Anda di halaman 1dari 39

(Lanjutan )

ARSITEKTUR POHON
PENDAHULUAN

 Arsitektur pohon merupakan bidang baru kajian


dendrologi terutama dalam pengenalan pohon-
pohon yang terdapat pada hutan tropis

 Analisis arsitektur pohon terfokus pada analisis


struktur vegetasi aerial dari pohon hutan

 Arsitektur pohon yang terdapat pada suatu


pohon terbentuk karena faktor genetik dan
faktor lingkungan
 Arsitektur pohon menggambarkan
keseimbangan antara proses pertumbuhan
endogen dan eksogen

 Analisa arsitektur suatu pohon sangat esesial


sebagai pendekatan dinamika perkembangan
tumbuhan
ARSITEKTUR POHON

 BERSIFAT MANTAP PADA TINGKAT SPESIES/JENIS & DI


BAWAH KEADAAN ALAMI → PENTING DALAM
PERISALAHAN DIAGNOSTIK

 PADA TINGKAT GENERA/MARGA: ARSITEKTUR SERING


KONSTAN, NAMUN GENERA YG POLYMORPHY TIDAK
JARANG
Perkembangan batang pokok

 Perkembangan simpodial: perkembangan


batang pokok (utama) yang terbagi dua atau
lebih → batang simpodial
 Perkembangan monopodial: perkembangan
batang pokok yang tidak terbagi → batang
monopodial
Letak cabang

 Percabangan ritmik: apabila beberapa cabang tumbuh


pada ketinggian tertentu pada batang pokok secara
berulang dengan jarak antara kelompok cabang yang
satu dengan kelompok cabang berikutnya jelas terlihat
 Percabangan menerus: apabila satu cabang tumbuh
pada ketinggian tertentu pada batang pokok diikuti
cabang-cabang lain, demikian seterusnya dan tidak jelas
berulangnya
Arah pertumbuhan cabang

 Cabang ortotropik: arah pertumbuhannya


menuju ke atas dan bagian kuncup ujung
cabang ataupun ujung ranting tampak
menghadap ke atas
 Cabang plagiotropik: arah pertumbuhannya
menuju ke samping dan kuncup ujung
menghadap ke samping atau terkulai ke
bawah
Pembagian meristem cabang atau
ranting
 Cabang simpodial: pertumbuhannya terbagi
dua atau lebih pada setiap modul, atau
cabang tumbuh terminal kemudian cabang
berikutnya tumbuh pada bagian bawah
ujungnya
 Cabang monopodial: pertumbuhan cabang
terus berlanjut pada satu cabang, tanpa
meristem yang terbagi
Apa yang diperoleh dari suatu model arsitektur
pohon ?

 Tipe pertumbuhan : berirama; langsung


 Pola percabangan : ada/tidak cabang
vegetatif; ada/tidak cabang lateral/terminal;
ada/tidak monopodial/simpodial;
 Diferensiasi morfologi dari titik tumbuh :
ortotrof/plagiotrof
 Letak posisi alat-alat seksual tumbuhan :
terminal/lateral
PERANAN ARSITEKTUR POHON :

1. Alat bantu identifikasi


2. Alat bantu penentuan Estetika Landscape
dengan vegetasi
3. Membantu keberhasilan program
pembiakan vegetatif
4. Memperjelas profil diagram
Alat bantu identifikasi

 Model arsitektur pohon ditentukan oleh faktor-faktor


genetis dan hampir tidak dipengaruhi oleh lingkungannya.
Walaupun suatu sp pohon telah gugur daunnya masih
dapat ditentukan model arsitekturnya
 Model arsitektur bersifat tetap pada tingkat species, maka
sifat tersebut memiliki identifikasi yang tinggi
 Pengetahuan model arsitektur pohon jg dapat
dipergunakan untuk mengidentifikasi pohon yang tinggal
batangnya saja, misalnya karena ditebang, karena biasanya
pangkal batang yang bekas ditebang (trubusan) dapat
menumbuhkan tumbuhan baru atau biasa disebut reiterasi.
Dari tumbuhan baru inilah maka dapat dipelajari model
arsitekturnya
Alat bantu penentuan Estetika
Landscape dengan vegetasi
 Dari ke-21 model arsitektur yang telah ditemukan dapat
diketahui model mana yang memiliki cabang-cabang
mendatar, mana yang ortotropis, Mana yang simpodial
atau mana percabangan yang bertingkat-tingkat,
sehingga masing-masing ciri tersebut dapat
menampilkan bentuk tajuk yang bermacam-macam
 Ada yang seperti pagoda, bulat, payung, kerucut, kipas
dan lain sebagainya
 Dengan demikian seorang perencana landscape dapat
memilih model mana yang diinginkan dan digabung
dengan model lainnya, sehingga secara keseluruhan
akan menampilkan suatu bentuk pemandangan yang
serasi dan menarik
Membantu keberhasilan program
pembiakan vegetatif
 Modelm arsitektur pohon merupakan model-model
pertumbuhan yang ortotropis dan plagiotropis,
pemunculan cabang dan sifat pertumbuhannya. Hal
ini sangat penting diketahui untuk membuat atau
membangun kebun pangkas yang dapat
menghasilkan bahan stek sehingga membantu
keberhasilan perkembangbiakan secara vegetatif
 Dengan mempelajari model arsitektur pohon maka
dapat diketahui bagian batang atau cabang mana
yang memiliki jaringan meristem yang paling aktif,
sehingga pembiakan vegetatif dapat berhasil
Memperjelas profil diagram

 Dalam membuat profil diagram akan terasa


lebih hidup bila dalam melakukan analisa
vegetasi telah menguasai pengetahuan model
arsitektur pohon, karena setiap jenis pohon yang
dijumpai dapat digambar sesuai dengan
modelnya, sehingga akan bersifat lebih
informatif
 Model arsitektur pohon dapat membantu dalam
upaya pembinaan dan pengembangan habitat
suatu satwa seperti burung, lutung, kera ekor
panjang dalam melakukan aktivitas seperti
makan, bermain, beristirahat dan sebagainya.
 Sifat mantap dan tetap yang dimiliki arsitektur pohon
pada tingkat spesies dapat dipergunakan untuk
mempelajari jenis dan model arsitektur yang disukai
suatu satwa dalam menunjang aktifitas hidupnya sehari-
hari yaitu dengan memperhaikan frekuensi kehadirannya
pada suatu jenis sehari-hari
 Model arsitektur pohon dapat membantu dalam upaya
pembinaan dan pengembangan satwa terutama satwa
yang hidupnya tergantung pada pohon (arboreal) baik
untuk tidur/bersarang, bermain, bersembunyi, mencari
makan dsb
 Pengetahuan arsitektur pohon dapat pula menunjang
program penanaman jalur-jalur hijau (berfungsi sebagai
habitat burung) di lingkungan kota atau pemukiman
baru.
MODEL ARSITEKTUR POHON
 21 model arsitektur pohon didasarkan atas
jenis-jenis yang terdapat di daerah tropika
 Nama model arsitektur pohon diambil dari
nama botani, misalnya Holttum (botanisi
Inggris), Leeuwenberg (Botanisi Belanda)
dsb.
Model-model Arsitektur Pohon

A. Pohon-pohon tanpa percabangan

1. Model Holttum’s – RE. Holttum – Pepaya


2. Model Corner’s – EJH. Corner – Pisang
kipas, Kelapa
B. Pohon Yang Bercabang

1. Model Tomlinson’s – PB. Tomlinson – Bambu


2. Model Chamberlain’s – CJ.Chamberlain -
3. Model Leuwenberg’s – AJM.Leuwenberg – Pulai, Kamboja, Jarak
4. Model Schoute’s – JC. Schoute
5. Model Kwan-Koribas’s – Kwan Koriba – Pulai daun lebar
6. Model Prevost’s – MF. Prevost – Pulai burung
7. Model Fagerlind’s- Folke Fagerlind
8. Model Petit’s – E.Petit – Lada
9. Model Aubreville’s –Andre Aubreville – Ketapang, Nyatoh, Tembesu
10. Model Scarrone’s – Francis Scarrone – Mangga
11. Model Rauh – Pinus, Karet
12. Model Attim’s –Y.Attims – Cemara laut, Tengar, Bintangur, Bakau
13. Model Nozeran’s – Coklat
14. Model Massart’s – J. Massart – Kapuk, Kayu malam, keruing
benuang, kumpang (Myristica sp)
15. Model Roux’s – J. Roux – Kopi, kenanga. Durian, merawan, berangan
(Castanopsis javanica), nyatoh (Palaquium sp)
16. Model Cook’s -OF.Cook –
17. Model Champagnat’s – P. Champagnat – Bungur
18. Model Mangenot’s – G. Mangenot – empauh (Eugenia sp),
sengkuang (Dracontomelon spp.)
19. Model Troll’s – Flamboyan, Sirsak
Model Koribia

• Batang simpodial dengan beberapa bagian


batang tumbuh secara plagiotropik kecuali satu
diantaranyatumbuh ortotropik
• Batang plagiotropik → cabang, dst
• Batang ortotropik → batang kedua, dst
• Cabang pertama letaknya bertentangan dengan
cabang kedua, dst → zig-zag
Contoh:
a. Alstonia macrophylla,
b. Cerbera manghas, &
c. Homalanthus populneus
Model Kwan Koriba
Model Scarrone

 Batang monopodial, percabangan ritmik


 Cabang simpodial dan ortotropik
Contoh:
a. Pohon mangga (Mangifera indica)
b. Pohon sempur (Dillenia indica)
Model Scarrone
Model Rauh

 Batang monopodial, percabangan ritmik


 Cabang monopodial dan ortotropik
Contoh:
a. Pohon tusam (Pinus merkusii)
b. Pohon benda (Artocarpus elasticus)
c. Pohon nangka (Artocarpus heterophyllus)
d. Gymnostoma sumatranum
e. Pohon karet (Hevea brasiliensis)
f. Pohon turi (Sesbania grandiflora)
g. Quercus spp.
Model Rauh
Model Attims

 Batang monopodial, percabangan tidak ritmik (disebut


cabang menerus) pada batang
 Cabang monopodial dan ortotropik
Contoh:
a. Pohon cemara (Casuarina equisetifolia)
b. Pohon ekaliptus (Eucalyptus spp.)
c. Pohon bakau (Rhizophora spp.)
d. Pohon pidada (Sonneratia caseolaris)
Model Attims
Model Massart

 Batang monopodial & ortotropik, percabangan


ritmik
 Cabang monopodial dan plagiotropik
Contoh:
a. Pohon Agathis spp.
b. Pohon Horsfieldia
c. Pohon Knema
d. Pohon Myristica
e. Pohon Dipterocarpus spp. (keruing)
Model Massart
Model Aubréville

 Batang monopodial dengan pertumbuhan tahap demi tahap


bersamaan dengan pertumbuhan cabang-cabang yang ritmik
 Cabang-cabangnya simpodial yang bersifat terminal.
Perkembangan cabang plagiotropik
 Terkenal dengan istilah percabangan Terminalia / model
Pagoda
Contoh: Ketapang (Terminalia bellirica, T. catappa) & Terminalia
lainnya; Elaeocarpus spp; sesendok (Endospermus diadenum);
tembesu (Fargraea fragrans); tancang (Bruguiera sexangula);
sawo kecik (Manilkara kauki); kayu merah (Palaquium gutta), &
kepuh (Sterculia foetida)
Model Aubreville
Model Troll

 Batang tumbuh plagiotropik


 Cabang-cabang monopodial dan plagiotropik
Contoh:
a. Pohon jeunjing / sengon (Paraserianthes falcataria)
b. Pohon Albizia spp.
c. Pohon angsana (Pterocarpus indicus)
d. Pohon flamboyan (Delonix regia)
e. Pohon belimbing (Averehoa carambola)
Model Troll
Model Prévost

 Batang simpodial dan ortotropik


 Ada batang yang tumbuh proleptik di bagian
bawah percabangan batang utama
 Cabang simpodial dan plagiotropik
Contoh:
a. Pohon pulai hitam (Alstonia angustiloba)
b. Pohon pulai (A. scholaris)
Model Prevost
Model Roux

 Batang monopodial dan ortotropik


 Berbeda dengan model massart, pada model Roux
cabang-cabang pohon tidak ritmik, tetapi menerus pada
batang
Contoh:
a. Pohon kenanga (Cananga odorata)
b. Pohon durian (Durio zibethinus)
c. Dryobalanops
d. Hopea
e. Shorea
Model Roux

Anda mungkin juga menyukai