Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Pemeriksaan Makroskopis Urin
1. Warna
Alat & bahan :
- Urin
- Tabung reaksi
Prosedur :
-

Isilah tabung reaksi dengan urin sampai 2/3 penuh dan perhatikan

warna urin pada sikap miring.


Warna dinyatakan dengan : tidak berwarna, kuning muda, kuning

tua, kuning, kuning campur merah, hijau, coklat, dan seperti susu.
2. Kejernihan
Alat & bahan :
- Urin
- Tabung reaksi
Prosedur :
-

Isilah tabung reaksi dengan urin sampai 2/3 penuh dan perhatikan

kejernihan urin pada sikap mirip kea rah cahaya.


Kejernihan dinyatakan dengan : jernih, agak keruh, keruh dan

sangat keruh.
3. Bau urin
Harus dibedakan : - bau yang dari semula ada
- bau yang timbul dari urin tanpa pengawet
Bau yang berlainan :
- Amoniak
- Bau busuk

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Praktikum Makroskopik Urin
Tujuan praktikum

: untuk mengetahui organoleptik pada masing2 urin

Tgl pemeriksaan

: 29 september 2012

Sampel urin

: sewaktu aliran tengah

no
1
2
3
4

Nama Mahasiswa
Fikri
Nazan
Gerry
Aziz

Uji warna
Orange jernih
Kuning
Kuning
Kuning

Kejernihan
Jernih
Jernih
Jernih
Jernih

Bau urin
Amoniak
Amoniak
Amoniak
Amoniak

Pembahasan
Dari hasil praktikum yang dilakukan diketahui bahwa urin yang dihasilkan
oleh orang yang berbeda satu sama lain. Jumlah urin juga berbeda tergantung
factor umur, berat badan, jenis kelamin, suhu badan, makanan, minuman, iklim &
aktifitas dari orang yang bersangkut. Warna urin yang baik berwarna kuning
jernih. Pada umumnya warna urin ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin besar
dieresis makin muda warna urin tersebut. Perubahan warna urin disebabkan oleh
obat-obatan, makanan, & penyakit. Urin yang berwarna pink, merah muda &
merah disebabkan oleh efek samping obat2an seperti rifampicin. Dan makanan
yang mengandung gula berlebih & akan mengakibatkan terjadinya pendarahan
sistem urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal & infeksi ginjal. Urin yang
berwarna coklat muda bertanda telah terjadi kerusakan hati, sirosis, hepatitis.
Untuk urin yang berwarna kuning gelap dikarenakan. Kebanyakan mengkonsumsi
vit B kompleks & minum minuman berenergi. Sedangkan urin yang keruh
merupakan pertanda adanya partikel padat seperti lemak & Kristal mineral.
B. Pemeriksaan Kimia Urin
1. Praktikum Reaksi & pH Urin
Alat & bahan :
- Urin segar
- Kertas lakmus
- pH meter
Prosedur :

Pakai kertas lakmus biru dan merah yang dibasahi dengan urin yang
akan diperiksa lalu tunggu 1 menit, lihat perubahan warna yang terjadi.
- Lakmus biru menjadi merah : urin asam
- Lakmus merah menjadi biru : urin lindi
- pH urin normal : 4,6 8,5
- pH urin 24 jam : 6,2
2. Praktikum Pemeriksaan Reduksi Urin (Glukosa)
Reduksi : pereaksi Benedict
Alat & bahan :
-

Wadah/ penampung urin yang bersih dan kering


Tabung reaksi, penjepit tabung, rak tabung
Reagen benedict, api Bunsen & pipet tetes

Prosedur :
-

5ml reagen benedict dimasukkan dalam tabung reaksi


Tambah 5-8 tetes urin (jangan lebih)
Panaskan tabung & isinya sampai mendidih sambil digoyang-

goyangkan
Angkat, goyangkan & baca hasilnya

Enzimatik

Alat & bahan :


-

Wadah/penampung urin yang bersih dan kering


Tabung reaksi
Carik celup

Prosedur :
-

Urin dimasukkan ke tabung reaksi sampai kira-kira 2/3 penuh


Masukkan carik celup sampai terendam dalam urin
Angkat carik celup
Bandingkan warna pada pita carik celup dengan warna standar

pada botol.
3. Pemeriksaan Berat Jenis Urin
Penetapan BJ dapat dilakukan dengan :
- Urinometer

Piknometer
Carik celup

Prosedur :
-

Tuang urin ke dalam gelas ukur sampai 2/3 volumenya. Busa

dibuang dengan sepotong kertas saring.


Masukkan urinometer yang sesuai ke dalam gelas ukur, putar

urinometer supaya tidak menempel pada dinding sel.


Baca BJ urin dengan memperhatikan skala yang tertera pada

urinometer.
4. Pemeriksaan Protein Urin
Cara semikuantitatif :
- Asam sulfo salisilat 20%
- Pemanasan dengan asam asetat 6%
- Carik celup
Prosedur :
-

2 tabung reaksi masing-masing diisi 2ml urin


Tabung pertama diberi 8 tetes larutan asam sulfo salisilat 20% lalu
kocok dan bandingkan kedua tabung tersebut.

Hasil Praktikum Kimia Urin


Tujuan praktikum

: mengetahui pemeriksaan kimia urin & gangguan asam


basa

Tgl pemeriksaan

: 29 sepetember 2012

Sampel urin

: sewaktu, aliran tengah

No
1
2
3
4

Mahasiswa
Fikri
Nazan
Gerry
Aziz

pikno

BJ
urinometer

1,036
1,029
1,006
1,012

1,004
1,004
1,004
1,004

Uji
benedict
+1
+1
(-)
+1

Tes Carik Celup


Glukosa Protein pH
(-)
(-)
(-)
(-)

15(0.15
(-)
(-)
15(0.15

5
5
5
5

Uji
Protein
(-)
(-)
(-)
(-)

Pembahasan :
Dari data praktikum, didapatkan BJ piknometer dg BJ urinometer jaraknya/
selisihnya cukup tinggi, selisih tidak boleh lebih dari 2%, kelompok kami
perbedaan sekitar 0.0086. dapat disebabkan oleh pembacaan pada urinometer
yang tidak tepat. Uji benedict dg prinsip gula dalam urin akan menegtahui ion
cupri jadi cupro oksida. Kelompok kami mengalami perubahan warna (+1) yang
berarti mengandung gula. Tetapi gula disini adalah gula secara keseluruhan. Dan
dari hasil carik celup didapat PH asam yaitu dengan nilai 5 dan masih batas
normal yaitu 4,6-8,5. Hasil glukosa & protein (-). Batas nilai protein yang boleh
terkandung 15 (0.15)mg/kg.

LAPORAN PRAKTIKUM
PATOLOGI KLINIK

KELAS 5 F
KELOMPOK IV
DESSY PUTRIANINGSIH
FITRI YANI
RIFQIY AMELIYA AMINI
SIGITA TRIWULANDARI
SULTON AZIZ
WINDA PRASETYARINI

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA

2012

BAB I
PENDAHULUAN

Urinalisis (tes urin) atau analisis urin adalah pemeriksaan sampel urin
secara fisik (makroskopik), mikroskopik dan kimia.Tes urin terbagi atas Tes urin
rutin; makroskopik, mikroskopik,dan kimia. Tes urin Khusus; Biakan urin
(mengetahui adanya kuman atau tidak dalam urin) dan Protein kuantatif
(mengetahui jumlah protein).
Tujuan Urinalis (tes urin ) adalah sebagai berikut :

Membantu tegakan diagnosis.


Mendapatkan informasi tentang fungsi organ dan metabolisme tubuh.
Mandeteksi kelainan asimtomatik.
Mengikuti perjalanan penyakit dan hasil pengobatan.

Yang akan dilakukan dalam praktikum ini ialah tes urin rutin secara
manual, yaitu tes Makroskopis dan tes Kimia urin; tes protein urin, tes glukosa
urin, BJ urin, enzimatik, reduksi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urine


pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal,
skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau
perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan
darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan
umum.
Urine yang normal memiliki cirri-ciri antara lain: warnanya
kuning atau kuing gading, transparan, pH berkisar dari 4,6-8,0
atau rata-rata 6, berat jenis 1,001-1,035, bila agak lama berbau
seperti amoniak (Basoeki, 2000).
Unsur-nsur normal dalam urine misalnya adanya urea yang lebih
dari 25-30 gram dalam urine. Urea ini merupakan hasil akhir dari
metabolisme protein pada mamalia. Ekskresi urea meningkat bila
katabolisme protein meningkat, seperti pada demam, diabetes,
atau aktifitas korteks adrenal yang berlebihan. Jika terdapat
penurunan produksi urea misalnya pada stadium akhir penyakit
hati yang fatal atau pada asidosis karena sebagian dari nitrogen
yang diubah menjadi urea dibelokkan ke pembentukan amoniak
(Soewolo, 2003).
Reaksi urine biasanya asam dengan pH kurang dari 6
(berkisar 4,7-8). Bila masukan protein tinggi, urine menjadi asam
sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme protein.
Keasaman meningkat pada asidosis dan demam. Urine menjadi
alkali karena perubahan urea menjadi ammonia dan kehilangan
CO2 di udara. Urine menjadi alkali pada alkalosis seperti setelah

banyak muntah. Pigmen utama pada urine adalah urokrom,


sedikit urobilin dan hematofopirin (Soewolo, 2003).
Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. Setiap
ginjal memiliki sebuah ureter, yang mengalirkan air kemih dari
pelvis renalis (bagian ginjal yang merupakan pusat pengumpulan
air kemih) ke dalam kandung kemih. Dari kandung kemih, air
kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui
penis (pria) dan vulva (wanita) (Medicastore).
Dalam http://medicastore.com ini juga di paparkan bahwa
darah yang masuk ke dalam glomerulus memiliki tekanan yang
tinggi. sebagian besar bagian darah yang berupa cairan disaring
melalui lubang-lubang kecil pada dinding pembuluh darah di
dalam glomerulus dan pada lapisan dalam kapsula bowman;
sehingga yang tersisa hanya sel-sel darah dan molekul-molekul
yang besar (misalnya saja beruupa protein).
Cairan yang telah disaring (filtrat) masuk ke dalam rongga
bowman dan mengalir ke dalam tubulus kontortus proksimal
(tabung/saluran di bagian hulu yang berasal dari kapsula
bowman); natrium, air, glukosa dan bahan lainnya yang ikut
tersaring diserap kembali dan dikembalikan ke darah.
Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urine
sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh
adalah

melalui

sekresi

urine.

Selain

urine

juga

terdapat

mekanisme berkeringat dan juga rasa haus yang kesemuanya


bekerja sama dalam mempertahankan homeostasis ini. Fungsi
utama urine adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau
obat-obatan dari dalam tubuh.Anggapan umum menganggap
urine sebagai zat yang kotor. Hal ini berkaitan dengan
kemungkinan urine tersebut berasal dari ginjal atau saluran
kencing

yang

terinfeksi,

sehingga

urinenyapun

akan

mengandung bakteri. Namun jika urine berasal dari ginjal dan


saluran kencing yang sehat, secara medis urine sebenarnya
cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh.
Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri
akan mengkontaminasi urine dan mengubah zat-zat di dalam
urine dan menghasilkan bau yang khas, terutama bau amonia
yang dihasilkan dari urea.

BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan praktikum makroskopis urin :


Kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum adalah urin mahasiswa
normal dilihat dari uji warna yang kuning, jernih dan berbau amoniak dan tidak
terdeteksi adanya penyakit.

Kesimpulan praktikum kimia urin :


Dari data praktikum nilai BJ kelompok 4 adalah 1,004 menurut hasil
urinometer 1,0126 dari hasil piknometer & merupakan BJ urin 24 jam pada orang
normal bila urin tinggi berarti diurisis menurun & sebaliknya.
Dari hasil uji benedict (-) juga tidak mengandung protein & gula dari hasil
tes celup. PH normal yaitu 5, dari data tsb urin dari kelompok kami disimpulkan
tidak mengandung penyakit & urin normal.

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Ali, I. 2008. http://iqbalali.com/2008/02/10/urinalisis-analisis-kemih/


(online: 13 Desember 2009).
Lehninger, Albert L. 1990. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/laporanpraktikum-urinalisa. (online: 13 Desember 2009)

Anda mungkin juga menyukai