SKRIPSI
Oleh
Martina Wijayanti Rukmana
NPM 1910303026
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Persembahan
1. Kedua orang tua saya, Didin Rusmin Nuryadin, S.Pd. dan Indarwati, S.Pd.
sebagai tanda bakti, hormat, dan ungkapan terima kasih telah memberikan cinta
dan kasih sayang yang tak terhingga, yang selalu mendoakan dan memberikan
begitu banyak pengorbanan untuk saya, serta atas ridhonya saya dapat
menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi dan semoga dapat berlanjut
untuk seterusnya.
2. Adik-adik saya Ulil Fuadi Akhsana dan Raiha Yasmin Mumtaz, beserta
keluarga yang selalu menyayangi saya, memberikan motivasi dan selalu
mendukung saya dalam segala hal.
3. Eyang saya Alm. H. Usman, Almh. Hj. Sri Sudarwati, Hj. Siti Munipah, dan
Sopiyah yang selalu memberikan dukungan dan motivasi saya untuk terus
melanjutkan pendidikan sampai detik ini.
4. Wahyu Akbar Fadillah yang telah menemani saya dari awal studi sampai saat
ini, yang telah memberikan semangat, dukungan, nasihat, dan motivasi untuk
saya bisa berdiri sampai detik ini.
5. Guru dan teman-teman saya salah satunya Dewi Setyawati, S.Pd. yang telah
memberikan do’a, nasihat, dukungan, dan motivasi kepada saya untuk terus
melanjutkan pendidikan dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
6. Last but not least, skripsi ini saya persembahkan untuk diri saya sendiri yang
telah berusaha dengan sebaik-baiknya untuk bisa mewujudkan satu per satu
cita-cita saya, yang telah berhasi melewati segala permasalahan dengan diri
sendiri data menyusun skripsi ini.
v
ABSTRAK
Rukmana, Martina Wijayanti. 2023. “Analisis Aspek Berpikir Kritis Pada Lembar
Kerja Siswa (LKS) IPA SMP/MTs Kelas VIII Di Kabupaten Jepara”. Skripsi.
Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tidar. Pembimbing I Dr. Ahmad Muhlisin., Pembimbing II Eko
Juliyanto, S.Pd., M.Pd.
Berpikir kritis perlu ditekankan dalam pembelajaran sains agar peserta didik
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan baik
pribadi maupun bermasyarakat. Salah satu upaya untuk melatihkan kemampuan
berpikir kritis pada peserta didik dengan memasukkan aspek tersebut dalam bahan
ajar yang digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). Berdasarkan wawancara
yang telah dilakukan penulis sebelumnya, Di Kabupaten Jepara setiap MGMP telah
menyusun LKS sendiri. Mengingat akan pentingnya kemampuan berpikir kritis
bagi peserta didik dan belum teridentifikasinya aspek tersebut dalam LKS IPA Di
Kabupaten Jepara, maka perlu dilakukannya analisis terkait kandungan berpikir
kritis dalam LKS yang digunakan.
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dijadikan sampel penelitian ini adalah
LKS Buku Kegiatan Siswa IPA untuk SMP Semester Gasal Kelas VIII Tim
Penyusun MGMP IPA Dinas, LKS Modul IPA SMP/MTs Semester 1 Kelas VIII
Tim Penyusun MGMP KKMTs01, dan LKS Modul IPA Kelas VIII Semester Gasal
Tim Penyusun LP. Ma’arif NU Kabupaten Jepara atau Tim Penyusun MGMP
KKMTs02. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis aspek berpikir kritis dan
menganalisis perbandingan pola kandungan aspek berpikir kritis yang terdapat pada
LKS IPA SMP/MTs Di Kabupaten Jepara.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan
menganalisis dokumen secara terstruktur menggunakan metode content analysis.
Teknik pengumpulan data menggunakan telaah konten dokumen pada LKS sampel.
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji kepercayaan,
uji keteralihan, uji kebergantungan, dan uji kepastian. Untuk analisis data pada
penelitian ini menggunakan metode perbandingan tetap terdiri dari reduksi data,
mengorganisasi, kategorisasi, sintesisasi, dan menyusun hipotesis kerja.
Hasil pada penelitian ini yaitu: 1) Aspek berpikir kritis yang terdapat dalam
LKS IPA SMP/MTs Kelas VIII Di Kabupaten Jepara berbeda-beda disetiap LKS-
nya. Pada LKS dengan Tim Penyusun MGMP IPA Dinas mengandung aspek
berpikir kritis sebanyak 41,2% dengan kategori sedang, LKS dengan Tim Penyusun
MGMP IPA KKMTs01 mengandung aspek berpikir kritis sebanyak 24,9% dengan
kategori rendah, dan LKS dengan Tim Penyusun MGMP IPA KKMTs02
mengandung aspek berpikir kritis sebanyak 33,8% dengan kategori rendah. 2)
Level aspek berpikir kritis terdapat 4 level yaitu level 0, level 1, level 2, dan level
3. LKS dengan Tim Penyusun MGMP IPA Dinas terdapat level 1 sebanyak 14 pola
dan level 2 sebanyak 8 pola, LKS dengan Tim Penyusun MGMP IPA KKMTs01
vi
terdapat level 1 sebanyak 22 pola dan level 2 sebanyak 3 pola, dan LKS dengan
Tim Penyusun MGMP IPA KKMTs02 terdapat level 1 sebanyak 10 pola dan level
2 sebanyak 9 pola.
Simpulan dari penelitian ini yaitu disetiap LKS IPA Di Kabupaten Jepara
telah melatihkan aspek berpikir kritis dalam LKS tersebut. LKS IPA yang mampu
melatihkan aspek berpikir kritis paling tinggi yaitu LKS IPA yang disusun oleh Tim
Penyusun MGMP IPA Dinas. Level penyajian pola berpikir kritis yang terdapat
pada LKS IPA Di Kabupaten Jepara menggunakan level 1. Pola penyajian level 1
pada LKS IPA yaitu pola I (interpretasi), pola A (analisis), pola A – K (analisis dan
kesimpulan), pola I – A (interpretasi dan analisis), pola I – A – E (interpretasi,
analisis, dan evaluasi), dan pola I – A – K (interpretasi, analisis, dan kesimpulan).
vii
ABSTRACT
Rukmana, Martina Wijayanti. 2023. “Analisis Aspek Berpikir Kritis Pada Lembar
Kerja Siswa (LKS) IPA SMP/MTs Kelas VIII Di Kabupaten Jepara”. Skripsi.
Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tidar. Pembimbing I Dr. Ahmad Muhlisin., Pembimbing II Eko
Juliyanto, S.Pd., M.Pd.
viii
are 22 patterns at level 1 and 3 patterns at level 2, and LKS with the MGMP IPA
KKMTs02 Compilation Team has 10 patterns at level 1 and 9 patterns at level 2.
The conclusion from this study is that every Science LKS in Jepara Regency
has trained aspects of critical thinking in the LKS. The science worksheets that are
able to train the highest critical thinking aspects are the science worksheets
compiled by the Departmental IPA MGMP Compilation Team. The level of
presentation of critical thinking patterns found in LKS IPA in Jepara Regency uses
level 1. The pattern of presenting level 1 in LKS IPA is pattern I (interpretation),
pattern A (analysis), pattern A – K (analysis and conclusion), pattern I – A
(interpretation and analysis), patterns I – A – E (interpretation, analysis and
evaluation), and patterns I – A – K (interpretation, analysis and conclusions).
ix
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
berjudul “Analisis Aspek Berpikir Kritis Pada Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA
SMP/MTs Kelas VIII Di Kabupaten Jepara”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ilmu
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing: Dr.
Ahmad Muhlisin, M.Pd., dan Eko Juliyanto, S.Pd., M.Pd. yang telah membantu dan
membimbing peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat waktu.
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak ynag
1. Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2. Aprilia Nurul Chasanah, S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan Matematika dan Ilmu
x
3. Agista Sintia Dewi Adila, S.Pd., M.Pd., Koordinator Program Studi Pendidikan
Tidar yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan skripsi
ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar, yang telah banyak
5. Luvia Ranggi Nastiti, S.Si., M.Pd., dari IAIN Palangkaraya dan Yokhebed,
M.Pd., dari Universitas Tanjungpura, sebagai dosen ahli yang telah membantu
dalam menguji dan memberikan saran dalam uji keabsahan data skripsi ini.
6. Aries Anisa, S.Pd.Si., M.Pd., sebagai Ketua MGMP IPA Dinas, Rokhama,
S.Pd., sebagai Ketua MGMP IPA KKMTs01 dan Moh. Misbahul Arifin,
S.Pd.si, sebagai Ketua MGMP IPA KKMTs02, yang telah bersedia menjadi
dititik ini.
8. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang tidak
dapat disebutkan satu persatu di sini atas bantuan dan perhatiannya selama
Peneliti sadar bahwa dalam skripsi ini mungkin terdapat kekurangan, baik
isi maupun Tulisa. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
xi
semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan
xii
DAFTAR ISI
xiii
3.1 Teknik Keabsahan Data .......................................................................... 26
3.7 Teknik Analisis Data .............................................................................. 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 30
4.1 Aspek Berpikir Kritis yang Dilatihkan Pada LKS IPA SMP/MTs Kelas
VIII Di Kabupaten Jepara .................................................................................. 30
4.2 Pola Kandungan Aspek Berpikir Kritis Pada LKS IPA SMP/MTs Kelas
VIII Di Kabupaten Jepara .................................................................................. 51
BAB V PENUTUP................................................................................................ 62
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 62
5.2 Saran ....................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 64
LAMPIRAN .......................................................................................................... 68
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 - Tabel Hasil Analisis Aspek Berpikir Kritis pada LKS IPA
SMP/MTs Semester Gasal Kelas VIII Tim Penyusun MGMP Dinas Di Kabupaten
Jepara..................................................................................................................... 69
Lampiran 2 - Tabel Hasil Analisis Aspek Berpikir Kritis pada LKS IPA
SMP/MTs Semester Gasal Kelas VIII Tim Penyusun MGMP KKMTS01 Di
Kabupaten Jepara .................................................................................................. 77
Lampiran 3 - Tabel Hasil Analisis Aspek Berpikir Kritis pada LKS IPA
SMP/MTs Semester Gasal Kelas VIII Tim Penyusun MGMP KKMTS02 Di
Kabupaten Jepara .................................................................................................. 86
Lampiran 4 - Tabel Ketersediaan Pola Aspek Berpikir Kritis pada LKS IPA
SMP/MTs Semester Gasal Kelas VIII Tim Penyusun MGMP Dinas Di Kabupaten
Jepara..................................................................................................................... 95
Lampiran 5 - Tabel Ketersediaan Pola Aspek Berpikir Kritis pada LKS IPA
SMP/MTs Semester Gasal Kelas VIII Tim Penyusun MGMP KKMTS01 Di
Kabupaten Jepara ................................................................................................ 110
Lampiran 6 - Tabel Ketersediaan Pola Aspek Berpikir Kritis pada LKS IPA
SMP/MTs Semester Gasal Kelas VIII Tim Penyusun MGMP KKMTS02 Di
Kabupaten Jepara ................................................................................................ 129
Lampiran 7 - Lembar Uji Keabsahan Data (Ibu Luvia Ranggi Nastiti, S.Si., M.Pd.,
- IAIN Palangkaraya) .......................................................................................... 138
Lampiran 8 - Lembar Uji Keabsahan Data (Ibu Yokhebed, M.Pd. - Universitas
Tanjungpura) ....................................................................................................... 156
Lampiran 9 - Sampul LKS dan Bab Pada IPA SMP/MTs Semester Gasal Kelas
VIII Tim Penyusun MGMP Dinas Di Kabupaten Jepara.................................... 174
Lampiran 10 - Sampul LKS dan Bab Pada IPA SMP/MTs Semester Gasal Kelas
VIII Tim Penyusun MGMP KKMTs01 Di Kabupaten Jepara ........................... 176
Lampiran 11 - Sampul LKS dan Bab Pada IPA SMP/MTs Semester Gasal Kelas
VIII Tim Penyusun MGMP KKMTs02 Di Kabupaten Jepara ........................... 178
xvii
Lampiran 12 - Pedoman Wawancara dengan MGMP IPA Kabupaten Jepara
tentang Berpikir Kritis pada Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................... 180
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada satuan kurikulum Indonesia saat ini menggunakan kurikulum 2013, kurikulum
kemampuan akademik (hard skill) dan keterampilan non akademik (soft skill).
masalah, berpikir kreatif, kolaborasi serta komunikasi (Ramdani & Badriah 2018).
keberhasilan dalam dunia pendidikan (Kusaeri & Aditomo, 2019). Oleh karena itu,
kemampuan dalam mengembangkan berpikir kritis bagi peserta didik (Sofri, Arif,
2016). Oleh karena itu, peserta didik harus memiliki kemampuan berpikir kritis
1
2
Sayangya, tingkat berpikir kritis peserta didik masih tergolong rendah yang
yaitu menunjukkan bahwa hasil kemampuan berpikir kritis peserta didik SMP
menghasilkan bahwa tingkat kemampuan berpikir kritis peserta didik masih rendah
Development) yang diterbitkan pada tahun 2019, skor Indonesia masih dibawah
rata-rata yaitu 389 pada bidang sains dan menempati posisi ke 72 dari 78 negera
yang mengikuti PISA. Skor tersebut masih berada di bawah rata-rata OEDC yaitu
peserta didik pada usia 15 tahun yang sudah menguasai apa yang harus dicapai dan
dapat diaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari. Pada hasil tes PISA dapat
dalam kehidupan nyata. Saputra (2020) menyatakan bahwa soal PISA dapat
menggunakan standar kemampuan berpikir tingkat tinggi. Oleh sebab itu, peserta
yang bijaksana, artinya peserta didik tidak mudah dalam menerima pendapat tetapi
optimal, maka perlu adanya fasilitas yang mendukung. Rendahnya berpikir kritis
pada peserta didik dapat disebabkan karena penggunaan bahan ajar selama proses
rendahnya kemampuan berpikir kritis pada peserta didik (Ismauza, 2010; Prastowo,
2014). Oleh karena itu, dalam meningkatkan keaktifan peserta didik pada proses
Kerja Siswa (LKS) dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu cara dalam
Lembar Kerja Siswa (LKS) disebut sebagai alat bantu dalam proses
didik dapat menemukan jawaban dari suatu masalah dan berpartisipasi aktif dalam
kreativitas peserta didik. Sedangkan, guru hanya sebagai motifator dan fasilitator
bagi peserta didik. LKS sebagai sumber belajar yang digunakan peserta didik baik
secara individu maupun kelompok untuk membimbing peserta didik. Agar siswa
dapat mempelajari materinya sendiri, isi dalam LKS disusun sebagai bahan tertulis
dan memuat sejumlah penilaian kemampuan peserta didik. Bentuk LKS berupa
Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki peran penting dalam pendidikan yaitu
berfungsi sebagai sumber untuk mengajarkan peserta didik terkait konsep, perilaku,
4
kritis yaitu dengan disajikannya beberapa latihan-latihan baik berupa soal dan
petunjuk kegiatan praktikum peserta didik. Dengan demikian, LKS memiliki peran
penting dalam dunia pendidikan yaitu sebagai sumber bahan ajar pada kegiatan
pembelajaran dan memudahkan bagi peserta didik dalam memahami informasi dan
pelajaran IPA di Kabupaten Jepara menghasilkan bahwa sumber utama bahan ajar
yang digunakan di Kabupaten Jepara khususnya pada kelas VIII SMP/MTs IPA
berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diterbitkan oleh MGMP di Kabupaten
Jepara. Oleh karena itu, peneliti melakukan wawancara dengan guru terkait
berupa LKS yang berbeda-beda sesuai dengan kelompok MGMP. Bukan hanya itu,
dalam melakukan wawancara kepada guru terkait kandungan aspek berpikir kritis
yang digunakan pada LKS tersebut menunjukkan hasil bahwa guru tidak
mengetahui pasti terkait kandungan aspek berpikir kritis yang ada pada LKS.
Hubungan hasil belajar dengan berpikir kritis bagi peserta didik yaitu pada proses
peserta didik melalui bahan ajar yang digunakan dengan cara memberi kesempatan
peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanya sebagai
fasilitator dan motivator. Oleh karena itu, hasil belajar siswa yang sudah didapatkan
selama proses pembelajaran sudah cukup mengukur kemampuan berpikir kritis bagi
peserta didik.
belajar setiap sekolah bebeda-beda. Hasil belajar yang diperoleh dari salah satu
sekolah anggota MGMP SMP yaitu memperoleh rata-rata hasil belajar 71,3, untuk
hasil belajar yang diperoleh dari salah satu sekolah anggota MGMP KKMTs 01
yaitu memperoleh rata-rata hasil belajar 70,1, dan untuk hasil belajar yang diperoleh
dari salah satu sekolah anggota MGMP KKMTs 02 yaitu memperoleh rata-rata
Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui aspek berpikir kritis pada
LKS yang digunakan di SMP/MTs Kabupaten Jepara. Oleh karena itu, peneliti akan
melakukan penelitian terkait analisis bahan ajar LKS yang digunakan di setiap
SMP/MTs di Kabupaten Jepara dengan aspek berpikir kritis. Judul dalam penelitian
yang akan dilakukan peneliti yaitu “Analisis Aspek Berpikir Kritis Pada Lembar
sebagai berikut:
6
1.2.1 Rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik yang dibuktikan dengan
1.2.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai sumber belajar utama bagi peserta didik
1.2.3 Belum teridentifikasinya aspek berpikir kritis dalam Lembar Kerja Siswa
1.3.1 Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan yaitu LKS IPA SMP/MTs
Kelas VIII pada semester 1 yang disusun oleh MGMP IPA SMP, MGMP
1.3.2 Mengidentifikasi aspek berpikir kritis dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) Di
1.4.1 Bagaimana aspek berpikir kritis yang dilatihkan pada LKS IPA SMP/MTs
1.4.2 Bagaimana perbandingan level pola aspek berpikir kritis pada LKS IPA
1.5.1 Untuk menganalisis aspek berpikir kritis pada LKS IPA SMP/MTs yang
Pada prespektif akademik, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk dijadikan
yang terintegrasi dengan aspek berpikir kritis agar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
1. Bagi Sekolah
sekolah.
2. Bagi Peneliti
belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
dikenal dengan istilah berpikir kritis. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk
berpikir kritis mampu menilai dan menganalisis setiap informasi yang baru
Konsep dalam berpikir kritis yaitu sisi terpenting orang dalam bersikap
dapat diakses untuk membedakan keputusan dan penyelesaian orang lain, siap
untuk berdiri dengan mendengarkan berbagai alasan dari orang lain yang
8
9
sendiri. Pendapat tersebut yang biasanya didukung oleh standar yang dapat
mana yang masih relevan dan tidak atau sudut pandang yang akurat dan tidak.
terjadi di lapangan.
indikator berpikir kritis, maka peserta didik tersebut dikatakan mampu berpikir
kritis. Menurut Facione (2015) terdapat enam indikator, berikut penjelasan dari
dan informasi untuk menyimpulkan sesuatu. Pada indikator ini terdiri dari
Berpikir kritis merupakan pemikiran yang bersifat selalu ingin tahu terhadap
informasi yang ada untuk mencapai suatu pemahaman yang mendalam. Oleh
karena itu, peserta didik perlu memiliki keterampilan berpikir kritis. Pada
disusun dengan indikator yang terdapat pada LKS. Subjek yang diambil yaitu
satu subjek pada setiap LCT. Hasil analisis yang dilakukan dapat disesuaikan
2. LCT-1, yaitu memuat satu sampai tiga aspek berpikir kritis menurut
Facione.
3. LCT-2, yaitu memuat empat sampai lima aspek berpikir kritis menurut
Facione.
Bahan ajar merupakan sekumpulan materi yang disusun secara tertulis maupun
lingkungan belajar. Bahan ajar tersebut dapat berupa informasi, alat, atau teks
dan dapat memicu atau membangkitkan minat belajar peserta didik disebut
diperhatikan:
1. Bahan ajar harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang nantinya akan
2. Bahan ajar yang digunakan mampu merubah tingkah laku peserta didik.
5. Materi pembelajarannya harus sesuai dan rinci, baik untuk kegiatan dan
Bahan ajar dari segi bentuk dibagi menjadi 4 macam. Bahan ajar
Fungsi dari bahan ajar cetak yaitu sebagai alat bantu belajar atau pemacu
informasi. Bahan tersebut berupa kertas, buku, modul, LKS untuk siswa,
Bahan ajar yang dapat diputar atau didengarkan oleh seseorang atau
seperti radio, piringan hitam, kaset, dan CD audio merupakan contoh dari
Perpaduan antara dua atau lebih media seperti audio, teks, grafik, gambar,
animasi, dan video disebut sebagai bahan ajar interaktif. Media ini dapat
Contoh dari bahan ajar berbasis cetak yaitu buku, pamflet, LKS, panduan
belajar peserta didik, bagan, peta konsep, dan bahan foto dari majalah serta
surat kabar.
Contoh dari bahan ajar berbasis teknologi yaitu audiocassete, siaran radio,
slide, film strips, film, video casstes, siaran televisi, video interaktif,
Bahan ajar yang digunakan dalam praktik atau proyek meliputi kir sains,
Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh yaitu meliputi
tiga bentuk yaitu materi pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik. Oleh karena itu, isi dalam bahan ajar meliputi pengetahuan
(Prastowo, 2018):
Pujana, dkk (2016) mengatakan bahwa tugas berbentuk lembaran yang harus
diselesaikan oleh peserta didik merupakan isi dalam lembar kerja siswa.
Dengan demikian, peran Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam pembelajaran yaitu
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan
pelajaran.
Lembar Kerja Siswa (LKS), menurut Ernawati, dkk (2017) adalah alat
kegiatan yang harus diselesaikan peserta didik. Isi dalam lembar kerja yaitu
yang diperintahkan dalam lembar kerja harus memiliki kompetensi inti yang
jelas untuk dicapai. Oleh karena itu, lembar kerja dapat digunakan untuk semua
mata pelajaran.
belajar mandiri peserta didik. LKS dapat diartikan sebagai bahan ajar yang
keterampilan bagi peserta didik (Yaumi, 2018). Dengan demikian, LKS dapat
diartikan sebagai lembar kerja yang memberikan informasi dan petunjuk untuk
diantaranya yaitu:
1. LKS sebagai bahan ajar yang mampu meminimalkan peran guru, tetapi
2. LKS sebagai bahan ajar yang dapat mempermudah peserta didik dalam
3. LKS sebagai bahan ajar yang diringkas dan banyak soal-soal untuk melatih
pengetahuan.
6. Intervensi untuk diberikan guru berupa panduan bagi peserta didik untuk
memecahkan permasalahan.
Nufus (2020) yaitu menganalisis tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dalam
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan cara observasi, tes
dan wawancara serta menggunakan teknik analisis data dari Miles dan
(LCT) 2.
metode deskriptif kualitatif dan dengan teknik pengumpulan data yaitu dengan
tes dan wawancara. Subjek pada penelitian ini yaitu 6 siswa dari SMK Negeri
berpikir kritisnya. Hasil dari penelitian ini yaitu kemampuan berpikir kritis
Problem Solving tersebar dalam 3 kategori, untuk kategori tinggi siswa mampu
masalah dan tidak mampu memenuhi indikator analisis, evaluasi, dan inferensi.
analisis data setiap indikator masih rendah sebesar 51,60%. Hasil dari setiap
kategori rendah, aspek evaluasi sebesar 54,58% kategori rendah dan aspek
pengaturan diri sebesar 60,44% kategori cukup. Hasil dari penelitian ini yaitu
keterampilan berpikir kritis peserta didik yang masih rendah, diharapkan guru
kelayakan LKS. Hasil dari penelitian tersebut yaitu LKS berbasis berpikir kritis
layak digunakan, yaitu dengan penilaian ahli media 89,70%, penilaian ahli
materi 82,81%, untuk penilaian silabus 92,30% dan penilaian RPP 91,66%,
serta penilaian ahli soal 90,38%. Sedangkan, respon guru dan siswa yaitu
88,46% dan 86,64%. Oleh karena itu, hasil penelitian tersebut bahwa LKS layak
pengembangan dengan one group pretest and posttest design. Dengan teknik
LKS rata-rata 81,9%. Setelah peserta didik mendapatkan tugas berbasis inkuiri,
kemampuan berpikir kritis siswa meningkat dari rata-rata 10% menjadi 74,6%
dan respon positif siswa terhadap LKS yang dikembangkan dengan rata-rata
91,9%. Oleh karena itu, LKS berbasis inkuiri layak digunakan dalam
pembelajaran.
yang dapat disusun dalam penelitian ini yaitu pada pembelajaran abad ke-21
terdapat tuntutan bagi peserta didik untuk memiliki pengetahuan yang kompleks
didik. Oleh karena itu, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan berpikir
kemampuan berpikir kritis pada peserta didik. Oleh karena itu, pada penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi aspek berpikir kritis pada
Permasalahan
Solusi
Hasil
METODE PENELITIAN
secara induktif, dan menyoroti makna di balik data yang idiamati (Sugiyono,
1. LKS Buku Kegiatan Siswa IPA untuk SMP Semester Gasal Kelas VIII
2. LKS Modul IPA SMP/MTs Semester 1 Kelas VIII Tim Penyusun MGMP
KKMTs 01 Jepara.
3. LKS Modul IPA Kelas VIII Semester Gasal Tim Penyusun MGMP
KKMTs 02 Jepara.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis isi
(Ahmad, 2018). Penelitian ini mengidentifikasi aspek berpikir kritis pada LKS
21
22
Sumber Data
• LKS Buku Kegiatan Siswa IPA untuk SMP Semester Gasal Kelas VIII
Tim Penyusun MGMP IPA SMP Kabupaten Jepara.
• LKS Modul IPA SMP/MTs Semester 1 Kelas VIII Tim Penyusun MGMP
KKMTs 01 Jepara.
• LKS Modul IPA Kelas VIII Semester Gasal Tim Penyusun MGMP
KKMTs 02 Jepara.
Hipotesis Kerja
KESIMPULAN
Perbandingan aspek
berpikir kritis pada
LKS
Fokus subjek pada penelitian ini yaitu mengidentifikasi aspek berpikir ktitis
yang ada pada LKS IPA Kelas VIII Semester 1 yang digunakan di Kabupaten
Jepara. LKS tersebut yaitu LKS IPA Kelas VIII Semester 1 yang disusun oleh
tim MGMP Kabupaten Jepara. Tim MGMP Kabupaten Jepara dibagi menjadi
3, yaitu tim MGMP SMP, tim MGMP KKMTs 01, dan tim MGMP KKMTs 02.
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil analisis aspek berpikir
kritis yang terkandung dalam LKS IPA Kelas VIII Semester 1 yang digunakan
Teknik pengumpulan yang digunakan pada penelitian ini yaitu telaah dokumen
terhadap LKS yang digunakan dan wawancara terhadap ketua MGMP IPA Di
Kabupaten Jepara. Dokumen yang ditelaah yaitu LKS IPA SMP/MTs Kelas
VIII Semester 1 yang disusun oleh tim MGMP Kabupaten Jepara. Tim MGMP
Kabupaten Jepara terdiri dari tim MGMP SMP, tim MGMP KKMTs 01, dan
1. Wawancara
secara tidak terstruktur dengan cara wawancara bebas dan peneliti tidak
2013).
2. Studi Dokumen
Semester 1 yang disusun oleh tim MGMP Kabupaten Jepara. Tim MGMP
Kabupaten Jepara terdiri dari tim MGMP SMP, tim MGMP KKMTs 01,
dan tim MGMP KKMTs 02. Berikut aspek berpikir kritis yang akan
LKS IPA dapat dibantu dengan beberapa pertanyaan seperti apa yang
diri).
Pada teknik keabsahan data dalam penelitian ini yaitu dengan uji kepercayaan,
peneliti dilakukan dua ahli yaitu 2 dosen ahli dalam bidang Pendidikan IPA
untuk mengecek data yang diperoleh agar bersifat objektif. Hasil dalam
tahap ini yaitu hasil penelitian telah diterima oleh dosen ahli dan
Uji keteralihan dilakukan teknik uraian rinci pada aspek berpikir kritis. Ahli
melakukan pengecekan data sesuai dengan kriteria aspek berpikir kritis dan
tersebut.
27
Pada uji kebergantungan ini dilakukannya teknik auditing oleh ahli yaitu
dengan memeriksa kembali data hasil analisis aspek berpikir kritis hingga
jenuh. Pengecekannya tersebut dengan cara melihat hasil dari dosen ahli
dosen ahli tersebut. Apabila sudah dilakukan oleh peneliti dengan analisis
aspek berpikir kritis hingga jenuh, maka terdapat aspek berpikir kritis di
penelitian untuk mendapatkan persetujuan dari dua ahli agar data yang
berikut:
dihitung presentase keseluruhan dari aspek berpikir kritis dalam LKS IPA
Kategori %
Sangat tinggi 80 < X ≤ 100
Tinggi 60 < X ≤ 80
Sedang 40 < X ≤ 60
Rendah 20 < X ≤ 40
Sangat rendah 0 < X ≤ 20
Setyowati dalam Karim (2015)
Setelah dilakukan presentase, selanjutnya dikategorisasikan sesuai
dengan pola aspek berpikir krittis yang ada di LKS IPA SMP/MTs di
Level Critical
Thinking Kriteria
(LCT)
0 Tidak memuat aspek berpikir kritis menurut Facione
Memuat satu sampai tiga aspek berpikir kritis
1
menurut Facione
Memuat empat sampai lima aspek berpikir kritis
2
menurut Facione
3 Memuat enam aspek berpikir kritis menurut Facione
(Adaptasi, Nufus 2020)
4.1 Aspek Berpikir Kritis yang Dilatihkan Pada LKS IPA SMP/MTs Kelas
VIII Di Kabupaten Jepara
4.1.1 Hasil Penelitian
Hasil analisis aspek berpikir kritis yang dilatihkan pada LKS IPA SMP/MTs Kelas
apsek berpikir kritis pada LKS IPA SMP/MTs Kelas VIII Semester 1 Di
ketersediaan aspek berpikir kritis dapat disajikan dalam bentuk Gambar 4.1
berikut.
23.8%
25.0% 23.2% 23.2%
21.5% 21.4%
20.0%
20.0%
Persentase
10.0%
5.0%
0% 0% 0% 0%
0.0%
Interpretasi Analisis Evaluasi Kesimpulan Penjelasan Regulasi Diri
Aspek Berpikir Kritis
30
31
yaitu Gerak Benda dan Makhluk Hidup di Lingkungan Sekitar disetiap LKS IPA
1 yaitu LKS yang disusun oleh Tim MGMP Dinas memiliki presentase pada aspek
interpretasi sebanyak 27,4%, pada aspek analisis sebanyak 23,8%, pada aspek
evaluasi sebanyak 21,4%, pada aspek kesimpulan sebanyak 19,1%, dan pada
aspek penjelasan sebanyak 8,4%. Pada LKS 2 yaitu LKS yang disusun oleh Tim
pada aspek analisis sebanyak 27,5%, pada aspek evaluasi sebanyak 12,5%, pada
Sedangkan, pada LKS 3 yaitu LKS yang disusun oleh Tim MGMP KKMTs 02
memiliki presetase pada aspek interpretasi sebanyak 26,8%, pada aspek analisis
sebanyak 26,8%, pada aspek evaluasi sebanyak 23,2%, dan aspek kesimpulan
sebanyak 23,2%.
Pada materi kedua yaitu Usaha dan Pesawat Sederhana dalam Kehidupan
setiap aspeknya. Ketersediaan aspek berpikir kritis yang terdapat pada LKS IPA
Di Kabupaten Jepara pada materi kedua dapat disajikan dalam Gambar 4.2 berikut
32
15.0% 13.2%
11.9%
13.2%
9.4%
10.0%
5.0%
0% 0% 0%
0.0%
Interpretasi Analisis Evaluasi Kesimpulan Penjelasan Regulasi Diri
Aspek Berpikir Kritis
disajikan dalam Gambar 4.1 di atas memiliki presentase disetiap aspek berbeda-
beda. Materi kedua pada LKS IPA Di Kabupaten Jepara yaitu Usaha dan Pesawat
Sederhana dalam Kehidupan Sehari-hari. Pada LKS 1 yaitu LKS yang disusun
oleh Tim MGMP Dinas memiliki presentase pada aspek interpretasi sebanyak
23,7%, pada aspek analisis sebanyak 23,7%, pada aspek evaluasi sebanyak 20,3%,
pada aspek kesimpulan sebanyak 20,3%, dan pada aspek penjelasan sebanyak
11,9%. Pada LKS 2 yaitu LKS yang disusun oleh Tim MGMP KKMTs 01
memiliki presentase pada aspek interpretasi sebanyak 23,7%, pada aspek analisis
sebanyak 23,7%, pada aspek evaluasi sebanyak 26,3%, pada aspek kesimpulan
sebanyak 13,2%, dan aspek penjelasan sebanyak 13,2%. Sedangkan, pada LKS 3
yaitu LKS yang disusun oleh Tim MGMP KKMTs 02 memiliki presetase pada
aspek interpretasi sebanyak 24,5%, pada aspek analisis sebanyak 24,5%, pada
33
aspek evaluasi sebanyak 20,8%, pada aspek kesimpulan sebanyak 20,8%, dan
Pada materi ketiga yaitu Struktur dan Fungsi Tumbuhan juga memiliki
aspek berpikir kritis dalam materi ketiga yang terdapat pada LKS IPA Di
17.1% 17.1%
16.4%
15.0%
10.0%
5.0%
0% 0% 0%
0.0%
Interpretasi Analisis Evaluasi Kesimpulan Penjelasan Regulasi Diri
Aspek Berpikir Kritis
LKS 1 LKS 2 LKS 3
Berdasarkan Gambar 4.3 diketahui bahwa pada materi yang ketiga yaitu
Struktur dan Fungsi Tumbuhan disetiap LKS IPA Di Kabupaten Jepara memiliki
presentase disetiap aspek berbeda-beda. Pada LKS 1 yaitu LKS yang disusun oleh
Tim MGMP Dinas memiliki presentase pada aspek interpretasi sebanyak 27,9%,
pada aspek analisis sebanyak 27,9%, pada aspek evaluasi sebanyak 24,6%, pada
aspek kesimpulan sebanyak 27,9%, dan pada aspek penjelasan sebanyak 16,4%.
Pada LKS 2 yaitu LKS yang disusun oleh Tim MGMP KKMTs 01 memiliki
34
presentase pada aspek interpretasi sebanyak 21,3%, pada aspek analisis sebanyak
25,5%, pada aspek evaluasi sebanyak 17,1%, pada aspek kesimpulan sebanyak
19,1%, dan aspek penjelasan sebanyak 17,1%. Sedangkan, pada LKS 3 yaitu LKS
yang disusun oleh Tim MGMP KKMTs 02 memiliki presetase pada aspek
interpretasi sebanyak 20,6%, pada aspek analisis sebanyak 20,6%, pada aspek
evaluasi sebanyak 20,6%, pada aspek kesimpulan sebanyak 19,1%, dan pada
Ketersediaan aspek berpikir kritis yang terdapat pada LKS IPA Di Kabupaten
Jepara pada materi keempat dapat disajikan dalam Gambar 4.4 berikut.
20.0%
Persentase
16.7% 16.7%
14.7% 14.7%
15.0%
9.9%
10.0%
5.0%
0% 0%
0.0%
Interpretasi Analisis Evaluasi Kesimpulan Penjelasan Regulasi Diri
Aspek Berpikir Kritis
disajikan dalam Gambar 4.4 di atas memiliki presentase disetiap aspek berbeda-
beda. Materi keempat pada LKS IPA Di Kabupaten Jepara yaitu Sistem
Pencernaan Manusia. Pada LKS 1 yaitu LKS yang disusun oleh Tim MGMP
Dinas memiliki presentase pada aspek interpretasi sebanyak 25%, pada aspek
analisis sebanyak 25%, pada aspek evaluasi sebanyak 22,1%, pada aspek
kesimpulan sebanyak 25%, pada aspek penjelasan sebanyak 14,7%, dan pada
aspek regulasi diri sebanyak 14,7%. Pada LKS 2 yaitu LKS yang disusun oleh
21%, pada aspek analisis sebanyak 25%, pada aspek evaluasi sebanyak 16,7%,
pada aspek kesimpulan sebanyak 21%, dan aspek penjelasan sebanyak 16,7%.
Sedangkan, pada LKS 3 yaitu LKS yang disusun oleh Tim MGMP KKMTs 02
memiliki presetase pada aspek interpretasi sebanyak 23,5%, pada aspek analisis
sebanyak 23,5%, pada aspek evaluasi sebanyak 21,6%, pada aspek kesimpulan
Pada materi kelima yaitu Zat Aditif dan Zat Adiktif juga memiliki
Ketersediaan aspek berpikir kritis dalam materi kelima yang terdapat pada LKS
16.7%
15.0%
11.4% 11.1%
10.0%
5.0%
0% 0%
0.0%
Interpretasi Analisis Evaluasi Kesimpulan Penjelasan Regulasi Diri
Aspek Berpikir Kritis
Berdasarkan Gambar 4.5 diketahui bahwa pada materi yang kelima yaitu
Zat Aditif dan Zat Adiktif disetiap LKS IPA Di Kabupaten Jepara memiliki
presentase disetiap aspek berbeda-beda. Pada LKS 1 yaitu LKS yang disusun oleh
Tim MGMP Dinas memiliki presentase pada aspek interpretasi sebanyak 25,6%,
pada aspek analisis sebanyak 22,3%, pada aspek evaluasi sebanyak 25,6%, pada
aspek kesimpulan sebanyak 18,9%, pada aspek penjelasan sebanyak 16,7%, dan
pada aspek regulasi diri sebanyak 11,1%. Pada LKS 2 yaitu LKS yang disusun
sebanyak 20,5%, pada aspek analisis sebanyak 25%, pada aspek evaluasi
sebanyak 11,4%, pada aspek kesimpulan sebanyak 20,5%, dan aspek penjelasan
sebanyak 22,8%. Sedangkan, pada LKS 3 yaitu LKS yang disusun oleh Tim
pada aspek analisis sebanyak 22,1%, pada aspek evaluasi sebanyak 20,1%, pada
aspek kesimpulan sebanyak 18,7%, dan pada aspek penjelasan sebanyak 17%.
Ketersediaan aspek berpikir kritis yang terdapat pada LKS IPA Di Kabupaten
Jepara pada materi keenam dapat disajikan dalam Gambar 4.6 berikut.
disajikan dalam Gambar 4.6 di atas memiliki presentase disetiap aspek berbeda-
beda. Materi keenam pada LKS IPA Di Kabupaten Jepara yaitu Sistem Peredaran
Darah Manusia. Pada LKS 1 yaitu LKS yang disusun oleh Tim MGMP Dinas
memiliki presentase pada aspek interpretasi sebanyak 35,1%, pada aspek analisis
sebanyak 29,9%, pada aspek evaluasi sebanyak 17,5%, pada aspek kesimpulan
sebanyak 17,5%, dan pada aspek penjelasan sebanyak 26,3%. Pada LKS 2 yaitu
38
LKS yang disusun oleh Tim MGMP KKMTs 01 memiliki presentase pada aspek
interpretasi sebanyak 25%, pada aspek analisis sebanyak 25%, pada aspek
evaluasi sebanyak 13,9%, pada aspek kesimpulan sebanyak 13,9%, dan aspek
penjelasan sebanyak 22,3%. Sedangkan, pada LKS 3 yaitu LKS yang disusun oleh
21,1%, pada aspek analisis sebanyak 21,1%, pada aspek evaluasi sebanyak 19,3%,
pada aspek kesimpulan sebanyak 19,3%, dan pada aspek penjelasan sebanyak
19,3%.
materi yang terdapat dalam LKS IPA Di Kabupaten Jepara memiliki rata-rata
aspek pada bab yang ada di LKS dapat dihitung rata-rata aspeknya. Berikut
persentase ketersediaan aspek berpikir kritis yang terdapat pada LKS IPA yang
disusun oleh Tim MGMP IPA Kabupaten Jepara disajikan pada Tabel 4.1.
Keterangan:
I : Aspek berpikir kritis “Interpretasi”
A : Aspek berpikir kritis “Analisis”
E : Aspek berpikir kritis “Evaluasi”
K : Aspek berpikir kritis “Kesimpulan”
P : Aspek berpikir kritis “Penjelasan”
R : Aspek berpikir kritis “Regulasi diri”
39
LKS 1 : LKS Buku Kegiatan Siswa IPA untuk SMP Semester Gasal Kelas VIII
Tim Penyusun MGMP IPA Dinas
LKS 2 : LKS Modul IPA SMP/MTs Semester 1 Kelas VIII Tim Penyusun MGMP
KKMTs 01
LKS 3 : LKS Modul IPA Kelas VIII Semester Gasal Tim Penyusun LP. Ma’arif
NU Kabupaten Jepara (MGMP KKMTs 02)
LKS 1 yaitu LKS yang disusun oleh Tim MGMP Dinas memiliki presentase pada
aspek interpretasi sebanyak 24,4%, pada aspek analisis sebanyak 22,2%, pada
aspek evaluasi sebanyak 19,3%, pada aspek kesimpulan sebanyak 18,4%, pada
aspek penjelasan sebanyak 12,4%, dan pada aspek regulasi diri sebanyak 3,4%.
Pada LKS 2 yaitu LKS yang disusun oleh Tim MGMP KKMTs 01 memiliki
presentase pada aspek interpretasi sebanyak 22,9%, pada aspek analisis sebanyak
25,3%, pada aspek evaluasi sebanyak 16,2%, pada aspek kesimpulan sebanyak
18,1%, dan pada aspek penjelasan sebanyak 17,4%. Sedangkan, pada LKS 3 yaitu
LKS yang disusun oleh Tim MGMP KKMTs 02 memiliki presetase pada aspek
interpretasi sebanyak 22,9%, pada aspek analisis sebanyak 22,9%, pada aspek
evaluasi sebanyak 20,9%, pada aspek kesimpulan sebanyak 20,3%, dan pada
masing-masing LKS yang disusun oleh Tim MGMP IPA Di Kabupaten Jepara,
MGMP yang ada di Kabupaten Jepara. Kategori presentase aspek berpikir kritis
40
yang dilatihkan pada LKS IPA MGMP yang ada di Kabupaten Jepara disajikan
penyajian LKS IPA sesuai dengan tim penyusunnya memiliki presentase yang
berbeda-beda. LKS IPA yang disusun oleh Tim Penyusun MGMP Dinas memiliki
penyusun lain yaitu dengan presetase sebanyak 41,2%, untuk LKS IPA Tim
Penyusun MGMP KKMTs01 memiliki presentase 24,9%, dan untuk LKS IPA
Penentuan presentase pada Gambar 4.1 sampai Gambar 4.6 dan Tabel 4.1
serta Tabel 4.2 mengacu pada Tabel 3.4 dimana presentase tersebut
mendeskripsikan terkait tingkat aspek berpikir kritis yang dilatihkan pada masing-
masing LKS yang ada Di Kabupaten Jepara sesuai dengan tim penyusunnya. Dari
ketiga LKS tersebut menyajikan aspek berpikir kritis menurut Facione. Aspek
berpikir kritis menurut Facione tersebut tidak semua aspek disajikan, tetapi lebih
dan penjelasan.
41
yaitu LKS Buku Kegiatan Siswa IPA untuk SMP Semester Gasal Kelas VIII yang
disusun oleh MGMP IPA Dinas, terdapat 95 halaman yang terdiri dari 6 bab dan
presentase 41,2% dan termasuk dalam kategori sedang. Pada LKS 2 yaitu LKS
Modul IPA SMP/MTs Semester 1 Kelas VIII dengan tim penyusun MGMP
KKMTs01 terdiri dari 92 halaman dengan 6 bab dan 14 subbab. Dari 6 bab
tersebut mengandung aspek berpikir kritis dengan presentase 24,9% dan termasuk
dalam kategori rendah. Sedangkan, pada LKS 3 yaitu LKS Modul IPA Kelas VIII
Semester Gasal Tim Penyusun LP. Ma’arif NU Kabupaten Jepara dengan tim
penyusun MGMP KKMTs02 terdiri dari 103 halaman dengan 6 bab dan 22
subbab. Dari 6 bab tersebut mengandung aspek berpikir kritis dengan presentase
4.1.2 Pembahasan
Aspek berpikir kritis yang terdapat di dalam LKS yang disusun oleh Tim
disetiap materi pada LKS-nya. Materi yang terdapat pada setiap LKS sebanyak 6
bab, untuk materi yang pertama yaitu materi Gerak Benda dan Makhluk Hidup di
Lingkungan Sekitar, materi yang kedua yaitu Usaha dan Pesawat Sederhana
dalam Kehidupan Sehari-hari, materi yang ketiga yaitu Struktur dan Fungsi
Tumbuhan, materi yang keempat yaitu Sistem Pencernaan Manusia, materi yang
kelima yaitu Zat Aditif dan Zat Adiktif, dan materi yang keenam yaitu Sistem
menunjukkan bahwa di dalam LKS memiliki penyajian yang berbeda. Pada LKS
pertama yang disusun oleh MGMP Dinas menunjukkan bahwa adanya sedikit
materi pengantar untuk peserta didik memahami isi dari materi yang akan
materi yang pertama aspek berpikir kritis yang paling tinggi yaitu aspek
interpretasi, pada materi yang kedua yaitu aspek interpretasi dan analisis, pada
materi ketiga yaitu aspek interpretasi, analisis, dan kesimpulan. Pada materi yang
keempat paling tinggi aspek berpikir kritis yaitu interpretasi, analisis, dan
kesimpulan. Pada materi kelima paling tinggi yaitu aspek interpretasi dan
evaluasi, dan materi keenam aspek yang paling tinggi yaitu interpretasi. Hal
tersebut, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang terdapat dalam LKS yang
disusun oleh Tim MGMP IPA Dinas yaitu mampu memahami, mendeskripsikan,
terdapat dalam LKS, sudah tersusun adanya aspek berpikir kritis seperti aspek
yang disusun oleh Tim MGMP IPA Dinas telah mengandung unsur aspek berpikir
berpikir tingkat tinggi (Adnyana 2012). Hal tersebut, sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hamdani (2019) bahwa dalam menghadapi tantangan dunia
43
tingkat tinggi.
Hasil analisis aspek berpikir kritis yang terdapat pada LKS yang disusun
oleh Tim MGMP IPA Dinas memiliki persentase 41,2% dan memasuki kategori
sedang. Hal tersebut sesuai dengan penyajian LKS yang disusun oleh MGMP
Dinas menunjukkan bahwa adanya sedikit materi pengantar untuk peserta didik
memahami isi dari materi yang akan dipelajarinya, kemudian peserta didik
yang telah dipelajarinya. Penyajian tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang
dilaksanakan dengan Ketua MGMP IPA Dinas yaitu dengan Ibu Aries Anisa,
S.Pd.Si., M.Pd. yang menghasilkan bahwa pendidik mata pelajaran IPA yang
bernaungan pada MGMP Dinas mampu mengetahui terkait berpikir kritis tersebut
dan sudah melatihkan kemampuan berpikir kritis terhadap peserta didik dalam
didik, pendidik memanfaatkan LKS yang telah disusun oleh MGMP Dinas untuk
disajikan dalam LKS tersebut. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Solikin (2021) bahwa peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis berarti
telah dimilikinya. Penyajian dalam LKS yang berupa sedikit pengantar materi dan
yang dimiliki peserta didik mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis bagi
peserta didik.
Penyajian aspek berpikir kritis yang terdapat dalam LKS tersebut telah
ajaran baru, LKS tersebut ada keterbaruannya guna untuk membantu peserta didik
dalam menghadapi abad 21. Dalam penyusunan LKS tersebut, tim penyusun
bahwa jika menerapkan keseluruhan aspek berpikir kritis maka peserta didik
belum sanggup untuk mengikutinya dan levelnya sudah menuju ke level tinggi.
Oleh karena itu, dalam LKS yang disusun oleh Tim MGMP IPA Dinas
mengandung aspek berpikir kritis yang disajikan dalam bentuk materi maupun
Sesuai dengan Cottrell (2005) dalam Hamdani (2019) yaitu peserta didik dapat
dengan tepat sebuah permasalahan, mampu meninjau kembali dan meneliti secara
bahwa memiliki penyajian dalam LKS hanya berupa rancangan eksperimen saja,
untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang telah disepakati di awal. Pada materi
yang pertama aspek berpikir kritis yang paling tinggi yaitu aspek interpretasi dan
aspek analisis, pada materi yang kedua yaitu aspek interpretasi dan analisis, pada
45
materi ketiga yaitu aspek analisis. Pada materi yang keempat paling tinggi aspek
analisis. Pada materi kelima paling tinggi yaitu aspek analisis, dan materi keenam
aspek yang paling tinggi yaitu interpretasi dan analisis. Hal tersebut, sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang terdapat dalam LKS yang disusun oleh Tim
dalam LKS, sudah tersusun adanya aspek berpikir kritis seperti aspek interpretasi,
analisis, evaluasi, kesimpulan, dan penjelasan. Aspek berpikir kritis yang terdapat
dalam LKS yang disusun oleh Tim MGMP IPA KKMTs01 perlu disajikannya
karena untuk bekal yang dimiliki oleh peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan
yang dikatakan Rachmawati & Rohaeti (2018) yang mengatakan bahwa berpikir
pengalaman pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, kemampuan berpikir
aspek berpikir kritis sebanyak 24,9% dan memasuki kategori rendah. Isi di dalam
LKS tersebut menuntun peserta didik untuk mampu menganalisis secara kritis
Penyajian yang terdapat dalam LKS 2 tersebut sesuai dengan hasil wawancara
yang dilakukan dengan Ketua MGMP IPA KKMTs01 yaitu dengan dengan Bapak
mata pelajaran IPA ada yang masih muda dan sudah tua. Oleh karena itu, untuk
46
pendidik yang masih muda atau lulusan terbaru maka sudah mampu melatihkan
berpikir kritis tersebut terhadap peserta didik. Cara melatihkan berpikir kritis
eksperimen sesuai dengan buku panduan yang telah diberikan kepada peserta
didik yaitu LKS. Di dalam LKS sudah memuat beberapa tahapan untuk menuntun
peserta didik berpikir kritis. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mira
Azizah (2018), bahwa menganalisi memiliki tujuan untuk menuntun peserta didik
agar mampu berpikir secara luas, mampu memberikan suatu tantangan, menguji
kritis peserta didik. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ratunguri (2016) bahwa kemampuan berpikir kritis pada peserta didik dapat
sistematis. Oleh karena itu, pada LKS ini pendidik mampu memanfaatkan
yang dimiliki oleh peserta didik dan dapat ditingkatkan kembali atau dituntun
supaya peserta didik menguasi semua aspek-aspek berpikir kritis, bukan hanya
menguasai satu aspek berpikir kritis. Karena peserta didik dikatakan memiliki
berpikir kritis.
Penyajian aspek berpikir kritis yang terdapat dalam LKS tersebut telah
ajaran baru, LKS tersebut ada keterbaruannya pada bagian latihan soalnya saja.
47
Tetapi dalam penyusunan LKS tersebut, tim penyusunnya tidak berpikiran untuk
karena itu, beberapa pendidik juga belum memahami betul terkait berpikir kritis
yang harus dimiliki peserta didik saat ini. Tetapi sebagian pendidik yang masih
didik. Dengan begitu, pendidik dapat memanfaatkan LKS tersebut sebagai media
pembelajaran yang telah disepakati di awal. Pada materi yang pertama aspek
berpikir kritis yang paling tinggi yaitu aspek interpretasi dan aspek analisis, pada
materi yang kedua yaitu aspek analisis, pada materi ketiga yaitu aspek interpretasi,
aspek analisis, dan aspek evaluasi. Pada materi yang keempat paling tinggi aspek
interpretasi dan aspek analisis. Pada materi kelima paling tinggi yaitu aspek
interpretasi dan aspek analisis, serta materi keenam aspek yang paling tinggi yaitu
interpretasi dan aspek analisis. Hal tersebut, sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang terdapat dalam LKS yang disusun oleh Tim MGMP IPA KKMTs02 yaitu
Karakteristik pada setiap materi yang terdapat dalam LKS, sudah tersusun adanya
aspek berpikir kritis seperti aspek interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan, dan
48
bukti yang jelas. Dengan penyajian LKS yang disusun oleh Tim Penyusun MGMP
aspek berpikir kritis sebanyak 33,8% dan termasuk ke dalam kategori rendah. Hal
tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilaksanakan dengan Ketua MGMP
IPA KKMTs02 yaitu Bapak Moh. Misbahul Arifin, S.Pd.si yang menghasilkan
bahwa pendidik mata pelajaran IPA yang bernaungan pada MGMP KKMTs02
oleh pendidik yang masih muda. Hal tersebut menghasilkan bahwa dalam
pembelajaran IPA di dalam kelas belum melatihkan aspek berpikir kritis tersebut
terhadap peserta didik. Tetapi, hanya menjelaskan materi terhadap peserta didik
dengan acuan LKS yang disusun MGMP tersebut. Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Shanti dkk (2017) bahwa peserta didik memiliki kemampuan
berpikir kritis yang kurang perlu ditingkatkan kembali, sebagain besar peserta
didik masih belum memahami atau menerapkan konsep berpikir kritis tersebut
seperti apa. Oleh karena itu, sebaiknya dalam pembuatan LKS atau buku
kritis supaya peserta didik lebih mudah dalam memahaminya dan mampu
Penyajian aspek berpikir kritis yang terdapat dalam LKS tersebut telah
ajaran baru, LKS tersebut ada keterbaruannya terkait perkembangan materi dan
penyajiannya yang menuntun peserta didik dalam berpikir kritis. Tetapi dalam
sekiranya cocok dari sumber lain yang kemudian di kutip dalam LKS tersebut.
Oleh karena itu, beberapa pendidik yang masih muda diharapkan untuk tetap
secara logis. Sesuai dengan Seifert & Hoffnung dalam Wanti (2020) yang
mengatakan bahwa karakteristik dalam berpikir kritis tersebut ada empat salah
satunya yaitu basic operations of reasoning yang memiliki arti untuk berpikir
langkah – langkah logis lainnya. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik disetiap
50
materi yang terdapat dalam LKS IPA Di Kabupaten Jepara yang mampu
masing-masing tim penyusun dari MGMP mengandung aspek berpikir kritis. Pada
LKS yang disusun oleh MGMP IPA Dinas memiliki persentase sebanyak 41,2%,
untuk LKS yang disusun oleh MGMP IPA KKMTs01 memiliki persentase
sebanyak 24,9%, dan untuk LKS yang disusun oleh MGMP IPA KKMTs02
memiliki persentase sebanyak 33,8%. Dari aspek berpikir kritis yang terdapat di
dalam LKS-LKS tersebut, maka aspek yang paling banyak terdapat pada LKS
aspek berpikir kritis lain yang terdapat pada LKS tersebut yaitu aspek regulasi diri
yang terdapat dalam LKS yang disusun MGMP IPA Dinas. Penyajian aspek-aspek
berpikir kritis pada setiap LKS tersebut memiliki manfaat sendiri bagi peserta
peserta didik ada 2, yaitu pertama belajar yang lebih ekonomis artinya
pembelajaran yang diperoleh akan dapat bertahan lama dalam pemikiran peserta
didik dan kedua yaitu dapat menambahkan semangat belajar dan antusias belajar
bagi peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik diharapkan memiliki sikap ilmiah
4.2 Pola Kandungan Aspek Berpikir Kritis Pada LKS IPA SMP/MTs Kelas
VIII Di Kabupaten Jepara
4.2.1 Hasil Penelitian
Hasil analisis kandungan aspek berpikir kritis pada LKS IPA SMP/MTs Kelas
VIII Semester 1 Di Kabupaten Jepara yaitu berupa pola penyajian yang terdiri dari
dua sampai enam aspek berpikir kritis menurut Facione. Pola yang terdapat dalam
LKS tersebut telah terbagi menjadi beberapa level atau tingkatan. Level pada
penyajian aspek berpikir kriitis atau Level Critical Thinking (LCT) tersebut yaitu:
Level 0 tidak memuat aspek berpikir kritis menurut Facione, Level 1 memuat satu
sampai tidak aspek berpikir kritis menurut Facione, Level 2 memuat empat sampai
lima aspek berpikir kritis menurut Facione, dan Level 3 memuat enam aspek
berpikir kritis menurut Facione. Hasil dari analisis pola dan level aspek berpikir
kritis yang terdapat pada LKS Di Kabupaten Jepara adalah sebagai berikut.
Tabel 4. 3 Hasil Analisis Pola dan Level Aspek Berpikir Kritis Pada LKS
IPA SMP/MTs Kelas VIII Di Kabupaten Jepara
Jenis Jumlah
Pola (Jumlah/Persentase) Level
LKS Level/Persentase
I (1/4,5%)
I – A (4/18,2%)
1 14/63,7%
I – A – E (2/9,1%)
LKS 1
I – A – K (7/31,9%)
I – A – E – K (1/4,5%)
2 8/36,3%
I – A – E – K – R (1/4,5%)
I (2/8%)
A (9/36%)
I – A (7/28%) 1 22/88%
LKS 2
A – K (1/4%)
I – A – K (3/12%)
I – A – E – K (3/12%) 2 3/12%
I – A (7/36,8%)
1 10/52,7%
I – A – E (3/15,8%)
LKS 3
I – A – E – K (7/36,8%)
2 9/47,3%
I – A – E – K – P (2/10,5%)
52
Keterangan:
I : Aspek berpikir kritis “Interpretasi”
A : Aspek berpikir kritis “Analisis”
E : Aspek berpikir kritis “Evaluasi”
K : Aspek berpikir kritis “Kesimpulan”
P : Aspek berpikir kritis “Penjelasan”
R : Aspek berpikir kritis “Regulasi diri”
LKS 1 : LKS Buku Kegiatan Siswa IPA untuk SMP Semester Gasal Kelas VIII
Tim Penyusun MGMP IPA Dinas
LKS 2 : LKS Modul IPA SMP/MTs Semester 1 Kelas VIII Tim Penyusun MGMP
KKMTs 01
LKS 3 : LKS Modul IPA Kelas VIII Semester Gasal Tim Penyusun LP. Ma’arif
NU Kabupaten Jepara (MGMP KKMTs 02)
mengandung pola aspek berpikir kritis. Pada LKS 1 yaitu LKS Buku Kegiatan
Siswa IPA untuk SMP Semester Gasal Kelas VIII yang disusun oleh Tim MGMP
IPA Dinas mengandung pola aspek berpikir kritis sebanyak 6 pola. Dari keenam
pola tersebut termasuk ke dalam 2 level yaitu level 1 dan level 2. Pada level 1
terdiri dari pola aspek penyajian (I) interpretasi sebanyak 1, pola aspek penyajian
Setelah diakumulasikan pola aspek berpikir kritis yang terdapat dalam LKS IPA
yang disusun ole Tim MGMP IPA Dinas masuk ke dalam level 1 dan level 2. Pola
53
aspek berpikir kritis yang termasuk ke dalam level 1 sebanyak 63,7% dan pola
Pola penyajian yang terdapat pada LKS 2 yaitu LKS Modul IPA
SMP/MTs Semester 1 Kelas VIII yang disusun oleh Tim MGMP IPA KKMTs01
mengandung pola aspek berpikir kritis sebanyak 6 pola. Dari keenam pola tersebut
termasuk ke dalam 2 level yaitu level 1 dan level 2. Pada level 1 terdiri dari pola
penyajian aspek berpikir kritis (I) yaitu interpretasi sebanyak 2, pola penyajian
aspek berpikir kritis (A) yaitu analisis sebanyak 9 pola, pola penyajian aspek
analisis, dan kesimpulan sebanyak 3 pola. Sedangkan, pada level 2 terdiri dari
yang terdapat dalam LKS IPA yang disusun ole Tim MGMP IPA KKMTs01
masuk ke dalam level 1 dan level 2. Pola aspek berpikir kritis yang termasuk ke
dalam level 1 sebanyak 88% dan pola aspek berpikir kritis yang termasuk ke
Pada LKS 3 yaitu LKS Modul IPA Kelas VIII Semester Gasal Tim
Dari keempat pola tersebut termasuk ke dalam 2 level yaitu level 1 dan level 2.
Pada level 1 terdiri dari pola penyajian aspek berpikir kritis (I – A) yaitu
interpretasi dan analisis sebanyak 7 pola dan pola penyajian aspek berpikir kritis
54
pada level 2 terdiri dari pola penyajian aspek berpikir kritis (I – A – E – K) yaitu
interpretasi, analisis, evaluasi, dan kesimpulan sebanyak 7 pola dan pola penyajian
berpikir kritis yang terdapat dalam LKS IPA yang disusun ole Tim MGMP IPA
KKMTs02 masuk ke dalam level 1 dan level 2. Pola aspek berpikir kritis yang
termasuk ke dalam level 1 sebanyak 52,7% dan pola aspek berpikir kritis yang
Pada level pola penyajian aspek berpikir kritis yang terdapat dalam Tabel
3.5 yaitu terdapat beberapa level aspek berpikir kritis menurut Facione. Level
aspek berpikir kritis terdiri dari 4 level, yaitu level 0, level 1, level 2, dan level 3.
Untuk level 0 tidak mengandung aspek berpikir kritis menurut Facione, level 1
mengandung satu sampai tiga aspek berpikir kritis menurut Facione, level 2
mengandung empat sampai 5 aspek berpikir kritis menurut Facione, dan level 3
mengandung keenam aspek berpikir kritis menurut Facione. Dari hasil analisis
menggunakan level aspek berpikir kritis yaitu level 1 yang terdiri atas satu sampai
3 aspek berpikir kritis. LKS IPA Di Kabupaten Jepara juga terdapat beberapa pola
yang termasuk ke dalam level 2, tetapi hanya sedikit di setiap LKS-nya dan lebih
banyak masuk ke dalam level 1. Sedangkan untuk level 0 dan level 3 dalam LKS
4.1.3 Pembahasan
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ketiga LKS yang ada
nya. Pada beberapa pola aspek berpikir kritis, kemudian dikategorikan menjadi
level berpikir kritis. Level berpikir kritis yang terdapat pada masing-masing LKS
yang disusun oleh Tim Penyusun MGMP IPA Dinas memiliki jumlah pola
penyajian aspek berpikir kritis pada level 1 sebanyak 14 pola dan level 2 sebanyak
8 pola penyajian. LKS yang kedua yaitu LKS yang disusun oleh Tim Penyusun
MGMP IPA KKMTs01 memiliki jumlah pola penyajian aspek berpikir kritis pada
level 1 sebanyak 22 pola dan level 2 sebanyak 3 pola penyajian. Sedangkan, pada
LKS ketiga yaitu LKS yang disusun oleh Tim Penyusun MGMP IPA KKMTs02
memiliki jumlah pola penyajian aspek berpikir kritis pada level 1 sebanyak 10
pola dan level 2 sebanyak 9 pola penyajian. Level 1 merupakan banyaknya aspek
yang berbentuk pola dengan jumlah satu sampai tiga aspek berpikir kritis. Pola
yang terdapat pada level 1 diketiga LKS tersebut yaitu pola I (interpretasi), A
kesimpulan). Oleh karena itu, pola penyajian aspek berpikir kritis di setiap LKS
Hasil analisis penyajian pola yang terdapat di setiap LKS yang disusun
oleh Tim MGMP IPA Di Kabupaten Jepara muncul di setiap materi. Pola yang
paragraf yang menunjukkan pola penyajian aspek berpikir kritis level 1, paragraf
56
ini terdapat pada LKS Buku Kegiatan Siswa IPA untuk SMP Semester Gasal
Kelas VIII dengan Tim Penyusun MGMP IPA Dinas bab 1 halaman 1.
Pada paragraf tersebut mengandung satu aspek berpikir kritis saja, tetapi
satu aspek pun termasuk ke dalam pola penyajian aspek berpikir kritis. Hal ini,
terjadi karena pada paragraf tersebut mengandung aspek berpikir kritis yaitu aspek
interpretasi dan termasuk ke dalam penyajian pola level 1 yang terdiri dari satu
sampai tiga aspek berpikir kritis. Penyajian aspek interpretasi dalam kalimat
tersebut karena dapat mengungkapkan suatu maksud dari beberapa pendapat atau
penjelasan sebuah arti dari topik yang disajikan (Facione, 2015). Pada penyajian
pola berpikir kritis dengan satu aspek berpikir kritis bukan hanya interpretasi,
tetapi analisis juga dapat dikatakan sebagai pola berpikir kritis. Pola pada aspek
analisi ini terdapat pada LKS Modul IPA SMP/MTs Semester 1 Kelas VIII dengan
kritis dengan satu aspek yaitu analisis. Pola penyajian dengan satu aspek juga
masuk ke dalam level 1 pola penyajian aspek berpikir kritis. Penyajian aspek
telah disajikan (Facione, 2015). Sedangkan, untuk pola penyajian aspek berpikir
kritis lebih dari satu aspek salah satunya yaitu terdapat pada LKS Modul IPA
SMP/MTs Semester 1 Kelas VIII dengan Tim Penyusun MGMP IPA KKMTs01
pola penyajian aspek berpikir kritis yaitu A – K (analisis dan kesimpulan). Pola
tersebut berkaitan satu sama lain karena pad aspek analisis memiliki tujuan
tersebut. Pola penyajian selanjutnya yaitu terdapat pada LKS Modul IPA Kelas
VIII Semester Gasal Tim Penyusun LP. Ma’arif NU Kabupaten Jepara (Penyusun
saling berikatan satu sama lain, karena pada interpretasi mengandung kalimat
tujuan yang berarti bahwa mampu memahami dan mengungkapkan suatu maksud
yang nantinya akan dilaksanakan serta pada aspek analisis memiliki tujuan untuk
akan menjadikan sebuah penjelasan bagi peserta didik agar mudah dipahaminya.
Selanjutnya, pola penyajian aspek berpikir kritis dengan menggunakan tiga aspek
dalam polanya yaitu terdapat pada LKS Buku Kegiatan Siswa IPA untuk SMP
Semester Gasal Kelas VIII dengan Tim Penyusun MGMP IPA Dinas bab 4
halaman 48.
59
digunakan pada kegiatan eksperimen tersebut saling berkaitan satu sama lain,
polanya, berikut merupakan satu contoh penyajian pola aspek berpikir kritis yang
terdapat pada LKS Modul IPA Kelas VIII Semester Gasal Tim Penyusun LP.
Pada pola penyajian aspek berpikir kritis yang terdapat pada paragraf
analisis dan evaluasi). Pola penyajian tersebut saling berikatan satu sama lainnya,
berpikir kritis biasanya dapat diukur dengan kegiatan eksperimen maupun cara
peserta didik mengerjakan soal yang diberikan oleh pendidik (Hamdani, 2019).
memiliki pola penyajian aspek berpikir kritisnya berada di level 1. Level 1 terdiri
dari satu sampai tiga aspek berpikir kritis yang disajikannya. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan penyajian pola berpikir kritis pada LKS 1 yaitu level 1
sebanyak 14 pola dan level 2 sebanyak 8 pola. Pada LKS 2 yaitu memiliki level 1
memiliki level 1 sebanyak 10 pola dan level 2 sebanyak 9 pola penyajian. Dengan
1 merupakan pola penyajian aspek berpikir kritis yang banyak digunakan dalam
penyusunan LKS IPA Di MGMP Kabupaten Jepara. Selain itu, penyusunan LKS
dalamnya. Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua MGMP
yang ada Di Kabupaten Jepara yaitu sebagian besar dalam penyusunan LKS IPA
mengetahui secara jelas terkait aspek berpikir kritis. Bahkan sebaiknya, dalam
menyusun LKS lebih baik disusun oleh pendidik sendiri karena dapat mengetahui
apa yang dibutuhkan oleh peserta didik dan mampu mempermudah dalam
61
meningkatkan kemampuan berpikir kritis bagi peserta didik. Seperti halnya yang
dikemukakan oleh Lestari (2018) bahwa LKS sebaiknya dirancang oleh pendidik
sendiri guna untuk menyesuaikan pokok bahasan dan tujuan yang akan dilakukan
dalam pembelajarannya. Bukan hanya dalam merancang sebuah LKS saja yang
pada diri peserta didik sendiri yang mampu mengikuti serangkaian aspek-aspek
yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Selain itu, sama
halnya penelitian yang dilakukan oleh purwati (2016) keberhasilan peserta didik
dalam sebuah pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh diri peserta didik sendiri
melalui kemampuannya, tetapi didukung oleh faktor pendidik dan bahan ajar serta
Oleh karena itu, sebaiknya dalam penyusunan LKS memang pendidik mampu ikut
andil karena yang memahami peserta didik adalah pendidik itu sendiri dan mudah
Penyajian hasil analisis pola dan level aspek berpikir kritis yang terdapat
dalam LKS tersebut tidak berpikiran untuk menerapkan aspek berpikir kritis di
sumber lain yang kemudian di kutip dalam LKS tersebut. Sehingga penyajian pola
berpikir kritis yang terdapat dalam LKS belum maksimal memasuki level 3. Oleh
karena itu, beberapa pendidik yang masih muda diharapkan untuk tetap
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan oleh peneliti, diperoleh
1. Aspek berpikir kritis yang dilatihkan pada LKS IPA Di Kabupaten Jepara
LKSnya. Aspek berpikir kritis yang dilatihkan pada LKS yang disusun oleh
Tim MGMP IPA Dinas memiliki presentase 41,2% dengan kategori sedang,
LKS yang disusun oleh Tim MGMP IPA KKMTs01 memiliki presentase
sebanyak 24,9% dengan kategori rendah, dan LKS yang disusun oleh Tim
kategori rendah.
2. Perbandingan level pola penyajian aspek berpikir kritis yang ada pada LKS
Jumlah pola disetiap level pada LKS IPA Di Kabupaten Jepara yaitu LKS
yang disusun oleh Tim MGMP IPA Dinas level 1 sebanyak 14 pola dan level
2 sebanyak 8 pola, LKS yang disusun oleh Tim MGMP IPA KKMTs01 level
1 sebanyak 22 pola dan level 2 sebanyak 3 pola, dan LKS yang disusun oleh
Tim MGMP IPA KKMTs02 level 1 sebanyak 10 pola dan level 2 sebanyak 9
pola. Oleh karena itu, rata-rata level pola penyajian aspek berpikir kritis yang
ada pada LKS IPA Di Kabupaten Jepara yaitu level 1. Pola penyajian level 1
yang terdapat pada LKS IPA Di Kabupaten Jepara yaitu pola I (interpretasi),
62
63
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai penelitian yang telah dilakukan
peneliti, terdapat:
Jepara melatihkan aspek pada level 1, karena kemampuan berpikir kritis pada
kritis yang disajikan melatihkan pada level 2, karena peserta didik dikatakan
dipercaya dan sah serta suatu strategi yang berguna pada kehidupan sehari-
hari.
tujuan LKS itu sendiri, yaitu mengandung unsur materi singkat di setiap
64
65
LAMPIRAN
69
Lampiran 1 - Tabel Hasil Analisis Aspek Berpikir Kritis pada LKS IPA
SMP/MTs Semester Gasal Kelas VIII Tim Penyusun MGMP Dinas Di
Kabupaten Jepara
Aspek
Hal. Bab Sub Bab Berpikir Kalimat
Kritis
1 1 A. Gerak Interpretasi
Benda
Interpretasi
5
Analisis
Evaluasi
Kesimpulan
6 B. Sistem Interpretasi
Gerak (Biru)
Manusia
Analisis
(Kuning)
Evaluasi
(Orange)
7 Interpretasi
70
Analisis
10 D. Sistem Interpretasi
Gerak (Biru)
Pada
Analisis
Manusia
(Kuning)
Evaluasi
(Orange)
11 Kesimpulan
Interpretasi
Analisis
Evaluasi
Kesimpulan
14 E. Sistem Interpretasi
Gerak
Pada
71
Tumbuh Analisis
an
15 Evaluasi
Kesimpulan
23 2 A. Pesawat Interpretasi
Sederha
na
Analisis
Evaluasi
Kesimpulan
25 B. Konsep Interpretasi
Pesawat (Biru)
Sederha
na Pada
Kerja
Otot
Manusia
Analisis
(Kuning)
72
Evaluasi
(Orange)
26 Interpretasi
Analisis
Kesimpulan
31 3 A. Struktur Interpretasi
dan
Fungsi
32 Jaringan Analisis
Batang
Kesimpulan
33 B. Struktur Interpretasi
dan
Fungsi
Jaringan Analisis
Daun
34 Kesimpulan
73
34 C. Pem Interpretasi
anfa
atan
Stru
ktur
Jarin
gan
Tum
35 buha Analisis
n
Dala
m Kesimpulan
Tek
nolo
gi
44 4 Makanan Interpretasi
45 Analisis
46 Evaluasi
Kesimpulan
48 Interpretasi
Analisis
Kesimpulan
74
50 Interpretasi
Analisis
51 Evaluasi
Kesimpulan
56 5 A. Zat Interpretasi
Aditif (Biru)
Analisis
(Kuning)
Evaluasi
(Orange)
Kesimpulan
(Hijau)
75
Regulasi
Diri
(Kuning
Tua)
57 Interpretasi
58 Analisis
Kesimpulan
64 B. Zat Interpretasi
Adiktif
65 Analisis
Kesimpulan
71 6 Sistem Interpretasi
Peredaran
Darah
72 Analisis
76
Interpretasi
Analisis
73 Interpretasi
Analisis
77
Lampiran 2 - Tabel Hasil Analisis Aspek Berpikir Kritis pada LKS IPA
SMP/MTs Semester Gasal Kelas VIII Tim Penyusun MGMP KKMTS01 Di
Kabupaten Jepara
Aspek
Hal. Bab Sub Bab Berpikir Kalimat
Kritis
4 1 A. Konsep Interpretasi
Gerak
Analisis
(Kuning)
Kesimpulan
(Hijau)
78
13 B. Sistem Interpretasi
Gerak
Manusia
14 Analisis
18 C. Sistem Interpretasi
Gerak
Pada
Hewan
Analisis
19 D. Sistem Interpretasi
Gerak
Pada
Tumbuh
an
79
20 Analisis
28 2 A. Usaha Interpretasi
Analisis
29 B. Pesawat Interpretasi
Sederha
na
80
Analisis
39 3 A. Struktur Interpretasi
dan
Fungsi
Akar,
Batang,
Daun
dan
Analisis
Bunga
Kesimpulan
40 Analisis
81
Analisis
41 Analisis
44 B. Struktur Interpretasi
dan
Fungsi
Jaringan
Tumbuh
an
45 Analisis
46 Evaluasi
Kesimpulan
82
49 C. Teknolo Interpretasi
gi yang
Terinspir
asi dari
Struktur
Jaringan
Tumbuh
an
57 4 A. Nutrisi Interpretasi
Analisis
Evaluasi
Kesimpulan
61 Analisis
66 B. Struktur Interpretasi
dan
Fungsi
Sistem
Pencerna
an
Makana
n pada
Manusia
83
66 Analisis
Kesimpulan
67 Analisis
70 C. Ganggua Interpretasi
n pada
Sistem
Pencerna
an dan
Upaya
untuk
Mencega Analisis
h atau
Menang
gulangin
ya
Kesimpulan
84
78 5 A. Zat Interpretasi
Aditif
Analisis
Kesimpulan
81 Analisis
Kesimpulan
82 B. Zat Interpretasi
Adiktif
84 Analisis
C. Upaya Interpretasi
Pencega
han Diri
dari
Bahaya
Narkoba
85
Analisis
89 6 A. Struktur Interpretasi
dan
Fungsi
Sistem
Peredara
n Darah
90 Analisis
Analisis
B. Ganggua Interpretasi
n atau
Kelaiana
n Pada
Sistem
Peredara
n Darah
dan
Upaya
untuk
Mencega
h serta
Menang
gulangin
ya
86
Lampiran 3 - Tabel Hasil Analisis Aspek Berpikir Kritis pada LKS IPA
SMP/MTs Semester Gasal Kelas VIII Tim Penyusun MGMP KKMTS02 Di
Kabupaten Jepara
Aspek
Hal. Bab Sub Bab Berpikir Kalimat
Kritis
4 1 1. Pengertian Interpretasi
Gerak (Biru)
Analisis
(Kuning)
2. Besaran- Interpretasi
besaran Gerak
Lurus
Analisis
9 Interpretasi
(Biru)
Analisis
(Kuning)
Evaluasi
(Orange)
87
Kesimpulan
(Hijau)
Analisis
(Kuning)
Evaluasi
(Orange)
Kesimpulan
(Hijau)
Analisis
(Kuning)
Evaluasi
(Orange)
Kesimpulan
(Hijau)
31 2 1. Pengertian Interpretasi
Usaha dan
Daya
88
Analisis
33 2. Pesawat Interpretasi
Sederhana
Analisis
38 Interpretasi
(Biru)
89
Analisis
(Kuning)
Evaluasi
(Orange)
Kesimpulan
(Hijau)
Evaluasi
(Orange)
Analisis
(Kuning)
Evaluasi
(Orange)
Kesimpulan
(Hijau)
Penjelasan
(Ungu)
53 6. Pemanfaatan Interpretasi
Jaringan (Biru)
Tumbuhan
pada
Teknologi Analisis
(Kuning)
Evaluasi
(Orange)
Kesimpulan
(Hijau)
91
Penjelasan
(Ungu)
71 4 1. Makanan Interpretasi
(Biru)
Analisis
(Kuning)
72 Evaluasi
(Orange)
Kesimpulan
(Hijau)
75 2. Struktur dan Interpretasi
Fungsi Organ (Biru)
Sistem
Pencernaan
Pada Manusia
Analisis
(Kuning)
Analisis
(Kuning)
Evaluasi
(Orange)
93 Interpretasi
(Biru)
Analisis
(Kuning)
92
Analisis
(Kuning)
Evaluasi
(Orange)
Kesimpulan
Hijau
Analisis
(Kuning)
Evaluasi
(Orange)
93
Kesimpulan
(Hijau)
Penjelasan
(Ungu)
Evaluasi
(Orange)
Kesimpulan
(Hijau)
Penjelasan
Ungu
94
107 Interpretasi
(Biru)
Analisis
(Kuning)
Lampiran 4 - Tabel Ketersediaan Pola Aspek Berpikir Kritis pada LKS IPA SMP/MTs Semester Gasal Kelas VIII Tim Penyusun
MGMP Dinas Di Kabupaten Jepara
Ketersediaan Unsur
Pola Berpikir
Hal. Bab Sub Bab Kalimat Berpikir Kritis
Kritis
I A E K P R
1 1 A. Gerak Benda √ I
5 √ √ √ √ I-A-E-K
95
6 B. Sistem Gerak √ √ √ I-A-E
Manusia
7 √ √ I-A
96
10 C. Gangguan dan -
Kelainan Pada
Sistem Gerak
Manusia
D. Sistem Gerak Pada √ √ √ I-A-E-K
Manusia
11 √
√ √ √ I-A-E-K
97
√
14 √ √ √ I-A-E-K
98
15 √ √
99
25 B. Konsep Pesawat √ √ √ I-A-E
Sederhana Pada
Kerja Otot Manusia
26 √ √ √ I-A-K
100
31 3 A. Struktur dan Fungsi √ I-A-K
Jaringan Batang
32 √ √
101
33 B. Struktur dan Fungsi √ √ I-A-K
Jaringan Daun
34 √
C. Pemanfaatan √ I-A-K
Struktur Jaringan
Tumbuhan Dalam
Teknologi
102
35 √ √
44 4 Makanan √ I-A-E-K
45 √
103
46 √ √ √
48 √ √ √ I-A-K
104
50 √ √ I-A-E-K
51 √ √
105
56 5 A. Zat Aditif √ √ √ √ √ I-A-E-K-R
57 √ I-A-K
58 √ √
106
64 5 B. Zat Adiktif √ √ I-A-K
65 √ √
107
71 6 Sistem Peredaran Darah √ I-A
72 √
√ √ I-A
108
73 √ √ I-A
109
Lampiran 5 - Tabel Ketersediaan Pola Aspek Berpikir Kritis pada LKS IPA SMP/MTs Semester Gasal Kelas VIII Tim Penyusun
MGMP KKMTS01 Di Kabupaten Jepara
Ketersediaan Unsur
Pola Berpikir
Hal. Bab Sub Bab Kalimat Berpikir Kritis
Kritis
I A E K P R
4 1 A. Konsep √ I-A-K
Gerak
√ √
110
13 B. Sistem √ I-A
Gerak
Manusia
14 √
18 C. Sistem √ I-A
Gerak Pada
Hewan
111
√
19 D. Sisteam √ I-A
Gerak Pada
Tumbuhan
112
20 √
28 2 A. Usaha √ I-A
113
√
29 B. Pesawat √ I-A
Sederhana
114
39 3 A. Struktur √ I-A-K
dan Fungsi
Akar,
Batang,
Daun, dan
Bunga
√ √
115
40 √
116
41 √
44 B. Struktur √ √ I-A-E-K
dan Fungsi
Jaringan
Tumbuhan
117
√
118
46 √ √
49 C. Teknologi √ I
yang
Terinspirasi
dar Struktur
Jaringan
Tumbuhan
57 4 A. Nutrisi √ I-A-E-K
119
√ √ √
61 √
120
66 B. Struktur √ I-A-E-K
dan Fungsi
Sistem
Pencernaan
Makanan
pada
Manusia
√ √
121
67 √ A
70 C. Gangguan √ √ √ √ I-A-E-K
pada Sistem
Pencernaan
dan Upaya
untuk
Mencegah
atau
Menanggul
anginya
122
78 5 A. Zat Aditif √ √ √ I-A-K
123
√ √ A-K
124
83- √ A
84
125
84 C. Upaya √ √ I-A
Pencegahan
Diri dari
Bahaya
Narkoba
89 6 A. Struktur √ I-A
dan Fungsi
Sistem
Peredaran
Darah
126
89- √
90
90 √ A
127
91 B. Gangguan √ I
atau
Kelainan
Pada Sistem
Peredaran
Darah dan
Upaya
untuk
Mencegah
serta
Menanggul
anginya
128
Lampiran 6 - Tabel Ketersediaan Pola Aspek Berpikir Kritis pada LKS IPA SMP/MTs Semester Gasal Kelas VIII Tim Penyusun
MGMP KKMTS02 Di Kabupaten Jepara
Ketersediaan Unsur
Pola Berpikir
Hal. Bab Sub Bab Kalimat Berpikir Kritis
Kritis
I A E K P R
4 1 1. Pengertian √ √ I-A
Gerak
2. Besaran- √ √ I-A
Besaran
Gerak
Lurus
129
9 √ √ √ √ I-A-E-K
130
31 2 1. Pengertian √ √ I–A
Usaha dan
Daya
131
33 1. Pesawat √ I-A
Sederhana
132
38 2 2. Pesawat √ √ √ √ I-A-E-K
Sederhana
50 3 3. Struktur √ √ √ I-A-E
dan Fungsi
Jaringan
Batang
133
51 4. Struktur √ √ √ √ √ I-A-E-K
dan Fungsi
Jaringan
Daun
53 6. Pemanfaata √ √ √ √ √ I-A-E-K
n Jaringan
Tumbuhan
pada
Teknologi
134
75 2. Struktur √ √ I-A
dan Fungsi
Organ
Sistem
Pencernaan
pada
Manusia
√ √ I-A
135
101 6 1. Darah dan √ √ √ √ √ I-A-E-K-P
Komposisin
ya
136
107 √ √ I-A
137
138
Lampiran 7 - Lembar Uji Keabsahan Data (Ibu Luvia Ranggi Nastiti, S.Si.,
M.Pd., - IAIN Palangkaraya)
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
Lampiran 9 - Sampul LKS dan Bab Pada IPA SMP/MTs Semester Gasal
Kelas VIII Tim Penyusun MGMP Dinas Di Kabupaten Jepara
175
Lampiran 10 - Sampul LKS dan Bab Pada IPA SMP/MTs Semester Gasal
Kelas VIII Tim Penyusun MGMP KKMTs01 Di Kabupaten Jepara
176
177
Lampiran 11 - Sampul LKS dan Bab Pada IPA SMP/MTs Semester Gasal
Kelas VIII Tim Penyusun MGMP KKMTs02 Di Kabupaten Jepara
178
179
Lampiran 12 - Pedoman Wawancara dengan MGMP IPA Kabupaten Jepara
tentang Berpikir Kritis pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
Apakah LKS yang digunakan tersebut bersumber dari MGMP IPA atau
tidak?
5. Apakah LKS yang digunakan didiskusikan dalam FGD pada MGMP IPA
atau tidak?
8. Jika benar, apakah seperti ini Bapak/Ibu unsur aspek Berpikir Kritis pada
180