Anda di halaman 1dari 12

A.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Fisika mempelajari tentang fenomena-fenomena alam secara kuantitatif dan kualitatif,
karenanya masalah pengukuran terhadap besaran fisis mempunyai arti penting. Pembahasan
masalah fisika pendekatan yang paling sederhana sampai sedapat mungkin tanpa pendekatan bisa
di selesaikan. Eksperimen ilmiah umumnya didominasi oleh observasi dalam wujud aktivitas
pengukuran dan analisis data. Tujuannya antara lain verifikasi model teoritis (rumus) yang telah
ada, atau mencari dan menentukan konstanta fisika. Hasilnya dapat digunakan sebagai umpan
balik bagi model teori tersebut. Teori yang baik harus dapat menjelaskan gejala-gejala alam,
bahkan lebih dari itu harus dapat meramalkan berbagai gejala baru yang perlu diuji dengan
eksperimen-eksperimen baru. Fisika berbasis eksperimen Eksperimen yang mempunyai definisi
yaitu alat penguji secara nyata suatu perkembangan ilmu fisika ( secara teoritis ).
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran fisis dengan besaran fisis sejenis yang
dapat dianggap sebagai tolak ukurnya (standar). Oleh karena itu tujuan pengukuran adalah untuk
mengetahui harga/nilai antara besaran yang diukur dengan besaran yang dianggap tolak ukurnya.
Dalam kenyataannya nilai pembanding yang sesungguhnya tidak pernah diketahui sehingga hasil
pengukuran yang benar tidak pernah diketahui. Setiap kali melakukan pengukuran yang diulang-
ulang dengan teliti, hasilnya hamper selalu berbeda meskipun selisihnya sangat kecil. Karenanya
dalam proses pengukuran selalu terdapat kesalahan atau ralat. Teori ralat itu berfungsi untuk
mengetahui sejauh mana tingkat keakuarasian di dalam eksperimen. Teori ralat ini bisa juga untuk
mengurangi resiko kesalahan dari pengukuran sebuah eksperimen.

2. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, adapun tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertain ralat
2. Untuk mengetahui macam – macam ralat
3. Untuk mengetahui klasifikasi ralat
4. Untuk mengetahui analisis statistic ralat

1
B. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Ralat (Ketidakpastian)
Ralat atau ketidakpastian adalah perbedaan hasil ukur dengan hasil sebenarnya atau
perbedaan antara hasil terukur dengan rata-rata sekelompok hasil pengukuran.
Sumber – sumber ralat antara lain :
a. Objek ukur
Contohnya :
1) Pengaruh faktor luar/lingkungan misalnya suhu, tekanan, dll
2) Objek berubah karena pengaruh alat ukur misalnya deformasi benda akibat
penggunaan mikrometer
b. Alat ukur
Contohnya :
1) Salah pengkalibrasian
2) Sesinsitivitas voltmeter berubah karena suhu
c. Pengukuran
d. Kondisi pengukur
e. Model teoritis
Contohnya :
1) Pembulatan perhitungan
2) Model teori terlalu sederhana
3) Metode percobaan yang kurang tepat
4) Teknik pengukuran (pembacaan meter)
Dalam pengukuran besaran fisika menggunakan alat ukur atau instrumen, hasilnya tidak
mungkin memperoleh nilai yang benar. Namun, selalu mempunyai ketidakpastian yang
disebabkan olehkesalahan-kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan dalam pengukuran dapat
digolongkan menjadikesalahan umum, kesalahan acak dan kesalahan sistematis. Jenis kesalahan
pengukuran yaitu kesalahan umum atau keteledoran
Kesalahan ini kebanyakan disebabkan oleh manusia dalam hal ini sebagai pengukur atau
pengamat karena faktor kurang terampil dalammenggunakan alat ukur yang dipakai. Selama
manusia terlibat dalam pengukuran baik langsung maupun tidak langsung, kesalahan jenis ini tidak
dapat dihindari, namun jenis kesalahan initidak mungkin dihilangkan begitu saja secara

2
kesuluruhan dan harus ada usaha untuk mencegahdan memperbaikinya. Beberapa contoh yang
termasuk kesalahan umum antara lain:
a. Kekeliruan dalam penaksiran dan pencatatan skala.
b. Kekurangan keterampilan menggunakan alat
c. Kalibrasi tidak tepat.
d. Kesalahan penguasaan instrumen yang tidak sesuai.
e. Kurang tajamnya mata membaca skala yang halus.
f. Pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang tepat
g. Dalam membaca skala
h. Posisi mata saat membaca skala yang tidak benar.
i. Kesalahan dalam penyetelan yang tidak tepat.
j. Pemakaian dan
k. Metode yang salah

2. Macam – Macam Ralat


Berdasarkan dari jenisnya, istilah ralat terdiri atas 4 macam yaitu :
A. Ralat Alat
Ralat alat adalah kemampuan alat dalam melakukan pengukuran secara baik atau batas
terkecil atau terbesar dari jangkauan pengukuran alat.
B. Ralat Ukur
Ralat ukur adalah ralat yang terbawa sebagai akibat pengukuran langsung dan berulang
obyek yang sama menggunakan alat ukur yang sama pula
C. Ralat Hasil
Ralat hasil adalah ralat yang disertakan pada hasil ukur.
D. Ralat Fraksional
Ralat raksional adalah perbandingan ralat hasil dengan reratanya.

3. Klasifikasi Ralat
Klasifikasi ralat antara lain :
A. Ralat sistematik

3
Ralat sistematik adalah ralat yang dapat diketahui/ditelusuri/dicari sebabnya. Terjadi
karena sistem pengukuran yang kurang tepat dan dapat dikoreksi, asal penyebabnya diketahui.
Contoh ralat sistemik adalah :
1) Ralat titik nol
Kesalahan nol akibat tidak berimpitnya titik nol skala dengan titik nol jarum
penunjuk
2) Ralat kalibrasi alat
Ketidaktepatan pemberian skala ketika pertama kali alat dibuat.bisa dihindari dengan
membandingkan alat tersebut dengan alat baku (standar)
3) Ralat situasi pengukuran
Pemakaian alat pada kondisi berbeda saat dikalibrasikan yaitu pada kondisi suhu,
tekanan atau kelembaban yang berbeda.
4) Ralat pengamat
a) Kesalahan paralaks yaitu kesalahan akibat posisi mata saat pebacaan skala tidak
tegak lurus diatas jarum.

Posisi A dan C menimbulkan kesalahan paralaks, posisi B yang benar


b) Salah membaca kedudukan jarum diantara dua garis skala terdekat
c) Penguasaan prosedur dan ketangkasan penggunaan alat
d) Sikap pengamat, misalnya kelelahan maupun keseriusan pengamat
Factor – factor yang menyebabkan ralat sistematik adalah :
1) Alat
a) Kesalahan kalibrasi, meter arus tidak menunjukkan angka nol sebelum
digunakan dan ketidak elastisan benda
4
b) kelelahan (fatigue) alat karena misalnya pegas yang dipakai telah lembek.
c) gesekan antar bagian yang bergerak.
2) Pengamatan
Misalnya karena ketidakcermatan pengamat dalam membaca skala alat. Hal
ini bisa disebabkan karena selama pembacaan mata pengamat terlalu kebawah atau
ke atas terhadap objek yang diamati sehingga nilai yang terbaca tergeser dari nilai
yang sebenarnya (paralaks)
3) Kondisi fisis pengamatan
Misalnya yaitu ketika kondisi fisis saat pengamatan tidak sama dengan
kondisi fisis saat peneraan alat, sehingga hal itu mempengaruhi penunjukkan alat.
4) Metode pengamatan
Misalnya yaitu ketidaktepatan dalam pemilihan metode alat mempengarudi
hasil pengamatan.
B. Ralat rambang (ralat kebetulan)
Ralat rambang adalah ralat yang tidak dapat ditelusuri sebabnya. Setiap pengukuran
yang dilakukan secara berulang atau pengamatan berulang untuk besaran fisis yang tetap,
ternyata mempunyai nilai setiap pengukuran yang berbeda atau ralat yang terjadi pada
pengukuran yang berulang. Ralat rambang bersifat statistic dan tidak dapat dihindari.
Perhitunganya berhubungan dengan distribusi statistic dari nilai yang didapat. Contoh ralat
rambang adalah :
1) Ralat penafsiran skala terkecil
2) Ralat ketidakteraturan objek
Factor – factor penyebab ralat rambang adalah :
1) Ketepatan penaksiran
Misalnya pada penaksiran terhadap penunjukkan skala yang dilakukan oleh
pengamat yang berbeda dari waktu ke waktu
2) Kondisi fisis yang berubah
Misalnya karena suhu atau tegangan listrik yang digunakan tidak stabil
3) Gangguan
Misal adanya medan magnet yang kuat disekitar alat listrik sehingga dapat
mempengaruhi penunjukkan pembacaan arus listrik maupun tegangan listrik

5
4) Definisi
Misalnya karena penampang pipa tidak berbentuk lingkaran sempurna maka
penampang diameternya akan menimbulkan ralat.
C. Ralat Kekeliruan Tindakan
Kekeliruan tindakan bagi pengamat dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu :
1) Salah berbuat, misalnya salah baca, salah pengaturan situasi/kondisi, salah
menghitung.
2) Salah hitung terutama terjadi pada hitungan pembulatan

4. Analisis Statistik
A. Ketidakpastian Relatif
Untuk menyatakan ketidakpastian suatu besaran digunakan metode lain yaitu
denganmenggunakan ketidakpastian relatif. Ketidakpastian relatif (KR) adalah
ketidakpastian mutlak pengukuran dibandingkan dengan hasil pengukuran dalam persen.
Ketidakpastian relative dihitung dengan persamaan berikut. Untuk pengukuran tunggal :
∆𝑋
KR = 𝑥 100%
𝑋
Ketidakpastian relatif berkaitan dengan akurasi (ketelitian) pengukuran artinya
semakinkecil ketidakpastian relatif maka hasil ketelitian pengukuran semakin tinggi.
B. Tingkat kepercayaan suatu pengukuran
Tingkat kepercayaan suatu pengukuran adalah selisih antara nilai harga seratus
persen(100%) atau harga ideal dengan hasil ketidakpastian relatif dalam persen, atau
dituliskan sebagai berikut:
Tingkat kepercayaan = 100% - KR (100%)
C. Ralat Alat
Jika pada alat ukur tidak tercantum data ralat alat maka besar nilai ralat alat dapat
ditentukan berdasarkan :
1
1) Untuk alat ukur presisi rendah, ralat alat ditentukan dari skala terkecil
10
1
2) Untuk alat ukur presisi sedang, ralat alat ditentukan dari skala terkecil
2
3) Untuk alat ukur presisi tinggi, ralat alat ditentukan sebesar skala terkecil

6
D. Ralat Ukur
Contoh analisis ralat ukur : diameter kelereng
No Xi (mm) Simpangan deviasi [𝐷] (|Xi − 𝑋̅| 𝐷2
( D = Xi - 𝑋̅)
1 10,5 -0,08 0,08 6,4 x 10−3
2 10,6 0,02 0,02 4 x 10−3
3 10,6 0,02 0,02 4 x 10−3
4 10,7 0,12 0,12 1,44 x 10−3
5 10,5 -0,08 0,08 6,4 x 10−3
𝑋̅ = 10,58 ∑D = 0 ∑[𝐷] = 0,32 ∑D2 = 0,028

Simpangan / deviasi (rerata simpangan mutlak)


∑(𝑋𝑖−𝑋̅ ) 0,32
a= = = 0,064
𝑛 5
diameter : D = 𝑋̅ ± a

D = (10,58 ± 0,0064)mm
Standar deviasi / simpangan baku = √𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛
Dimana Varian merupakan rata – rata simpangan kuadrat
∑(𝑋𝑖−𝑋̅ )2
Varian =
𝑛
0,028
Varian = = 0,0056
5
Standar deviasi (S) = √𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛

= √0,0056
= 0,074
Jadi ralat hasil ukur nya adalah
D = d = (10,58 ± 0,064) mm
d = (10,58 ± 0,074) mm
d = (10,58 ± 0,05) mm

7
E. Ralat Hasil
Ralat hasil dari sebuah pengukuran dapat diketahui dengan :
1) Jika ralat ukur > ralat alat maka ralat hasil nya adalah ralat ukurnya
2) Jika ralat ukur < ralat alat maka ralat hasil nya adalah ralat alatnya
F. Ralat Fraksional
Perbandingan ralat hasil dengan reratanya
d = (10,58 ± 0,074)mm
𝑠 0,074
S= = x 100% = 0,69 %
𝑋̅ 10,58
G. Ralat rambat
1. Ralat relasi penjumlahan
Y=X+Z X ± ∆𝑋
Z ± ∆𝑍
Y ± ∆𝑌 = (X ± ∆𝑋) + (Z ± ∆𝑍)
Penjumlahan nilai terbesar
Y + ∆𝑌 = (X + ∆𝑋) + (Z + ∆𝑍)
= (X + Z) + (∆𝑋 + ∆𝑍)
Penjumlahan nilai terkecil
Y − ∆𝑌 = (X − ∆𝑋) + (Z − ∆𝑍)
= (X + Z) − (∆𝑋 + ∆𝑍)
Penjumlahan dengan ralat
Y ± ∆𝑌 = (X + Z) ± (∆𝑋 ± ∆𝑍)
Penjumlahan tanpa ralat
Y=X+Z
Ralat rambat = Y ± ∆𝑌 = (X + Z) ± (∆𝑋 ± ∆𝑍)
Y =X+Z _
∆𝒀 = ∆𝑿 + ∆𝒁
2. Ralat relasi pengurangan
Y=X−Z
Y ± ∆𝑌 = (X ± ∆𝑋) − (Z ± ∆𝑍)

8
Pengurangan nilai terbesar
Y + ∆𝑌 = (X +∆𝑋) − (Z − ∆𝑍)
= (X − 𝑍) − (∆𝑋 + ∆𝑍)
Pengurangan nilai terkecil
Y − ∆𝑌 = (X −∆𝑋) − (Z + ∆𝑍)
Dengan ralat = Y ± ∆𝑌 = (X − Z) + (∆𝑋 + ∆𝑍)
Tanpa ralat = Y =X–Z +
Ralat rambat = ∆𝒀 = ∆𝑿 + ∆𝒁
3. Ralat relasi perkalian
Y=X.Z
Y ± ∆𝑌 = (X ± ∆𝑋) . (Z ± ∆𝑍)
Hasil terbesar dari perkalian
Y + ∆𝑌 = (X +∆𝑋) . (Z + ∆𝑍)
= XZ + Z∆𝑋 + X∆𝑍 + ∆𝑋∆𝑍 (untuk nilai ∆𝑋∆𝑍 kecil maka diabaikan)
= XZ + Z∆𝑋 + X∆𝑍
Hasil terkecil dari perkalian
Y − ∆𝑌 = (X −∆𝑋) . (Z − ∆𝑍)
= XZ − Z∆𝑋 − X∆𝑍 + ∆𝑋∆𝑍
= XZ − Z∆𝑋 − X∆𝑍
Untuk ∆𝑋 . ∆𝑍 dikalibrasi
Y + ∆𝑌 = XZ + Z∆𝑋 + X∆𝑍
Y − ∆𝑌 = XZ − Z∆𝑋 − X∆𝑍
Dengan ralat = Y ± ∆𝑌 = XZ ±(Z∆𝑋 +X∆𝑍)
Tanpa ralat =Y = XZ −
Ralat rambat = ∆𝒀 = Z∆𝑿 + X ∆𝒁
∆𝒀 𝒁∆𝑿+𝑿∆𝒁
Ralat rambat fraksional = =
𝒀 𝑿𝒁
∆𝑿 ∆𝒀 ∆𝒁
Ralat rambat fraksional untuk X, Y, Z = + +
𝑿 𝒀 𝒁

C. PENUTUP

9
1. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Ralat atau ketidakpastian adalah perbedaan hasil ukur dengan hasil sebenarnya atau
perbedaan antara hasil terukur dengan rata-rata sekelompok hasil pengukuran.
b. Berdasarkan dari jenisnya, istilah ralat terdiri atas 4 macam yaitu : ralat alat, ralat ukur,
ralat hasil dan ralat fraksional
c. Klasifikasi ralat antara lain :
1) Ralat sistematik
Ralat sistematik adalah ralat yang dapat diketahui/ditelusuri/dicari sebabnya.
Terjadi karena sistem pengukuran yang kurang tepat dan dapat dikoreksi, asal
penyebabnya diketahui.
2) Ralat rambang (ralat kebetulan)
Ralat rambang adalah ralat yang tidak dapat ditelusuri sebabnya. Setiap
pengukuran yang dilakukan secara berulang atau pengamatan berulang untuk besaran
fisis yang tetap, ternyata mempunyai nilai setiap pengukuran yang berbeda atau ralat
yang terjadi pada pengukuran yang berulang
3) Ralat Kekeliruan tindakan
Ralat kekeliruan tindakan adalah ralat yang terjadi akibat dari kekeliruan tindakan
pengamat
d. Analisis statistic
1) Ketidakpastian relatif
∆𝑋
KR = 𝑥 100%
𝑋
Ketidakpastian relatif berkaitan dengan akurasi (ketelitian) pengukuran
artinya semakinkecil ketidakpastian relatif maka hasil ketelitian pengukuran
semakin tinggi.
2) Tingkat kepercayaan suatu pengukuran
Tingkat kepercayaan = 100% - KR (100%)
3) Ralat rambat
 Ralat relasi penjumlahan
Ralat rambat = Y ± ∆𝑌 = (X + Z) ± (∆𝑋 ± ∆𝑍)
Y =X+Z _
10
∆𝒀 = ∆𝑿 + ∆𝒁

 Ralat relasi perkalian


Dengan ralat = Y ± ∆𝑌 = XZ ±(Z∆𝑋 +X∆𝑍)
Tanpa ralat =Y = XZ −
Ralat rambat = ∆𝒀 = Z∆𝑿 + X ∆𝒁
∆𝒀 𝒁∆𝑿+𝑿∆𝒁
Ralat rambat fraksional = =
𝒀 𝑿𝒁
∆𝑿 ∆𝒀 ∆𝒁
Ralat rambat fraksional untuk X, Y, Z = + +
𝑿 𝒀 𝒁

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Diakses 14 September 2019. Teori Ralat, Sumber Ralat, dan Faktor Penyebab Ralat.
http://sekitarkita0.blogspot.com/2018/03/teori-sumber-faktor-penyebab-ralat.html

hyghostblue. Diakses pada tanggal 14 September 2019. Teori Ralat.


http://hyghostblue.blogspot.com/2009/04/teori-ralat.html

Novilia, efrina. Diakses pada tanggal 15 september 2019. Teori ralat. https://
acedemia.edu/17275703/teori-ralat

12

Anda mungkin juga menyukai