Anda di halaman 1dari 17

Makalah Bahasa Indonesia

Membahas tentang PARAGRAF


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen pengampu: Rian Anjarsari

Yang disusun oleh Kelompok 4


1. Aridho (2201010013)
2. Anjas Afian Wijaya (2201012002)
3. Amanda Dwi Saputri (2201010009)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI METRO


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Tahun 2022
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia, dengan
udul; “Membahas Tentang Paragraf”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa saran dan keritik sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarnakan terbatasanya pengalaman dan pengetahuan yang kmi miliki oleh karna itu
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Metro 7 september 2022

Kelompok 4
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian paragra
B. Syarat syarat paragraf
C. Jenis – Jenis paragraf
D. Fungsi paragraf
E. Syarat paragraf yang baik dan benar
F. Struktur paragraf
G. Tujuan pembentukan paragraf
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
Daftar pustaka
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam menghimpun beberapa kalimat menadi
paragraf yng perlu di perhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan suatu gagasan (gagasan tunggal).

Yang di maksud kepaduan paragraf adalah seluruh kalimat di padukan menadi satu
paragraf. Sebagian besar kita tidak mengerti paragraf dan kalimat. Paragraf itu terdiri
dari beberapa kalimat puntuk menjadi paragraf. Paragraf merupakan tulisan kecil
sebuah karangan yg membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh
penulis dalam sebuah karangan.
Paragraf ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal
sampah. Oleh sebab itu, paragraf itu mempunyai topik "masalah sampah karena
pokok permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah sampah.
Dalam tulisan-tulisan lain mungkin kita menjumpai topik paragraf, seperti
A.peranan bahasa dalam kehidupan;
B.penyebab kebakaran hutan;
C.perombakan kabinet;
D.Tragedi Semanggi
E.kehidupan di ruang angkasa.

B. Rumusan Masalah

Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak di bahas dalam


makalah ini. Ada pula permasalahan yang hendak di bahas dalam karya tulis ini antara
lain :
 Apa pengertian paragraf ?
 Apa saja syarat – syarat paragraf ?
 Apa saja jenis – jenis paragraf ?
 Apa fungsi paragraf ?
 Apa syarat paragraf yang baik dan benar ?
 Apa saja struktur dari paragraf ?
 Apa tujuan pembentukan paragraf ?

C. Tujuan Masalah

Bersumber pada rumusan permasalahan yang di susun olah penulis di atas hingga
tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan bagian berikut :

Tujuan utama dari pembuatan paragraf adalah untuk memudahkan membaca dalam
memahami gagasan – gagasan utama yang berbeda, tetapi berkaitan dengan satu
sama lain di dalam karangan. Tiap paragraf hanya dapat berisikan suatu gagasan
utama sehingga gagasan utama lainnya dapat di ketahui pada paragraf lain.

BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Paragraf

Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karia ilmiah yang
mana cara penulisannya harus di mulai dengan baris baru. Paragraf juga dikenal
dengan nama alinea. Sebuah paragraf terdiri atas beberapa kalimat atau lebih dari satu
kalimat.
Paragraf atau alinea merupakan sebagian dari sebuah karangan, di dalamnya
merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan suatu ide atau gagasan. Kalimat-
kalimat dalam paragraf merupakan suatu kalimat yang kohesif dan koherensif

Paragraf atau alinea tidak lain dari satu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih
luas daripada kalimat. Alinea merupakan kumpulan kalimat-kalimat yang bertalian
satu sama lain, satu rangkaian yang membentuk sebuah isi pikiran. Alinea hanya boleh
mengandung satu gagasan pokok (Nafiah, 1981:41-42).
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa 1) ungkapan
penghubung transisi, 2) kata ganti, atau 3) kata kunci (pengulangan kata yang
dipentingkan). Ungkapan pengait antarkalimat dapat berupa ungkapan
penghubung/transisi.

1. Beberapa Kata Transisi

a. Hubungan tambahan
lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya,
demikian pula, begitu juga, lagi pula.

b. Hubungan pertentangan
akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya,
meskipun begitu, lain halnya.

c. Hubungan perbandingan
sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.

d. Hubungan akibat
oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh sebab itu.

e. Hubungan tujuan
untuk itu, untuk maksud itu

f. Hubungan singkatan
singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai
simpulan.

g. Hubungan waktu
sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.

h. Hubungan tempat
berdekatan dengan itu.

2. Kata Ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang
maupun kata ganti yang lain.

a) Kata Ganti Orang


Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam suatu paragraf, kita banyak
menggunakan kata ganti orang. Pemakaian kata ganti ini berguna untuk
menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti yang dimaksud
adalah saya, aku, ku, kita, kami (kata ganti orang pertama) engkau, kau, kamu,
mu, kamu sekalian (kata ganti orang kedua), dia, ia beliau, mereka, dan nya
(kata ganti orang ketiga). Hal ini dapat kita lihat pada contoh berikut ini.
Rizal, Rustam, dan Cahyo adalah teman sekolah sejak SMA hingga
perguruan tinggi. Kini mereka sudah menyandang gelar dokter dari
sebuah universitas negeri di Jakarta. Mereka merencanakan mendirikan
suatu poliklinik lengkap dengan: apoteknya. Mereka menghubungi saya
dan mengajak bekerja sama, yaitu saya diminta menyediakan tempat yang
letaknya strategis

Kata mereka dipakai sebagai pengganti kata Rizal, Rustam, dan Cahyo agar
nama orang tidak disebutkan berkali-kali dalam satu paragra Penyebutan nama
orang yang berkali-kali dalam satu paragraf akan menimbulkan kebosanan
serta menghilangkan keutuhan paragraf.
3. Kata Ganti yang Lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan kepaduan paragraf ialah itu,
ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini dan sebagainya.
Perhatikan contoh berikut.
Itu asrama mereka. Mereka tinggal di situ sejak kuliah tingkat satu sampai
dengan meraih gelar sarjana. Orang tua mereka juga sering berkunjung ke situ.

4. Kata Kunci
Di samping itu, ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan kata-kata kunci,
seperti kata sampah pada contoh paragraf yang pertama. Pengulangan kata-kata
kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu sering).1

B. Syarat – syarat Paragraf

Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf (kohesif)
dan kepaduan paragraf (koherensif).

1. Kesatuan Paragraf (kohesif)


Dalam sebuah paragraf hanya ada satu pokok pikiran. Oleh karena itu, kalimat
yang terbentuk paragraf perlu disusun secara sistematis agar kalimat-kalimat
tersebut mendukung ide pokok. Kalau ada kalimat yang tidak mendukung ide
pokok disebut kalimat sumbang Contoh paragraf kohesif
Selama ini, DPRD hanya memiliki kewenangan membahas dan mengawasi
sampai tingkat sektor/bidang nonprogram dalam bidang pembangunan. Padahal,
sebagian kebocoran keuangan negara dan pemerintah daerah berada pada
tingkat projek. Seiring dengan semangat reformasi pembahasan dan pengawasan
1
Bahasa Indonesia akademik, mata kuliah pengembangan kepribadian. http://repository.unas.ac.id/393/1/Buku
%20Bahasa%20Indonesia-compressed.pdf
Zainal arifin wahyu wibowo somadi sosrohadi. Pt pustaka mandiei
DPRD di bidang keuangan, khususnya dana pembangunan harus sampai paila
tingkatan proyek Oleh karena itu, tidak kemungkinan terjadinya pembiasan
antara konsep dalam program dengan isi dalam proyek Fokus utama
pembanguan hendaknya betul-betul berdasarkan pada kebutuhan masyarakat
luas, bukan sekedar kebutuhan birokra atau pun kesepakatan antarelit politik

Paragraf di atas menunjukkan adanya kesatuan yang mendukung keutuhan


paragraf menjadi satu bahasan tentang kewenangan DPRD terdap pengawasan
pemerintah daerah.

2. Kepaduan Paragraf (Koherensif)


Kepaduan kalimat dalam sebuah paragraf akan terlihat dari susunannya yang
logis dan sistematis. Hal ini ditandai dengan adanya kata pengait antarkalimat
yang mendukung ide pokok. Kata pengait itu dapat berupa ungkapan penghubung
atau transisi. Dengan adanya ungkapan penghubung tersebut di dalam paragraf
menimbulkan beberapa hubungan antar kalimat. Selain itu, dalam paragraf dapat
digunakan kata transisi dan kata ganti.

a. Kata transif

1 Hubungan tambahan Selanjutnya, lebih lagi, tambahan pula, di


samping itu, lalu, berikutnya,demikian
pula,begitu juga, dan lagi pula.
2 Hubungan pertentangan Akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun
demikian, sebaiknya, meskipun begitu, dan
lain halnya.
3 Hubungan pertentangan Sama dengan itu, dalam hal demikian,
sehubungan dengan itu, ibarat, bagaikan,
seperti, dan sama.
4 Hubungan akibat Oleh sebab itu, jadu akibatnya, oleh karna itu,
dan maka.
5 Hubungan tujuan Untuk itu dan maksud itu.
6 Hubungan Singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada
umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan,
ringkasnya, dan garis besarnya.
7 Hubungan waku Sementara itu, segwra setelah itu, beberapa
saat kemudiab, dahulu, kini, dan setelah.

Perhatikan contoh paragraf berikut.

Konsep dasar yang digunakan dalam menyelenggarakan pemerintahan di


Indonesia adalah kedaulatan rakyat, bukan kedaulatan Tuhan maupun
kedaulatan raja. Oleh karena itu, keputusan penting dan mendasar yang
menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara harus diputuskan oleh
rakyat, baik melalui perwakilannya atau pun secara langsung.

Kata pengait antarkalimat pada paragraf di atas adalah oleh karena itu.
Dengan demikian, paragraf yang koherensif didukung oleh kata transisi
yang logis dan sistematis.

b. Kata ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat pula berupa kata ganti, baik kata ganti
orang maupun kata ganti yang lainnya. Perhatikan contoh berikut.

Nilai ujian akhir Ahmad semester ini rata-rata baik. Dia pantas mendapat
nilai besar karena rajin mengikuti setiap perkuliahan, la tidak lupa
memahami sampai tiga buku tambahan untuk melengkapi setiap mata
kuliah.

Kata dia, ia dipakai untuk mengganti nama Ahmad agar tidak disebutkan
berulangkali nama Ahmad dalam satu paragraf. Perhatikan pula paragraf
berikut.
Seorang dari anak muda itu, ialah anak laki-laki yang umurnya 18 tahun.
Pakaiannya baju jas tutup putih dan celana pendek hitam, yang berkancing
di ujungnya. Sepatunya sepatu hitam tinggi yang disambung ke atas
dengan kaos hitam pula dan dikaitkan dengan ikatan kaos getok pada
betisnya

Bentuk-nya dalam paragraf di atas merupakan bentuk singkat orang ketiga


dari seorang laki-laki. Selain itu bentuk nya sebagai pengganti nama benda,
yaitu ujungnya dari ujung bajunya.2

C. Jenis - Jenis Paragraf


Sunarti (2002 : 264) menyatakan bahwa paragraf dibedakan berdasarkan letak kalimat
utamanya dan berdasarkan pola umum pengembangannya.

1.Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya


Berdasarkan letak kalimat utamanya (gagasan utamanya), paragraf dibagi menjadi :
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf.
Gagasan utama, atau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama.
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf
atau pada kalimat penutup paragraf itu.
c. Paragraf Campuran ( Deduktif-Induktif)
Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya terdapat pada kalimat
pertama dan dipertegas kembalipada kalimat terakhir.

2.Berdasarkan Pola Umum Pengembangannya


Berdasarkan pola umum pengembangannya, paragraf terbagi menjadi paragraf naratif,
deskriptif, ekspositif, argumentative, dan persuasif.

2
Mata kuliah umum pengembangan karakter bahasa indonesia http://digilib.uinsgd.ac.id/27888/1/Buku
%20Bahasa%20Indonesia.pdf
Dr Cecep Wahyu Hoerudin, M.Pd Tim Dosen MKU pengembangan karakter Bahasa Indonesia UIN Sunan
Gunung Djati Bandung
a. Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang
berdasarkan kurun waktu (kronologis). Salah satu ciri khas karangan narasi adalah
adanya organisasi detail-detail ke dalam urutan ruang-waktu (time space sequences)
yang menyarankan adanya bagian awal, tengah, dan akhir cerita. Organisasi demikian
menyarankan adanya pergantian detail-detail atau pengembangan dalam narasi
(Suparno & Yunus, 2006:4.47).
Achmadi (1988:113), mengklasifikasikan bahwa tujuan utama wacana narasi adalah
untuk menguraikan suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang saling
berhubungan sedemikianrupa sehingga maknanya muncul atau berkembang di
dalamnya.
b. Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah jenis paragraf yang menggambarkan suatu hal, baik itu
benda, peristiwa, keadaan ataupun manusia. Dengan paragraf ini, pembaca dapat
seolah-seolah menyaksikan atau merasakan hal yang diceritakan itu.
c. Paragraf Ekspositif
Paragraf ekspositif adalah paragraf yang memaparkan, atau menerangkan suatu hal
atauobjek dengan sejelas-jelasnya. Paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik,
serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya untuk memperjelas masalah yang
dikemukakan.
d. Paragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah paragraf yang me-
ngemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti
yang kuat, serta meyakinkan. Alasan-alasan,
bukti-bukti, dan sejenisnya digunakan penulis
untuk memengaruhi pembaca agar mereka
menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan dari
penulis.
e. Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang bertujuan memengaruhi emosionalitas
pembaca. Paragraf ini juga membutuhkan data, dan contoh-contoh untuk
memengaruhi pembaca. Ciri utama paragraf ini adalah adanya kalimat
ajakan di dalam strukturnya. Lain halnya dengan pendapat tersebut, Arifin
(2008:131) membagi paragraf menurut teknik pemaparannya menjadi empat
macam,yaitu deskriptif, ekspositori, argumentatif dan naratif. Sementara itu,
deskriptif, naratif, argumentatif dan ekspositori oleh Zainurrahman (2011:37-
76) digolongkan sebagai jenis paragraf berdasarkan gendre.
3

D. Fungsi Paragraf
Paragraf yangberupa himpunan kalimat saling terkait dalam
mengemukakan mengemukakan gagasan utama berfungsi penting bagi penulis
paragraph dan bagi pembaca paragraph dalam teks. Perhatikanlah fungsi-fungsi
paragraph tersebut.
Fungsi Paragraph bagi Penulis
(1) Paragraf memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan
satu tema dari tema yang lain dalam teks.
(2) Paragraf merupakan wadah untuk mengungkapkan sebuah idea tau pokok
pikiran secara tertulis.
(3) Paragraf harus memisahkan setiap unit pikiran yang berupa ide, sehingga
tidak terjadi percampuran di antara unit pikiran penulis.
(4) Penulis tidak cepat lelah dalammenyelesaikan sebuah karangan dan
termotivasi masuk ke dalam paragraf berikutnya.
(5) Paragraf dapat dimanfaatkan sebagai pembatas antara bab karangan
dalam satu kesatuan yang koherensi: bab pendahuluan, bab isi, dan bab kesimpulan.

Fungsi Paragraf bagi Pembaca


(1) Dengan memisahkan atau menegaskan perhentian secara wajar danformal,
pembaca dengan jelas memahami gagasan utama paragraph penulis.
(2) Pembaca dengan mudah “menikmati” karangan secara utuh, sehingga
memperoleh informasi penting dan kesanyang kondusif.
(3) Pembaca sangat tertarik dan bersemangat membaca paragraph perparagraf karena
tidak membosankan atau tidak melelahkan.
3
BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI: Terampil Berbahasa Melalui Pembelajaran
Berbasis Teks. http://repository.iainpare.ac.id/2027/1/Bahassa%20Indonesia%20untuk%20Perguruan
%20Tinggi.pdf
Suhartina @ Hak Cipta Penerbitan Pada Penerbit Aksara Timur
All right reserved
ISBN: 978-602-5802-13-3
(4) Pembaca dapat belajar bagimmana cara menarik untuk menyampaikan
sebuah gagasan dalam paragraf tulis.
(5) Pembaca merasa tertarik dan termotivasi cara menjelaskan paragraph
tidak hanaya dengan kata-kata, tetapi dapat juga dengan gambar,bagan,diagram,
grafik,dan kurva.

E. Syaratan Paragraf yang Baik dan Benar


Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi persyaratan berikut.
(1) Kesatuan yang kompak,yaitu semua kalimat harus mengemukakan satu
tema yang jelas.
(2)Koherensi yang padu, yaitu antarkalimat dalamparagraf saling terkait
dalamparagraf.
Mengaitkan antarkalimat dalam paragraph dapat dilakukan dengan cara
berikut.
(a) Pengulangan kata kunci (repetisi) yang terdapat dalamsetiapkalimat.
(b) Penggunaan kata penghubung (konjungsi) setiap awalkalimat dengan
tepat dan benar.
(c) Penggunaan kata ganti orang atau kata ganti penunjuk sebagaipengganti gagasan
utama dengan kata-kata seprti: dia, mereka,nya, itu, tersebut, ini.
(3) Penggunaan metode pengembangan paragraph sebagai penjels gagasan utama
paragraph. Metode yang digunakan dari metodeproses sampai dengan metode
definisi.
(4) Setiap paragraph harus mempunyai satu gagasan utama yang ditulis dalam kalimat
topic. Posisi kalimat topic dalam paragraph ditempatkan pada
(a) Kalimat topic pada awal paragraf (deduktif),
(b) Kalimat topic pada akhir paragraf (induktif,
(c) Kalimat topic pada awal dan akhir paragraph (deduktif—induktif)
(d) Kalimat topic pada temgah paragraph (ineratif)
(e) Kalimat topic pada semua kalimat dalamparagraf (deskriptif).
Kalimat topic dalam paragraph ditulis dalam klalimat tunggalatau kalimat
majemuk bertingkat karena kedua kalimat itu hanya menyampaikan satu
gagasan utama.
(5)Penulis paragraph tetap memmerhatikan kaidah satuan bahasayang lain,
seperti ejaan, tanda baca, kalimat, diksi, dan bentukan kata.
(6) Dalamm penulisan karangan ilmiah,penulisan paragraph harus
diperhatikan hal-hal teknis penulisan seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak
grafik, kurva,gambar.
(7) Penulis pun memperhatikan jenis-jenis paragraph pada posisi bagian
karanagan pendahuluan, isi,dan bagian kesimpulan.
(8) Penulisan paragraph yang menjorok ke dalam, sejajar, atau menekuk.
(9) Penulis juga memperhatikan jumlah kata atau jumlah kalimat dalam
sebuah paragraf, yaitu jumlah kosakata paragraph antara 30—100 kata dan jumlah
kalimat minimal tiga kalmia.
(10) Jika uraianparagraf melebihi 100kata sebaiknya dibuat menjadi dua
paragraph.4

F. Struktur Paragraf
Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun paragraf pada dasarnya terdiri atas
dua macam, yaitu (1) kalimat topik atau kalimat pokok dan (2) kalimat penjelas atau
pendukung. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama
paragraf, sedangkan kalimat penjelas atau pendukung adalah kalimat yang berfungsi
menjelaskan atau mendukung ide utama paragraf. Ciri kalimat topik dan kalimat
penjelas adalah sebagai berikut.
Ciri kalimat topik:
(1)mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut,
(2) merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri,
(3) memunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain,
(4) dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frase transisi.
Ciri kalimat penjelas :
(1) sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti),
(2) arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain
dalam satu paragraf,

4
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304799/pendidikan/Buku-
Modul-Kuliah-Bahasa-Indonesia1.pdf Djoko Santoso. Jakarta 10 Januari 2013
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
(3) pembentukannya sering memerlukan pembentukan kata sambung dan frase
transisi,
(4) isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat
mendukung kalimat topik.

G. Tujuan Pembentukan Paragraf


Apabila kita pernah membaca sebuah tulisan yang tidak tersusun atas kesatuan
paragraf, kita akan sulit memahami isinya. Kita dituntut untuk memeriksa lebih
cermat pikiran penulis dari awal sampai akhir secara menyeluruh tanpa petunjuk yang
jelas. Hal ini tidak akan terjadi pada tulisan yang tersusun atas serangkaian paragraf
yang baik. Setelah kita membaca sebuah paragraf, kita dapat berhenti sebentar dan
berkonsentrasi terhadap pikiran utama yang terkandung dalam paragraf tersebut
sebelum melangkah pada paragraf berikutnya.
Ada dua tujuan utama pembentukan paragraf. Pertama, pembentukan paragraf
bertujuan memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan pikiran
utama yang satu dari utama pikiran yang lain. Oleh karena itu, paragraf hanya dapat
memuat satu pikiran utama. Apabila terdapat dua pikiran utama, paragraf tersebut
harus dipecah menjadi dua atau lebih. Kedua, pembentukan paragraph bertujuan
memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal untuk
memungkinkan kita berhenti lebih lama dari pada perhentian pada akhir kalimat.
Dengan perhentian yang lebih lama tersebut, kosentrasi terhadap pikiran utama pada
setiap paragraf lebih terarah.5

BAB III
PENUTUP

5
BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwihjpqz-
Jv6AhUI3nMBHW8SCj8QFnoECAcQAQ&url=http%3A%2F%2Fdigilib.uinsgd.ac.id
%2F27888%2F1%2FBuku%2520Bahasa%2520Indonesia.pdf&usg=AOvVaw2LIrnoaOu39k1-NacsEgHM
Sukirman Nurdjan, S.S., M.Pd.
Firman, S.Pd., M.Pd.
Mirnawati, S.Pd., M.Pd.
ISBN: 978-602-73433-6-8
A. Kesimpulan
Dari ulasan di atas penulis bisa merumuskan sebagai berikut :
Sebuah paragraf itu tentunya sangat penting dalam sebuah kalimat. Tanpa
menggunakan paragraf, kalimat akan runcam dan tidak dapat tersusun rapih dan
bahkan bisa membuat kesalah pahaman dalam sebuah kalimat. Maka dari itu
manfaat paragraf dalam sebuah kalimat amat sangat penting bagi para penulis.
Paragraf bertujuan untuk meningkatkan kualitas sebuah karangan cerita untuk
mempermudah teman – teman sekalian dalam membaca kalimat tersebut.

Daftar Pustaka

Bahasa Indonesia akademik, mata kuliah pengembangan kepribadian. http://repository.unas.ac.id/393/1/Buku


%20Bahasa%20Indonesia-compressed.pdf
Zainal arifin wahyu wibowo somadi sosrohadi. Pt pustaka mandiei

Mata kuliah umum pengembangan karakter bahasa indonesia http://digilib.uinsgd.ac.id/27888/1/Buku


%20Bahasa%20Indonesia.pdf
Dr Cecep Wahyu Hoerudin, M.Pd Tim Dosen MKU pengembangan karakter Bahasa Indonesia UIN Sunan
Gunung Djati Bandung

BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI: Terampil Berbahasa Melalui Pembelajaran Berbasis
Teks. http://repository.iainpare.ac.id/2027/1/Bahassa%20Indonesia%20untuk%20Perguruan%20Tinggi.pdf
Suhartina @ Hak Cipta Penerbitan Pada Penerbit Aksara Timur
All right reserved
ISBN: 978-602-5802-13-3

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304799/pendidikan/Buku-


Modul-Kuliah-Bahasa-Indonesia1.pdf Djoko Santoso. Jakarta 10 Januari 2013
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI https://www.google.com/url?


sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwihjpqz-
Jv6AhUI3nMBHW8SCj8QFnoECAcQAQ&url=http%3A%2F%2Fdigilib.uinsgd.ac.id
%2F27888%2F1%2FBuku%2520Bahasa%2520Indonesia.pdf&usg=AOvVaw2LIrnoaOu39k1-NacsEgHM
Sukirman Nurdjan, S.S., M.Pd.
Firman, S.Pd., M.Pd.
Mirnawati, S.Pd., M.Pd.
ISBN: 978-602-73433-6-8

Anda mungkin juga menyukai