Anda di halaman 1dari 11

Laporan Hasil Praktikum Biokimia

“ANALISIS KADAR KREATININ DALAM URINE”

Oleh:
Kelompok 5
Kelas A Semester 3

1. Ni Wayan Ariesta Suciantini (P07131218 003)


2. A.A Istri Dwi Githa Laksmi (P07131218 010)
3. Ni Made Windy Ari Sugara (P07131218 020)
4. Ni Putu Eka Liana Rismayanti (P07131218 021)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
Tahun 2019

I. Judul : Uji kreatin Pada Urine


II. Hari/tanggal : Senin, 14 Oktober 2019

III. Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya kreatinin dalam urine,


dengan menggunakan metode analisis secara kualitatif.

IV. Tinjauan Pustaka

Kreatinin adalah produk limbah dari protein daging dalam makanan dan
dari otot-otot tubuh. Kreatinin dibuang dari darah oleh ginjal. Kreatinin dalam
darah dan urin meningkat bila ada gangguan ginjal. Kreatinin terbuat dari zat yang
disebut kreatin, yang dibentuk ketika makanan berubah menjadi energi melalui
proses yang disebut metabolisme. Sekitar 2% dari kreatin tubuh diubah menjadi
kreatinin setiap hari. Kreatinin diangkut melalui aliran darah ke ginjal. Ginjal
menyaring sebagian besar kreatinin dan membuangnya dalam urin. Bila ginjal
terganggu, kreatinin akan meningkat. Kreatinin merupakan produk penguraian
keratin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka
yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu
senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari
ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan
katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian
energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang
selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin. Banyaknya
kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa otot
total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya
juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali
jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan
kerusakan masif pada otot (Riswanto, 2010).
Pemeriksaan kreatinin darah dengan kreatinin urin bisa digunakan untuk
menilai kemampuan laju filtrasi glomerolus, yaitu dengan melakukan tes kreatinin
klirens. Peningkatan dua kali lipat kadar kreatinin serum mengindikasikan adanya
penurunan fungsi ginjal sebesar 50 %, demikian juga dengan peningkatan kadar
kreatinin tiga kali lipat dapat mengindikasikan penurunan fungsi ginjal sebesar 75
%.
Jumlah kreatinin yang diekskresikan melalui urine 1 = 1,8 g/24 jam.
Hampir seluruhnya berasal dari kreatinin dalam tubuh. karena sebagian besar
kreatinin terdapat dalam jaringan otot, maka terdapat hubungan antara jumlah
kreatinin yang dikeluarkan dengan jumlah jaringan otot dalam tubuh. Cara yang
dipakai pada praktikum ini untuk mengetahui adanya kreatinin adalah reaksi
Jaffe .

V. Metode

1. Alat

- Gelas beker
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Gelas ukur 10 ml

2. Bahan

- Sampel ( urine mahasiswa )


- Urine patologis ( + kreatinin )
- Larutan asam pikrat jenuh
- Larutan NaOH 10%
- HCl pekat
- Aquadest

VI. Prosedur Kerja

1. Membuat Urine Patologis :


 2 liter aquades ditambahkan dengan teh dan kreatinin hingga terbentuk
warna seperti urine yaitu kuning bening.

2. Menguji Kreatinin pada Urine Patologis :


 Menyiapkan 2 tabung reaksi.
 5 ml urine patologis dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
 Menambahkan 1 ml larutan asam pikrat jenuh.
 Menambahkan 1 ml larutan NaOH 10%.
 Mengamati perubahan warna yang terjadi.

3. Membuat Blanko :
 Menyiapkan 2 tabung reaksi.
 5 ml air teh dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
 Menambahkan 1 ml larutan asam pikrat jenuh.
 Menambahkan larutan NaOH 10% sebanyak 1 ml.
 Melihat perubahan warna yang terjadi.

4. Menguji Kreatinin pada Urine Sampel :

 Menyiapkan 2 tabung reaksi.


 5 ml urine sampel dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
 Menambahkan 1 ml asam pikrat jeuh dan 1 ml NaOH 10%.
 Mengamati perubahan warna yang terjadi.
 Menambahkan larutan HCl tetes demi tetes pada salah satu tabung reaksi
yang berisi urine sampel.
 Mengamati kembali perubahan warna yang terjadi.
 Melakukan perbandingan antara hasil pengujian pada urine patologis,
urine sampel, dan blanko.

VI. Hasil

Sampel Larutan Warna Perubahan Warna Hasil

Sampel 1 Asam Pikrat +NaOH 10% Kuning Merah +

Sampel 2 Asam Pikrat +NaOH 10% Merah Kuning +


+ HCL

Blangko Asam Pikrat +NaOH 10% Kuning Kuning _

VII. Pembahasan

Kreatinin adalah produk limbah dari protein daging dalam makanan dan dari otot-
otot tubuh. Kreatinin dibuang dari darah oleh ginjal. Kreatinin dalam darah dan urin
meningkat bila ada gangguan ginjal. Kreatinin terbuat dari zat yang disebut kreatin,
yang dibentuk ketika makanan berubah menjadi energi melalui proses yang disebut
metabolisme. Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di
hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam
bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi.
Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate),
kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin
kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara
ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan
diekskresikan dalam urin. Jumlah kreatinin yang diekskresikan melalui urine 1 = 1,8
g/24 jam. Hampir seluruhnya berasal dari kreatinin dalam tubuh. karena sebagian
besar kreatinin terdapat dalam jaringan otot, maka terdapat hubungan antara jumlah
kreatinin yang dikeluarkan dengan jumlah jaringan otot dalam tubuh. Cara yang
dipakai pada praktikum ini untuk mengetahui adanya kreatinin
Pemeriksaan kadar kreatinin urin ini dilakukan dengan reaksi Jaffe. Dasar metode
ini adalah kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk senyawa
kuning jingga dan menggunakan alat fotometer. Reaksi Jaffe berdasarkan
pembentukan tautomer kreatin pikrat yang berwarna merah bila kreatinin direaksikan
dengan larutan pikrat alkalis. Prinsip dari pemerikasaan kreatinin urin ini, dalam
suasana alkalis. Kreatinin bila ditambah asam pikrat akan membentuk suatu warna
kompleks yang berwarna kuning-orange. Intensitas warna sebanding dengan
konsentrasi dan dapat diukur secara fotometri.
Pada pratikum uji kreatinin pada urine yang kami lakukan, kami mendapatkan
hasil bahwa sampel pada sampel 1 dan sudah ditambahkan asam pikrat yang
warnanya awalnya kuning setelah ditambahkan NaOH 10% berubah warna menjadi
warna merah, penambahan NaOH 10 % ini bertujuan untuk menjadikan
sampeltersebut dalam keadaan suasana basa, hal ini menandakan bahwa bahwa pada
urin yang di perlakukan basa tersebut positif mengandung kreatinin. Sedangkan pada
sampel 2 dan sudah ditambahkan asam pikrat yang awalmya berwarna kuning
setelah ditambahkan dengan NaOH 10% warnanya menjadi warna merah lalu setelah
diteteskan tetes demi tetes larutan HCL berubah warna menjadi kuning yang lebih
pekat dari blangko, perubahan warna ini terjadi saat tetes ke 70, penambahan HCl
pada sampel tersebut bertujuan untuk membuat sampel tersebut dalam suasana asam.
Hal ini membuktikan bahwa pada urin tersebut setelah diperlakukan menjadi asam
positif mengandung kreatinin. Namun kandungan kreatinin pada urine sampel
tersebut tidak telalu banyak atau sebatas normal karena perbedaan yang terdapet
pada sampel 2 dan blanko tidak terlalu banyak atau sedikit.

Kadar kreatinin memiliki nilai normal yaitu : 0,6 –1,2 mg% untuk sampel urin
sewaktu dan 1 – 1.5 mg% untuk sampel urin 24 jam. Apabila hasil kadar kreatinin
labih tinggi dari pada normalnya menunjukkan bahwa orang tersebut terkena
akuttubular nekrosis, dehidrasi, diabetes neforpati, eklamia (suatu kehamilan yang
meliputi kejang), glomerulonefritis, gagal ginjal, penyakit otot menyusun,
preeclampsia (kehamilan – induced hipertensi), pielonefritis, ginjal berkurangnya
aliran darah (syok, gagal ginjal, jantung kongestif), rhabdomyolysis, obstruks

VIII. Penutup

a. Kesimpulan

Kreatinin adalah produk limbah dari protein daging dalam makanan dan dari otot-
otot tubuh. Kreatinin dibuang dari darah oleh ginjal. Kreatinin dalam darah dan urin
meningkat bila ada gangguan ginjal. Kreatinin terbuat dari zat yang disebut kreatin,
yang dibentuk ketika makanan berubah menjadi energi melalui proses yang disebut
metabolisme. Kreatinin merupakan produk penguraian keratin.

b. Saran

Saran yang dapat kelompok kami sampaikan adalah nutrient, pola makan yang
bergizi sangat penting dalam pembentukan urine yang normal dalam tubuh agar tidak
mengakibatkan suatu penyakit yang bermasalah. Dan dalam praktikuam kali ini perlu
adanya suatu kesigapan dan ketelitian dalam setiap mengambil sempel urine yang
dilakukan agar mendapatkan hasil yang optimal.
Daftar Pustaka

Hedy, Suwarsono, 1990. Biologi Pertanian. Rajawali : Jakarta

Poedjiadi, A., 1994. Dasar- dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press : Jakarta.
Salisbury,F. B., dan Cleon. W.Ross,1990.Fisiologi Tumbuhan.Institut Teknologi
Bandung: Bandung
International Journal of Science and Nature. 2(3): 616-620. Gilvery G. 1996. Biokimia:
Suatu Pendekatan Fungsional Edisi Ke-3. Surabaya: Universitas Airlangga Press.
LAMPIRAN

Prosen penambahan asam perubahan warna saat Penambahan NaOH


sitrat ditambahkan asam sitra

Perubahan warna yang Kiratin 1 setelah ditambahkan Kiratin 1 setelah ditambahkan


terjadi setelah penambahan larutan HCL HCL 70 tetes, dan telah
NaOH dihomogenkan

PENANGGUNG JAWAB

A.A ISTRI DWI GITHA LAKSMI


Perbandingan warna (P07131218010)

Anda mungkin juga menyukai