Jelaskan mengenai Biaya Overhead lainnya dalam bisnis anda pada laporan praktikum.
Selain dari ketiga biaya yang tergolong pada inventoriable cost (biaya persediaaan) atau
product cost (biaya produk) perusahaan mengeluarkan biaya periodik sebagai berikut:
Biaya penjualan adalah semua biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan
menjual dan memasarkan barang seperti kegiatan promosi, penjualan dan pengangkutan
barang-barang yang dijual. Definisi lain Biaya penjualan (selling costs) meliputi semua biaya
yang berkaitan dengan pencarian dan pemenuhan pesanan pelanggan. Dengan demikian,
biaya penjualan meliputi biaya periklanan, biaya riset pasar, gaji wiraniaga, penyusutan mobil
Biaya dilihat dari masa pengeluarannya dibagi dua yaitu Pengeluaran Pendapatan dan
pengeluaran modal.
BIAYA VARIABEL(BV)
0 Volume (unit)
Daerah
Rugi
P BV BT
X BEP . HJ X BEP .bv BT
X BEP (HJ bv) BT
BT
X BEP
HJ bv
NOTASI KETERANGAN
P : Penjualan
HJ : Harga Jual atau penjualan per unit
BV : Total Biaya Variabel
Bv : Biaya Variabel Satuan
BT : Biaya Tetap
TB : Total Biaya
XBEP : Jumlah unit pada titik impas
Banyak asumsi yang menyatakan bahwa titik impas terjadi bila penjualan sama dengan biaya
tetap seperti biaya penyewaan, pembayaran telepon, asuransi dan lainnya. Namun karena
semua penjualan memiliki biaya-biaya yang berasosiasi dengannya, sehingga harus
memasukkan biaya variabel dari penjualan ke dalam analisis titik impas.
Contribution Margin per Unit (CMU) adalah harga jual (HJ) produk per unit dikurangi biaya
variabel (bv) per unit. CMU menggambarkan kontribusi pendapatan dari setiap unit yang
terjual terhadap biaya tetap.
CMU HJ bv
Margin of Safety menunjukkan jumlah penjualan atau jumlah unit yang aman untuk mencapai
laba, dapat dihitung dengan rumusan sebagai berikut:
MS (Rp) PAKTUAL PBEP
Analisis titik impas merupakan tool yang penting untuk perencanaan internal.
Investasi layak secara ekonomis apabila nilai NPV > 0 artinya PW of benefits lebih besar dari
PW of costs sehingga investasi dianggap menguntungkan.
1. Jika penerimaan / biaya diketahui tahunan atau dapat diperkirakan maka digunakan
rumus :
PW of benefits = A1(P/A,i,n)
PW of costs = A2(P/A,i,n)
NPV = PW of benefits – PW of costs
Dimana :
A 1: Annual benefits
A2 : Annual costs
i : tingkat bunga
n : periode analisis
Nilai (P/A,i,n) dapat dilihat dalam tabel Compound Interest Factors
2. Jika penerimaan/biaya untuk waktu yang akan datang diketahui atau dapat
diperkirakan maka digunakan rumus :
PW of benefits = F3(P/F,i,n)
PW of costs = F4(P/F,i,n)
NPV = PW of benefits – PW of costs
Dimana :
A 3: penerimaan untuk waktu yang akan datang
A4 : biaya yang akan datang
i : tingkat bunga
n : periode analisis
Nilai (P/F,i,n) dapat dilihat dalam tabel Compound Interest Factors
Selain kategori diatas seringkali kombinasi dari keduanya.
ROR digunakan untuk menilai kelayakan investasi untuk dilakukan atau pinjaman
modal layak diterima sebagai modal bisnis. Kriteria untuk menilai kelayakan ini adalah
dengan membandingkan ROR dengan tingkat bunga yang menarik /Minimum Atractive Rate
of Return (MARR). Tingkat bunga deposito atau tingkat bunga kredit dapat digunakan
sebagai MARR. Investasi layak secara ekonomis apabila ROR>MARR. Nilai MARR yang
digunakan berdasarkan tingkat bunga yang berkenaan dengan sumber investasi.
Apabila investasi yang digunakan berasal dari modal sendiri maka MARR adalah tingkat
bunga deposito atau tabungan pada periode investasi. Sedangkan jika investasi berasal dari
modal pinjaman maka MARR adalah tingkat bunga pinjaman pada periode investasi.
Kesimpulan :
Proyek investasi sebaiknya ditolak
Karena IRR < 13 %
Jawab :
Dicoba dengan faktor diskonto 16%
Tahun 1 arus kas = Rp. 60.000.000 x 0,8621
Rp.51.726.000
Tahun 2 arus kas = Rp. 50.000.000 x 0,7432 Rp.
37.160.000
Total PV Rp.167.202.200
Investasi Awal Rp.150.000.000
Net Present Value Rp.17.202.200
Perhitungan interpolasi :
Selisih Selisih PV dengan Investasi
Bunga Selisih PV Awal
10% Rp 167.202.200 Rp 167.202.200
16% Rp 100.131.700 Rp 150.000.000
6% Rp 67.070.500 Rp 17.202.200
ROI bisa juga diartikan sebagai rasio laba bersih terhadap biaya. Rumus menghitung ROI
adalah sebagai berikut :
Maka secara sederhana perhitungan ROI dalam presentase adalah = ((Rp 15.000.000 – Rp
10.000.000) / Rp 10.000.000) x 100% adalah sebesar 50%. Maka dapat disimpulkan tingkat
ROI nya adalah sebesar 50%
Seringkali kita hanya berfokus pada margin keuntungan atas produk atau jasa, akan tetapi kita
seharusnya juga menghitung ROI secara akurat untuk mendapatkan kepastian dan keyakinan
bahwa usaha yang dijalankan mampu terus berkembang. Dalam menjalankan bisnis, seorang
entrepeneur harus memperhatikan jumlah dana yang harus diinvestasikan dalam mencapai
target penjualan, jumlah margin keuntungan yang diperoleh dan bagian dari margin
keuntungan tersebut yang akan digunakan untuk mengembangkan bisnis. Apabila investasi
yang dilakukan hanya menghasilkan margin keuntungan yang sedikit, maka usaha tersebut
akan mengalami kesulitan untuk berkembang di masa yang akan datang dan bahkan dalam
jangka panjang akan mengalami kegagalan. Sebagai contoh adalah investasi A sebesar Rp
1000 menghasilkan untung Rp 100 (ROI = 10%) dibandingkan dengan investasi B Rp 100
menghasilkan untung Rp 50 (ROI = 50%). Investasi B memberikan jumlah/nominal lebih
kecil namun rasio ROI nya jauh lebih besar daripada investasi A. Bisa kita katakan dalam hal
ini investasi B lebih baik dibandingkan dengan investasi A.
Payback Periodnya
= 1 + (500jt-250jt)/(450jt-250jt)
= 2,33 juta
atau bisa juga dihitung dengan cara:
Dari tabel tersebut, investasi Rp. 600 juta terletak di cumulative cash flow ke-3.
Payback periodnya
= 2 + Rp. 500 juta – Rp. 450 juta / Rp.600 juta – Rp. 450 juta x 1 tahun
= 2,33 tahun atau 2 tahun 4 bulan
Payback periodnya kurang dari syarat periode pengembalian perusahaan sehingga usulan
proyek investasinya diterima. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Payback Period =
Dimana:
Outlay = Jumlah uang yang dikeluarkan atau investasi
Proceed = Jumlah uang yang diterima
Contoh 2 :
PD. Jaya melakukan investasi sebesar $.45.000, jumlah proceed per tahun adalah $. 22.500
maka Payback Period nya adalah:
45.000 x 1 tahun
Sehingga nilai Payback Period adalah dua tahun. Artinya dana yang tertanam dalam aktiva
sebesar $. 45.000 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu dua tahun. Apabila
investor dihadapkan pada dua pilihan investasi, maka pilih payback period
yang paling kecil.
2 40.000 (50.000)
3 30.000 (10.000)
4 20.000
Langkah 1:
Letakkan nilai investasi pada baris tahun pertama
Langkah 2:
Kurangkan nilai investasi tersebut dengan nilai cashflow pada tahun tersebut. Misalnya nilai
investasi tahun 1 adalah $.100.000 dikurangi dengan nilai cashflow tahun tersebut, yaitu
$.50.000. Hasilnya adalah $.50.000 diletakkan di tahun ke-2.
Langkah 3:
Lakukan hal yang sama pada tahun berikutnya hingga nilai “investasi” tersebut tidak bisa
dikurangi dengan cashflow tahun tersebut.
Langkah 4:
Jumlah tahun Payback Period-nya adalah senilai yang dapat dikurangi, sedangkan sisanya
digunakan untuk menghitung nilai bulannya. Misalnya nilai sisa adalah $10.000 dibagi
Langkah 5:
Buat kesimpulan nilai payback period yang diperoleh.
Contoh:
Ketika ada usulan proyek investasi dengan dana Rp. 300 juta (initial investment) dan
ditargetkan penerimaan dana investasi setiap tahunnya Rp. 60 juta (cash flow) serta ada
syarat periode pengembalian investasi 4 tahun, berapa payback periodenya?
Payback periodenya adalah 300 juta dibagi 60 juta dikali satu tahun sama dengan 5 tahun.
Ternyata payback period melebihi periode yang disyaratkan maka usulan proyek investasi ini
ditolak. Apabila cash flow dari proyek investasi berbeda setiap tahun :
Keterangan :
n = tahun terakhir dimana cash flow masih belum bisa menutupi initial investment
a = jumlah initial investment
1. PUSTAKA
a. Abrams, Ronda, 2003, The Successful Business Plan: Secrets & Strategies, 4th
Edition, The Planning Shop, California.
b. Blocher, E.J., Chen, K.H., Cokins, G., dan Lin, T.W., 2005, Cost Management : A
Strategic Emphasis, International Edition, McGraw-Hill, Boston
c. Eldenburg, L.G, dan Wolcott, S.K, 2005, Cost Management: Measuring, Monitoring,
and Motivating Performance, John Wiley & sons, USA.