Anda di halaman 1dari 8

KESALAHAN/PENYIMPANGAN DALAM PROSES PENGUKURAN

Pengukuran adalah merupakan proses yang mencakup tiga bagian yaitu


benda ukur, alat ukur dan pengukur/pengamat.
Hasil pengukuran tidak ada satu pun yang memberikan ketelitian yang
absolut.
Dari hasil pengukuran yang berbeda-beda pada satu obyek, tergantung
pada kondisi alat ukur, benda ukur, metoda pengukuran, dan kecakapan si
pengukur.

Ketelitian dan ketepatan didapat sangat berkaitan dengan bagaimana


proses pengukuran dilakukan.

Karena ketidaksempurnaan masing-masing bagian ini ditambah dengan


pengaruh lingkungan maka bisa dikatakan bahwa tidak ada satupun pengukuran
yang memberikan ketelitian yang absolut.

Ketelitian bersifat relative yaitu kesamaan atau perbedaan antara harga hasil
pengukuran dengan harga yang dianggap benar, karena yang absolut benar tak
diketahui

KETELITIAN (ACCURACY)
Adalah hasil cara usaha proses pengukuran supaya mencapai sasaran
pengukuran [harga sebenarnya] dari obyek ukur.

Penyimpangan [kesalahan sistematis (systematic error)] adalah perbedaan


antara harga yang ditunjukan alat ukur dengan harga yang dianggap benar.

Toleransi kesalahan yaitu besar kecilnya penyimpangan yang masih di


perbolehkan sesuai dengan spesifikasi yang dinyatakan dalam standar.

Dua katagori penyimpangan :

 Penyimpanagan rambang (acak : random deviation)


Jika penyimpangan tidak melebih kecermatan sasaraan.[Besarnya
toleransi kesalahan]
 Penyimpangan sistematik (systematic deviation)
Jika penyimpangan melebih kecermatan sasaran.

KETEPATAN / KETERULANGAN (PRECISION, REATABILITY)


Adalah kewajaran proses pengukuran untuk menunjukan hasil yang sama
jika pengukuran diulang secara identik.

Hasil pengukuran selalu akan terpencar disekitar harga rata-ratanya, semakin


dekat harga2 tersebut dengan harga rata2nya, maka proses pengukuran
mempunyai ketepatan yang tinggi. Ukuran yang dipakai sebagai pegangan
untuk menyatakan ketepatan adalah besarnya kesalahan rambang (random
error).

Istilah ketelitian diperlukan target/sasaran pengukuran.[menekan pada


kesungguhan]
Istilah ketepatan tidak harus dikaitkan dengan target.[ menekankan pada
kewajaran]

Maka istilah ketepatan dan ketelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini :
1. Proses pengukuran yang tak tepat dan tak teliti.
2. Proses pengukuran yang tak tepat dan tetapi teliti.
3. Proses pengukuran yang tepat dan tak teliti.
4. Proses pengukuran yang tepat dan teliti

Karena menyangkut istilah ketelitian, maka dapat didefinisikan :


1. Kesalahan sistematik (systematic error), dialami oleh proses pengukuran
katagory 1 dan 3 (tak teliti)
- Harga kesalahan sistematik dinyatakan dengan selisih antara harga
rata2 dengan harga titik tengah sasaran.
- Kesalahan sistematik umumnya bisa diperbaiki dgn mencari dan
membetulkan sumber penyebab kesalahan. Jadi proses katagori 3 bisa
diperbaiki menjadi katagori 4.
- Pembetulan kesalahan sistematik pada proses kategori 1 umumnya tak
bermanfaat, sebab paling tidak hanya akan mencapai proses kategori 2

2. Kesalahan rambang (acak, random error), dialami oleh semua proses


pengukuran (katagori 1 s.d 4)
- Harga kesalahan rambang dapat dinyatakan dengan ;
a. Selisih antara harga rata-rata dgn titik tengah sasaran seperti yg
terjadi pd proses katagori 4, dan/atau
b. selisih antara harga rata-rata dengan batas selang kepercayaaan yg
dihitung dalan analisis statistika.
- Kesalah rambang umumnya sulit diperbaiki karena sumber
penyebabnya siulit dicari.

Untuk proses pengukuran geometrik yg bisa menjadi faktor penyebab proses


pengukuran menjadi tidak teliti dan tidak tepat adalah ;
1. Alat ukur
2. Benda ukur
3. Posisi pengukuran
4. Lingkungan, dan
5. Operator (pengukur; pengamat)

PENYIMPANGAN YANG BERSUMBER DARI ALAT UKUR

Kesalahan/penyimpangan sistematik dalam proses pengukuran dapat


bersumber dari alat ukur.Yaitu keausan bidang kontak sensor mekanik
(mikrometer), merupakan contoh sederhana yg dapat diketahui dgn mudah dgn
memeriksa posisi nol.
Untuk menghindari kesalahan alat ukur yg digunakan hrs dikalibrasi,

Apabila alat ukur sering dipakai, maka akan timbul sifat-sifat yg jelek dari alat
ukur tersebut, misalnya histerisis, kepasifan, pergeseran dan kestabilan-nol.

Kesalahan rambang dapat ditentukan dengan melakukan pengukuran yg


berulang-ulang, yg identik (paling sedikit 20 kali).
Besar kesalahan rambang penting sekali untuk diketahui terutama bagi alat ukur
pembanding.
PENYIMPANGAN YANG BERSUMBER DARI BENDA UKUR

Beban ini disebabkan oleh tekanan sensor-kontak alat ukur, berat benda
ukur (yg diletakan di antara tumpuan), dan tekanan penjepit penahan benda
ukur.
Penyebabnya adalah terjadinya deformasi dalam pengukuran geometrik, maka
deformasi cukup besar untuk diperhitungkan dan dapat menjadi sumber
kesalahan matematik.

Contoh : pada alat ukur mikrometer ada suatu alat pembatas momenputar /
recet.
PENYIMPANGAN YANG BERSUMBER DARI POSISI PENGUKURAN

Prinsip ABBE ; garis ukur harus berimpit dengan dimensi.

Garis pengukuran harus berimpit atau sejajar dgn garis dimensi objek ukur.
Apabila garis pengukuran membuat sudut sebesar Ɵ dgn garis dimensi (karena
pengambilan posisi pengukuran yg salah) maka akan terjadi kesalahan yg biasa
disebut kesalahan kosinus (cosine error). Contoh sebagai berikut :
PENYIMPANGAN YANG BERSUMBER DARI LINGKUNGAN

“lingkungan harus memberikan kenyamanan bagi pengukur”

Persyaratan yg diminta alat ukur dan benda ukur.

1. kebersihan sekitar (bebas dari debu, geram, serpihan-serpihan kotoran)


2. tingkat kebisingan yg rendah (bebas getaran)
3. pencahayaan yg cukup (dapat dibaca)
4. temperatur (25 – 27o C), kelembaban 70 – 75 %.

Kondisi lingkungan yg tidak sesuai untuk melakukan pengukuran dapat


mengakibatkan penyimpangan yg serius. Cahaya atau penerangan yg tidak
cukup dapat mengakibatkan kesalahan pembacaan skala. Sedang lingkungan
kotor dan berdebu dapat menyebabkan kesalahan sistematis karena adanya debu
yg menempel pd permukaan sensor mekanis dan permukaan obyek ukur.
Pengkuran yg memerlukan kecermatan yg tinggi (dgn memakai alat ukur yg
peka) tdk dapat dilaksanakan apabila sistem pengukuran(benda ukur /alat ukur)
terpengaruh oleh getaran mesin-mesin berat atau alat-alat lain yang
menimbulkan getaran. Pengaruh temperatur merupakan faktor yg perlu
diperhatikan karena benda padat , terutama logam akan merubahm dimensi
apabila temperaturnya berubah.

PENYIMPANGAN YANG BERSUMBER DARI OPERATOR

Dua orang yg melakukan pengukuran secara bergantian dgn


menggunakan alat ukur dan benda ukur serta kondisi lingkungan yg dianggap
tak berubah mungkin menghasilkan data yg berbeda. Sumber perbedaan
inidapat berasal dari cara mereka mengukur yg dipengaruhi oleh pengalaman,
keahlian, kemampuan, dan keterampilan serta perangai masing-masing
pengukur. Pengukuran adalah suatu perkerjaan yg memerlukan seksama.
Dengandemikian orang yg pekerjaanya melalukan pengukuran harus;

1. mempunyai pengalaman praktek yg didasari teori yg mendukung


penguasaan pengetahuan akan proses pengukuran
2. mempunyai dasar-dasar pengetahuan akan alat ukur, cara kerja alat ukur,
cara pengukuran, cara mengakalibrasi, dan memelihara alat ukur.
3. Waspada akan kemungkinan letak sumber penyimpangan dan tahu
bagaimana cara mengelimir pengaruhnya terhadap hasil pengukuran
4. Mampu menganalisis suatu persoalan pengukuran yakni dalam membaca
acuan kualitas, menentukan cara pengukuran sesuai dgn tingkat
kecermatan yg dikehendaki.
5. Sadar bahwa hasil pengukuran adalah sepenuhnya merupakan tnggung
jawabnya .

Orang yang pekerjaan nya melakukan pengukuran harus :


 Mempunyai pengalaman praktek yang didasari teori yang
mendukung

Anda mungkin juga menyukai