Anda di halaman 1dari 6

BAB I

LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang Masalah
Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun
menjadi satu kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk
paragraf-paragraf, sehingga dapat terbentuk suatu karangan. Pada suatu karangan,
tentunya akan mengacu pada maksud dari penulisan karangan tersebut terutama dalam
menentukan topik yang ada dalam bagian karangan, sehingga pembaca dapat mengerti
maksud dari karangan tersebut. Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-
masing dari paragraf tersebut berisi pikiran utama dan diikuti oleh pikiran-pikiran
penjelas. Sebuah paragraf belum tentu dapat berwujud keseluruhan karangan. Namun,
sebuah paragraf sudah bisa memberikan suatu informasi kepada pembaca karena ada
kalanya suatu karangan hanya berisi satu paragraf saja sehingga dalam karangan
tersebut hanya berisi satu pikiran pokok. Membuat suatu karangan, penulis diharapkan
dapat menguasai struktur paragraf yang digunakan agar dalam penulisan karangan
tersebut dapat tersusun suatu paragraf yang baik. Dalam menyusun paragraf dimulai
dengan menyusun tema dan kerangka karangan yang kemudian dilanjutkan dengan
menyusun kalimat-kalimat secara runtut, logis, dan dalam satu kesatuan ide yang
kemudian dikembangkan dan akan terbentuk beberapa kalimat yang dapat
mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai titik pusatnya dan
pikiran penjelas sebagai pendukungnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengembangan Paragraf
A. Pengertian
Paragraf atau alinea berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan
digunakan istilah paraton (Brown dan Yule,1996). Paragraf merupakan suatu kesatuan
bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada
dibawah tatanan wacana. Paragraf potensi terdiri dari beberapa kalimat. Paragraf yang
hanya terdiri dari beberapa kalimat tidak memiliki pengembangan. Setiap paragraf
berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide.
Setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau kalimat utama dan
kalimat-kalimat penjelas. Pengidentifikasian paragraf secara formal sangatlah mudah,
secara visual paragraf biasanya ditandai adanya idensisasi. Namun dengan demikian
belum tentu pengembangan paragraf tersebut di kembangkan dengan cara yang benar,
maka dari itu disini diperlukan pengembangan paragraf.

1. Pembentukan Paragraf
Dalam proses pembentukan paragraf ada tiga syarat yang harus diperhatikan, yaitu
unsur kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Unsur kesatuan paragraf yaitu
mengsyaratkan bahwasannya satu paragraf hanya memiliki satu topik, satu pikiran
utama. Fungsi dari paragraf ini adalah mengembangkan topik tersebut. Dalam
pengembangan paragraf tidak bisa sembarangan, tidak boleh terdapat unsur yang sama
sekalil tidak berhubungan dengan topik, dan tidak mendukung topik. Penyimpangan
dalam pengembangan paragraf akan menyulitkan pembaca, dan akan mengakibatkan
paragraf tidak efektif.
Paragraf yang padu didukung oleh penggunaan unsur kebahasaan yang baik, yaitu
adanya kohesi antar kalimat yang baik. Meski dengan demikian, tidak berarti paragraf
yang kohesif secara otomatis merupakan paragraf yang padu dalam tulisan hubung,
kata ganti, repetisi. Unsur kelengkapan paragraf mengacu pada adanya pikiran utama
yang berwujud kalimat utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimat-kalimat
penjelas. Kalimat-kalimat penjelas harus menunjang kejelasan kalimat utama.
Paragraf dinyatakan sebagai paragraf tidak lengkap jika tidak dikembangkan secara
baik.

2. Kerangka Struktur Paragraf


Paragraf diasumsikan berpotensi terdiri atas beberapa kalimat. Kalimat-kalimat
tersebut haruslah dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi paragraf yang bai, yaitu
paragraf yang memenuhi persyaratan kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Kalimat-
kalimat dalam paragraf dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:
a) Kalimat Utama

2
Yaitu rangkaian kata yang berisi ide atau pokok pikiran utama dan menjadi dasar
untuk mengembangkan paragraf. Biasanya kalimat utama mengandung keseluruhan
isi dalam paragraf.
b) Kalimat Penjelas
Yaitu kalimat yang berfungsi sebagai pendukung atau penguat gagasan pokok yang
ada pada kalimat utama.
c) Kalimat Penegas
Kalimat penegas adalah kalimat yang berada di akhir paragraf dan berfungsi untuk
memperjelas topik utama yang dibahas dalam paragraf tersebut.
Kalimat penegas pada hakikatnya sama dengan kalimat topik, hanya saja kalimat
penegas biasanya merupakan penyimpulan, sehingga tidak pernah terdapat pada awal
paragraf. Kalimat penegas hanya sebagai penambah pada pengembangan paragraf.
3. Pengembangan Paragraf Berdasarkan Teknik
Pengembangan paragraf berdasarkan sudut pandang teknik dapat dikategorikan
menjadi dua yaitu:
1) Pengembangan secara alamiah
Yaitu pengembangan berdasarkan urutan waktu bersifat kronologis. Hal itu berarti
kalimat yang satu mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan
dilakukan, dan diikuti oleh kalimat-kalimat yang mengungkapkan peristiwa terjadi,
atau waktu kegiatan yang dilakukan. Namun paragraf yang digunakan dengan cara ini
tidak dijumpai adanya kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf yang dikembangkan
berdasarkan ruang atau tempat membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya
dalam sebuah “ruangan”. Pengungkapan gagasan dengan urutan ruang ini tidak boleh
sembarangan, sebab cara yang demikian akan mengakibatkan pembaca mengalami
kesulitan memahami pesan. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf
deskriptif.
2) Pengembangan secara logis
Pengembangan paragraf secara logis maksudnya adalah pengembangan paragraf
menggunakan pikiran tertentu. Pengembangan paragraf secara logis dapat
dikelompokkan menjadi empat yaitu:
a) Klimaks-antiklimaks dibagi menjadi dua, yaitu pertama klimaks, Pengembangan
secara klimaks dilakukan dengan cara menyajikan gagasan-gagasan yang berupa
rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan, kemudian diakhiri dengan
gagasan yang paling tinggi atau kompleks kedudukannya atau kepentingannya.
b) Antiklimaks dilakukan dengan terlebih dahulu gagasan yang dianggap paling
tinggi atau kompleks kedudukannya atau kepentingannya, baru diikuti dengan
gagasan-gagasan yang berupa roncian yang dianggap sebagai gagasan bawahan,
gagasan yang dianggap kurang penting atau rendah kedudukannya.
c) Umum ke khusus

3
Pengembangan paragraf dengan cara ini yaitu paragraf yang dimulai dengan
gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama, kemudian diikuti
dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas.
d) Khusus ke umum
Yaitu paragraf yang dikembangkan dengan memulai dengan gagasan khusus
sebagai gagasan penjelas atau rincian, kemudian diikuti dengan gagasan umum
yang biasanya merupakan gagasan utama. Paragraf yang dikembangkan dalam
cara ini biasa disebut dengan paragraf induktif.

4. Pengembangan Paragraf Berdasarkan Isinya


Pengembangan paragraf berdasarkan isinya dibagi menjadi empat bagian yaitu:
 Pertama, pengembangan paragraf dengan cara pembandingan, yaitu sebuah
pengembangna paragraf yang dilakukan dengan membandingkan atau
mempertentangkan guna memperjelas suatu paparan.
 Kedua, pengembangan paragraf dengan cara pemberian, yaitu contoh-contoh disajikan
sebagai gagasan penjelas untuk mendukung atau memperjelas gagasan umum.
 Ketiga, pengembangan paragraf dengan sebab akibat. Cara sebab akibat sering disebut
dengan kausalitas. Pengembangna paragraf cara ini dapat dilakukan dengan
menyajikan sebab sebagai gagasan pokok atau utama baru diikuti akibatnya sebagai
gagasan penjelas, atau sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama
diikuti dengan penyebabnya sebagai gagasan penjelas.
 Keempat, pengembangan paragraf dengan cara klasifikasi. Cara klasifikasi biasanya
dilakukan dengan penyajian gagasan pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan
penjelas secara rinci. Gagasan penjelas merupakan kalsifikasi dari gagasan utamanya.

4
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Pengembangan paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan kesatuan, kepaduan,
dan kelengkapan. Untuk itu, diperlukan pengembangan paragraf yang baik. Kerangka
struktur paragraf dikembangkan berdasarkan peletakan kalimat utama dan kalimat-
kalimat penjelas. Pengembangan paragraf berdasarkan tekniknya dapatdikelompokkan
menjadi alamiah dan logis. Pengembnagna paragraf berdasarkan isinya, antara lain
dapat dilakukan dengan perbandingan, contoh, sebab-akibat dan klasifikasi.

B. SARAN
Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan penulis semoga
tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,
penulis mcnyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempuma. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar tulisan ini dapat disusun menjadi
lebih baik dan sempurna.

5
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=pengembangan+paragraf

https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=kalimat+penjelas+adalah

https://www.google.com/search?q=kalimat+penegas+adalah&client=firefox-b-
d&ei=q8IzY9nnNa2PseMP08OWyA8&ved=0ahUKEwiZ6czpyLb6AhWtR2wGHdO
hBfkQ4dUDCA0&oq=kalimat+penegas+adalah&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAwyBQg
AEIAEMgYIABAeEBY6CggAEEcQ1gQQsAM6BwgAELADEEM6BAgAEA06Bgg
AEB4QBzoKCAAQHhAPEAcQCjoICAAQHhAIEAc6BggAEB4QBToGCAAQHhA
ISgQIQRgASgQIRhgAUKADWIIbYKJMaANwAXgAgAGwAYgBqA2SAQQyLjEy
mAEAoAEByAEKwAEB&sclient=gws-wiz

https://www.google.com/search?q=kalimat+utama&client=firefox-b-
d&ei=ZsMzY8HeG6-
Hz7sPzdet6A0&ved=0ahUKEwjBqcjCybb6AhWvw3MBHc1rC90Q4dUDCA0&oq=
kalimat+utama&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAwyCAgAEIAEELEDMgsIABCABBCxA
xCDATILCAAQgAQQsQMQgwEyBQgAEIAEMgUIABCABDIFCAAQgAQyBQg
AEIAEMgUIABCABDIFCAAQgAQyBQgAEIAEOgoIABBHENYEELADOgcIAB
CwAxBDOgYIABAeEBY6BAgAEEM6CAgAELEDEIMBSgQIQRgASgQIRhgAU
McCWLEXYNsmaAFwAXgAgAGtAYgB9BCSAQQ2LjEymAEAoAEByAEKwAEB
&sclient=gws-wiz

Anda mungkin juga menyukai