A. Angiospermae
Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio yang berarti bunga dan spermae yang
artinya tumbuhan berbiji.
Angiospermae disebut tumbuhan berbiji tertutup, karena bijinya selalu diselubungi daun buah yang disebut
sebagai bakal buah.
Bakal buah dan bagian-bagian lain pada bunga nantinya akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji.
Pada umumnya, tumbuhan berbiji tertutup memiliki kesamaan ciri dengan tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae).
Keunikan dari tumbuhan berbiji tertutup ada pada bijinya yang tersusun oleh kotiledon (keping lembaga).
• Bakal bijinya berada di dalam megasporofil yang termodifikasi menjadi daun buah (karpel).
• Daun buah berfungsi melindungi biji agar tidak kekeringan pada saat mengalami dormansi (masa
istirahat).
• Batang ada yang berkambium dan ada juga yang tidak memiliki kambium.
• Memiliki pembuluh xilem yang diperkuat oleh serat dengan dinding sel tebal dan berlignin.
• Mempunyai beberapa tipe daun, antara lain, lurus, menyirip dan menjari.
Klasifikasi Angiopermae
Tumbuhan biji tertutup memiliki spesies yang sangat banyak, akan tetapi sampai saat ini terdapat delapan
kelompok Angiopermae yang masih hidup, sebagai berikut.
1. Amborella : semak atau perdu kecil yang hanya ada di Kaledonia Baru.
2. Nymphaeales : teratai (water lily).
6. Monocots : tumbuhan dengan satu kotiledon, seperti padi, jagung, kelapa, dan anggrek.
8. Eudicots : tumbuhan yang memiliki dua kotiledon sejati, seperti kacang polong, buncis, mawar, bunga
matahari, dan apel.
Sampai pada akhir tahun 1990-an, sebagian besar ilmuwan secara sistematis membagi tumbuhan berbiji
tertutup menjadi dua kelompok berdasarkan jumlah daun lembaga (kotiledon).
Kelompok dengan biji yang memiliki satu daun lembaga (kotiledon) disebut monokotil, dan kelompok dengan
biji yang memiliki dua daun lembaga (kotiledon) disebut dikotil. Perbedaan ciri tumbuhan dikotil dan
monokotil dapat dibaca di sini.
Ciri-ciri utama Angiospermae lainnya adalah adanya bunga, yang merupakan struktur reproduksi seksual khas
dari tumbuhan tersebut. Pada bagian bunga inilah terletak bakal buah dan bakal biji
1. Mahkota Bunga
Mahkota bunga (Corolla) adalah salah satu perhiasan bunga selain kelopaknya. Mahkota bunga terdiri dari
helaian-helaian yang berukuran relatif besar dan berwarna mencolok yang disebut sebagai petal.
Warna yang mencolok tersebut bertujuan untuk memikat serangga penyerbuk agar hinggap dan menghisap
nektar untuk membantu penyerbukan.
2. Kelopak Bunga
Kelopak bunga juga menjadi salah satu perhiasan bunga. Kelopak bunga pada umumnya berwarna hijau dan
berbentuk menyerupai daun.
Fungsi mahkota bunga pada tumbuhan angiospermae adalah untuk melindungi mahkota bunga pada saat
masih kuncup.
3. Putik
Putik (Carpel) adalah alat reproduksi betina pada bunga dan berperan dalam menghasilkan bakal biji.
Pada putik terdapat ovarium, tangkai, dan stigma. Kepala putik (stigma) bersifat lengket dan berfungsi
menangkap serbuk sari kemudian menyalurkannya ke tangkai putik (style) untuk masuk ke ovarium.
4. Benang Sari
Benang sari (stamen) adalah alat kelamin jantan pada bunga. Bagian ini tersusun atas sebuah batang yang
disebut tangkai sari (filament) dan sebuah kantong, yaitu kepala sari (anther) tempat serbuk sari dihasilkan.
5. Tangkai Bunga
Tangkai bunga merupakan bagian yang menghubungkan antara bunga dengan batang tanaman.
B. Gymnospermae
Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) adalah kelompok tumbuhan yang bijinya tidak tertutup
kulit buah. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, gymnos yang artinya telanjang
dan spermae yang berarti biji. Pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae), biji atau bakal biji selalu
terlindungi oleh bakal buah (ovarium), sehingga tidak akan tampak dari luar.\
Sedangkan pada Gymnospermae, biji akan langsung terlihat atau tampak diantara daun-daun penyusun
strobilus (runjung).
Sementara itu, sel telur juga terbentuk pada strobilus betina. Sel telur ini berasal dari pembelahan
megaspora. Setelah serbuk sari menempel pada strobilus betina, maka terjadi perkecambahan serbuk
sari. Serbuk sari selanjutnya membentuk buluh (tabung serbuk sari) dengan membawa inti sperma
menuju sel telur. Proses tersebut membutuhkan waktu hingga satu tahun lamanya.
Kemudian inti sperma akan bersatu dan melebur dengan sel telur sehingga terbentuklah zigot. Zigot
berkembang menjadi embrio dengan mengambil nutrisi dari endosperma. Pada saat itu, terbentuk
struktur tambahan berupa sayap tipis pada biji.
Selang satu tahun kemudian, kerucut betina akan melepaskan bijinya satu persatu dengan bantuan
angin.
Biji-biji yang bersayap tersebut akan terbang ke segala arah dan jika biji sampai pada lingkungan yang
sesuai, akan terjadi perkecambahan biji untuk membentuk tumbuhan baru.
Tumbuhan Gymnospermae juga dapat bereproduksi secara aseksual. Tumbuhan Gymnospermae yang
dapat bereproduksi secara aseksual, misalnya tumbuhan pakis haji dan pinus.
Tumbuhan pakis haji dapat reproduksi dengan menggunakan tunas yang disebut bulbil. Tumbuhan pinus
dapat berkembangbiak dengan menggunakan tunas akar.
C. Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan kelompok tumbuhan yang tidak berbiji, sudah memiliki
jaringan pembuluh, dan sudah mempunyai batang, daun, serta akar sederhana.
Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) seperti lumut. Metagenesis adalah
pergiliran keturunan yang melibatkan dua fase sekaligus, yaitu fase sporofit dan fase gametofit.
D. Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan terestrial atau hidup di daratan. Lumut dapat
dengan mudah ditemukan pada tempat lembab dan teduh. Bentuk tubuh lumut ada yang berupa
lembaran dan ada juga yang mirip tumbuhan kecil. Akar sederhana pada lumut disebut rizoid. Rizoid
tersebut berfungsi untuk menyerap air dan garam mineral, serta untuk melekat pada habitatnya.
Tumbuhan lumut hanya tumbuh memanjang dan tidak tumbuh membesar.
Secara umum lumut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu lumut hati, lumut tanduk, dan lumut daun.
Sel kelamin jantan dihasilkan oleh sel jantan yang disebut anteridium dan sel kelamin betina dihasilkan
oleh sel kelamin betina yang disebut arkegonium.
Lumut yang memiliki dua alat kelamin (anteridium dan arkegonium) disebut berumah satu (monoesis)
atau homotalus.
Sedangkan lumut yang hanya memiliki satu jenis alat kelamin disebut berumah dua (diesis) atau
heterotalus.
Fragmentasi terjadi ketika tumbuhan lumut melepaskan sebagian tubuhnya untuk menjadi individu baru.
Sebagai tumbuhan pioner, lumut akan tumbuh dan mati membentuk nutrisi tanah. Proses ini
bersamaan dengan pelapukan bebatuan akibat panas, angin (pelapukan fisika), dan zat kimia lain seperti
zat asam atau oksigen (pelapukan kimia) yang akhirnya membentuk tanah, sehingga pada akhirnya
tumbuhan lain dapat tumbuh pada daerah tersebut.
Beberapa lumut juga dapat membantu menyimpan nitrogen dalam tanah dan menyimpan air. Kelompok
lumut lainnya juga dapat digunakan sebagai obat hepatitis, seperti kelompok lumut hati Marchantia
polymorpha.
Beberapa kelompok dari lumut daun seperti Sphagnum yang sudah lapuk dapat digunakan sebagai
bahan bakar seperti batu bara.
Setiap mahluk hidup memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi secara mandiri, Meski ada
juga yang memerlukan bantuan untuk bisa bereproduksi. Utamanya pada tumbuhan, ada banyak cara
yang dilakukan tumbuhan untuk mereproduksi dirinya secara mandiri, namun adakalanya untuk
mempercepat dan memperbanyak reproduksi pada tumbuhan diperlukan teknologi untuk
menerapkannya.
Dewasa ini teknologi reproduksi pada tumbuhan beragam jenisnya dan terus dikembangkan oleh
para peneliti. Teknologi reproduksi pada tumbuhan tentu berguna selain untuk mempercepat dan
memperbanyak kembang biaknya, juga untuk mengembangkan atau menciptakan jenis varietas baru
atas tumbuhan tersebut.
Ada 3 macam teknologi reproduksi pada tumbuhan yang bisa diterapkan antara lain hidroponik, kultur
jaringan tumbuhan, dan vertikultural.
1. Kultur Jaringan
Kultur jaringan tumbuhan merupakan metode yang bertujuan memperbanyak tumbuhan dengan cara
mengambil suatu bagian dari tanaman, seperti sel atau sekelompok sel, jaringan, ataupun organ.
Teknik kultur jaringan ini memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetative. Dalam
prakteknya, bagian tanaman yang sebelumnya diambil akan ditumbuhkan dalam kondisi steril pada
medium yang mengandung nutrisi dan zat pengatur tumbuh atau hormon. Bagian pada tanaman
akan dapat memperbanyak diri dan berkembang menjadi tanaman yang memiliki organ yang lengkap
yaitu akar, batang, dan daun.
https://www.google.com/search?q=gambar+kultur+jaringan&tbm=isch&ved=2ahUKEwikz6fn7Y30AhU_m0sFHUVbBdAQ2-
cCegQIABAA&oq=gambar+kultur&gs_lcp=CgNpbWcQARgAMgUIABCABDIFCAAQgAQyBQgAEIAEMgUIABCABDIFCAAQgAQyBQgAEIAEMgUIABCABDIFCAAQgA
QyBQgAEIAEMgQIABBDOggIABCABBCxAzoLCAAQgAQQsQMQgwFQ7A5Y6RlgoyRoAHAAeACAAfIDiAG_CpIBCTAuNS4xLjAuMZgBAKABAaoBC2d3cy13aXotaW
1nwAEB&sclient=img&ei=TsOLYaTwM7-2rtoPxbaVgA0&bih=625&biw=1366&rlz=1C1CHBD_enID915ID915#imgrc=sk9rdXqA9KdWHM
2. Hidroponik
Hidroponik adalah salah satu metode dalam budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa
menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi
tanaman. Para ilmuwan menemukan bahwa tumbuhan menyerap nutrisi yang penting dalam bentuk
ion-ion yang terlarut dalam air.
Dalam teknik ini kebutuhan air lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah,
sehingga cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Adapun tanaman-tanaman yang reproduksinya bisa dilakukan dengan hidroponik seperti pada
tanaman darat atau sayuran yaitu tomat, terong, selada, dan sebagainya. Dimana tanaman tersebut
ada dalam wadah yang berisi nutrisi atau dengan ditambah medium yang tak larut air contohnya
kerikil, arang, sekam, ayu, dan lain sebagainya dapat ditumbuhkan secara langsung.
https://www.google.com/search?q=gambar+hidroponik+sederhana&rlz=1C1CHBD_enID915ID915&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=6PLXNSaBEGkILM%252CxW-
wWfGtBK6BNM%252C_%253ByFZ8mojGb2dSbM%252CZoew4MmhICI-
5M%252C_%253BgEe03X90HStXxM%252CIUYvzSUyyW7j1M%252C_%253Bxwyf_21Bts2CfM%252CEjiv3imVIjO3QM%252C_%253BV8YgHRB1T98pcM%252Cdlt
a6_0P4QsxtM%252C_%253BuWKVlQDV2mr3SM%252CP0VDjb6Hp7Fk_M%252C_%253BFVkUgDnEe6hCtM%252CZoew4MmhICI-
5M%252C_%253BEjg0FK4RuyMyHM%252Cxpfw7IQGEtGhrM%252C_%253BWe_UuFvif06o-
M%252CchHwOdaig9TWXM%252C_%253Bris7R_OdmyX81M%252CX930_Oogk0_TTM%252C_%253BG0vqS9gDD5cnlM%252Cw9sZp-
eKKTwVyM%252C_%253BsEZx20PL5hllTM%252C3Z3EQzvUi0OoSM%252C_&vet=1&usg=AI4_-
kRuyCabQ0bua4iLwKW3HJBFeS18Hw&sa=X&ved=2ahUKEwjzkavk7Y30AhWSc30KHTtwAxIQ9QF6BAgQEAE&biw=1366&bih=625&dpr=1#imgrc=yFZ8mojGb2dSb
M
3. Vertikultural
Vertikultur merupakan teknik budidaya tanaman dengan cara membuat instalasi secara bertingkat
atau vertikal baik di dalam maupun diluar ruangan. Teknik vertikultur ini tidak hanya mampu
menghemat ruang, tetapi metode ini juga bisa berfungsi sebagai penghijauan yang mudah
diterapkan. Metode vertikultural ini cocok atau pantas diterapkan di daerah perkotaan dan
permukiman penduduk yang memiliki lahan terbatas, sehingga bisa mendapatkan suasana yang
lebih segar dan asri.
https://www.google.com/search?q=gambar+vertikultur+sayuran&tbm=isch&ved=2ahUKEwj93Y-g7o30AhVLhGMGHRuMDIAQ2-
cCegQIABAA&oq=gambar+vertiku&gs_lcp=CgNpbWcQARgAMgUIABCABDIFCAAQgAQyBQgAEIAEMgYIABAFEB4yBggAEAgQHjoECAAQQzoGCAAQBxAeOggIAB
CABBCxAzoLCAAQgAQQsQMQgwE6BAgAEAM6CAgAELEDEIMBOgoIABCxAxCDARBDUMEFWINdYMFuaABwAHgAgAGaBIgB8zSSAQwwLjUuNS4xMS4xLjGYA
QCgAQGqAQtnd3Mtd2l6LWltZ8ABAQ&sclient=img&ei=xcOLYb3nPMuIjuMPm5iygAg&bih=625&biw=1366&rlz=1C1CHBD_enID915ID915#imgrc=1jledwYa3XpSLM
DAFTAR PUSTAKA
https://www.amongguru.com/materi-ipa-kelas-9-smp-kurikulum-2013-teknologi-reproduksi-hewan/
(10/11/2021, 21:12 WIB)