Anda di halaman 1dari 24

Embryogenesis of

Gymnospermae
Kelompok 7:
Aulia Nuanza Alam
Ida Fitriani
Ulin Nikmatul Aflah

Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) adalah


tumbuhan biji yang tidak meranggas, memiliki
akar, batang, dan daun yang sejati, serta
memiliki strobilus (seperti bunga pd
angiospermae) sebagai alat
perkembangbiakannya.
Tumbuhan biji terbuka disebut juga tumbuhan
biji telanjang karena bakal bijinya tidak
dibungkus daun buah atau bakal buah.

Ciri-ciri Umum Gymnospermae


Kelompok tumbuhan Gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati,
tidak ada mahkota bunganya.
Bakal biji terdapat di luar permukaan dan tidak dilindungi oleh daun
buah
Merupakan tumbuhan heterospora yaitu menghasilkan dua jenis spora
berlainan
Spora itu berupa megaspora membentuk gamet betina, sedangkan
mikrospora menghasilkan serbuk sari, struktus reproduksi terbentuk di
dalam strobilus.
Dalam reproduksi terjadi pembuahan tunggal.

STRUKTUR BUNGA
GYMNOSPERMAE
Tipe strobili (cones) : strukturnya tersusun atas
sumbu sentral (central axis) yang mendukung
kelopak (bracts) dan sisik (scales)
Organ jantan dan betina terpisah, tapi bisa
berumah satu/monoecious (dalam pohon yang
sama) atau berumah dua/dioecious.

Pada bunga jantan (male/staminate cone), tiap scales


(microsporophyll) berisi dua kantung tepung sari
(pollen sac/microsporangia).
Pada bunga betina (female/ovulate cone), tiap scales
(macrosporophyll) memiliki dua ovule (megasporangia)
pada permukaan atasnya.

Perkembangan bunga jantan dan betina pada Gymnosperm


jantan

betina

Gymospermae
Konus biji

Sisik

Megaspora yang berfungsi


Meiosis

Ovulum
Megasporangium

Kunus serbuk sari

Ruang spora
Mikrofil
Gametofit betina

Sel-sel induk mikrospora


Gametofit betina

10-100 m

Meiosis
Potongan sisik

Sporofit
Sisik

Gametofit jantan
Serbuk sari

Kulit biji

Sel telur
Arkegonium yang
tereduksi

Mikrospora

Fertilisasasi
Embrio

Gametofit betina
Zigot

Biji bersayap

Suspensor
Gametofit betina

Konus betina
Kulit biji melindungi embrio

Biji

Sayap

Sisik konus betina

Embrio yang berkembang

Siklus hidup Gymnospermae

Gymnospermae dibagi dalam empat kelompok yaitu (GC-GC)


Ginkgoinae
Cycadinae
Gnetinae.
Coniferae / Pinophyta

Ginkgoinae

Gnetinae

Cycadinae

Coniferae / Pinophyta

Cycadinae
Batangnya berkayu
Menyerupai palem dan tidak bercabang
Sporofil tersusun dalam strobilus berumah dua ( 1 strobilus
terdapat 1 alat kelamin)
Strobilus jantan sangat besar, tersusun oleh sporofilsporofil berbentuk sisik, dan banyak mikrosporangium
Pada strobilus betina (megasporofil) sporofil berupa sisik
dengan 2 bakal biji.
Pohon jantan mempunyai tongkol dengan kotak-kotak
berisi serbuk sari
Pohon betina membentuk daun buah yang pipih yang pada
lekukan tepi daun buah terdapat bakal biji.

Pohon jantan mempunyai tongkol dengan


kotak-kotak berisi serbuk sari
Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang
masih bergerak aktif.
Di dalam strobilus jantan terdapat banyak
anteridium yang mengandung sel-sel induk
butir serbuk.
Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel
induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap.

Pada strobilus betina terdapat banyak


arkegonium.
Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel
induk lembaga yang bermeiosis sehingga
terbentuk 4 sel yang haploid.
Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel
telur.
Arkegonium ini bermuara pada satu ruang
arkegonium.

Gymospermae

Cycas rumphii

Pembuahan
Dari 15 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya
satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya.
Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga
tertarik untuk datang. Pada saat yang sama, strobilus betina
menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang
kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina menghasilkan
aroma yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus jantan.
Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut
menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi.

Gametofit jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap


makanan dari ovulum ketika tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh
serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium.
Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama
berbulan-bulan sebelum menuju gametofit betina.
Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk robek dan
melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut
kemudian menuju ke arkegonium dan membuahi telur.
Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak
ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya

Coniferae / Pinophyta
1) Pohon berkayu, strobilus bentuk conus.
2) Daun bentuk jarum & berkelompok atau serupa sisik, daun dan sisik
tersusun spiral, sisik dan braktea lepas.
3) Tiap sisik dengan dua (2) biji bersayap.
4) Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon; strobilus jantan lebih
kecil dari pada strobilus betina (berkayu), terletak aksilaris.
5) Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan angin.
6) Serbuk sari dengan dua gelembung udara.
7) Cotyledon banyak

Pada tanaman Pinus merkussi, kedua


strobilus dihasilkan dalam satu pohon, tetapi
pada Cycas rumphii dan Ginkgo biloba
stobilus jantan dan betina dihasilkan oleh
pohon yang berlainan.

Stobilus jantan bnyak mengandung


mikrospora,
sedangkan strobilus betina hanya mengandung
satu megaspore disetiap sisik strobilus
(megasporofil).
Mikrospora dan megaspore bersifat haploid
karena merupakan hasil pembelahan meiosis
sel induk spora

Gametofit jantan dihasilkan dalam mikrosporofil pada strobilus jantan.


Setelah butir polen jatuh pada mikrofil ditangkap oleh tetes polinasi.
Mikrofil kemudian menutup, butir polen berkecambah. Tabung polen
menembus jaringan nuselus dan masuk ke dalam arkegonium
membuahi sel telur yang ada di dalamnya. Sel telur yang dibuahi
menghasilkan zigot. Inti zigot membelah tanpa diikuti pembelahan
dinding. Fase ini disebut periode inti bebas. Setelah terbentuk dinding
sel, embrio tumbuh normal. Setelah pembuahan bakal biji menjadi biji
dan bila berkecambah biji akan menghasilkan sporofit yang baru.

Anda mungkin juga menyukai