Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Paragraf

Paragraf adalah suatu rangkaian kalimat yang memiliki suatu gagasan utama. Dalam
artikel ataupun model tulisan lainnya, teman-teman pasti sudah tidak asing menemui
rangkaian paragraf yang berisi tentang keseluruhan isi dari tulisan tersebut. Terdapat
berbagai jenis paragraf, yang diklasifikasikan menurut letak gagasan utamanya dan
menurut tujuannya.

Jenis Paragraf Menurut Letak Gagasan Utama


Berdasarkan letak gagasan utamanya, paragraf dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
sebagai berikut:

Paragraf Deduktif
Jenis ini memiliki gagasan atau pikiran utama di bagian awal rangkaian kalimat. Biasanya,
pada paragraf deduktif, gagasan utamanya berada di kalimat pertama. Sementara itu,
kalimat-kalimat lainnya berisi penjelasan yang mendukung gagasan utama yang telah
dipaparkan di awal.

Paragraf Induktif
Berkebalikan dengan yang sebelumnya, gagasan utama pada jenis paragraf induktif baru
bisa ditemukan di bagian akhir dari rangkaian kalimat dan lebih sering berada di kalimat
terakhir. Gagasan utama di akhir ini bersifat menyimpulkan inti dari kalimat-kalimat penjelas
yang berada di kalimat sebelumnya.

Paragraf Campuran
Yang dimaksud paragraf campuran adalah gabungan gagasan utama yang berada di awal
dan akhir rangkaian kalimat. Gagasan di kalimat awal biasanya berupa inti pikiran dari
paragraf tersebut. Sementara itu, di bagian akhir kembali ditekankan mengenai gagasan
utama dengan kalimat yang mungkin saja berbeda dari kalimat gagasan utama di awal.

Jenis Paragraf Menurut Tujuannya


Isi dari paragraf tentunya memiliki berbagai tujuan. Ada yang sifatnya memaparkan,
mengajak, mendebat, dan lain-lain. Berdasarkan tujuan dari isinya, paragraf dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis.

Paragraf Narasi
Isi dari jenis paragraf ini bersifat menceritakan suatu hal secara kronologis. Untuk yang
bersifat naratif, tiap kalimatnya disusun secara runtut sehingga memudahkan pembaca
membayangkan kejadian atau peristiwa yang tengah diceritakan. Karena sifatnya yang
“bercerita”, pembaca akan menemukan sudut pandang dalam kalimat-kalimat di paragraf
tersebut. Jenis ini biasanya dijumpai pada cerpen, novel, ataupun prosa bebas lainnya.
Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah jenis paragraf yang isinya berupa penjelasan untuk memaparkan
fakta-fakta yang ada. Karena fakta yang menjadi dasarnya, tulisan-tulisan eksposisi
cenderung bersifat ilmiah. Tujuannya adalah memberikan informasi yang detail kepada
pembaca. Ciri-cirinya adalah memiliki fakta yang jelas dari berita ataupun penelitian dan
tidak mencampurkan pendapat penulis di dalamnya. Model seperti ini cenderung dijumpai
pada artikel-artikel berita.

Paragraf Argumentasi
Jenis paragraf yang bertujuan memberikan pandangan kepada para pembacanya ini tidak
hanya menyajikan fakta ataupun isu permasalahan dalam isinya, namun juga memberikan
pendapat-pendapat dari sang penulis. Jadi, data maupun fakta hanyalah pelengkap dari
opini sang penulis. Pada jenis paragraf argumentasi, akan dijumpai kesimpulan dari
rentetan pendapat penulis di dalam rangkaian kalimat tersebut. Kesimpulan tersebut
cenderung diletakkan di akhir paragraf.
Paragraf Persuasi
Hampir sama dengan paragraf argumentasi, paragraf persuasi biasanya menampilkan
pendapat-pendapat dari sang penulis terhadap suatu berita atau isu tertentu.
Perbedaannya, kalimat-kalimat yang isinya bertujuan memengaruhi pembaca ini cenderung
mengandung kata-kata ajakan atau imbauan, seperti ayo dan mari. Kata dan gaya bahasa
yang digunakan pun dipilih yang semenarik mungkin untuk semakin meyakinkan pembaca
atas ajakan tersebut.

Paragraf Deskripsi
Jenis paragraf yang satu ini bertujuan membuat pembaca dapat merasakan ataupun
membayangkan hal yang dideskripsikan secara jelas dan nyata, seolah-olah pembaca
dapat melihat, mendengar, ataupun mencecap objek yang dijelaskan tersebut. Karena
itulah, isinya merupakan gambaran lengkap dari sebuah objek yang disusun dalam kalimat-
kalimat.

Ciri-ciri paragraf yang baik :

• Memiliki sekurang-kurangnya satu gagasan utama


• Terdiri dari gagasan utama dan gagasan penjelas
• Minimal 5 kalimat
• Penggunaan bahasa dapat dipahami
• Kalimat antar kalimat memiliki hubungan erat dengan gagasan utama.
• Penulisannya menjorok ke dalam.
┏━━━━━━✦ Pembahasan ✦ ━━━━━━━┓
Paragraf adalah sebuah karangan yang memiliki gagasan utama dan
penjelas. Dalam satu karangan tersebut, harus memiliki hubungan antara
kalimat dengan kalimat. Jika topiknya sudah jauh dari kalimat utama, maka
harus dibuat paragraf baru sampai topik tersebut selesai dibahas.
Penulisan paragraf dimulai dengan cara menjorok ke dalam sekitar 5 spasi
dari awal. Dikira satu spasi tersebut sama dengan 2,5-3 cm. Maka, penulisan
paragraf boleh ditulis disitu.
◆━━━━━━ Unsur Paragraf ━━━━━━◆
Dalam paragraf, harus memiliki dua unsur berikut ini :

• Kalimat utama => kalimat yang menceritakan seluruh isi dari paragraf
yang akan dibuat.

• Kalimat penjelas => kalimat yang menceritakan atau menjelaskan


segala sesuatu yang mendukung kalimat utama tersebut.

Paragraf adalah bagian yang berasal dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah
kalimat, yang isinya mengungkapkan satuan informasi/kalimat dengan pikiran utama
sebagai pengendaliannya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
paragraf dapat terdiri dari satu kalimat/kumpulan kalimat, Akan tetapi kalimat yang
berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk
suatu kalimat, dan dapat disebut juga dengan penuangan ide dari penulis melalui
kalimat/kumpulan kalimat yang satu dengan yang lainnya, yang berkaitan dan juga hanya
memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang singkat.
Mengarang adalah mengembangkan beberapa kalimat topik. Dalam karangan itu kita
harus mengembangkan paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus dapat
menempatkan kalimat topik. Satu paragraf hanya mengandung satu kalimat topik. Sama
halnya dengan kalimat yang baik, maka paragraf yang baik juga harus memenuhi syarat-
syarat tertentu. Syarat-syarat itu ialah:
1. Kesatuan
Yang dimaksud dengan kesatuan ialah paragraf harus memperhatikan dengan jelas
suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Sebuah paragraf dikatakan memiliki
kesatuan bila unsur-unsurnya bersama-sama bergerak menunjang sebuah maksud
tunggal atau gagasan utamanya.
2. Koherensi, Sebuah paragraf bukanlah sebuah tumpukan kalimat-kalimat yang
masing-masing bersdiri sendiri, tetapi kalimat-kalimat itu dibangun oleh adanya
hubungan timbal-balik. Dengan demikian diperlukan urutan pikiran yang koheren
(terpadu), sehinga tidak terdapat loncatan pikiran yang membingungkan. Suatu
paragraf dikatakan koheren jika kalimat-kalimat itu saling berhubungan untuk
mendukung pikiran utama.
Secara garis besar teknik pengembangan paragraf ada dua macam. Teknik pertama,
menggunakan “ilustrasi“. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan
digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar
dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Teknik kedua, dengan “analisis”, yaitu
apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logika sehingga penyataan tadi
merupakan suatu yang meyakinkan.
Dalam praktek pengembangan paragraf, kedua teknik di atas dapat dirinci lagi menjadi
beberapa cara yang lebih praktis, di antaranya dengan (a) memaparkan hal-hal yang
khusus (umum-khusus/khusus-umum), (b) memberikan contoh, (b) menampilkan fakta-
fakta, (c) memberikan alasan-alasan, dan (d) dengan bercerita, definisi luas, atau
campuran. Ketiga cara tersebut dapat dilihat pada contoh-contoh berikut:
1. Pengembangan paragraf dengan pemberian contohDalam jenis
pengembangan ini dikemukakan suatu pernyataan, kemudian disebutkan
rincian-rincian berupa contoh-contoh kongkret. Berikut ini contoh
pengembangan paragraf dengan memberikan contoh-contoh:
Kesalahan dalam penulisan karya ilmiah, pada umumnya terletak pada pemilihan
kata (diksi) dan penyusunan kalimat efektif. Kesalahan pemilihan kata yang tepat, di
antaranya digunakannya kata sering, mungkin, kadang-kadang, sangat, danmemang yang
mengarah pada ketidakyakinan penulis akan hal yang dikemukakan. Adapun kesalahan
penyusunan kalimat efektif, misalnya menulis kalimat yang panjang yang di dalamnya
terdapat kata yang tidak perlu, seperti penulisan kata dapat, telah, dan adalah pada
kalimat Dalam bab ini dapat dituliskan dua hal yang telah menjadi temuan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Untuk itu dalam menggunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih
contoh-contoh yang umum, representatif, dan dapat mewakili keadaan sebenarnya.
2. Pengembangan Paragraf dengan definisi luasDefinisi luas (definisi
formal yang diperluas) dapat dipakai untuk mengembangkan pokok pikiran.
Semua penjelasan atau uraian menuju pada perumusan definisi itu. Berikut
contoh pengembangan paragraf dengan definisi luas.
Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan suatu hal atau
sesuatu gagasan. Dalam memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan memberi
keterangan belaka, dapat pula mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi luas
dan gampang dimengerti. Panjang karangan tidak dibatasi, bergantung pada kemampuan
pengarang dalam memaparkan atau memberikan penjelasan ide atau gagasan yang
disampaikan.
Pengembangan dengan definisi luas tidak hanya berupa paragraf, bahkan dapat
pula berupa sebuah buku. Meskipun demikian, dasar-dasar definisi tetap sama.

Berikut adalah contoh-contoh lain nya mengenai Pengembangan paragraf :


3. Pengembangan Alamiah, Pengembangan secara alamiah ini seorang
penulis dapat menggunakan pola yang sudah ada pada obyek atau kajian
yang dibicarakan. Penulis dapat menggunakan dua pola. Pertama, pola
spesial atau urutan ruang, misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari
luar kedalam dan sebagainya. Kedua, pola kronologis atau urutan waktu,
misalnya gambaran urutan terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan,
tadi sekarang, nanti, besok, dan sebagainya.
4. Pengembangan Klimaks dan Anti Klimaks, Pembuatan klimaks dilakukan
dengan penampilan gagasan utama yang rinci dari persoalan yang paling
rendah kedudukannya. Sementara itu pengembangan antiklimaks
merupakan kebalikan dari klimaks.
5. Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan, Paragraf perbandingan
dan pertentangan ialah cara pengarang menunjukkan kesamaan atau
perbedaan antara dua orang , subjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-
segi tertentu (Keraf dalam Mudlofar 2002: 99).
6. Pengembangan Analogi, Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk
membandingkan sesuatu yang sudah terkenal umum dengan yang tidak
dikenal umum.
7. Pengembangan contoh-contoh, Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit
dipahami. Agar pembaca menjadi jelas diperlukan ilustrasi-ilustrasi
konkret. Ilustrasi konkret inilah yang nantinya dikembangkan menjadi
contoh-contoh.
8. Pengembangan Akibat-sebab akibat, Hubungan kalimat dalam sebuah
paragraf dapat berupa hubungan sebab akibat dan akibat sebab. Sebab dapat
bertindak sebagai kalimat utama, sedangkan akibat merupakan kalimat
penjelas. Dapat pula sebaliknya , akibat sebagai pikiran utama dan sebab
sebagai pikiran penjelas.
9. Pengembangan Klasifikasi, Dalam pengembangan karangan kadang-
kadang diperlukan pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan.
Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama
mempersatukan satuan-satuan kedalam satu kelompok., dan kedua,
memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain (keraf dalam
Mudlofar 2002: 103).
10. Pengembangan Umum Khusus-Khusus Umum, Cara pengembangan
paragraf umum khusus-khusus umum merupakan cara yang paling umum
dipakai. Paragraf umum khusus dikembangkan dengan meletakkan pikiran
utama pada awal paragraf kemudian rician-rincian berada pada kalimat-
kalimat berikutnya. Sebaliknya paragraf khusus umum, mula-mula
dikembangkan rincian-rincian kemudian pada akhir paragraf disampaikan
generalisasinya. Jadi paragraf umum khusus bersifat deduktif, sedangkan
paragraf induktif bersifat khusus umum.

Anda mungkin juga menyukai