Anda di halaman 1dari 11

KALIMAT MAJEMUK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sintaksis


yang diampu oleh
Disusun oleh :
1. Februardi Maulana Putra
2. Avia Anggriani
3. Safira Dwi Rezeki
4. Dwi Okti Riana

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Sintaksis dengan
judul “ Kalimat Majemuk ”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Sintaksis kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Purwokerto, 07 September 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Rumusan Masalah

1. Apa Itu Kalimat Majemuk?


2. Apa Saja Jenis Kalimat Majemuk?

Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian Kalimat Majemuk


2. Mengetahui Jenis-Jenis Kalimat Majemuk

BAB II
PEMBAHASAN

KALIMAT MAJEMUK

Kalimat majemk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih (Valin, 2005,
menyebtnya dengan istilah juncture). Antara klausa yang satu dengan kalusa yang lain saling
berhubungan. Valin menyebut hubungan ini dengan istilah nexus.

Umumnya, ahli bahasa membagi hubungan antar klausa ke dalam dua jenis :
koordinasi dan subordinasi. Valin (1997:448-454) menambahkan satu hubungan antar
klausa, yaitu hubungan kosubordinasi (cosubordination). Dengan demikian, hubungan
antarklausa (nexus) dalam kelimat majemuk dipetakan menjadi: (1) koordinasi, (2)
subordinasi, (3) kosubordinasi.

A. Hubungan Koordinasi (Majemuk Setara)

Hubungan koordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih yang masing-masing


mempunyai kedudukan setara dalam struktur kalimat. Artinya, semua klausa tersebut
merupakan klausa inti, tidak membentuk hierarki karena klausa yang satu bukanlah bagian
dari klasa yang lain. Karena itu, hubungan klausa yang terbentuk secara koordinatif disebut
majemuk setara.

Contoh :

Candi Gedong Songo memiliki Sembilan kelompok candi, tetapi sebagian kelompok candi
sudah hilang.

Kalimat di atas terdiri atas dua klausa: (a) Candi Gedong Songo memiliki sembilan
kelompk candi; (b) sebagian kelompok candi itu sudah hilang

Klausa pertama dan klasa kedua tersebut digabungkan secara koordinasi sehinga
terbentuklah kalimat majemuk setara (1). Oleh karena klausa-klausa dalam kalimat majemuk
yang disusun dengan cara koordinasi mempunyai kedudukan setara maka kedua klausa
tersebut merupakan klaua utama. Klausa yang satu bukan merupakan bagian dari klaua yang
lain. Perhatikan bagan berikut ini.
Selain tetapi, ada beberapa konjungsi lain yang digunakan dalam majemuk setara,
yaitu: dan, atau, lalu, kemudian, lagipula, hanya, padahal, sdangkan, baik…maupun, tidak…
tetapi, bukan(nya)…melainakan….

Contohnya :

1. Aku segera meloncat dari kasur dan menuju kamar mandi


2. Parkiran yang didepan kampus biasanya diisi oleh kendaraan beroda empat atau mobil
dosen.
3. Ada mahasiswa mengambil buku lalu membaca terkadang tidak disimpan kembali
ditempat semula.
4. Ia masih bisa memarkir kendaraan dengan rapi, sedangkan parkiran di Fakultas
Tarbiyah bagian belakang terkadang tidak rapi.

Penggunaan kalimat konjungsi dan pada kalimat (1) dilakukan untuk menyatakan
penggunaan dua peristiwa yang berurutan. Kalimat (2) sampai (4) merupakan kalimat
majemuk setara karena menggunakan konjungsi koordinatif atau, lalu, sedangkan.
Kalimat (2) menggunakan konjungsi atau. Penggunaan konjungsi atau dilakukan untuk
menghubungkan dua klausa yang bermakna pilihan. Kalimat (3) menggunakan konjungsi
lalu untuk menyatakan urutan. Kalimat (4) menggunakan koordinatif sedangkan yang
menyatakan makna pertentangan. Dalam penulisannya digunakan tanda (,) sebelum
konjungsi sedangkan.

B. Hubungan Subordinasi (Majemuk Bertngkat)

Hubungan Subordinasi menunjukkan hubungan yang hierarkis, yakni menggabungkan


sua klausa atau lebih secara bertingkat, ada yang berfungsi sebagai klausa utama da nada
yang berfungsi sebagai klausa bawahan. Karena itu, hubungan yang demikian disebut
pula dengan Majemuk Bertingkat. Penggunaan kata penghubung yang bersifat
subordinatif menyebabkan klausa yang satu menjadi bagian dari klausa yang lain.
Biasanya, klausa utama disebut dengan klaua bebas, sedangkan klausa bawahan disebut
klausa terikat.

Contoh:

Candi Gedong Songo merupakan mutiara kehidupan karena menjadi sumber nafkah bagi
Kalimat di atas terdiri dari dua klausa, yaitu (a) Candi Gedong Songo merupakan
mutiara kehidupan, dan (b) (Candi Gedong Songo) menjadi sumber nafkah bagi
masyarakat sekitarnya. Kedua klausa itu dihubungkan oleh konjungsi karena klausa (a)
merupakan klausa utama, sedangkan klausa (b) merupakan klausa bawahan. Sistem
hierarki dalam kalimat majemuk ini, digamarkan sebagai berikut.

Ada empat jenis klausa bawahan dalam majemk bertingka. Keempat klausa tersebut
adala (1) Klausa nominal (pelengkap argument), (2) Klausa adverbial, (3) klausa
relative, dan (4) klausa perbandingan.

1. Klausa Nominal adalah klausa bawahan yang biasa menduduki kata tanya apa(kah),
bagaimana dan sebagainya. Perhatikan contoh berikut ini!
a. Mendiknas mengatakan bahwa pelaksanaan UN harus berlansung dengan tertib.
b. Pemerinntah hendaknya tahu bagaimana menyelesaikan masalah kecurangan
dalam UN.
2. Klausa Adverbial adalah klausa yang mendudui fungsi keterangan. Komjungsi yang
digunakan dalam klausa keterangan sebagai berikut.
a. Konjungsi waktu: setelah, sesudah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika,
tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai
b. Konjungsi syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala
c. Konjungsi pengandaian: andaikan, seandainya, andaikata, sekiranya
d. Konjungsi tujuan: agar, supaya
e. Konjungsi Konsesif: biar(pun), meski(pun), sungguh(pun), sekalipun,
walau(pun), kendati(pun)
f. Konjungsi pembandingan atau kemiripan: seakan-akan, seolah-olah,
sebagaimana, seperti, sebagai, bagaikan, laksana, daripada, alih-alih, ibarat
g. Konjungsi sebab atau alasan: sebab, karena, oleh karena
h. Konjungsi hasil atau akibat: sehingga, sampai(-sampai)
i. Konjungsi cara: dengan, tanpa
j. Konjungi alat: dengan, tanpa

Berikut ini adalah contoh majemuk bertingkat berstruktur klausa adverbial.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulawesi Utara memberi peringatan


agar warga mewaspadai awan panas dan gas beracun.
Bagannya sebagai berikut.

3. Klausa Relatif adalah klausa yang dibentuk dengan menggunakan yang untuk
memperluas salah satu fungsi sintaksis S, P, O, Pel, dan K. Perhatikan contoh berikut
ini!
a. Mobil yang sangat terawat itu mogok di jalan raya.
S P K

b. Tanda itu rambu lalu lintas yang harus dipatuhi.


S P
c. Anda harus minum obat yang tidak berefek buruk pada kesehatan
S P O
d. Anda adalah orang yang senang berkendara pada malam hari
S P Pel
e. Anda harus beristirahat di area peristirahatan (rest area) yang tersedia di
sepanjang
S P K
Perjalanan.

Pada kalimat (a), fungsi yang diperluas adalah (s) mobil itu dengan klausa relative yang
sangat terawatt. Pada kalimat (b), fungsi yang diperluas adalah (P) rambu lalu lintas dengan
klausa relative yang harus dipatuhi. Pada kalimat (C), fungsi yang diperluas adalah (O) obat
dengan klausa relatif yang tidak berefek buruk pada kesehatan. Pada kalimat (d), fungsi yang
diperluas adalah (pelengkap) orang dengan klasa relative yang senang berkendara pada
malam hari. Pada kalimat (e), fungsi yang diperluas adalah (K) di area peristirahatan dengan
klausa relative yang tersedia di sepanjang perjalanan.

Kalimat yang mengandung klausa relative (a) dapat dgambarkan sebagai berikut.

Dalam hubungan seperti ini, klausa relative mewatasi makna dari nomina yang
diterangkannya. Artinya, klausa relative tersebut berfungsi sebagai atributif.

Terdapat dua macam hubungan atributif yaitu atributif restriktif. Dan atributif takrestriktif
(Arifin, 2009:49-50). Hubungan atributif restriktif mewatasi makna nomina yang
diterangkannya. Akibatnya, keterangan pewatas itu menjadi bagian integral dari nomina yang
diterangkannya itu. Contoh:

f. Anaknya yang tinggal di Jakarta telah meninggal

Kalimat di atas menyiratkan makna bahwa anaknya tidak hanya satu orang, mungkin dua atau
lebih. Ada yang tinggal di Jakarta dan beberapa tinggal di luar Jakarta. Hal ini berarti,
pembicara memiliki beberapa anak, tetapi yang meninggal adalah anak yang di Jakara, bukan
yang lain.

Berbeda dengan klausa atributif restriktif, atributif takrestriktif hanyalah memberikan


tambahan informasi pada nomina yang diterangkannya. Jadi, klausa relative itu bukanlah
keterangan pewatas bagi nomina yang diterangkannya itu. Di dalam bahasa tulis, kalimat
dengan klausa relatf takrestriktif diapit oleh tanda koma, seperti contoh berikut.

g. Anaknya yang tinggal di Jakarta, telah meninggal

Kalimat di atas menyiratkan makna bahwa pembicara hanya memiliki satu anak. Anak itu
tinggal di Jakarta. Klausa yang tinggal di Jakara hanya sekedar memberi keterangan
tambahan empat ana itu tinggal. Adanya tanda koma berimplikasi pada perbedaan makna.
Makna kalimat ini tentu berbeda dengan makna kalimat (f).

4. Klausa perbandingan adalah klausa yang membandingkan dua proposisi, satu


dinyakan pada klausa utama dan satunya lagi pada klausa bawahan. Biasanya bentuk
majemuk perbandingan ini menggunakan konjungsi lebih/kurang…dari(pada),
sama….dengan. perhatikan contoh berikut ini.
a. Presiden Soeharto menjabat lebih lama dari pada presiden Megawati.
b. Mengemudi antarkota tak sama halnya dengan mengemudi di dalam kota.

Kalimat majemuk bertingkat dengan klausa bawahan berupa perbandingan (a) dapat
digambarkan sebagai berikut.
C. Hubungan Kosubordinasi

Dalam hubungan koordinasi, Masing – masing klausa dapat berdiri sendiri terlepas dari
rantaian kalimat majemuk. Dalam hubungan subordinasi, terdapat klausa yang tidak
dapatberdiri sendiri, keberadaanya tergantung pada klausa utama, sehingga tak dapat
dilepaskan dari rantaian kalimat majemuk. Adapun hubungan kosubordinasi adalah hubungan
yang menyerupai koordinasi, tetapi masing- masing klausanya tidak dapat berdiri sendiri
sebagai suatu klausa bebas karena klausa yang satu terkait pada klausa yang lain.

Perhatikan contoh berikut ini!

1. Sam duduk memainkan gitar.


2. Harry keluar membeli beberapa minuman.

Kalimat (1) terdiri dari dua klausa, yaitu Sam duduk dan (Sam) memainkan gitar. Kedua
klausa ini terhubug secara kosubordinasi, artinya klausa pertama Sam duduk seakan –
akan sejajar dengan klausa kedua memainkan gitar, tetapi klausa kedua tak bisa
dilepaskan dari klausa pertama (tak dapat berdiri sendiri) karena secara stuktur, klausa
kedua memainkan gitar merupakan bagian dari klausa pertama Sam duduk. Keduanya pun
tidak dihubungkan oleh konjungsi.

Hal ini juga terjadi pada kalimat (2). Kalimat (2) terdiri dari dua Klausa, yaitu Harry
keluar dan (Harry) membeli beberapa minuman. Keduanya pun terhubung secara
kosubordinasi tanpa konjungsi. Klausa pertama Hrry keluar tampak sejajar dengan klausa
kedua membeli beberapa minuman, tetapi keduanya bersifa hierarkis karena klausa kedua
merupakan bagian dari klausa pertama.

Ada 4 jenis kalimat majemuk rapatan :

1. Kalimat majemuk rapatan sama subjek

Contoh: Adik sakit keras sehingga harus dibawa ke rumah sakit.

2. Kalimat majemuk rapatan sama predikat

Contoh: Amir belajar Ilmu Pasti sedang adiknya Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Kalimat majemuk rapatan sama objek

Contoh: Ibu memberi pengemis uang dan sedang ayah memberi pakaian.

4. Kalimat majemuk rapatan sama keterangan


Contoh: Kemarin ayah pergi ke Surabaya, sedang ibu pergi ke

D. Majemuk kompleks

Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa, ada yang
berhubungan secara (koordinatif), bertingkat (subordinatif), atau kosubordinatif.
Beberapa ahli menyebut bentuk ini sebagai majemuk campuran karena dalam satu
kalimat terdapat berbagai bentuk majemuk.

Contoh :

Untuk perjalanan jauh ke luar kota, hal pertama yang harus diperhatikan adalah kondisi
fisik dan hal kedua adalah kondisi keuangan.

Kalimat diatas merupakan kalimat majemuk kompleks karena tersusun atas klausa
bertingkat dan klausa setara. Kalimat tersebut digambarkan sebagai berikut.
BAB III
Penutup
Kesimpulan

Kalimat mejemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Antara klausa yang
satu dengan kalusa yang lain saling berhubungan. Kalimat majemuk dibedakan menjadi
empat. Yaitu : majemuk setara (koordinasi), majemuk bertingkat (Subordinasi), majemuk
rapatan (kosubordinasi), dan yang terakhir adalah majemuk kompleks (campuran).

Daftar Pustaka

1. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Sintaksis. Bandung : Angkasa

Anda mungkin juga menyukai