Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM URINALISA

MATA KULIAH ANATOMI DAN FISIOLOGI 2

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

NAMA ANGGOTA :

1. ALIVIA QAIS RAHMAH 20160310010


2. SHELA CAHYA PRATIWI 20160310016
3. ANINDA AMALIA TISNA 20160310017
4. ANGGA RIFALDI 20160310018
5. MAULIDA ARIASTI 20160310019
6. DEVI DAMAYANTI 20160310020
7. SISKA DWI CAHYANTI 20160310021
8. VIVI WULANDARI 20160310022
9. INE NINDYA HASTINI 20160310038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2018
PRAKTIKUM URINALISA

Urinalisa adalah pemeriksaan urin yang dilakukan untuk mengetahui tentang keadaan
ginjal dan saluran urin. Selain itu, dapat juga digunakan untuk mengetahui keadaan
fisiologis berbagai organ dalam tubuh seperti : hati, saluran empedu, pancreas, korteks
adrenal, dll. Terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk pemeriksaan urin.
Pada praktikum ini, dilakukan dua pemeriksaan yaitu :

A. Pemeriksaan Makroskopi : Bau, Warna dan Kejernihan Urin


1. Pemeriksaan Bau Urin
Tujuan :
 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bau urin
 Mengetahui cara yang tepat untuk menentukan bau urin
 Menentukan bau urin

Dasar Teori :
Bau urin normal sebagian disebabkan oleh asam-asam organik yang
mudah menguap. Dalam hal ini harus dibedakan anatar bau yang semula ada
dengan bau yang terjadi dalam urin yang dibiarkan tanpa pengawet (bau
amoniak). Biasanya hanya bau yang ada dari semula yang bermakna untuk
pemeriksaan. Bau yang tidak normal dipengaruhi oleh jenis makanan yang
dikonsumsi, obat-obatan, obat yang dikonsumsi, dll.

Alat :
- Wadah gelas tertutup

Bahan
- Urin segar

Cara Kerja :

- Masukan urin segar ke dalam wadah dan segera diidentifikasi bau yang
keluar dari urin tersebut
- Catat hasil pemeriksaan pada table hasil pemeriksaan
Tabel Hasil Pemeriksaan:
No Nama Sampel Usia Jenis Kelamin Bau Urin
1. Urin Angga 20 tahun Laki-laki Khas

Pembahasan :

Dari hasil praktikum ini, didapat bahwa urin yang digunakan dalam praktikum
berbau khas atau normal. Bau urin dapat bervariasi karena kandungan asam organik
yang mudah menguap. Diantara bau yang berlainan dari normal seperti: bau oleh
makanan yang mengandung zat-zat atsiri seperti jengkol, petai, durian, asperse dll.
Bau obat-obatan seperti terpentin, menthol dsb, Bau amoniak biasanya terjadi kalau
urin dibiarkan tanpa pengawet atau karena reaksi oleh bakteri yang mengubah
ureum di dalam kantong kemih. Bau keton sering pada penderita kencing manis,
dan bau busuk sering terjadi pada penderita keganasan (tumor) di saluran kemih.
Bau yang sangat tajam pada urin dapat menjadi gejala dari beberapa penyakit, yaitu
:

Kesimpulan :
2. Pemeriksaan Warna Urin
Tujuan :
 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi warna urin
 Mengetahui cara yang tepat untuk menentukan warna urin
 Menentukan warna urin
Dasar Teori :
Warna urin kadang-kadang dapat member makna secara klinis. Warna
urin diuji pada tebal lapisan 7-10 cm dengan cahaya tembus. Pada umumnya
warna urin ditentukan oleh besarnya dieresis. Warna normal urin berkisar
antara kuning muda dan kuning tua. Warna ini disebabkan oleh beberapa
macam zat warna terutama urokrom dan urobilin. Pada beberapa keadaan,
warna urin mungkin baru berubah setelah dibiarkan.
Alat :
- Tabung reaksi
- Senter

Bahan :
- Urin segar

Cara Kerja :
- Tuang urin ke dalam tabung reaksi hingga terisi ¾ bagian tabung
- Miringkan tabung dan berikan penyinaran terhadap tabung tersebut
- Tentukan warna urin dengan pernyataan : tidak berwarna, kuning muda,
kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning,
dll.
- Catat hasil pemeriksaan pada table pemeriksaan
Tabel Hasil Pemeriksaan
No Nama Sampel Usia Jenis Kelamin Warna Urin
1. Angga 20 tahun Laki-laki Kuning

Pembahasan :

Kesimpulan :
3. Menentukan Kejernihan Urin
Tujuan :
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejernihan urin
- Mengetahui cara yang tepat untuk menentukan kejernihan urin
- Menentukan kejernihan urin

Dasar Teori :

Kejernihan urin kadang-kadang dapat member makna secara klinis.


Urin normal terlihat jernih, walaupun tidak semua kekeruhan menyatakan
adanya keadaan abnormal. Urin normal akan keruh jika dibiarkan atau
didinginkan. Kekeruhan ringan ini disebut dengan nubecula dan terjadi akibat
adanya lendir, sel-sel epitel dan leukosit lambat laut mengendap. Cara menguji
kejernihan sama seperti menguji warna.

Alat :
- Tabung reaksi
- Senter

Bahan :
- Urin segar

Cara Kerja :
- Tuang urin ke dalam tabung reaksi hingga terisi ¾ bagian tabung
- Miringkan tabung dan berikan penyinaran terhadap tabung tersebut
- Tentukan kejernihan urin dengan pernyataan : jernih, agak jernih, keruh,
dan sangat keruh
- Catat hasil pemeriksaan pada table pemeriksaan
Tabel Hasil Pemeriksaan
No Nama Sampel Usia Jenis Kelamin Kejernihan Urin
1. Angga 20 tahun Laki-laki Jernih

Pembahasan :

Kesimpulan :
B. Pengukuran Derajat Keasaman Urin
Tujuan :
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi derajat keasaman urin
- Mengetahui cara yang tepat untuk menentukan derajat keasaman urin
- Menentukan derajat keasaman urin

Dasar Teori :

Penetapan derajat keasaman atau pH tidak banyak berarti dalam pemeriksaan


penyaring, tetapi pada gangguan keseimbangan asam – basa, penetapan tersebut
dapat memberikan gambaran tentang kondisi/ keadaan dalam tubuh. Selain itu,
pemeriksaan pH urin segar dapat member petunjuk kea rah etiologi infeksi saluran
kemih. Contohnya, infeksi yang disebabkan oleh E. colli biasanya menghasilkan
urin asam. Sedangkan, infeksi yang disebabkan oleh proteus, yang merombak
ureum menjadi amoniak, akan menyebabkan urin menjadi basa. Derajat keasaman
normal urin segar adalah 4,8 – 7,8.

Alat :

- Alat ukur pH universal


- Wadah urin

Bahan :

- Urin segar

Cara Kerja :
- Letakkan strip indikator pH universal ke dalam wadah yang sudah terisi
urin, tunggu hingga beberapa detik
- Jika sudah, cocokkan strip indikator pH dengan standar pH universal
- Catat hasil pengukuran pada table hasil pengamatan
Tabel Hasil Pemeriksaan
No Nama Sampel Usia Jenis Kelamin Hasil pH universal
1. Angga 20 tahun Laki-laki pH = 6
Asam
Pembahasan :

Dalam praktikum ini, kami menggunakan indikator pH universal untuk menentukan


pH urin. Dari hasil pengukuran dan pengamatan, di dapat pH urin sampel yaitu 6.
Jadi urin ini bersifat asam. pH urine pada orang normal adalah 4,8 – 7,8. pH di
bawah 7,0 disebut asam (acid) dan pH di atas 7,0 dinamakan basa (alkali).
Beberapa faktor yang mempengaruhi pH urin, yaitu :

a. pH basa : setelah makan, vegetarian, alkalosis sistemik, infeksi saluran kemi


h (Proteus atau Pseudomonas menguraikan urea menjadi CO2 dan
ammonia), terapi alkalinisasi, asidosis tubulus ginjal, spesimen basi, muntah
hebat.
b. pH asam : ketosis (diabetes, kelaparan, penyakit demam pada anak), asidosi
s sistemik (kecuali pada gangguan fungsi tubulus, asidosis respiratorik atau
metabolic memicu pengasaman urine dan meningkatkan ekskresi NH4+),
terapi obat-obatan tertentu.

Kesimpulan :

- pH urin yang di dapat dalam praktikum ini yaitu normal dengan pH = 6


dan bersifat asam.
- pH urin dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Anda mungkin juga menyukai