TESIS
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan
Oleh
Dewi Prastiwi
0103516096
Moto
“Bersyukurlah atas apa yang telah kita miliki, berusahalah menjadi yang terbaik,
dan percaya Allah akan memberikan sesuatu yang indah di waktu yang tepat ”
(Penulis)
“ Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada jalan keluar (kemudahan) maka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakan dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain “ (QS. Al-Insyirah: 6)
“Dan barang siapa menjadikan mudah urusan orang lain, maka Allah SWT akan
memudahkan urusannya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim)
Persembahan
Dengan mengucap rasa syukur karya ini kupersembahkan kepada:
Kedua orang tuaku tercinta (Ibunda Sri Yatun dan Ayahanda Jaslim )
Almamaterku Universitas Negeri Semarang
.
iv
iv
v
ABSTRAK
Prastiwi, Dewi. 2018. “Keefektifan Model Guided Inquiry dengan Mind Mapping
Pada Keterampilan Proses Sains dan Motivasi Siswa Sekolah Dasar”.
Tesis. Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi PGSD. Pascasarjana.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1 Dr. Sri Haryani, M.Si.,
Pembimbing II Dr. Lisdiana, M.Si.
v
vi
ABSTRACT
Prastiwi, Dewi. 2018. "The Effectiveness of Guided Inquiry Model with Mind
Mapping to Improve Science Process Skills and Learning Motivation of
Primary School Students". Thesis. Program of Basic Education. Magister
Program.. First Mentor Dr. Sri Haryani, M.Si., Second Mentor
Dr. Lisdiana, M.Si.
vi
vii
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Ketrampilan Proses Sains dan Motivasi Siswa Sekolah Dasar”. Tesis ini disusun
sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing:
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah
3. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana Unnes, yang telah banyak memberikan
vii
viii
5. Isna Hidayat, S.Pd. dan Esron Lumbantoruan, S.Pd. selaku guru kelas IVA
dan IVB SDN Krobokan Kota Semarang yang telah bersedia menjadi
kolaborator.
6. Siswa kelas IVA dan IV B, guru dan karyawan SDN Krobokan Kota
penyusunan tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapat berkat dan karunia
yang berlimpah dari Allah Swt. Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini masih
terdapat kekurangan,baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga
ilmu pengetahuan.
Dewi Prastiwi
viii
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT....................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
ix
x
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN..................................................................................................... 99
x
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintak Kegiatan Pembelajaran Guided Inquiry .................... 24
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka berpikir................................................................. 33
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus dan RPP.................................................................... 100
xiii
xiv
Halaman
Lampiran 21 Rubrik Penilaian KPS Ranah Psikomotorik.......................... 200
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
dan teknologi, para siswa perlu dibekali dengan keterampilan abad ke-21 untuk
memastikan daya saing mereka di era globalisasi. Selain unggul dalam kinerja dan
yang perlu dimiliki setiap peserta didik mencakup 4 komponen yang dikenal
Skills. Melalui berbagai metode yang sesuai, kemampuan peserta didik dalam
Pembelajaran IPA pada hakikatnya terdiri atas produk, proses, dan sikap yang
1
2
IPA merupakan ilmu yang lebih ditekankan pada kegiatan proses, karena siswa
ketrampilan proses sains. Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 dalam standar isi
mata pelajaran IPA kelas III dan IV yang tercantum pada Peraturan Menteri
ilmiah yang mencakup proses dan sikap ilmiah. Peserta didik diharapkan mampu
Berdasarkan hasil observasi terhadap guru dan siswa kelas IV SDN Krobokan
ipa, yaitu 1) Proses pembelajaran IPA kurang maksimal, masih ada beberapa
siswa yang mendapat nilai dibawah KKM, 2) siswa masih belum terbiasa
survei TIMSS tahun 2015, menunjukkan bahwa hasil skor IPA siswa Indonesia
berada pada ranking 45 dari 48 negara yang dievaluasi dengan pencapaian rerata
skor siswa 26% dalam domain penalaran. Hasil tes dan evaluasi PISA 2015
3
untuk sains, membaca, dan matematika berada di peringkat 62, 61, dan 63 dari 69
negara yang dievaluasi. Hasil observasi dan survei tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan dan keterampilan sains siswa Indonesia baru berada pada tahap
mapping untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Guided inquiry atau inkuiri
terbimbing, siswa dituntut untuk memahami sendiri konsep dari suatu pelajaran.
Suduc (2015) dalam artikelnya yang berjudul inquiry based science learning in
materi yang diajarkan, karena melatih siswa untuk mandiri dalam mencari dan
Menurut Anam (2016: 13) ciri utama model pembelajaran inkuiri adalah
menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan
yang artinya siswa ditempatkan sebagai subjek belajar dan seluruh aktivitas siswa
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Dewi, et al, 2013)
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah antara
yang dilakukan oleh (Şimşek & Kabapinar, 2010) yang berjudul “The effects of
matter, scientific process skills and science attitudes”, dari hasil penelitiannya
sikap ilmiah yang ditunjukkan siswa kelas 7 terhadap pembelajaran sains dan
diterima dan diolah oleh siswa dalam proses inkuiri ilmiah. Situasi seperti ini
mengharuskan siswa untuk mencatat banyak hal penting dan di saat yang sama
Long & Carlson (2011) menyatakan kesulitan siswa terletak pada kemampuan
mengatasi hal tersebut dengan menggunakan teknik yang dapat membekali siswa
mapping (peta pikiran). Penggunaan mind map membantu siswa dalam membuat
lainnya.
dari otak”. Mind mapping merupakan cara membuat catatan yang kreatif, efektif
menerangkan bahwa mind map juga menjadi jembatan yang hebat bagi ingatan,
sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Hal tersebut menjadikan
proses mengingat informasi akan lebih mudah. Dengan mind map, daftar
teratur dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja otak dalam
melakukan berbagai hal. Kelebihan mind mapping menurut Bala (2018: 59) antara
masing informasi secara mudah dapat dikenali, 3) lebih mudah dipahami dan
motivasi belajar siswa juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh oleh
Keles (2012) dengan judul elementary teacher’s views on mind mapping. Hasil
pikiran memiliki pengaruh positif terhadap prestasi akademik, sikap dan retensi
dimaksudkan agar siswa lebih mudah dalam memahami dan mengingat suatu
materi pembelajaran, kreatif dalam belajar serta memudahkan siswa dalam belajar
sehingga ketrampilan proses sains dan motivasi belajar siswa menjadi lebih
meningkat. Perpaduan antara inkuiri dengan mind map juga diharapkan dapat
7
latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti akan menguji keefektifan model
keterampilan proses sains dan motivasi belajar siswa kelas IV SDN Krobokan
Kota Semarang.
1. Inkuiri secara bahasa berasal dari kata inquiry yang berarti penyelidikan.
Menurut Anam (2016: 7), dalam model pembelajaran ini siswa diminta untuk
mandiri namun tetap dengan bimbingan dari guru agar siswa lebih mudah
pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsng diatas kertas dengan
dan nilai. Indikator keterampilan proses sains menurut Liliasari & Tawil
melaksanakan percobaan.
Istilah keterampilan proses sains dalam penelitian ini adalah proses ilmiah
kesimpulan.
4. Motivasi menurut Uno (2009:8) adalah dorongan dan kekuatan dalam diri
teori motivasi belajar yang diungkapkan oleh uno bahwa individu dikatakan
Arti dari istilah motivasi belajar dalam penelitian ini adalah dorongan
ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru, 5) rasa senang dan
hidup, jenis-jenis gaya, hubungan gaya dan gerak, sumber energi dan bentuk
energi. Materi ajar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah materi
IPA tentang gaya dan gerak pada siswa kelas IV SD pada kompetensi dasar
1.4.2 Apakah model pembelajaran guided inquiry dengan mind mapping lebih
dengan model guided inquiry mind mapping dan siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional?
1.4.4 Apakah terdapat hubungan yang kuat antara keterampilan proses sains dan
Semarang.
dengan model guided inquiry mind mapping dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional.
khususnya.
13
BAB II
Salah satu tujuan paling penting dari pendidikan sains adalah untuk melatih
konsep ilmiah yang lebih baik. Keterampilan proses sains adalah alat yang
penelitian ilmiah, dan memecahkan masalah (Aktamis & Ergin, 2008). Penelitian
yang dilakukan oleh Zeidan (2015) dengan judul Science Process Skills and
menunjukkan bahwa sikap positif terhadap sains membuat siswa lebih tertarik
untuk fokus pada proses sains. Dengan demikian, saat siswa memahami
keterampilan proses sains, sains menjadi lebih menarik bagi mereka, yang
yang signifikan terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah siswa. yang lebih efektif
terhadap keterampilan proses sains dan motivasi belajar siswa. Suduc (2015)
13
14
dalam artikel nya yang berjudul Inquiry Based Science Learning in Primary
ilmiah yang ditunjukkan siswa kelas 7 terhadap pembelajaran sains dan teknologi
inquiri dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar sains. Penelitian tersebut
dilakukan ole Adnyana (2017) juga menunjukkan respon tanggapan positif siswa
Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Bayram (2013)
berpengaruh pada sikap siswa dan menunjukkan adanya sikap positif terhadap
yang lebih besar dalam kemampuan melek sains dan penelitian siswa dengan
Selain itu, para siswa dalam proses penyelidikan ilmiah menunjukkan sikap yang
menjelaskan bahwa kemampuan proses sains dan penguasaan konsep siswa dapat
kinerja siswa terhadap keterampilan proses sains terpadu memiliki nilai rata-rata
cukup memuaskan. Selain itu, ada hubungan positif antara kinerja dan jenis
kelamin, tingkat kelas, latar belakang ekonomi, latar belakang pendidikan ibu
supremasi signifikan. Temuan juga menunjukkan skor kinerja yang lebih tinggi
16
(2016) menyatakan bahwa Guided inquiry learning ini dapat menjadi pilihan
berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar IPA di
ditandai dengan ketuntasan klasikal lebih dari 85% siswa telah mencapai
mind mapping. Dengan menggunakan mind mapping, siswa akan lebih mudah
penelitian yang dilakukan Safitri (2016) bahwa penerapan metode mind map
dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD.
Penelitian lain yang mendukung yakni penelitian yang dilakukan oleh Parikh
prestasi akademik siswa. Batdi (2015) juga mengemukakan dari hasil meta
siswa untuk mengasosiasikan gagasan dan melatih siswa dalam berpikir kreatif.
prestasi belajar siswa kelas 5. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang
siswa dengan gaya belajar yang berbeda dalam pembelajaran sains. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Rohmad (2014), penerapan mind mapping
word square berbantuan mind mapping dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar IPA siswa kelas IV SD. Fauziah (2017) mengemukakan penerapan model
skor rata-rata keterampilan subjek dalam membuat mind map sebesar 29,6 poin
subjek. Maka dari itu metode belajar menggunakan mind map dikatakan efektif
yang akan diambil pada penelitian ini, yaitu penelitian ini lebih menekankan pada
kajian mengenai teori yang akan digunakan, pendekatan penelitian maupun hasil
Pada tahap sensori motor (0-2 tahun), anak menyusun pemahaman dunia dengan
2. Tahap pra-operasional
Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), seorang anak masih sangat dipengaruhi
oleh hal-hal khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indra sehingga ia
20
konsisten.
Pada tahap operasional konkret (7-11 tahun), seorang anak dapat membuat
kesimpulan dari sesuatu pada situasi nyata atau dengan menggunakan benda
konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari situasi nyata secara
Pada tahap operasional formal (11 tahun ke atas), kegiatan kognitif seseorang
tidak mesti menggunakan benda nyata. Pada tahap ini, kemampuan menalar
deduktif. Pada tahap ini pula, seorang mampu mempertimbangkan beberapa aspek
berpikir anak akan berkembang bila dikomunikasikan secara jelas dan cermat
yang dapat disajikan berupa grafik, diagram, tabel, gambar atau bahasan isyarat
lainnya.
Inti dari teori Ausubel tentang belajar ialah belajar bermakna. Belajar
yang telah menyimpan informasi yang mirip dengan informasi yang sedang
dipelajari. Menurut Ausubel, “ada dua dimensi belajar, yaitu dimensi belajar
penerimaan/ penemuan dan dimensi belajar hafalan, yang merupakan suatu kontinu
bukan dikotomi”. Belajar bermakna akan terjadi bila informasi baru dapat
dikaitkan pada konsep yang ada dalam struktur kognitif. Belajar hafalan terjadi bila
informasi tidak dapat dikaitkan pada konsep-konsep yang telah ada dalam struktur
kognitif, karena konsep-konsep ini tidak mirip dengan informasi baru itu.
Ausubel (dalam Tawil dan Liliasari 2014) berpendapat jika anak belajar
dengan perolehan informasi melalui penyelidikan dan penemuan, maka belajar ini
menjadi belajar yang bermakna. Hal ini termasuk apabila informasi yang
diperolehnya dapat berkaitan dengan konsep atau informasi yang sudah ada
sebelumnya.
22
Pendapat dari ketiga pakar diatas dapat diambil disimpulkan bahwa yang
KPS yaitu adanya kemampuan dan tahap intelektual serta pandangan belajar
Menurut Anam (2016: 11) pembelajaran inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh keampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritism logis, analitis sehingga mereka dapat
bimbingan dan petunjuk dari guru. Artinya dalam proses inquiry siswa tidak
dilepas begitu saja namun tetap mendapat petunjuk, arahan dan bimbingan dari
guru.
permasalahan oleh guru sehingga membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Siswa
aktif terlibat dalam pemecahan masalah. Siswa berperan aktif dalam melakukan
penyelidikan dan dalam proses pemecahan masalah, hal ini membuat siswa lebih
23
yang memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif terlibat dalam proses
mandiri namun tetap dengan bimbingan dari guru agar siswa lebih mudah dalam
Menurut Bruner (dalam Anam, 2016: 16) model guided inquiry memiliki
beberapa keunggulan, yaitu: 1) siswa akan memahami konsep dasar dan ide-ide
dengan baik, 2) membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada
mengkondisikan siswa untuk berfikir secara aktif dan kreatif, dan mendorong
mengoptimalkan hasil belajar. Metode ini dikenalkan pertama kali oleh Tony
mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
“memetakan” pikiran - pikiran. Mind map atau peta pikiran adalah sebuah
tugas-tugas atau hal-hal lain yang dihubungkan dari ide pokok otak. Peta pikiran
Buzan (2007) berpendapat bahwa mind mapping adalah cara mudah menggali
25
informasi dari dalam dan dari luar otak. Sistem bekerja otak diatur secara alami
belajar lebih cepat dan efisien dan 5) mengaktifkan seluruh bagian otak.
mind mapping adalah suatu cara untuk memetakan sebuah informasi yang
kreativitas masing-masing.
atau kegiatan yang sedang dilakukan. KPS sangat penting bagi setiap siswa
3. KPS membuat siswa menjadi belajar proses dan produk ilmu pengetahuan
sekaligus.
yaitu keterampilan proses tingkat dasar (basic science process skill) dan
(2009), menguraikan keterampilan proses dasar yang dapat dilihat pada Tabel 2.2.
27
a. Pokok uji keterampilan proses tidak boleh dibebani konsep. Hal ini
konsepnya. Konsep yang terlibat harus diyakini oleh penyusun pokok uji
Informasinya dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau
c. Aspek yang akan diukur harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja,
misalnya interpretasi.
d. Prediksi harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat mengajukan dugaan
atau ramalan
menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel atau
peubah
h. Menerapkan konsep atau prinsip harus membuat konsep/ prinsip yang akan
IPA yang dimiliki siswa dapat dilakukan dengan bentuk tes tertulis, lisan dan
menggunakan proses-proses IPA. Oleh karena itu, pokok ujinya pun dapat
pokok uji tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ketrampilan proses sains adalah
internal dan eksternal yang ada pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku ditandai dengan adanya indikator atau unsur yang
mendukung. Uno dalam Suprijono (2012: 163) indikator motivasi belajar dapat
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita
kegiatan belajar dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut: 1) minat dan perhatian
4)reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru, 5) rasa
sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur dalam mengumpulkan data yang
diperoleh. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah itu saintis memperoleh
penemuan-penemuan atau produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori.
untuk menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan
Jadi, pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah,
proses ilmiah, dan produk ilmiah. Hal ini berarti bahwa IPA tidak hanya terdiri
31
atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihafal, IPA juga
Pembelajaran IPA terdiri atas produk, proses dan sikap. Pendidikan IPA di
merupakan hasil dari interaksi antara konsep yang telah ada dengan pengalaman
yang baru. Oleh karena itu, suatu pendekatan proses dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau menyusun
suatu konsep sebagai suatu ketrampilan proses. Salah satu upaya mengoptimalkan
menekankan pada aktivitas siswa dan menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
keterampilan proses sains siswa. Selain memiliki kelebihan, model guided inquiry
32
informasi yang diterima dan diolah oleh siswa dalam proses inkuiri ilmiah. Hal
Oleh karena itu, penerapan model guided inquiry dalam penelitian ini disertai
dengan teknik mind mapping dimaksudkan agar siswa lebih mudah dalam
siswa. Secara ringkas gambaran kerangka penelitian yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
33
Pembelajaran
IPA
Terdiri atas
Produk
Proses
Sikap
Dikembangkan
Guided Inquiry Mind Mapping
dengan model
Karakteristik: Manfaat :
1)menekankan kepada aktivitas siswa 1) membantu individu dalam
(menempatkan siswa sebagai subjek belajar) merencana,
2)aktivitas belajar siswa diarahkan untuk 2) membantu seseorang menjadi lebih
kreatif,
mencari dan menemukan sendiri jawaban
3) Meningkatkan daya ingat,
3)mengembangkan kemampuan berpikir secara 4) menghemat waktu,
sistematis. 5) belajar lebih cepat dan efisien
Kelebihan : 6) mengaktifkan seluruh bagian otak.
1)siswa akan memahami konsep dasar dan ide-ide
dengan baik,
2) mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan
merumuskan hipotesisnya sendiri,
3)situasi proses belajar menjadi lebih
merangsang.
dipadukan
2.4 Hipotesis
Ha1: Terdapat peningkatan keterampilan proses sains pada siswa yang mengikuti
Ha2: Model pembelajaran guided inquiry dengan mind mapping lebih efektif
Ha3: Motivasi Belajar siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran
guided inquiry mind mapping lebih baik dibandingkan siswa yang diberi
Ha4 : Terdapat hubungan yang kuat antara keterampilan proses sains dan motivasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Group Design. Desain penelitian ini digunakan karena peneliti tidak mampu
Gambar 3.1
Keterangan:
O1 = pretest kelas eksperimen
O2 = posttest kelas eksperimen
O3 = pretest kelas kontrol
O4 = posttest kelas kontrol
X = perlakuan yang diberikan, yaitu model guided inquiry dengan metode mind
mapping
Design. Pada tahap pertama kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapat
perlakuan yang sama yaitu pelaksanaan tes awal. Tes awal digunakan untuk
35
36
model guided inquiry dengan metode mind mapping hanya menggunakan model
mapping lebih efektif terhadap keterampilan proses sains dan motivasi belajar
siswa.
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN Krobokan gugus Arjuna
3.2.2 Sampel
sampling yakni teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Penelitian ini
kelas eksperimen.
37
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, dibedakan
berikut.
Variabel terikat dari penelitian ini adalah keterampilan proses sains dan
mngamati dan mencatat segala aktivitas guru dan siswa selama proses belajar
3.4.2 Dokumentasi
mengumpulkan data nama siswa, daftar nilai, dan data penunjang lainnya. Selain
penelitian. Bukti tersebut berupa foto dan video selama proses pembelajaran.
3.4.3 Tes
Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk mengukur daya serap siswa
pada materi pembelajaran. Tes berfungsi untuk mengukur KPS siswa dari kedua
3.4.4 Observasi
model guided inquiry dengan mind mapping. Observasi ini dilakukan untuk
3.4.5 Wawancara
akan dinilai, data diperoleh secara mendalam, pertanyaan yang tidak jelas bisa
tentang motivasi belajar siswa sesudah mengikuti pembelajaran IPA pada kelas
yang sudah disusun terlebih dahulu. Responden tinggal memilih jawaban yang
Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat ukur tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen diperoleh dari
hasil rata-rata dan keterangan para ahli (validator) pada saat melakukan uji ahli
dalam lembar validasi ahli berupa pendapat, saran dan kritikan. Instrumen yang
divalidasi yaitu RPP, silabus, lembar kerja siswa dan materi ajar.
atau kesahihan suatu instrumen. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
4. Selanjutnya melakukan analisis data, pada menu bar klik Analyze >
Correlate> Bivariate
Uji coba soal terdiri dari 50 butir soal pilihan ganda. Hasil perhitungan
No Kriteria No soal
1. Valid 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,15,16,18,20,21,22,24,25,26,2
7,31,33,35,36,37,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50
2. Tidak Valid 1,13,14,17,19,23,28,29,30,32,34,38,39
instrument tersebut sudah baik. Hasil penelitian dikatakan reliabel apabila terdapat
kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2015:172). Uji reliabilitas
41
dilakukan pada soal yang telah memnuhi kriteria valid. Cara mengetahui
berikut.
1. Pada menu bar klik Analyze > Scale > Reliability Analysis.
5. Klik Continue.
Reliability Statistics
.894 .896 38
Diperoleh harga rtabel = 0,320 dengan jumlah responden 38 siswa dan taraf
signifikansi 5% dan alpha = 0,894. Kesimpulannya adalah alpha > rtabel, yang
artinya soal ulangan IPA kelas IV dikatakan reliabel atau terpercaya sebagai alat
pengumpul data.
42
mengurutkan hasil perolehan skor siswa, 50 % akan menjadi kelompok atas dan
50% akan menjadi kelompok bawah. Penentuan daya beda dilakukan melalui
Keterangan:
Soal yang digunakan untuk instrumen terdiri dari 13 soal cukup, 15 soal
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa tes
44
Analisis butir soal telah dilakukan pada soal uji coba dan dihasilkan 3 butir
soal termasuk dalam kriteria sukar, 25 butir soal termasuk dalam kriteria sedang
dan 22 soal termasuk dalam kriteria mudah. Hasil analisis taraf kesukaran soal
Soal yang digunakan untuk instrumen terdiri dari 1 soal sukar, 15 soal
daya beda pada soal uji coba diperoleh 30 butir soal pilihan ganda yang baik dan
yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum
45
normalitas data. Bila data tidak normal, maka statistik parametris tidak dapat
Product and Service Solution (SPSS) versi 16. Menu yang digunakan untuk
Untuk mengetahui normal atau tidaknya data, dengan melihat nilai signifikansi
dikatakan data tersebut berdistribusi normal atau jika signifikansi < 0,05 maka
apakah sama atau berbeda. Pada dasarnya uji homogenitas dilakukan untuk
menyelidiki terpenuhi atau tidaknya sifat homogen pada varians antar kelompok.
Jika data berdistribusi tidak normal, maka tidak perlu dilakukan uji homogenitas.
Compare Means – Independent sample T test. Setelah itu, lihat nilai signifikansi
dari kolom Levene Test for Equality of Variences. Jika nilai signifikansinya >
Nilai yang diperoleh dari hasil posttest merupakan data yang akan
proses sains pada aspek psikomotorik dianalisis berdasarkan data hasil observasi
Skor hasil observasi kemudian dijadikan dalam bentuk persen (%). Untuk
acuan pengubahan skor menjadi skala empat dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Untuk menguji perbedaan rata-rata skor kognitif antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol maka peneliti menggunakan uji independent sample t test. Peneliti
7. Klik Continue. Dan pada jendela utama klik OK kemudian lihat Output.
ketuntasan minimal (KKM) belajar IPA di SDN Krobokan Kota Semarang siswa
dikatakan tuntas belajar apabila mencapai nilai minimal 70 untuk skala seratus.
rata-rata posttest siswa mencapai nilai minimal 70.Jika nilai rata-rata posttest
48
berdasarkan nilai peningkatan atau skor gain dengan rumus sebagai berikut:
sebagai berikut:
dikatakan mengalami peningkatan hasil belajar apabila mendapatkan skor > 0,30
tes dari hasil wawancara terpimpin yang berbentuk check list dengan skala Likert
kepada siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mengikuti
Tingkat Kesesuaian
Jenis Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Pernyataan Positif 4 3 2 1
Pernyataan Negatif 1 2 3 4
perlakuan adalah skor minimal 25 dan skor maksimal 100. Pemberian nilai pada
2 6
Menurut Eko (2014: 238) acuan pengubahan skor menjadi skala empat dapat
hubungan anatara korelasi kedua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap
variabel yang diteliti adalah data interval maka teknik statistik yang digunakan
50
berikut:
= ∑ − (∑ )(∑ )
√{ ∑ 2 − (∑ )2} − { ∑ 2 − (∑ )2}
Keterangan:
= Variabel x
= Variabel y
= Banyak sampel
Dari hasil yang diperoleh dengan rumus di atas, dapat diketahui tingkat
pengaruh variabel X dan variabel Y. Pada hakikatnya nilai r dapat bervariasi dari -
1 hingga +1, atau secara matematis dapat ditulis menjadi -1 ≤ r ≤ +1. Hasil dari
1. Bila r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi antar kedua variabel sangat lemah
2. Bila r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antar kedua variabel adalah
3. Bila r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antar kedua variabel adalah kuat
koefisien korelasi yang ditemukan besar atau kecil, maka dapat berpedoman
BAB IV
genap tahun ajaran 2017/2018. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV A dan
pada pembelajaran IPA tentang hubungan antara gaya dan gerak dalam
guided inquiry dengan mind mapping terhadap keterampilan proses sains dan
perlakuan sesuai dengan kelompok nya. Setelah mendapat perlakuan, kedua kelas
setelah diberi perlakuan. Hasil pretest dan posttest akan dianalisis menggunakan
52
53
uji normalitas, uji homogenitas, uji N-Gain dan uji perbedaan dua rata-rata
Peningkatan keterampilan proses sains dari aspek kognitif dilihat dari hasil
pretest dan posttest. Perhitungan hasil pretest dan posttest keterampilan proses
80
80
70
74
60
65 62
50
40
30
20
10
0
PRETEST POST TEST K E
Hasil pretest pada kelas eksperimen didapatkan nilai rata-rata 62. Pada
kelas kontrol didapatkan nilai rata-rata yaitu 65. Hasil posttest pada kelas
eksperimen nilai rata-rata nya yakni 80 dan pada kelas kontrol didapatkan nilai
peningkatan.
Analisis data awal bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi awal kelas
54
eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak. Data awal diperoleh dari nilai
pretest. Analisis data tahap awal meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji
kesamaan rata-rata.
program SPSS 16 dengan taraf signifikansi 5%. Untuk mengetahui normal atau
tidaknya data tersebut, kita melihat nilai signifikansi pada kolom Shapiro-wilk.
Jika nilai sig > 0,05 maka data dapat dikatakan normal. Hasil pengujian disajikan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
PRETEST KONTROL .131 33 .159 .970 33 .477
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
PRETEST
.097 35 .200* .975 35 .583
EKSPERIMEN
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
(data selengkapnya terdapat pada lampiran 17 halaman 194)
Kriteria analisis:
Ho: Data berdistribusi normal
Ha: Data tidak berdistribusi normal
55
Sampel yang diuji kurang dari 50, maka hasil uji normalitas ini dilihat
dari tabel shapiro-wilk dengan program berbantuan SPSS 16 taraf signifikansi >
0,05. Hasil perhitungan pada nilai pretest kelas kontrol diperoleh nilai sig = 0,477
> 0,05, maka Ho diterima sehingga data kelas kontrol berdistribusi normal. Kelas
eksperimen diperoleh nilai sig = 0,583 > 0,05 maka Ho diterima sehingga data
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui data tersebut berasal dari
sampel yang homogen atau tidak. Uji homogenitas data awal menggunakan tes
Lavene’s melalui program SPSS 16. Jika nilai signifikan diatas 0,05 maka dapat
diperoleh nilai sig sebesar 0,697. Karena nilai sig 0,697 > 0,05 (5%) artinya Ho
diterima. Berdasarkan hasil analisis sampel dapat diketahui bahwa data pretest
yang dilakukan pada kedua kelas. Jika nila rata-rata kelas pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol relatif sama dan tidak terpaut jauh, maka bisa dikatakan bahwa
kemampuan awal pada kedua kelas tersebut adalah sama. Uji kesamaan rata-rata
Sehingga untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol t hitung < ttabel dan nilai
signikansi pada kolom Sig (2-tailed) 0,401 > nilai sig 0,05 (5%) yang artinya Ho
kemampuan awal siswa pada kedua kelas tersebut sama sehingga dengan kondisi
yang telah dikemukakan. Data yang digunakan dalam analisis tahap akhir yaitu
data nilai posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis nilai posttest
berbantuan SPSS 16. Hasil uji normalitas nilai posttest kelas kontrol dan kelas
Uji normalitas ini dihitung mengunakan uji Shapiro wilk dengan program
berbantuan SPSS 16. Hasil perhitungan pada nilai kelas eksperimen diperoleh
nilai sig =0,250. Karena nilai sig > 0,05 maka Ho diterima sehingga data kelas
58
eksperimen berdistribusi normal. Kelas kontrol diperoleh nilai sig 0,212, karena
nilai sig > 0,05 maka Ho diterima sehingga data kelas kontrol juga berdistribusi
normal.
kelompok ada perbedaan atau tidak. Hasil uji omogenitas dihitung dengan
berbantuan program SPSS 16. Hasil pengujian disajikan pada Tabel 4.5
Test diperoleh nilai sig sebesar 0,069. Karena nilai sig 0,069 > 0,05 artinya Ho
diterima. Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa data posttest diatas
Skor keterampilan proses sains siswa (KPS) aspek kognitif diperoleh dari
hasil evaluasi posttest yang telah dilakukan oleh kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji t dua pihak dengan
berbantuan SPSS 16. Cara mengetahui apakah Ho diterima atau Ha ditolak adalah
59
dengan melihat nilai t dalam kolom t-tst for equality of means. Nilai thitung
dibandingkan dengan nilai ttabel, jika nilai thitung lebih besar dari t tabel maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Pengambilan keputusan juga bisa dilihat dari nilai
signifikansinya. Jika nilai sig > 0,05 maka Ho diterima dan jika nilai sig < 0,05
maka Ho ditolak. Hasil perhitungan uji dua pihak dapat dilihat dari Tabel 4.6.
Apabila data yang diuji bersifat homogen, maka uji t menggunakan output
equal variances assumed. Jika data yang diuji tidak bersifat homogen, maka uji t
menggunakan output equal variances not assumed. Hasil uji homogenitas pada
kolom Lavene test diperoleh nilai sig 0,069 > 0,05 artinya data tersebut berasal
dari kelompok sampel yang homogen sehingga uji t menggunakan output equal
sehingga thitung > ttabel yaitu 2,62 > 1,99 dan berdasarkan nilai signifikansi
Berdasarkan daftar distribusi t diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,62 > 1,99 dan
berdasarkan nilai signifikansinya sebesar 0,01 < 0,05. Mengacu pda pengambilan
60
kelas eksperimen berada pada kategori sedang yaitu 0,47 sedangkan kelas kontrol
menganalisis pengaruh gaya terhadap gerak dan bentuk benda dalam peristiwa
sehari-hari.
Tabel 4.8.
mengalami. Terdapat 4 aspek dalam kategori sangat terampil dan 1 aspek pada
kategori terampil.
yang dilakukan terhadap 30% siswa dari masing-masing kelas dengan yang
62
terdiri dari kelompok atas, kelompok tengah dan kelompok bawah dari masing-
masing kelas. Lembar wawancara motivasi belajar dihitung persentase total skor
Lembar wawancara motivasi belajar memiliki empat skor dengan kriteri selalu,
sering, jarang, tidak pernah. Hasil lembar wawancara disajikan pada Tabel 4.9.
Dari hasil wawancara terpimpin yang dilakukan terhadap kelas kontrol dan
kelas eksperimen, dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa kelas eksperimen
pembelajaran konvensional
proses sains dengan motivasi belajar siswa digunakan uji korelasi product
Dengan taraf kepercayaan 0,01 (1%), maka dapat di peroleh harga r tabel
sebesar 0,461. Perolehan nilai rhitung lebih besar dari pada r tabel (0,938 > 0,361),
antara keterampilan proses sains dengan motivasi belajar siswa. Data dan harga
maka semakin tinggi pula motivasi belajar siswa. Dengan memperhatikan harga
4.2 Pembahasan
guided inquiry dengan mind mapping efektif terhadap keterampilan proses sains
3 kali pertemuan dengan materi ajar tema 8 daerah tempat tinggal ku pada
kompetensi dasar IPA 3.4 menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di
lingkungan sekitar.
guided inquiry dengan mind mapping dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan
materi ajar yang berbeda. Tahapan utama dalam model pembelajaran guided
diberikan sebuah masalah yang berkaitan dengan materi dan sering dijumpai
menjawab pertanyaan yang berupa prediksi awal dari percobaan yang akan
dengan hasil percobaan dan yang terakhir membuat kesimpulan disertai dengan
terhadap tingkat kemampuan komunikasi dan motivasi peserta didik. Peta pikiran
masalah yang dihadapi ke dalam peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah
memahaminya dan menuangkan gagasan dalam bentuk lisan dan tulisan dalam
65
dalam belajar, konstan dalam belajar, serta belajar dengan berpikir kritis,
melakukan tanya jawab dan siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil
mengamati gambar permasalahan yang ada di dalam LKS, setelah itu siswa
gambar peristiwa yang ada di dalam LKS untuk mengumpulkan data lewat tabel
pemanfaatan gaya tak sentuh dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap pertama
siswa mengamati permasalahan yang terdapat dalam LKS apakah benda besi/baja
kertas kecil, magnet dan klip kertas untuk membuktikan adanya gaya tak sentuh
petunjuk yang terdapat di dalam LKS. Siswa menganalisis data hasil percobaan
menganalisis pengaruh gaya yang diberikan terhadap gerak dan bentuk benda
dalam kehidupan sehari hari. Pada percobaan ini siswa menyediakan alat berupa
kelereng, balok kayu, serta karet gelang, dan penggaris. Pada awal pengamatan
siswa diminta untuk mengingat kembali jenis jenis gaya yang termasuk dalam
gaya sentuh dan gaya tak sentuh yang telah dipelajari sebelumnya, kemudian
67
siswa diminta untuk mengamati permasalahan yang terdapat di LKS, jenis gaya
apa yang bekerja pada gambar tersebut dan apa pengaruhnya terhadap benda
yang dikenai gaya itu. Selanjutnya siswa membuat sebuah hipotesis awal. Siswa
pertanyaan untuk menganalisis data dan yang terakhir siswa mebuat sebuah
mind mapping lebih menekankan pada cara belajar siswa aktif dengan
Pelaksanaan model pembelajaran guided inquiry dengan mind mapping oleh guru
dengan mind mapping sebesar 87% pada kategori sangat baik. Hal ini
semua meskipun masih ada beberapa siswa yang tidak berpartisipasi dalam
kegiatan tertentu karena terdapat beberapa faktor yang menjadi kendala dalam
dengan mind mapping. Salah satu kendala yang dihadapi di kelas yaitu
masalah. Siswa juga dibimbing untuk dapat membuat kesimpulan secara kreatif
pembelajaran, hal ini sesuai dengan tujuan model guided inquiry dimana siswa
sumber belajar yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber
memacu keinginan siswa untuk mengembangkan ide dan gagasan mereka sendiri
proses sains. Didukung oleh Nugraha (2017) yang mengemukakan bahwa Peserta
didik dengan KPS tinggi dan kemampuan berpikir kritis tinggi ditandai dengan
69
dapat berpikir mendalam secara konsisten dalam pemecahan masalah dan mampu
Keterampilan proses sains yang diukur dalam penelitian ini meliputi ranah
kognitif yang diperoleh berdasarkan hasil pretest dan posttest siswa, serta ranah
melakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap sampel yang akan diteliti.
Didapatkan hasil bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen sehingga
Keterampilan proses sains yang diukur terdiri atas 5 aspek yakni aspek
100
82 86
90 80 81
80 71 72 76 74 78 72
70
60
Skor 50
(%)
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5
Aspek KPS
K E
Gambar 4.2 Skor Rata-rata KPS Ranah Kognitif
berdasarkan nilai posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, dapat dilihat
pada Gambar 4.2. Perolehan rata-rata skor kognitif yang tertinggi yakni pada
kelas kontrol. Skor yang terendah terdapat pada aspek memprediksi untuk kelas
pengaruh positif terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Model
Aspek mengamati pada lembar posttest terdapat pada soal nomor 3,6,8
5,9,13,16 dan 26. Serta aspek mengkomunikasikan terdapat pada soal nomor 24.
dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini dilihat dari uji perbedaan dua rata-
rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan uji independet
sample t test diperoleh perbedaan skor rata-rata sebesar 5.946. Hal ini
yang telah dilaksanakan dan analisis data hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa model mind mapping dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa.
pembelajaran IPA pada kelas eksperimen, skor rata-rata KPS ranah psikomotorik
pembelajaran, sehingga pembelajaran berikutnya lebih baik. Data skor KPS ranah
100 89
83 86 83 86 86 86
90 78 81 81
80 72 75 72 72 75
70
Skor 60
(%) 50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5
Aspek KPS
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
proses sains ranah psikomotorik yang tertinggi yakni pada aspek membuat
mencatat setiap pengamatan atau gejala yang diamati, tepat waktu dalam
mencocokan alat indera apa yang harus digunakan untuk mengamati. Hal ini
merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam
lain tentang penggunaan jenis gaya yang diamati. Aspek mengklasifikasikan ini
kreatif dan memprediksi peristiwa yang akan terjadi setelah diberikan perlakuan.
dengan empat aspek KPS lainnya. Rendahnya perolehan skor pada aspek
jawaban, hal ini juga disebabkan karena sumber belajar siswa yang masih
terbatas dengan buku siswa saja. Siswa kurang menambah wawasan dari sumber
bacaan yang lain. Meskipun guru sudah memberikan penjelasan di awal, namun
yang positif antara fasilitas belajar terhadap motivasi belajar sebesar 63,8%.
Guru sebaiknya menyediakan sumber belajar lain yang memadai di dalam kelas
wawasannya. Hal serupa diungkapkan pula dalam penelitian yang dilakukan oleh
74
Dewi (2015) yang menyatakan bahwa hambatan siswa dalam memprediksi salah
prediksi ini memiliki keuntungan yaitu siswa menjadi lebih aktif karena siswa
harus menggunakan daya nalar dan pengetahuan yang dimiliki untuk membuat
dengan perolehan skor 83%. Empat indikator dalam aspek membuat kesimpulan
melaksanakan keempat indikator dengan baik. Hal ini juga dikarenakan siswa
bahasa yang baik dan sopan serta menanggapi jika terdapat perbedaan pendapat
mendapatkan skor tertinggi dengan hasil mencapai 83%. Perolehan skor tertinggi
orang lain. Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2016) yang
Penelitian lain yang dilakukan oleh Muna (2016) juga menyatakan bahwa guided
dapat membantu guru untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami konsep
dan menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Hal ini didukung oleh
mind mapping lebih baik dibandingkan dengan keterampilan proses sains siswa
inquiry mind mapping pada kelas eksperimen didapatkan hasil bahwa rata-rata
skor sebesar 80,28% dengan kategori sangat terampil. Hal ini berarti bahwa
tersebut menuntut siswa untuk aktif dalam melakukan praktikum. Sehingga lebih
proses sains dan berpikir kreatif siswa. Model pembelajaran guided inquiry mind
mapping merupakan salah satu model yang memberikan pengalaman nyata bagi
siswa untuk dapat membangun sendiri pengetahuan yang telah dimiliki nya
proses penyelidikan.
78
pada ranah kognitif yang didasarkan pada hasil posttest yang telah dikerjakan
siswa setelah mendapat perlakuan baik pada kelas kontrol maupun kelas
eksperimen. Rata-rata skor posttest keterampilan proses sains ranah kognitif pada
kelas kontrol setelah diberikan perlakuan sebesar 74,34. Rata-rata skor posttest
kelas eksperimen setelah diberi perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol yaitu sebesar 80,28. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran
guided inquiry dengan mind mapping menghasilkan skor rata-rata yang lebih
oleh Dwianto (2017) yang menjelaskan bahwa media pembelajaran berbasis sains
efektif untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa.
disertai teknik peta konsep berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika.
sample t test berdasarkan nilai posttest siswa. Hasil yang didapatkan adalah nilai
signifikasinya sebesar 0,01 < sig 0,05, artinya terdapat perbedaan yang signifikan
antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model guided inquiry dengan
sains pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dihitung menggunakan rumus N-
Gain. Peningkatan keterampilan proses sains pada kelas kontrol sebesar 0,27
sebesar 0,47 pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
keterampilan proses sains pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fathoni (2018)
motivasi siswa dan meningkatkan prestasi siswa. Hal yang sama juga dinyatakan
oleh Surya (2017) bahwa penerapan model inquiry dapat meningkatkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (2015) yang menyatakan bahwa ada
model guided inquiry dengan mind mapping lebih efektif dalam meningkatkan
perolehan skor rata rata KPS ranah kognitif sebesar 80,28 dengan perbedaan
sebesar 5,94 terhadap kelas kontrol serta adanya peningkatan yang lebih baik
pada kelas eksperimen dengan nilai N-Gain sebesar 0,47 dengan kategori sedang.
mind mapping ini juga diterapkan untuk mengukur tingkat motivasi siswa
belajar siswa SDN Krobokan Kota Semarang perolehan skor rata-rata pada kelas
perolehan skor kelas kontrol sebesar 72 dan berada pada kategori baik. Tingkat
motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan motivasi
belajar antara lain: minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, semangat siswa
stimulus yang diberikan guru dan rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas
80
78
78
76 76 76
76 75
74 74
74
Skor 72
72 71
70
70
68
66
1 2 3 4 5
Indikator Motivasi
K E
Pada kelas kontrol, kelima indikator motivasi belajar berada pada kategori
baik. Perolehan skor terendah yakni pada indikator respon yang ditunjukkan
siswa terhadap stimulus yang diberikan guru. Sebagian besar siswa kurang aktif
dalam menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru. Hanya ada beberapa siswa
yang memberikan pendapatnya ketika ditanya oleh guru. Hal ini disebabkan
mendengarkan penjelasan materi dari guru, sehingga banyak siswa yang belum
Skor tertinggi pada kelas kontrol terdapat pada indikator tanggung jawab siswa
jawab siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Skor tertinggi pada
82
kelas eksperimen terdapat pada rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas
yang diberikan. Siswa pada kelas eksperimen lebih senang terhadap hasil catatan
sebesar 63,27%. Dengan mind mapping siswa lebih antusias dan semangat dalam
membuat catatan materi yang lebih kreatif dengan kombinasi warna pada peta
yang dibuat. Hal ini juga memudahkan siswa untuk mengingat materi yang
diskusi saat presentasi didepan kelas. Ristiasari (2012) mengemukakan hal yang
menjadi lebih aktif dan kreatif dalam menemukan dan mengembangkan ide atau
model mind map juga dapat meningkatkan kreativitas dan pemahaman siswa.
Batdi (2015) juga mengemukakan dari hasil meta analitik menunjukkan bahwa
proses sains. Hal ini dapat mempengaruhi minat dan motivasi siswa dalam
penelitiannya bahwa ada peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan ada respon
berbasis penyelidikan, dalam penelitian ini juga disertai dengan teknik mind
mapping yang merangsang kreativitas dan motivasi belajar siswa. Hal serupa juga
didukung oleh Rohmad (2014), bahwa penerapan mind mapping secara signifikan
yang signifikan antara keterampilan proses sains dengan motivasi belajar siswa
kelas IV SD Negeri Krobokan Kota Semarang. Hal ini dibuktikan dengan hasil
rhitung sebesar 0,938 lebih besar dari rtabel 0,461 pada taraf siginfikan (ɑ) = 0,01 dan
antara variabel keterampilan proses sains dengan variabel motivasi belajar siswa
juga sangat kuat. Astuti (2012) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar dengan
motivasi yang tinggi dengan motivasi yang rendah terhadap prestasi belajar IPA.
diperlukan dalam pembelajaran IPA yang efektif. Dari hasil penelitiannya dapat
kerja siswa terbukti efektif dalam peningkatan hasil belajar siswa serta rata-rata
Siswa dengan motivasi yang tinggi akan menghasilkan prestasi yang tinggi
pula. Dengan model pembelajaran yang tepat maka motivasi belajar siswa pun
pengaruh motivasi belajar, cara belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar
dengan pengaruh sebesar 89,7%. Salipah (2016) juga menyatakan bahwa model
model inquiri.
merangsang rasa ingin tahu dan keterampilan siswa dalam mencari jawaban,
85
yang positif linier dan signifikan antara motivasi belajar dan keterampilan proses
mengamati peristiwa yang sedang terjadi di lapangan dengan harapan siswa bisa
memecahkan masalah.
86
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
keterampilan proses sains dan motivasi belajar siswa. Secara rinci simpulan dari
ini dibuktikan dengan perolehan nilai posttest setelah diberi perlakuan dan
diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,62 > 1,99 dan berdasarkan nilai signifikansinya
sebesar 0,01 < 0,05 (5%). Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima yang berarti ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
N-Gain tersebut lebih tinggi dari perolehan nilai N-Gain pada kelas kontrol
86
87
dengan kategori sangat baik dan perolehan skor sebesar 72 pada kelas kontrol
dengan kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan model guided
4. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara keterampilan proses sains dengan
harga r tabel sebesar 0,461 Artinya ada hubungan yang signifikan antara
keterampilan proses sains dengan motivasi belajar siswa serta bernilai positif,
semakin tinggi keterampilan proses sains siswa maka motivasi belajar siswa
guided inquiry dengan mind mapping lebih efektif terhadap keterampilan proses
5.2 Saran
2. Berdasarkan hasil penelitian, ada aspek keterampilan proses sains yang masih
rendah yakni aspek memprediksi. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya
mapping.
supaya siswa mampu memahami kegiatan yang akan dilaluinya sehingga guru
DAFTAR PUSTAKA
89
90
Dewi, R A K., Nugroho S E., & Sulhadi. 2015. Pengaruh Media Computer
Based Instruction (CBI) Berorientasi Poe dalam Meningkatkan
Motivasi dan Keterampilan Memprediksi Ipa Siswa Kelas IV. Journal
of Primary Education, 4 (2) : 139 – 146.
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Dwianto, A., Wilujeng, I., Prasetyo, Z K & Suryadarma, I G P. 2017. The
Development of Science Domain Based Learning Tool Which Is
Integrated With Local Wisdom To Improve Science Process Skill and
Scientific Attitude. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 6 (1): 23-31.
Fatmawati. B, 2016. The Analysis of Students’ Creative Thinking Ability
Using Mind Map in Biotechnology Course. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia (JPII), 5 (2): 216-221.
Fauzia, M Y & Purwantoyo, E. 2015. Efektivitas Strategi Mencatat Kreatif
Mind Mapping untuk Meningkatkan Daya Ingat Siswa SMP Islam
Cepu pada Materi Keanekaragaman Makhluk Hidup. Unnes Journal
of Biology Education, 4 (2): 215-219.
Fauziah, D N. 2017. Penerapan Model Mind Map untuk Meningkatkan
Kreativitas dan Pemahaman Siswa pada Materi Sejarah Kerajaan
Islam di Indonesia. Mimbar Sekolah Dasar, 4 (2): 128-138.
Fathoni, I M., Isnarto., Haryani S. 2018. Mathematically Creative Thinking
Abilities Students of Elementary School on Learning Inquiry Training
Based on Learningstyle. Journal of Primary Education, 7 (2) : 121 –
128.
Febrianti, M., Nyeneng, I D P., & Maharta N. 2013. Pengaruh Motivasi
Belajar dan Keterampilan Proses Sains Terhadap Pemahaman Konsep
Fisika Siswa. Jurnal Pembelajaran Fisika, 1 (2): 55-66.
Gormally, C., Brickman P., Hallar B., & Armstrong N. 2009. Effects of
Inquiry-based Learning on Students’ Science Literacy Skills and
Confidence. International Journal for the Scholarship ofTeaching and
Learning. 3 (2): 1-22.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
Handhika, J. 2012. Efektivitas Media Pembelajaran IM3 Ditinjau Dari
Motivasi Belajar. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 1 (2):109-114.
Jauhar, M. (2011). Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Juhji. 2016. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa melalui
Pendekatan Inkuiri Terbimbing. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran
IPA, 2 (1) :58-70.
92
Trilling, B & Charles, F. 2009. 21st Century Skills: Learning for life in
ourtimes. San Francisco: Jossey-Bass.
Tuan, H L. 2005. Investigating The Effectiveness of Inquiry Instruction on
The Motivation of Different Learning Styles Students. International
Journal of Science and Mathematics Education, 3: 541–566
Turiman, P., Omar J., Daud A M., & Osman K. 2012. Fostering the 21st
Century Skills through Scientific Literacy and Science Process Skills.
Procedia - Social and Behavioral Sciences 59 : 110 – 116
Uno, H B. 2009. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.
Usmeldi. 2016. The Development of Research-Based Physics Learning
Model with Scientific Approach to Develop Students’ Scientific
Processing Skill. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 5 (1) 134-139.
Vlassi, M. 2013. The Comparison Between Guided Inquiry and Traditional
Teaching Method. A Case Study for The Teaching of The Structure of
Matter 8th Grade Greek Students. Procedia Social and Behavioral
Sciences, 93: 494–497.
Wanga, P H. 2015. Influence of Implementing Inquiry-Based Instruction on
Science Learning Motivation and Interest: A Perspective of
Comparison. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 174: 1292 –
1299
Wahyuni, S., Indrawati., Sudarti & Suana W. 2017. Developing Science
Process Skills and Problem Solving Abilities Based on Outdoor
Learning In Junior High School. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 6
(1) 165-169.
Wardani, S. 2016. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap
Pemahaman Konsep dan Oral Activities pada Materi Pokok
Reaksi Reduksi dan Oksidasi. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,
10 (2):1743 – 1750
Wijanarko, A G., Supardi, K I. & Marwoto, P. 2017. Keefektifan Model
Project Based Learning Terbimbing untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar IPA. Journal of Primary
Education, 6 (2) : 120-125.
Yildirim, N. 2014. Effects of Inquiry Based Learning Activities on
Scientific Process Skills And Academic Achievement of Preservice
Classroom Teachers. International Journal Of Academic Research,
6 (6) : 46-54.
Zeidan, A H & Jayosi, M R. 2015. Science Process Skills and Attitudes
toward Science among Palestinian Secondary School Students. World
Journal of Education, 5 (1).
98
LAMPIRAN
100
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR
IPA
3.4 menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
C. INDIKATOR
3.4.1 Mengemukakan pengertian gaya sentuh.
3.4.2 Menganalisis jenis – jenis gaya sentuh pada peristiwa sehari-hari.
104
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui diskusi kelompok, siswa mampu mengemukakan pengertian gaya
sentuh dengan benar.
2. Melalui kegiatan pengamatan gambar, siswa dapat menganalisis jenis-jenis
gaya sentuh pada peristiwa sehari-hari dengan tepat.
3. Melalui penyelidikan kelompok, siswa dapat mengklasifikasikan contoh
peristiwa seharik-hari yang memanfaatkan gaya sentuh dengan tepat.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Jenis-jenis dan contoh pemanfaatan gaya sentuh
Wahyono, Budi. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk SD/MI kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN Langkah-langkah kegiatan pembelajaran PPK & 4Cs Alokasi
PEMBELAJARAN Guru Siswa Skills Waktu
Membuka pelajaran Berdoa sebelum Religius 10
dengan berdoa dan belajar menit
memfokuskan
Motivasi
perhatian siswa serta
memberikan motivasi
belajar
Mengajukan Menjawab Rasa Ingin 10
pertanyaan : pertanyaan yang tahu. menit
PENDAHU
Untuk memindahkan diberikan oleh
LUAN
meja, apa yang harus guru Berpikir
kamu lakukan? Memperhatikan kritis,
Apakah meja bisa informasi yang kreatif,
bergerak tanpa disampaikan oleh Communica
sentuhan? Mengapa guru tion
demikian?
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Membimbing siswa Membentuk Kerjasama 60
dalam membentuk kelompok dan Integritas, menit
kelompok dan menerima LKS rasa ingin
membagikan LKS Memahami tahu
Menyajikan
pertanyaan Menyajikan permasalahan
permasalahan yang yang terkait Berpikir
atau
terkait dengan dengan pengaruh kritis dan
masalah
pengaruh gaya pegas gaya pegas kreatif,
terhadap gerak benda terhadap benda Collaborati
yang terdapat dalam on
INTI LKS
Menyajikan Menjawab Rasa ingin
pertanyaan berupa pertanyaan tahu, saling
hipotesis yang hipotesis menghargai,
terdapat dalam LKS kerjasama
Membuat Berpikir
hipotesis kreatif,
kritis
106
I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Tes
IPA
b. Non Tes
Penilaian Keterampilan Proses Sains
2. Jenis Penilaian
a. Tes : Tulis
b. Non Tes : Pengamatan, unjuk kerja
3. Bentuk Penilaian
a. Tes : Tertulis, pilihan ganda
b. Nontes : Rubrik
Mengetahui, Semarang, April 2018
Kepala Sekolah, Peneliti,
SILABUS PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Mata Pelajaran : IPA
Pertemuan ke- :2
Kelas/Semester : IV /II (Genap)
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
Kompetensi Inti :
5. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
6. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
7. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
8. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI MATERI KEGIATAN ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PENILAIAN
DASAR POKOK PEMBELAJARAN WAKTU BELAJAR
IPA 3.4.1 Menjelaskan Jenis-jenis gaya Menyajikan pertanyaan Tes / Tes tulis 3 x 35 Sumber Belajar:
3.4 menghubungkan pengertian gaya tak tak sentuh dalam atau masalah menit Subekti, Ari. 2016.
gaya dengan gerak sentuh kehidupan sehari- Mengajukan pertanyaan : Non tes/unjuk Buku Siswa kelas
pada peristiwa di hari. Untuk menarik benda dari kerja/rubrik IV Tema 8
lingkungan sekitar. 3.4.2 Menganalisis jenis
besi/baja, bagaimana “Daerah Tempat
gaya tak sentuh
caramu dalam Tinggalku”.
dalam perisiwa
menggunakan magnet? Buku Tematik
sehari-hari.
Apakah benda dapat Terpadu
3.4.3 Mengklasifikasikan tertarik tanpa sentuhan Kurikulum 2013
peristiwa sehari- langsung dari magnet?
edisi revisi 2016.
hari yang Mengapa demikian?
Jakarta:
109
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR
IPA
3.4 menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
C. INDIKATOR
3.4.1 Menjelaskan pengertian gaya tak sentuh
3.4.2 Menganalisis jenis gaya tak sentuh dalam perisiwa sehari-hari.
3.4.3 Mengklasifikasikan peristiwa sehari-hari yang memanfaatkan gaya tak
sentuh.
112
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi kelompok, siswa mampu
menjelaskan pengertian gaya tak sentuh dengan benar.
2. Melalui kegiatan eksperimen sederhana, siswa dapat menganalisis jenis
gaya tak sentuh dalam perisiwa sehari-hari dengan tepat.
3. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa mampu mengklasifikasikan
peristiwa sehari-hari yang memanfaatkan gaya tak sentuh dengan benar.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Jenis dan contoh gaya tak sentuh.
Wahyono, Budi. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk SD/MI kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
113
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN Langkah-langkah kegiatan pembelajaran PPK & 4Cs Alokasi
PEMBELAJARAN Guru Siswa Skills Waktu
Membuka pelajaran Berdoa Religius 10
dengan berdoa dan sebelum belajar menit
memfokuskan
Motivasi
perhatian siswa serta
memberikan motivasi
belajar
Mengajukan Menjawab Rasa Ingin 10
pertanyaan : pertanyaan tahu. menit
Untuk menarik benda yang diberikan
PENDAH dari besi/baja, oleh guru Berpikir
ULUAN bagaimana caramu Memperhatikan kritis,
dalam menggunakan informasi yang kreatif,
magnet? Apakah disampaikan Communica
Apersepsi
benda dapat tertarik oleh guru tion
tanpa sentuhan
langsung dari
magnet? Mengapa
demikian?
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
Membimbing siswa Membentuk Kerjasama
dalam membentuk kelompok dan Integritas,
kelompok dan menerima LKS rasa ingin
membagikan LKS Memahami tahu
Menyajikan
pertanyaan Menyajikan permasalahan
permasalahan yang yang terkait Berpikir
atau
terkait dengan jenis dengan jenis kritis dan
masalah
dan contoh gaya tak dan contoh kreatif,
sentuh yang terdapat gaya tak sentuh Collaborati 60
dalam LKS on menit
Membuat Berpikir
hipotesis kreatif,
kritis,
Collaborati
on
114
I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Tes
b. Non Tes
2. Jenis Penilaian
a. Tes : Tulis
b. Non Tes : Pengamatan, unjuk kerja
3. Bentuk Penilaian
a. Tes : Tertulis, pilihan ganda
b. Nontes : Rubrik
SILABUS PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Mata Pelajaran : IPA
Pertemuan ke- :3
Kelas/Semester : IV /II (Genap)
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
Kompetensi Inti :
9. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
10. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
11. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
12. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI MATERI KEGIATAN ALOKASI SUMBER
INDIKATOR PENILAIAN
DASAR POKOK PEMBELAJARAN WAKTU BELAJAR
IPA 3.4.4 Menganalisis Pengaruh gaya Menyajikan pertanyaan atau Tes / Tes tulis 3 x 35 Sumber Belajar:
3.4 menghubungkan pengaruh gaya terhadap gerak masalah menit Subekti, Ari. 2016.
gaya dengan gerak terhadap bentuk dan bentuk Mengajukan pertanyaan : Non tes/unjuk Buku Siswa kelas
pada peristiwa di suatu benda suatu benda Pernahkan kamu bermain kerja/rubrik IV Tema 8
lingkungan sekitar. bola? Jika kamu menendang “Daerah Tempat
3.4.5 Menganalisis
pengaruh gaya bola, apakah yang akan Tinggalku”.
terhadap gerak terjadi dengan bola Buku Tematik
suatu benda tersebut?Bagaimana jika Terpadu
kamu menendang bola yang Kurikulum 2013
sedang dalam posisii edisi revisi 2016.
bergerak? Jakarta:
117
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR
IPA
3.4 menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
C. INDIKATOR
3.4.1 Menganalisis pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda
3.4.2 Menganalisis pengaruh gaya terhadap gerak suatu benda
120
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan percobaan, siswa mampu mengidentifikasikan pengaruh
suatu gaya yang diberikan terhadap bentuk suatu benda dengan benar.
2. Melalui kegiatan percobaan, siswa mampu mengidentifikasikan pengaruh
suatu gaya yang diberikan terhadap gerak suatu benda dengan benar.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak suatu benda
Wahyono, Budi. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk SD/MI kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
121
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN Langkah-langkah kegiatan pembelajaran PPK & 4Cs Alokasi
PEMBELAJARAN Guru Siswa Skills Waktu
Membuka pelajaran Berdoa Religius 10
dengan berdoa dan sebelum belajar menit
memfokuskan
Motivasi
perhatian siswa serta
memberikan motivasi
belajar
Mengajukan Menjawab Rasa Ingin tahu. 10
pertanyaan : pertanyaan menit
Pernahkan kamu yang diberikan Berpikir kritis,
bermain bola? Jika oleh guru kreatif,
kamu menendang Memperhatikan Communication
bola, apakah yang informasi yang
akan terjadi dengan disampaikan
bola tersebut? oleh guru
PENDAH Bagaimana jika kamu
ULUAN menendang bola yang
sedang dalam posisii
bergerak?
Apersepsi
Ketika bermain
ketapel, apakah yang
terjadi pada karet
ketapel saat anak
menariknya?
Mengapa hal tersebut
bisa terjadi?
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Tes
IPA
b. Non Tes
Penilaian Keterampilan Proses Sains
2. Jenis Penilaian
a. Tes : Tulis
b. Non Tes : Pengamatan, unjuk kerja
3. Bentuk Penilaian
a. Tes : Tertulis, pilihan ganda
b. Nontes : Rubrik
SILABUS PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
A. KOMPETENSI INTI
a. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
b. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
c. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain.
d. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR
IPA
3.4 menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
C. INDIKATOR
3.4.1 Mengemukakan pengertian gaya sentuh.
3.4.2 Menganalisis jenis–jenis gaya sentuh pada peristiwa sehari-hari.
127
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Melalui diskusi kelompok, siswa mampu mengemukakan pengertian gaya
sentuh dengan benar.
b. Melalui kegiatan pengamatan gambar, siswa dapat menganalisis jenis-jenis
gaya sentuh pada peristiwa sehari-hari dengan tepat.
c. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat mengklasifikasikan contoh
peristiwa seharik-hari yang memanfaatkan gaya sentuh dengan tepat.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Jenis-jenis dan contoh pemanfaatan gaya sentuh
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN Langkah-langkah kegiatan pembelajaran PPK & 4Cs Alokasi
PEMBELAJARAN Guru Siswa Skills Waktu
Membuka Berdoa sebelum Religius 10 menit
pelajaran dengan belajar
berdoa dan
Motivasi memfokuskan
perhatian siswa
serta memberikan
motivasi belajar
Mengajukan Menjawab Rasa ingin 10 menit
pertanyaan : pertanyaan yang tahu
PENDAH Ketika bermain diberikan oleh
ULUAN ketapel, apakah guru
yang terjadi saat Memperhatikan Berpikir
anak menarik informasi yang kritis
Apersepsi karet ketapelnya? disampaikan oleh
Mengapa hal guru
tersebut bisa
terjadi?
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Guru Kerjasama
menyampaikan
materi
Siswa
pembelajaran
mendengarkan Kolaboratif
Membimbing materi yang
siswa dalam disampaikan guru.
membentuk Berpikir
Membentuk kritis dan
kelompok dan
kelompok dan kreatif
membagikan
KEGIATAN INTI menerima LKS Komunikatif 60 menit
LKS
Melakukan diskusi
Membimbing
siswa dalam Menyampaikan
hasil diskusi di
diskusi kelompok
depan kelas
Memberi
melalui perwakilan
kesempatan pada
kelompok
kelompok untuk
menyampaikan
hasil diskusinya
Bersama dengan Menyimpulkan Berpikir 25 menit
siswa materi kritis,
PENUTUP
menyimpulkan pembelajaran pada Komunikatif
materi hari itu.
129
I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Tes
IPA
b. Non Tes
Penilaian Keterampilan Proses Sains
2. Jenis Penilaian
a. Tes : Tulis
b. Non Tes : Pengamatan, unjuk kerja
3. Bentuk Penilaian
a. Tes : Tertulis, pilihan ganda
b. Nontes : Rubrik
Mengetahui, Semarang, April 2018
Kepala Sekolah, Peneliti,
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR
IPA
3.4 menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
C. INDIKATOR
3.4.1 Menjelaskan pengertian gaya tak sentuh
3.4.2 Menganalisis jenis gaya tak sentuh dalam perisiwa sehari-hari.
3.4.3 Mengklasifikasikan peristiwa sehari-hari yang memanfaatkan gaya tak
sentuh.
133
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan tanya jawab, siswa mampu menjelaskan pengertian gaya
tak sentuh dengan benar.
2. Melalui kegiatan eksperimen sederhana, siswa dapat menganalisis jenis
gaya tak sentuh dalam perisiwa sehari-hari dengan tepat.
3. Melalui kegiatan tanya jawab, siswa mampu mengklasifikasikan peristiwa
sehari-hari yang memanfaatkan gaya tak sentuh dengan benar.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Jenis-jenis gaya tak sentuh dalam kehidupan sehari-hari.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN Langkah-langkah kegiatan pembelajaran PPK & 4Cs Alokasi
PEMBELAJARAN Guru Siswa Skills Waktu
Membuka pelajaran Berdoa sebelum Religius 10 menit
dengan berdoa dan belajar
memfokuskan
Motivasi
perhatian siswa serta
memberikan motivasi
belajar
Mengajukan Menjawab Rasa ingin 10 menit
pertanyaan : Untuk pertanyaan yang tahu
menarik benda dari diberikan oleh
PENDAH besi/baja, bagaimana guru Berpikir
ULUAN caramu dalam Memperhatikan kritis
menggunakan informasi yang
magnet? Apakah disampaikan oleh
Apersepsi
benda dapat tertarik guru
tanpa sentuhan
langsung dari
magnet? Mengapa
demikian?
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Siswa Kerjasama
Guru menyampaikan
mendengarkan
materi pembelajaran
materi yang
Membimbing siswa disampaikan
dalam membentuk guru.
kelompok dan Kolaboratif
Membentuk
membagikan LKS Berpikir
kelompok dan
Membimbing siswa menerima LKS kritis dan
dalam diskusi kreatif
Melakukan 60 menit
KEGIATAN INTI kelompok
diskusi
Memberi kesempatan Komunikatif
Menyampaikan
pada kelompok untuk
hasil diskusi di
menyampaikan hasil
depan kelas
diskusinya
melalui
perwakilan
kelompok
I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Tes
IPA
b. Non Tes
Penilaian Keterampilan Proses Sains
2. Jenis Penilaian
a. Tes : Tulis
b. Non Tes : Pengamatan, unjuk kerja
3. Bentuk Penilaian
a. Tes : Tertulis, pilihan ganda
b. Nontes : Rubrik
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR
IPA
3.4 menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
C. INDIKATOR
3.4.1 Menganalisis pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda
3.4.2 Menganalisis pengaruh gaya terhadap gerak suatu benda
139
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan percobaan, siswa mampu mengidentifikasikan pengaruh
suatu gaya yang diberikan terhadap arah gerak suatu benda dengan benar.
2. Melalui kegiatan membuat peta pikiran sederhana, siswa dapat
menganalisis hubungan antara pengaruh gaya terhadap arah gerak suatu
benda dengan tepat.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak suatu benda
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN Langkah-langkah kegiatan pembelajaran PPK & 4Cs Alokasi
PEMBELAJARAN Guru Siswa Skills Waktu
Membuka pelajaran dengan Berdoa Religius 10 menit
berdoa dan memfokuskan sebelum
Motivasi
perhatian siswa serta belajar
memberikan motivasi belajar
Mengajukan pertanyaan : Menjawab Rasa ingin 10 menit
Pernahkan kamu bermain pertanyaan tahu
bola? Jika kamu menendang yang
bola, apakah yang akan diberikan oleh
terjadi dengan bola guru Berpikir
tersebut?Bagaimana jika Memperhatika kritis
PENDAH
kamu menendang bola yang n informasi
ULUAN
sedang dalam posisii yang
Apersepsi bergerak? disampaikan
oleh guru
Ketika bermain ketapel,
apakah yang terjadi pada
karet ketapel saat anak
menariknya? Mengapa hal
tersebut bisa terjadi?
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Siswa Kerjasama
Guru menyampaikan materi mendengarkan
pembelajaran materi yang
Membimbing siswa dalam disampaikan
membentuk kelompok dan guru.
membagikan LKS Membentuk Kolaboratif
Membimbing siswa dalam kelompok dan
diskusi kelompok menerima Berpikir
KEGIATAN INTI Memberi kesempatan pada LKS kritis dan 60 menit
kelompok untuk Melakukan kreatif
menyampaikan hasil diskusi
diskusinya Menyampaika Komunikati
n hasil diskusi f
di depan kelas
melalui
perwakilan
kelompok
Bersama dengan siswa Menyimpulka Berpikir 25 menit
menyimpulkan materi n materi kritis,
PENUTUP Komunikati
pembelajaran. pembelajaran
Memberikan tes kepada siswa pada hari itu. f
141
I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Tes
IPA
b. Non Tes
Penilaian Keterampilan Proses Sains
2. Jenis Penilaian
a. Tes : Tulis
b. Non Tes : Pengamatan, unjuk kerja
3. Bentuk Penilaian
a. Tes : Tertulis, pilihan ganda
b. Nontes : Rubrik
MATERI AJAR
A. PENGERTIAN GAYA
Gaya didefinisikan sebagai suatu tarikan atau suatu dorongan yang
dikerahkann sebuah benda terhadap benda lain.
B. JENIS GAYA
Gaya berdasarkan sifat nya dibedakan menjadi 2 yakni gaya sentuh dan gaya
tak sentuh.
1. Gaya Sentuh
Gaya sentuh adalah gaya yang bekerja pada suatu benda dengan melalui
sentuhan pada permukaan benda tersebut.
Contoh: gaya sentuh antara lain seorang anak yang mendorong meja, seorang
ibu yang mengangkat barang belanjaannya, seorang anak yang mengayuh
sepeda, dan pemain basket yang melempar bola basket (gaya otot).
Jenis gaya sentuh
a. Gaya Otot
Gaya otot adalah gaya yang ditimbulkan oleh otot manusia atau hewan.
Contoh seorang pemain bola menendang bola, saat kita mendorong meja atau
lemari, dan sapi menarik gerobak.
143
b. Gaya Gesek
Gaya gesek yaitu gaya yang menimbulkan hambatan ketika dua
permukaan saling bersentuhan. Semakin kasar permukaan benda semakin
besar gaya gesek yang ditimbulkan.
Contoh :
Sepeda yang melaju kemudian di rem akan berhenti, gaya gesek antara
rem dan ban sepeda mengakibatkan sepeda berhenti
Mengasah pisau menggunakan gerinda, Adanya gaya gesek antara
mata pisau dengan gerinda mengakibatkan mata pisau menjadi tajam.
c. Gaya Pegas
Gaya pegas adalah gaya yang terjad pada pegas. Gaya pegas ini berupa
tarikan atau regangan dan rapatan.
Contoh :
Orang melompat-lompat di atas trampolin;
Karet gelang yang ditarik;
Anak panah melesat dari busur;
Batu terlempar dari katapel
2. Gaya tak sentuh
Gaya tak sentuh dapat didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada benda
tanpa menyentuh benda tersebut.
Contoh: Jika kamu melepaskan kapur dari ketinggian tertentu, maka kapur itu
akan jatuh ke bawah, ditarik oleh gaya gravitasi Bumi. Gaya gravitasi
termasuk gaya tak sentuh, karena tanpa harus melalui sentuhan kapur dan
Bumi. Gaya listrik dan gaya magnet adalah contoh lain gaya tak sentuh.
144
b. Gaya Magnet
Gaya magnet adalah gaya yang ditimbulkan oleh magnet. Paku yang
didekatkan ke magnet akan bergerak menuju magnet kemudian akan
menempel pada magnet. Hal ini disebabkan karena adanya gaya magnet.
Contoh gaya magnet adalah mengangkat barang-barang rongsokan besi
dengan menggunakan magnet.
145
Kelompok :
Kelas :
Nama anggota :
1.
2.
3.
4.
A. Tujuan :
Menganalisis gaya sentuh pada peristiwa sehari-hari.
B. Langkah kegiatan:
Tahap 1: Menyajikan Masalah
Aspek KPS yang diajarkan yaitu mengamati.
Untuk memindahkan meja, apa yang harus kamu lakukan? Apakah meja
bisa bergerak tanpa sentuhan? Mengapa demikian?
Tahap 2: Hipotesis
Aspek KPS yang diajarkan yaitu memprediksi.
Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:
“Apa yang dapat menyebabkan meja bergerak? Apakah meja dapat
bergerak tanpa sentuhan?”
Jawab :
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
149
2. Apa yang akan terjadi jika posisi masing-masing benda pada gambar 1,
2 dan 3 tidak saling bersentuhan dengan lantai dan anak yang
memberi gaya? Berikan alasanmu!
Jawab:
A. Tujuan :
Menganalisis gaya tak sentuh pada peristiwa sehari-hari.
B. Langkah kegiatan:
Tahap 1: Menyajikan Masalah
Aspek KPS yang diajarkan yaitu mengamati
Tahap 2: Hipotesis
Aspek KPS yang diajarkan yaitu memprediksi
Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:
Apa yang menyebabkan benda dapat bergerak jatuh dan benda besi
dapat tertarik magnet? apakah benda tersebut dapat bergerak tanpa
diberi sentuhan?
Jawab :
152
Langkah Kegiatan :
1. Gosok-gosokkan penggaris plastik ke rambut kering selama 3 menit.
2. Kemudian dekatkan penggaris plastik ke potongan kertas-kertas kecil.
3. Amati posisi penggaris & potongan kertas kecil (bersentuhan/tidak
bersentuhan)!
4. Amati apa yang terjadi! Catat pada tabel pengamatan!
Tabel Pengamatan
No. Kriteria Penggaris Potongan kertas
plastik kecil
1 Keadaan sebelum
digosok
2 Keadaan setelah
digosok
3. Posisi penggaris
dan potongan
kertas
Kegiatan 2
Alat dan bahan :
1. Magnet
2. Klip
3. Kertas karton
Langkah kegiatan :
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Letakkan magnet dibawah kertas karton dan klip diatas kertas karton.
3. Amati posisi antara magnet dan klip! Apakah bersentuhan langsung
ataukan tidak, catat hasil pengamatan mu!
4. Gerakkan magnet kesamping kanan dan kiri.
5. Amati gerakan klip yang terjadi. Catat pada tabel pengamatanmu!
Tabel Pengamatan
NO. KRITERIA MAGNET KLIP
1 Keadaan sebelum
digerakkan
2 Keadaan setelah
digerakkan
3. Posisi magnet dan klip
153
A. Tujuan :
Mengetahui pengaruh gaya terhadap gerak dan bentuk benda dalam
peristiwa sehari-hari.
B. Langkah kegiatan:
Tahap 1: Menyajikan Masalah
Aspek KPS yang diajarkan yaitu mengamati
Kegiatan 1:
Pernahkan kamu bermain bola? Jika kamu menendang bola, apakah
yang akan terjadi dengan bola tersebut? Bagaimana jika kamu
menendang bola yang sedang dalam posisii bergerak?
Kegiatan 2 :
Ketika bermain ketapel, apakah yang terjadi pada karet ketapel saat
anak menariknya? Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
155
Tahap 2: Hipotesis
Aspek KPS yang diajarkan yaitu memprediksi
Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:
Kegiatan 1 : Apa yang akan terjadi ketika suatu benda yang bergerak
dikenai gaya?
Kegiatan 2 : Apa yang akan terjadi ketika suatu benda yang bersifat
elastis mendapat tekanan/gaya?
Jawab :
Kegiatan 2
Alat dan bahan :
1. Gelang karet
2. Penggaris
3. Kapur
Langkah kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Amati bentuk karet mula-mula.
3. Mainkan karet gelang pada jari-jari tanganmu. Apakah terjadi
perbedaan?
4. Ukur panjang karet mula-mula.
5. Renggangkan (tarik) gelang karet sesuai dengan pertambahan
panjang yang telah ditentukan pada tabel (ukur menggunakan
penggaris). Kemudian lepaskan tarikan pada karet.
6. Tandai jarak yang dihasilkan oleh karet.
7. Ukur jaraknya dengan penggaris
8. Catat hasil pengamatan mu pada tabel pengamatan.
4. Apakah yang terjadi saat karet tidak ditarik dan saat karet ditarik?
Apakah terdapat perbedaan?
Jawab :
Kerjakan soal berikut dengan jawaban yang tepat dan singkat pada lembar jawab yang sudah
disediakan!
1. Jelaskan pengertian gaya sentuh yang kamu ketahui!
2. Perhatikan kegiatan berikut ini!
a. Mendorong gerobak sayur
b. Buah mangga jatuh dari pohonnya
c. Bermain busur panah
d. Menyalakan kipas angin
e. Bermain tarik tambang
Dari kelima kegiatan diatas, manakah yang termasuk dalam kategori gaya sentuh? Jelaskan
gaya yang bekerja dari setiap kegiatan!
3. Perhatikan Gambar Berikut!
Suatu hari andi ingin melakukan gerakan berselancar. Kemudian andi ingin melakukan di
dua tempat yang berbeda. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan andi,
a. Gaya apa yang bekerja pada kegiatan tersebut?
b. Apakah terdapat perbedaan? Jelaskan alasanmu!
4. Perhatikan gambar dibawah !
SOAL EVALUASI
Kerjakan soal berikut dengan jawaban yang tepat dan singkat pada lembar jawab yang sudah
disediakan!
1. Jelaskan pengertian gaya tak sentuh!
2. Perhatikan peristiwa berikut ini!
a. Menutup pintu kulkas
b. Mengangkat meja dan kursi
c. Bermain ketapel
d. Menyalakan televisi
e. Kertas yang dilempar keatas kemudian jatuh perlahan lahan.
Dari kelima kegiatan diatas, manakah yang termasuk dalam kategori gaya tak sentuh?
Jelaskan gaya yang bekerja dari setiap kegiatan!
3. Perhatikan gambar dibawah !
SOAL EVALUASI
Kerjakan soal berikut dengan jawaban yang tepat dan singkat pada lembar jawab yang sudah
disediakan!
1. Perhatikan gambar berikut!
b.
c.
d.
LAMPIRAN 6
A. PENILAIAN
Validator
No Aspek yang dinilai
1 2 3
I PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kejelasan Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar 3 4 4
2. Kesesuaian Standar Kompetensi dan Kompetensi 3 3 3
Dasar dengan tujuan pembelajaran
3. Ketepatan penjabaran Kompetensi Dasar ke 4 3 4
dalam indikator
4. Kesesuaian indikator dengan tujuan 3 3 3
pembelajaran
II ISI YANG DISAJIKAN
5. Sistematika Penyusunan RPP 4 4 4
6. Kesesuaian urutan kegiatan pembelajaran IPA 3 3 3
dengan model Guided Inquiry dengan mind
mapping
7. Kesesuaian uraian kegiatan siswa dan guru 3 3 3
untuk setiap tahap pembelajaran dengan
aktivitas pembelajaran IPA model Guided Inquiry
dengan mind mapping
8. Kejelasan skenario pembelajaran (tahap-tahap 3 3 3
kegiatan pembelajaran; awal, inti penutup)
III BAHASA
9. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD 3 3 3
10. Bahasa yang digunakan komunikatif 3 3 3
11. Kesederhanaan struktur kalimat 3 3 3
IV WAKTU
12. Kesesuaian alokasi yang digunakan 3 3 3
13. Rincian waktu untuk setiap tahap pembelajaran 4 4 4
14. Pemilihan alokasi waktu didasarkan pada tuntutan 3 4 3
kompetensi dasar
Jumlah skor 45 46 46
Rata-ratal skor 46
Kriteria Sangat Baik
165
Validator
No Aspek yang dinilai
1 2 3
I ISI YANG DISAJIKAN
1. LKS disajikan secara sistematis 4 3 4
2. Merupakan materi/ tugas yang esensial 4 3 3
3. Masalah yang diangkat sesuai dengan tingkat 3 4 3
kognisi siswa
4. Setiap kegiatan yang disajikan mempunyai 3 3 3
tujuan yang jelas
5. Kegiatan yang disajikan dapat menumbuhkan 3 3 3
rasa ingin tahu siswa
6. Penyajian LKS dilengkapi dengan gambar dan 4 4 4
ilustrasi
II BAHASA
7. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD 3 3 3
8. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat 3 3 3
perkembangan kognisi siswa
9. Bahasa yang digunakan komunikatif 3 3 3
10. Kalimat yang digunakan jelas,dan mudah 4 3 3
dimengerti
11. Kejelasan petunjuk atau arahan 3 3 3
Jumlah skor 40 35 35
Rata-ratal skor 37
Kriteria Sangat baik
166
Validator
No Aspek yang dinilai
1 2 3
I ISI YANG DISAJIKAN
1. Kesesuaian soal dengan indikator pencapaian hasil 3 3 3
belajar.
2. Kejelasan petunjuk pengerjaan soal 3 3 3
3. Kejelasan maksud dari soal 4 4 3
4. Kemungkinan soal dapat terselesaikan 3 3 3
II BAHASA
5. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD 3 3 3
6. Kalimat soal komunikatif, menggunakan bahasa 4 3 4
yang sederhana bagi siswa, mudah dipahami dan
menggunakan bahasa yang dikenal siswa.
Jumlah skor 20 19 19
Rata-ratal skor 19
Kriteria Sangat baik
167
Skala Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3
I STRUKTUR MATERI AJAR
1. Organisasi penyajian (gambar, tulisan, bahasa, 3 3 3
warna dan judul materi)
2. Tampilan gambar, tulisan, bahasa, warna dan judul 3 3 3
materi yang menarik.
3. Keterkaitan yang konsisten antara materi bahasan. 4 3 4
II ORGANISASI PENULISAN MATERI
4. Cakupan materi 3 4 4
5. Kejelasan dan urutan materi 4 3 3
6. Ketepatan materi dengan KD 3 4 3
III BAHASA
7. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD 3 3 3
8. Bahasa yang digunakan komunikatif 4 3 4
9. Kesederhanaan struktur kalimat 3 3 4
Jumlah skor 30 29 31
Rata-rata skor 30
Kriteria Sangat baik
168
LAMPIRAN 7
KISI-KISI SOAL UJI COBA
Satuan Pendidikan : SDN Krobokan
Kelas / Semester : IV / II
Materi : Hubungan gaya dan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
Kompetensi Inti :
5. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
6. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
7. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
8. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
Kompetensi Dasar :
IPA
3.4 menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
LAMPIRAN 8
Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap benar!
1. Gaya yang bekerja karena adanya sentuhan disebut dengan gaya ....
a. Gaya magnet
b. Gaya sentuh
c. Gaya listrik
d. Gaya gravitasi
2. Ridwan membuat mainan dari pesawat kertas. Setelah itu Ridwan menerbangkan
pesawatnya, kemudian berbelok arah dan akhirnyza jatuh. Peristiwa tersebut
menunjukkan adanya gaya ....
a. Gaya sentuh
b. Gaya tak sentuh
c. Gaya magnet
d. Gaya listrik
3. Perhatikan beberapa kegiatan berikut:
i. Memukul bola pingpong diatas meja
ii. Menendang bola kegawang.
Kedua kegiatan tersebut membutuhkan gaya, pernyataan yang benar mengenai jenis dan
pengaruh gaya yang terlibat dalam kegiatan tersebut adalah....
a. Gaya sentuh
b. Gaya tak sentuh
c. Gaya magnet
d. Gaya listrik
4. Perhatikan gambar berikut!
Kegiatan tersebut menunjukkan salah satu contoh jenis gaya ....
a. alami c. sentuh
b. buatan d. tak sentuh
5. Perhatikan pernyataan di bawah ini :
a. Kelapa jatuh dari pohonnya.
b. Mendorong meja.
c. Magnet menarik paku kecil yang jatuh.
d. Kuda menarik gerobak.
Peristiwa tersebut yang berhubungan dengan gaya sentuh adalah ....
a. a dan b
b. c dan a
c. b dan d
d. c dan d
171
A B
C D
A
B C D
Diantara gambar diatas, yang memiliki gaya gesek yang kecil ditunjukkan pada gambar…
a. A dan B c. A dan C
b. C dan D d. B dan D
20. Gaya yang bekerja pada sebuah mobil yang berjalan kemudian menabrak pohon
dan mobil itu penyok, selain mempengaruhi gerak benda, gaya juga mengubah ....
a. bentuk benda c. isi benda
b. jarak benda d. warna benda
174
21. Sebuah mobil melaju di jalan yang lurus dengan kecepatan tetap. Namun terdapat bagian
jalan yang berlubang. Jika tidak ingin mobil mengalami goncangan yang keras ketika
melewati jalan berlubang, maka yang harus dilakukan oleh pengemudi adalah…
a. Mobil dipercepat c. Mobil tetap kecepatannya
b. Mobil diperlambat d. Mobil tidak berubah
22. Semakin kasar permukaan ban mobil yang saling bersentuhan dengan jalan, gaya
gesekan akan semakin ...
a. kecil c. besar
b. berkurang d. cepat
23. Pernyatan berikut yang tepat adalah …
a. Gaya gesek antara ban dan jalan berbatu lebih besar daripada gaya gesek antara ban
dan jalan raya
b. Gaya gesek antara ban dan jalan raya lebih besar daripada gaya gesek antara ban dan
jalan berbatu
c. Gaya gesek antara ban dan jalan sama besar, baik dijalan raya maupun dijalan yang
berbatu
d. Gaya gesek antara ban dan jalan tidak berbeda, baik di jalan raya maupun di jalan
yang berbatu
24. Contoh gaya yang dapat mengubah bentuk benda dapat ditemukan pada kegiatan…
b. Sapi yang sedang menarik gerobak
c. Bola yang ditendang lama kelamaan akan berhenti
d. Tanah liat yang dibuat menjadi vas bunga
e. Kelapa yang jatuh dari pohonnya
25. Contoh gaya sentuh yang menguntungkan adalah…
a. Ban sepeda yang sudah lama dipakai menjadi gundul
b. Mesin kendaraan menjadi aus
c. Alas kaki dibuat kasar
d. Alas kaki dibuat halus
26. Berikut ini yang merupakan contoh olahraga yang memanfaatkan gaya sentuh berupa
gaya tarik dan kekuatan otot adalah…
a. Tarik tambang c. Basket
b. Sepak bola d. Lari
27. Seorang anak menendang bola mengenai tiang gawang. Bola kemudian memantul ke
arah lain. Hal ini menunjukkan bahwa gaya ...
a. Mengubah bentuk benda c. Menghentikan arah gerak benda
b. Mengubah arah gerak benda d. Mengubah kecepatan gerak benda
28. Berikut ini pristiwa yang menunjukkan prinsip gaya gesek adalah ...
a. Paku dapat ditarik oleh magnet
b. Buah mangga jatuh dari pohon
c. Sepeda yang direm akan berhenti
d. Bola menggelinding dilantai yang miring
29. Mengolesi rantai sepeda dengan oli dapat menyebabkan ...
a. Mempercepat laju sepeda c. Memperkecil gaya gesek
b. Memperbesar gaya gesek d. Menghindari tabrakan
175
36. Gambar yang menunjukkan benda diam menjadi bergerak ditunjukkan oleh gambar....
a. c.
d. d.
Pasangan yang benar antara kegiatan yang membutuhkan gaya dengan pengaruh gaya
adalah ....
a. 1-K, 2-L dan 3-M c. 1-L, 2-K, dan 3-M
b. 1-K, 2-M, dan 3-L d. 1-L, 2-M, dan 3-K
38. Pasangan antara kegiatan manusia dengan pengaruh gaya yang ditimbulkan dalam tabel
berikut yang benar adalah ....
Kegiatan Pengaruh Gaya
Untuk dapat membuat benda seperti gambar diatas memerlukan gaya yang dapat
mengubah ....
a. Bentuk benda c. Benda bergerak menjadi diam
b. Arah gerak benda d. Benda diam menjadi bergerak
44. Apabila gaya yang diberikan pada saat mendorong lemari diperbesar, kecepatannya ....
a. Tidak tetap c. Semakin berkurang
b. Tetap sama d. Semakin bertambah
45. Kegiatan berikut ini menunjukkan bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda, kecuali ,,,,
a. Mencetak kue donat dari adonan c. Membuat ukiran dari kayu
b. Membuat patung ‘dari tanah liat d. Mengoper bola saat bermain basket
46. Benda-benda berikut yang menggunakan gaya pegas adalah ....
a. Gunting c. Katrol
b. Ketapel d. Roda
47. Disajikan beberapa kegiatan berikut.
P Q R S
Kegiatan yang dipengaruhi oleh gaya pegas terdapat pada gambar ....
a. P c. R
b. Q d. S
48. Ban mobil atau motor dibuat kasar agar tidak tergelincir di jalan raya. Selain hal
tersebut dimaksudkan untuk menghindari kecelakaan. Penyataan tersebut merupakan
manfaat dari gaya ....
a. Listrik
b. Gesek
c. Pegas
d. Gravitasi
179
49. Suatu hari mobil yang dikendarai Pak Ali mogok, Pak Ali mencoba
mendorong mobil, namun mobil tidak dapat bergerak. Hal ini dikarenakan
....
a. Tidak ada gaya yang diberikan
b. Gaya yang diberikan kepada mobil terlalu kecil
c. Gaya yang diberikan kepada mobil terlalu besar
d. Gaya menyebabkan mobil diam
50. Pernyataan berikut ini merupakan cara untuk memperkecil gaya gesek,
kecuali ....
a. Mengolesi rantai sepeda dengan oli
b. Membuat pesawat terbang yang ramping
c. Membuat alas yang bergerigi pada sepatu bola
d. Menaburkan tepung pada permainan karambol
LAMPIRAN 9 180
LAMPIRAN 10
SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
TOTAL Pearson
,334* -,034 ,412* ,357* ,455** ,004 ,498** ,392* ,339* ,505** ,279 ,014 ,506** ,341* -,094 ,410* ,256
Correlation
Sig. (2-
,040 ,838 ,010 ,028 ,004 ,981 ,001 ,015 ,037 ,001 ,090 ,932 ,001 ,036 ,573 ,011 ,121
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL SOAL
TOTAL
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
TOTAL Pearson
,466** ,444** ,542** ,006 ,250 ,379* ,482** ,436** ,648** ,541** ,488** ,395* ,532** ,595** ,542** ,477** 1
Correlation
Sig. (2-
,003 ,005 ,000 ,972 ,130 ,019 ,002 ,006 ,000 ,000 ,002 ,014 ,001 ,000 ,000 ,002
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
224
182
LAMPIRAN 11
NO DAYA NO DAYA
KESIMPULAN KESIMPULAN
SOAL BEDA SOAL BEDA
1 0,076923077 JELEK 26 0,307692308 CUKUP
2 0,461538462 BAIK 27 0,230769231 CUKUP
3 0 JELEK 28 0,230769231 CUKUP
4 0,384615385 CUKUP 29 0 JELEK
5 0,615384615 CUKUP 30 0,538461538 BAIK
6 0,615384615 BAIK 31 0,615384615 BAIK
7 0,461538462 CUKUP 32 0,230769231 JELEK
8 0,692307692 BAIK 33 0,384615385 CUKUP
9 0,846153846 BAIK 34 0,307692308 JELEK
10 1 SANGAT BAIK 35 0,692307692 BAIK
11 0,461538462 CUKUP 36 0,230769231 JELEK
12 0,384615385 CUKUP 37 0,846153846 SANGAT BAIK
13 0,230769231 CUKUP 38 0,076923077 JELEK
14 0,230769231 CUKUP 39 0,307692308 CUKUP
15 0,153846154 JELEK 40 0,461538462 BAIK
16 0,384615385 CUKUP 41 0,538461538 BAIK
17 0,461538462 JELEK 42 0,153846154 JELEK
18 0,307692308 CUKUP 43 0,538461538 BAIK
19 0,153846154 JELEK 44 0,538461538 BAIK
20 0,230769231 CUKUP 45 0,538461538 BAIK
21 0,230769231 CUKUP 46 0,230769231 CUKUP
22 0,384615385 BAIK 47 0,538461538 BAIK
23 0,307692308 JELEK 48 0,769230769 BAIK
24 0,538461538 BAIK 49 0,846153846 BAIK
25 0,384615385 CUKUP 50 0,615384615 BAIK
183
LAMPIRAN 12
LAMPIRAN 14
Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap benar!
1. Ridwan membuat mainan dari pesawat kertas. Setelah itu Ridwan menerbangkan
pesawatnya, kemudian berbelok arah dan akhirnya jatuh. Peristiwa tersebut menunjukkan
adanya gaya ....
a. Gaya sentuh
b. Gaya tak sentuh
c. Gaya magnet
d. Gaya listrik
2. Perhatikan beberapa kegiatan berikut:
i. Memukul bola pingpong diatas meja
ii. Menendang bola kegawang.
Kedua kegiatan tersebut membutuhkan gaya, pernyataan yang benar mengenai jenis dan
pengaruh gaya yang terlibat dalam kegiatan tersebut adalah....
a. Gaya sentuh
b. Gaya tak sentuh
c. Gaya magnet
d. Gaya listrik
3. Perhatikan gambar berikut!
Kegiatan tersebut menunjukkan salah satu contoh jenis gaya ....
a. alami c. sentuh
b. buatan d. tak sentuh
4. Perhatikan pernyataan di bawah ini :
i.Kelapa jatuh dari pohonnya.
ii.Mendorong meja.
iii.Magnet menarik paku kecil yang jatuh.
iv.Kuda menarik gerobak.
Peristiwa tersebut yang berhubungan dengan gaya sentuh adalah ....
a. i dan ii
b. iii dan i
c. ii dan iv
d. iii dan iv
5. Yang dimaksud dengan gaya tak sentuh adalah ...
a. Gaya yang bekerja tanpa adanya sentuhan
b. Gaya yang bekerja karena adanya sentuhan
c. Gaya yang bekerja tanpa adanya listrik
d. Gaya yang bekerja karena adanya gesekan
187
A B
188
C D
14. Sebuah mobil melaju di jalan yang lurus dengan kecepatan tetap. Namun terdapat bagian
jalan yang berlubang. Jika tidak ingin mobil mengalami goncangan yang keras ketika
melewati jalan berlubang, maka yang harus dilakukan oleh pengemudi adalah…
e. Mobil dipercepat g. Mobil tetap kecepatannya
f. Mobil diperlambat h. Mobil tidak berubah
15. Semakin kasar permukaan ban mobil yang saling bersentuhan dengan jalan, gaya
gesekan akan semakin ...
a. kecil c. besar
b. berkurang d. cepat
16. Contoh gaya sentuh yang menguntungkan adalah…
e. Ban sepeda yang sudah lama dipakai menjadi gundul
f. Mesin kendaraan menjadi aus
g. Alas kaki dibuat kasar
h. Alas kaki dibuat halus
17. Berikut ini yang merupakan contoh olahraga yang memanfaatkan gaya sentuh berupa
gaya tarik dan kekuatan otot adalah…
e. Tarik tambang g. Basket
f. Sepak bola h. Lari
18. Mengolesi rantai sepeda dengan oli dapat menyebabkan ...
a. Mempercepat laju sepeda c. Memperkecil gaya gesek
b. Memperbesar gaya gesek d. Menghindari tabrakan
189
a. b.
190
e. d.
Pasangan yang benar antara kegiatan yang membutuhkan gaya dengan pengaruh gaya
adalah ....
a. 1-K, 2-L dan 3-M c. 1-L, 2-K, dan 3-M
b. 1-K, 2-M, dan 3-L d. 1-L, 2-M, dan 3-K
24. Cermati benda yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
1) Meja 3) Karet
2) Kursi 4) Per
Benda yang dapat berubah bentuk apabila diberi gaya yang benar ditunjukkan oleh angka
....
a. 1 dan 2 c. 2 dan 4
b. 2 dan 3 d. 3 dan 4
25. Ridwan membuat mainan pesawat dari kertas. Setelah itu, Ridwan menerbangkan
pesawat tersebut. Tetapi pesawat berbelok melawan arah angin . peristiwa tersebut
membuktikan bahwa angin menimbulkan gaya yang bersifat ....
a. Tidak mengenai benda c. Mengubah arah gerak benda
b. Mengubah bentuk benda d. Tidak berpengaruh terhadap benda
26. Apabila gaya yang diberikan pada saat mendorong lemari diperbesar, kecepatannya ....
a. Tidak tetap c. Semakin berkurang
b. Tetap sama d. Semakin bertambah
27. Kegiatan berikut ini menunjukkan bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda, kecuali ,,,,
a. Mencetak kue donat dari adonan c. Membuat ukiran dari kayu
b. Membuat patung ‘dari tanah liat d. Mengoper bola saat bermain basket
191
LAMPIRAN 16
LAMPIRAN 17
UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Group Statistics
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Equal variances
.848 65.948 .400 2.635 3.108 -3.570 8.840
not assumed
196224
LAMPIRAN 18
LAMPIRAN 20
UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Equal
variances not 2.599 60.424 .012 5.946 2.288 1.370 10.523
assumed
200224
LAMPIRAN 21
kreatif.
Memprediksi peristiwa yang akan
terjadi setelah diberikan perlakuan
4. Keterampilan Membuat kesimpulan berdasarkan
Menyimpulkan hasil pengamatan.
Terdapat keterkaitan antara
pengamatan dan simpulan yang
dihasilkan.
Terdapat bagan/tabel simpulan.
Menggunakan kalimat yang singkat,
jelas dan mudah dipahami.
5. Keterampilan Mendiskusikan hasil pengamatan
Mengkomunikasikan secara berkelompok
Menjelaskan hasil analisis data dengan
kata-kata yang sesuai.
Mempresentasikan hasil percobaan
dengan bahasa yang baik dan sopan
Menanggapi jika terdapat perbedaan
pendapat dengan kelompok lain.
..........................................
202
224
LAMPIRAN 22
No Indikator No item
Positif Negatif
1. Minat dan perhatian siswa 1,2 3,4
terhadap pelajaran,
2. Semangat siswa dalam 5,6 7,8,21,22
mengerjakan tugas-tugas
belajarnya,
3. Tanggung jawab siswa dalam 9,10 11,12,13
melaksanakan tugas-tugas
belajar,
4. Reaksi yang ditunjukkan siswa 14,15 16,17,23,24
terhadap stimulus yang
diberikan guru,
5. Rasa senang dan puas dalam 18,19,20,25 -
mengerjakan tugas yang
diberikan
204
LAMPIRAN 24
LAMPIRAN 26
LAMPIRAN 27
LEMBAR PENGAMATAN
KETERLAKSANAAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN MIND
MAPPING
Nama Sekolah : SDN KROBOKAN
Kelas/ Semester : IV/ 2
Tujuan : Agar pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri berhasil, guru
harus mengikuti langkah-langkah model pembelajaran inkuiri dalam proses
pembelajaran di kelas. Pengamatan ini akan memusat bagaimana perilaku guru
pada saat proses pembelajaran dalam kelas.
Petunjuk Pengisisan:
Amati seluruh kegiatan guru di dalam kelas mulai dari kegiatan awal
sampai kegiatan akhir pelajaran.
Berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil lembar
penilaian kinerja dengan mengacu pada rubrik penilaian yang sudah
ada.
Aspek
No. Indikator Skor
Pengamatan
Jumlah
Rata-rata
Persentase (%)
Keterangan:
Kriteria Penskoran:
Skor 3 : jika guru melaksanakan semua indikator
Skor 2 : jika guru melaksanakan dua indikator
Skor 1 : jika guru melaksanakan hanya satu indikator
Skor 0 : jika guru tidak melaksanakan satu pun indikator
Penafsiran Kriteria:
Baik Sekali (BS) = jika persentase yang diperoleh 81%-100%
Baik (B) = jika persentase yang diperoleh 61%-80%
Cukup (C) = jika persentase yang diperoleh 41%-60%
Kurang (K) = jika persentase yang diperoleh 21%-40%
Kurang Sekali (KS) = jika persentase yang diperoleh 0%-20%
.........................................
210
LAMPIRAN 28
Pertemuan
No INDIKATOR 1 2 3
1 MELAKUKAN ORIENTASI 3 3 3
2 MERUMUSKAN MASALAH 2 3 3
3 MERUMUSKAN HIPOTESIS 2 2 3
4 MENGUMPULKAN DAN MENGANALISIS DATA 2 3 3
5 MEMBUAT KESIMPULAN 2 2 3
Jumlah 11 13 15
Rata-rata 13 (87%)
Sangat
Kategori Baik
211
LAMPIRAN 29
LAMPIRAN 30
Nilai Pretest
Nilai Posttest
214
Nilai Posttest
215
Nilai Pretest
Nilai Posttest
216
217
218
LAMPIRAN 31
KELAS EKSPERIMEN
Orientasi Masalah
(Mengumpulkan data)
223
Menganalisis Data
KELAS KONTROL
Diskusi Kelompok
Presentasi
Mengerjakan Evaluasi
225
WAWANCARA TERPIMPIN