Anda di halaman 1dari 8

Pembahasan

1. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah wadah bagi penulis untuk menuangkan pokok pikirannya. Pokok pikiran
itu biasanya dikemas dalam sebuah kalimat utama. Akan tetapi, kalimat utama belum memberi
informasi yang lengkap kepada pembaca. Pembaca baru mengetahui pernyataan bersifat umum.
Supaya pebaca memperoleh informasi lengkap, kalimat utama itu perlu dikembangkan dengan
pemaparan lain yang lebih luas. Caranya, kalimat utama itu dijelaskan dengan kalimat-kalimat
penjelas yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang tersusun secara sistematis yang memiliki
sebuah ide. Sebuah paragraf terdiri atas beberapa kalimat atau lebih dari satu kalimat.
Paragraf juga adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis sistematis dan merupakan
satu kesatuan ekspresi pikiran yang relavan dan mengandung pikiran pokok yang tersirat
dalam keseluruhan. Sebuah paragraf ditandai dengan kalimat yang menjorok ke dalam
dengan jarak lebih dari 6 ketukan/spasi. Ada pula yang tidak ditandai dengan bagian yang
menjorok, tetapi dengan adanya jarak antara paragraf satu dengan paragraf yang lainnya.
Terkait dengan definisi paragraf, Tarigan (2008:4) menyatakan beberapa ciri atau
karakteristik paragraf sebagai berikut :
1) Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran atau ide pokok yang relevan
dengan ide pokok keseluruhan karangan;
2) Paragraf umunya dibangun oleh sejumlah kalimat;
3) Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran;
4) Paragraf alah kesatuan yang koheren dan padat
5) Kalimat-kalimat paragraf tersusun secara logis sistematis.

2. Fungsi Paragraf
Paragraf memiliki banyak fungsi. Fungsi-fungsi tersebut dapat dikelompokan
dalam dua bagian, yaitu fungsi paragraf bagi penulis dan fungsi paragraf bagi pembaca.
A. Fungsi paragraf bagi penulis
a) Paragraf merupakan alat untuk menuangkan pemikiaran atau ide melalui
media tulis
b) Paragraf harus memisahkan setiap unit pikiran yang berupa ide, sehingga
tidak terjdi percampuran di antara unit pikiran penulis.
c) Dengan membuat paragraf, penulisan dapat lebih termotivasi dalam
membuat paragraf-paragraf lanjutan hingga idenya tersampaikan.
d) Paragraf dapat dimanfaatkan sebgai pembatas antara bab karangan dalam
satu kesatuan yang kohersi: bab pendahuluan, bab isi dan bab kesimpulan
B. Fungsi paragraf bagi pembaca
a) Pembaca dapat dengan mudah memahami informasi yang ingin
dsampaikan penulis karana terdapat pemberhentian atau batasan ide
disetiap paragraf.
b) Pembaca dapat dengan mudah “menikmati” karangan secara utuh,
sehingga memperoleh informasi penting dan kesan yang sesuai.
c) Pembaca dapat termotivasi membaca paragraf per paragraf karena tidak
membosankan atau tidak melelahkan.
d) Pembaca, secara tidak langsung juga dapat belajar bagaimana cara
menyampaikan sebuah gagasan dalam paragraf tulis.
e) Pembaca dapat termotivasi tentang cara menjelaskan paragraf, baik
melalui kata-kata yang disertai gambar, bagan, diagram, grafik, dan kurva.

Terkait dengan hal tersebut, Tariga (2008:5) mengungkapkan fungsi paragraf


adalah sebagai berikut.

a) Sebagai penampung dari sebgain kecil jalan pikiran atau ide pokok
keseuruhan karangan;
b) Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang;
c) Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis;
d) Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran
pengarang;
e) Sebagai penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca;
f) Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai;
g) Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dpt berfungsi sebagai
pengantar, transisi, dan penutup (konklusi).
3. Pengembangan paragraf

Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yaitu pertama, kemampuan


memperinci secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan bawahan; dan
kedua, kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

Gagasan utama paragraf hanya menjadi jelas bila diadakan perincian yang cermat.
Gagasan utama biasanya didukung masing masing sebuah kalimat atau lebih. Ada juga
kemungkinan bahwa semua gagasan bawahan sudah tercakup dalam kalimat topik. Bahkan ada
dua gagasan yang didukung oleh sebuah kalimat saja.

A. Pola pengembangan paragraf

Pola pengembangan paragraf merupakan cara seseorang penulis dalam


mengembangkan pola pikiran berupa pengembangan kalimat topik kedalam kalimat-
kalimat penjelas yang dituangkan dalam sebuah paragraf. (Dalma, 2013:101)
Selanjutnya, Keraf (2004:94) mengatakan bahwa pengembangan paragraf, baik untuk
memperinci gagasan utama maupun untuk mengurutkan perincian-perincian itu
dengan teratur, dikembangkan bermacam-macam metode pengembangan. Metode
pengembangan mana yang dipakai tergantung dari sifat alenia itu.

Dasar pengembangan paragraf dapat terjadi karena adanya hubungan alamiah,


hubungan logis serta ilustrasi-ilustrasi. Hubungan alamiah didasarkan pada keadaan
yang nyata di alam (urutan kejadian, urutan tempat atau sudut pandangan) sedangkan
hubungan logis didasarkan pada tangan penulis atau relasi dari perincian-perincian
itu.

Metode pengembangan menurut Keraf (2004:97) sesuai dengan dasar


pembentukan paragraf tersebut.

1) Klimaks dan Antiklimaks


Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan
mempergunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama mula-mula
diperinci dengan sebuah gagsan bahwahan yang dianggap paling rendah
kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke
gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya dengan kata
lain gagasan-gagasan bawahan disusun dengan sedemikian rupa sehingga
tiap gagasan yang berikutnya lebih tinggi kepentingannya dari gagasan
sebelumnya, atau perhatian penulis terhadap gagasan berikunya selalu
menjadi lebih besar bila dibandingan dengan perhatiannya terhadap gagasan-
gagasan sebelumnya.
Variasi dari klimaks adalah antiklimaks, yaitu penulis mulai dari suatu
gagasan atau tema yang dianggap paling tinggi keduudkannya. Kemudian
perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang paling rendah hingga
yang paling rendah (Keraf, 2004:5).
2) Perbandingan dan Pertentangan
Maksud dari perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara dimana
pengarang menujukan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek atau
gagasan yang bertolak dari segi segi tertentu (Keraf, 2004:99)
Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya menggunakan
ungkapan seperti, serupa dengan, sama halnya, demikian juga, dibandingkan
dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan dan sementara itu.
3) Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek dijelaskan dengan
objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya pengembangan
analogi dilakukan dengan bantuan kiasan kata-kata yang digunakan yaitu
ibaratnya, seperti dan bagaikan.
Selanjutnya, menurut keraf (2004:10), bila perbandingan dan
pertentangan memberi sejumlah ketidaksamaan dan perbedaan antara dua
hal, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang
berbeda, tetapi dengan memperhatikan kesamaan segi atau fungsi dari kedua
hal tadi sekedar sebagai ilustrasi atau dapat dikatakan secara lebih sederhana
perbandingan menunjukkan kesamaan antara barang-barang dalam kelas
yang sama, sebaiknya analogi menunjukkan kesamaan-kesamaan antara dua
barang atau hal yang berlainan kelas.
4) Cara sebab-akibat
Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan
menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi
akibat. Ungkapan digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan
karena. Selanjutnya, kerak (2004:105) mengatakan bahwa perkembangan
sebuah alinea dapat dinyatakan dengan mempergunakan sebab-akibat sebagai
dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama sedangkan
akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi dapat juga terbalik:
akibat dijadikan gagasan utama sedangkan untuk memahami sepenuhnya
akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
5) Cara Definisi
Keraf (2004:111) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan definisi
dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk
memberikan Keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal.
Selanjutnya untuk mengembangkan paragraf agar lebih komprehensif dalam
memberikan informasi ataupun makna, maka diprioritaskan menggunakan
cara definisi dalam mengekspor informasi.
Kata adalah, yaitu, ialah, merupakan, adalah kata-kata yang digunakan
dalam mengembangkan paragraf dengan cara definisi. Karena adalah
biasanya digunakan untuk sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan
kata benda yaitu digunakan. Jika sesuatu akan didefinisikan diawali dengan
kata kerja atau sifat jika akan menjelaskan sinonim suatu hal maka ialah,
yang digunakan jika akan mendefinisikan pengertian Rupa atau wujud kata
merupakan yang dipakai.
6) Cara Klasifikasi
Keraf (2004:109) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
klasifikasi adaah sebuah proses untuk mengelompokan barang-barang
yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Sebab itu
klasifikasi bekerja pada dua arah berlawanan, yang pertama ,
mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu kelompok, dan kedua,
memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain.

Selanjutnya, cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf


melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata atau
ungkapanyang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan
menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
7) Paragraf dengan perulangan
Paragraf perulangan adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan
dengan pengulangan kata/ kelompok kata atau bagian-bagian kalimat yang
penting. Pengembangan paragraf dengan repitisi maksudnya adalah ide
pokok diulang ulang padakalimat-kalimat penjelas. Hal ini dilakukan untuk
mengingatkan kembali pada ide pokok itu. (Alwi, 2001:61)
8) Paragraf dengan contoh
Paragraf contoh adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan
dengan contoh-contoh sehingga kalimat topik jelas pengertiannya (Tarigan,
2008:29). Pengembangan paragraf dengan contoh dapat dilakukan kalau
kalimat topiknya berisi pernyataan yang bersifat umum. Dalam hal ini, kata
contohnya dan seperti dapat digunakan secara eksplisit, tetapi dapat pula
secara implisit. (Alwi, 2001:50)

4. Syarat Paragraf
Paragraf yang baik adalh paragraf yang memiliki satu kesatuan, kepaduan dan kelengkapan
antara unsur-unsurnya, baik itu antara gagasan utama dan gagasan penjelas maupun antarkalimat.
Berikut ini adalah syarat paragraf
1. Kesatuan (kohesi)
Kesatuan atau kohesi menyangkut keeratan hubungan makna antargagasan dalam
sebuah paragraf. Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik.
Fungsi paragraf adalah mengembangkan topik atau gagasan pokok tersebut. Paragraf
dianggap mempunyai kesatuan jika kalimat-kalimat dalam paragraf dianggap mempunyai
kesatuan jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topik atau relevan
dengan topik. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi, 2009:35)
Oleh sebab itu, penulis harus selalu memperhatikan kalimat-kalimat yang
dibuatnya agar tetap memiliki kaitan yang erat dengan gagasan utama. Kalimat yang
menyimpang dari gagasan utama lebih baik dihilangkan.
2. Kepaduan
Paragraf dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai huungan timbal balik.
Pembaca dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan
karena tidak aadanya lonacatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang
teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi
dititiberatkan pada hubunganantara kalimat dan kalimat. (Nosucha, Rohmadi dan
Wahyudi, 2009:39)
Kalimat membangun biasanya terdiri dari empat sampai delapan kalimat.
Rohmadi dan Nosucha, 1993:1 mengatakan, pada umumnya paragraf terdiri dari
sejumlah kalimat. Jumlah empat sampai delapan tergolong ideal karena informasinya
cukup lengkap. Kalimat-kalimat paragraf seharusnya memiliki kepaduan yang dibangun
dari kalimat topik.
3. Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika kalimat-kalimat penjelas yang cukup
menjunjang kelejsan kalimat topik dan kalimat utama. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyuni,
2009:39) Syarat kelengkapan paragraf diperlukan karna informasi yang disampaikan
dapat tuntas. Untuk itu, kalimat-kalimat paragraf harus dapat memberikan kejelasan
terhadap topik.

5. Jenis Paragraf
Paragraf dapat digolongkan berdasarkan beberapa jenis.
A. Berdasarkan Letak kalimat Utama
Pada umumnya paragraf meliki kalimat utama, yaitu kalimat yang berisi pokok
pikiran paragraf. Letak kalimat utama tidak tentu.
a) Paragraf deduktif
Paragraf yang kalimat utamanya berada pada awal paragraf.
b) Paragraf induktif
Paragraf yang kalimat utamanya berada pada akhir paragraf.
c) Paragraf kombinatif (campuran)
Paragraf yang kalimat utamanya diawal dan diakhir kalimat.
d) Paragraf tanpa kalimat utamanya
Paragraf yang tidak meiliki kalimat pokok, namun memiliki ide pokok.
B. Berdasrkan sifat dan tujuannya
a. Deskripsi
Paragraf yang menggambarkan objek secara rinci atau detail dilengkapi dengan
ilustrasi sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar dan
mengamati sendiri objek yang diceritakan. Saran utama paragraf deskripsi adalah
terciptanya efek panca indra untuk menghasilkan kesan tententu berdasarkan
penalaran dan imajinasinya.
b. Narasi
Paragraf yang menceritakan suatu kejadian secara runtut sesuai urutan waktu.
Paragraf narasi dibangun dengan unsur-unsur, tema, alur(plot), watak, suasana
dan sudut pandang.
c. Eksposisi
Paragraf eksposisi bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyamapikan
informasi, mengajarkan dan menerangkan tanpa disertai ajakan agar pembaca
menerimanya. Paragraf ini digunakan untuk menyajikan pengetahuan, definisi,
pengertian, langkah-langkah suatu kegiatan, metode, cara dan proses terjadinya
sesuatu.
d. Argumentasi
Paragraf argumentasi bertujuan untuk menyampaikan suatu pendapat atau opini
kepada pembaca. Untuk menyakinkan bahwa itu benar, penulis menyertakan
bukti, contoh dan berbagai alasan yang sulit dibantah.
e. Persuasi
Paragraf yang berisi ajakan atau arahan seseorang untuk melakukan sesuai yang
dikehendaki penulis. Tujuan paragraf ini adalah mengubah pikiran atau tindakan
orang lain. Perubahan itu haru sukarela yang artinya orang berhak menerima atau
menolak ajakan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai