Disusun Oleh:
Manfaat tanaman:
1. Kandungan senyawa fenolik terbukti
mampu menurunkan risiko kanker, penyakit
jantung koroner, stroke, aterosklerosis,
peradangan yang dapat dikaitkan dengan stres
oksidatif (Surh, 2003).
2. Membantu meningkatkan kadar alkali darah
3. Meningkatkan kekebalan
4. Menjaga kesehatan kulit
Mengatasi peradangan
5. Membantu proses pencernaan
Pengelompokan Tanaman
Penjelasan:
Nanas (Ananus comosus (L.) Merr.) merupakan tanaman tahunan yang selalu hijau dan
berasal dari Brazil, Amerika Selatan. Nanas merupakan tumbuhan yang tumbuh pada tumbuhan
tropis dan termasuk dalam kelompok bromeliad (Famili Bromeliaceae), tumbuhan rendah
sebagai herba (herba perennial). Nanas memiliki sifat daun yang selalu hijau atau hijau
sepanjang tahun karena nanas tidak menggugurkan daunnya pada musim-musim tertentu
(Juansah et al., 2020). Tanaman keras adalah tanaman yang dapat tumbuh lebih dari dua tahun
hingga tahun yang tidak terbatas. Tanaman tahunan memiliki ciri-ciri pertumbuhan batang yang
terus menerus diperbaharui tetapi masih berasal dari sistem perakaran yang sama. Nanas
merupakan tanaman herba yang dapat hidup di berbagai musim. Nanas juga merupakan
tumbuhan monokotil, memiliki susunan bunga di ujung batang, dan tumbuh luas menggunakan
tunas samping yang berkembang menjadi cabang vegetatif yang akan menghasilkan buah (Sar,
2002). Ananas comosus dapat tumbuh sangat baik di daerah tropis hingga subtropis yang
cuacanya relatif hangat, tetapi dingin pada malam hari (Gil, 2016).
Penjelasan:
Nanas merupakan tanaman satu rumah, artinya satu tanaman terdiri dari dua jenis kelamin
(jantan dan betina), tetapi tidak berdekatan (Muhadjir, 2018).
Pengelompokan Secara Fisiologis
No. Pengelompokan berdasarkan:
1. Respon terhadap lama penyinaran Tanaman hari netral
2. Produk awal fotosintesis CAM
Penjelasan:
Ananas comosus merupakan tanaman yang netral hari, artinya pembungaan tanaman ini
dipengaruhi oleh umur tanaman. Nanas merupakan tanaman yang hasil awal fotosintesisnya
adalah CAM. Tanaman CAM akan menyimpan karbon dioksidanya dan membentuk asam
malat sehingga stomata dapat menutup pada siang hari dan membuka pada malam hari. Asam
malat akan mengalami fotosintesis pada siang hari saat stomata tertutup (Gil, 2016).
Pengelompokan Tanaman
Penjelasan:
Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan yang memiliki potensi besar untuk
kepentingan industri pakan, dan pangan. Selain untuk konsumsi manusia, jagung juga
dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas dan ruminansia. Tanaman jagung juga sebagai
sumber pangan di beberapa daerah. Penduduk beberapa daerah di Indonesia, seperti di Madura
dan Nusa Tenggara, menggunakan jagung sebagai makanan pokok. Selain sebagai sumber
karbohidrat, bijinya dapat dibuat menjadi minyak atau dibuat menjadi tepung jagung atau
maizena, dan tepung tongkolnya dapat menjadi bahan baku industri. Tongkol jagung kaya akan
pentose yang dapat dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang sudah
direkayasa genetiknya sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi (Prahasta, 2009).
Jagung, Zea mays L. merupakan tanaman berumah satu Monoecious di mana letak bunga jantan
terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Jagung termasuk tanaman C4 yang mampu
beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (Carlson, S.P., 1980).
Sistem perakaran jagung terdiri dari akar-akar seminal yang tumbuh ke bawah pada saat biji
berkecambah; akar koronal yang tumbuh ke atas dari jaringan batang setelah plumula muncul;
dan akar udara (brace) yang tumbuh dari buku-buku di atas permukaan tanah (Martin, J.H.,
W.H. Leonard, and Stamp., 1976). Batang jagung beruas-ruas yang jumlahnya bervariasi antara
10- 40 ruas, umumnya tidak bercabang kecuali ada beberapa yang bercabang beranak yang
muncul dari pangkal batang, misalnya pada jagung manis. Panjang batang berkisar antara 60-
300 cm tergantung dari tipe jagung (Franke, G., 1981). Daun jagung muncul dari buku-buku
batang, sedangkan pelepah daun menyelubungi ruas batang untuk memperkuat batang. Panjang
daun jagung bervariasi antara 30-150 cm dan lebar 4-15 cm dengan ibu-tulang daun yang sangat
keras. Hal yang unik dari tanaman jagung dibanding dengan tanaman serealia yang lain adalah
karangan bunganya. jagung merupakan tanaman berumah satu (monoecious) di mana bunga
jantan (staminate) terbentuk pada ujung batang, sedangkan bunga betina (pistilate) terletak pada
pertengahan batang (Fischer, K.S., and A.F.E. Palmer., 1984).
Penjelasan:
Tumbuhan berumur panjang atau tumbuhan hari panjang adalah tumbuhan yang
pembungaannya dipengaruhi oleh panjang hari yang lebih panjang dari panjang hari kritis
minimum dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan lainnya. Dari segi fisiologi, tanaman ini
tergolong tanaman C4 sehingga sangat efisien dalam memanfaatkan sinar matahari (Zhang,
2018).
Sumber: http://www.catalogueoflife.org/
Manfaat tanaman:
1. Sebagai obat-obatan herbal
2. Sebagai rempah-rempah
3. Kandungan dalam kunyit, kurkuma,
berfungsi sebagai antiinflamasi, antioksidan,
antikanker, antifertility, antiulser,
antikoagulan, antimikroba, antihepatotoksik,
antirematik, dan antidiabetik.
Pengelompokan Tanaman
Tanaman kunyit ialah tanaman parenial (Leviana dan Paramita, 2017). Tanaman parenial
merupakan tanaman yang tumbuh lebih dari dua tahun bahkan lebih. Tanaman ini memiliki
struktur daun herbaceous yang berbentuk herba, karena memiliki struktur yang lunak dan
sukulen dengan sedikit jaringan serta memiliki aroma yang digunakan untuk rempah- rempah
(Yulizar, dkk., 2014). Kunyit memiliki sifat daun evergreen yaitu daun yang mempertahankan
warna hijau sepanjang tahun (Abdi dan Murdiono, 2018). Tanaman kunyit beradaptasi di iklim
tropis seperti di Indonesia (Rohmat, 2019). Banyak khasiat yang dihasilkan dari kunyit, dapat
dijadikan sebagai komoditas pertanian yang cukup baik. Bagian kunyit yang digunakan yaitu
umbinya. Kunyit masih termasuk ke dalam tanaman sayur umbi-umbian (Solihin, dkk., 2018).
Kunyit merupakan tanaman obat yang asli berasal dari Asia Tenggara dan dikembangkan secara
luas di Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan, Filipina, dan Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh
hingga mencapai 1,5 meter dengan batang semu yang dikelilingi pelepah-pelepah daun.
Tanaman kunyit memiliki daun runcing dan licin dengan panjang mencapai 30 cm, bunga yang
muncul dari batang semu panjangnya dapat mencapai 15 cm, warna pada bunganya bervariasi
ada putih, putih dengan garis hijau, dan ujungnya berwarna merah jambu. Bagian utama dari
kunyit ialah rimpangnya yang terdapat di dalam tanah, tumbuh menjalar dan berbentuk elips.
Kunyit mengandung senyawa bioaktif kurkumin yang berkhasiat untuk obat tradisional yaitu
mencegah timbulnya infeksi berbagai penyakit, seperti antiinflamasi, antioksidan, antikanker,
antifertility, antiulser, antikoagulan, antimikroba, antihepatotoksik, antirematik, dan
antidiabetik. Selain itu, kunyit juga mengandung minyak atsiri yang berguna sebagai obat-
obatan (Kusbiantoro, 2018).
Pengelompokan Secara Botanis
No. Pengelompokan berdasarkan:
1. Morfologi dan Struktur Bunga Klasifikasi menurut
Kingdom : Plantae
Divisi : Traceophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma lango L.
Sumber: http://www.catalogueoflife.org/
2. Tanaman berumah satu atau dua Berumah dua
Penjelasan:
Kunyit merupakan tanaman berumah dua, dimana bunga jantan dan betina berada di
tanaman yang berbeda. dalam satu tanaman, setiap bunga kunyit terdiri dari tiga lembar
kelopak bunga, tiga lembar tajuk bunga, dan empat helai benang sari. Salah satu benang sari
tersebut berfungi untuk perkembangbiakan. Sementara itu, ketiga benang sari lainnya berfungsi
menjadi heli mahkota bunga. Bunga kunyit berbentuk kerucut putih atau kuning muda dengan
pangkal berwarna putih. Kunyit berkembangbiak secara vegetatif alami. Artinya kunyit
berkembang biak tanpa melibatkan bunganya. Kunyit berkembang baik dengan Rhizoma yaitu
rimpang. Rhizoma adalah batang yang tumbuh mendatar di bawah permukaan tanah (Ningsih
, 2019).
Penjelasan:
Secara fisiologis, berdasarkan respon terhadap lama penyinaran, tanaman kunyit
termasuk tanaman hari netral yang mana proses berbunganya tanaman tidak dipengaruhi oleh
lama penyinaran atau cahaya melainkan oleh usia tanaman. Tanaman kunyit, apabila sudah
sekali di panen, maka setelah itu tanaman tidak akan dapat dipanen lagi. Tanaman kunyit
termasuk tanaman C4. Tanaman C4 adalah merupakan tanaman yang mempunyai 4-karbon asid
organik seperti oxaloacetate, malate, dan asparte. Tanaman C4 memiliki kadar fotosintesis yang
lebih tinggi. Oleh karena itu tanaman C4 lebih sensitif terhadap cahaya. C4 memiliki enzim
PEP carboxylase yang mampu menyerap CO2 lebih kuat. Akibatnya tanaman C4
berfotosintesis lebih lambat daripada tanaman C3 yang memiliki akseptor CO2 berupa RuBP.
Tumbuhan C4 juga memiliki RuBP tetapi konsentrasinya sangat rendah. Akibatnya, tanaman
C4 menggunakan tenaga yang lebih kuat untuk mengikat molekul CO2. Tanaman C4 memiliki
kloroplas dalam sel-sel berkas upih dan membran luar tanpa grana. Tanaman C4 mampu
beradaptasi di kawasan kering, panas, dan lembab. Tanaman C4 juga tidak melalukan
fotorespirasi atau respirasi di siang hari (Sinta, 2014).
Sumber: http://www.catalogueoflife.org/
Pengelompokan Tanaman
Penjelasan:
Jati merupakan tanaman tahunan (parenial) dimana tanaman ini dapat tumbuh lebih dari
dua tahun sampai bertahun-tahun. Jati merupakan tanaman berkayu. Sejak abad ke-9, jati
dikenal dengan pohon yang memiliki nilai ekonomis tinggi (Siswoko & Supriyadi , 2008). Jati
tergolong tanaman deciduous yang mana tanaman ini akan menggugurkan daunnya saat musim
kemarau (Herlina , Dartono , & Setyawan , 2018). Tanaman jati sangat cocok tumbuh di daerah
beriklim tropis. Kondisi iklim di Indonesia merupakan iklim tropis sehingga tanaman jati dapat
berkembang dengan baik di Indonesia. Selain Indonesia, negara lain yang membudidayakan
jati yaitu India, Myanmar, Laos, dan Thailand (UNLAM, 2015). Di Indonesia, kayu jati sangat
mahal dan tergolong mewah dengan kualitasnya yang sangat bagus. Tidak heran, jati dijadikan
komoditas dari hutan dan banyak diperdagangkan. Selain batangnya, daun jati juga sangat
berguna untuk bahan pewarnaan tekstil dan pewarna makanan misalnya pada gudeg
Yogyakarta, bubuk kayunya untuk obat penyakit kulit seperti dermatitis. Berdasarkan literature
yang di baca disebutkan bahwa jati merupakan tanaman asli Indonesia terutama di Jawa.
Namun, referensi lain menyebutkan bahwa asal tanaman Jati adalah India dan di bawa ke Jawa.
Secara morfologi, Jati dapat tumbuh mencapai 24 – 40 meter. Daun jati merupakan daun
tunggal, ukurannya besar, dan tangkainya pendek. Berbentuk elips dan menyempit di bagian
pangkal. Warna daunnya hijau dan cokelat kemerahan. Bagian bawah daun dan bagian tanaman
yang muda sering ditumbuhi bulu (Dwiyani , 2013).
Pengelompokan Secara Botanis
No. Pengelompokan berdasarkan:
1. Morfologi dan Struktur Bunga Klasifikasi menurut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales Bromhead
Familia : Lamiaceae
Genus : Tectona
Spesies : Tectona grandis L.f
Sumber : http://www.catalogueoflife.org/
2. Tanaman berumah satu atau dua Berumah satu
Penjelasan:
Pohon jati merupakan tanaman berumah satu dimana terdapat bunga jantan dan bunga
betina dalam satu tanaman. Bunga jati adalah bunga banci (hermafrodit). Bunganya majemuk,
berbentuk anak payung menggarpu, dan tumbuh di ujung cabang. Bunganya berambut sepertu
tepung dan ditutupi oleh kelenjar (Dwiyani , 2013).
Penjelasan:
Pohon jati merupakan tanaman hari panjang yaitu pohon berbunga jika periode gelap lebih
pendek daripada hari kritis. Pohon jati mebutuhkan musim yang nyata. Oleh karena merupakan
tanaman hari panjang, maka pohon jati membutuhkan musim kemarau yang periodik. Pohon
jati tehan terhadap kekurangan air selama 0-10 hari. Pohon jati termasuk tanaman kelompok
C3 dimana proses fotosintesis yang terjadi sama dengan tanaman lain pada umumnya, salah
satu cirinya yaitu stomata terbuka di siang hari (Martin & Ahadiati , 2013).
Abdi, A.M., Murdiono, W.E., Sitompul, S.M. (2017). Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat oleh
Pembuat Jamu di Kecamata Wringin kabupaten Bondowoso. Jurnal Produksi Tanaman,
5(7), 1162-1169.
Carlson, S.P. 1980. The biology of crop productivity. Academic Press Inc., New York.
Fischer, K.S., and A.F.E. Palmer. 1984. Tropical maize. International Maize and Wheat
Improvement Center (CIMMYT), Mexico.
Franke, G. 1981. Mais (Zea mays L.). In Nutzpflanzen der Tropen and Subtropen. Band II: 70-
92
Herlina, M. S., Dartono, F. A., & Setyawan. (2018). Eksplorasi Eco Printing Untuk Produk
Sustainable Fashion. Ornamen Jurnal Kriya Seni ISI Surakarta, 15(2), 118–130.
https://jurnal.isiska.ac.id/index.php/ornamen/article/view/2540/2317
Juansah, J., Dahlan, K., & Huriati, F., 2020. Peningkatan mutu sari buah nanas dengan
memanfaatkan sistem filtrasi aliran buntu dari membran selulosa asetat. Jurnal Sains
Makara.
Kusbiantoro, D. Y. Purwaningrum. 2018. Pemanfaatana kandungan metabolit sekunder pada
tanaman kunyit dalam mendukung peningkatan pendapan masyarakat. Jurnal Kultivasi
Vol. 17 (1). Hlm 544.
Leviana, W dan V. Paramita. 2017. Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Air dan Aktivitas Air dalam
Bahan Pada Kunyit (Curcuma longa) dengn Alat Pengering Electrical Oven. Jurnal
Metana. 13 (2) : 37-44.
Martin, J.H., W.H. Leonard, and Stamp. 1976. Principles of field crop production. Macmillan
Publ. Co. pp. 337-339.
Surh, YJ., 2003 Kemopreventif Kanker dengan Fitokimia Diertary. Nat. Pdt. Kanker. 3: 768-
780.
Yulizar, D. R., Z. A. Noli dan M. Idris. 2014. Induksi Tunas Kunyit Putih (Curcuma zedoaria
Roscoe) Pada Media MS dengan Penambahan Berbagai Konsentrasi BAP dan Sukrosa
Secara In Vitro. Jurnal Biologi Universitas Andalas. Vol. 3 No. 4: 310-316.