Anda di halaman 1dari 10

55

ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI PADA BULETIN JUMAT


Siti Aisiyah S. Dan Wardah Hanafiah
Jurusan Teknik Mesin dan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta
e-mail: wardah_hanafiah@yahoo.com dan siti.aisyahsoemarto@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan aspek-aspek kohesi dan koherensi pada
wacana Buletin Jumat agar dapat mengetahui apakah teks-teks tersebut kohesif (padu) dan koheren
(terkait) karena kohesi (kepaduan) dan koherensi (keterkaitan) merupakan aspek dan kriteria yang
amat penting dalam membangun suatu teks dalam wacana. Penelitian ini diharapkan dapat
berkontribusi terhadap perkembangan kualitas Buletin Jumat, sehingga Buletin Jumatdapat dipahami
dan bermanfaat bagi para pembaca. Dengan demikian, tujuan penulisan Buletin Jumatuntuk
membangun karakter muslim yang baik dapat tercapai. Ada dua Buletin Jumat yang dianalisis dalam
penelitian ini, yaitu As-Salam and An-Nadwah.
Metode yang digunakan untuk menganalisis kohesi dan koherensi adalah analisis deskriptif
dengan mengelompokkan dan menganalisis setiap paragraf dalam kedua buletin berdasarkan aspek-
aspek kohesi dan koherensi yang digunakan.Aspek-aspek kohesi yang dianalisis adalah aspek kohesi
gramatikal dan leksikal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek-aspek kohesi dan koherensi
telah digunakan di dalam kedua Buletin Jumat. Dengan digunakannya aspek-aspek tersebut pesan-
pesan dalam buletin tersebut disampaikan kepada para pembaca, sehingga tujuan Buletin Jumat
untuk membangun karakter muslim yang baik diharapkan dapat tercapai.

Kata kunci: kohesi, koherensi, kohesi gramatikal dan leksikal, dan Buletin Jumat.

Abstract

This research is aimed to analyze the use of cohesion and coherence aspects in BuletinJumat in
order to find out how cohesive and coherent the texts within the bulletins are, since cohesion and
coherence are the most important aspects and criteria of developing a text in a discourse. This
research can expectedly contribute to the improvement of writing agood quality Buletin Jumat, so
that Buletin Jumat can be easily understood and useful to readers. Therefore, the purpose of Buletin
Jumat to build a good character of Moslems can be achieved. The Buletin Jumat analyzed in this
research were As-Salam and An-Nadwah.
The method used in analyzing cohesion and coherence is descriptive analysis by ways of
grouping and analyzing each paragraph of both bulletins based on the cohesion and coherence
aspects used. The cohesion aspects analyzed were grammatical and lexical cohesion. The research
result shows that grammatical and lexical cohesion and coherence were used in both bulletins. By
using those aspects the messages in both bulletins were able to be conveyed in a communicative way
to the readers. Therefore, the purpose of Buletin Jumat to build a good character of Moslems is
expectably achieved.

Key words: cohesion, coherence, grammatical and lexical cohesion, and Buletin Jumat.

PENDAHULUAN teks atau wacana; kepaduan semantis yang


dapat dicapai oleh faktor-faktor di luar
Kohesi merupakan aspek penting dalam wacana atau hubungan yang terkait dengan
menulis suatu wacana yang disusun secara faktor-faktor di luar teks, misalnya latar
terpadu untuk menghasilkan keterkaitan belakang budaya, kemampuan interpretasi
hubungan antar kalimat. Sementara itu pembaca.Wacana adalah komunikasi verbal;
koherensi adalah jalinan antar bagian dalam percakapan; keseluruhan tutur yang

_____________________________________________________________________________________________________
Epigram Vol. 12 No. 1 April 2015
56

merupakan suatu kesatuan. Wacana merupakan hubungan gramatikal dan


merupakan satuan bahasa terlengkap yang leksikal antar berbagai unsur yang berbeda.
direalisasikan dalam bentuk karangan atau Kohesi gramatikal merupakan segi
laporan utuh, seperti karangan, novel, buku, bentuk atau struktur lahir wacana yang
artikel, pidato, buletin jumat atau khotbah mencakup; kohesi pengacuan atau referen
jumat, dan sebagainya. (KBBI; 2008) , (reference), kohesi penggantian atau
Buletin Jumat termasuk salah satu substitusi (substitution), kohesi pelesapan
karangan tertulis dalam bentuk artikel karena (ellipsis), dan kohesi hubungan atau
isi karangan membahas satu masalah atau perangkaian (conjunction). Adapun dalam
tema secara ringkas dan sederhana agar kohesi referen terdapat empat unsur referen
mudah dicerna oleh pembaca dengan tujuan yaitu referensi persona (personal reference)
meningkatkan pengetahuan keagamaan dan atau kata ganti persona (personal
pembentukan kepribadian yang pronoun),referen sebelum kata ganti disebut
islami.Dengan demikian Buletin Jumat dapat anafora, referen setelah kata ganti disebut
digolongkan sebuah wacana. Sebagai sebuah katafora, sementara referen yang berada di
wacana diduga Buletin Jumat disampaikan dalam teks disebut endofora dan referendi
secara kohesi dan koherensi sehingga mudah luar teks disebut eksofora, referensi
dipahami oleh pembaca. Dari pesan yang penunjuk atau referensi demostratif
disampaikan dalam Buletin Jumat diharapkan (demonstrative reference) dan referensi
akan terbentuk masyarakat yang agamis, perbandingan (comparative reference).
berakhlak tinggi. Kohesi substitusi adalah penggantian kata
Permasalahan yang timbul adalah dengan kata lainnya atau satu unsur dengan
apakah Buletin Jumat disampaikan sesuai unsur lainnya dalam satuan yang lebih besar
dengan kriteria sebuah wacana yang baik. untuk memperoleh unsur-unsur pembeda
Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah atau untuk menjelaskan suatu struktur
untuk mengetahui kualitas penulisan tertentu.Kohesi elipsis adalah peniadaan
Buletin Jumat melalui analisis kohesi dan kata atau satuan lain yang wujud asalnya
koherensi.Adapun tujuan khusus yaitu: 1) dapat diramalkan dari konteks bahasa atau
menambah pengetahuan bagi penulis dan konteks luar bahasa. Elipsis dapat pula
pembaca dalam memahami dan dikatakan penggantian nol (zero) -- sesuatu
menganalisis penggunaan unsur wacana yang ada tapi tidak dituliskan. (Tarigan,
kohesi dan koherensi dan 2) memperkaya 2009: 96-97).
penelitian tentang kohesi dan koherensi Kohesi leksikal dapat diwujudkan
sekaligus menjadi bahan referensi bagi dengan reiterasi dan kolokasi.Reiterasi
penelitian lain dalam bidang analisis dapat berupa repetisi, sinonim, hiponim,
wacana. metonim dan antonim (Achmad, 2005: 26-
27). Kolokasi artinya makna yang sama
Tinjauan Pustaka yang ada dalam lingkungan yang sama.
Kohesi merupakan aspek bentuk yang Semua hal yang selalu berdekatan dengan
mengacu kepada aspek formal bahasa yakni yang lain biasanya diasosiasikan
bagaimana proposisi-proposisi berhubungan membentuk suatu kesatuan. Kolokasi
satu sama lainnya untuk membentuk suatu dirinci menjadi: 1) kolokasi penuh yakni
teks (Tarigan, 2009: 92). Artinya kohesi pengulangan kata atau frasa pada kalimat
merupakan organisasi sintaktik dimana sebelumnya yang ada dalam lingkungan
kalimat-kalimat disusun secara terpadu yang sama, dan 2) ekuivalensi yakni
untuk menghasilkan wacana, baik dari segi hubungan pengulangan pada kalimat
tingkat gramatikal maupun tingkat leksikal sebelumnya dengan kalimat sesudahnya
tertentu. Hal yang sama dikemukakan oleh yang sebandig atau sepadan.
Richards, dkk. (2002: 148) bahwa kohesi Koherensi adalah aspek makna yang
mengacu pada aspek ujaran atau yang

_____________________________________________________________________________________________________
Siti Aisiyah S. dan Wardah Hanafiah
Analisis Kohesi dan Koherensi pada Buletin Jumat
57

menggambarkan bagaimana proposisi- Moeliono mensyaratkan sebuah wacana


proposisi yang tersirat dapat ditafsirkan dan yang baik dan utuh dengan memiliki
disimpulkan (Tarigan, 2009: 92). Menurut kalimat-kalimat yang kohesif sebgai
Renkema (2004) koherensi adalah jalinan kepaduan bentuk yang secara struktural
antar bagian dalam wacana; kepaduan membentuk ikatan sintaksis kalimat.(2004
semantis yang dapat dicapai oleh faktor- :96).Jadi untuk menyusun wacana harus
faktor di luar wacana. Jadi koherensi adalah memiliki keterkaitan secara padu dan utuh
kesinambungan informasi. Beaugrande dan yaitu kalimat-kalimat yang kohesif dan
Dressler (1981: 4) mengatakan “… koherensif.Berdasarkan sifatnya wacana
coherence concerns the way in which terdiri dari transaksional dan wacana
components of the textual words; the transaksiona (Achmad, 2000:1). Dalam
configuration of concepts and relations penelitian ini jenis wacana yang diteliti
which underlie the surface text are mutually adalah wacana transaksional yang berupa
accessible and relevant”. Jadi koherensi tulisan dalam bentuk buletin.
mengacu pada bagaimana komponen
tekstual, seperti konfigurasi konsep dan METODOLOGI PENELITIAN
hubungan yang mendasari sebuah teks Metode Penelitian
saling berterima dan berkaitan. Dengan kata Penelitian ini merupakan penelitian
lain koherensi adalah pemahaman tentang kualitatif deskriptif. Penelitian ini mengkaji
makna yang dimiliki oleh pendengar atau aspek-aspek kohesi dan koherensi yang ada
pembaca. dalam wacana Buletin Jumat. Kemudian
Teks merupakan semua bentuk bahasa, men-deskripsikannya secara sistematis.
tidak hanya kata-kata yang tertulis, tetapi
juga semua ucapan, efek suara, gambar, Metode dan Teknik Pengumpulan data
ekspresi komunikasi dan lain-lain. Metode yang digunakan adalah metode
(Kridalaksana, 2008:204). Menurut simak -- metode yang dipergunakan
Wirdiyati, teks terdiri dari kalimat-kalimat dalam suatu penelitian dengan cara
yang merupakan unit bahasa yang menyimak penggunaan bahasa. Data yang
berhubungan dengan bentuk makna yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dinyatakan dalam wacana. Teks lebih data tulisan dan sumber data penelitian
bersifat konseptual. Dari sinilah adalah Buletin Jum’at As-salaam edisi
berkembang pemahaman tentang teks lisan tahun 2013 dan An-Nadwah edisi tahun
dan tulisan. (Sri Wirdiyati Ali, 2010: 15) 2014. Selanjutnya data dikumpulkan
Konteks adalah hal atau seuatu hal yang dengan teknik catat dan kemudian data
berada bersama teks. Konteks juga dikelompokkan ke dalam masing-masing
merupakan alat bantu untuk memahami kelompok bahasan untuk menemukan
wacana, karena dengan adanya konteks aspek-aspek yang ada dalam kohesi dan
menunjukkan adanya struktur teks yang koherensi.
saling bertautan satu dengan lainnya.
Dengan kata lain konteks adalah ekspresi Metode dan Teknik Analisis Data
atau sarana yang mendukung untuk Metode analisis data yang digunakan
menjelaskan maksud dan situasi tentang adalah metode agih dan metode deskriptif.
suatu kejadian. Metode agih adalah alat penentunya bagian
Wacana menurut Tarigan adalah satuan dari bahasa yang akan diteliti (Sudariyanto,
bahasa yang terlengkap dan tetinggi atau 1987:15). Teknik analisis yang digunakan
terbesar di atas kalimat atau klausa dengan adalah teknik baca markah. Dalam
koherensi dan kohesi tinggi yang penelitian ini membaca markah dilakukan
berkesinambungan yang mempunyai awal karena markah itu menunjukkan kejatian
dan akhir yang nyata disampaikan secara satuan lingual atau identitas tertentu
lisan atau tertulis. (Tarigan, 2009:26). (Sudarianto, 1993:95).

_____________________________________________________________________________________________________
Epigram Vol. 12 No. 1 April 2015
58

Sementara itu, metode deskriptif adalah pengaruh terhadap keshalihan anak.


prosedur atau cara memecahkan masalah
penelitian dengan memaparkan keadaan Kohesi Gramatikal
objek yang diselidiki sebagaimana adanya Referensi
berdasarkan fakta-fakta. Dalam penelitian Referensi Eksofora adalah pengacuan
ini diuraikan data yang dijumpai untuk terhadap anteseden di luar bahasa seperti
mengetahui jenis kohesi dan koherensi manusia, hewan, alam sekitar pada
antar kalimat yang ada dalam setiap umumnya atau acuan kegiatan.
paragraf dalam buletin. Kemudian Pada paragraf di atas tidak ditemukan
mengidentifikasi pasangan kalimat tersebut referensi eksofora.
ke dalam jenis kohesi yang dibagi menjadi Referensi endofora adalah pengajuan
kohesi gramatikal dengan klasifikasi: a) terhadap enteseden yang terdapat di dalam
rujukan (reference), b) pengganti teks. Endofora dibedakan menjadi dua,
(substitution), c) pelesapan (ellipsis), d) yaitu referensi anafora dan katafora.
penghubung (conjunction). Kohesi leksikal Kata “kita” pada paragraf di atas
dibagi menjadi: a) reiterasi yang terdiri merupakan referensi endofora anaphora,
dari: repetisi, sinonimi, hiponimi, metonimi yang merujuk pada kata “orangtua
dan antonimi; b) kolokasi yang terdiri dari: (ortu)”.Dalam paragraf 1 terdapat banyak
kolokasi penuh dan ekuivalensi leksikal. pengacuan endofora yang bersifat
anaphora. Sedangkan untuk kata “nya
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam kata ortunya ” pada kalimat 1
merupakan referensi endofora katafora
Analisis data dilakukan terhadap setiap yang mempertegas kepada fungsi kata
kalimat yang mengandung unsur-unsur “anak keturunan”. Karena dalam paragraf
kohesi dan koherensi dalam keseluruhan tersebut bermaksud menegaskan pada apa
wacana Buletin Jum’at An-Nadwah dan prilaku orang tua sebagai cerminan dan
As-Salam. Unsur kohesi yang dianalisis harapan bagi anak keturunan.
adalah kohesi gramatikal dan kohesi
leksikal sedangkan unsur koherensi Substitusi
dianalisis berdasarkan fungsinya, yaitu Dalam kalimat 3 terdapat substitusi yaitu
yang bersifat aditif (penambahan) dan dapat dilihat dari kata “Boleh
bersifat kausal (sebab akibat). Proses jadi”.Substitusi tersebut merupakan
analisis dilakukan berdasarkan jenis-jenis substitusi kausal. Substitusi kausal
kohesi dan koherensi. menggantikan apa yang dimaksudkan
dalam seluruh kalimat ke-2.
Aspek–aspek Kohesi pada Buletin As-
Salam Edisi 1003/Th.21, 16 Syawal Ellipsis (Pelesapan)
1434 H Tidak terdapat ellipsis.
Paragraf 1:
Setiap orang tua (Ortu), kita semua Konjungsi
sebagai ortu, tentu menginginkan anak Kata “Namun” dalam kalimat ke-2
keturunan menjadi orang yang baik sholih- merupakan konjungsi adversatif yang
sholihat, rajin ibadah & berbakti kepada menghubungkan kalimat 1 dan 2. Penulis
ortunya. Namun bila didapati anak kita menegaskan mengenai apa yang diinginkan
tidak sesuai dengan harapan, maka terlebih oleh orang tua tidak ada. Kemudian kata
dahulu hendaknya kita melihat diri kita “maka” dalam kalimat 2 tersebut
masing-masing. Boleh jadi pada diri kita memberikan akibat dari kalimat
ada kesalahan atau dosa yang sering sebelumnya. Sehingga, dari konjungsi
dilakukan. Karena sesungguhnya amalan- tersebut dimaksudkan bahwa jika hal-hal
amalan yang dilakukan ortu akan memberi yang diinginkan orang tua tidak ada pada

_____________________________________________________________________________________________________
Siti Aisiyah S. dan Wardah Hanafiah
Analisis Kohesi dan Koherensi pada Buletin Jumat
59

anak maka seharusnya orangtua menghubungkan kalimat 1 dan 2. Kata


mengkoreksi apa yang telah dilakukan. “namun” akan memberikan konsekuensi
terhadap kalimat berikutnya yang ditandai
Kohesi Leksikal melalui kata “maka” dalam kalimat 2.
Reiterasi Kalimat 1 dan 2 saling berkaitan dengan
Repetisi adanya hubungan sebab akibat.Dalam
Dalam paragraf pertama terjadi hubungan kedua kalimat tersebut jelas
pengulangan yaitu kata “ortu” yang ada bahwa pada saat orangtua tidak
dalam kalimat ke-1 mengalami memperoleh harapan yang sesuai dengan
pengulangan pada kalimat ke-4. Jenis keinginan dari anaknya, hal yang
pengulangan ini adalah pengulangan sama seharusnya dilakukan adalah introspeksi
tepat. Hal ini menunjukkan bahwa kata diri apakah prilaku orangtua sudah sesuai
yang membangun paragraf saling berkaitan dengan peraturan yang ada.
dengan padu atau kohesif.
Paragraf 2:
Sinonim Seorang anak yang melihat anaknya
Kata “kesalahan” adalah sinonim dengan selalu berdzikir, mengucapkan tahlil,
kata “dosa”. Dalam konteks paragraf tahmid, tasbih, dan takbir niscaya akan
tersebut bermakna sama yaitu perbuatan menirunya mengucapkan kalimat-kalimat
keliru yang dilakukan dan menyimpang tsb. Demikian juga seorang anak yang
dari peraturan yang telah ditetapkan. diutus orang tuanya untuk memberi
sedekah kepada orang miskin di rumah
Kolokasi berbeda dengan seorang anak yang
Dalam paragraf pertama terdapat frase disuruh orang tuanya membeli rokok &
“sholih-sholihat, rajin ibadah & berbakti barang-barang memabukkan. Seorang
kepada ortunya” adalah saling berkolokasi. anak melihat ayahnya berpuasa senin,
Seperti ketika mendengar rajin beribadah kamis & melakukan shalat berjama’ah,
akan diasosiasikan dengan amalan atau tidak sama dengan anak yang melihat
perbuatan baik yang dilakukan. kebiasaan ayahnya nongkrong di kafe,
diskotik & bioskop.
Aspek-aspek Koherensi pada Buletin As-
Salam Edisi 1003/Th.21, 16 Syawal 1434 Hubungan yang bersifat aditif
H Kata “dan” dalam kalimat terakhir
Paragraf 1: merupakan kalimat setara yang
Setiap orang tua (Ortu), kita semua menghilangkan unsur Bahasa
sebagai ortu, tentu menginginkan anak lainnya.Terdapat dua kalimat yang
keturunan menjadi orang yang baik sholih- dihubungkan dengan kata “dan” sebagai
sholihat, rajin ibadah & berbakti kepada bentuk penambahan terhadap kalimat
ortunya.Namun bila didapati anak kita inti.Jadi dalam kalimat terakhir tersebut
tidak sesuai dengan harapan, maka terlebih terdapat dua kalimat yaitu 1) seorang anak
dahulu hendaknya kita melihat diri kita yang melihat ayahnya berpuasa Senin
masing-masing.Boleh jadi pada diri kita Kamis, dan 2) seorang anak yang melihat
ada kesalahan atau dosa yang sering ayahnya melakukan shalat berjama’ah.Jadi
dilakukan. Karena sesungguhnya amalan- jelas terlihat bahwa dalam kalimat tersebut
amalan yang dilakukan ortu akan memberi terdapat hubungan penambahan.
pengaruh terhadap keshalihan anak.

Hubungan yang bersifat kausal


Kata “Namun” dalam kalimat ke-2
merupakan konjungsi adversatif yang

_____________________________________________________________________________________________________
Epigram Vol. 12 No. 1 April 2015
60

Aspek–aspek Kohesi pada Buletin An- hal-hal berbahaya yang menyebabkan


Nadwah Edisi 904/Thn XVIII 12 qalbu sakit.
September 2014 – 17 Dzul Qa’idah Pada paragraf 1 ini tidak ditemukan
1435 H referensi penunjukan atau demostratif,
Paragraf 1. begitu pula referensi perbandingan.
“Qalbu yang sehat memiliki beberapa
tanda, sebagaimana yang disebutkan oleh Substitusi
al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah di dalam Substitusi adalah proses atau hasil
kitab “Ighatsatul Lahfan min Mashyid asy- penggantian unsur bahasa oleh unsur lain
Syaithan” Dan di antara tanda-tanda dalam satuan yang lebih besar untuk
tersebut adalah mampu memilih segala memperoleh unsur-unsur pembeda atau
sesuatu yang bermanfaat dan memberikan untuk menjelaskan suatu struktur tertentu.
kesembuhan. Dia tidak memilih hal-hal Substitusi merupakan hubungan
yang berbahaya serta menjadikan sakitnya gramatikal yang lebih bersifat hubungan
qalbu.Sedangkan tanda qalbu yang sakit kata dan makna. Unsur dalam kalimat
adalah sebaliknya.Santapan qalbu yang yang lazim digunakan adalah substitusi
paling bermanfaat adalah keimanan dan nominal, verbal dan klausal atau
obat yang paling manjur adalah al-Quran”. campuran misalnya, satu, sama, seperti
itu, melakukan hal yang sama (Tarigan,
Kohesi Gramatikal 2009: 96). Pada
Referensi paragraph 1 di atas tidak ditemukan unsur
Referensi atau pengacuan adalah salah pengganti.
satu jenis kohesi gramatikal yang berupa
satuan lingual tertentu yang mengacu pada Elipsis.
satuan lingual lain yang mendahului atau Ellipsis atau pelesapan adalah
mengikutinya. Ada referensi yaitu referensi penggantian zero atau peniadaan; sesuatu
persona (personal reference), misal “saya, yang ada tapi tidak diucapkan atau tidak
kamu, dia, mereka”. Pengacuan sebelum dituliskan. Ellipsis juga dikategorikan
kata ganti disebut anafora, pengacuan pada tiga (3) jenis yaitu: ellipsis nominal,
setelah kata ganti disebut katafora, ellipsis verbal dan ellipsis klausal.
sementara pengacuan yang berada di dalam Pada paragraph 1 “… sebagaimana
teks disebut endofora dan pengacuan di yang disebutkan oleh al-Imam Ibnu
luar teks disebut eksofora.Kemudian Qayyim al-Jauziyah di dalam kitab “
penunjuk referensi demostratif Ighatsatul Lahfan min Mashyid asy-
(demonstrative reference) yakni “ini”, “itu, Syaithan” merupakan ellipsis atau
kesini, kesitu”, dan referensi perbandingan pelesapan dari klausa sebelumnya yakni
(comparative reference). Yang “tanda-tanda qalbu yang sehat”.
menciptakan hubungan yang Di sini penulis tidak menjelaskan
membandingkan atau membedakan, “tanda-tanda qalbu yang sehat” yang
misalnya sifat “besar” dengan” lebih besar” disebutkan al-Imam Ibnu Qayyim al-
Pada paragraf 1 kata “dia” adalah Jauziyah, penulis hanya menulis kata”
referensi persona anafora eksofora yang sebagaimana” yang secara tersirat
mengacu pada kata “qalbu” yang dapat mengandung makna tanada-tanda qalbu
diartikan dengan “hati sanubari”. Kata yang sehat. Sayangnya kutipan isi pun
“nya’ yang pertama adalah katafora tidak jelas, apaka itu tanda-tanda qalbu
endofora yang juga mengacu pada kata yang sehat?, karena isi kutipan berisi “ dan
“qalbu” dan kata “nya” yang kedua adalah diantara tanda-tanda tersebut adalah
anafora endofora yang mengacu pada mampu…..dst. tidak menjelaskan bahwa
clausa “dia tidak memilih hal-hal yang kata tersebut adalah tanda-tanda qalbu yang
berbahaya” artinya qalbu akan memilih sehat. Seharusnya kalimat pertama

_____________________________________________________________________________________________________
Siti Aisiyah S. dan Wardah Hanafiah
Analisis Kohesi dan Koherensi pada Buletin Jumat
61

berbunyi “ Qalbu yang sehat memilki frasa, atau kalimat.


beberapa tanda, sebagaimana tanda-tanda Pada paragraf 1 tidak ditemukan
qalbu yang sehat yang disebutkan oleh al- sinonimi.
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Kemudian
isi kutipan “Dan diantara tanda-tanda Antonim
tersebut……………” hanya ada kata Antonim ialah nama lain untuk hal
“tersebut” apakah ini benar untuk atau benda yang lain yang maknanya
menjelaskan tanda-tanda qalbu yang sehat? berlawanan atau kontras. Antonimi dapat
berupa kata atau frasa.
Konjungsi. Pada paragraf 1 kata “sehat”
Konjungsi atau penghubung berlawanan dengan kata “sakit” dan kata
dipergunakan untuk menggabungkan kata “bermanfaat” berlawanan dengan kata
dengan kata, frasa dengan frasa, klausa “berbahaya”. Penulis ingin menjelaskan
dengan klausa, kalimat dengan kalimat dan bahwa qalbu yang “sehat” memberi
paragraf dengan paragraf.Ada tiga “manfaat” kepada pemilik qalbu
penghubung yang sering terjadi yakni; sedangkan qalbu yang “sakit’ “berbahaya”
penambahan, waktu, dan sebab akibat. bagi pemilik qalbu.
Pada paragraf 1 kalimat yang didahului
oleh kata “sedangkan” ,“ Sedangkan tanda Hiponim
qalbu yang sakit adalah sebaliknya” adalah Hiponim ialah kata atau frasa yang
konjungsi penambahan yang maknanya termasuk dalam makna kata
menghubungkan kalimat pertama yaitu atau frasa lain. Hiponimi dapat juga
tentang qalbu yang sehat. Penulis digunakan untuk menyatakan hubungan
memberikan informasi ingin menambahkan kalimat yang satu dengan kalimat yang
informasi tentang tanda-tanda qalbu yang lain.
sakit. Pada paragraf 1 tidak ditemukan
hiponimi.
Kohesi Leksikal Kolokasi.
Reiterasi Kolokasi adalah makna yang sama
Repetisi dalam lingkungan yang sama. Semua hal
Repetisi adalah pengulangan kata yang yang selalu berdekatan atau berdampingan
sama baik dalm satu kalimat maupun pada dengan yang lain biasanya diasosiasikan
kalimat berikutnya. membentuk suatu kesatuan. Pada paragraf
Repetisi yang terdapat pada paragraf 1 1 tidak ada kata yang berkolokasi.
adalah kata “tanda” diulang dengan kata
yang sama pada kalimat kedua dan ketiga. Aspek – aspek Koherensi pada Buletin
Kata “qalbu” diulang pula dengan kata An-Nadwah Edisi 904 / Thn XVIII 12
yang sama pada kalimat ketiga, kalimat September 2014 – 17 Dzul Qa’dah 1435
keempat dan kalimat kelima. Kata H
“memilih yang terdapat pada kalimat kedua Paragraf 1.
diulang pada kalimat ketiga. Kata-kata “Qalbu yang sehat memiliki beberapa
“memilih”, dan “sakit” di ulang dengan tanda, sebagaimana yang disebutkan oleh
kata yang sama pada kalimat ketiga dan al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah di dalam
keempat. kitab “Ighatsatul Lahfan min Mashyid asy-
Syaithan.” Dan di antara tanda-tanda
Sinonim tersebut adalah mampu memilih segala
Sinonim adalah nama lain untuk benda sesuatu yang bermanfaat dan memberikan
atau hal yang sama atau ungkapan yang kesembuhan. Dia tidak memilih hal-hal
maknanya kurang lebih sama dengan yang berbahaya serta menjadikan sakitnya
makna ungkapan lain, dapat berupa kata, qalbu.Sedangkan tanda qalbu yang sakit

_____________________________________________________________________________________________________
Epigram Vol. 12 No. 1 April 2015
62

adalah sebaliknya.Santapan qalbu yang engkau di dunia ini seperti orang


paling bermanfaat adalah keimanan dan asing(musafir) yang melewati suatu jalan.”
obat yang paling manjur adalah al-Quran”. (HR. al-Bukhari)

Hubungan yang bersifat aditif atau Hubungan yang bersifat kausal


penambahan Paragraf 2 memiliki hubungan sebab
Kata “Dan” pertama pada kalimat kedua akibat yang ditunjukkan adanya sebab
pada paragraf 1 “tidak” memliki hubungan dalam kalimat pertama dan akibatnya ada
yang bersifat aditif “Dan di antara tanda- dalam kalimat kedua.
tanda tersebut adalah mampu memilih
segala sesuatu yang bermanfaat dan KESIMPULAN DAN SARAN
memberikan kesembuhan”. Karena kata Kesimpulan
“Dan” diawal kalimat merupakan Setelah dianalisis, buletin As-Salam
penempatan yang tidak benar, selain itu dan An-Nadwah yang cenderung
tidak jelas sebagai penghubung apa. Kata sederhana terbukti memiliki unsur-unsur
“dan” kedua sebagai penghubung aditif kohesi dan koherensi yang menjadikan
kata “bermanfaat” dengan frasa “memberi wacana dalam buletin mudah dipahami.
kesembuhan” yakni memberi tambahan Dari paragraf awal sampai akhir banyak
informasi bahwa qalbu yang sehat akan menggunakan kata yang sama, sehingga
bermanfaat dan memberi kesembuhan. alur cerita dalam buletin tersebut fokus
Kata penghubung aditif “dan” pada kalimat dan konsisten mengulas bagaimana
kelima yang terdapat pada paragraf 1 menjadi orangtua yang baik serta menjadi
“Santapan qalbu yang paling bermanfaat seorang teladan agar dapat memberikan
adalah keimanan dan obat yang paling pengaruh yang baik terhadap anak-anak.
manjur adalah al-Quran” menghubungkan Selain itu, penyusunan unsur-unsur
kata “keimanan” dengan “obat yang paling lingual dalam wacana teks disusun secara
manjur” adalah memberi tambahan teratur dan sistematis, sehingga
informasi bahwa santapan qalbu adalah menunjukkan kerunutan dan
keimanan dan Al-Quran. kesinambungan ide yang diungkapkan
melalui pemarkah kohesi.
Hubungan yang bersifat kausalitas Suatu wacana yang telah memenuhi
Pada paragraf 1 tidak ditemukan syarat-syarat akan memudahkan pembaca
koherensi yang hubungannya bersifat dalam memahami konteks wacana,
kausatif. sehingga meskipun ada acuan bahasa
yang di luar teks, tetapi dengan
Paragraph 2. pemahaman terhadap konteks maka
Qalbu yang sehat memiliki karakteristik pembaca dapat dengan mudah memahami
sebagai berikut: apa yang ingin disampaikan oleh penulis.
Wacana dalam Buletin As-Salam dan An-
Mengembara ke Akhirat Nadwah memenuhi syarat, yaitu dengan
Qalbu yang sehat mengembara dari adanya unsur kohesi dan koherensi, maka
dunia menuju ke akhirat dan seakan-akan buletin As-Salam dan An-Nadwah layak
telah sampai di sana. Sehingga dia merasa disebut wacana karena wacana tidak
seperti telah menjadi penghuni akhirat dan terlepas dari pemahaman keterkaitan antar
putra-putra akhirat.Dia datang dan berada teks dan konteks. Selanjutnya, kedua
di dunia ini seakan-akan sebagai seorang buletin memiliki setiap aspek kohesi, baik
asing, yang mengambil sekedar gramatikal maupun leksikal, yang
keperluannya, lalu akan segera kembali berperan dalam pembentukan sebuah teks
lagi ke negeri asalnya. Nabi shallallahu dalam wacana, sehingga wacana terbentuk
‘alaihi wassallam bersabda, “jadilah secara koheren.

_____________________________________________________________________________________________________
Siti Aisiyah S. dan Wardah Hanafiah
Analisis Kohesi dan Koherensi pada Buletin Jumat
63

Saran
Diharapkan ada penelitian lanjutan
mengenai aspek kewacanaan yang
dikaitkan dengan kondisi psikologi
masyarakat. Selain itu, kepada para penulis
buletin diharapkan memperhatikan unsur-
unsur kebahasaan, baik dari segi bentuk
maupun isi, sehingga tujuan penulisan
buletin membentuk pribadi muslim yang
berkarakter atau berakhlak tinggi dapat
tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, HP. 2005. Modul Aspek Kohesi


Wacana. Jakarta: UNJ.

Ali, Wirdiyati Sri. 2010. Thesis: Penanda


Kohesi Gramatikal dan Leksikal
dalam Cerpen “The killers”karya
Hemingway.

Beaugrande dan Dressler. 1981.


Introduction to Text Linguistic.
London and New York: Longman.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus


Linguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Renkema, J., 2004, Introduction to


Discourse Studies. Second Edition:
Amsterdam/Philadelphia: John
Benjamins.

Richards, Schmidt, Richard, Kendricks


dan Yongkyu Kim. 2000.
Longman Dictionary of Language
Teaching and Applied Linguistic.
London: Pearson Education.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka


Teknik Analisis Bahasa.
Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.

Tarigan, Henry Guntur, 1987. Pengajaran


Wacana. Bandung: Angkasa

_____________________________________________________________________________________________________
Epigram Vol. 12 No. 1 April 2015
64

_____________________________________________________________________________________________________
Siti Aisiyah S. dan Wardah Hanafiah
Analisis Kohesi dan Koherensi pada Buletin Jumat

Anda mungkin juga menyukai