Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Umumnya kesulitan dalam membuat karya tulis adalah ketika mengungkapkan
pikiran menjadi kalimat. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat.
Suatu kalimat dalam paragraf memiliki beberapa syarat dan berkaitan dengan kalimat
lain yang membentuk paragraf tersebut. Paragraf merupakan kesatuan kalimat yang
membangun sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan. Paragraf
adalah suatu bentuk bahasa yang merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
Dalam menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan
adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraph
membahas satu gagasan atau gagasan tunggal. Kepaduan berarti seluruh kalimat
saling berkaitan mendukung gagasan tunggal dalam paragraf. Dalam kenyataannya
sering ditemui paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat. Namun dalam
pembahasan ini paragraf tersebut dianggap bentuknya tidak tepat jika ditinjau dari
segi komposisi, paragraf tersebut jarang digunakan dalam karya ilmiah. Paragraf
diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebihluas dari sudut pandang komposisi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Apa pengertian, bentuk, dan syarat pembentukan paragraf ?
2) Apa saja jenis paragraf yang berdasarkan letak kalimat topik?
3) Apa saja jenis paragraf yang berdasarkan sifat dan isinya ?

1.3 TUJUAN
1.3.1 TujuanUmum
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, bentuk, syarat pembentukan, dan jenis-
jenis paragraf.

1
1.3.2 TujuanKhusus
1) Mahasiswa mampu menunjukkan unsur-unsur yang membangun paragraf.
2) Mahasiswa mampu menyebutkan pikiran utama (tema paragraf) dan pikiran
penjelasnya.
3) Mahasiswa mampu menunjukkan letak kalimat utama dalam paragraf.
4) Mahasiswa mampu menyusun kalimat menjadi paragraf yang baik.
5) Mahasiswa mampu membagi wacana atau penggalan tulisan menjadi beberapa
paragraf dengan tepat.
6) Mahasiswa mampu mengembangkan pikiran utama dengan bermacam-macam
teknik pengembangan paragraf.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian paragraf
Dilihat dari sarananya Bahasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Bahasa lisan
dan Bahasa tulis. Bahasa lisan adalah yang diucapkan contohnya seperti pidato atau
percakapan. Bahasa tulis merupakan Bahasa yang ditulis atau dicetak contohnya
paragraph dan karangan.
Dalam hal bentuk paragraph pada umumnya terdiri atas sejumlah kalimat atau
minimal dua kalimat. Kalimat- kalimat tersebut saling memiliki keterkaitan, sehingga
membentuk satu kesatuan.Dengan singkat dapat disimpulkan paragraph adalah
bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri atas sejumlah kalimat yang
mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalian. Sebuah
paragraf terdiri dari gagasan atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat
pendukung. Kalimat satu dengan yang lainnya dalam sebuah paragraph harus
memiliki keterkaitan satu sama lain.

2.2 Bentuk paragraf


Dilihat dari bentuknya, paragraf dibedakan menjadi tiga yaitu bentuk lekuk,
bentuk lurus, dan bentuk gantung. Namun dari ketiga bentuk tersebut yang
umumdigunakan di dalam suatu karangan adalah bentuk lurus dan bentuk lekuk.
1) Bentuk lurus
Paragraf bentuk lurus hanya dibuat dengan mengikuti pasak lurus pinggir kiri
secara rapi. Dalam hal ini setiap paragraf dibuat dua kali spasi ketikan. Misalnya
apabila ketikan itu memakai ukuran 1 ½ spasi ,maka paragraf satu dengan
paragraf lainnya berjarak 3 spasi.
2) Bentuk lekuk
Paragraf bentuk lekuk dibuat dengan cara menghitung 5-6 hentakan dari pinggir
garis kiri. Begitu pula, setiap paragraf baru harus diletakkan perhitungan yang
sama dengan paragraf sebelumnya.
3) Bentuk gantung
Paragraf bentuk gantung diawali dengan baris pertamanya menjorok ketepi kiri
sebanyak lima sampai enam hentakan tik( jikadiketik). Dengan kata lain, paragraf
ini didukung oleh kalimat yang baris-barisnya, selain baris pertama, dimulai

3
dengan baris yang menjorok kedalam sebanyak lima sampai enam hentakan tik
yang dikosongkan.
2.3 Syarat Pembentukan Paragraf
Dalam menyusun paragraf ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Adapun
persyaratan itu adalah kesatuan, koherensi, dan pengembangan.
1) Kesatuan
Kesatuan yang dimaksud adalah paragraf harus memperlihatkan dengan
jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Sebuah paragraf hanya
mengandung satu ide pokok atau tema. Ide pokok dengan tegas dinyatakan
melalui kalimat topik. Kehadiran kalimat penjelas sebagai pengembangan
tema, harus senantiasa mendukung kalimat topik. Oleh karena itu, dalam
pengembangannya tidak boleh terdapat unsur – unsur yang tidak
berhubungan dengan tema atau ide munculnya ide baru.
2) Koherensi
Koherensi atau kepaduan yang baik harus dipenuhi oleh sebuah paragraf.
Kepaduan yang baik terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat –
kalimat yang membina paragraf dengan baik dan mudah dipahami tanpa
kesulitan. Dalam membangun hubungan timbal balik perlu diperhatikan
unsure kebahasaan yang digambarkan dengan repetisi atau pengulangan,
kata ganti, dan kata transisi atau ungkapan penghubung. Penanda transisi
atau ungkapan penghubung, seperti dikemukakan oleh Keraf (1980).
a. Berhubungan dengan pertambahan
Contoh : lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, berikutnya, lagi
pula, di samping itu, setelah itu.
b. Berhubungan dengan pertentangan
Contoh : akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian.
c. Berhubungan dengan Perbandingan
Contoh : sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan
dengan hal itu, dalam hal ini
d. Berhubungan dengan akibat
Contoh : oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka.
e. Berhubungan dengan tujuan
Contoh : untuk itu, untuk maksud itu.
f. Berhubungan dengan singkatan

4
Contoh : singkatnya, pendeknya, pada umumnya, dengan kata lain.

g. Berhubungan dengan waktu


Contoh : sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.
h. Berhubungan dengan tempat
Contoh : berdekatan dengan itu.
3) Pengembangan
Ide pokok sebuah paragraf akan jelas apabila diperinci dengan ide-ide
penjelas. Jika tidak demikian, paragraf tersebut hanya dibangun oleh satu
kalimat. Hal ini tidak sesuai dengan pengertian paragraf. Oleh karena itu,
kalimat topik harus didukung oleh sejumlah kalimat penjelas.
Menurut Thoir dkk. (1988:17-20) ada sepuluh cara atau urutan
pengembangan paragraf. Adapun urutan-urutan pengembangan paragraf
tersebut sebagai berikut:
1) Urutan Waktu yang Logis (Kronologis)
Dalam hal ini, sebuah paragraf disusun berdasarkan urutan
waktu yang logis atau kronologis yang menggambarkan urutan
terjadinya peristiwa, perbuatan, dan tindakan. Paragraf ini umum
digunakan dalam tulisan yang berbentuk sejarah atau kisah. Setiap
peristiwa, perbuatan, atau tindakan dijelaskan berdasarkan waktu
yang jelas.
2) Urutan Ruang
Urutan ruang (spasial) lebih menonjolkan tempat suatu
peristiwa berlangsung. Pengembangan paragraf ini membawa
pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dengan
satu ruang. Pengembangan ini dilakukan dengan memberikan
keterangan keadaan tempat sekitar, batas-batasnya, atas-bawah, di
samping, di depan, di belakang, di sudut, dan lain-lain.
3) Urutan Umum ke Khusus
Pengembangan paragraf dengan urutan umum ke khusus,
kalimat topik biasanya dilekatkkan di awal paragraf. Kalimat topik
pada awal paragraf masih bersifat umum, kalimat kedua, ketiga,
dan seterusnya berfungsi menjelaskan ide pokok sehingga bersifat
khusus. Pengembangan ini mengikuti urutan deduktif-induktif.

5
4) Urutan Khusus ke Umum
Pengembangan paragraf dengan urutan khusu ke umum,
yaitu menempatkan kalimat topik pada akhir paragraf. Kalimat
pertama, kedua, dan seterusnya mengungkapkan ciri-ciri khusus
dari persoalan. Pada bagian akhir paragraf disajikan kalimat yang
memuat ciri persoalan secara umum yang merupakan simpulan dari
uraian sebelumnya. Pengembangan ini mengikuti pola induktif-
deduktif.
5) Urutan Pertanyaan-Jawaban
Ide pokok dalam paragraf yang dikembangkan dengan
model ini disajikan dalam bentuk pertanyan. Kalimat-kalimat
berikutnya berfungsi menjawab pertanyaan tadi sehingga paragraf
tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh. Pengembangan ini
dianggap logis jika kalimat-kalimat penjelas dapat menjawab
pertanyaan dengan tuntas.
6) Urutan Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf ini biasanya diawali oleh beberapa
kalimat yang mengungkapkan sejumlah alternatif sebagai sebab.
Pada akhir paragraf disajikan kalimat yang mengungkapkan akibat.
7) Urutan Akibat-Sebab
Perkembangan paragraf ini ‘akibat’ dapat berfungsi sebagai
ide pokok dan ‘akibat’ dapat dikemukakan sejumlah penyebab
sebagai perinciannya. Pengembangan ini biasanya lebih
menonjolkan ‘akibat’ dan menelusuri sebab-sebabnya.
8) Urutan Pertanyaan-Alasan, Contoh, dan Ilustrasi
Perkembangan paragraf ini diawali dengan ide pokok yang
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Untuk menjelas ide pokok
tersebut, maka perlu ditambahkan beberapa kalimat sebagai alasan
dan dapat dilengkapi dengan menunjuk contoh dan ilustrasi,
sehingga ide pokok menjadi jelas.
9) Urutan Paling Dikenal-Kurang Dikenal

6
Untuk menambah kejelasan suatu paparan, penyajian ide
dalam bentuk paragraf dilakukan dengan memperkenalkan suatu
yang dikenal umum. Hal ini dapat mengunggah minat pembaca
untuk mengikuti jalan pikiran penulis. Kemudian, pembaca akan
digiring ke pesoalan yang sebenarnya, yang dianggap kurang
dikenal atau sulit.
10) Urutan Definisi
Perkembangan paragraf ini diawali dengan penyajian
sebuah definisi tentang persoalan yang diungkapkan. Difinisi
tersebut dijelaskan dengan memberikan uraian secukupnya.
Kesatuan, koherensi, dan pengembangan menjaid syarat
penyusunan paragraf yang tidak dapat terpisahkan. Paragraf akan
dianggap baik jika disusun dengan kettiga unsur tersebut.
2.4 Berdasarkan Letak Kalimat Topik
Dalam hal ini penempatan kalimat topik dapat dilakukkan bermacam –
macam, yakni kalimat topik ditempatkan di awal paragraf, kalimat topik ditempatkan
di akhir paragraf, kalimat topik ditempatkan di awal dan di akhir paragraf, serta
kalimat topik tersirat dalam seluruh paragraf.
2.4.1 Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal
paragraf (Suryati, 2017). Paragraf ini diawali dengan menggunakan ide pokok
sehingga kalimat pertama merupakan kalimat topik. Kemudian, kalimat kalimat
berikutnya berfungsi menjelaskan ide pokok. Paragraf ini biasanya bersifat
deduktif, yakni dari yang umum menuju pada yang khusus.
Ciri – ciri paragraf deduktif :
1) Kalimat utama berada di awal paragraf
2) Kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan
penjelas.
Contoh 1:
Kegiatan seorang penulis dapat disamkan dengn seorang petani yang
mencangkul sawah ladangnya. Pak tani akan bertenaga kalau cukup makan dan
minum. Bila kurang makan dan minum, ia akan cepat merasa lelah, letih, dan
loyo. Demikian pula seorang penulis. Bila penulis sedikit membaca, kurang

7
melakkan riset untuk bahan tulisannya, dan tidak sensitif terhadap lingkungannya,
tentu saja ia akan kehabisan ide. (Suryati, 2017).
Contoh 2:
Mengkaji masalah poligini tidak terlepas dari masalah lembaga perkawinan.
Oleh karena perkawinan memiliki nilai esensial dalam kehidupan individu. Di
samping itu, perkawinan menghubungkan beberapa variabel konvensi budaya dan
sosial dalam pokok – pokok psikologi dan biologi manusia. Dalam kehidupan
perkawinan, peran suami istri sangat menentukan. Pada banyak suku bangsa di
dunia, peran suami istri secara umum dipengaruhi oleh posisi laki – laki terhadap
perempuan. Dalam hal ini, laki – laki diposisikan superior terhadap perempuan
dalam berbagai sektor kehidupoan, baik domestik maupun publik. Hegemoni laki
– laki atas perempuan memeroleh legitimasi dari nilai – nilai sosial, agam, hukum
negara, dan sebagainya. Hal ini tersosialisasi secara turun – temurun dari generasi
ke generasi.
2.4.2 Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di bagian
akhir paragraf (Suryati 2017). Biasanya paragraf ini dimulai dengan
mengemukakan ciri – ciri khusus terlebih dahulu, kemudian kalimat utama
paragraf induktiof menggunakan konjungsi penyimpul antar kalimat, seperti jadi,
maka, dengan, demikian, akhirnya, dan karena itu. Namun kebiasaan ini bukan
suatu hal yang mutlak. Sebab, banyak pula kalimat utama yang tidak perlu
didahului konjungsi tersebut.
Ciri ciri paragraf induktif :
1) Kalimat utama berada di akhir paragraf
2) Kalimat disusun dari uraian/penjelasan bersifat khusus diikuti dengan kalimat
pernyataan umum
Contoh 1 :
Konsep pembangunan berkelanjutan menyatakan bahwa partisipasi
masyarakat yang paling bawah merupakan salah satu cara dalam melaksanakan
program pembangunan yang berlanjut. Cukup beralasan untuk menganggap
bahwa pelaksaan desentralisasi yang didukung oleh partisipasi aktif masyarakat,
sebagai anggota kelembagaan tradisional yang telah ada. Malahan, Bank Dunia
(1992) telah mengakui bahwa lembaga tradisional yang ada telah mampu
melaksanakan pembangunan pedesaan. Oleh karena itu, memberdayakan dan

8
memperkuat lembaga tradisional yang telah ada merupakan upaya yang menjadi
prioritas.
Contoh 2 :
Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya 6,7% dari luas Indonesia saat ini
dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Kepadatan penduduk di Jawa kurang lebih
900 orang per kilometer persegi. Di wilyah Semarang mencapai 1.832 orang per
kilometer persegi. Kepadatan penduduk saat ini sangat luar biasa bedanya dengan
wilayah Indonesia lainnya. Di Papua Barat kepadatannya 4 orang per kilometer
persegi. Bahkan di kabupaten Merauke yang luasnya hampir sama dengan Pulau
Jawa dan penduduknya hanya 270.000 orang itu, kepadatannya hanya 2 orang per
kilometer persegi. Karena itu, siapapun tidak akan ragu – ragu mengatakan bahwa
penyebarang penduduk Indonesia tidak merata.
2.4.3 Paragraf Campuran
Paragraf campuran merupakan paragraf yang kalimat utamanya ada di dua
bagian. Biasanya kalimat utama paragraf dengan jeni ini diletakan di bagian awal
dan akhir paragraf. Sebenarnya dua kalimat utama di d bagian itu sama, tetapi
disajikan dengan kata – kata yang berbeda untuk penekanan inti masalah.
Berdasarkan hal ini, anggapan bahwa seandainya ide pokok sudah diketahui
pembaca, maka ada kecenderungan untuk mengikuti semua rangkaian kalimat
berikutnya. Dalam hal ini penulis juga merasa perlu untuk menekankan kembali
ide pokok tersebut pada akhir paragraf, yakni dengan menuangkannya ke dalam se
buah kalimat topik yang bervariasi.
Ciri – ciri paragraf campuran :
1) Terdapat dua kalimat utama.
2) Kalimat pertama terletak di awal paragraf, dan kalimat utama kedua
merupakan kesimpulan yang terletak di akhir paragraf.
3) Kalimat penjelas terlettak di tengah paragraf.
4) Terdapat pengulangan pada kata kunci dalam kedua kalimat utama.
5) Pola paragraf campuran adalah umum-khusus-khusus-umum.
Contoh 1 :
Peningkatan taraf pendidikan para petani sama pentingnya dengan usaha
peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat
mengubah sistem pertanian tradisional, misalnya, bercocok tanam hanya untuk
memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani modern yang produktif. Petani yang

9
berpendidikan cukup mampu menunjang pembangunan secara positif. Mereka
dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan – gagassan yang
dilonytarkan perencana pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat
daerah. Itulah sebabnya, maka peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan
sangat mendesak.
Contoh 2 :
Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu. Dengan buku orang bisa
mengetahui ilmu dari berbagai belahan dunia. Dari buku pula kita bisa mendapat
hiburan dan menambah pengalaman. Jelaskan bahwa buku sangat berpengruh
dalam kehidupan manusia.
2.4.4 Paragraf Tersirat
Paragraf tersirat adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat topik. Pikiran
utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat – kalimat
penjelas. Bentuk ini biasanya digunakan dalam karangan yang berbentuk narasi
(yang berbentuk cerita) atau deskripsi (yang berbentuk lukisan). Dalam hal ini, ide
pokok didukung oleh semua kalimat.
Ciri – ciri paragraf tersirat :
1) tidak memiliki kalimat topik
2) pikiran utama menyebar pada seluruh kalimat
Contoh 1 :
Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna
bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu – kupu dengan
berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. angin pun
semilir terasa menyejukkan hati.
Contoh 2 :
Setiap hari Bagus bangun pukul 05.00 (pagi). Sesudah merapikan tempat tidur,
ia melakukan olah raga ringan, berjalan kaki selama lebih kurang 45 menit untuk
memanaskan tubuhnya. Pukul 07.00, setelah keringatnya kering, ia mandi dengan
air hangat, kemudian setelah makan pagi, pada pukul 08.00 ia berangkat ke
kantor, hingga pukul 17.00 (petang) baru tiba kembali di rumah. Sisa waktunya
dipergunakan untuk bermain – main dengan si kecil, anak tunggalnya yang baru
berusia dua tahun.
2.4.5 Paragraf Berdasarkan Sifat dan Isinya

10
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, paragraf diartikan sebagai bagian
bab dalam suatu karangan yang biasanya mengandung suatu ide pokok dan
penulisannya biasanya diawali dengan garis baru. Nama lain dari paragraf ialah
alinea.
Sementara itu, menurut Wiyanto, 2006:15, paragraf diartikan sebagai
sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan
suatu unit buah pikiran untuk mengungkapkan buah pemikiran yang jauh lebih
besar dalam suatu karangan. Berdasarkan sifat dan isinya paragraf dibedakan
menjadi berberapa paragraph, adapun sebagai berikut.
A. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisiskan alasan-alasan, contoh-
contoh, dan bukti-bukti yang meyakinkan sehingga akan membentuk paragraf
argumentasi. Suatu paragraf dapat disebut sebagai paragraf argumentasi apabila
memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini.

o Berisikan pandangan, pendapat dan keyakinan sang penulis terhadap


permasalahan.
o Memiliki data faktual yang digunakan untuk meyakinkan para pembaca.
o Menguraikan suatu permasalahan dengan cara menganalisa dan memberi
sebuah analogi.
o Diakhiri dengan kesimpulan yakni berupa pendapat yang lebih luas bukan
merupakan penegasan ulang topik utama.
 Paragraf argumentasi diklasifikasikan menjadi dua, yakni menurut cara
pengembangan topik utama, yaitu paragraf argumentasi sebab-akibat dan
paragraf argumentasi akibat-sebab.
1. Paragraf Argumentasi Sebab-Akibat
Paragraf Argumentasi Sebab-Akibat diawali dengan pendapat yang
berupa sebab-sebab dari suatu permasalahan tertentu yang akhirnya diarahkan
pada satu kesimpulan universal dan dinamakan dengan akibat dari sebab-
sebab tersebut.

11
2. Paragraf Argumentasi Akibat–Sebab
Diartikan sebagai kebalikan dari pengembangan paragraf argumentasi
dan berpola sebab–akibat. Untuk paragraf argumentasi akibat-sebab
pengembangannya diawali dari menjabarkan suatu kondisi dan merupakan
efek dari sebuah permasalahan.
Dari sini lalu paragraf dikembangkan menuju inti permasalahan serta menjadi
penyebab ataupun pemicu munculnya kejadian tadi.

 Contoh paragraf argumentasi


Jumlah yang diakibatkan dari kecelakaan di jalan raya tahun ini terus
meningkat. Bahkan lebih parah dari lima tahun terakhir.Menurut data yang dirilis
oleh kepolisian, tahun kemarin jumlah kasus kecelakaan mencapai 4.500 kasus,
dibandingkan dengan tahun ini yang telah mencapai 5.300 kasus pada H + 2
lebaran, sehingga sudah dapat dipastikan akan semakin bertambah.
Dari 5.300 kasus tersebut, persentase yang paling banyak adalah
kendaraan bermotor. Meningkatnya angka kecelakaan ini disebabkan
bertambahnya jumlah pemudik yang memakai kendaraan bermotor.

B. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi cerita yang menyajikan suatu
pristiwa atau kejadian serta bagaimana pristiwa itu berlangsung berdasarkan
urutan waktu. Paragraf narasi ini berguna untuk menandai topik baru, atau
mengembangkan lebih lanjut topik sebelumnya dan menambahkan peristiwa
penting suapaya lebih rinci.Suatu paragraf dapat disebut sebagai paragraf narasi
apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini.
o Adanya tokoh atau pelaku.
o Adanya latar tempat, waktu, atau suasana.
o Adanya alur atau jalan cerita.
o Paragraf ditulis secara kronologis atau berdasarkan urutan waktu.

 Contoh paragraf narasi

12
Elsa mencari kayu bakar di hutan
Di suatu pagi yang sangat cerah, Elsa pergi mencari kayu bakar di hutan,
ia tak sendirian karena ia pergi bersama sang Kakek. Tak terasa ia telah tiba di
hutan yang lebat, ia mendengar suara-suara hewan yang nyaring. Namun ia takut
karena itu pengalaman pertamanya untuk mencari kayu bakar di hutan.
C. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan menyakinkan seseorang,
baik pembaca maupun pendengar, agar melakukan sesuatu yang dikehendaki
penulis. Suatu paragraf dapat disebut sebagai paragraf persuasi apabila memiliki
ciri-ciri sebagai berikut ini.
o Dikarenakan tujuan utamanya untuk mempengaruhi pembaca, paragraf
persuasi memiliki alasan-alasan yang kuat disertai dengan data dan fakta.
o Paragraf ini berusaha meyakinkan pembacanya untuk melakukan atau
mempercayai yang ditulis oleh penulis.
o Paragraf persuasi banyak menggunakan kata-kata ajakan seperti ayo, mari,
lakukanlah, dan lain-lain.
o Paragraf persuasi  biasanya menghindari konflik agar kepercayaan
pembacanya tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapat antara penulis dan
pembaca tercapai.

 Contoh paragraf persuasi


Dewasa ini banyak sekali penyakit baru yang bermunculan. Hal ini
dikarenakan berkurangnya sistem imun di dalam tubuh kita. Jika sistem imun di
dalam tubuh melemah, maka tubuh gampang sekali terkena penyakit. Selain itu,
makanan – makanan yang kita konsumsi tidak lagi mengandung vitamin dan
mineral yang baik. Bahkan, saat ini telah banyak penjual makanan – makanan
yang tidak sehat. Terlebih lagi dengan padatnya aktivitas membuat kita tidak
memiliki waktu untuk berolahraga. Padahal oaharaga sangatlah baik untuk
kesehatan kita. Akibatnya, tubuh menjadi lemah sehingga mudah terjangkit virus
– virus yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, marilah kita menerapkan pola
hidup sehat agar kita tidak mudah sakit dengan cara mengkonsumsi makanan yang
sehat dan berolahraga yang rutin.

13
D. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan memberikan
informasitentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Selain itu
paragraf eksposi ini disusun berdasarkan hasil pengamatan atau penelitian yang
jelas, sehingga paragraf ini memiliki sifat ilmiah atau non fikis dan tidak
diragukan lagi kebenarannya karena didukung oleh data-data yang valid. Suatu
paragraf dapat disebut sebagai paragraf eksposisi apabila memiliki ciri-ciri
sebagai berikut ini.
o Paragraf eksposisi memberikan atau menyajikan sebuah informasi kepada
pembacanya.
o Informasi yang ada di dalam paragraf eksposisi disampaikan dengan lugas
dan menggunakan bahasa yang baku.
o Paragraf eksposisi tidak menyudutkan atau memihak suatu kelompok.
Dengan kata lain, paragraf ini bersifat  netral.

 Jenis dan Contoh paragraf eksposisi


 Eksposisi Definisi
Eksposisi ini menyampaikan informasi yang berupa definisi atau
pengertian dari suatu hal.
Contoh : Hewan karnivora adalah jenis hewan pemakan daging. Hewan –
hewan jenis ini memiliki ciri – ciri gigi yang sangat tajam dan rahang yang
sangat kuat. Gigi dan rahang itu digunakan untuk mengoyak – ngoyak
daging mangsanya. Hewan yang masuk ke dalam kelas ini diantaranya
adalah harimau, singa, buaya, beruang, dan lain – lain.
 Eksposisi Proses
Ekpsosisi ini menyampaikan sebuah informasi yang berupa proses
dari suatu hal.
Contoh : Air di dunia ini memiliki jumlah yang tetap. Mereka mengalami
sebuah proses yang disebut dengan siklus hidrologi. Siklus ini dimulai

14
dengan air dipermukaan yang dipanaskan oleh matahari akan menguap dan
menjadi awan di langit. Awan – awan tersebut diterbangkan oleh angin ke
segala arah dan kemudian menjadi jenuh. Ketika awan – awan tersebut
jenuh, maka awan tersebut menjadi sebuah hujan sehingga air kembali lagi
ke permukaan bumi.
 Eksposisi Ilustrasi
Eksposisi ini menyampaikan sebuah informasi yang merupakan
ilustarasi sebuah hal.
Contoh : Menjalani rumah tangga ibarat seperti menahkodai sebuah kapal
di tengah – tengah lautan. Kapal di tengah lautan kadang kala menghadapi
ombak – ombak yang menerjang. Begitu juga dengan menjalani rumah
tangga yang akan menghadapi beberapa cobaan di dalamnya. Jika kita
tidak sigap, maka rumah tangga akan hancur seperti kapal yang karam
terbawa ombak.
 Eksposisi Perbandingan dan Pertentangan
Eksposisi ini menyampaikan informasinya dengan cara
membandingkan atau mempertentangkan suatu hal.
Contoh : Gandum merupakan alternative terbaik pengganti nasi. Di dalam
gandum terkandung vitamin dan mineral yang tinggi. Selain itu, kadar gula
yang ada di dalam gandum lebih sedikit dengan kandungan gula yang ada
pada nasi. Oleh karena itu, gandum sangat baik untuk menjadi makanan
pokok pengganti nasi bagi para penderita diabetes. 
 Ekpsosisi Laporan
Eksposisi ini menyampaikan sebuah berita yang merupakan
laporan dari suatu perjalanan atau penelitian, dan lain sebagainya.
Contoh : Pantai parang tritis sangat menarik untuk dikunjungi. Hal ini
terbukti ketika kami berkunjung ke sana sekitar beberapa minggu yang
lalu. Ketika kami turun dari bus, kami sudah disuguhi dengan suatu karya
yang sangat menakjubkan yaitu pemandangan lautan lepas yang sangat
indah. Kemudian kami pula dimanjakan dengan beberapa fasilitas yang
cukup mendukung. Oleh karena itu, pantai ini menjadi pilihan terbaik
untuk berlibur. 
E. Paragraf Deskripsi

15
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang gagasan utamanya dikembangkan
dengan cara digambarkan atau dilukiskan dengan sejelas-jelasnya. Paragraf ini
bertujuan untuk menjelaskan suatu topik yang berupa objek atau benda kepada
pembacanya dengan sangat jelas, sehingga seolah-olah pembaca tersebut
merasakan, atau mengalami sendiri apa yang mereka baca. 
Paragraf deskripsi menjelaskan aspek-aspek yang bisa diterima oleh panca
indera manusia seperti bentuk, warna, rasa, maupun keadaan suatu objek yang
didiskusikan dalam paragraf tersebut. Paragraf ini merupakan hasil penelitian atau
pengamatan, sehingga objek yang dibahas merupakan objek yang real atau dapat
dilihat bukan objek-objek yang masih bersifat abstrak. 
Suatu paragraf dapat dikatakan sebagai paragraf deskripsi, jika memiliki
ciri-ciri yang sesuai sebagai berikut ini:
o Topik yang berupa objek atau benda digambarkan dengan sangat jelas.
o Objek tersebut digambarkan dengan melibatkan panca indera, seperti
penglihatan, pendengaran, penciuman, dan lain-lain.
o Banyak ditemukan kata-kata sifat di dalamnya.
 Jenis-jenis Paragraf Deskripsi dan Contohnya
Paragraf deskripsi dikelompokkan menjadi tiga jenis paragraf, yaitu
paragraf deskripsi spatial, paragraf deskripsi objektif, dan paragraf deskripsi
subjektif. Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari paragraf deskripsi ini, di
bawah ini adalah jenis-jenis paragraf deskripsi beserta contoh-contohnya:

 Paragraf Deskripsi Spatial


Paragraf deskripsi spatial adalah paragraf yang topiknya berupa ruang atau
tempat. Paragraf ini mendeskripsikan suatu ruang atau tempat dengan sangat jelas
kepada para pembacanya. 
Contoh:

Bangunan Gedung Olahraga baru itu dibangun di atas tanah seluas


setengah hektar. Bangunan itu berbentuk lingkaran dengan luas sekitar 500
m2. Jika dilihat dari luar gedung ini tampak seperti setengah bola yang
diletakkan di atas lantai. Sebuah patung orang yang sedang memanah berdiri
tegak di depan gedung yang berwarna biru dan putih itu. Di sekitar gedung itu

16
juga terdapat jalur lari yang mengelilingi bangunan utama gedung. Sedangkan
di dalamnya terdapat lapangan-lapangan yang bisa digunakan sebagai tempat
olahraga futsal, bulu tangkis, dan basket. Gedung ini dilengkapi dengan
pencahayaan yang baik dengan 100 lampu tembak yang besar diletakkan di
atasnya. Gedung ini juga memiliki kursi sejumlah 10000 kursi bagi para
penonton. Selain itu, gedung itu juga dilengkapi fasilitas lain seperti kamar
ganti, ruang official, toilet, dan ruang medis.  

 Paragraf Deskripsi Objektif


Objektif bermakna apa adanya atau sesuai dengan kenyataan. Oleh karena
itu, paragraf ini menggambarkan suatu objek dengan sesuai kenyataan tanpa
adanya opini atau kesan pribadi seorang penulis. 
Contoh:
Pantai Sari Dewi adalah pantai yang baru dibuka sebagai tempat
wisata umum di daerah Bandar Karang. Pantai ini terletak di wilayah Kota
Indah dan menghadap langsung ke arah Samudera Hindia. Seperti pantai-
pantai tropis pada umumnya, pantai Sari Dewi memiliki pasir yang
berwarna putih dan bebatuan karang yang tersebar di daerah pinggiran
pantai. Selain menyajikan keindahan pantainya, Sari Dewi juga memiliki
spot diving, dan olahraga air seperti banana boat, dan speed boat, dan lain-
lain. Pantai ini memiliki penginapan-penginapan yang langsung
menghadap lautan yang bisa disewa oleh para pengunjungnya.  

 Paragraf Deskripsi Subjektif


Berbeda dengan paragraf deskripsi objektif, paragraf ini
menggambarkan suatu objek berdasarkan apa yang dirasakan, dilihat oleh
penulis itu sendiri. Dengan kata lain, penulis menuangkan opini-opini
pribadi tentang keadaan suatu benda atau objek tersebut. 

Contoh:

Pantai Sari Dewi adalah surga tersembunyi yang ada di Kota


Bandar Karang, tepatnya di wilayah Kota Baru. Pantai ini memiliki
pemandangan yang sangat indah karena langsung berhadapan dengan

17
Samudera Hindia. Pasirnya yang putih bersih dan airnya yang berwarna
biru memanjakan mata bagi para pengunjungnya. Di pantai ini terdapat
puluhan batu karang yang tegap menghadap ke arah lautan seakan-akan
bertarung dengan ombak yang cukup besar menghantam dirinya. Pantai
Sari Dewi juga memiliki area diving yang sangat menarik, selain itu
mereka juga menawarkan berbagai macam olahraga air seperti speed boat,
banana boat, dan masih banyak lagi yang sangat mengasyikan. Tempat
wisata ini juga dikelola dengan sangat professional. Mereka menyewakan
tempat penginapan yang cantik dengan pemandangan lautan yang luar
biasa. Oleh karena itu, pantai yang baru dibuka ini adalah tempat yang
sangat menarik untuk dikunjungi. 

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini dapat disimpulkan, paragraf adalah bagian dari
suatu karangan atau tuturan yang terdiri atas sejumlah kalimat atau minimal dua
kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai
pengendalinya. Sebuah paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa
persyaratan agar terbentuk suatu gagasan yang mudah dimengerti oleh para pembaca.
Syarat pembentukan paragraf ada tiga, yaitu kesatuan, koherensi, dan pengembangan.
Kesatuan adalah sebuah paragraf hanya mengandung satu ide pokok atau
tema.Koherensi adalah kepaduan hubungan antara kalimat dalam paragraf.
Pengembangan adalah ide pokok dalam paragraf diperinci dengan ide-ide penjelas.
Paragraf dibedakan menjadi dua, yaitu paragraf yang berdasarkan letak kalimat
topic dan paragraf yang berdasarkan sifat dan isinya. Paragraf yang berdasarkan
kalimat topik, yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, paragrapf campuran, dan
paragraf tersirat. Sedangkan paragraf yang berdasarkan sifat dan isinya, yaitu paragraf
argumentasi, paragraf narasi, paragraf persuasi, paragraf eksposisi, dan paragraf
deskripsi.

3.2 Saran
Agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik diperlukan ketelitian dan
pemilihan kata yang tepat. Menyusun sebuah paragraf harus efektif dan ide pokok
yang terdapat dalam paragraf dapat disampaikan dengan jelas dan menggunakan
kalimat – kalimat yang saling berhubungan. Sehingga apa yang ingin disampaikan
mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dapur, 2017, “Jenis Paragraf Berdasar Letak Kalimat Utama”,


https://dapurimajinasi.blogspot.com/2017/09/jenis-paragraf-berdasar-letak-
kalimat.html?m=1

Dosen, “Paragraf Campuran dalam Bahasa Indonesua – pengertian dan Contohnya”,


https://www.google.com/amp/s/dosenbahasa.com/paragra-campuran/amp

Duwi, Ayu. dkk., 2014, “Jenis - jenis Paragraf Berdsarkan Kalimat Utama”,
http://gruppersuasi5.blogspot.com/2014/08/jenis-jenis-paragraf-berdasarkan-
letak.html?m=1

Suryani, Maria M. 2017. Unsur Paragraf, Jenis Paragraf dan Pola Paragraf Pada Tajuk
Rencana Surat Kabar Kompas Edisi 1 – 15 Desember 2016. Yogyakarta: Program
Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia FKIP USD.

Wardani, Griya, 2010, “Macam – macam Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama”,
https://www.google.com/amp/s/griyawardani.wordpress.com/2010/06/22/macam-
macam-paragaf-berdasarkan-letak-kalimat-utama/amp/

20

Anda mungkin juga menyukai