Kelompok 3
Deskripsi filotaksis daun tersebar : Ortostik daun yang berada pada posisi vertikal pada daun yang tersusun secara spiral Sudut divergensi sudut yang terbentuk antara bidang tegak melalui sehelai daun dengan bidang tegak melalui helai daun berikutnya
Tumbuhan yang hanya membentuk satu daun pada tiap nodus, membentuk primordia daun dalam pola tertentu Susunan daun berbentuk heliks Spiral generatif
Parastik urutan/barisan melengkung dari primordia yang sedang tumbuh Parastik kontak dua parastik yang terbentuk pada arah yang Berlawanan. Titik perpotongan/interseksi antara dua parastik yang berlawanan menunjukkan tempat terbentuknya daun Filotaksi pada tumbuhan dengan pola daun spiral ditunjukkan dengan jumlah parastiknya, mis. 2 + 3, 3 + 5 dst. Jumlah parastik kontak pada masing-masing arah mendekati angka dalam deret Fibonacci 1,1,2,3,5,8,13. Sudut di antara primordia yang berurutan mendekati sudut 13730 Besarnya sudut divergensi antara daun yang berurutan tidak menghalangi jalannya sinar matahari bagi daun yang lain
Folia Sparsa
Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b disebut rumus daun atau divergensi.
Untuk mencapai dua daun yang tegak lurus satu sama lain telah dilewati sejumlah b daun, berarti pada batang terdapat pula sejumlah b garis-garis tegak lurus yang disebut ortostik.
Garis spiral yang kita ikuti melingkar batang, merupakan suatu garis yang menghubungkan daun-daun berturut-turut dari bawah keatas, jadi menerut urut-urutan tua mudanya, dinamakan spiral genetik.
Garis spiral yang kita ikuti melingkar batang, merupakan suatu garis yang menghubungkan daun-daun berturutturut dari bawah keatas, jadi menerut urut-urutan tua mudanya, dinamakan spiral genetik.
Pada berbagai jenis tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadangkadang kelihatan daun-daun yang duduknya rapat berjejal-jejal , yaitu jika ruas-ruas batang amat pendek , sehingga duduk daun pada batang tampak hampir sama tinggidan sangat sungkar untuk menentukan urut-urutan tua mudanya disebut roset.
Roset akar yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejaljejal diatas tanah, jadi oset itu amat dekat dengan akar, misalnya pada lobak ( Raphanus sativus L) dan tapak liman (Elephantopus scaber L)
Roset batang jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada jung batang, misalnya pada pohon kelapa ( Cocos nucifera L)
Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong keatas,daun-daun dengan tata letak tersebar dapat teratur sedemikian rupa sehingga helaianhelaian daun pada cabang itu teratur pada suatu bidang datar dan membentuk suatu pola seperti mosaik, yang disebut mosaik daun.
Tata letak daun tersebar yang mengikuti rumus oleh sementara peenulis dipisahkan dari tata letak daun yang tersebar umumnya, dan dinamakan duduk daun berseling ( Folia disticha ) misalnya pada pohon talok ( Muntingia calabura L )
Folia disticha
folia decussata
folia verticillata
trispirostik
Monospirostik
ASPEK KHUSUS
Heterofili bentuk daun yang berbeda-beda, pada ranting yang berbeda pada tumbuhan yang sama. Terjadi secara langsung atau melalui struktur transisi. Anisofili dalam buku yang sama terdapat dua daun yang berbeda. Mis. Lycopodium scariosum,
Platycerium biforme
Heteroblasti Perubahan bentuk dauns sejalan usia. Misal Zingiber officinalis, Helianthus annuus, Bambusa, Vigna Filodium : tangkai daun memipih dorsiventral, helai daun tereduksi. Misal:Acacia auriculiformis, A. mangium, A. podalyriae-foliae Epifili pada daun dapat terbentuk daun atau batang o Pembentukan tunas aksiler/ketiak yang menyatu dengan daun pendukungnya o Terjadi pemindahan tempat pada saat ontogeny. Pada stadium awal, sel di bawah primordium kuncup dan primordial daun pendukungnya membelah secara aktif o Kuncup dan daun tumbuh satu unit
Heterotopi Primordium daun tetap mempertahankan kemampuan meristematiknya membentuk pucuk batang. Misal:Kalanchoe pinnata, pada tepi daun tumbuh tunas
TERIMA KASIH