Anda di halaman 1dari 79

TEKNIK KALIBRASI

&
PERHITUNGAN KETIDAKPASTIAN

08 Oktober 2019
Apa itu Kalibrasi?

Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran


konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur
dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu
telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional
untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan
bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Mengapa dilakukan Kalibrasi?

Tujuan Kalibrasi :

• Mencapai ketertelusuran pengukuran;


• Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai
konvensional penunjukan suatu instrumen ukur;
• Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional
maupun internasional.
Apa manfaat Kalibrasi?
Manfaatnya :

• Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap


sesuai dengan spesefikasinya;
• Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai
industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki;
• Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar
dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Apa hasil dari Kalibrasi?

Hasil Kalibrasi anatar lain :

• Nilai objek ukur;


• Nilai koreksi/penyimpangan;
• Nilai ketidakpastian pengukuran;
• Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi.
Apa syarat dilakukannya Kalibrasi?
Syarat-syaratnya :

• Standar acuan yang mampu telusur ke standar nasional/


internasional;
• Metode kalibrasi yang diakui secara nasional/internasional;
• Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan
sertifikasi dari laboratorium yang terakreditasi;
• Ruangan/tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti
suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran udara,
dan kedap getaran;
• Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungs
baik/tidak rusak.
Pengenalan terhadap

|
Persyaratan
ISO 9001 : 2015
Sasaran

• Memahami persyaratan ISO 9001:2015 (klausul 7.1.5);


• Memenuhi persyaratan ISO 9001 dalam hal pengendalian
terhadap inspeksi, pengukuran dan uji peralatan serta ISO
17025 terkait estimasi ketidakpastian pada kalibrasi.
Istilah-istilah

|
dalam
Pengukuran
Measurement error vs Correction
Hasil dari kalibrasi yang diekspresikan sebagai “correction” atau
“measurement error” dalam sertifikat/laporan kalibrasi.
Correction (koreksi) adalah nilai tambah secara aljabar terhadap
kesalahan pengukuran sebagai pengganti kesalahan secara
sistematik.
Misal :

Nominal/nilai sebenarnya dari pengukuran : 1.000 mm


Nilai pengukuran : 1.002 mm
Measurement error : +0.002 mm
Correction : -0.002 mm
Accuracy vs Precision
 Accuracy (akurasi) adalah kedekatan nilai pengukuran terhadap nilai
sesungguhnya.

 Precision (presisi) adalah derajat keterulangan dari nilai pengukuran

Akurasi tinggi

Akurasi tinggi
C D dan
presisi tinggi Alat ukur yang
menghasilkan
kecederungan

B A kesalahan
berdekatan
adalah lebih
akurat.
Presisi tinggi
Limit of Permissible Error

Limit of permissible error atau atasan kesalahan yang diperbolehkan,


 Tetapkan nilai ekstrim dari kesalahan yang diperbolehkan oleh spesifikasi
untuk pengukuran peralatan.

 Maksudnya adalah untuk memastikan bahwa resiko dalam mengukur


peralatan menghasilkan ketidakberterimaan terhadap batas keberterimaan.

 Kesalahan secara attribut terhadap kalibrasi harus sekecil mungkin.

 Secara ideal, kesalahan yang diperbolehkan untuk kalibrasi peralatan


adalah 1/10 dari toleransi pengukuran yang diperkenankan.

 Sekecilnya, kesalahan yang diperbolehkan untuk kalibrasi peralatan


adalah 1/3 dari toleransi pengukuran yang diperkenankan.
Repeatability vs Reproducibility
Repeatability adalah kedekatan antara hasil pengukuran terhadap
pengukur yang sama dan kondisi hasil pengukuran yang sama.

Reproducibility adalah kedekatan terhadap hasil pengukuran dengan


kesamaan pengukur dibawah kondisi pengukuran yang
berbeda.

Bad reproducibility

Bad repeatability Good repeatability Good reproducibility


Calibration Technique & Uncertainty Measurement

Rev.01

Resolution vs Sensitivity

Resolution Sensitivity
Ekspresi  Perubahan nilai minimum dari alat
secara ukur yang dapat dipercaya;
kuantitatif dari
 Perubahan kecil dalam pengukuran
kemampuan
pengukuran untuk secara kuantatif yang menghasilkan
membedakan petunjukpergerakan secara jelas;
keberartian antara
 Berdasarkan kemampuan alat ukur
nilai yang berdekatan
diukur secara untuk mendeteksi perubahan kecil
kuantitatif secara kuantitatif.
Measurement capability

Measurement capability (kemampuan dari pengukuran)

 Sebagai petunjuk terhadap kemampuan alat ukur mendapatkan hasil yang


diperlukan.
 Sangat dipengaruhi oleh dua faktor penting :
1. design of equipment
2. measurement uncertainty
Program

|
Kalibrasi
yang Efektif
Faktor Penting untuk Dipertimbangkan
 Manajemen terhadap pengukuran peralatan bukanlah tugas yang
sederhana khususnya jika menyangkut ratusan atau ribuan
meteran/ukuran.
 Ada 6 faktor yang tercakup dalam membangun program kalibrasi yang
efektif, yaitu sebagai berikut :
 Ketersediaan dana untuk kalibrasi;
 Berapa kali kalibrasi meteran dilakukan;
 Berapa banyak waktu kerja dihasilkan dengan setiap meteran untuk
memutuskan sekalipun digunakan alat pendukung;
 Bagaimana kritikal pengukuran terhadap mutu;
 Dimana kalibrasi akan dilakukan (di dalam atau di luar);
 Bagaimana menjaga informasi dari kalibrasi (secara manual atau
software).
 Program kalibrasi yang baik adalah investasi yang dapat mengurangi
sisa/scrap & meningkatkan mutu produk
Sistem Manajemen Kalibrasi

1. Prosedur terdokumentasi (2nd & 3rd level);

2. Master list/daftar induk alat ukur & jadwal kalibrasi;

3. Pelatihan kalibrasi personal;

4. Memelihara rekaman kalibrasi;

5. Master/induk kalibrasi (persyaratan mampu telusur);

6. Pengendalian lingkungan untuk kalibrasi;


7. Metoda recall/penarikan kembali kalibrasi;
8. Usaha perlindungan kalibrasi secara jujur;
Sistem Manajemen Kalibrasi

9. Verifikasi pemakaian pada waktu yang pendek


(tambahan);
10. Usaha yang dilakukan jika kalibrasi keluar dari kendali;
11. Pengendalian ketidaksesuaian IMTE (Inspection
Measuring and Test Equipment) & disposisi untuk
produk yang terpengaruhi/affected;
12. Kaji ulang secara berkala/audit untuk
peralatan dan sistem.
Verifikasi Hasil kalibrasi

 Harus ditetapkan permissible error dimana nilainya


tergantung kepada resiko yang dimiliki alat terhadap produk
yang diukur.
 Biasanya, perbandingan permissible error untuk alat ukur
adalah 1/10 (maximum) hingga 1/3 (minimum) dari
toleransi spesifik yang diperkenankan (misal : terindikasi di
gambar teknik atau spek produk)
Kondisi Lingkungan

|
untuk
Kalibrasi
Kondisi Lingkungan
 Kondisi lingkungan adalah salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap pengukuran ketidakpastian;
 Kalibrasi dan pengukuran harus memerhatikan kondisi lingkungan
untuk memastikan hasil pengukuran yang valid;
 Pertimbangkan juga hal-hal seperti perubahan temperatur
ruangan, kelembaban, pencahayaan, getaran,
pengendalian debu, kebersihan, pengaruh
elektromagnetis, dll;
 Faktor-faktor ini secara terus menerus harus dimonitor dan
direkam;
 Jika diperlukan, kompensasi koreksi terhadap alat ukur akan
digunakan terhadap hasil pengukuran.
Pengaruh terhadap Kondisi Lingkungan
Dimensi/ukuran
 Untuk toleransi pengukuran dari +/- 1 mikron, kondisi lingkungan
khsususnya temperatur & kebersihan adalah sangat kritikal.
 Untuk toleransi pengukuran dari 10-25 mikrons, kondisi lingkungan tidaklah
kritikal.
Berat
 10 - 30 kg berat mesin - kondisi lingkungan tidaklah penting.
 3 angka desimal untuk berat mesin - kondisi lingkungan sangatlah kritis,
khususnya aliran udara, getaran, dan kebersihan (dibutuhkan wadah
tertutup).
Kelembaban
 Cairan buffer (standard) untuk pH meter akan dipengaruhi oleh kelembaban
dan temperatur ruangan.
Metode

|
Penetapan Frekuensi
Kalibrasi
Over Calibrating vs Under Calibrating

 Anda tahu bahwa pengukuran dan tes peralatan anda


membutuhkan kalibrasi akan tetapi seberapa sering?

 Over calibrating buang waktu dan uang, tetapi under calibrating


membuat ketidakakuratan pengukuran dan penurunan mutu produk.

 Hanya dengan seleksi metoda kalibrasi yang tepat dan frekuensi


kalibrasi yang dapat memberikan informasi seberapa sering
kalibrasi harus dilakukan agar peralatan tetap akurat dan proses
tetap dalam alur yang semestinya.
Menetapkan Interval Kalibrasi
 Setiap alat ukur memerlukan frekuensi kalibrasi yang unik yang ditetapkan
oleh masing-masing personal yang berwenang.
 Aturan main tidak dibutuhkan.
 Biasanya ditetapkan tidak lebih dari dua tahun.
 Faktor–faktor yang mempengaruhi waktu kalibrasi :
1. Rekomendasi dari suplier peralatan atau norma dari industri
2. Tergantung dari frekuensi pemakaian
3. Kritikal dari pengukuran
4. Sejarah atau kecenderungan dari kestabilan peralatan
5. Tergantung kepada peraturan yang berlaku (misal jembatan timbang
untuk palm oil)
6. Tergantung kepada permintaan pelanggan
7. Derajat sensitifitas & daya tahan pemakaian alat
Petunjuk Umum Penentuan Waktu Kalibrasi

 Shorten – Jika peralatan ditemukan terlalu sering keluar


dari kalibrasi (out of calibration)

 Lengthen – Hasil kalibrasi sebelumnya menunjukkan bukti


bahwa akurasi terhadap peralatan dipelihara setelah beberapa
kali Kalibrasi. Pengukuran yang seksama harus di perhatikan.

 Maintain – Jika interval kalibrasi adalah persyaratan yang


telah ditetapkan.
Metoda Recall dalam Kalibrasi

1. Waktu kalender dilalui – gunakan pendekatan teknik untuk


memperkirakan waktu kalibrasi dalam periode tertentu.

2. Metering seluruh penggunaan – ambil peralatan yang


digunakan pertimbangkan seperti jumlah jam dalam peralatan
dinyalakan.

3. Pemakai secara nyata pengukuran dan uji – metode ini untuk


menghitung sejumlah pengukuran yang telah dilakukan untuk
menetapkan kebutuhan kalibrasi.
Calibration Technique & Uncertainty Measurement

Rev.01

Metoda Recall dalam Kalibrasi


4. Metode statistika – metode ini menggunakan SPC (statistical process
control) teknik seperti halnya grafik pergeseran jarak untuk
menjustifikasi apakah kalibrasi diperlukan atau tidak. Dengan kata lain,
interval kalibrasi adalah tidak tetap dan tergantung terhadap
performance peralatan.

Contoh :
Ketidakpastian

|
Pengukuran
Konsep Dasar Pengukuran

 Tujuan pengukuran adalah menentukan nilai besaran ukur


 Hasil pengukuran merupakan taksiran nilai besaran ukur
 Karena hanya merupakan taksiran maka setiap hasil
pengukuran selalu mengandung kesalahan
 Terdapat dua komponen kesalahan pengukuran, yaitu :

 Kesalahan acak; dan


 Kesalahan sistematik
Definisi Kesalahan Acak
 Hasil satu pengukuran dikurangi dengan nilai rata-rata dari sejumlah
besar pengukuran berulang terhadap besaran ukur yang sama dalam
kondisi pengukuran tertentu

e1 e3
e4
e2 e6
e5
x1 x4
x2  x5x6 x3
 Nilai kesalahan acak tidak dapat dikoreksi karena bervariasi dari satu
pengukuran ke pengukuran lainnya, mis: kesalahan manusia, metode
yang digunakan, efek lingkungan, dll.
Definisi Kesalahan Sistematik
 Nilai rata-rata dari sejumlah besar pengukuran berulang terhadap besaran
ukur yang sama dalam kondisi pengukuran tertentu dikurangi nilai benar
besaran ukur tersebut.

esistematik

xtrue x

 Dalam pengukuran, taksiran nilai benar diberikan oleh nilai dalam


sertifikat kalibrasi alat ukur atau standar pengukuran.
 Taksiran nilai kesalahan sistematik dapat dihitung dari pengaruh besaran
yang dapat dikenali selama proses pengukuran sehingga taksiran kesalahan
sistematik ini dapat dikoreksi dengan suatu nilai koreksi atau faktor koreksi.
Ilustrasi
CD = 100 cm
AB = 101 cm
EF = 102 cm
BERAPAKAH
PANJANG MEJA ??

TIDAK SAMA!
A B
C
D
E F
SEMUA PENGUKURAN
TIDAK PASTI
Pemahaman Dasar tentang Pengukuran
 Hasil pengukuran hanya dikatakan lengkap bila disertai dengan
suatu taksiran rentang dimana nilai benar dari besaran ukur
tersebut diyakini berada di dalamnya
 Parameter yang menyatakan suatu rentang dimana nilai benar
dari besaran ukur tersebut diyakini berada di dalamnya dengan
tingkat kepercayaan tertentu disebut dengan
KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
 Dapat ditaksir berdasarkan hasil pengamatan terhadap
perilaku besaran ukur selama proses pengukuran
dilakukan
 Memahami dan mendokumentasi ketidakpastian pengukuran
adalah kunci dari kalibrasi alat.
Penafsiran Pengukuran Ketidakpastian
 Ketidakpastian pengukuran adalah faktor yang mungkin ada
atau tidak ada.
Misal.
Nilai gauge block sebenarnya : 1.000mm
Nilai pengukuran gauge : 1.001 mm
block Ketidakpastian : +/- 0.002 mm
pengukuran

 Kita tidak yakin meskipun pengukuran dari gauge block adalah


1.002 mm atau 0.998 mm atau terletak diantaranya. Nilai
sesungguhnya mungkin 1.001mm.
Sumber Ketidakpastian
 Standar atau acuan
 Benda ukur (measurand)
 Peralatan
 Metode pengukuran
 Kondisi lingkungan
 Personil pelaku pengukuran

Sumber-sumber lain yang timbul, antara lain dari :


 Definisi besaran ukur yang tidak memadai,
 Nilai tetapan yang digunakan dalam perhitungan
 Keterbatasan teknik perhitungan
 Perbedaan hasil pengamatan berulang pada kondisi yang sama
Kesalahan pemakaian alat ukur, kesalahan program komputer, kesalahan pemindahan data,
kesalahan model besaran ukur bukan merupakan sumber ketidakpastian melainkan penyebab hasil
p76engukuran yang SALAH
Jenis Ketidakpastian

 Ketidakpastian baku (Standard Uncertainty) :


ketidakpastian yang timbul karena efek individual dan
dinyatakan secara numerik
 Ketidakpastian gabungan (Combined Standard Uncertainty) :
ketidakpastian yang dihasilkan dari penggabungan
ketidakpastian baku (individu)
 Ketidakpastian diperluas (Expanded Uncertainty) :
 Nilai Ketidakpastian Gabungan x faktor pencakupan
 Juga dikenal dengan ketidakpastian yang dilaporkan
Ketidakpastian baku
 Tipe A
Berdasarkan analisa statistik dari serangkaian pengamatan :
Contoh : Menghitung standar deviasi standar dari rata–rata
serangkaian pengamatan yang independen.

 Tipe B
Berdasarkan pertimbangan ilmiah menggunakan seluruh informasi
relevan yang tersedia, yang mencakup antara lain :
 Spesifikasi peralatan pabrik
 Data dari laporan kalibrasi
 Ketidakpastian yang didapat dari data handbook sebagai petunju
 Pengalaman atau pengetahuan umum dari sifat dan
karakteristikyang terkait dengan bahan atau alat
 Data pengukuran sebelumnya
Ketidakpastian tipe A

 Dalam suatu proses pengukuran ketidakpastian ditaksir


dari pengamatan terhadap n sampel besaran ukur Xk

 Dari n sampel besaran ukur Xk, ketidakpastian


baku dapat dihitung dengan:

⌢ s
u( X )  s( X )
 n

s( X ) adalah simpangan baku rata-rata eksperimental


Evaluasi Ketidakpastian Baku Tipe A
n


 Nilai rata-rata dari n sampel
x  kx1
kn


i
i1(x  x)
2
 Simpangan baku sampel s
n 1

s
Ketidakpastian Baku : u
n
Ilustrasi ketidakpastian baku tipe A
Panjang
meja: AB =
SIMPANGAN BAKU 101 cm; CD =
=1 cm 100 cm; EF = NILAI RATA-RATA
102cm =101 cm

KETIDAKPASTIAN BAKU
TIPE A=0.58 cm
Keterbatasan dari metode evaluasi tipe A
 Seluruh kontribusi variasi yang terjadi harus diobservasi.
Artinya variasi harus dikumpulkan sesering
mungkin untuk mendapatkan variasi yang sering
muncul, dan selama mungkin untuk
mendapatkan variasi yang jarang muncul.
 Evaluasi tipe A menyita pekerjaan, tidak ada
jaminan semua variasi yang terjadi teramati,
dan tidak ada kepastian bahwa pengambilan
sampel yang didapat mewakili seluruh
variasi yang ada.
Evaluasi ketidakpastian baku tipe B
 Evaluasi tipe B membolehkan menggunakan semua informasi yang
ada, seperti pengetahuan sebelumnya, spesifikasi pabrik dan
informasi dari sertifikat kalibrasi, yang mengestimasi
ketidakpastian secara cepat dan dengan biaya yang efektif
 Evaluasi tipe B menghitung batasan (limit) variasi disebabkan
oleh sumber ketidakpastian, menghitung sebaran variasi antar limit
dan menggunakan informasi ini untuk menghitung ketidakpastian
 4 distribusi yang paling terkenal adalah :
Normal , Rectangular, Triangular & U-shaped
Normal distribution
 Digunakan untuk asumsi ketidakpastian yang menyatakan
tingkat kepercayaan tertentu (95% atau 99%)
 Ketidakpastian baku adalah pembagian ketidakpastian tersebut
dengan faktor cakupan yang tepat berdasar table distribusi-t,
atau : u = U / k
 Dimana U adalah ketidakpastian bentangan untuk tingkat
kepercayaan tertentu dan
k adalah faktor cakupan
(coveragefactor)
  2    2
Batas tingkat kepercayaan 95% Batas tingkat kepercayaan 95%

Interval kepercayaan 95%


Bentuk distribusi normal
Contoh distribusi normal tipe B

 Dalam sertifikat kalibrasi anak timbangan standar tercantum


nilai ketidakpastian untuk tingkat kepercayaan 95%
adalah 0.01 mg dengan faktor cakupan k = 2

 Dari data dalam sertifikat kalibrasi standar tersebut


maka ketidakpastian baku dapat ditaksir dengan :

u = (0.01 mg)/2 = 0.005 mg


Rectangular distribution
 Distribusi Rectangular digunakan jika limit variasi telah
diketahui, tetapi tidak ada informasi tentang distribusi
antara limit ini (nilai besaran ukuran berada disemua
tempat dalam rentang tersebut)
 Biasanya kasus seperti ini ditemukan pada sertifikat
yang dikeluarkan pabrik pembuat alat
 Estimasi ditentukan dari rentang /
maksimum range (± a) tanpa
mengetahui bentuk
distribusinya
Rentang

Setengah rentang (a)


Bentuk distribusi rectangular
Contoh distribusi rectangular tipe B

 Resolusi timbangan yang digunakan untuk menimbang


sampel obat adalah 0.01 mg

0.01 mg

0.005 0.01 0.005


-a +a

a = + (0.01 mg)/ 2 = + 0.005 mg


u = a / 3 = + 0.00287 mg
Triangular distribution
 Distribusi Triangular digunakan ketika diketahui adanya
kemungkinan yang lebih besar nilai dekat dengan nilai rata-2
daripada yang menjauhi (dekat batas, berkurang menuju 0)
 Akan lebih nyaman mengestimasi lebar dari variasi dengan
menghitung limit tertentu daripada sejumlah standar devisasi.
Contoh : kebisingan dan vibrasi
 Estimasi ditentukan dari rentang/
maksimum range (± a) digambarkan
dengan distribusi simetris

Rentang

Setengah rentang (a)


Bentuk distribusi triangular
Contoh distribusi triangular tipe B

 Dalam pemantauan suhu ruangan kalibrasi tercatat bahwa


suhu ruangan tersebut selalu berada dekat dengan
pusat dari rentang 20 + 2 0C

 Sehingga setengah rentang diberikan oleh a


= + 20C

u = a / 6 = + 0,816 0C
-a +a
20-2 20 20+2
U-shape distribution
 Digunakan jika diketahui kemungkinan nilai lebih dekat terhadap
limit variasi daripada di sekitar nilai rata – rata. Distribusi ini
kelihatannya jarang terjadi, namun sebetulnya sangat umum
karena distribusi U-shaped mengikuti fungsi gelombang sinus.
 Pengaruh siklus, seperti variasi temperatur, biasanya mengikuti pola
gelombang sinus. Temperatur sering sebagai pengaruh yang
membatasi saat mengukur dimensi sehingga distribusi U-shaped
adalah penting untuk diketahui
 Estimasi ditentukan dari rentang /
maksimum range (± a) sbb:

Rentang

Setengah rentang (a)


Bentuk distribusi U-shaped
Contoh distribusi u-shape tipe B

 Dalam pemantauan suhu ruangan kalibrasi tercatat bahwa


suhu ruangan tersebut selalu berada pada daerah batas
dari rentang 20 + 2 0C

 Sehingga setengah rentang


diberikan oleh a = + 20 C

u = a / 2 = + 1.41 0C -a +a
20-2 20 20+2
Jenis distribusi dan formula ketidakpastian tipe
B
Memilih teknik yang benar

 Pemilihan antara evaluasi tipe A dan tipe B tergantung pada


informasi yang tersedia.
 Evaluasi tipe A lebih disukai jika data percobaan tersedia.
 Sebaliknya, tipe B adalah lebih cepat dan lebih mudah
digunakan, khususnya bila sebuah perusahaan ingin
mengetahui secara kasar ketidakpastian alat ukur
 Sehingga, mulailah dari evaluasi tipe B dan setelah
kontribusi relatif ketidakpastian dipahami, ubah
beberapa dari kontribusi yang utama ke
evaluasi tipe A jika tidak cukup yakin pada
nilai estimasi tipe B.
Contoh identifikasi sumber ketidakpastian
 Dapat menggunakan “Fishbone Diagram” untuk proses pengukuran
yang melibatkan banyak besaran, berikut adalah metodenya :
1. Tentukan persamaan matematis yang mewakili proses
pengukuran
Contoh : Penentuan densitas cairan dengan metode penimbangan
Model matematisnya :
Calibration Techniqe & Uncertainty Measurement

Contoh identifikasi sumber ketidakpastian


Rev.01

2. Tentukan faktor lain yang mempengaruhi pengukuran ke “Fishbone”


diagram, cabang dari cabang utama (perhatikan langkah dalam
metode pengukurannya)
 Metode pengukuran densitas menggunakan labu
ukur terkalibasi dan pengukurannya dilakukan
berulang (n kali)
 Dari proses tersebut, kontribusi
ketidakpastiannya adalah :
Kalibrasi timbangan
Repeatibility penimbangan
Kalibrasi labu ukur
Repeatibility pengukuran volume
Pengaruh temperature terhadap kapasitas labu
ukur
Contoh identifikasi sumber ketidakpastian
3. Tambahkan semua faktor kontribusi lain yang signifikan di setiap
cabang sehingga tercakup semuanya
Dari sumber ketidakpastian yang teridentifikasi, ada faktor berikut :
 Sertifikat kalibrasi timbangan (Ketidakpastian sertifikat timbangan dan drift
timbangan dari riwayat kalibrasi timbangan)
 Sertifikat kalibrasi labu ukur (Ketidakpastian sertifikat kalibrasi labu ukur
dan drift timbangan dari riwayat kalibrasi labu ukur)
 Pengukuran temperature lingkungan
(Ketidakpastian dari sertifikat
kalibrasi thermometer dan
sebaran temperature ruangan
hasil monitoring)
Contoh identifikasi sumber ketidakpastian
4. Klasifikasikan komponen ketidakpastian yang berkaitan dengan
sumber tersebut untuk menentukan metode evaluasinya

Sumber Ketidakpastian Tipe Sumber Data

Repeatibility (misi dan mkosong) A Pengukuran sebanyak 10X (kosong & isi)

Kalibrasi Timbangan (U95 & Drift) B Sertifikat Kalibrasi Timbangan

Kalibrasi Labu Ukur (U95 & Drift) B Sertifikat Kalibrasi Labu Ukur

Sebaran Suhu A Pengukuran temperature 5 kali


Kalibrasi Termometer (U95 & Drift) B Sertifikat Kalibrasi Termometer
Evaluasi ketidakpastian baku gabungan
 Apabila suatu besaran ukur y dapat dinyatakan
sebagai fungsi dari besaran masukan x1, x2, …, xn
 Maka ketidakpastian baku gabungan dari besaran ukur y,
yaitu uc(y) dapat dinyatakan sebagai fungsi dari
ketidakpastian baku dari masing-masing besaran masukan,
u(x1), u(x2), … u(xn) dengan relasi sebagai berikut:

 Bila masing-masing besaran masukan tersebut


tidak berkorelasi
Contoh ketidakpastian baku gabungan
 Dapat diperoleh dengan menggabungkan ketidakpastian
baku masing-masing, yang diperoleh dari evaluasi tipe A
atau tipe B, menggunakan metoda biasa untuk
menggabungkan deviasi standar
 Contoh :
Ketika mengkalibrasi micrometer, Ketidakpastian
baku Diidentifikasikan, sebagai berikut :
1. Ketidakpastian karena kesalahan manusia (X) :
+/- 0.001 mm
2. Ketidakpastian karena lingkungan (Y) : +/- 0.001
mm Maka Ketidakpastian Baku Gabungan :
Evaluasi ketidakpastian diperluas
 Ketidakpastian diperluas dari besaran ukur, yaitu U dapat
dinyatakan sebagai fungsi dari ketidakpastian baku gabungan
dengan relasi U = k x uc(y)

 Dimana k merupakan faktor cakupan yang diperlukan


untuk mencapai tingkat kepercayaan tertentu

 Apabila fungsi rapat kemungkinan dari besaran ukur


diasumsikan memiliki bentuk distribusi normal, maka

k = 1, untuk tingkat kepercayaan 68,3%


k = 2, untuk tingkat kepercayaan 95%; dan
k= 3, untuk tingkat kepercayaan 99%
Perlunya tingkat kepercayaan
 Ketika kita melakukan kalibrasi, penting untuk
mempertimbangkan “Seberapa yakin tingkat kepercayaan kita
terhadap hasil pengukuran adalah dekat dengan nilai
sebenarnya”

 Selalu ada kemungkinan bahwa nilai pengukuran berbeda


terhadap hasil yang mungkin didapat dikarenakan
ketidakpastian pengukuran.

 Oleh karena itu, kita menggunakan tingkat


kepercayaan/kemungkinan untuk memperkirakan
kemungkinan kesalahan dari nilai pengukuran
Tingkat kepercayaan

 Pemilihan persentase tingkat kepercayaan bergantung pada


kesediaan kita untuk “salah”.

 Tingkat kepercayaan 95% berarti anda yakin 95%, bahwa nilai


tersebut benar dan kalaupun salah hanya sebesar 5%

 Jika persentase tingkat kepercayaan yang kita pilih salah akan


menyebabkan over estimasi atau under estimasi dari
pengukuran ketidakpastian.

 Biasanya, dipilih tingkat kepercayaan 95%. Dalam


beberapa kasus dipilih 99%.
Evaluasi ketidakpastian diperluas

 Dalam sertifikat kalibrasi biasanya digunakan pelaporan


ketidakpastian diperluas pada tingkat kepercayaan
95% artinya: terdapat 5 kemungkinan dari seratus
pengukuran mempunyai nilai diluar rentang
ketidakpastian diperluas yang dilaporkan dalam
sertifikat.

 Dalam sertifikat kalibrasi standar pengukuran atau alat ukur


harus dicantumkan tingkat kepercayaan dan faktor
cakupan yang digunakan dalam perhitungan
ketidakpastian diperluas.
Contoh ketidakpastian diperluas
 Setelah ketidakpastian gabungan dihitung, kita masih tidak bisa
100% percaya bahwa sudah benar, sebab potensi salah masih
ada
 Mengukur ketidakpastian memerlukan perhatian
mempertimbangkan potensi salah dalam hal perluasan
ketidakpastian U = k x (+/- kombinasi ketidakpastian),
dimana k adalah faktor cakupan
Contoh: Pada 95% level kepercayaan, k = 2, kombinasi
ketidakpastian adalah 0.001 mm, perluasan ketidakpastian
adalah 2 x 0.001 mm = 0.002 mm
 Jadi, pada 95% level kepercayaan ketidakpastian adalah
±0.002mm
Ringkasan evaluasi pengukuran ketidakpastian

 Identifikasi kemungkinan kontribusi dari pengukuran


ketidakpastian Pertanyaan “ apakah ada kontribusi lain yang
digunakan untuk proses pengukuran?
 Tetapkan standar ketidakpastian untuk masing-masing komponen
(menggunakan metode tipe A dan B)
 Hitung standar ketidakpastian masing-masing tipe A dan B
 Pilih tingkat kepercayaan
 Tetapkan faktor yang diminta
 Hitung perluasan ketidakpastian
 Pertimbangkan pengaruh perluasan ketidakpastian yang
diperlukan oleh hasil pengukuran terhadap spesifikasi
produk/pelanggan
Contoh format uncertainty budget
Disposisi dari Peralatan

|
& Produk Jika out of
calibration atau out of
tolerance
Alasan umum untuk ketidaksesuaian IMTE

 Out of calibration
 Keterlambatan Kalibrasi

 Segel yang rusak

 Rusak atau tidak dapat


digunakan

 Salah penanganan

 Hasil analisa meragukan


Apa yang disebut dengan out of calibration
Out of calibration : melebihi batas yang diperbolehkan
kesalahan atau melampaui kriteria keberterimaan.

Contoh :
 Toleransi spesifikasi yang diijinkan yang dinyatakan dalam
gambar adalah +/- 0.01mm
 Kesalahan yang dibolehkan untuk alat ukur adalah +/- 0.003 mm
(mengikuti aturan 1/3)

Jika hasil kalibrasi tercantum di sertififkat kalibrasi adalah +/-


0.005mm
Maka alat ukur dinyatakan dalam kondisi :
Out of calibration
Pengendalian ketidaksesuaian IMTE

 Lakukan penarikan dari pemakaian


 Pisahkan dari yang lain yang teridentifikasi sesuai untuk
mencegah penggunaan tidak sengaja. Misal identifikasi
dengan stiker :

 Untuk diperbaiki atau disesuaikan oleh personal yang


kompeten.
Disposisi untuk ketidaksesuaian IMTE
Disposisi yang memungkinkan :
1. Lakukan penyesuaian (adjustment) – rekalibarasi dan stempel untuk
mencegah kekeliruan
2. Jika penyesuaian tidak memungkinkan, dapat dipertimbangkan
untuk kompensasi/faktor pengganti dan lakukan penyesuaian
seperlunya pada metode pengukuran (indikasi jelas & training
jika dibutuhkan)
3. Jika penyesuaian & kompensasi tidak dimungkinkan, turunkan grade
untuk akurasi rendah dan gunakan presisi yang rendah (dengan
indikasi yang jelas)
4. Jika secara keseluruhan tidak berfungsi, peralatan harus ditarik dari
pemakaian dan kirim untuk perbaikan atau jangan digunakan
(scrap)
Metodologi pemisahan produk jika peralatan out
of calibration
 Pemisahan produk dibutuhkan jika terjadi kesalahan pengukuran
(setelah kalibrasi) adalah lebih tinggi atau lebih rendah dari pada
toleransi spesifikasi yang diperkenankan.
 Lihat pada catatan pengukuran untuk pengukuran bias - for
bias of measurement - apakah terdapat pada bagian yang rendah
atau yang tinggi.
 Berikan faktor kompensasi untuk melihat apakah
produk sepertinya keluar dari spesifikasi.
 Sesuaikan fungsi dari produk. Apakah fungsi dipengaruhi
oleh kesalahan pengukuran disebabkan oleh hasil kalibrasi
peralatan yang tidak sesuai (out of calibration) .
Metodologi pemisahan produk jika peralatan out
of calibration

 Tarik kembali produk jika fungsi terpengaruh.

 Diperlukan penetapan pengaruh waktu untuk


menilai berapa banyak penarikan kembali (recall).

 Good practice: untuk menunjuk peralatan/tester tertentu


untuk produk tertentu.

- Batch by batch recall

- Revalidate with calibrated equipment

Anda mungkin juga menyukai