-katafora.
Wujud penanda referensi pronomina
persona satu, yakni bentuk kita dan wujud
Kohesi Gramatikal Referensial... 6

1) Endofora-Anafora 2) Endofora-Katafora
Bentuk relasi dari referensi Bentuk relasi referensi endofora-
endofora-anafora yang ditemukan dalam katafora yang ditemukan dalam penelitian
penelitian ini adalah referensi pronomina ini adalah referensi pronomina dan referensi
dan referensi demonstrativa. Referensi demonstrativa. C Referensi pronomina
pronomina terdiri dari pronomina persona terdiri dari pronomina persona satu
satu dengan bentuk saya dan aku. ditemukan bentuk saya, aku, -ku, kita, dan
Pronomina persona tiga ditemukan bentuk kami. Pronomina persona tiga ditemukan
dia, ia, mereka, dan –nya. Sementara, bentuk –nya. Sementara, referensi
referensi demonstrativa terdiri dari demonstrativa yang terdiri dari
demonstratifa tempat dan demonstrativa demonstrativa tempat dengan bentuk itu,
waktu. Demonstrativa tempat, ditemukan sini, dan itulah. Berikut contoh dan
wujud penanda dengan bentuk ini, itu, pembahasan.
tersebut, dan sini. Demonstrativa waktu, (2) "Dapat kabar dari teman, keponakan
saya Rani (17) ada di RSCM. (3) Jadi saya
ditemukan wujud penanda dengan bentuk
langsung ke sini," ujar Ade (22). (4) Ade
saat ini, saat itu, besok, dan kemarin. mendapatkan kabar bahwa Rani naik
metromini tersebut.
Berikut contoh data dan pembahasan. 05/06-12-2015/Ekp1-343
(1) Saefullah yang namanya masuk bursa
bakal cagub DKI 2017 yang diusung Partai
Bentuk saya pada contoh nomor 14),
Gerindra mengaku santai dengan kabar
tersebut... (3) "Saya terus terang saja belum berkategori sebagai pronomina persona satu
dapat informasinya.
14/27-12-2015/Eap1-095
(tunggal), bermakna orang yang berbicara.
Bentuk saya berfungsi sebagai penanda
Bentuk saya pada contoh kalimat nomor 5), penunjukan kata ganti orang pertama
berkategori sebagai pronomina persona satu tunggal dalam hubungan endofora-katafora.
(tunggal), bermakna orang yang berbicara. Bentuk saya menunjuk pada unsur yang
Bentuk saya berfungsi sebagai penanda disebutkan kemudian, yakni Ade.
penunjukan kata ganti orang pertama
tunggal dalam hubungan endofora yang 3) Temuan Kesalahan Sintaksis dan
anafora. Bentuk saya pada kalimat tersebut Temuan Baru
menunjuk pada unsur yang disebutkan Dalam menganalisis kohesi
terdahulu, yakni Saefullah. gramatikal referensial pada wacana berita
situs http://www.kompas.com ditemukan
Kohesi Gramatikal Referensial... 7

kesalahan sintaksis wujud penanda kohesi kalimat tersebut bentuk dia diganti dengan
gramatikal referensial. Kesalahan sintaksis bentuk mereka yang mengacu pada
dikarenakan acuan yang ditunjuk tidak penangkapan A dan Z, dengan begitu
sesuai dengan referen. Kesalahan sintaksis bentuk dan acuannya akan terlihat kohesif
berkategori endofora-anafora. Jenis dan tepat. Sementara itu, terdapat pula
referensi yang ditemukan adanya kesalahan penemuan baru dalam penelitian ini,
sintaksis adalah referensi pronomina sebagai berikut.
dengan bentuk pronomina persona tiga. (10) Polisi juga menangkap O yang diduga
sebagai germo dan F, manajer Nikita. (11)
Wujud penanda referensi
“Keduanya ditetapkan sebagai tersangka
pronomina persona tiga yang diindikasi karena dianggap telah melakukan
perdagangan manusia.
adanya kesalahan sintaksis adalah bentuk 05/13-12-2015/Eap3-120
dia. Kesalahan sintaksis dalam sebuah
wacana, membuat pembaca tidak paham Bentuk –nya pada kata keduanya

karena wujud penandanya tidak padu dan berkategori sebagai pronomina persona tiga

kohesif, sehingga pesan tidak tersampaikan (jamak) bermakna kelompok yang terdiri

dengan baik. atas dua orang. Bentuk –nya pada kata

(3) Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol keduanya berfungsi sebagai penanda
Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan, penunjukan kata ganti orang ketiga jamak
penangkapan A dan Z itu dilakukan sekitar
pukul 02.15 WIB. (4) Dia ditangkap petugas dalam hubungan endofora-anafora. Bentuk
Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jabar bersama
petugas Badan Narkotika Nasional (BNN)
–nya pada kata keduanya menunjuk pada
ketika melintasi ruas jalur Tol Cipali menuju unsur yang disebutkan terdahulu, yakni O
Palimanan.
10/20-12-2015/Eap3-131 yang diduga sebagai germo dan F, manajer
Bentuk dia pada contoh nomor 20), Nikita.
berkategori sebagai pronomina persona tiga O yang diduga sebagai germo dan F
(jamak) bermakna orang yang dibicarakan. Kedua Orang itu
Bentuk dia berfungsi sebagai penanda -nya
penunjukan kata ganti orang ketiga jamak Bentuk susunan di atas disebut
dalam hubungan endofora-anafora. Bentuk bentuk turunan referensial. Bentuk –nya
dia menunjuk pada unsur yang disebutkan maknanya sangat bergantung pada konteks.
terdahulu, yakni penangkapan A dan Z. Walaupun dalam teori, bentuk –nya
Artinya, kesalahan sintaksis terletak pada menduduki kategori tunggal namun dapat
wujud penanda yang mengacu pada rujukan diketahui bahwa bentuk –nya dapat
yang kurang tepat. Seharusnya, pada menduduki kategori jamak sesuai dengan
Kohesi Gramatikal Referensial... 8

konteks yang melekat. Pada kata kedua gramatikal. Penggunaan makna leksikal
sebelum dilekatkan bentuk -nya bermakna lebih banyak dibandingkan penggunaan
terdiri atas dua orang (numeralia). Ketika makna gramatikal.
kata kedua dilekatkan bentuk –nya menjadi Ketiga, Fungsi-fungsi yang
kata keduanya, kemudian berkategori ditemukan dalam penelitian ini, yakni
jamak. Dalam Bahasa Indonesia tidak berfungsi sebagai penanda penunjukan kata
mengenal kategori jamak walaupun bentuk ganti orang, penunjukan tempat,
kata tertentu bermakna lebih dari satu atau membentuk kata benda, membentuk kata
banyak, seperti pada kasus data di atas. keterangan, dan memberi penegasan.

D. PENUTUP 2. Saran
1. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah
Pertama, dtinjau dari peroleh wujud dilakukan dengan judul “Kohesi Gramatikal
penanda kohesi gramatikal referensial situs Referensial dalam Wacana Berita Situs
http://www.kompas.com, ditemukan 85 data Http://www.kompas.com Edisi Desember
referensi eksofora dan 295 data referensi 2015- Januari 2016”, masih banyak
endofora. Wujud referensi eksofora yang fenomena kebahasaan yang belum banyak
dominan (banyak) adalah bentuk ini. diteliti mengenai kohesi. Oleh karena itu,
Bentuk ini dominan dikarenakan dalam ada beberapa saran yang dapat menjadi
wacana berita bentuk ini berguna untuk perhatian pokok yang langsung atau tidak
menunjuk terhadap sesuatu yang letaknya langsung terkait dengan hal ini.
tidak jauh dari pembicara. Sementara wujud Pertama, bagi peneliti lain,
referensi endofora-anafora dan endofora- penelitian mengenai wacana memiliki
katafora yang dominan adalah bentuk –nya. cakupan yang sangat luas. Pada penelitian
Bentuk –nya digunakan dalam wacana ini, peneliti hanya membatasi pada wujud,
berita untuk menunjuk kata ganti orang, makna wujud, dan fungsi wujud penanda
membentuk kata benda, memberi kata kohesi gramatikal referensial pada
keterangan, dan memberi penegasan. http://www.kompas.com. Oleh karena itu,
Kedua, ditinjau dari segi makna wujud masih banyak penelitian mengenai wacana
penanda kohesi gramatikal referensial yang yang dapat diteliti lebih lanjut, antara lain
ditemukan dalam penelitian ini analisis penanda referensi, elipsis,
menggunakan makna leksikal dan makna
Kohesi Gramatikal Referensial... 9

konjungsi antarfrase, antarklausa, dan lain http://www.kompas.com/ diunduh 10


sebagainya.
Februari 2016
Kedua, bagi kajian ilmu linguistik,
materi tentang kohesi terutama tentang
penggunaan kohesi dalam kalimat perlu
dikaji lebih dalam lagi terutama dengan
menggunakan sumber data yang lain
sebagai bahan perbandingan.

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia: Edisi Revisi. Jakarta:
Balai Pustaka.

Djajasudarma, Fatimah. 2006. Wacana:


Pemahaman dan Hubungan
Antarunsur. Bandung: Refika
Aditama.

Halliday, M.A.K. dan Ruqaiyah Hasan.


1976. Cohesion in English. London:
Longman.

Brown, Gillian dan George Yule. 1996.


Analisis Wacana (“edisi terjemahan
oleh Soetikno dari judul asli
Discourse Analisis”). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Rohmadi, Yakub. 2010. Paragraf:


Pengembangan & Implementasi.
Yogyakarta: Media Perkasa.

Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori,


Metode & Aplikasi Prinsip-Prinsip
Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara
Wacana.

Suladi, dkk. 2000. Kohesi dalam Media


Massa Cetak Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa.
K o h e s i G r a m a t i k a l R e f e r e n s i a l . . . 11

Anda mungkin juga menyukai