Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Kategori Penghubung, Penghubung Koordinatif Dan Subordinatif

Oleh :
1. Amelia (122020030)
2. Jumiati (122020033)
3. Tarisa Lia (122020036)

Dosen Pengampuh :
Tuti Alawiyah, S.Pd, M.Pd.,

PROGRAM STUDIPENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM OGAN KOMERING ILIR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kahadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan ridho-NYA,
kami dapat mengerjakan makalah mengenai kategori kata penghubung ini.

Makalah ini berisikan pengertian konjuksi, bentuk- bentuk dari kata penghubunng
dan fungsinya, serta penggunaan konjungsi antar kata, antar kalimat, serta antar
paragraf.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Semantik Bahasa
Indonesia dan bertujuan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam
memperdalam pengetahuan mengenai konjungsi. Dengan adanya makalah ini
diharapkan para pembacanya dapat memahami dan mengembangkan dalam
kehidupan sehari-hari. Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pemakainya.

Kayuagung, 05 Desember 2022

Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Tata bahasa merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan dalam
stuktur bahasa. Stuktur bahasa itu meliputi bidang-bidang tata bunyi, tata
bentuk, tata kata, dan tata kalimat serta tata makna. Dengan kata lain bahasa
meliputi bidang-bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan
kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.
Dari pengertian tersebut, maka kata penghubung sangatlah diperlukan
untuk memperjelas kalimat, karena kata penghubung merupakan rambu-rambu
bahasa tulis yang berpengaruh dalam pembuatan kalimat atau karangan. Suatu
karangan deskripsi akan sulit dimengerti jika dalam karangan deskripsi tidak
dibubuhi kata penghubung. Siswa sering sekali kurang dalam pemahaman kata
penghubung dalam suatu karangan, padahal setiap hari mereka di sekolah
pasti akan bertemu dengan kegiatan menulis dan membaca, baik itu membaca
buku pelajaran atau menulis suatu karangan.
Walaupun banyak buku yang mengulas pemakaian bahasa Indonesia
yang baik dan benar, akan tetapi kenyataannya masih sering dijumpai dalam
penggunaan kata penghubung yang tidak tepat. Salah satu penyebabnya
menurut tata bahasa baku adalah tidak mengenalnya strategi pembuatan
kalimat.pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi tugas bahasa
indonesia, namun dijadikan juga sebagai pengetahuan pemakaian tata bahasa
yang baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian sebagaimana telah dikemukakan pada latar belakang
masalah yang berkaitan dengan kata penghubung, maka dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimana cara penggunaan kata penghubung yang baik dan benar ?
1.3 Tujuan
Mengetahui dan menerapkan cara penggunaan kata penghubung yang
baik dan benar dalam kehidupan sehari –hari.

1.4 Manfaat
Pembuatan makalah mengenai kata penghubung ini diharapkan mampu
membuat pembacanya memahani dan menguasai penggunaan kata
penghubung yang baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kata Penghubung


Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung. Kata
penghubung adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa,
antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di
tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (
setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru ), adapun kata penghubung
antarparagraf letaknya di awal paragraf.1[1]

2.2 Macam-macam kata penghubung dan fungsinya :


Macam-macam kata penghubung berdasarkan fungsinya:
1) Kata penghubung aditif (gabungan).
Kata penghubung koordinatif yang menghubungkan satuan
kebahasaan yang sejajar, atau sederajat. Contohnya kata: dan, lagi,
lagipula, serta.
2) Kata penhubung pertentangan.
Kata penghubung koordinatif antar kalimat yang sederajat, namun
mempertentangkan kedua bagian tersebut. Dengan kalimat kedua
menduduki posisi yang lebih penting daripada yang pertama.
Contohnya kata: tetapi, akan tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan,
padahal, dan namun.
3) Kata penghubung disjungtif (pilihan)
Kata penghubung koordinatif yang menggabungkan unsur sederajat
dengan salah satu dari dua hal atau lebih. Contoh kata: atau, atau
…atau.., maupun, baik…baik, dan entah…entah.
4) Kata penghubung temporal (waktu)
Kata penghubung yang menjelaskan hubungan waktu antara dua hal
dan peristiwa. Kata-kata konjungsi itu ada yang menghubungkan hal-
hal yang setara .Contoh kata: apabila, bila, bilamana, demi, hingga,
ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak,
semantara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala. Sementara
konjungsi yang menggambarkan hubungan yang bertingkat adalah
kata: sebelumnya dan sesudahnya.
5) Kata penghubung final (tujuan)
Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan
tujuan suatu acara atau tindakan. Contoh kata yang dipakai: supaya,
untuk, agar, dan guna.
6) Kata penhubung sebab (kausal)
Menjelaskan bahwwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab
tertentu, contoh kata yang digunakan: sebab, sebab itu, karena, dan
oleh karena itu.
7) Kata penghubung akibat (konsekutif)
Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi
atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga,
sampai, dan akibatnya.
8) Kata penghubung syarat (kondisional)Konjungsi syarat yang menjelaskan
suatu hal bisa terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi atau dijalankan. Contoh
kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.
9). Kata penghubung tak bersyarat
Kata penghubung yang menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi dengan
sendirinya, tanpa syarat-syarat yang harus dipenuhi. Contoh kata:walaupun,
meskipun, dan biarpun.
10) Kata penghubung perbandingan
Kata penghubung perbandingan yang berfungsi menghubungkan dua hal
dengan cara memperbandingkan dua hal tersebut. Contoh kata: sebagai,
sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, umpama, dan
daripada.
11) Kata penghubung korelatif
Kata penghubung yang menghubungkan dua buah kalimat yang memiliki
hubungan sedemikian rupa sehingga salah satu mempengaruhi atau
melengkapi yang lain. Contoh kata: semakin... ,…kian…, bertambah...,
tidak hanya…, tetapi juga…, sedemikian rupa…, sehingga …, baik…, dan
maupun….
12) Kata penghubung penegas (menguatkan atau mengintensifkan)
Konjungsi ini berfungsi sebagai menegaskan atau meringkas suatau hal
yang telah disebut sebelumnya. Contoh kata: apalagi, yakni, yaitu, umpama,
misalnya, ringkasnya, dan akhirnya.
13) Kata penghubung penetapan
Konjungsi ini berfungsi unuk menegaskan atau meringkas suatu bagian
kalimat yang telah disebut sebelumnya. Termasuk konjungsi hal-hal yang
berupa rincian. Contoh kata: bahkan, apalagi, yakni, yaitu, umpama,
misalnya, ringkasnya, dan akhirnya.
14) Kata penghubung pembenaran (konsesif)
Konjungsi penjelas yang berfungsi menggabungkan suatu kalimat dengan
bagian penjelasnnya. Contoh kata: bahwa.
15) Kata penghubung urutan
Konjungsi yang menyatakan urutan suatu hal. Contoh kata: mula-mula, lalu,
kemudian.
16) Kata penghubung pembatasan
Kata penghubung yang menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau
dalam batas-batas mana perbuatan dapat dilakukan. Contoh kata: kecuali,
selain, asal.
17) Kata penghubung penanda
Konjungsi ini menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Kata-kata yang
ada dalam konjungsi ini adalah misalnya, umpama, dan contoh. Konjungsi
lain yang termasuk dalam jenis ini adalah konjungsi pengutamaan. Contoh
kata: yang penting, yang pokok, paling utama, dan terutama.
18) Kata penghubung situasi
Konjungsi yang menggambarkan suatu perbuatan yang terjadi, atau
berlangsung dalam keadaan tertentu. Contoh kata: sedang, sedangkan,
padahal, dan sambil.2[7]

6
2.3 Penggunaan konjuksi antar klausa, antar kalimat dan paragraf
A. Kata Penghubung Antarkalimat
Kata penghubung antar kalimat (antar klausa) adalah kata yang menghubungkan
klausa induk dan klausa anak.
Dalam antar kalimat (antar klausa) juga ada 2 jenis kata penghubung atau
konjungsi, yaitu:
1) Konjungsi koordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan
dua klausa atau lebih yang memiliki status sederajat, diantaranya :
dan, atau, tetapi, sedangkan, melainkan, lalu, kemudian, melainkan,
padahal.

Contoh :
a. Paman memberi uang kepada Ani dan Ari.
b. Pandu anak yang pintar, tetapi kurang teliti dalam bekerja.
c. Kami datang ke rumah Riyan, lalu menanyakan keadaan Riyan pada ibunya.

2) Konjungsi subordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan


dua klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya.
Berikut adalah jenis-jenis konjungsi subordinatif:
Jenis Contoh

1. 1.Hubungan waktu Sesudah, setelah, sebelum sehabis, sejak, selesai,


ketika, tatkala, sementara, sambil, seraya, selagi,
selama, sehingga, sampai

2. Hubungan syarat Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala

3. 3.Hubungan Anadaikan, sekiranya, seandainya, seumpamanya


pengandaian

4. 4.Hubungan tujuan Agar, biar, supaya


5. 5.Hubungan konsesif Biarpun, meskipun, sekalipun walau(pun), sunguhpun,
kendatipun

6. 6.Hubungan pemiripan Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti,


sebagai, laksana

7.7. Hubungan Sebab, karena, oleh karena


penyebaban

8.8. Hubungan Sehingga, samapai(-sampai), maka(-nya)


pengakibatan

9. 9.Hubungan penjelasan Bahwa

1 10. Hubungan cara Dengan

Contoh :
a. Rendy bangun terlambat sehingga ia terlambat sampai sekolah.
b. Dia berdeklamasi seperti seorang penyair kendang.
c. Ayah pergi ke Kantor walaupun badannya kurang sehat.
Dalam bahasa Indonesia, ada sejumlah kata (di antaranya kata
penghubung intrakalimat) yang didahului tanda koma. Kata-kata itu didaftarkan
berikut ini.
..., padahal ... ..., sedangkan ......, seperti ......, tetapi ......, yaitu/yakni ...3[2]
Ada pula sejumlah kata dalam bahasa Indonesia yang tidak didahului
tanda koma, tetap dalam kenyataannya sering disangka didahului koma. Mengapa
demikian? Karena sebelum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
diberlakukan (1972), kata-kata itu selalu didahului koma. Akan tetapi, menurut

9
kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kata-kata itu [sekarang]
tidak perlu didahului koma. Kata-kata itu didaftarkan berikut ini.
... bahwa ...... karena ...... maka ...... sehingga ...

B. Kata Penghubung Antarkalimat


Ada sejumlah kata/frasa penghubung antar kalimat dalam bahasa Indonesia
yang diikuti tanda koma jika digunakan pada awal kalimat. Kata-kata dan frasa-
frasa tersebut didaftarkan berikut ini.
Agaknya, ...Akan tetapi, ...Akhirnya, ...Akibatnya, ...Artinya, ...Biarpun begitu,
...Biarpun demikian, ...Berkaitan dengan itu, ...Dalam hal ini, ...Dalam hubungan
ini, ...Dalam konteks ini, ...Dengan demikian, ...Dengan kata lain, ...Di samping
itu, ...Di satu pihak, ...Di pihak lain, ...Jadi, ...Jika demikian, ...Kalau begitu,
...Kalau tidak salah, ...Kecuali itu, ...Lagi pula, ...Meskipun begitu, ...Meskipun
demikian, ...Namun, ...Oleh karena itu, ...Oleh sebab itu, ...
Pada dasarnya, ...Pada hakikatnya, ...Pada prinsipnya, ...Sebagai kesimpulan,
...Sebaiknya, ...Sebaliknya, ...Sebelumnya, ...Sebenarnya, ...Sebetulnya,
...Sehubungan dengan itu, ...Selain itu, ...Selanjutnya, ...Sementara itu, ...Sesudah
itu, ...Setelah itu, ...Sesungguhnya, ...Sungguhpun begitu, ...Sungguhpun
demikian, ...Tambahan lagi, ...Tambahan pula, ...Untuk itu, ...Walaupun demikian,
...4[3]
Berikut adalah contoh konjungsi antarkalimat.5[4]
Contoh Makna
1) Biarpun demikian/begitu sekalipun Menyatakan kesediaan untuk
demikian/begitu walaupun demikian/begitu, melakukan sesuatu yang berbeda
meskipun demikian/begitu atau pun bertentangan dengan
yang dinyatakan pada kalimat
sebelumnya
2) Kemudian, sesudah itu, setelah itu, Menyatakan kelanjutan dari
selanjutnya peristiwa atau keadaan pada
kalimat sebelumnya
3) Tambahan pula, lagi pula, selain itu Menyatakan adanya hal, peristiwa,
atau keadaan lain di luar dari yang
telah dinyatakan sebelumnya.
4) Sebaliknya Mengacu ke kebalikan dari yang
dinyatakan sebelumnya
5) Sesungguhnya, bahwasanya Menyatakan keadaan yang
sebenarnya.
6) Malah(-an), bahkan Menguatkan keadaan yang
dinyatakan sebelumnya
7) (akan) tetapi, namun, kecuali itu Menyatakan keadaan pertentangan
dengan keadaan sebelumnya
8) dengan demikian Menyatakan konsekuensi

9) oleh karena itu, oleh sebab itu Menyatakan akibat

10) sebelum itu Menyatakan kejadian yang


mendahului hal yang dinyatakan
sebelumnya

C. Kata Penghubung Antarparagraf


Sebuah paragraf lazimnya disusun oleh kalimat-kalimat yang satu sama lain
berhubungan sehingga membentuk kesatuan yang bersifat kohesif dan
koheren.6[5] Kalimat-kalimat itu dipertalikan dengan berbagai piranti yang cukup
banyak (tidak kurang dari 15) jenisnya.7[6] Salah satu alat pemadu kalimat-
kalimat pembangun paragraf itu adalah penghubung antarkalimat atau lazim juga
disebut ungkapan penghubung. Dalam kaitannya dengan perangkaian dengan
penghubung antarkalimat, kata di mana yang merupakan penerjemahan langsung
dari bahasa Inggris where juga menampakkan pengaruhnya.
Kata penghubung yang menghubungkan paragraf sebelumnya dengan
paragraf berikutnya. Kata penghubung ini ditandai oleh kata (a) adapun,
mengenai serta (b) alkisah, konon.
Kelompok kata penghubung (a) sering digunakan di dalam bahasa Indonesia.
Kelompok kata (b) umumnya terdapat pada naskah karya sastra lama.
Berikut adalah contoh-contoh konjungsi yang lazim digunakan dalam hubungan
antarparagraf.
a. Konjungsi yang menyatakan tambahan pada sesuatu yang telah disebutkan
sebelumnya. Misalnya begitu pula, demikian juga, tambahan lagi, di
samping itu, kedua, dan akhirnya.
b. Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang telah
disebutkan sebelumnya. Misalnya: bagaimanapun juga, sebaliknya, dan
namun.
c. Konjungsi yang menyatakan perbandingan. Misalnya: sebagaimana dan
sama halnya.
d. Konjungsi yang menyatakan akibat atau hasil. Misalnya: oleh karena itu,
jadi, dan akibatnya.
e. Konjungsi yang menyatakan tujuan. Misalnya: untuk maksud itu, untuk
mencapai hal itu, dan untuk itulah.
f. Konjungsi yang menyatakan intensifikasi. Misalnya: ringkasnya, secara
singkat, dan pada intinya.
g. Konjungsi yang menyatakan waktu. Misalnya: sementara itu, dan
kemudian.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kata penghubung ialah kata atau kata-kata yang berfungi menghubungkan
satuan gramatik yang satu dengan yang lain untuk membentuk satuan gramatik
yang lebih besar. Satuan yang dihubungkan itu mungkin kalimat, klausa, frase,
atau kata. Ditinjau dan pertaliannya, kata penghubung dapat dibedakan menjadi
tujuh belas pertalian, yaitu: (1) pertalian penjumlahan, (2) pertalian perturutan, (3)
pertalian pemilihan, (4) pertalian perlawanan, (5) pertalian lebih, (6) pertalian
waktu, (7) pertalian perbandingan, (8) pertalian sebab, (9) pertalian akibat, (10)
pertalian syarat, (11) pertalian pengandaian, (12) pertalian harapan, (13) pertalian
penerang, (14) pertalian isi, (15) pertalian cara, (16) pertalian pengecualian, dan
(17) pertalian kegunaan.
Kata penghubung adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan antar
klausa, antar kalimat dan antar paragraf sehingga dapat membentuk suatu cerita.
kata penghubung dapat disebut juga "kata sambung" atau "konjungsi".

3.2 Kritik dan Saran


Makalah mengenai kata penghubung ini diharapkan mampu menggerakkan
hati para pembaca untuk mempelajari dan menguasai serta menerapkan
penggunaan kata penghubung yang baik dan benar dalam melakukan rangkaian
aktifitasnya. Pembuatan makalah ini meskipun telah selesai ,namun masih
memiliki kekurangan yang mungkin belum diperhatikan secara teliti. Oleh karena
itu ,masukkan –masukkan yang diberikan kiranya dapat melengkapi tugas
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Pamusuk Este, Buku Pintar Penyusunan Naskah, Jakarta:PT Gramedia Pustakan


Utama, 2005, hlm. 40

Ramlan, M., Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Andi, 1993, hlm. 25

Verschueren, J., Understanding Pragmatics. London: Arnold, 1999, hlm.

http://www.scribd.com/doc/14896521/KATA-PENGHUBUNG

Anda mungkin juga menyukai