Anda di halaman 1dari 2

DESKRIPSI CEMARA UDANG

( Casuarina equisetifolia)

Oleh Kelompok 5 : - Debora Purba (193010404022)

- Fransiska Manurung (193010404013)

- Suzet Rotua Tasya Nababan (193010404006)

Cemara udang di beberapa daerah disebut juga cemara laut. Dalam bahasa Inggris, pohon
ini dikenal dengan nama Beach she-oak dan Iron wood, karena kayu pohon ini dikenal sangat
ketika pohon ini sudah tua. Pohon ini juga dikenal dengan nama Horsetail She-Oak karena
kumpulan daunnya yang menyerupai rambut pada ekor kuda. Pohon ini merupakan tanaman asli
Asia Tenggara dan Australia Utara. Namun, tanaman ini mulai disebarkan ke berbagai belahan
dunia yang beriklim tropis dan sub tropis.

Pohon cemara udang, adalah tumbuhan berbunga dan berkayu dari famili Casuarinaceae.
Berbeda dengan jenis cemara lain yang hidup di dataran tinggi yang dingin, cemara udang justru
hidup di daerah pesisir dengan pantai berpasir yang suhu udaranya lebih tinggi. Spesies ini juga
toleran terhadap garam, sehingga angin pesisir yang banyak mengandung garam tidak akan
mengganggu kehidupan spesies ini. Pohon ini bahkan mampu tumbuh di substrat yang lebih
keras daripada pasir, seperti bebatuan karang dan mampu mentoleransi ph antara 5,0-7,7. Pohon
yang mampu tumbuh hingga 45 m ini juga toleran terhadap tanah yang tercemar limbah.

Klasifikasi cemara udang secara taksonomis adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Hamamelididae

Ordo : Casuarinales

Famili : Casuarinaceae

Genus : Casuarina

Spesies : C. equisetifolia

Pohon cemara udang memiliki daun yang kecil, silindris, dan bersisik, biasanya berwarna
hujau muda hingga keabu-abuan. Batang pohon ini tertutupi oleh kulit kayu yang keras dan
bertekstur kasar. Batang pohon ini berwarna coklat kemerahan hingga abu-abu. Akar dari pohon
ini sangat rapat, yang digunakan untuk mencengkeram substrat yang tidak stabil seperti pasir.
Akarnya yang kuat juga dapat menopang pohon ini untuk tetap tegak ketika terjadi badai di
kawasan pesisir, dan bahkan struktur pohon ini mampu menahan angin yang kencang, sehingga
melindungi daerah di belakangnya dari ancaman angin.

Pohon cemara udang kebanyakan ditanam di sepanjang pantai untuk menahan kekuatan
angin yang menerpa daerah pesisir dan untuk meneduhkan kawasan pesisir. Tanaman ini juga
berguna untuk menahan erosi dan membantu proses nitrifikasi di dalam tanah, karena perakaran
tanah ini bersimbiosis dengan mikroba yang mengikat nitrogen. Pohon ini juga ditanam di
kawasan reklamasi untuk membantu menstabilkan tanah di kawasn tersebut. Selain itu, pohon ini
juga dikenal mampu menghasilkan pembakaran yang baik, sehingga di berbagai kawasan pohon
ini dijadikan sebagai kayu bakar. Sifat pohon ini yang mampu tumbuh dengan cepat, mudah
diperbanyak, dan mampu tumbuh dari pokok batang yang sudah ditebang menjadikan pohon ini
sering kali dikultur untuk dimanfaatkan kayunya atau hanya sekedar untuk rehabilitasi kawasan
pesisir. Pohon yang dimanfaatkan kebanyakan adalah pohon yang masih mudah, karena pohon
cemara udang yang sudah tua memiliki batang yang sangat keras, dan bahkan dikenal mampu
membengkokkan mata gergaji dan paku. Pohon ini juga dijadikan sebagai bonsai bagi para
hobiis dan bonsai cemara udang yang dikenal paling baik dan berharga tinggi adalah spesimen
bonsai asal Indonesia yang sekarang dikultur di Taiwan.

Cemara udang juga menyediakan tempat bersarang bagi beberapa jenis biota, terutama
burung. Pohon dapat menyediakan privasi dan perlindungan bagi burung dari keadaan alam yang
ekstrim maupun dari pemangsa. Daun dari pohon ini juga mampu menangkap partikel garam
yang menguap dan terbawa angin, sehingga tanah dibarisan tanaman ini akan terlindung dari salt
spray (transport uap air yang mengandung garam melalui angin). Namun, spesies ini
menimbulkan beberapa permasalahan di daerah sub-tropis, dimana tanaman ini tumbuh dengan
sangat cepat dibandingkan dengan tanaman local yang ada di kawasan tersebut, sehingga dapat
mengancam pertumbuhan dan kehidupan spesies local karena spesies ini lebih kompetitif. Selain
itu serbuk sari yang dihasilkan tanaman ini juga mampu menimbulkan alergi dan iritasi bagi
masyarakat di iklim sub-tropis.

Anda mungkin juga menyukai