Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN MODEL SCRAMBLE BERBANTUAN MEDIA

FLOWCHART UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA


MATERI ENERGI ALTERNATIF DI MI MANSYA’UL ULUM
TAJINAN KAB. MALANG

OLEH:

DINA FATMAWATI, S.Pd.I

NIP. 198202182005012002

KANTOR KEMENTRIAN AGAMA


KABUPATEN MALANG
2017
PENERAPAN MODEL SCRAMBLE BERBANTUAN MEDIA
FLOWCHART UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ENERGI ALTERNATIF DI MI MANSYA’UL ULUM
TAJINAN KAB. MALANG KABUPATEN MALANG
Dina Fatmawati, S.Pd.I

Guru Tematik Kelas IV


Mi Mansya’ul Ulum Tajinan Kab. Malang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Ipa, siswa yang diajar
menggunakan Model Scramble berbantuan Flowchart dengan yang tidak diajar menggunakan
Model Scramble berbantuan Flowchart pada mata pelajaran IPA materi energi alternatif ,
serta pengalaman menggunakannya siswa kelas IV MI MANSYA’UL ULUM TAJINAN
KAB. MALANG 2016/2017. Penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif. Jumlah
populasi penelitian ini seluruh siswa kelas IV dengan jumlah 22 siswa yang terdiri dari terdiri
dari 8 laki-laki dan 14 perempuan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis data kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Analisis kuantitatif dalam
penelitian ini dilakukan terhadap hasil belajar siswa. Analisa kualitatif dalam penelitian ini
menggunakan sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP), sesuai dengan KTSP SDN Sidodadi 06
yaitu 70% secara individual sedangkan secara klasikal yaitu 80% dari jumlah siswa dikelas.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, observasi, studi dokumen,
wawancara dan tes.. Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dengan lembar tes.
Hasil penelitian dengan model Scramble berbantuan Flowchart berpengaruh secara
signifikan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan sebesar 0.000<0.05
kemudian rata-rata (mean) kelas yang diberikan Model Scramble berbantuan Flowchart
peningkatan rata-rata skor hasil belajar siswa dari siklus I 68 ke siklus II 81 dan dari
peningkatan prosentase taraf keberhasilan siswa dari siklus I 68% ke silus II 81%.
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa model Scramble berbantuan Flowchart
sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran IPA.

Kata Kunci : Model Scramble, Flowchart, Hasil belajar


ABSTRACT

The purpose of this research is to increase the understanding in science. The students
that taught using Scramble Method with Flowchart compared with them that not using this
method in science lesson chapter alternative energy, also the experience using this method
with sixth grade SDN SIDODADI 06 students in Lawang Districs 2016/2017. This research
using a qualitative approach. The population in this research are all of the students of sixth
grade with 22 students (8 boys and 14 girls). The data analysis technique that used in this
research are qualitative data analysis and qualitative descriptive. Quantitative analysis in this
research done for student learning outcomes. Quantitative analysis in this research using
Standard Reference Assessment (Penilaian Acuan Patokan/PAP), according to KTSP MI
Mansya’ul Ulum Tajinan that 70% are individually and 80% are classically from all of the
student in the class. The research instrument that used are observation, document study,
interview, and exam. The instrument that used in this research for increase the student
learning outcome with exam sheets.

The result from Scambel Methode with Flowchart take a significant effect to student
learning outcome that shown from significant score about 0.000<0.05. Then most class that
using Scramble method with Flowhart have increasing score average from first cycle 68 to
second cycle 81 and from student increasing of success rate percentage from first cycle 68%
to second cycle 81%. According to this research can be concluded that Scramble Method
with Flowchart is suitable for science learning.

Keyword : Scramble method, Flowchart, Learning Outcome


PENDAHULUAN

“Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi

manusia beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, barakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab”

(Surayin, 2003:25). Untuk mewujudkan tujuan tersebut berbagai upaya telah dilakukan oleh

pemerintah melalui pendidikan, diantaranya menyeleksi jenis bidang studi yang perlu

diajarkan disekolah.

Salah satunya mata pelajaran IPA. IPA merupakan salah satu bidang studi yang

dipilih untuk diajarkan ditingkat dasar karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran IPA di tingkat pendidikan dasar selama ini mencakup teori saja karena

kurangnya sarana prasarana serta ketrampilan guru dalam pembelajaran IPA masih bersifat

konvensional. Ilmu pengetahuan alam, sering disebut dengan istilah pendidikan sains,

disingkat menjadi IPA. IPA merupakan istilah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum

pendidikan di Indonesia. Termasuk pada jenjang sekolah dasar, mata pelajaran IPA

merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik,

mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Anggapan sebagian besar peserta

didik menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan

ujian akhir sekolah (UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standart

yang diharapkan.

Pembelajaran sains diSekolah Dasar dikenal dengan pembelajaran Ilmu Penegetahuan

Alam (IPA). Konsep IPA disekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena

masih belum dipisahkan secara tersendiri seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika.

IPA di sekolah dasar memiliki peran penting bagi peserta didik. Dalam kenyataan dilapangan

kurangnya sarana dan fasilitas disekolah serta model pembelajaran yang masih konvensional

menjadi faktor yang sangat mempengaruhi proses pembelajaran dan hasil belajar IPA

ditingkat SD.

Kenyataannya saat ini hasil belajar IPA di tingkat sekolah dasar banyak yang masih

dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini didasarkan pada hasil observasi
kegiatan siswa di MI MANSYA’UL ULUM Tajinan Kab. Malang pada mata pelajaran IPA

kelas IV materi energi alternatif yang menunjukkan bahwa siswa belum menguasai materi

energi alternatif dengan baik. Berdasarkan data di lapangan dengan jumlah siswa dalam satu

kelas ada 22 siswa, kondisi di dalam kelas ada 50% (11 anak suka ramai), 18% (4 anak suka

bermain), 32% (7 anak tertib dalam menerima pelajaran ). Dari hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti di MI MANSYA’UL ULUM Tajinan Kab. Malangterlihat dalam

pembelajaran guru tidak menggunkan media, selain itu guru masih menggunkan cara lama,

yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini membuat kegiatan pembelajaran

cenderung kurang bervariasi sehingga menyebabkan siswa cepat merasa bosan dan hasil

belajar siswa pun belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minimum (KKM). Hal ini

ditandai dengan hasil belajar yang diperoleh siswa pada test akhir pembelajaran hanya 40%

siswa yang nilainya di atas KKM dan 60% siswa yang nilainya di bawah KKM.

Proses pembelajaran yang terjadi di sekolah saat ini kurang mampu mengembangkan

kemampuan berpikir peserta didik. Hal ini dikarenakan pelaksanaan proses pembelajaran

yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal

informasi. Hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan model pembelajaran yang sesuai

dengan pembelajaran IPA agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Salah satu

model yang tepat digunakan dalam pembelajaran IPA adalah model Scramble. Scramble

merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan

kecepatan berpikir siswa. Dalam pembelajaran model Scramble ini, mereka tidak hanya

diminta untuk menjawab soal, tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal yang sudah

tersedia, namun masih dalam kondisi acak.

Menurut Huda (2013:303) Model Scramble memiliki beberapa kelebihan yaitu

melatih siswa untuk berpikir cepat dan tepat dengan mendorong siswa untuk belajar

mengerjakan soal dengan jawaban acak, serta melatih kedisiplinan siswa. Untuk membantu

proses pembelajaran IPA yang diterapkan menggunakan model Scramble maka dapat

digunakan berbagai bantuan media yang sesuai. Salah satu media yang sesuai untuk proses

pembelajaran IPA adalah media Flowchart.


Media Flowchart merupakan media yang tepat dalam proses pembelajaran IPA,

karena Flowchart bisa mempermudah siswa memahami materi energi alternatif. Media

Flowchart dapat meningkatkan kemampuan berfikir secara sistematis, serta dapat

memecahkan masalah. Penggunaan media Flowchart ini lebih efektif dan dapat merangsang

siswa dalam menvisualisasikan materi. Bagan alir Flowchart digunakan terutama untuk alat

bantu komunikasi dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “ penerapan model Scramble berbantuan media Flowchart untuk meningkatkan

hasil belajar IPA materi energi alternatif pada siswa kelas IV SDN SIDODADI 06 Kec.

Lawang”
METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas .

Rancangan penelitian ini digolongkan ke dalam PTK. Melalui beberapa tahapan dalam

pelaksanaan PTK sebagaimana yang dijelaskan oleh (Arikunto: 10), langkah-langkah

pelaksanaan PTK adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Tahap ini meliputi kegiatan:

a. Pengamatan terhadap hasil belajar siswa pada pertemuan yang lalu.

b. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

c. Perencanaan tindakan yang dilaksanakan.

d. Menyiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang akan digunakan.

2. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan penelitian yaitu kegiatan pembelajaran

dikelas seperti yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

3. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilaksanakan saat kegiatan kedua dilaksanakan. Kedua tahap ini

tidak dapat dipisahkan karena akan mempengaruhi hasil akhir penelitian.

4. Refleksi

Kegitan ini dilakasanakan untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dilakukan.

Kegiatan yang dilakukan adalah mengobservasikan kelemahan dan kekurangan kegiatan pada

siklus I, menyusun rencana perbaikan pada siklus II.

ANALISIS DATA
Data yang diperoleh di analisis menggunakan Miles and Huberman (1984),

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Data pada

penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif.

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data informasi yang berupa simbol angka atau bilangan.

Berdasarkan simbol-simbol angka tersebut, perhitungan secara kuantitatif dapat dilakukan

untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum di dalam suatu parameter. Nilai

data bisa berubah-ubah atau bersifat variatif. Proses pengumpulan data kuantitatif tidak

membutuhkan banyak waktu dan sangat mudah dilakukan.  Data kuantitatif terdiri dari :

a. Observasi

Observasi dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Melalui kegiatan

observasi, peneliti akan mengetahui hasil observasi melalui beberapa data hasil observasi

yaitu:

1) Aktifitas siswa

Data aktivitas siswa adalah data seluruh kegiatan pada saat pembelajaran di kelas

dengan siswa secara aktif mengikuti pembelajaran di kelas. Pengujiannya dengan cara :

N= ∑setiap aspek_____ X 100 %


∑ Jumlah maksimal

Hasil penilaian aktivitas siswa dikategorikan sebagai berikut pada tabel Pemberian Skor

Untuk menghindari unsur subyektif maka dalam penelitian pelaksanaan pembelajaran

maka peneliti membuat rambu-rambu penskoran sebagai berikut

Tabel 3.1 Berikut adalah kriteria

Sangat Tepat 92-100


Tepat 75- 92
Cukup tepat 50-74
Sangat Tidak Tepat 25-49
Adaptasi Arikunto, 2006: 242)

Pengolahan skor hasil pembelajaran


Data yang diperoleh dari hasil lembar observasi aktivitas guru dan siswa (kegiatan

pembelajaran) dianalisa. Adapun rumus yang digunakan yaitu :

Nilai :Jumlah skor yang diperoleh X 100

Skor maksimal

Skor Hasil Penelitian

Tabel 3.2 Dengan kriteria sebagai berikut :

Nilai Kualifikasi Ketercapaian Pelaksanaan Pembelajaran


92- 100 Sangat Baik
75 – 91 Baik
50 – 74 Cukup Baik
25 – 49 Kurang Baik
11- 24 Tidak Baik

Pengolahan skor hasil belajar, Setiap akhir siklus diadakan tes untuk mengukur hasil belajar

IPA siswa. Dengan pedoman penskoran sebagai berikut :

Skor 5 : Jawaban Benar, lengkap dan jelas

Skor 4 : Jawaban benar tetapi tidak lengkap

Skor 3 : Jawaban dengan benar tetapi tidak selesai

Skor 1 : Menjawab Salah

Skor 0 : Tidak menjawab

Dan rumus penilaian adalah :

Nilai :Jumlah skor yang diperoleh X 100

Skor maksimal

Nilai ketuntasan belajar minimum ditentukan oleh pihak sekolah yaitu nilai yang di

peroleh minimal 70. Ketuntasan belajar mimimum dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

NKBM : Ni / N X 100 %
Keterangan

NKBM : Nilai Ketuntasan Belajar minimum

Ni : Jumlah siswa yang tuntas

N : Jumlah seluruh siswa

Pembelajaran di katakan berhasil jika NKBM >70%

2) Aktivitas guru

Observasi aktivitas guru merupakan lembar keterlaksanaan pembelajaran oleh

observer. Meliputi lembar observasi perencanaan pembelajaran dan lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Melalui lembar observasi akan

mempermudah mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh guru. Penyajian data dengan cara

berikut ini:

Σ skor perolehan
Nilai = x 100
Σ skor maksimal

b. Tes

Tes merupakan merupakan pengumpulan data secara tertulis yang dilakukan untuk

mengukur hasil belajar siswa, pada penelitian ini menggunakan penskoran untuk mengukur

hasil belajar

jumlah skor
N= x 100
skor meksimal

2. Data kualitatif

Data kualitatif dapat dianalisis melalui beberapa tahap yaitu:

a. Mereduksi data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti mengumpulkan data mentah merangkum, memilih hal – hal

yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya membuang

yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik

seperti computer mini, dengan memberikan kode pada aspek – aspek tertentu.

b. Penyajian data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, Flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and

Huberman (1984) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative

research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

c. Menarik kesimpulan (Conclusion Drawing )

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Data nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

Tabel 3. Hasil Siklus I dan Siklus II Nilai Pemahaman Konsep

Kelas Jumlah Nilai Siklus I Rata- Nilai siklus II Rata-


Sampel rata rata
Tertingg Terendah Tertingg Terendah
i i
4 22 90 50 68,63 95 50 81,81

Data hasil belajar pada siklus II sudah meningkat amat baik dibandingkan dengan

hasil belajar pada siklus I. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setelah siswa kelas IV

menerapkan pembelajaran menggunakan model Scramble berbantuan media Flowchart

mengalami peningkatan pada hasil belajar IPA kelas IV SDN SIDODADI 06 LAWANG.
PEMBAHASAN

Penelitian yang telah dilakukan di MI MANSYA’UL ULUM TAJINAN KAB.

MALANG untuk mengetahui penerapan model Scramble berbantuan media Flowchart

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kelas IV materi energi alternatif. Jika

dilihat dari nilai rata-rata pemahaman konsep antara siklus I dan kelompok siklus II nilai

lebih tinggi . Dari pengolahan data pada siklus I mulai mengalami peningkatan pada siklus II,

dengan demikian ada pengaruh Model Scramble berbantuan media Flowchart terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kelas IV SDN SIDODADI 06 LAWANG.

Dalam pembelajaran menggunakan Model Scramble memungkinkan untuk

mendorong siswa belajar lebih aktif dan tepat dalam berpikir. Menurut Shoimin (2016: 167)

Model pembelajaran Scramble merupakan metode yang berbentuk permaianan acak kata,

kalimat, atau paragraf. Pembelajaran model Scramble membuat peserta didik lebih melatih

siswa untuk berpikir cepat dan tepat, mendorong siswa lebih aktif dan cekatan, metode

pembelajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat

berekreasi sekaligus belajar dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak

membuatnya stres atau tertekan.


KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian siswa Kelas IV MI MANSYA’UL ULUM TAJINAN

KAB. MALANG Tahun Ajaran 2017/2018 dan pembahasan “Penerapan model Scramble

berbantuan media Flowchart untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka diperoleh

kesimpulan. Dari hasil analisis yang telah dilakukan peneliti dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa. Ada peningkatan yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada

penerapan model Scramble berbantuan media Flowchart untuk meningkatkan hasil belajar

IPA materi energi alternatif di MI Mansya’ul Ulum Tajinan Kab.Malang.

SARAN

Bagi guru : Hendaknya guru dapat menggunakan model pembelajaran Scramble pada pokok

bahasan yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Guru juga diharapkan

mengkolaborasikan secara heterogen agar siswa dapat saling membantu dan saling bertukar

pikiran.

Bagi kepala Sekolah: Kepala sekolah hendaknya dapat memberikan masukan dan pengarahan

kepada guru untuk menggunakan model pembelajaran yang inovatif seperti model Scramble

yang telah dilaksanakan oleh peneliti.

Peneliti lain hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran Scramble dalam penelitian

yang lebih bervariasi dengan mengkolaborasikan pembelajaran dengan model yang lain, serta

manfaatkan waktu dengan baik dalam proses pembelajaran agar waktu tidak terbuang

percuma.

Bagi peneliti : Agar memperhatikan kendala yang dialami dalam penelitian seperti

memikirkan keefektifan waktu dalam proses pembelajaran agar sesuai dengan jam pelajaran

yang tersedia.
DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT. Rineke Cipta
Huda, Miftahul.2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta:Pustaka
Pelajar
Jalil.2014. Panduan Mudah PTK. Jakarta: Prestasi pustaka Publisher
Martono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:Raja Grafindo Persada
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo Persada
Shoimin, Aris 2016.”68 model pembelajaran inovativ dalam kurikulum 2013”. Yogyakarta :
Ar-ruzz media
Sugiyono. 2014.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alvabeta

Anda mungkin juga menyukai