Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PEMERIKSAAN BADAN KETON, KREATININ DAN


DARAH DALAM URIN

DISUSUN OLEH :

M. HAFIZ MUFLIH

1508260071

A3

Kelompok :3

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2017
PENENTUAN KADAR BADAN KETON, KREATININ DAN

DARAH DALAM URIN

I. Tujuan:

 Untuk mengetahui adanya darah dalam urin

 Untuk mengetahui adanya badan keton dalam urin

 Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam urin

II. Alat & Bahan

Alat :

 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Pot urin
 Pipet tetes
 Pipet mohr
 Penjepit tabung
 Bunsen
 Tisu
 Cuvette
 Spektrofotometri
 Pipet otomatis
 Serbet
 Label
 Vortex

Bahan :

 Urine
 Ammonia 10 %
 (NH4)2SO4
 Natrium Nitroprussid 5 %
 NaOH 10 %
 FeCL3 10 %
 Reagensia erba
 Aquadest

III. Landasan Teori.

Terdapat dua kemungkinan ditemukannya darah di dalam air kemih: pertama


hematuria yakni adanya sel darah merah (eritrosit) dalam air kemih; dan yang ke dua,
hemoglobinuria yaitu bila air kemih mengandung hemoglobin. Hematuria umumnya
disebabkan oleh adanya luka di organ/saluran setelah ginjal (ureter, kandung kemih, uretra).
Sel-sel darah merah dapat langsung dilihat di bawah mikroskop setelah urina disentrifus lebih
dahulu. Terjadinya hemoglobinuria menandakan hemolisis dalam aliran darah di dalam
saluran kemih. Gejala ini lazim menyertai berbagai penyakit ginjal atau penyakit pada saluran
kemih.

Dalam urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan asam 13-hidroksi butirat. Karena
aseton mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus segar. Pemeriksaan benda keton
dengan reagens pita ini dapat mendeteksi asam asetoasetat lebllh dari 5--10 mg/dl, tetapi cara
ini kurang peka untuk aseton dan tidak bereaksi dengan asam beta hidroksi butirat. Hasil
positif palsu mungkin didapat bila urin mengandung bromsulphthalein, metabolit levodopa
dan pengawet 8-hidroksi-quinoline yang berlebihan.

Dalam keadaan normal pemeriksaan benda keton dalam urin negatif.Pada keadaan
puasa yang lama, kelainan metabolisme karbohidrat seperti pada diabetes mellitus, kelainan
metabolisme lemak didalam urin didapatkan benda keton dalam jumlah yang tinggi.

Badan keton terdiri dari 3 senyawa,-hidroksibutirat,yaituyang aseto merupakan


produk metabolisme lemak dan asam lemak yang berlebihan. Badan keton diproduksi ketika.
karbohidrat tidak dapat digunakan untuk menghasilkan energi yang disebabkan oleh :
gangguan metabolisme karbohidrat (mis.diabetes mellitus yang tidak terkontrol), kurangnya
asupan karbohidrat (kelaparan, diet tidak seimbang : tinggi lemak – rendah karbohidrat),
gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal), atau gangguan mobilisasi glukosa,
sehingga tubuh mengambil simpanan asam lemak untuk dibakar.

Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan


terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat
(creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine
triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin
dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian
energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi
oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin (Riswanto, 2010).
Banyaknya kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada
massa otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya
juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi
cedera fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada
otot (Riswanto, 2010). Ginjal mempertahankan kreatinin darah dalam kisaran normal.
Kreatinin telah ditemukan untuk menjadi indikator yang baik untuk menguji fungsi ginjal
(Siamak, 2009).

IV. Cara Kerja


 Pemeriksaan Darah Dalam Urin (Reaksi Heller)

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Memasukkan sampel urin dan control positif urine masing masing kedalam tabung
reaksi sebanyak 5 ml
3. Memasukkan 1 ml NaOH 10% kedalam masing-masing tabung
4. Memanaskan kedua tabung diatas Bunsen hingga mendidih
5. Mendiamkan kedua tabung hingga 10 menit
6. Mengamati endapan yang ada di tabung reaksi

 Pemeriksaan Badan Keton Dalam Urin (Reaksi Rothera)

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Memasukkan 3 ml urin ke dalam tabung reaksi
3. Meneteskan 2 tetes larutan Natrium Nitroprussid 5% ke dalam tabung reaksi yang
berisi urin
4. Memasukkan 3 ml ammonia 10% yang sebelumnya sudah ditetesi dengan larutan
(NH4)2SO4
5. Mengamati tabung reaksi dan mencatat hasil

 Pemeriksaan Badan Keton Dalam Urin (Reaksi Gerhardt)

1. Memipetkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet mohr


2. Memipetkan 3 tetes larutan FeCl3 10 % ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi urin
dengan menggunakan pipet tetes
3. Memperhatikan perubahan warna yang terjadi pada larutan di dalam tabung reaksi
4. Memanaskan tabung reaksi dengan menggunakan lampu Bunsen
5. Mengamati apakah terbentuk warna merah pada larutan
6. Mencatat hasil praktikum
 Pemeriksaan Kadar Kreatinin Dalam Urin

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Mengencerkan urin dengan cara menambahkan 100 µl urin dengan 1900 µl aquadest
sehingga volume urin menjadi 2 ml
3. Menyiapkan 3 tabung reaksi dan member label pada masing masing tabung yaitu
tabung blank, tabung sampel, dan tabung standart
4. Memipetkan 1000 µl reagent ke dalam masing-masing tabung dengan menggunakan
pipet otomatis
5. Memipetkan 1000 µl sampel urin ke dalam tabung sampel
6. Memipetkan 1000 µl Larutan standar ke dalam tabung standar
7. Memipetkan 1000 µl aquades ke dalam tabung blank
8. Memvortex ketiga tabung reaksi
9. Membaca nilai absorbansi A1 setelah 30 detik dengan menggunakan spektrofotometri
pada panjang gelombang 490 nm
10. Membaca nilai absorbansi terakhir (A2) setelah 60 detik dengan menggunakan
spektrofotometri pada panjang gelombang 490 nm
11. Menghitung nilai kreatinin

V. Laporan Hasil Percobaan

1. Pemeriksaan Darah (Reaksi Heller)

 Tabung kontrol urin positif : Terdapat endapan berwarna merah


kecoklatan setelah 10 menit hasil (+)

 Tabung sampel urin : Tidak terdapat endapan berwarna merah


kecoklatan setelah 10 menit hasil (-)
2. Pemeriksaan Badan Keton (Reaksi Rothera) - KELOMPOK LAIN
 Tabung reaksi rothera : Tidak terdapat warna lembayung hasil (-)

3. Pemeriksaan Badan Keton (Reaksi Gerhardt) - KELOMPOK LAIN

 Pada tabung : warna tidak berubah (berwarna kuning) dengan endapan


putih hasil (-)

4. Pemeriksaan Kadar Kreatinin

Hasil sample: 17,62 mg/dl


VI. Dokumentasi
VII. Kesimpulan

Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan :

a. Pemeriksaan Darah Dalam Urin (Reaksi Heller)

 Sampel urin yang diuji tidak mengandung darah NORMAL

b. Pemeriksaan Badan Keton Dalam Urin (Reaksi Rothera & Reaksi Gerhardt)

 Sampel urin yang diuji tidak mengandung badan keton (Acetone & asam diasetat)
NORMAL

c. Pemeriksaan Kadar Kreatinin Pada Urine

 Kadar kreatinin urin pada kelompok 4 (kelompok lain) adalah 17,62 (normal
pada urine : 14 – 26 mg/kg/hari) TIDAK NORMAL

VIII. Daftar Pustaka

 http://element.esaunggul.ac.id/mod/resource/view.php?id=138642

 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../4/Chapter%20II.pdf

 www.ejournal.stikesmucis.ac.id/file.php?file...id=953...pdf
IX . LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai