Anda di halaman 1dari 3

TERMOFISIKA: KALOR LEBUR ES

(K-2)

I. TUJUAN

II. TEORI DASAR


Konsep suhu berasal dari kualitatif “panas” dan “dingin” yang didasarkan pada indera
sentuhan. Suatu benda terasa panas apabila berada di suhu yang lebih tinggi daripada
benda serupa yang dingin atau benda disekitarnya. Suhu berhubungan dengan energi
kinetik molekul dari suatu bahan (Young, 2002). Jika di dalam suatu sistem terdapat
perbedaan, makan akan terjadi perpindahan molekul salah satunya energi. Proses
perpindahan energi inilah yang disebut perpindahan panas atau kalor. Jadi,
perpindahan panas ialah ilmu yang menjelaskan tentang perpindahan energi yang
terjadi karena perbedaan suhu antara benda, material, atau sistem tersebut (Suparno,
2009).
Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Jika suhu benda yang lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu benda yang lebih rendah, cepat atau lambat benda
mengalami penurunan suhu. Sedangkan benda yang mempunyai suhu yang lebih
rendah akan mengalami kenaikan suhu. Dapat diartikan ada energi yang berpindah,
benda yang suhunya lebih rendah yang akan menerima kalor dari benda yang suhunya
lebih tinggi. Energi yang dipindahkan ialah kalor. Jadi, kalor dapat diartikan sebagai
energi yang berpindah bila benda bersuhu tinggi bersentuhan dengan benda bersuhu
rendah (Said, 2007).
Berdasarkan konsep Giancoli (2001) kalor mengalir dengan sendirinya dari
suatu benda atau material yang temperaturnya tinggi ke benda atau material yang
temperaturnya lebih rendah. Sedangkan kalori didefiniskan sebagia kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1°C. Secara kuantitatif,
satu kalori merupakan ekuivalen dari 4,186 J. Nilai ini dikenal sebagai kalor mekanik,
seperti berikut
4,186 J = 1 kalori
4,186 × 103 J = 1 kkal
(Giancoli, 2001).
Dapat dicontohkan segelas air panas bila dicampurkan dengan segelas air
dingin, maka airnya akan terasa hangat. Peristiwa ini disebabkan karena adanya
perpindahan kalor dari air oanas ke air dingin, atau dari suhu yang temperaturnya
tinggi ke suhu yang temperaturnya rendah. Inilah yang menyebabkan suhu air panas
dapat turun dan suhu air dingin naik setelah terjadi pencampuran. Pada proses
pencampuran tersebut, kalor yang dilepas air panas akan diserap oleh air dingin.
Sehingga dapat disimpulkan, banyaknya kalor yang dilepaskan sam dengan
banyaknya kalor yang diserap. Pernyataan ini disebut Azas Black yang bila
digambarkan
Q lepas = Q serap
m1.c1.(t1-t0) = m2.c2.(t0-t2)
(Herman, 2015).
Satuan kalor (Q) didefinisikan secara kuantitatif dalam suatu perubahan
tertentu yang dihasilkan pada sebuah benda selama proses tertentu (Halliday, 1978).
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda atau partikel
juga dapat diamati saat memasak air. Untuk mendidihkan air di atas kompor,
diperlukan waktu tertentu. Semakin banyak volume air yang dididihkan, amak
semakin lama waktu yang diperlukan. Hal ini menunjukkan, suhu berbanding lurus
pada besarnya kenaikan suhu benda dan massanya. Secara sistematis dapat dituliskan
dengan
Q = m c deltaT
(Herman, 2015).
Dalam prosesnya, air dapat mengalami perubahan fase dalam tiga bentuk,
yaitu padat, cair, dan gas. Respon hubungan kalor dan termperaturnya berbeda-beda
untuk setiap jenis fase. Kalor akan merubah fase suatu zat. Salah satu perubahan
wujud suatu zat ialah peristiwa meleburnya es (Tipler, 1999). Kalor lebur dapat
didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan suatu zat untuk melebur dari zat
padat ke zat cair. Tiap satu satuan massa, temperaturnya tetap. Menurut (Halliday,
2010), kalor lebur air pada temperatur 0°C adalah 80 kal per gram.
Bila dua benda atau lebih memiliki suhu yang berbeda-beda dan saling bersinggunga,
makan kedua benda tersebut akan berada pad kesetimbangan (bersuhu yang sama).
Hal ini terjadi karena adanya perpindahan kalor. Benda yang suhunya tinggi akan
menyerap kalor, sedangkan yang bersuhu renadah akan menyerap kalor yang
diterima. Jumlah kalo yang dilepas dan diterima diungkapkan okeh Joseph Black
dalam suatu Azas Black (hukum petukaran panas) yag dapat dirumuskan sebagai
berikut
Q kalor + air = Q es
(Ckal + mair.Cair) (ta-ts) = (m es. Les)+(mes.Cair)(ts-tes))
(Halliday, 2010).

III. ALAT DAN BAHAN


IV. CARA KERJA
V. FLOWCHART
VI. DATA PENGAMATAN (DIPRINT DARI ASPRAK)
VII. PERHITUNGAN

VIII. PEMBAHASAN
1. Tentang kalor
2. Tentang azas black
3. Membandingkan hasil kalor lebur es dengan referensi
4. Faktor yang menyebabkan perbedaan hasil

IX. KESIMPULAN
Menjawab tujuan
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Halliday, dkk. 1987. Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Halliday, Resnik, Walker. 2010. Fisika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Herman dan asistem LFD. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Dasar 2. Makassar.

Said, Muh. 2007. Diktat Fisika Dasar. Makassar: UIN Press.

Suparno, P. 2009. Pengantar Termofisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Tippler, Paul. 1999. Fisik untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Young, dkk. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

LAMPIRAN
TABEL DATA PENGAMATAN DIISI

Anda mungkin juga menyukai