Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengukuran Alat Ukur Fisika
Oleh
Kelompok 5 :
Nama NIM
Supeto Nababan 4153240017
Tesya Natalia marpaung 4153240018
Richa Fandina Situngkir 4151240019
Sabarina Parangin-angin 4153240014
Netty Gultom 4153240011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Alat ukur linier langsung yang banyak digunakan dalam bidang otomotif antara lain :
MistarGeser dan Mikrometer.
a) Mistar Geser
Alat ukur ini dalam praktik sehari-hari mempunyai banyak sebutan antara lain : jangka sorong,
mistar ingsut, sketmat, sigmat, atau vernier caliper. Pada gambar 1 dapat dilihat salah satu contoh
bentuk mistar geser lengkap dengan nama-nama bagiannya.
b) Mikrometer
Mikrometer merupakan alat ukur linier langsung dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi
hingga mencapai 0,001 mm.fungsi utama mikrimeter adalah untuk mengukur diameter. Ada 3
macam micrometer yaitu : mikrometer dalam, mikrometer luar, dan mikrometer kedalaman.;,
dan
Pada gambar 18 dapat dilihat jika baut diputar satu kali, maka baut tersebut akan bergerak satu
ulir. Apabila jarak ulir 1 mm, baut akan bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip
pengukuran dengan mikrometer. Pada alat ukur yang sebenarnya mur berarti inner sleeve dan
baut adalah spindle. Spindle merupakan poros panjang yang dapat bergerak maju-mundur untuk
menyesuaikan dimensi benda yang akan diukur. Untuk menggerakkan spindle dilakukan dengan
cara memutar thimble. Apabila thimble diputar ke kanan, maka spindle akan mendekati anvil.
Pada saat mengukur benda kerja, jika jarak antara spindle dengan benda kerja masih jauh, maka
untuk mendekatkannya dengan cara memutar thimble ke kanan. Namun apabila jarak antara
ujung spindle dengan benda kerja sudah dekat, maka untuk mendekatkannya dengan cara
memutar rathchet stoper sampai ujung spindle menyentuh benda kerja. Lock clamp digunakan
untuk mengunci spindle agar tidak dapat berputar sehingga posisi skala pengukuran tidak
berubah.
a) Micrometer luar dengan tingkat ketelitian 0,01 mm J arak tiap strip diatas garis horisontal pada
outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak tiap strip di bawah garis adalah 0,5 mm. Pada skala thimble
tiap strip nilainya 0,01 mm. Hasil pengukuran pada mikrometer adalah jumlah pembacaan ketiga
skala tersebut.
Contoh :
Jarak tiap strip diatas garis horisontal pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak tiap strip di
bawah garis adalah 0,25 mm. Pada skala thimble tiap strip nilainya 0,01 mm dan pada skala
vernier 0,001 mm. Hasil pengukuran pada mikrometer adalah jumlah pembacaan ketiga skala
tersebut.
Gambar 24.Mikrometer luar dengan ketelitian 0,001 mm
Contoh :
3) Memeriksa tanda “ 0 “
Sebelum dipakai, mikrometer harus diperiksa dulu apakah garis nol pada skala thimble segaris
dengan garis horisontal pada outer sleeve. Prosedur pemeriksaan tanda “ 0 “ adalah sebagai
berikut :
(1) Bersihkan anvil dan spindle dengan kain bersih.
(2) Putar rtachet stoper sampai anvil dan spindle bersentuhan
(3) Putar ratchet stoper 2 atau 3 kali sampai diperoleh penekanan yangcukup
(4) Kunci spindle pada posisi ini dengan lock clamp
(5) Per iksa apakah garis “ 0 “ pada skala thimble segaris dengan garis horisontal pada
outer sleeve.
4) Menyetel titik “ 0 “
Pada pengukuran linier langsung hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada skala ukur
alat ukur yang digunakan karena memang dari alat ukur tersebut memungkinkan untuk maksud-
maksud di atas. Akan tetapi, kadang-kadang kita tidak bisa melakukan pengukuran langsung
dikarenakan adanya pengukuran yang memerlukan kecermatan yang tinggi ataupun karena
bentuk benda ukur yang tidak memungkinkan untuk diukur dengan alat ukur langsung.
Untuk keadaan seperti di atas maka biasanya dilakukan pengukuran tak langsung, dalam hal ini
adalah pengukuran linier. Seperti penjelasan di atas tadi Pengukuran linier tidak langsung adalah
pengukuran dengan instrumen pembanding, maksudnya dengan membandingkan dimensi yang
diperoleh dari hasil pengukuran kemudian membacanya dengan bantuan alat ukur langsung.
Pada pengukuran ini, akan terjadi dua kali proses pengerjaan. Macam-macam alat ukur linier
tidak langsung dibagi menjadi dua yaitu alat ukur standar dan alat ukur pembanding.
Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai berikut:
(a) benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.
(b) Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.
(c) Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.
Keterangan:
Untuk mengukur benda kerja yang ditoleransi kita harus membuat dua kaliber katinggian, yang
terdiri atas:
· Kaliber ketinggian yang diset untuk ukuran tinggi maksimum sebagai kaliber Go.
· Kaliber ketinggian yang diset untuk ukuran tinggi minimum sebagai kaliber Not – Go.
1. Pengesetan ukuran standar pada kaliber induk.
2. Pengukuran pada objek ukur.
Pengukuran ukuran standar ketinggian pada kaliber induk dengan menggunakan dial indicator
atau pupitas. Ukuran diset pada ukuran nominal.
Pengukuran kaliber induk pada objek ukur, langsung dapat diketahui toleransinya pada alat ukur
pupitas atau dial indikatornya.
Pada kaliber ini, tidak perlu dibuat dua kaliber, tetapi cukup diset pada dial indicatornya atau
pada pupitasnya, mengenai besar toleransi yang diijinkan.
4. Kaliber
Kaliber adalah alat ukur yang digunakan untuk memeriksa batas ukur secara langsung atau tidak
langsung dan juga sebagai alat pembanding ukuran. Ukuran pada kaliber terbagi menjadi dua,
yaitu ukuran standart sebagai acuan dan ukuran standar batas atau limit. Ukuran standar sebagi
acuan adalah kaliber yang berbentuk blok ukur, yang dibuat khusus dengan ketelitian yang
sangat tinggi. Blok ukur ini digunakan untuk mencocokan ukuran dari alat-alat ukur dan
digunakan pula sebagai alat kalibrasi untuk menera alat-alat yang aktif digunakan. Sedangkan
ukuran batas atau limit digunakan untuk mencocokan ukuran dari alat-alat ukur yang tingkat
ketelitiannya dibawah dari jenis kaliber ukuran standar.
Jenis dari kaliber ada beberapa macam antara lain kaliber roll, kaliber bola, kaliber poros konis,
dan kaliber celah ( snap gauge ).
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Saat ini alat ukur mengalami banyak perubahan. Alat ukur jaman sekarang lebih banyak
jenisnya, lebih canggih, dan juga kebanyakan tidak memakai cara manual lagi dalam
penggunaannya. Terutama dipabrik-pabrik besar. Dalam hal mengukur barang produksi, pabrik
tersebut tidak menggunakan alat ukur manual yang masih menggunakan tenaga manusia, namun
menggunakan sistem komputer. Manusia hanya tinggal mengatur dan mensetingnya melalui
komputer tanpa perlu bersusah payah, apalagi pabrik yang memproduksi mesin berskala besar.
Banyak juga kelebihan alat ukur otomatis daripada alat ukur manual. Terutama dalam hal
kespesifikan ukurannya. Namun semua alat ukur mempunyai kegunaan yang sama, yaitu sebagai
alat pengukur bahan. Maka dari itu alat ukur akan berfungsi maksimal apabila kita menggunakan
pada tempatnya, seperti contoh jangka bengkok digunakan untuk mengukur tebal, lebar, panjang
dan garis tengah benda bulat secara kasar.Di samping itu cara penggunaan dan perawatan alat
ukur juga bisa berpengaruh pada nilai guna dari alat ukur presisi atau tidaknya dan ketepatan
pengukuran.Maka dari itu hal tersebut juga harus di perhatikan guna mempertahankan nilai guna
dan kepresisian alat ukur.
3.2 Saran
Alat ukur linear langsung maupun tak langsung memang masih menggunakan tenaga
manusia, banyak kekurangan alat ukur manual ini, contoh nya, kurang teliti,memakan waktu
yang cukup lama, dll. di bandingkan alat ukur otomatis, alat ukur manual kurang efisien pada
saat ini, namun masih banyak juga yang menggunakan alat ukur manual, jadi kami menyarankan
kepada yang memakai alat ukur manual unruk bisa meningkatkan agar memakai alat ukur
otomatis. namun ada baik nya juga kita belajar mengenai alat ukur manual, karna masih banyak
yang menggunakan alat ukur manual, maka kami mengharapkan pada pembaca agar memahami
isi makalah ini dan menerapkan di lingkungan kerja, dan
jika terdapat ada kekurangan dalam makalah ini,, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca
agar lebih memperjelas tentang materi pembelajaran ini. Atas perhatian pembaca, kami ucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA